Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di tingkat nasional hingga puskesmas.
2. PIS-PK meliputi 12 indikator pelayanan dasar dan standar pelayanan minimal (SPM) yang ditujukan untuk meningkatkan indeks keluarga sehat (IKS).
3. Dokumen tersebut juga menjelaskan tahapan pelaks
4. 4
VISI DAN MISI PRESIDEN
9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia
Indonesia
TRISAKTI:
Berdaulat di bidang politik; Mandiri di bidang ekonomi;
Berkepribadian dlm budaya
PROGRAM INDONESIA
SEHAT
PROGRAM INDONESIA
SEJAHTERA
PROGRAM
INDONESIA
KERJA
PENGUATAN YANKES
PENERAPAN
PARADIGMA SEHAT
JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL (JKN)
RENSTRA
2015-2019
3DIMENSIPEMBANGUNAN:PEMBANGUNANMANUSIA,SEKTOR
UNGGULAN,PEMERATAANDANKEWILAYAHAN
NORMAPEMBANGUNANKABINETKERJA
D
T
P
K
KELUARGA SEHAT
PROGRAM
INDONESIA
PINTAR
5. UU
NAWA CITA
Kepala Daerah & Wakil
UU Nomor 23 Tahun 2014
Salah satu kewajiban Kepala Daerah dan Wakil
Daerah adalah:
“Melaksanakan Program Strategi Nasional”
Program Strategi Nasional
adalah program yang ditetapkan presiden sebagai
program yang memiliki sifat strategis secara nasional
dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan serta menjaga
pertahanan dan keamanan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan msyarakat.
.5 “… meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
melalui … layanan kesehatan masyarakat…”NAWA CITA
Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk
pemenuhan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu
Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga
Negara secara minimal.
PP Nomor 2 Tahun 2018PP
KEWAJIBAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL
6. 6
Dasar Hukum
SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan urusan pemerintahan
wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal, meliputi:
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Pekerjaan umum;
4. Perumahan rakyat;
5. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan masyarakat;
6. Sosial.
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2018
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
8. • Deteksi
pengembangan
Inteligensia dan
upaya stimulasi
sensomotorik
• ASI eksklusif
• Imunisasi dasar
lengkap
• Pemberian
makan
• Penimbangan
• Vit A
• MTBS
• Deteksi
pengembangan
Inteligensia dan
upaya stimulasi
Kognitif
• SDIDTK
• Imunisasi
• Gizi
• Kolaborasi
PAUD, BKB, dan
Posyandu
• Deteksi dan
Simulasi kognitif
• Optimalisasi
kesiapan belajar
dan
pengembangan
model belajar
yang efektif
• UKS
• Imunisasi anak
sekolah
• Penjaringan
anak usia
sekolah
• PMT
• Identifikasi dan
optimalisasi
kecerdasan
majemuk pada
remaja
• Kesehatan
reproduksi
• Konseling gizi
HIV/AIDS dan
NAPZA
• Tablet Fe
• Konseling
Kespro
• PKRT
• Promosi Gaya
Hidup Otak
Sehat, mandiri
dan produktif
• KB bagi PUS
• PKRT
• Deteksi PM dan
PTM
• Kesehatan OR
dan kerja
• Deteksi gangguan
kognitif untuk
mengoptimalkan
kualitas hidup
• Posyandu Lansia
• Peningkatan
kualitas Hidup
Mandiri
• Perlambatan proses
Degeneratif
IBU HAMIL, BERSALIN,
DAN NIFAS
Program Kesehatan Berdasarkan Siklus Hidup
• Stimulasi dan nutrisi
pengungkit otak pada
janin melalui Ibu Hamil
• P4K
• Buku KIA
• ANC terpadu
• Kelas Ibu Hamil
• APN
• RTK
• Kemitraan Bidan
Dukun
• KB PP
• PONED/ PONEK
9. PENDEKATAN KELUARGA
Cara kerja Puskesmas yang tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga2 di
wilayah Kerjanya (tidak hanya mengandalkan UKBM Yg Ada)
Pendekatan Pelayanan yang Mengintegrasikan UKM & UKP
Secara Berkesinambungan
Target Keluarga
Didasari Data & Informasi Dari Profil Kesehatan Keluarga
Dg Tujuan:
1. Meningkatkan Akses Keluarga Terhadap Pelayanan Kesehatn Yang Komprehensif
2. Mendukung Pencapaian SPM Kab/Kota & SPM Provinsi
3. Mendukung Pelaksanaan JKN
4. Mendukung Tercapainya Program Indonesia Sehat
9
10. Mekanisme Puskesmas – Keluarga – UKBM
10
Puskesmas
Keluarga
UKBM: Posyandu, PAUD, UKS, Poskestren,
Upaya Kes Kerja, Posbindu PTM, dll
Keluarga KeluargaKeluarga Keluarga
11. Apa yang baru?
1. Pendekatan keluarga sudah pernah dilakukan seperti pada
program Perkesmas (keperawatan kesehatan masyarakat)
dan PHBS tatanan rumah tangga.
