More Related Content
Similar to AKTIVA TETAP (20)
AKTIVA TETAP
- 2. Hak cipta © 2002, Ikatan Akuntan Indonesia
AKTIVA TETAP
Diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
Jalan Sisingamangaraja No. 59
Jakarta Selatan 12120
Telp: (021) 722-2989
Fax : (021) 724-5078
email: iai-info@akuntan-iai.or.id
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ii ED Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
ED PSAK No.
1 6
PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Revisi 2002
- 3. Exposure Draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran-saran dan
masukan untuk menyempurnakan draft ini masih dimungkinkan
sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada 31
Desember 2002. Tanggapan dikirimkan ke:
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jl. Sisingamagaraja No. 59, Kebayoran Baru
Jakarta 12120
Fax: 62-21 724-5078, 724-3620
E-mail: iai-info@akuntan-iai.or.id
Hak Cipta © 2002 Ikatan Akuntan Indonesia
Kopi dari Exposure Draft (ED) ini dibuat dengan tujuan untuk
penyiapan tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan ke
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan ED ini oleh
individu atau organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk
penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indo-
nesia, Jl. Sisingamagaraja No. 59, Kebayoran Baru, Jakarta
12120. Tel. 62-21 722-2989, Fax: 62-21 724-5078, 724-3620,
E-mail: iai-info@akuntan-iai.or.id
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED iiiHak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
- 4. Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
Pengantar
Dewan StandarAkuntansi Keuangan telah menyetujui Exposure Draft
PSAK 16 (Revisi 2002) tentang Aktiva Tetap dalam rapatnya pada
tanggal 28 Agustus 2002 untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh
kalangan anggota IAI, Dewan Konsultatif SAK, Pengurus IAI,
perguruan tinggi dan individu/organisasi/lembaga lainnya yang
berminat.
Tanggapan akan sangat berguna jika menunjukkan paragraf khusus
atau kelompok paragraf yang berhubungan, memaparkan
permasalahannya secara jelas dan alternatif saran yang didukung
dengan alasan.
Exposure Draft PSAK 16 (Revisi 2002):Aktiva Tetap, menggantikan
PSAK 16:Aktiva Tetap danAktiva Lain-Lain, khususnya pada bagian
mengenai perlakuan akuntansi terhadap penilaian kembali aktiva tetap
(revaluasi). Exposure Draft ini juga melakukan penyelarasan dengan
PSAK lainnya seperti dengan PSAK 22: Akuntansi Penggabung-
an Usaha, PSAK 26: Akuntansi Biaya Pinjaman, PSAK 46:
Akuntansi Pajak Penghasilan, PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva,
dan PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi, dan
Aktiva Kontinjensi.
Dalam penyusunan PSAK ini DSAK telah membentuk Tim Kecil
Penyiapan Konsep Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tentang Aktiva Tetap dengan susunan sebagai berikut:
Tim Kecil:
Siddharta Utama (Ketua)
Sri Yanto
Franky Setiawan
Ahmad Juliana
Tim Kecil tersebut melaksanakan tugasnya sejak bulan Juli 2002 dan
telah menghasilkan Konsep Exposure Draft (KED) PSAK tentang
iv ED Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
- 5. Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
Aktiva Tetap. Penyusunan standar ini dilakukan dengan menelaah
dan mengakomodasi berbagai ketentuan yang terkait baik ketentuan
internasional maupun nasional. Beberapa ketentuan tersebut, antara
lain: IAS 16: Property, Plant and Equipment (revised 1998) dan
perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
Selanjutnya Dewan Standar Akuntansi Keuangan juga telah
melakukan pembahasan KED PSAK tentang Aktiva Tetap yang
dihasilkan oleh Tim Kecil tersebut dalam beberapa kali pertemuan
khusus sejak 31 Juli 2002. Dalam rapat DSAK tanggal 28 Agustus
2002, Dewan telah menyetujui konsep tersebut menjadi exposure draft
(ED) untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh para konstituen.
Exposure draft ini disebarluaskan dalam bentuk buku,sisipan dokumen
dalam Media Akuntansi dan home page IAI: http://www.akuntan-
iai.or.id atau http://www.akuntanpublik.org.
Jakarta, 28 Agustus 2002
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Istini T. Siddharta Ketua
Rusdy Daryono Anggota
Osman Sitorus Anggota
Agung Nugroho Soedibyo Anggota
Sudarwan Anggota
Ramzi A. Zuhdi Anggota
Gunadi Anggota
Anis Baridwan Anggota
Ali Darwin Anggota
M. Jusuf Wibisana Anggota
Dudi M. Kurniawan Anggota
Jan Hoesada Anggota
Siddharta Utama Anggota
Gudono Anggota
ED vHak Cipta © 2001 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
- 6. DAFTARISI
Paragraf
PENDAHULUAN ..................................................... 01-06
Tujuan ........................................................................ 01
RuangLingkup ......................................................... 02-05
Definisi ...................................................................... 06
PENGAKUANAKTIVATETAP ............................. 03-13
PENGUKURANAWALAKTIVATETAP .............. 14-21
Komponen Biaya Perolehan..................................... 15-19
Pertukaran Aktiva .................................................... 20-21
PENGELUARANSETELAHPEROLEHAN......... 22-26
PENGUKURANSETELAH
PENGAKUANAWAL .............................................. 27-51
PerlakuanUtama ...................................................... 27
Perlakuan Alternatif yang Diizinkan ....................... 28-39
Revaluasi ............................................................ 29-39
Penyusutan ................................................................ 40
Telaah Masa Manfaat ....................................... 48-50
Telaah Metode Penyusutan ............................... 51
PEMILIHAN NILAITERCATAT-RUGI
PENURUNAN NILAI .............................................. 52-53
PENGHENTIAN DAN PELEPASAN ..................... 54-58
PENGUNGKAPAN .................................................. 59-65
KETENTUAN TRANSISI ....................................... 66
TANGGALEFEKTIF .............................................. 67
ED viiHak Cipta © 2001 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
- 7. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.1Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
PERNYATAANSTANDARAKUNTANSIKEUANGAN
NO.16(Revisi2002)
AKTIVATETAP
Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah
Paragraf Standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya dengan
paragraf penjelasan yang dicetak dalam huruf tegak (biasa). Pernyataan ini
tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material (immaterial
items).
