SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar Belakang Masalah 
Masa yang paling indah adalah masa remaja. Masa yang 
paling menyedihkan adalah masa remaja. Masa yang paling ingin 
dikenang adalah masa remaja. Masa yang paling ingin dilupakan 
adalah masa remaja.Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka 
yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi 
batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall 
(dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 
tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa 
dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi 
berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Remaja adalah masa 
yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah 
dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh 
Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall 
pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan 
tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip 
orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya 
krisis identitas atau pencarian identitas diri.Gagasan Erickson ini 
dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat
status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, 
moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, 
Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988. Karakteristik 
remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga 
sering menimbulkan masalah pada diri remaja.Tidak diragukan jika 
banyak para pemuda sekarang yang terjerumus dalam lembah 
perzinaan (free seks). Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman 
masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan 
wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah 
mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita yang 
mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang 
ketat. Yang akhirnya dapat merusak moral dan norma di negara 
kita.Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah 
sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal 
yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon 
pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinaan 
disebabkan oleh pacaran. Dengan adanya permasalahan seperti itu 
salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah dengan memberikan 
pendidikan kepada remaja yaitu dengan pemberian pendidikan budi 
pekerti. Dengan pemberian pendidikan budi pekerti diharapkan 
remaja bisa menjadi remaja yang berakhlak karimah sesuai dengan 
nilai – nilai agama dan pancasila. 
2
3 
B. Rumusan masalah 
1. Apakah seks bebas itu? 
2. Apakah dinamika munculnya perilaku seks? 
3. Bagaimana sudut pandang islam perilaku seks bebas pada 
remaja? 
4. Apa sajakah dampak seks bebas dikalangan remaja? 
5. Bagaimana cara penanganan seks bebas? 
C. Tujuan penelitian 
1. Untuk memenuhi sebagian syarat tugas mata kuliah 
psikologi perkembangan. 
2. Untuk mengetahui dinamika apa saja yang menyebabkan 
perilaku seks. 
3. Untuk mengetahui bagaimana islam memandang perilaku 
seks bebas pada remaja. 
4. Untuk mengetahui akibat dari perilaku seks bebas dan 
bagaimana cara menanggulanginya. 
D. Manfaat penelitian 
1. Manfaat khusus 
Hasil dari makalah ini diharapkan bisa menjadi 
pertimbangan bagi para pemuda dalam berperilaku dan 
sebagai tindak lanjut dalam mengatasi masalah dalam segi 
agama maupun teoritis.
4 
2. Manfaat umum 
Masyarakat bisa mengerti dan tahu bagaimana dampak – 
dampak dari pergaulan bebas serta pengaruhnya pada 
lingkungan,agama dan keluarga. 
E. Sistematika 
Dalam bab ini penulis menggunakan sistematika sebagai 
berikut : 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar belakang masalah 
B. Rumusan masalah 
C. Tujuan penelitian 
D. Manfaat penelitian 
E. Sistematika 
BAB II PEMBAHASAN 
1. Pengertian seks bebas 
2. Dinamika munculnya perilaku seks 