2. Yang baru adalah:
– Cakupannya: total coverage, Puskesmas harus mempunyai
database kesehatan seluruh keluarga di wilayah kerjanya
– Substansinya: 12 indikator terpilih mewakili 4 masalah kesehatan
prioritas yang akan ditanggulangi selama 5 tahun ini
11
12. • Dilaksanakan secara Total Coverage
• 12 indikator PIS-PK
• Pelayanan Luar Gedung melalui kunjungan keluarga
• Integrasi program dan sumber daya
12
mewujudkan
Kecamatan / Wilayah Kerja
SEHAT
PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN
PENDEKATAN KELUARGA
13. Indikator
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga 12 Pelayanan Dasar
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
13
*) Dapat ditambahakan indikator sesuai masalah lokal
Cakupan Imunisasi
Meningkatkan CDR dan SR TBC
Intervensi Gizi Sensitif pada stunting
PIS-PK - SPM
14. 14
IKS KELUARGA
IKS RT
IKS RW
IKS PUSKESMAS
IKS DESA/KELURAHAN
IKS KABUPATEN/KOTA
IKS PROVINSI
IKS NASIONAL
IKS KECAMATAN
INDONESIA SEHAT
PENCAPAIAN SPM
• PENCAPAIAN SPM
• KAB/KOTA SEHAT
KECAMATAN SEHAT
DESA SEHAT
KELUARGA SEHAT
DITJEN YANKES – WORKSHOP PIS-PK 2018
14
Penghitungan Kategori IKS :
Keluarga Sehat :
IKS > 0,800
Keluarga Pra Sehat :
IKS 0,500 - 0,800
Keluarga Tidak Sehat :
IKS < 0,500
Dari Keluarga Sehat menuju
Indonesia Sehat
15. UKMPemeriksaan
kehamilan rutin Ke
UKBM/BPS/PUSTU/P
uskesmas
Terdeteksi Ibu Hamil
Dengan Gejala TB
atau penyakit lainnya
RUMAH
SAKIT
PENDEKATAN
KELUARGA
Pendataan dan
Intervensi
12 Indikator PIS -
PK dan SPM
Terdeteksi keluarga
Dengan TB atau kasus kesehatan lainnya
UKP
CONTOH KASUS:
Ibu Hamil dengan TB
DINKES
KAB/KOTA
DINKES
PROV
Rujukan UKM
Sekunder
• LABORATORIUM KEPEKAAN
• SPESIMEN
• VAKSIN
• LABORATORIUM BIAKAN
• SPESIMEN
• VAKSIN
Rujukan UKM TERSIER
• TB MDR / TB XDR
• TB DENGAN PENYULIT
• TB DENGAN KORMOBID
PUSKESMAS
(UKM&UKP)
• TB SENSITIF
• TB TANPA PENYULIT
• PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
PROFILAKSIS
• INVESTIGASI KONTAK
• PELACAKAN PASIEN MANGKIR
15
Ilustrasi Pelayanan Puskesmas Terintegrasi
17. 1. Kejelasan Tujuan
2. Objektif
3. Keterlibatan semua pihak dengan proaktif
4. Pertanggungjawaban secara internal dan eksternal
5. Menggambarkan kondisi dan situasi secara utuh pada tiap tahapan
6. Sesuai jadwal yang telah ditetapkan
7. Berkala dan berkelanjutan
8. Terintegrasi, efektif dan efisien
9. Berorientasi peningkatan kualitas
10. Akurasi informasi
11. Kepastian tindak lanjut
PRINSIP MONITORING DAN EVALUASI
18. BERJENJANG SESUAI DENGAN TUPOKSI DI MASING - MASING LEVEL
PENANGGUNG JAWAB
PENANGGUNG JAWAB MONITORING DAN EVALUASI
21. Tujuan :
Untuk melihat Pelaksanaan PIS-PK di masing masing level (prov., kab./kota dan
Puskesmas)
Jadwal :
Menyesuaikan setelah pelaksanaan pelatihan KS bagi Puskesmas
Lokasi :
Masing-masing lokus Binwil
Instrumen :
Lampiran 2; lampiran 3; lampiran 4.
Responden :
Pimpinan atau penanggungjawab PIS-PK yang
ditunjuk pada masing-masing tingkat
TAHAPANPERSIAPANSOSIALISASIPENGORGANISASIANPEMBIAYAAN
Indikator :
Sesuai masing masing tingkat Provinsi,
kabupaten/kota dan Puskesmas *)
22. TAHAPAN KUNJUNGAN KELUARGA DAN INTERVENSI AWAL PIS-PK
Tujuan:
memantau pelaksanaan kunjungan keluarga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas
yang sekaligus dapat memberikan intervensi awal terhadap permasalahan kesehatan yang ada
di setiap anggota keluarga. Kondisi kesehatan keluarga dan permasalahannya akan dicatat
pada Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga), yang akan menjadi acuan dalam melakukan
evaluasi dan intervensi lanjut. Puskesmas akan memonitor kondisi kesehatan setiap keluarga
di wilayah kerjanya melalui kunjungan ulang secara berkala untuk meningkatkan pencapaian
Indeks Keluarga Sehat (IKS).
