Kelompok ii pbl

agus saefudin
agus saefudinTeacher at SMK Negeri 2 Bawang Kabupaten Banjarnegara à SMK Negeri 2 Bawang
KELOMPOK II
AGUS SAEFUDIN / 0102514057
AHMAD KUSFANDI / 0102514064
SUYATNO / 0102514068
IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
PADA MATA PELAJARAN RUMPUN MIPA (SAINS)
PENDAHULUAN
Pembelajaran mata pelajaran rumpun MIPA (sains) berupaya meningkatkan minat siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang alam seisinya
yang penuh dengan rahasia yang tiada habisnya.
Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya kemampuan
siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah..
Sudah sering mendengar keluhan siswa betapa beratnya mereka mengikuti
beban dari sekolah. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka
dengan kemampuan-kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang mereka hadapi.
Di lapangan banyak ditemukan kenyataan yang menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
MIPA (sains) siswa cenderung kurang aktif dan kreatif dalam belajar.
Anderson (1993) menyatakan bahwa kebanyakan pembelajaran manusia melibatkan proses
pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
MIPA (sains) karena dapat meningkatan kemampuan berpikir siswa secara logis, kritis, kreatif
dan inovatif.
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Konsep pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning).
Langkah-langkah implementasi pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning)
Contoh implementasi pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning).
Desain pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran
berbasis masalah pada mata pelajaran rumpun MIPA (problem based
learning).
KONSEP
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau
Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada
hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980,
Barret, 2005) dan pertama kali
diimplementasikan pada sekolah kedokteran di
McMaster University Kanada pada tahun 60-an.
 Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan PBM sebagai “The learning
that results from the process of working towards the understanding of a
resolution of a problem. The problem is encountered first in the learning
process.”
 Sementara Cunningham et.al.(2000, Chasman er.al., 2003) mendefiniskan
PBM sebagai “…Problem-based learning (PBL) has been defined as a
teaching strategy that “simultaneously develops problem-solving
strategies, disciplinary knowledge, and skills by placing students in the
active role as problem-solvers confronted with a structured problem which
mirrors real-world problems".
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
 Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John
Dewey. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan
masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.
 Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan
dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
 Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem
Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai
dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan
masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat
menyelesaikannya.
 Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based
learning/PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru
menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang
penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan
memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih
realistik (nyata).
 Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya
disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik.
 PBL adalah suatu model pembelajaran vang, melibatkan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah
sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk
memecahkan masalah.
2.Karakteristik Pembelajaran Berbasis
Masalah
 Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu
(2005) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu :
a. Learning is student-centered
b. Authentic problems form the organizing focus
for learning
c. New information is acquired through self-directed learning
d. Learning occurs in small groups
e. Teachers act as facilitators.
3. Teori Belajar yang Melandasi
Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Teori Belajar Konstruktivisme
b. Teori Belajar dari Piaget
c. Teori Belajar Bermakna dari David
Ausubel
d. Teori Belajar Vigotsky
e. Teori Belajar dari Albert Bandura
f. Teori Belajar Jerome S. Bruner
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah
dalam situasi nyata
b. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar
c. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini
mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi
d. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
e. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari
perpustakaan, internet, wawancara dan observasi
f. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
g. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka
h. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah
a. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian
guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk
pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya
dengan pemecahan masalah.
b. Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan
terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
c. PBM kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah
kemampuan bekerja dalam kelompok. PBM sangat cocok untuk siswa
perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah.
d. PBM biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga
dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan
walapun PBM berfokus pada masalah bukan konten materi.
e. Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa
dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan
memotivasi siswa dengan baik.
f. Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap.
SINTAKS
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
Fibrayir (2012), berbagai pengembang pembelajaran berbasis
masalah telah menunjukkkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah
sebagai berikut.
1. Pengajuan masalah atau pertanyaan
Menurut Arends (dalam Abbas, 2000:13), pertanyaan dan
masalah yang diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai
berikut.
a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada
kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada
prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti
tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada
akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
c. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya
mudah dipahami siswa. Selain itu masalah disusun dan
dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu
masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat
luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi
pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang
dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah
disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
e. Bermanfaat. Yaitu masalah yang telah disusun dan
dirumuskan haruslah bermanfaat, baik siswa sebagai
pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat
masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang
dapat meningkatkan kemampuan berfikir memecahkan
masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar
siswa.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat
pada mata pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu-ilmu
Sosial), masalah yang akan diselidiki telah yang dipilih benar-
benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3. Penyelidikan autentik