PENDAHULUAN
Tujuan
01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan
akuntansi aktiva tetap. Permasalahan utama dalam akuntansi
aktiva tetap adalah saat pengakuan aktiva, penentuan nilai
tercatat, dan pembebanan penyusutan. Pernyataan ini men-
syaratkan suatu aktiva tetap diakui sebagai aktiva jika memenuhi
definisi dan kriteria pengakuan suatu aktiva dalam Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Ruang Lingkup
02.Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi
aktiva tetap kecuali jika PSAK lain menetapkan atau
mengizinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
03. Pernyataan ini tidak berlaku untuk:
(a) hutan dan sumber daya alam serupa yang dapat diper-
baharui; dan
(b) kuasa pertambangan, eksplorasi dan pengolahan tambang,
minyak, gas alam, dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui lainnya.
Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk aktiva tetap yang
digunakan untuk mengembangkan atau memelihara aktivitas
atau aktiva yang dicakup dalam (a) atau (b), tetapi dapat
dipisahkan dari aktivitas atau aktiva tersebut.
- 8. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.2 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
04. Dalam keadaan tertentu, PSAK mengizinkan peng-
akuan awal nilai tercatat aktiva tetap dengan menggunakan
pendekatan yang berbeda dari yang dijelaskan dalam Pernyataan
ini. Misalnya, PSAK 22 tentang Akuntansi Penggabungan
Usaha, mensyaratkan aktiva tetap yang diperoleh dalam
penggabungan usaha diukur pada awalnya dengan nilai wajar
sekalipun nilai tersebut melebihi biayanya. Namun, dalam
keadaan tersebut, seluruh aspek perlakuan akuntansi lainnya
untuk aktiva tersebut, termasuk penyusutan, ditentukan oleh
ketentuan dalam Pernyataan ini.
05. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13
tentang Akuntansi untuk Investasi, mengizinkan suatu
perusahaan untuk memperlakukan investasi properti sebagai
properti, sesuai dengan Pernyataan ini, atau sebagai investasi
jangka panjang, sesuai dengan PSAK 13.
Definisi
06.Berikut adalah pengertian istilah-istilah yang
digunakan dalam Pernyataan ini:
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang:
(a) dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam
produksi atau menyediakan barang atau jasa, untuk
disewakan, atau untuk keperluan administrasi; dan
(b) diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode.
Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat.
Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount)
adalah biaya perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang
disubtitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan
keuangan, dikurangi nilai sisanya.
Masa manfaat adalah:
(a) periode suatu aktiva yang diharapkan akan diguna-
- 9. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.3Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
kan oleh perusahaan; atau
(b) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan
akan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan
untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau
konstruksi.
Nilai sisa adalah suatu jumlah neto yang diharapkan dapat
diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva setelah
dikurangi taksiran biaya pelepasan.
Nilai wajar adalah suatu jumlah yang digunakan untuk
mengukur aktiva yang dapat dipertukarkan melalui suatu
transaksi yang wajar (arm's length transaction) yang
melibatkan pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai.
Rugi penurunan nilai (impairment loss) adalah jumlah
yang diturunkan dari nilai tercatat hingga menjadi sebesar
nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva.
Nilai tercatat (carrying amount) adalah nilai yang disajikan
dalam neraca setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi rugi penurunan nilai.
PENGAKUANAKTIVATETAP
07.Suatu aktiva tetap harus diakui sebagai aktiva jika:
(a) besar kemungkinan (probable) manfaat ekonomi
masa datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut
akan mengalir ke perusahaan; dan
(b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
08. Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama
aktiva perusahaan, oleh karena itu signifikan dalam penyajian
posisi keuangan. Lebih lanjut, penentuan apakah suatu
- 10. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.4 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
pengeluaran merupakan suatu aktiva atau beban dapat
berpengaruh signifikan pada hasil operasi yang dilaporkan
perusahaan.
09. Dalam menentukan apakah suatu hal memenuhi kriteria
pertama untuk pengakuan, suatu perusahaan harus menilai
tingkat kepastian aliran manfaat ekonomi masa datang
berdasarkan bukti yang tersedia pada waktu pengakuan awal.
Adanya kepastian yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa
datang akan mengalir ke perusahaan membutuhkan suatu
kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan
menghadapi risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia
jika risiko dan imbalan telah diterima perusahaan. Sebelum hal
tersebut terjadi, transaksi untuk memperoleh aktiva dapat
dibatalkan tanpa sanksi yang signifikan, dan jika demikian
kondisinya maka aktiva tidak diakui.