Jadwal :
Menyesuaikan jadwal pelaksanaan kunjungan keluarga atau setelah selesai
pelaksanaan kunjungan keluarga oleh Puskesmas
Lokasi :
Sampling random yang dapat menggambarkan keterwakilan lokus di setiap prov. dan kab./kota
Instrumen :
Lampiran 5
Responden :
Pimpinan Puskesmas, Pembina Keluarga dan atau tim/program/satuan pelaksana
sebagai penanggungjawab PIS-PK di tingkat Puskesmas
23. TAHAPAN PELAKSANAAN ANALISA IKS AWAL
Tujuan :
Untuk mendapatkan gambaran pelaskanaan analisa IKS awal pada setiap level
Jadwal :
Menyesuaikan jadwal setelah selesainya tahapan kunjungan keluarga
Lokasi :
Sampling purposive atau sampling random yang dapat menggambarkan
keterwakilan lokus di setiap provinsi
Instrumen :
Lampiran 6; lampiran 7; lampiran 8
Responden :
Pimpinan Puskesmas atau penanggungjawab PIS-PK yang ditunjuk pada
masing-masing tingkat
24. TAHAPAN PELAKSANAAN INTERVENSI LANJUT
Tujuan :
Untuk mengetahui upaya intervensi lanjut yang dilakukan oleh setiap level dalam
menindaklanjuti hasil analisis
Jadwal :
Menyesuaikan jadwal setelah selesainya analisis IKS
Lokasi :
Menyesuaikan dengan lokasi monev hasil analisa sesuai level
Instrumen :
Lampiran 9; Lampiran 10; Lampiran 11
Responden :
Pimpinan Puskesmas atau penanggungjawab PIS-PK yang ditunjuk pada
masing-masing level/tingkat
Indikator untuk tiap level :
1. Adanya rencana tindak lanjut berdasarkan hasil analisis perencanaan
2. Terlaksananya kegiatan intervensi sesuai dengan rencana tindak lanjut
25. Tujuan :
Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan analisa perubahan IKS dari hasil
intervensi lanjut yang telah dilakukan
Jadwal :
Menyesuaikan jadwal setelah dilaksanakannya intervensi lanjut
Lokasi :
Menyesuaikan dengan lokasi monev hasil pelaksanaan intervensi sesuai
level dan tersedianya data IKS perubahan
Instrumen :
Lampiran 12; Lampiran 13; Lampiran 14
Responden :
Penanggungjawab PIS-PK ditingkat Provinsi, kabupaten/kota dan Puskesmas
Indikator di tiap level :
1. Adanya pertemuan pembahasan analisis perubahan IKS;
2. Adanya proses pengolahan dan penyajian hasil analisis;
3. Tersedianya hasil analisis intervensi lanjut/ perubahan IKS;
4. Tersedianya rencana tindak lanjut analisis
TAHAPAN ANALISA PERUBAHAN IKS
26. Validasi dapat dilakukan melalui
kunjungan keluarga dan atau melalui
telepon.