Pengajaran berbasis masalah siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah
nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan
eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan
merumuskan kesimpulan. Metode penyelidikan yang
digunakan bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.
4. Menghasilkan produk/karya dan
memamerkannya
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa
untuk menghasilkan produk tertentu dalam
bentuk karya nyata atau artefak dan
peragaan yang menjelaskan atau mewakili
bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan. Produk itu dapat berupa transkip
debat, laporan, model fisik, video atau
program komputer.
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Tahapan Kegiatan Guru
Tahap 1:
Orientasi siswa
kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan, memotivasi siswa
agar terlibat pada pemecahan masalah
yang dipilihnya.
Tahap 2:
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
Tahap 3:
Membimbing
penyelidikan
individual dan
kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalahnya
Tahap 4:
Mengembagkan dan
menyajikan hasil
karya
Guru membantu siswa merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, video dan model serta
membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses
yang mereka gunakan.
a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan PBM sebagai berikut :
1) Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau
permasalahan diungkap dari pengalaman siswa)
2) Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan
melakukan hal-hal berikut.
Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan
Mendefinisikan masalah Melakukan tukar pikiran
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah Menetapkan hal-hal yang
harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan PBM sebagai berikut :
3) Siswa melakukan kajian secara independen
berkaitan dengan masalah yang harus
diselesaikan. Mereka dapat melakukannya
dengan cara mencari sumber di perpustakaan,
database, internet, sumber personal atau
melakukan observasi
4) Siswa kembali kepada kelompok PBM semula
untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran
teman sejawat, dan bekerjasaman dalam
menyelesaikan masalah.
a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan PBM sebagai berikut :
5) Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
6) Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi
berkaitan dengan seluruh kegiatan
pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana
pengetahuan yang sudah diperoleh oleh siswa
serta bagaiman peran masing-masing siswa
dalam kelompok.
a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menyebutkan beberapa hal yang harus
dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar kegiatan PBM
dalap berjalan dengan baik, yaitu :
1) Harus berpenampilan meyakinkan dan antusias
2) Tidak memberikan penjelasan saat siswa bekerja
3) Diam saat siswa bekerja
4) Menyarankan siswa untuk berbicara dengan siswa lain
bukan dengan dirinya
5) Meyakinkan siswa untuk menyepakati terlebih dahulu
tentang pemahaman terhadap permasalahan secara
kelompok sebelum siswa bekerja individual
a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menyebutkan beberapa hal yang
harus dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar
kegiatan PBM berjalan dengan baik, yaitu :
6) Memberikan saran pada siswa tentang sumber
informasi yang dapat diakses berkaitan dengan
permasalahan
7) Selalu mengingat hasil pembelajaran yang ingin dicapai
8) Mengkondisikan lingkungan atau suasana belajar yang
baik untuk kegiatan kelompok Menjadi diri sendiri
atau tampil sesuai dengan gaya sendiri sehingga tidak
menampilkan sikap di luar kebiasaan dirinya.
b. Penilaian Pada PBM
National Research Council (NRC) (dalam Waters and
McCracken, -) memberikan tiga prinsip berkaitan penilaian
dalam PBM, sebagai berikut.
 Konten : penilaian harus merefleksikan apa yang
sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh
siswa.
 Proses pembelajaran : penilaian harus sesuai dan
diarahkan pada proses pembelajaran
 Kesamaan : penilaian harus menggambarkan
kesamaan kesempatan siswa untuk belajar.
b. Penilaian Pada PBM
Waters and McCracken penilaian yang dilakukan harus dapat :
1) Menyajikan situasi secara otentik
2) Menyajikan data secara berulang-ulang
3) Memberikan peluang pada siswa untuk dapat
mengevaluasi dan merefleksi pemahaman dan
kemampuannya sendiri
4) Menyajikan laporan perkembangan kegiatan siswa.
CONTOH IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
• Ada beberapa cara menerapkan
PBL dalam pembelajaran. Secara
umum penerapan model ini
mulai dengan adanya masalah
yang diharus dipecahkan atau
dicari pemecahannya oleh
siswa.
• Pemecahan masalah dalam PBL
harus sesuai dengan langkah-
langkah metode ilmiah. Dengan
demikian siswa belajar
memecahkan masalah secara
sistematis dan terencana.
Langkah pemecahan masalah dalam PBL paling
sedikit ada 8 tahapan (Pannen, 2001), yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah,
2. Mengumpulkan data,
3. Menganalisis data,
4. Memecahkan masalah berdasarkan pada data
yang ada dan analisisnya,
5. Memilih cara untuk memecahkan masalah,
6. Merencanakan penerapan pemecahan
masalah,
7. Melakukan uji coba terhadap rencana yang
ditetapkan, dan
8. Melakukan tindakan (action) untuk
memecahkan masalah.
Berbagai
tingkat
berpikir
Berpikir
tingkat
tinggi
CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
1. Problem/Masalah
2. Perkuliahan
3. Melacak Literatur
4. Seminar
5. Tutorial
6. Demonstrasi
7. Eksperimen
Prosedur
pengembangan
PBL yang
dilakukan Liu Yu
CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Langkah-langkah Aktivitas Guru dan Siswa
Fase 1:
Mengamati,
mengorientasikan siswa
terhadap masalah
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan
terhadap fenomena tertentu, terkait dengan KD yang akan
dikembangkannya.
Fase 2:
Menanya, memunculkan
permasalahan
Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah
terkait dengan fenomena yang diamatinya. Masalah itu
dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis.
Fase 3:
Menalar, mengumpulkan
data
Guru mendorong siswa untuk mengumpukan informasi (data)
dalam rangka menyelesaikan masalah, baik secara individu
ataupun berkelompok, dengan membaca berbagai referensi,
pengamatan lapangan, wawancara, dan sebagainya.
Fase 4:
Mengasosiasi,
merumuskan jawaban
Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan
merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang mereka
ajukan sebelumnya.
Fase 5:
Mengomunikasikan
Guru memfasilitasi siswa untuk mempresen-tasikan jawaban
atas permasalahan yang mereka rumuskan sebelumnya. Guru
juga membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.
DESAIN PEMBELAJARAN
DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM
Kompetensi Inti Menerapkan rangkaian elektronika dasar
Kompetensi Dasar Mengkasifikasi penguat daya
Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan konsep dasar klasifikasi penguat daya (penguat akhir).
2. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas
A untuk penguat daya.
3. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas B
untuk penguat daya push pull.
4. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas
AB untuk penguat daya push pull.
5. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas C
untuk penguat daya push pull.
6. Menjelaskan prinsip dasar metoda pencarian kesalahan akibat
bergesernya titik kerja transistor untuk penguat daya push pull.
Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Alokasi waktu 8 JP x 45 menit (360 menit)
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM
Kelompok ii pbl
1 sur 41