10. Kriteria kedua untuk pengakuan biasanya dapat
dipenuhi langsung karena transaksi pertukaran mempunyai bukti
pembelian aktiva yang mengindefikasi biaya perolehannya.
Dalam keadaan suatu aktiva dikonstruksi sendiri, pengukuran
yang andal atas biaya dapat dibuat dari transaksi dengan pihak
eksternal untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja, dan
masukan lain yang digunakan dalam proses konstruksi.
11. Dalam mengindentifikasi suatu aktiva terpisah dari
aktiva tetap, dibutuhkan pertimbangan dalam mengaplikasikan
kriteria yang ada dalam definisi untuk keadaan khusus atau
jenis perusahaan tertentu. Mungkin tepat untuk menyajikan
secara agregat pos individu yang tidak signifikan (seperti
cetakan, peralatan dan perkakas) dan menerapkan kriteria
tersebut pada nilai agregatnya. Kebanyakan suku cadang dan
peralatan pemeliharaan biasanya dianggap sebagai persediaan
dan diakui sebagai beban pada saat dikonsumsi. Namun, suku
cadang utama dan peralatan siap pakai dikualifikasi sebagai
aktiva tetap jika perusahaan mengharapkan untuk mengguna-
kannya selama lebih dari satu periode. Demikian pula jika suku
cadang dan peralatan reparasi dapat digunakan hanya dalam
- 11. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.5Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
hubungannya dengan aktiva tetap tertentu dan penggunaannya
diperkirakan tidak teratur, maka suku cadang dan peralatan
reparasi tersebut dibukukan sebagai aktiva tetap dan disusutkan
sepanjang periode waktu yang tidak melebihi masa manfaat
dari aktiva yang berhubungan.
12. Dalam keadaan tertentu, adalah tepat untuk mengalo-
kasikan total pengeluaran suatu aktiva pada komponennya dan
membukukan biaya perolehan masing-masing komponen secara
terpisah. Hal ini dilakukan jika komponen aktiva memiliki masa
manfaat berbeda atau menyediakan manfaat bagi perusahaan
dengan pola yang berbeda sehingga memerlukan penggunaan
tarif dan metode penyusutan yang berbeda. Contohnya sebuah
pesawat terbang dan mesinnya harus diperlakukan sebagai
aktiva yang terpisah jika memiliki masa manfaat yang berbeda.
13. Aktiva tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan
atau lingkungan. Perolehan aktiva tetap yang tidak secara lang-
sung meningkatkan manfaat ekonomi masa datang dari suatu
aktiva tetap yang ada, mungkin diperlukan perusahaan untuk
memperoleh manfaat ekonomi masa datang dari aktiva yang
lain. Dalam keadaan ini, perolehan aktiva tetap semacam itu
memenuhi kualifikasi pengakuan aktiva, karena memungkin-
kan diperolehnya manfaat ekonomi masa depan yang lebih dari
aktiva yang berkaitan jika dibandingkan dengan tidak diperoleh-
nya aktiva tetap tersebut. Tetapi, aktiva tersebut hanya diakui
sepanjang hasil nilai tercatat tersebut dan aktiva yang berkaitan
tidak melebihi jumlah yang dapat diperoleh kembali (recover-
able amount) dari aktiva. Sebagai contoh, perusahaan kimia
harus memasang sarana pengendali zat kimia (chemical han-
dling processes) tertentu yang baru untuk memenuhi persya-
ratan lingkungan hidup pada produksi dan penyimpanan bahan
kimia yang berbahaya; peningkatan pabrik yang berkaitan diakui
sebagai aktiva sepanjang dapat diperoleh kembali, karena tanpa
sarana tersebut perusahaan tidak dapat memproduksi dan
menjual bahan kimia.
- 12. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.6 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
PENGUKURANAWALAKTIVATETAP
14.Suatu aktiva tetap yang memenuhi kualifikasi
untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan
sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur sebesar
biaya perolehan.
Komponen Biaya Perolehan
15. Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga
belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh
Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung hingga aktiva tersebut dalam
kondisi siap pakai; setiap potongan dagang dan rabat yang
dikurangkan dari harga pembelian. Contoh biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung adalah:
(a) biaya persiapan tempat;
(b) biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan
dan bongkar-muat (handling costs);
(c) biaya pemasangan (installation costs);
(d) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur; dan
(e) estimasi biaya bongkar-muat dan memindahkan aktiva dan
persiapan lokasi, yang diakui sebagai kewajiban diestimasi
sesuai PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban
Kontinjensi, dan Aktiva Kontinjensi.
16. Jika pembayaran untuk suatu aktiva tetap ditangguhkan
hingga melampaui jangka waktu kredit normal, biaya perolehan
aktiva tersebut adalah setara dengan nilai tunainya; perbedaan
antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban
bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan
perlakuan alternatif yang diizinkan dalam PSAK 26: Akuntansi
Biaya Pinjaman.
17. Biaya administrasi dan overhead umum lainnya bukan
merupakan komponen biaya perolehan aktiva tetap sepanjang
tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan
aktiva atau membawa aktiva ke kondisi siap pakai. Demikian
- 13. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.7Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
pula biaya permulaan (start-up) dan pra-produksi serupa bukan
merupakan bagian biaya perolehan aktiva kecuali biaya tersebut
diperlukan dalam membawa aktiva ke kondisi siap pakai. Rugi
operasi awal yang terjadi sebelum aktiva mencapai kinerja yang
direncanakan diakui sebagai beban.