SISTEM VERIFIKASI HASIL KUNJUNGAN KELUARGA
untuk menjamin kebenaran serta keakuratan pelaksanaan
PIS-PK sesuai dengan hasil pelatihan serta informasi
kondisi kesehatan setiap keluarga yang ada pada Prokesga
atau aplikasi dapat dipertanggungjawabkan
telusur dokumen implementasi seperti daftar
hadir, undangan, dokumen perencanaan atau pun
dokumen lain yang dapat membuktikan
terlaksananya proses kegiatan. Atau melalui
observasif
27. Verifikasi proses dan hasil kunjungan keluarga dilakukan pada :
TINGKATAN VERIFIKASI
Tingkat Pusat 10% dari total KK (secara acak) yang diverifikasi oleh
seluruh Dinas Kesehatan Provinsi
Tingkat Provinsi 10% dari total KK (secara acak) yang diverifikasi oleh seluruh
Dinas Kesehatan Kab./Kota
Tingkat Kab./kota 10% dari total KK (secara acak) yang diverifikasi oleh seluruh
Puskesmas
Tingkat
Puskesmas
10 KK (secara acak) di setiap desa atau kelurahan
28. 1. Masing masing binwil akan melaporkan hasil monitoring dan
evaluasi sesuai instrumen kepada koordinator setiap tahapan
2. Koordinator setiap tahapan akan melakukan analisa terhadap
hasil laporan binwil. Koordinator akan menyusun laporan hasil
analisa secara nasional
3. Koordinator akan memberikan atau memfeedback hasil analisa
kepada binwil
4. Binwil akan menyusun rencana tindak lanjut untuk masing-
masing wilayahnya
PELAPORAN HASIL MONITORING DAN EVALUASI
30. Kecepatan Implementasi PIS-PK tidak sama sehingga perlu bentuk
pembinaan yang berbeda
30
Tindak Lanjut Kunjungan Keluarga
Kab/kota dengan cakupan <30%
Pembinaan akselerasi melalui
binwil
Kab/kota dengan cakupan >30%
IKS dan indikator KS relatif sudah stabil
perlu pembinaan dalam intervensi
program agar indikator KS meningkat
IKS meningkat
Jumlah
Kab/Kota
Jumlah Kunjungan
Kab/Kota > 30%
Jumlah Kunjungan Kab/Kota
< 30%
BALI 9 1 8
NASIONAL 514 130 384
31. DAK FISIK DAN NON FISIKDEKONSENTRASI KAPITASI
Pelatihan Keluarga Sehat
Pelatihan Manajemen
Puskesmas
Workshop PIS-PK di tingkat
provinsi untuk seluruh
kab/kota
Penguatan sarpras dan alkes
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kesehatan Dasar
Pelayanan Imunisasi
BOK
Pembayaran jasa pelayanan
kesehatan
Dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan (antara lain
termasuk : pelayanan kesehatan luar
gedung : kunjungan, dan Belanja Alat
Kesehatan dan penyediaan alat
pendukung sistem informasi
APBD DANA DESA CSR
Sumber Pembiayaan Pelaksanaan
PIS-PK
32. Contoh Kegiatan dalam Pelaksanaan PIS-PK
dan Sumber Pembiayaan
Manajemen
Pendekatan Keluarga
Kegiatan Variabel Komponen
Sumber Dana
Kapitasi BOK DAK Fisik APBD Lain
A Persiapan 1 Pertemuan koordinasi antara
Puskesmas dengan Pemangku
kepentingan melalui Lokmin
Peserta Transport dan Uang saku √ √ √
Konsumsi Konsumsi peserta √ √ √
2 Pencetakan/Penggandaan Form.
Prokesga
Formulir Penggandaan/Pencetakan √ √ √
3 Pengadaan Gadget untuk input data
berbasis aplikasi
Gadget Pengadaan √ √ √
4 Penggandaan/Pengetakan Pinkesga Media Pinkesga Penggandaan/Pencetakan √ √ √
5 Pelatihan pengumpul data/surveior Materi Pelatihan Penggandaan/Pencetakan √ √
Kegiatan Pelatihan Paket Kegiatan Pelatihan √ √
Narsum/Fasilitator Honor dan Transport √ √
Petugas Uang saku dan Transport √ √
6 Pelatihan Petugas Pembina Keluarga Materi Pelatihan Penggandaan/Pencetakan √ √
Kegiatan Pelatihan Paket Kegiatan Pelatihan √ √
Narsum/Fasilitator Honor dan Transport √ √
Petugas Uang saku dan Transport √ √
Sumber: Permenkes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pedoman Pendanaan PIS-PK
33. Manajemen
Pendekatan Keluarga
Kegiatan Variabel Komponen
Sumber Dana
Kapitasi BOK DAK Fisik APBD Lain
B Perencanaan 1 Pertemuan koordinasi antara
Puskesmas dengan Pemangku
kepentingan melalui Lokmin
Peserta Transport dan Uang saku √ √ √
Konsumsi Konsumsi peserta √ √ √
2 Pengumpul Data Keluarga/ surveior Petugas Honor dan Transport √ (Peserta
JKN)
√ √
3 Pengadaan komputer/laptop untuk
penyimpanan dan pengelolaan data
Laptop/Komputer Pengadaan √ √ √
4 Pembelian/langganan internet Internet Langganan Paket Internet
Bulanan
√ √ √
5 Pelatihan tenaga pengelola data
Puskesmas
Materi Pelatihan Penggandaan/Pencetakan √ √
Kegiatan Pelatihan Paket Kegiatan Pelatihan √ √
Narsum/Fasilitator Honor dan Transport √ √
Petugas Uang saku dan Transport √ √
6 Pendampingan dari Dinkes Kab/Kota Pendamping Uang saku dan Transport √ √ √