Contenu connexe

Tendances

Bab 2 skripsiBab 2 skripsi
Bab 2 skripsiSilfia Maria
1.1K vues18 diapositives
Pp rtPp rt
Pp rtKim Ra
803 vues16 diapositives
Pbl mmPbl mm
Pbl mmnani Ja'afar
1.9K vues28 diapositives
Skripsi yang benarSkripsi yang benar
Skripsi yang benarwarnie Tumorang Pande
709 vues111 diapositives

Tendances(19)

Bab 2 skripsiBab 2 skripsi
Bab 2 skripsi
Silfia Maria1.1K vues
Pp rtPp rt
Pp rt
Kim Ra803 vues
Pbl mmPbl mm
Pbl mm
nani Ja'afar1.9K vues
Skripsi yang benarSkripsi yang benar
Skripsi yang benar
warnie Tumorang Pande709 vues
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
iisastuti395 vues
Model Belajar "Probelm Base Learning"Model Belajar "Probelm Base Learning"
Model Belajar "Probelm Base Learning"
Harrys Samosir1.8K vues
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan
Risky Widodo2.1K vues
penelitianpenelitian
penelitian
Lisna Sihombing2K vues
4 modelnl4 modelnl
4 modelnl
Afriani Nasution2.1K vues
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
Universitas Negeri Medan13.3K vues
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKASTRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Febri Arianti4.3K vues
Uas bahasa indonesia iis astutiUas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astuti
Ghifari Chaula615 vues
Pembelajaran berbasis masalahPembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah
Ig Fandy Jayanto740 vues
Sogol tugas ptkSogol tugas ptk
Sogol tugas ptk
Eko Supriyadi301 vues

En vedette(20)