18. Biaya perolehan suatu aktiva yang dikonstruksi sendiri
ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagai-
mana perolehan aktiva. Jika perusahaan membuat aktiva serupa
untukdijualdalamkeadaanusahanormal,biayaperolehanaktiva
biasanya sama dengan biaya memproduksi aktiva untuk dijual
(lihat PSAK 14: Persediaan). Oleh karena itu, setiap laba in-
ternal dieliminasi dalam menetapkan biaya perolehan tersebut.
Demikian pula biaya dari jumlah yang abnormal dari bahan baku
yang tak terpakai, tenaga kerja, atau sumber daya lain yang
terjadidalammemproduksiaktivayangdikonstruksisendiritidak
dimasukkan dalam biaya perolehan aktiva tersebut. PSAK 26:
Akuntansi Biaya Pinjaman menetapkan kriteria yang harus
dipenuhi sebelum biaya bunga dapat diakui sebagai suatu
komponen biaya perolehan aktiva.
19. Biaya perolehan aktiva yang dimiliki oleh lessee dalam
finance lease ditentukan dengan menggunakan prinsip yang
ditetapkan dalam PSAK 30: Akuntansi Sewa Guna Usaha.
Pertukaran Aktiva
20. Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dengan pertukaran
atau pertukaran sebagian untuk aktiva tetap yang tidak serupa
atau aktiva lain. Biaya perolehan aktiva semacam ini diukur
sebesar nilai wajar aktiva yang diterima, yaitu setara nilai wajar
aktiva yang diserahkan disesuaikan dengan jumlah kas atau
setara kas yang dipindahkan.
21. Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran
aktiva tetap yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa
pada bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang
serupa. Suatu aktiva tetap juga dapat dijual dalam pertukaran
- 14. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.8 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
dengan kepemilikan aktiva yang serupa. Dalam kedua keadaan
tersebut, karena proses perolehan penghasilan (earning pro-
cess) tidak lengkap, sehingga tidak ada keuntungan atau
kerugian yang diakui dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, biaya
perolehan aktiva yang baru adalah nilai tercatat aktiva yang
diserahkan. Tetapi nilai wajar aktiva yang diterima dapat
memberikan bukti penurunan nilai aktiva yang diserahkan.
Dalam keadaaan ini aktiva yang diserahkan diturun-nilai-buku-
kan (written down) dan penurunan nilai buku ini ditetapkan
untuk aktiva baru. Contoh dari pertukaran aktiva serupa
termasuk pertukaran pesawat terbang, hotel, bengkel, dan
properti real estat lainnya. Jika terdapat aktiva lain seperti kas
termasuk sebagai bagian transaksi pertukaran, maka hal ini
menunjukkan bahwa aktiva yang dipertukaran tidak memiliki
suatu nilai yang serupa.
PENGELUARANSETELAHPEROLEHAN
22.Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aktiva
tetap harus ditambahkan pada nilai tercatat aktiva jika
kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan, dalam
bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi dari aktiva
yang ada atau peningkatan standar kinerja, akan mengalir
ke perusahaan. Semua pengeluaran setelah perolehan
harus diakui sebagai beban pada periode yang terjadi.
23. Pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap hanya diakui
sebagai aktiva jika pengeluaran tersebut meningkatkan kondisi
aktiva melebihi standar kinerja semula. Contohnya peningkatan
yang menghasilkan kenaikan manfaat ekonomi masa datang
termasuk:
(a) modifikasi bagian aktiva untuk memperpanjang masa
manfaat, termasuk kenaikan kapasitas;
(b) peningkatan kemampuan mesin untuk meningkatkan
kualitas hasil; dan
(c) penerapan proses produksi baru yang memungkinkan
pengurangan yang signifikan terhadap biaya operasi.
- 15. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.9Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
24. Pengeluaran untuk perbaikan atau pemeliharaan aktiva
tetap yang dilakukan untuk memperbaiki atau memelihara
manfaat ekonomi masa datang yang diharapkan perusahaan
dari standar kineja awal suatu aktiva biasanya diakui sebagai
beban pada saat terjadinya. Contohnya, biaya pemeliharaan dan
reparasi (servicing) atau turun mesin (overhauling) aktiva
biasanya merupakan beban karena merupakan pemeliharaan,
danbukanuntukmeningkatkanstandarkinerjayangdiperkirakan
semula.
25. Perlakuan akuntansi yang tepat untuk pengeluaran yang
terjadi setelah perolehan aktiva tetap tergantung pada keadaan
yang diperhitungkan pada pengukuran awal dan pengakuan
aktiva tetap yang berkaitan dan apakah pengeluaran setelah
perolehan dapat diperoleh kembali. Contohnya, jika nilai tercatat
aktiva tetap telah memperhitungkan kerugian dalam manfaat
ekonomi, pengeluaran setelah perolehan awal yang bertujuan
untuk memperoleh manfaat ekonomi masa datang yang diha-
rapkan dari aktiva tersebut dikapitalisasi selama nilai tercatat
tidak melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Kasus lainnya
terjadi pada saat harga beli aktiva telah mencerminkan kewajib-
an perusahaan untuk melakukan pengeluaran di masa datang
dalam membawa aktiva ke kondisi siap pakai. Contohnya, per-
olehan bangunan yang memerlukan renovasi. Dalam keadaan
ini, pengeluaran setelah perolehan ditambahkan ke nilai tercatat
aktiva sepanjang dapat diperoleh kembali dari manfaat masa
datang aktiva tersebut.