3. Sudut pandang Islam dalam perilaku seks bebas pada 
remaja 
4. Dampak seks bebas dikalangan remaja 
5. Penanganan seks bebas yang terjadi dikalangan remaja 
BAB III PENUTUP 
A. Kesimpulan 
B. Kritik dan saran
BAB ll 
PEMBAHASAN 
5 
1. Pengertian seks bebas 
Istilah seks lebih tepat untuk menunjukkan alat kelamin. 
Namun,seringkali masyarakat mengartikan seks bebas merupakan 
tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan 
dalam bentuk tingkah laku.Faktor-faktor yang menyebabkan seks 
bebas karena adanya pertentangan dari lawan jenis, adanya 
tekanan dari keluarga dan teman. Dari tahun ke tahun data remaja 
yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat, dari 
5% ada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 2000. 
2. Dinamika munculnya perilaku seks bebas 
Masa remaja adalah masa penuh perubahan. Semuanya 
seakan tidak stabil dan membingungkan, bahkan bagi si remaja 
sendiri. Proses organis yang paling penting pada masa pubertas ialah 
kematangan seksual. 
Menurut Pardede (2002), masa remaja berhubungan dengan 
suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. 
Pubertas adalah suatu bagian penting dari masa remaja dimana 
yang lebih ditekankan adalah proses biologis yang mengarah 
kepada kemampuan bereproduksi.
Menurut Tukan (1993), pada masa ini seseorang mengalami 
perubahan ciri seks sekunder. Ciri seks sekunder individu dewasa 
6 
adalah : 
a. Pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot, dan rambut sekitar alat 
kelamin dan ketiak. Selain itu suara juga menjadi lebih besar/kasar, 
dada melebar serta kulit menjadi relatif lebih kasar. 
b. Pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin 
dan ketiak, payudara dan pinggul mulai membesar dan kulit 
menjadi lebih halus. 
Selain tampaknya ciri seks sekunder, organ kelamin pada remaja 
juga mengalami perubahan ke arah pematangan, yaitu: 
a. Pada pria sejak usia remaja, testis akan menghasilkan sperma 
dan penis dapat digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan. 
b. Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan 
sel telur (ovum). 
Pada saat ini perempuan akan mengalami ovulasi dan 
menstruasi.Selain mengalami perkembangan fisik, remaja juga 
mengalami perkembangan psikososial, karena kesadaran akan 
bentuk fisik yang bukan lagi anak-anak akan menjadikan remaja 
sadar meninggalkan tingkah laku anak-anaknya dan mengikuti 
norma serta aturan yang berlaku. Tidak sedikit di antara mereka yang 
bertanya pada teman sebaya tentang perubahan fisik yang dialami.
Dan tidak sedikit pula diantaranya yang terjebak informasi salah. 
Seksualitas menjadi hal yang sanga tmenarik perhatian remaja, 
karena pada saat remaja perangkat seksualnya telah 
berkembang pesat dan dorongan seksualpun menjadi hal yang 
sangat akrab bagi kehidupan remaja. Pada saat itu, remaja butuh 
informasi dan pengetahuan atas semua yang terjadi.Tingkat 
Pemahaman remaja yang dipengaruhi mitos-mitos lingkungan 
sekitar, khususnya dari teman sebaya dapat membahayakan 
perkembangan mental remaja bila tidak segera didampingi oleh 
orang yang dipandang tepat memberi informasi yang benar. Pemahaman 
remaja terhadap resiko perilaku yang mereka lakukan seringkali 
sangat minim. Mereka merasa telah melakukan berbagai 
pencegahan dan antisipasi , akan tetapi sebenarnya yang mereka 
ketahui adalah informasi yang salah. 
Dan remaja perempuan, lebih rentan terhadap berbagai resiko dan 
berbagai kerugian dari perilaku seksual tersebut. Seperti, resiko 
kehamilan, aborsi, PMS, lebih banyak akan diderita oleh 
perempuan. Faktor lain, adalah bahwa masalah seks dengan 
pasangannya justru dijadikan legistimasi untuk melakukan seks 
bebas. Bahkan, saat ini, seks bebas sudah menjadi bagian dari 
budaya bisnis. Faktor yang melatar belakangi hal ini, menurut Boyke 
antara lain disebabkan berkurangnya pemahaman nilai-nilai 
