Dokumen tersebut membahas tentang Phantom Limb Pain (PLP) atau nyeri anggota tubuh yang sudah tidak ada. PLP pertama kali dijelaskan oleh para dokter militer pada abad ke-16 dan ke-19. Gejala PLP meliputi persepsi nyeri, tekanan, atau sentuhan pada bagian tubuh yang sudah diamputasi. Sebagian besar pasien amputasi mengalami PLP yang intensitasnya berkurang seiring waktu, meski sebagian kecil
2. Pendahuluan
Phantom Limb Pain (PLP) : Persepsi nyeri
yang dirasakan pada anggota tubuh yang
sudah tidak ada (amputee)
Ambrose Pare, a sixteenth century French
military surgeon
Silas Weir Mitchell, a famous Civil War
surgeon in the nineteenth century,
memberikan istilah baru “phantom limb
pain”
Tidak hanya persepsi nyeri saja, kadang
juga rasa tekan dan sentuh seperti terkena
pakaian
3. Insiden
60-80% insiden phantom limb pain terjadi pada
pasien setelah amputasi
Frekuensi dan intensitas nyeri berkurang seiring
dengan proses perbaikan jaringan
Namun ada 10% pasien, nyeri dirasa semakin berat
Phantom limb pain sering diikuti oleh hyperalgesia
& allodynia
Mekanisme nyeri terjadi pada tingkat tepi
(neuropatik)
Efektivitas lidocaine (Na-channel blocker) dalam
menurunkan nyeri
http://dx.doi.org/10.1097/j.pain.000000000000
1705
4. Mekanisme Phantom Limb Pain
Terputusnya akson saraf memicu
terjadi wallerian degeneration
Muncul Neuroma
(disorganisasi
pertumbuhan sel saraf)
pada saraf tepi, nerve
transection pada klinis
dilaporkan 40-70%
terjadi neuroma
hipersensitisasi
(heterosynaptic & wind
up)
Heterosynaptic =
allodynia & wind up =
hyperalgesia
Reorganisasi korteks
cerebral (korteks sensoris
& motoris)
doi:10.1155/2011/86460
5
5. Frekuensi phantom limb pain
Comoglio, C.C., Mosier, K.M., & Yoshida, K. (2019). An Introduction to Phantom Limb
Pain.
6. Phantom Movement
Fenomena selain “phantom pain” juga didapatkan
adanya “phantom movement”
36% dari 255 pasien amputasi merasakan gerakan
pada segmen yang diamputasi (phantom limb) &
19% spontaneous movement
Phantom movement didapatkan adanya aktivitas
elektris pada saraf tepi dan sensomotor cortex
cerebral
Perubahan kinesthesia (rasa gerak)
30% pasien amputasi terjadi telescoping
Secara bertahap phantom limb dirasakan
memendek (sensory confusion)
Comoglio, C.C., Mosier, K.M., & Yoshida, K. (2019). An Introduction to Phantom Limb
Pain.
9. Radio Frequency Ablation (RFA)
Tingkat kesuksesan = 9 dari 13 pasien (69.2%)
1 pasien hasil cukup, 3 pasien hasil baik, 4 pasien hasil sangat baik dan 5 pasien hasil sempurna (tidak ada keluhan)
2 pasien hasil baik, 6 pasien hasil sangat baik dan 8 pasien hasil sempurna (RLP)
NRS 1.2±1.2 (RLP) & NRS 2.2±1.8 (PLP)
2 minggu perlakuan
Numeric Pain Rating Scale 8.6±1.0 (RLP) & 9.3 ±0.9 (PLP)
7 pasien menderita nyeri dibawah 1 tahun, 6 pasien nyeri 1-5 tahun & 5 pasien nyeri lebih dari 5 tahun
Amputasi ekstremitas atas =5, ekstremitas bawah=13
Total subjek amputasi 18 (11 pria, 7 wanita)
DOI
https://doi.org/10.2147/JPR.S283986