26. Komponen utama dari beberapa jenis aktiva tetap
mungkin membutuhkan penggantian secara teratur. Sebagai
contoh, tungku pembakaran membutuhkan pelapisan ulang (re-
lining) setelah digunakan beberapa kali atau interior pesawat
terbang seperti tempat duduk dan dapur mungkin membutuhkan
penggantian beberapa kali selama usia pesawat. Komponen
tersebut dibukukan sebagai aktiva terpisah karena memiliki masa
manfaat yang berbeda dengan aktiva tetap yang berkaitan. Oleh
karena itu, jika kriteria pengakuan aktiva di paragraf 7 terpenuhi,
pengeluaran yang terjadi dalam mengganti atau memperbaharui
- 16. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.10 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
komponen tersebut diakui sebagai perolehan aktiva yang
terpisah dan aktiva yang diganti tersebut dihapusbukukan.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
PerlakuanUtama
27.Setelah pengakuan awal sebagai aktiva, suatu
aktiva tetap disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.
Perlakuan Alternatif yang Diizinkan
28.Setelah pengakuan awal sebagai aktiva, suatu
aktiva tetap disajikan sebesar nilai revaluasi yaitu nilai
wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan setelah
revaluasi. Revaluasi dilakukan secara teratur sehingga
nilai tercatat tidak berbeda secara material dari nilai
wajarnya pada tanggal neraca.
Revaluasi
29. Nilai wajar dari tanah dan bangunan adalah nilai
pasarnya. Nilai ini ditentukan melalui penilaian yang biasa
dilakukan oleh penilai profesional yang kompeten.
30. Nilai wajar salah satu aktiva dari pabrik dan peralatan
(items of plant and equipment) adalah nilai pasar yang
ditentukan melalui penilaian. Jika bukti mengenai nilai pasar
tidak ada karena keunikan aktiva tersebut dan karena aktiva
tersebut jarang dijual, kecuali sebagai bagian dari suatu usaha
berjalan, aktiva tersebut dinilai sebesar biaya penggantian
tersusutkan (depreciated replacement cost).
31. Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar
dari salah satu aktiva yang akan direvaluasi. Jika nilai wajar
dari aktiva yang direvaluasi berbeda secara material dari nilai
- 17. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.11Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
tercatat, perlu dilakukan revaluasi lebih lanjut. Nilai wajar
beberapa bagian aktiva tetap mungkin mengalami perubahan
secara cepat dan signifikan sehingga perlu dilakukan revaluasi
secara tahunan. Revaluasi yang sering tidak diperlukan untuk
aktiva tetap yang perubahan nilai wajarnya tidak signifikan.
Dalam hal ini, revaluasi setiap tiga atau lima tahun mungkin
memadai.
32. Jika suatu aktiva tetap direvaluasi, akumulasi penyusut-
an pada tanggal revaluasi diperlakukan menurut salah satu dari
dua cara berikut:
(a) disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan
nilai tercatat bruto aktiva supaya nilai tercatat aktiva setelah
revaluasi sama dengan nilai revaluasinya. Metode ini sering
digunakan jika suatu aktiva direvaluasi dengan mengguna-
kan indeks terhadap biaya penggantian tersusutkan (de-
preciated replacement cost); atau
(b) dieliminasi terhadap nilai tercatat bruto aktiva dan nilai
bersihnya disajikan kembali sebesar nilai revaluasi aktiva.
Sebagaicontoh,metodeinidigunakanuntukbangunanyang
direvaluasi sesuai nilai pasarnya.
Jumlah penyesuaian yang timbul sebagai akibat revaluasi meng-
akibatkan kenaikan atau penurunan nilai tercatat yang diatur
dalam paragraf 36 dan 37.
33.Jika salah satu aktiva dalam suatu kelompok aktiva
tetap direvaluasi, maka semua aktiva dalam kelompok
tersebut harus direvaluasi.
34. Kelompok aktiva tetap adalah penggolongan aktiva
berdasarkan sifat dan penggunaan yang serupa dalam operasi
perusahaan. Berikut adalah contoh kelompok aktiva tetap:
(a) tanah;
(b) tanah dan bangunan;
(c) mesin;
(d) kapal laut;
(e) pesawat terbang;
- 18. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.12 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
(f) kendaraan bermotor;
(g) perabotan; dan
(h) peralatan kantor.
35. Suatu aktiva dalam suatu kelompok aktiva tetap
direvaluasi secara bersamaan untuk menghindari revaluasi
selektif atas aktiva tertentu dan tercampurnya pelaporan antara
nilai perolehan dengan nilai lainnya dari tanggal yang berbeda
dalam laporan keuangan. Tetapi, suatu kelompok aktiva tetap
dapat direvaluasi secara bergulir (rolling basis) asalkan
revaluasi kelompok aktiva tetap tersebut diselesaikan dalam
jangka waktu yang pendek dan hasil revaluasi tetap mutakhir.
36.Jika nilai tercatat aktiva naik akibat revaluasi,
maka kenaikan tersebut diakui dalam kelompok ekuitas
sebagai selisih revaluasi. Namun, kenaikan nilai akibat
revaluasi diakui sebagai penghasilan hingga kenaikan
tersebut menutup penurunan nilai akibat revaluasi aktiva
yang sama yang telah diakui sebagai beban pada periode
sebelumnya
37.Jika nilai tercatat aktiva turun sebagai akibat
revaluasi, penurunan tersebut diakui sebagai beban.