agama. Selain itu, juga disebabkan belum adanya pendidikan seks 
7
secara formal di sekolah-sekolah. Selain itu, juga maraknya 
penyebarangambar serta VCD porno.Peran media massa juga 
mampu membentuk realitas dari kehidupan. Ketika menghadapi 
dorongan seks luar biasa, penyaluranyang dibayangkan remaja 
adalah hubungan seksual. Dan berbagai media yang menyalurkan 
minat mereka itu, tersedia di mana-mana dengan murahnya dan 
membawa remaja pada perilaku tidak benar. 
Hal – hal yang mendorong remaja melakukan hubungan 
seks diluar pernikahan, menurut sebuah penilitian yang dilakukan 
oleh yayasan keluarga kaiser (kaiser family foundatian,dalam 
8 
satrock, 1998) adalah : 
 Faktor mispersepsi terhadap pacaran yaitu bentuk 
penyaluran kasiih sayang yang salah dalam masa 
pacaran. 
Seringkali remaja mempunyai pandangan yang salah 
bahwa masa pacaran merupakan masa di mana 
seseorang boleh mencintai maupun dicintai oleh 
kekasihnya.dalam hal ini ungkapan rasa cinta dapat 
dinyatakan dengan berbagai cara misalnya pemberian 
hadiah bunga, berpelukan, berciuman, dan bahkan 
melakukan hubungan seksual.maka dari itu, sebelum 
pacaran sebaiknya orang tua wajib memberi
pengertian yang benar kepada anak remajanya agar 
mereka tidak terjerumus pada tindakan yang salah. 
 Faktor religiusitas yaitu kehidupan iman yang rapuh. 
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai 
dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam 
menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik,tanpa 
di pengaruhi oleh situasi dan kondisi apapun. Dalam 
hatinya,selalu ingat tehadap tuhan yang selalu 
mengawasi setiap perbuatan manusia oleh karena 
adanya hal ini remaja tidak akan melakukan hubngan 
seksual dengan pacarnya.derung akan menjaga 
kehormatan pacarnya agar terhindar dari tindakan 
nafsu seksual sesaat. Sebaliknya, bagi individu yang 
rapuh imannya, cenderung mudah melakukan 
pelanggaran terhadap ajaran – ajaran agamanya. 
 Faktor kematangan biologis. 
Perkembangan remaja dapat ditandai dengan ada 
kemtangan biologis. 
Dengan kematangan biologis, seorang remaja dapat 
melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya 
seorang dewasa lainnya, sebab organ seksualnya 
telah bekerja secara normal.hal ini membawa 
konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah 
9
terpengaruh oleh stimulasi yang merangsang gairah 
seksualnya, misalnya dengan melihat film porno,cerita 
cabul. Kematangan biologis yang tidak disertai 
dengan kemampuan mengendalikan diri, cenderung 
berakibat negatif, yakni terjadinya hubungan seksual 
pranikah di masapacaran remaja. Sebaliknya 
kematangan biologis disertai dengan kemampuan 
pengendalian diri akan membawa kebahagiaan 
remaja di masa depannya,sebab iia tidak akan 
melakukan hubungan seksual pranikah. 
3. Sudut pandang islam dalam perilaku seks bebas pada remaja 
Banyak hal-hal yang negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan 
bebas. Ini semua telah terlukis oleh mereka di belahan bumi Barat, 
yang dulu mengagung-agungkan kebebasan dalam segala hal, 
termasuk kebebasan seks, kini mereka menjerit. Angka perceraian 
sangat tinggi, dan pranata pernikahan diragukan. Akibatnya 
keluarga sebagai sendi masyarakat runtuh, kemudian terjadilah 
dekadensi moral. Wabah AIDS menebarkan kengerian dan 
ketakutan karena semakin liarnya perilaku masyarakat dalam free 
10 
sex. 
Apa yang terjadi di Barat dapat kita sinyalir dari tulisan 
George Balusyi dalam bukunya ; “Ledakan Seksual”, yaitu ; “pada 
tahun 1962, Kennedy menjelaskan, masa depan Amerika diancam
bahaya, sebab para pemudanya cenderung dan tenggelam di 
dalam syahwat sehingga tidak mampu memikul tanggung jawab 
yang harus dipikul di atas pundaknya. Setiap tujuh pemuda yang 
maju untuk jadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak pantas 
dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan 