Sumber: Permenkes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pedoman Pendanaan PIS-PK
Contoh Kegiatan dalam Pelaksanaan PIS-PK
dan Sumber Pembiayaan
34. Manajemen
Pendekatan Keluarga
Kegiatan Variabel Komponen
Sumber Dana
Kapitasi BOK DAK Fisik APBD Lain
C Penguatan
Penggerakan dan
Pelaksanaan
1 Pelaksanaan Kunjungan Rumah oleh
Pembina Keluarga secara Berkala
Petugas Uang saku dan Transport √ (Peserta
JKN)
√ √
2 Penggerakan melalui Lokmin Puskesmas Peserta Transport dan Uang saku √ √ √
Konsumsi Konsumsi peserta √ √ √
3 Pelayanan Kesehatan Luar Gedung
dalam rangka Pelaksanaan Program
Kesehatan
Obat Pembelian Obat √ √
Bahan Medis dan Non
Medis
Pembelian Bahan Medis
dan Non Medis
√ √
Petugas Transport petugas √ √
4 Pelayanan Kesehatan Dalam Gedung
dalam rangka Pelaksanaan Program
Kesehatan
Obat Pembelian Obat √ √
Bahan Medis dan Non
Medis
Pembelian Bahan Medis
dan Non Medis
√ √
D Pengawasan,
Pengendalian dan
Penilaian Kinerja
1 Pengawasan dan Pengendalian melalui
Lokmin
Peserta Transport dan Uang saku √ √ √
Konsumsi Konsumsi peserta √ √ √
2 Penilaian melalui Lokmin Peserta Transport dan Uang saku √ √ √
Konsumsi Konsumsi peserta √ √ √
Sumber: Permenkes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Pedoman Pendanaan PIS-PK
Contoh Kegiatan dalam Pelaksanaan PIS-PK
dan Sumber Pembiayaan
35. Dana BOK yang telah dialokasikan di setiap Puskesmas dapat digunakan
antara lain untuk:
• Menyelenggarakan kegiatan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga meliputi:
• pendataan – kunjungan keluarga secara total coverage,
• entry data dalam aplikasi,
• analisis data,
• intervensi berbagai masalah kesehatan yang ditemukan, serta
• memelihara dan mempertahankan kesehatan keluarga secara terintegrasi
Sumber: Permenkes Nomor 61 Tahun 2017 Tentang Juknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan TA 2018
Pemanfaatan Dana BOK
36. Penugasan Khusus dalam Mendukung Program Nusantara Sehat
(peran Bidang SDK dalam mengusulkan kebutuhan Nakes)
Dukungan SDMK
MATERI PEMBEKALAN
MELIPUTI IMPLEMENTASI
PIS-PK DI PUSKESMAS
PENEMPATAN
NS
individu
NS Tim
Permenkes Nomor 33 Tahun 2018 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara
Sehat, lokus penempatan Nusantara Sehat Individu diperluas ke Kawasan di luar terpencil/sangat terpencil.
37. INDIKATOR CAPAIAN
Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar 41.26%
Contoh Intervensi Lanjut Indikator TBC Paru
• Melakukan tes sputum di Puskesmas kepada pasien suspek yang ditemukan saat kunjungan
keluarga dan menindak lanjuti hasil yang positif dengan pengobatan;
• Memberikan Pengobatan Pencegahan INH (PPINH) pada keluarga dengan pasien positif (anak
Balita);
• Meningkatkan peran FKTP swasta dalam pelaporan cakupan pengobatan TBC;
• Petugas klinik sanitasi/kesling melakukan kunjungan rumah untuk melihat keadaan rumah dan
lingkungannya
38. INDIKATOR CAPAIAN
Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 25.57%
Contoh Intervensi Lanjut Indikator Hipertensi
• Dokter menegakkan diagnosis hipertensi pada pasien yang tekanan darahnya tinggi saat diukur di
kunjungan keluarga dan memberikan pengobatan sesuai standar;
• Mengaktifkan posbindu PTM untuk cek kesehatan rutin bagi pasien PTM;
• Bagi pasien peserta BPJS Kesehatan mengikut sertakan dalam Prolanis;
• Konseling gizi oleh petugas Gizi pada pasien hipertensi terutama untuk diet rendah garam,
pelaksanaan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat, terutama pasien hipertensi
39. INDIKATOR CAPAIAN
Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
4.13%
Contoh Intervensi Lanjut Indikator Gangguan Jiwa
• Kegiatan proaktif ke keluarga menemukan penderita baru yang selama ini “disembunyikan” keluarganya;
• Dalam jangka menengah perlu dikembangkan “community psychiatri” kerjasama RS Jiwa dengan
Puskesmas;
• Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh termasuk kesehatan gigi dan mulut oleh dokter gigi serta
pemberian KIE untuk memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut.
INDIKATOR CAPAIAN
Anggota keluarga tidak ada yang merokok 46.98%
Contoh Intervensi Lanjut Indikator Merokok
• Penerapan KTR sampai dengan level desa melalui Peraturan Desa;
• Pengembangan layanan konsultasi berhenti merokok di Puskesmas.