Model pembelajaran  berasaskan projekModel pembelajaran  berasaskan projek
Model pembelajaran berasaskan projek
Nadzari Baharom7.9K vues
Pembelajaran berasaskan masalahPembelajaran berasaskan masalah
Pembelajaran berasaskan masalah
thongsewkim9.8K vues
Pembelajaran berasaskan masalahPembelajaran berasaskan masalah
Pembelajaran berasaskan masalah
Qamariah sabariah29.7K vues
Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)
Sultan Bahoo (Life history of Sultan Bahoo in English)
Sultan ul Faqr Publications10.5K vues
Lindsey Alexander's ResumeLindsey Alexander's Resume
Lindsey Alexander's Resume
Lindsey Alexander196 vues
Actividad 3 y 4 Power pointActividad 3 y 4 Power point
Actividad 3 y 4 Power point
alvarodelcampo359 vues
TPS 13 KemarayaTPS 13 Kemaraya
TPS 13 Kemaraya
KPU KOTA KENDARI1.2K vues
Biz backupBiz backup
Biz backup
biz-backup192 vues
Presentacion blogerPresentacion bloger
Presentacion bloger
Johana343241 vues
IISKD 2013 Yearbook IISKD 2013 Yearbook
IISKD 2013 Yearbook
TeacherSue1.4K vues
Tahun 4 (2014)Tahun 4 (2014)
Tahun 4 (2014)
Jamilah Arifin890 vues
News SSL 50 2015News SSL 50 2015
News SSL 50 2015
Roberta Culiersi281 vues
IISKD 2013 Yearbook  cover IISKD 2013 Yearbook  cover
IISKD 2013 Yearbook cover
TeacherSue437 vues
AnnualReport_2015AnnualReport_2015
AnnualReport_2015
Agnes D. Hogan2.2K vues
Checklist para ConfidenteChecklist para Confidente
Checklist para Confidente
mykeura342 vues
Ruya TabirleriRuya Tabirleri
Ruya Tabirleri
Ethem Ekinci5.4K vues

Similaire à Kelompok ii pbl(20)

PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxPPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
dinariawansutopo16 vues
Bab.2.pdfBab.2.pdf
Bab.2.pdf
Tuan Muhammad Danil785 vues
Model pembelajaran berbasis masalah 1Model pembelajaran berbasis masalah 1
Model pembelajaran berbasis masalah 1
Taryadi Taryadi431 vues
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973
Nadia Anwar35 vues
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
sintaroyani2K vues
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
iisastuti250 vues
resume zelvia khoirotun niza.pptxresume zelvia khoirotun niza.pptx
resume zelvia khoirotun niza.pptx
ssuser64aba915 vues
Model Pembelajaran Berdasarkan MasalahModel Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
MOHAMMAD YASIN, M.Pd6.5K vues
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
Mairiza Nopia11.3K vues
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdf
andriansuhaimi14 vues
FisikaFisika
Fisika
semua17an2K vues
14. bab i14. bab i
14. bab i
Teguh Panji221 vues
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
lukmansardi18203 vues

Plus de agus saefudin

01 merancang fet mosfet01 merancang fet mosfet
01 merancang fet mosfetagus saefudin
5.5K vues56 diapositives
Il agus sistem radioIl agus sistem radio
Il agus sistem radioagus saefudin
945 vues20 diapositives
05 penguat depan audio05 penguat depan audio
05 penguat depan audioagus saefudin
13.5K vues22 diapositives
04 instalasi mikropon04 instalasi mikropon
04 instalasi mikroponagus saefudin
10.4K vues27 diapositives
Il agus sistem audioIl agus sistem audio
Il agus sistem audioagus saefudin
267 vues30 diapositives
Kk08 kd1 dasar sinyal videoKk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal videoagus saefudin
1.4K vues37 diapositives

Plus de agus saefudin(12)

01 merancang fet mosfet01 merancang fet mosfet
01 merancang fet mosfet
agus saefudin5.5K vues
Il agus sistem radioIl agus sistem radio
Il agus sistem radio
agus saefudin945 vues
05 penguat depan audio05 penguat depan audio
05 penguat depan audio
agus saefudin13.5K vues
04 instalasi mikropon04 instalasi mikropon
04 instalasi mikropon
agus saefudin10.4K vues
Il agus sistem audioIl agus sistem audio
Il agus sistem audio
agus saefudin267 vues
Kk08 kd1 dasar sinyal videoKk08 kd1 dasar sinyal video
Kk08 kd1 dasar sinyal video
agus saefudin1.4K vues
Makalah penggerakan pendidikanMakalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikan
agus saefudin15.4K vues
ROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIAROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIA
ROBOT CERDAS DAN PERADABAN MANUSIA
agus saefudin2.3K vues
Sumber belajarSumber belajar
Sumber belajar
agus saefudin1.8K vues
soal to tav paket asoal to tav paket a
soal to tav paket a
agus saefudin14.7K vues
Menuju marifatullahMenuju marifatullah
Menuju marifatullah
agus saefudin3.8K vues