itu, telah merusak keseimbangan hygienis dan psikis mereka”. 
Budaya free sex tidak jauh berbeda dengan budaya pacaran. 
Dan dengan menghubungkan fakta yang terjadi di sekitar kita, 
banyak para pemuda dan pemudi yang mengaku dirinya muslim 
tetapi mereka melakukan perbuatan zina. Jika hal ini dibiarkan, 
maka akan sangat berabahaya bagi kelanjutan dakwah Islam. 
Betapa sedihnya jika ummat Islam yang begitu besar tetapi akhlak 
para pemudanya penuh dengan kebobrokan. 
Seks dalam kehidupan manusia yang sehat dan normal 
merupakan hal yang tidak dapat di pisah –pisahkan. Hal tersebut 
menarik perhatian namun merupakan hal yang perlu mendapat 
penyaluran dan pengendalian yang sebaik –baiknya. Wajar jika 
manusia masih memiliki dorongan seks yang meminta 
penyalurannya. Namun, sebagai manusia yang beragama dan 
tinggal dalam kehidupan masyarakat perlu memperhatikan 
bagaimana tuntutan dan nilai – nilai agama dan pranata sosial yang 
terdapat di sekelilingnya. Terutama yang erat hubungannya dengan 
11
penyaluran dan pengendalian dorongan seks yang sedang 
12 
melanda dirinya. 
Manusia adalah mahluk Allah yang kedudukannya lebih 
mulia dibandingkan dengan mahluk yang lain. Karena 
kedudukannya yang mulia melebihi mahluk – mahluk yang lain, 
maka status kemuliaannya bdapat merosot dan menjadi rendah 
dan terhina jika hasrat seksualnya itu disalurkan tanpa 
memperhatikan nilai – nilai yang ada dan dihormati masyarakat. 
Setiap penyimpangan (deviasi) perilaku seksual akan dicela oleh 
warga masyarakat. Apalagi jika masyarakat tersebut masih teguh 
memegang dan mempertahankan nilai – nilai kehidupan yang 
mereka pandang luhur dan perlu dilestarikan. Dorongan seksual 
yang menggila jangan sampai membuat pemiliknya menjadi gila 
sehingga tidak mempunyai kesadaran yang baik yang 
memungkinkan mereka dapat mempertimbangkan setiap tindakan 
yang dilakukannnya. 
Setiap manusia akan mengalami dorongan seks keluarnya 
zat – zat hormon daaaaari hypothalamus yang teletak di otak yang 
kemudian merangsang kelenjar otak yang bernama hypophisa 
yang mengeluaarkan beberapa zat hormon sangat mempengaruhi 
badan dan rohani manusia dalam keseluruhannya. Perubahan – 
perubahan badan dan rohaniyah yang terjadikemudian dipahami 
dengan baik, agar tidak canggung dan kehidupan bagi anak –
anak remaja. Perlu diupayakan agar remaja memahami keadaan 
dirinya dengan segala perubahan yang sedang terjadi, sehingga 
tidak terjadi hal – hal yang tidak diharapkan. 
Dorongan seksual dalam kehidupan manusia sangat perlu 
diketahui dan dikendalikan, sebab kelalaian dan kekeliruan dalam 
memenuhi dorongan tersebut akan menimbulkan beberapa 
penyesalan dan problema psikologis yang biasanya menjadi dasar 
timbulnya beberapa keluhan dan tekanan dalam kehidupan 
berkeluarga. Setiap remaja, pemuda dan umat manusia hendaknya 
jangan sampai diperbudak oleh hawa nafsu seksualnya. Sebab 
menjadi budak hawa nafsu syahwat dapat menurunkan kemuliaan 
martabat kita sebagai manusia. 
4. Dampak seks bebas di kalangan remaja 
Seseorang yang tidak mampu mengendalikan diri, sehingga 
terlibat dalam kehidupa seksual secara bebas (di luar aturan norma 
soaial),misalnya seks pranikah, kumpul kebo (sommon 
leven),prostitusi, akan berakibat negatif, seperti terjangkit STD’s 
(seksually transmitted diseases), kehamilan (pregnancy)drop- out 
dari sekolah dan menimbulkan beberapa penyakit yang 
mematiakan misalnya HIV AIDS dsb. Biasanya merekalah yang 
memiliki sifat ketidak konsistenan antara pengetahuan dan sikap 
bahwa seksual – pranikah itu tidak baik, naun karena situasi dan 
kesempatan itu memungkinkan, serta ditunjang oleh niat untuk 
13
melakukan hubungan seks pranikah, maka individu ternyata teta 
saja melakukan hal itu. Akibatnya perilakunya tidak konsisten 
dengan pengetahuan dan sikapnya. 