Namun, penurunan nilai akibat revaluasi diakui sebagai
pengurang selisih revaluasi di kelompok ekuitas selama
penurunan tersebut tidak melebihi saldo selisih revaluasi
aktiva yang sama yang telah diakui pada periode
sebelumnya.
38. Selisih revaluasi yang telah disajikan dalam kelompok
ekuitas dapat diakui sebagai saldo laba pada saat selisih revaluasi
tersebutdirealisasi.Selisihrevaluasisuatuaktivadapatdirealisasi
sekaligus pada saat penghentian atau pelepasan aktiva tersebut.
Namun, sebagian selisih revaluasi tersebut dapat direalisasi
bersamaan dengan penggunaan aktiva oleh perusahaan; dalam
halini,selisihrevaluasiyangdirealisasisebagaisaldolabaadalah
sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan sesudah dan
- 19. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.13Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
sebelum revaluasi. Pemindahan selisih revaluasi ke saldo laba
tidak dilakukan melalui laporan laba rugi.
39. Dampak atas pajak penghasilan, jika ada, yang dihasil-
kan dari revalusi aktiva tetap diatur dalam PSAK 46: Akuntansi
Pajak Penghasilan.
Penyusutan
40.Jumlah yang disusutkan dari suatu aktiva tetap
harus dialokasikan secara sistematis sepanjang masa
manfaatnya. Metode penyusutan yang digunakan harus
mencerminkan pola pemakaian manfaat ekonomi aktiva
oleh perusahaan. Beban penyusutan pada setiap periode
harus diakui sebagai beban untuk periode yang bersang-
kutan, kecuali sudah termasuk dalam nilai tercatat aktiva
lain.
41. Bersamaan dengan manfaat ekonomi yang diwujudkan
dalam aktiva yang digunakan perusahaan, nilai tercatat aktiva
berkurang untuk mencerminkan penggunaan ini dalam bentuk
beban penyusutan. Beban penyusutan tetap dilakukan meskipun
nilai aktiva melebihi nilai tercatatnya.
42. Manfaat ekonomi yang diwujudkan dalam aktiva tetap
digunakan oleh perusahaan melalui penggunaan aktiva tersebut
sepanjang masa manfaatnya.Tetapi, faktor lain seperti keusang-
an teknis, aus dan rusak saat suatu aktiva tidak dipakai juga
dapat mengurangi manfaat ekonomi yang mungkin diharapkan
dari aktiva tersebut. Oleh karena itu, seluruh faktor berikut harus
dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat suatu aktiva:
(a) penggunaan aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.
Penggunaan dinilai dengan pedoman kapasitas aktiva yang
diharapkan atau hasil fisik;
(b) keusangan fisik yang diperkirakan, yang tergantung pada
faktoroperasionalsepertijumlahpergantiankelompokkerja
(shifts) dimana aktiva digunakan dan program perbaikan
dan pemeliharaan oleh perusahaan dan perawatan dan
- 20. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.14 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
pemeliharaan aktiva pada saat tidak digunakan;
(c) keusangan teknis yang muncul dari perubahan atau per-
baikan proses produksi, atau dari perubahan permintaan
pasar untuk produk atau jasa yang dihasilkan oleh aktiva;
dan
(d) pembatasan hukum atau yang serupa dari penggunaan
aktiva, seperti habisnya waktu atas hak sewa guna usaha
yang berkaitan.
43. Masa manfaat aktiva ditentukan berdasarkan kegunaan
yang diharapkan oleh perusahaan. Kebijakan manajemen atas
aktiva dapat berupa pelepasan aktiva setelah waktu tertentu
atau setelah digunakan dengan proporsi tertentu atas manfaat
ekonomi yang diwujudkan dalam aktiva. Oleh karena itu, masa
manfaat aktiva dapat lebih pendek dari masa ekonomisnya.
Estimasi masa manfaat suatu aktiva tetap merupakan hal yang
membutuhkan pertimbangan berdasarkan pengalaman peru-
sahaan terhadap aktiva yang serupa.
44. Tanah dan bangunan harus diperlakukan sebagai aktiva
yang terpisah untuk tujuan akuntansi, meskipun diperoleh secara
sekaligus. Tanah biasanya memiliki masa manfaat yang tidak
terbatas, oleh karena itu tidak disusutkan. Bangunan memiliki
masa manfaat yang terbatas, oleh karena itu disusutkan.
Peningkatan nilai tanah dimana bangunan didirikan tidak
mempengaruhi masa manfaat bangunan.
45. Jumlah yang disusutkan dari suatu aktiva ditentukan
setelah mengurangi nilai sisa aktiva. Dalam prakteknya, nilai
sisa dari aktiva sering tidak signifikan dan karenanya tidak
material dalam penghitungan nilai yang dapat disusutkan. Jika
perlakuan utama (benchmark treatment) diterapkan dan nilai
sisa signifikan, nilai sisa diestimasi pada tanggal perolehan dan
tidak meningkat lebih kanjut dalam perubahan harga. Tetapi,
jika perlakuan alternatif yang diizinkan diterapkan, estimasi baru
dibuat pada tanggal penilaian kembali atas aktiva. Estimasi
didasarkan pada nilai sisa pada tanggal estimasi aktiva serupa
yang telah mencapai akhir masa manfaatnya dan telah ber-
- 21. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.15Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
operasi dalam kondisi yang serupa dengan kondisi dimana aktiva
digunakan.
46. Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk
mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari
suatu aktiva selama masa manfaatnya. Metode ini antara lain
metode garis lurus (straight line method), metode saldo
menurun (diminishing balance method) dan metode jumlah
unit (sum of the unit method). Metode garis lurus menghasilkan
pembebanan yang tetap selama masa manfaat aktiva. Metode
saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun
selama masa manfaat aktiva. Metode jumlah unit menghasilkan
pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau keluaran (out-
put) yang diharapkan dari suatu aktiva. Metode yang digunakan
untuk aktiva dipilih berdasarkan pola manfaat ekonomi yang
diharapkan dan diterapkan secara konsisten dari periode ke
periode kecuali ada perubahan pola manfaat ekonomi yang
diharapkan dari aktiva.
47. Pembebanan penyusutan dalam satu periode diakui
sebagai beban. Walaupun, dalam beberapa keadaan, manfaat
ekonomi yang terdapat dalam aktiva tersebut diserap oleh
perusahaan dalam memproduksi aktiva lainnya dan bukan
menimbulkan beban. Dalam keadaaan ini, pembebanan
penyusutan terdiri dari bagian biaya perolehan aktiva lainnya
dan termasuk dalam nilai tercatatnya. Sebagai contoh,
penyusutan pabrik dan peralatan manufaktur termasuk dalam
biaya proses produksi persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan).
Demikian pula, penyusutan aktiva tetap yang digunakan untuk
aktivitas pengembangan dapat dimasukkan dalam harga
perolehan dari aktiva tidak berwujud sesuai dengan PSAK 19:
Aktiva Tidak Berwujud.
Telaah Masa Manfaat
48.Masa manfaat suatu aktiva tetap harus ditelaah
ulang secara periodik dan, jika diperkirakan berbeda
secara signifikan dari estimasi sebelumnya, beban
- 22. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.16 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
penyusutan untuk periode sekarang dan masa datang
harus disesuaikan.
49. Mengestimasi masa manfaat selama umur aktiva
adalah tidak tepat. Sebagai contoh, masa manfaat dapat
diperpanjang oleh pengeluaran setelah perolehan awal aktiva
yang meningkatkan kondisi aktiva melampaui kinerja standar
yang dinilai pada awalnya. Alternatif lainnya, perubahan
teknologi atau perubahan dalam pasar produk dapat mengurangi
masa manfaat aktiva. Dalam hal ini, masa manfaat dan, oleh
karena itu, tarif penyusutan disesuaikan untuk periode sekarang
dan masa datang.
50. Kebijakan perusahaan untuk melakukan perbaikan dan
pemeliharaan suatu aktiva dapat juga mempengaruhi masa
manfaat aktiva tersebut. Kebijakan tersebut dapat mengakibat-
kan perpanjangan masa manfaat aktiva atau peningkatan nilai
sisanya. Walaupun begitu, penggunaan kebijakan tersebut tidak
meniadakan pembebanan penyusutan.
TelaahMetodePenyusutan
51.Metode penyusutan yang digunakan untuk aktiva
tetap harus ditelaah ulang secara periodik dan, jika terjadi
perubahan yang signifikan dalam pola manfaat ekonomi
yang diharapkan dari aktiva tersebut, maka metode
penyusutan harus diubah untuk mencerminkan perubahan
pola tersebut. Perubahan metode penyusutan harus diper-
lakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi dan beban
penyusutan untuk periode sekarang dan masa datang
harus disesuaikan.
PEMULIHANNILAITERCATAT–RUGIPENURUN-
AN NILAI
52. Dalam menentukan apakah suatu aktiva tetap meng-
alami penurunan nilai, perusahaan menerapkan PSAK 48: Pe-
nurunan Nilai Aktiva. PSAK tersebut menjelaskan bagaimana
- 23. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.17Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
perusahaan menelaah ulang nilai tercatat aktivanya, bagaimana
menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva dan
kapan mengakui atau membalik suatu rugi penurunan nilai.
53. PSAK 22: Akuntansi Penggabungan Usaha, men-
jelaskan bagaimana memperlakukan rugi penurunan nilai yang
diakui sebelum akhir tahun pertama periode akuntansi setelah
penggabungan usaha dilakukan.
PENGHENTIAN DAN PELEPASAN
54.Suatu aktiva tetap dihapuskan dari neraca ketika
dilepaskan atau secara permanen ditarik dari pengguna-
annya dan tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang
diharapkan dari pelepasannya.
55.Keuntungan atau kerugian yang timbul dari peng-
hentian atau pelepasan suatu aktiva tetap ditentukan
sebesar selisih antara estimasi hasil pelepasan bersih dan
nilai tercatat aktiva dan diakui sebagai penghasilan atau
beban dalam laporan laba rugi.
56. Jika suatu aktiva tetap ditukar dengan aktiva serupa,
sesuai keadaan yang dijelaskan pada paragraf 21, biaya peroleh-
an aktiva sebesar nilai tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak
ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
57. Transaksi jual dan sewa guna usaha (sale and lease-
back) diperlakukan sesuai dengan PSAK 30: Akuntansi Sewa
Guna Usaha.
58. Aktiva tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif dan
ditahan untuk dilepaskan dinilai sebesar nilai tercatatnya pada
tanggal ketika aktiva dihentikan dari penggunaan aktifnya. Pada
setiap akhir tahun laporan keuangan, perusahaan perlu menilai
apakah aktivanya mengalami penurunan nilai sesuai dengan
PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva, dan mengakui kerugian
penurunan nilai yang terjadi.