Kelompok ii pbl

  • 1. KELOMPOK II AGUS SAEFUDIN / 0102514057 AHMAD KUSFANDI / 0102514064 SUYATNO / 0102514068 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATA PELAJARAN RUMPUN MIPA (SAINS)
  • 2. PENDAHULUAN Pembelajaran mata pelajaran rumpun MIPA (sains) berupaya meningkatkan minat siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tiada habisnya. Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah.. Sudah sering mendengar keluhan siswa betapa beratnya mereka mengikuti beban dari sekolah. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Di lapangan banyak ditemukan kenyataan yang menunjukkan bahwa dalam pembelajaran MIPA (sains) siswa cenderung kurang aktif dan kreatif dalam belajar. Anderson (1993) menyatakan bahwa kebanyakan pembelajaran manusia melibatkan proses pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran MIPA (sains) karena dapat meningkatan kemampuan berpikir siswa secara logis, kritis, kreatif dan inovatif.
  • 3. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN Konsep pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Langkah-langkah implementasi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) Contoh implementasi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Desain pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran rumpun MIPA (problem based learning).
  • 5. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan pertama kali diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University Kanada pada tahun 60-an.
  • 6.  Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan PBM sebagai “The learning that results from the process of working towards the understanding of a resolution of a problem. The problem is encountered first in the learning process.”  Sementara Cunningham et.al.(2000, Chasman er.al., 2003) mendefiniskan PBM sebagai “…Problem-based learning (PBL) has been defined as a teaching strategy that “simultaneously develops problem-solving strategies, disciplinary knowledge, and skills by placing students in the active role as problem-solvers confronted with a structured problem which mirrors real-world problems".
  • 7. 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah  Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.  Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
  • 8.  Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.  Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning/PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata).
  • 9.  Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik.  PBL adalah suatu model pembelajaran vang, melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
  • 10. 2.Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah  Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu : a. Learning is student-centered b. Authentic problems form the organizing focus for learning c. New information is acquired through self-directed learning d. Learning occurs in small groups e. Teachers act as facilitators.
  • 11. 3. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Berbasis Masalah a. Teori Belajar Konstruktivisme b. Teori Belajar dari Piaget c. Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel d. Teori Belajar Vigotsky e. Teori Belajar dari Albert Bandura f. Teori Belajar Jerome S. Bruner
  • 12. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
  • 13. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah a. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata b. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar c. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi d. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok e. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi f. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri g. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka h. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
  • 14. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah a. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah. b. Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas. c. PBM kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok. PBM sangat cocok untuk siswa perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah. d. PBM biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walapun PBM berfokus pada masalah bukan konten materi. e. Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan memotivasi siswa dengan baik. f. Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap.
  • 16. Fibrayir (2012), berbagai pengembang pembelajaran berbasis masalah telah menunjukkkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut. 1. Pengajuan masalah atau pertanyaan Menurut Arends (dalam Abbas, 2000:13), pertanyaan dan masalah yang diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu. b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
  • 17. c. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. e. Bermanfaat. Yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir memecahkan masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.
  • 18. 2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu-ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah yang dipilih benar- benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. 3. Penyelidikan autentik Pengajaran berbasis masalah siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan. Metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.
  • 19. 4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa transkip debat, laporan, model fisik, video atau program komputer.
  • 20. Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Tahapan Kegiatan Guru Tahap 1: Orientasi siswa kepada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada pemecahan masalah yang dipilihnya. Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual dan kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya Tahap 4: Mengembagkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