5. Penanganan seks bebas yang terjadi dikalangan remaja 
a. Meningkatkan pengertian remaja akan dirinya 
Pertumbuhan jasmani yang cepat dan kurang stabil 
hendaknya dipahami oleh remaja dan orang tuanya. Sehingga 
remaja tidak cemas dan orang tua tidak melemparkan ucapan 
atau tindakan yang mengakibatkan kecemasannya bertambah. 
Orang tua hendaknya dapat membantu anak dalam 
mempertahankan atau menciptakan kesehatan jasmani dan 
14 
rohaninya. 
b. Menciptakan hubungan baik dengan orang tua 
Hubungan yang baik antara orang tua dengan remaja, 
akan membantu pembinaan remaja itu. Apabila saling 
pengertian antara remaja dan orang tua ada maka, ia akan 
terbuka kepada mereka. Segala permasalahan yang 
menimpanya akan dicurahkan secara terbuka kepada orang 
tua. Dan orang tua dapat memahami, menanggapi, dan 
membantunya dalam menghadapi permasalahan tersebut. 
Ketika anak mencurahkan isi hatinya kepada orang tua, orang 
tua harus mengerti dan bersikap terbuka serta memudahkan 
pembinaan yang baik pada anak.
15 
c. Pendidikan agama 
Pendidikan agama yang diterima oleh remaja sejak 
kecilnya dari orang tua, guru dan lingkungannya akan 
menimbulkan dalam pribadinya unsur-unsur agama yang 
bertumbuh terjalin dalam pribadinya. 
Maka pendidikan agama, merupakan alat pembinaan 
yang sangat ampuh bagi remaja. Agama yang tertanam dan 
bertumbuh secara wajar dalam jiwa remaja itu akan dapat 
digunakannya untuk mengendalikan keinginan dan dorongan 
yang kurang baik serta membantunya dalam menghadapi 
masalah. 
d. Bimbingan ke arah hari depan yang baik 
Sistem pendidikan, banyak sekali memberi pengaruh 
dalam hal ini. Pendidikan hendaknya mendorong remaja untuk 
dapat hidup dan mencari kekuatan sendiri dalam menghadapi 
masa yang akan datang. Hendaknya remaja mulai dari 
sekarang mempunyai gagasan tentang masa depan. 
e. Bimbingan hidup bermasyarakat 
Setiap remaja ingin dirinya berguna dan berharga dalam 
lingkungan masyarakat. Untuk itu harus dibantu 
mengembangkan dan menonjolkan segi-segi keistimewaannya, 
dalam berbagai bidang. Hendaknya diikuti dengan keaktifan
dalam kegiatan sosial yang cocok dengan bakat dan 
16 
kemampuannya.
BAB III 
PENUTUP 
17 
A. Kesimpulan 
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa 
pada masa pubertas, remaja sangat rentan untuk melakukan 
hubungan seks pada lawan jenis yang akan mengakibatkan 
curamnya masa depan individu tersebut. Selain itu juga 
menyebabkan beberapa konflik baik dari internal maupun 
eksternal. 
Untuk itu peran orang tua dan agama mulai dari sejak 
dini sangat dibutuhkan dalam tumbuh dan berkembangnya 
pada individu tersebut. Adapun cara untuk menanggulangi seks 
bebas pada remaja di antaranya yaitu : menciptakan hubungan 
baik dengan orang tua, pendidikan agama diajarkan sejak dini, 
bimbingan kearah masa depan yang baik dll. 
B. Kritik dan Saran 
1. Orang tua harus memberi bimbingan kepada putra-putrinya 
agar tidak salah dalam memilih pergaulan. 
2. Mulai dari sejak dini, anak diberi bimbingan moral dan 
agama secara mendalam. 
3. Pemerintah memberikan penyuluhan tentang seks bebas 
diberbagai sekolah yang ada.
4. Lingkungan sekolah maupun masyarakat memberikan 
kebebasan pada setiap individu untuk menyalurkan seluruh 
bakat yang dimilikinya. 
5. Diadakannya kegiatan-kegiatan rohaniyah yang bersifat 
membangun kepribadian setiap individu. 
18
DAFTAR PUSTAKA 
 Drs. Sudarsono. S. H, M.Si, Kenakalan Remaja, Jakarta, PT Rineka 
Cipta, Cetakan keempat, 2004. 
 Basri, Drs. Hasan. Remaja Berkualitas. Yogyakarta. Offset. 
19 
Cetakan kedua. 1996. 
 Dakadjat, Dk. Zakiyan. Pembinaan Remaja. Jakarta. Bulan Bintang. 
Cetakan kesepuluh. 1976. 
 Dariyo Psi, Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor. Ghalia 
Indonesia. Cetakan pertama. 2004. 
 Drs. B.Simandjuntak S.H. Latar Belakang Kenakalan Remaja. 
Bandung. Alumni. Cetakan keempat.1975. 
 Www.google.com