40. Peran Bidang Yankes
sebagai Koordinator:
• Melakukan sosialisasi internal Dinkes
• Melakukan koordinasi dengan lintas
program, dalam hal:
Persiapan pelaksanaan PIS-PK
Pelaksanaan analisis hasil PIS-PK
Perencanaan intervensi lanjut
Pelaksanaan intervensi lanjut
Monitoring dan evaluasi tiap tahapan
PIS-PK
Tindak lanjut hasil monitoring dan
evaluasi
• Melaporkan hasil pelaksanaan kepada
penanggung jawab PIS-PK (Kepala Dinas
Kesehatan)
Peran tiap Bidang
sebagai Binwil:
• Memahami konsep dan implementasi
PIS-PK
• Mendukung persiapan pelaksanaan PIS-
PK sesuai Tupoksinya
• Melakukan analisis hasil PIS-PK terkait
program masing-masing & merencanakan
intervensi lanjut
• Melakukan intervensi lanjut sesuai
program masing-masing
• Melakukan monitoring & evaluasi sesuai
pembagian Binwil
• Mengkoordinasikan hasil Monev kepada
koordinator
DI DINAS KESEHATAN
40
INTEGRASI ANTAR BIDANG
42. • Menetapkan daerah binaan untuk pelaksanaan PIS-
PK sekaligus monitoring dan evaluasinya
• Menyusun road map untuk total coverage kepada
seluruh keluarga di wilayah kerjanya serta target
perubahan IKS dan indikator PIS-PK
• Mengintegrasikan seluruh sumber daya yang ada
untuk mendukung pelaksanaan PIS-PK
• Melaksanakan intervensi lanjut secara terintegrasi
guna meningkatkan capaian tiap program di
Puskesmas dan peningkatan IKS
• Berkoordinasi dengan PJ Binwil di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota terkait hasil pelaksanaan PIS-PK,
monitoring dan evaluasi, serta masalah yang tidak
dapat diselesaikan di tingkat Puskesmas
• Menetapkan daerah binaan/binwil di tingkat Kab/Kota atau
Provinsi untuk pelaksanaan PIS-PK sekaligus monitoring
dan evaluasinya
• Menyusun road map untuk total coverage kepada seluruh
serta target perubahan IKS dan indikator PIS-PK untuk
tingkat Kab/Kota atau Provinsi
• Mengintegrasikan seluruh sumber daya yang ada untuk
mendukung pelaksanaan PIS-PK
• Melaksanakan intervensi lanjut secara terintegrasi guna
meningkatkan capaian tiap program di Puskesmas dan
peningkatan IKS untuk tingkat Kab/Kota atau Provinsi
• Berkoordinasi dengan PJ Binwil masing-masing terkait
hasil pelaksanaan PIS-PK, monitoring dan evaluasi, serta
masalah yang tidak dapat diselesaikan di tingkat Kab/Kota
atau Provinsi
• Petugas Datin melaksanakan pembinaan pada Puskesmas
terkait akses pada Aplikasi KS
Puskesmas Dinas Kesehatan
TINDAK LANJUT
43. PIS-PK harus dilaksanakan karena akan mendukung tercapainya SPM Bidang Kesehatan
Pelaksanaan PIS-PK harus secara terintegrasi, disemua tingkatan, Puskesmas, Dinkes Kab/kota,
Propinsi, Pusat.
Upaya percepatan Eliminasi TBC , penurunan stunting dan peningkatan cakupan serta mutu
Imunisasi terintegrasi melalui PIS-PK
Penguatan pembinaan dan pemantauan Puskesmas secara terintegrasi, berkala, berjenjang dan
berkesinambungan dengan pola Binwil mengacu pada buku Pedoman Monev Pelaksanaan PIS-
PK dan yang lainnya
Koordinasi lintas program pada setiap jenjang secara berkala untuk tindak lanjut hasil monev
Binwil PIS-PK.
Koordinasi dan kerjasama dengan penanggungjawab bina wilayah secara berjenjang dalam
pelaksanaan PIS-PK
1
2
3
4
5
6
HARAPAN
Berdasarkan Pasal 67 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, salah satu kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah melaksanakan Program Strategis Nasional. Yang dimaksud dengan “Program Strategis Nasional” adalah program yang ditetapkan presiden sebagai program yang memiliki sifat strategis secara nasional dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan serta menjaga pertahanan dan keamanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, pasal 11, Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk pemenuhan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal. Penerapan SPM tersebut dilakukan melalui tahapan:
a. pengumpulan data;
b. penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar;
c. penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar; dan
d. pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar.