- 24. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.18 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
PENGUNGKAPAN
59.Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap
jenis aktiva tetap:
(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentu-
kan nilai tercatat bruto. Jika lebih dari satu dasar yang
digunakan, jumlah tercatat bruto untuk dasar setiap
kategori harus diungkapkan;
(b) metode penyusutan yang digunakan;
(c) masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(d) nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (diga-
bungkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai)
pada awal dan akhir periode;
(e) rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir periode
yang menunjukkan:
(i). penambahan;
(ii). pelepasan;
(iii). perolehan melalui penggabungan usaha;
(iv). peningkatan atau penurunan yang dihasilkan
dari revaluasi sesuai paragraf 27, 36, dan 37
serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau
dibalik secara langsung dari modal selama pe-
riode, sesuai PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva
(jika ada);
(v). kerugian penurunan nilai yang diakui dalam
laporan laba rugi selama periode sesuai PSAK
48 (jika ada);
(vi). kerugian penurunan nilai yang dibalik dalam
laporan laba rugi selama periode sesuai PSAK
48 (jika ada);
(vii). penyusutan;
(viii).perbedaan nilai tukar yang muncul pada pen-
jabaran laporan keuangan suatu entitas asing;
dan
(ix). pergerakan lainnya.
Informasi komparatif tidak dibutuhkan dalam rekonsiliasi
pada point (e).
- 25. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.19Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
60.Laporan keuangan juga mengungkapkan:
(a) eksistensi dan batasan atas hak milik, dan aktiva yang
dijaminkan untuk hutang;
(b) kebijakan akuntansi dalam estimasi biaya perbaikan
yang berkaitan dengan aktiva tetap;
(c) jumlah pengeluaran pada pos aktiva tetap dalam
rangka konstruksi; dan
(d) jumlah komitmen dalam perolehan aktiva tetap.
61. Pemilihan metode penyusutan dan estimasi masa
manfaat aktiva adalah hal-hal yang memerlukan pertimbangan.
Oleh karena itu, pengungkapan metode yang diterapkan dan
estimasi masa manfaat atau tarif penyusutan memberikan
informasi bagi pengguna laporan keuangan dalam menelaah
kebijakan yang dipilih manajemen dan mampu melakukan
pembandingan dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa,
alokasi penyusutan dalam suatu periode dan akumulasi
penyusutan pada akhir periode perlu diungkapkan.
62. Perusahaan mengungkapkan sifat dan dampak peru-
bahan estimasi yang berdampak material pada periode saat ini
yang diperkirakan berdampak material pada periode berikut-
nya sesuai dengan PSAK 25: Laba atau Rugi Bersih untuk
Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan
Kebijakan Akuntansi. Perubahan tersebut dapat muncul dari
perubahan estimasi dalam:
(a) nilai sisa;
(b) estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan suatu jenis
aktiva tetap serta biaya persiapan lokasi;
(c) masa manfaat; dan
(d) metode penyusutan.
63.Jika aktiva tetap disajikan kembali pada nilai re-
valuasi, hal berikut harus diungkapkan:
(a) dasar yang digunakan dalam merevaluasi aktiva;
(b) tanggal efektif revaluasi;
(c) apakah penilai independen dilibatkan;
(d) sifat dari indikator yang digunakan dalam menentu-
- 26. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
ED.20 Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
kan biaya pengganti;
(e) nilai tercatat setiap jenis aktiva tetap yang disajikan
dalam laporan keuangan sesuai dengan perlakuan
utama pada paragraf 28; dan
(f) keuntungan revaluasi, menunjukkan pergerakan se-
lama satu periode dan batasan distribusi kepada
pemegang saham.
64. Perusahaan mengungkapkan informasi penurunan nilai
aktiva tetap sesuai PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva, sebagai
tambahan informasi yang diminta paragraf 59 (e) (iv) sampai
(vi)
65. Informasi berikut relevan dengan kebutuhan pengguna
laporan keuangan:
(a) nilai tercatat aktiva tetap, yang untuk sementara, tidak
dipakai;
(b) nilai tercatat bruto dari setiap aktiva yang telah disusutkan
penuh dan masih digunakan;
(c) nilai tercatat aktiva tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif dan ditahan untuk dilepaskan; dan
(d) nilai wajar aktiva tetap ketika berbeda secara material dari
nilai tercatat, jika perlakuan wajib digunakan.
Oleh karena itu, perusahaan dianjurkan mengungkapkan hal-
hal tersebut.
KETENTUAN TRANSISI
66.Jumlah nilai revaluasi sebelum penerapan Per-
nyataan ini dianggap sebagai nilai perolehan aktiva tetap.
Jumlah tercatat selisih revaluasi tetap disajikan di kelom-
pok ekuitas hingga dikapitalisasi menjadi modal disetor.
- 27. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Aktiva Tetap Exposure Draft PSAK No. 16 (Revisi 2002)
ED.21Hak Cipta © 2002 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
TANGGAL EFEKTIF
67.Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan
keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau
setelah Januari 2003. Penerapan lebih dini dianjurkan.
Jika perusahaan menerapkan Pernyataan ini sebelum
Januari 2003 perusahaan harus:
(a) mengungkapkan kenyataan yang terjadi; dan
(b) menerapkan PSAK 22: Akuntansi Penggabungan
Usaha, PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva, dan PSAK
57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi, dan
Aktiva Kontinjensi, pada waktu yang sama.
68. Pernyataan ini menggantikan PSAK 16, Aktiva Tetap
dan Aktiva Lain-lain yang disahkan pada 7 September 1994.