More Related Content

What's hot

Makalah seks bebas
Makalah seks bebasMakalah seks bebas
Makalah seks bebasDwi Wati
 
Makalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebasMakalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebasFreddy Then
 
Presentation TIK PERGAULAN BEBAS
Presentation TIK PERGAULAN BEBASPresentation TIK PERGAULAN BEBAS
Presentation TIK PERGAULAN BEBASdinikth
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
seks bebas dan pergaulan bebas
seks bebas dan pergaulan bebasseks bebas dan pergaulan bebas
seks bebas dan pergaulan bebas-
 
Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas RemajaPergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas RemajaSasha_1912
 
POWER POIN PERGAULAN BEBAS
POWER POIN PERGAULAN BEBASPOWER POIN PERGAULAN BEBAS
POWER POIN PERGAULAN BEBASFirdika Arini
 
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan BebasMakalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan BebasPryses Jaklyn
 
psikologi belia: Seksualiti
psikologi belia: Seksualitipsikologi belia: Seksualiti
psikologi belia: SeksualitiNisa Mus
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 121habib
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMAAgnes Yodo
 

What's hot (20)

Seks bebas pada remaja
Seks bebas pada remajaSeks bebas pada remaja
Seks bebas pada remaja
 
Makalah seks bebas
Makalah seks bebasMakalah seks bebas
Makalah seks bebas
 
Makalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebasMakalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebas
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
 
Makalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebasMakalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebas
 
Presentation TIK PERGAULAN BEBAS
Presentation TIK PERGAULAN BEBASPresentation TIK PERGAULAN BEBAS
Presentation TIK PERGAULAN BEBAS
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
seks bebas dan pergaulan bebas
seks bebas dan pergaulan bebasseks bebas dan pergaulan bebas
seks bebas dan pergaulan bebas
 
Kenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kiniKenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kini
 
Pergaulan bebas
Pergaulan bebasPergaulan bebas
Pergaulan bebas
 
Pergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas RemajaPergaulan Bebas Remaja
Pergaulan Bebas Remaja
 
POWER POIN PERGAULAN BEBAS
POWER POIN PERGAULAN BEBASPOWER POIN PERGAULAN BEBAS
POWER POIN PERGAULAN BEBAS
 
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan BebasMakalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
 
kenakalan remaja
kenakalan remaja kenakalan remaja
kenakalan remaja
 
Makalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remajaMakalah kenakalan remaja
Makalah kenakalan remaja
 