Nawa Cita sebagai konsep besar dan Visi pembangunan Indonesia pada pemerintahan saat ini, memiliki tiga ciri utama yaitu: Negara Hadir, Membangun dari Pinggiran dan Revolusi Mental, dimana pada :
Nawa Cita 1 : Menghadirkan Kembali Negara Untuk Melindungi Segenap Bangsa Dan Memberikan Rasa Aman Pada Seluruh Warga Negara
Nawa Cita 2 : Membuat Pemerintah Tidak Absen Dengan Membangun Tata Kelila Pemerintahan Yang Bersih Dan Efektif, Demokratis Dan Terpercaya
Nawa Cita 3 : Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan Memperkuat Daerah Daerah Dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan
Nawa Cita 4 : Menolak Negara Lemah Dengan Melakukan Reformasi Sistem Dan Penegakan Hukum Yang Bebas Korupsi Bermartabat Dan Terpercaya
Nawa Cita 5 : Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia
Nawa Cita 6 : Meningkatkan Produktifitas Dan Daya Saing Di Pasar Internasional
Nawa Cita 7 : Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakan Sektor Strategis Ekonomi Domestik
Nawa Cita 8 : Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
Nawa Cita 9 : Memperteguh Ke-bhineka-an Dan Memperkuat Restorasi Sosial Indonesia
Dalam Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia, Pemerintah mempunyai tiga program besar yaitu : Program Indonesia Sehat, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sejahtera.
Hadirin yang berbahagia,
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan urusan pemerintahan wajib, selanjutnya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM), di mana disebutkan bahwa SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal, meliputi:
Pendidikan;
Kesehatan;
Pekerjaan umum;
Perumahan rakyat;
Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan masyarakat;
Sosial.
Sesuai PP nomor 2 Tahun 2018 dan Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota, terdapat 12 indikator yang pencapaiannya harus 100%. Sebagian besar indikator SPM Bidang Kesehatan beririsan dengan 12 Indikator Keluarga Sehat. Terdapat 7 Indikator Keluarga Sehat terkait dengan Pelayanan Dasar pada SPM.
Sehingga jika pendekatan keluarga ini dilaksanakan dengan baik maka akan meningkatkan capaian SPM kabupaten/kota. SPM ini merupakan hal penting karena merupakan nilai kinerja dari kepala daerah (Bupati dan Walikota). Hal ini harus kita manfaatkan sebagai media advokasi kepada kepala daerah untuk mendukung PIS-PK, sehingga mendapat dukungan APBD.
Di dalam mewujudkan pencapaian SPM, perlu melibatkan lintas sektor melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Dengan melaksanakan PIS-PK diharapkan cakupan imunisasi dapat tercapai, peningkatan CDR dan SR TBC dan pencegahan stunting.
Saudara-saudara sekalian,
Melalui pelaksanaan PIS-PK kita dapat mewujudkan Keluarga Sehat yang tergambar dalam Indeks Keluarga Sehat (IKS). IKS dapat diperoleh untuk setiap tingkatan wilayah, yang dapat menggambarkan status kesehatan mulai dari Rukun Tetangga (RT) sampai tingkat Nasional. Segala permasalahan kesehatan akan kita ketahui sejak dini dari keluarga, kita dapat segera melakukan intervensi sehingga masalah ini tidak meluas menjadi masalah kab/kota, provinsi bahkan sampai tingkat nasional.
Dengan demikian, untuk mendapatkan gambaran kondisi kesehatan yang sesungguhnya, maka pelaksanaan kunjungan keluarga harus segera mencapai total coverage.
Dan untuk mencapai itu semua diperlukan dukungan komitmen dan kerjasama kita semua.
Slide ini merupakan contoh pelayanan kesehatan di Puskesmas secara terintegrasi. Dimana ada peran yang dilakukan oleh Puskesmas, Dinkes kab.kota dan dinkes provinsi. Serta rumah sakit sebagai rujukan.
Ibu hamil yang memeriksakan kandungan secara rutin ke UKBM atau puskesmas/BPS tidak hanya diperiksa kehamilan tetapi juga pemeriksaan lainnya mungkin ada masalah kesehatan lain misalnya terdeteksi ada gejala TB atau mungkin penyakit lainnya
Puskesmas melakukan kunjungan ke rumah untuk melihat kondisi keluarga yang mungkin ada penderita TB lainnya atau masalah kesehatan lainnya sekaligus melakukan pendataan keluarga dan intervensi dan di rujuk ke puskesmas untuk pemeriksaan TB yang khusus di puskesmas
Bila kemudian ibu hamil tersebut beresiko dapat dilakukan rujukan ke Rumah sakit sedangkan bila ditemukan resisten terhadap pengobatan Puskesmas melakukan pendataan dan pemeriksaan di sekitar keluarga lainnya . Untuk dukungan pemeriksaan tersebut puskesmas dapat meminta dinkes kab/kota atau propinsi sebagai rujukan UKM sekunder dan tersier.