  • 21. a. Langkah-Langkah PBM Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai berikut : 1) Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan diungkap dari pengalaman siswa) 2) Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut. Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan Mendefinisikan masalah Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
  • 22. a. Langkah-Langkah PBM Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai berikut : 3) Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi 4) Siswa kembali kepada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan masalah.
  • 23. a. Langkah-Langkah PBM Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai berikut : 5) Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan 6) Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh oleh siswa serta bagaiman peran masing-masing siswa dalam kelompok.
  • 24. a. Langkah-Langkah PBM Barret (2005) menyebutkan beberapa hal yang harus dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar kegiatan PBM dalap berjalan dengan baik, yaitu : 1) Harus berpenampilan meyakinkan dan antusias 2) Tidak memberikan penjelasan saat siswa bekerja 3) Diam saat siswa bekerja 4) Menyarankan siswa untuk berbicara dengan siswa lain bukan dengan dirinya 5) Meyakinkan siswa untuk menyepakati terlebih dahulu tentang pemahaman terhadap permasalahan secara kelompok sebelum siswa bekerja individual
  • 25. a. Langkah-Langkah PBM Barret (2005) menyebutkan beberapa hal yang harus dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar kegiatan PBM berjalan dengan baik, yaitu : 6) Memberikan saran pada siswa tentang sumber informasi yang dapat diakses berkaitan dengan permasalahan 7) Selalu mengingat hasil pembelajaran yang ingin dicapai 8) Mengkondisikan lingkungan atau suasana belajar yang baik untuk kegiatan kelompok Menjadi diri sendiri atau tampil sesuai dengan gaya sendiri sehingga tidak menampilkan sikap di luar kebiasaan dirinya.
  • 26. b. Penilaian Pada PBM National Research Council (NRC) (dalam Waters and McCracken, -) memberikan tiga prinsip berkaitan penilaian dalam PBM, sebagai berikut.  Konten : penilaian harus merefleksikan apa yang sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa.  Proses pembelajaran : penilaian harus sesuai dan diarahkan pada proses pembelajaran  Kesamaan : penilaian harus menggambarkan kesamaan kesempatan siswa untuk belajar.
  • 27. b. Penilaian Pada PBM Waters and McCracken penilaian yang dilakukan harus dapat : 1) Menyajikan situasi secara otentik 2) Menyajikan data secara berulang-ulang 3) Memberikan peluang pada siswa untuk dapat mengevaluasi dan merefleksi pemahaman dan kemampuannya sendiri 4) Menyajikan laporan perkembangan kegiatan siswa.
  • 28. CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
  • 29. CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH • Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum penerapan model ini mulai dengan adanya masalah yang diharus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa. • Pemecahan masalah dalam PBL harus sesuai dengan langkah- langkah metode ilmiah. Dengan demikian siswa belajar memecahkan masalah secara sistematis dan terencana. Langkah pemecahan masalah dalam PBL paling sedikit ada 8 tahapan (Pannen, 2001), yaitu: 1. Mengidentifikasi masalah, 2. Mengumpulkan data, 3. Menganalisis data, 4. Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, 5. Memilih cara untuk memecahkan masalah, 6. Merencanakan penerapan pemecahan masalah, 7. Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan, dan 8. Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah. Berbagai tingkat berpikir Berpikir tingkat tinggi
  • 30. CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 1. Problem/Masalah 2. Perkuliahan 3. Melacak Literatur 4. Seminar 5. Tutorial 6. Demonstrasi 7. Eksperimen Prosedur pengembangan PBL yang dilakukan Liu Yu
  • 31. CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Langkah-langkah Aktivitas Guru dan Siswa Fase 1: Mengamati, mengorientasikan siswa terhadap masalah Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan terhadap fenomena tertentu, terkait dengan KD yang akan dikembangkannya. Fase 2: Menanya, memunculkan permasalahan Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah terkait dengan fenomena yang diamatinya. Masalah itu dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis. Fase 3: Menalar, mengumpulkan data Guru mendorong siswa untuk mengumpukan informasi (data) dalam rangka menyelesaikan masalah, baik secara individu ataupun berkelompok, dengan membaca berbagai referensi, pengamatan lapangan, wawancara, dan sebagainya. Fase 4: Mengasosiasi, merumuskan jawaban Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang mereka ajukan sebelumnya. Fase 5: Mengomunikasikan Guru memfasilitasi siswa untuk mempresen-tasikan jawaban atas permasalahan yang mereka rumuskan sebelumnya. Guru juga membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.
  • 32. DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
  • 33. DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM Kompetensi Inti Menerapkan rangkaian elektronika dasar Kompetensi Dasar Mengkasifikasi penguat daya Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan konsep dasar klasifikasi penguat daya (penguat akhir). 2. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas A untuk penguat daya. 3. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas B untuk penguat daya push pull. 4. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas AB untuk penguat daya push pull. 5. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas C untuk penguat daya push pull. 6. Menjelaskan prinsip dasar metoda pencarian kesalahan akibat bergesernya titik kerja transistor untuk penguat daya push pull. Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Alokasi waktu 8 JP x 45 menit (360 menit)