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDSppt..seks bebas dan HIV/AIDS
ppt..seks bebas dan HIV/AIDS
 
Sap seks bebas
Sap seks bebasSap seks bebas
Sap seks bebas
 
psikologi belia: Seksualiti
psikologi belia: Seksualitipsikologi belia: Seksualiti
psikologi belia: Seksualiti
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMATugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
Tugas sosiologi (kenakalan remaja) untuk mata pelajaran Sosiologi SMA
 

Similar to Aisy makalah

Similar to Aisy makalah (20)

Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf635Kespro_Remaja.pdf
635Kespro_Remaja.pdf
 
Seks bebas
Seks bebasSeks bebas
Seks bebas
 
Pengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebasPengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebas
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2
 
Pendidikan Seksual secara Formal bagi Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Ba...
Pendidikan Seksual secara Formal bagi Siswa  Sekolah Menengah Atas di Kota Ba...Pendidikan Seksual secara Formal bagi Siswa  Sekolah Menengah Atas di Kota Ba...
Pendidikan Seksual secara Formal bagi Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Ba...
 
Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2Makalah kenalakan remaja 2
Makalah kenalakan remaja 2
 
Pergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remajaPergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remaja
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
 
Asti sivia
Asti siviaAsti sivia
Asti sivia
 
Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3Makalah kenalakan remaja 3
Makalah kenalakan remaja 3
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Makalah Psikologi Remaja dan Pacaran
Makalah Psikologi Remaja dan PacaranMakalah Psikologi Remaja dan Pacaran
Makalah Psikologi Remaja dan Pacaran
 
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remajaMakalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
Makalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa remaja
 