Indikator :
(Provinsi, Kabupaten/kota dan Puskesmas)
Terlaksananya sosialisasi
Adanya penanggungjawab/koordinator PIS-PK
Ketersediaan anggaran yang terintegrasi untuk pelaksanaan PIS-PK
Tersedianya Roadmap pemenuhan kebutuhan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan (sarana, prasarana, alat kesehatan dan SDM)
Tersedianya alat kesehatan yang mendukung pelayanan kesehatan
(tambahan untuk kabupaten dan Puskesmas)
Tersedianya formulir PROKESGA (tercetak/manual) atau elektronik (aplikasi keluarga sehat)
Tersedianya PINKESGA (Paket Informasi Kesehatan Keluarga) untuk kebutuhan Puskesmas
(tambahan untuk Puskesmas)
Adanya koordinator dan tim pembina keluarga
Indikator :
Terlaksananya kunjungan keluarga dan sekaligus intervensi awal pada seluruh keluarga di wilker Puskesmas
Teridentifikasinya masalah kesehatan di keluarga dari hasil pengumpulan informasi kesehatan seluruh anggota keluarga terhadap 12 indikator kesehatan keluarga dan masalah kesehatan lainnya
Penggunaan formulir PROKESGA (tercetak/manual) atau elektronik (aplikasi keluarga sehat) saat kunjungan keluarga.
Penggunaan PINKESGA saat kunjungan keluarga
Tersedianya alat kesehatan yang mendukung pelaksanaan kunjungan keluarga
Terlaksananya sistem rujukan ke fasyankes bagi kasus yang memerlukan rujukan
Terbinanya seluruh keluarga melalui kunjungan ulang secara berkala sesuai kebutuhan
Adanya rekapitulasi informasi hasil kunjungan keluarga di pangkalan data Puskesmas
Indikator : untuk tiap level
Adanya pertemuan pembahasan hasil kunjungan keluarga yang dapat dibuktikan
Adanya pengolahan dan penyajian IKS
Tersedianya hasil analisa terhadap ke-12 indikator KS
Indikator untuk tiap level :
Adanya rencana tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada perencanaan di tiap level
Terlaksananya kegiatan intervensi sesuai dengan renvana tindak lanjut (penjadwalan intervensi, TOR, lambaran pelaksanaan) pada tiap level
Indikator : (provinsi)
Adanya pertemuan pembahasan analisis perubahan iKS yang dapat dibuktikan
Adanya proses pengolahan dan penyajian analisis perubahan IKS
Tersedianya hasil analisis intervensi lanjut (perubahan indikator IKS)
Tersedianya rencana tindak lanjut analisis hasil intervensi lanjut
Indikator Kabupaten/kota :
Adanya pertemuan pembahasan alasisa hasil intervensi lanjut yang dapat dibuktikan
Adanya proses pengolahan dan penyajan analisis hasil intervensi lanjut
Tersedianya hasil analisis perubbahan IKS
Tersedianya renvana tindak lanjut analisis perubahan IKS
Indikator puskesmas”
Adanya pertemuan pembahasan analisis perubahan IKS
Adanya proses pengolahan dan penyajian analisis perubahan IKS tingkat Puskesmas
Tersedianya hasil analisis intervensi lanjut/perubahan IKS
Tersedianya tencana tindak lanjut analisis perubahan IKS
Saudara-saudara sekalian,
Dari sisi pembiayaan, seharusnya tidak akan ada lagi hambatan dalam implementasi PIS-PK.
Banyak sumber dana yang dapat dimanfaatkan antara lain, dukungan dari Pusat, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) semakin meningkat, biaya operasional dari Kapitasi, Dana Dekonsentrasi, dana desa dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan sumber dana lain yang sesuai dengan ketentuan.
Sumber-sumber pendanaan tersebut sudah ada regulasi pemanfaatannya. Mengingat pelaksanaan PIS-PK akan mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang kesehatan kabupaten/kota, maka Pendanaan dari APBD pun diperlukan.
Bapak dan ibu para Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan,
Pelaksanaan PIS-PK pada tingkat Dinas Kesehatan harus dilakukan secara terintegrasi lintas bidang dan perlu ditunjuk adanya koordinator. Sebagai koordinator, Bapak dan Ibu memiliki peran untuk:
Melakukan sosialisasi internal Dinkes
Melakukan koordinasi dengan lintas program, dalam hal:
Persiapan pelaksanaan PIS-PK
Pelaksanaan analisis hasil PIS-PK
Perencanaan intervensi lanjut
Pelaksanaan intervensi lanjut
Monitoring dan evaluasi tiap tahapan PIS-PK
Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi
Melaporkan hasil pelaksanaan kepada penanggung jawab PIS-PK yaitu Kepala Dinas Kesehatan
Sedangkan, setiap bidang memiliki peran untuk:
Memahami konsep dan implementasi PIS-PK
Mendukung persiapan pelaksanaan PIS-PK sesuai Tupoksinya;
Melakukan analisis hasil PIS-PK terkait program masing-masing dan merencanakan intervensi lanjut;
Melakukan intervensi lanjut sesuai program masing-masing;
Melakukan monitoring dan evaluasi sesuai pembagian Binwil;
Mengkoordinasikan hasil Monev kepada koordinator.