ppdk.pptx
ppdk.pptxppdk.pptx
ppdk.pptx
 

Aisy makalah

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah Masa yang paling indah adalah masa remaja. Masa yang paling menyedihkan adalah masa remaja. Masa yang paling ingin dikenang adalah masa remaja. Masa yang paling ingin dilupakan adalah masa remaja.Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang. Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat
  • 2. status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988. Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.Tidak diragukan jika banyak para pemuda sekarang yang terjerumus dalam lembah perzinaan (free seks). Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita yang mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. Yang akhirnya dapat merusak moral dan norma di negara kita.Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinaan disebabkan oleh pacaran. Dengan adanya permasalahan seperti itu salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah dengan memberikan pendidikan kepada remaja yaitu dengan pemberian pendidikan budi pekerti. Dengan pemberian pendidikan budi pekerti diharapkan remaja bisa menjadi remaja yang berakhlak karimah sesuai dengan nilai – nilai agama dan pancasila. 2
  • 3. 3 B. Rumusan masalah 1. Apakah seks bebas itu? 2. Apakah dinamika munculnya perilaku seks? 3. Bagaimana sudut pandang islam perilaku seks bebas pada remaja? 4. Apa sajakah dampak seks bebas dikalangan remaja? 5. Bagaimana cara penanganan seks bebas? C. Tujuan penelitian 1. Untuk memenuhi sebagian syarat tugas mata kuliah psikologi perkembangan. 2. Untuk mengetahui dinamika apa saja yang menyebabkan perilaku seks. 3. Untuk mengetahui bagaimana islam memandang perilaku seks bebas pada remaja. 4. Untuk mengetahui akibat dari perilaku seks bebas dan bagaimana cara menanggulanginya. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat khusus Hasil dari makalah ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan bagi para pemuda dalam berperilaku dan sebagai tindak lanjut dalam mengatasi masalah dalam segi agama maupun teoritis.
  • 4. 4 2. Manfaat umum Masyarakat bisa mengerti dan tahu bagaimana dampak – dampak dari pergaulan bebas serta pengaruhnya pada lingkungan,agama dan keluarga. E. Sistematika Dalam bab ini penulis menggunakan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan penelitian D. Manfaat penelitian E. Sistematika BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian seks bebas 2. Dinamika munculnya perilaku seks 3. Sudut pandang Islam dalam perilaku seks bebas pada remaja 4. Dampak seks bebas dikalangan remaja 5. Penanganan seks bebas yang terjadi dikalangan remaja BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Kritik dan saran
  • 5. BAB ll PEMBAHASAN 5 1. Pengertian seks bebas Istilah seks lebih tepat untuk menunjukkan alat kelamin. Namun,seringkali masyarakat mengartikan seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku.Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas karena adanya pertentangan dari lawan jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman. Dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat, dari 5% ada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 2000. 2. Dinamika munculnya perilaku seks bebas Masa remaja adalah masa penuh perubahan. Semuanya seakan tidak stabil dan membingungkan, bahkan bagi si remaja sendiri. Proses organis yang paling penting pada masa pubertas ialah kematangan seksual. Menurut Pardede (2002), masa remaja berhubungan dengan suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah proses biologis yang mengarah kepada kemampuan bereproduksi.
  • 6. Menurut Tukan (1993), pada masa ini seseorang mengalami perubahan ciri seks sekunder. Ciri seks sekunder individu dewasa 6 adalah : a. Pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot, dan rambut sekitar alat kelamin dan ketiak. Selain itu suara juga menjadi lebih besar/kasar, dada melebar serta kulit menjadi relatif lebih kasar. b. Pada wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan pinggul mulai membesar dan kulit menjadi lebih halus. Selain tampaknya ciri seks sekunder, organ kelamin pada remaja juga mengalami perubahan ke arah pematangan, yaitu: a. Pada pria sejak usia remaja, testis akan menghasilkan sperma dan penis dapat digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan. b. Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Pada saat ini perempuan akan mengalami ovulasi dan menstruasi.Selain mengalami perkembangan fisik, remaja juga mengalami perkembangan psikososial, karena kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-anak akan menjadikan remaja sadar meninggalkan tingkah laku anak-anaknya dan mengikuti norma serta aturan yang berlaku. Tidak sedikit di antara mereka yang bertanya pada teman sebaya tentang perubahan fisik yang dialami.
  • 7. Dan tidak sedikit pula diantaranya yang terjebak informasi salah. Seksualitas menjadi hal yang sanga tmenarik perhatian remaja, karena pada saat remaja perangkat seksualnya telah berkembang pesat dan dorongan seksualpun menjadi hal yang sangat akrab bagi kehidupan remaja. Pada saat itu, remaja butuh informasi dan pengetahuan atas semua yang terjadi.Tingkat Pemahaman remaja yang dipengaruhi mitos-mitos lingkungan sekitar, khususnya dari teman sebaya dapat membahayakan perkembangan mental remaja bila tidak segera didampingi oleh orang yang dipandang tepat memberi informasi yang benar. Pemahaman remaja terhadap resiko perilaku yang mereka lakukan seringkali sangat minim. Mereka merasa telah melakukan berbagai pencegahan dan antisipasi , akan tetapi sebenarnya yang mereka ketahui adalah informasi yang salah. Dan remaja perempuan, lebih rentan terhadap berbagai resiko dan berbagai kerugian dari perilaku seksual tersebut. Seperti, resiko kehamilan, aborsi, PMS, lebih banyak akan diderita oleh perempuan. Faktor lain, adalah bahwa masalah seks dengan pasangannya justru dijadikan legistimasi untuk melakukan seks bebas. Bahkan, saat ini, seks bebas sudah menjadi bagian dari budaya bisnis. Faktor yang melatar belakangi hal ini, menurut Boyke antara lain disebabkan berkurangnya pemahaman nilai-nilai agama. Selain itu, juga disebabkan belum adanya pendidikan seks 7
  • 8. secara formal di sekolah-sekolah. Selain itu, juga maraknya penyebarangambar serta VCD porno.Peran media massa juga mampu membentuk realitas dari kehidupan. Ketika menghadapi dorongan seks luar biasa, penyaluranyang dibayangkan remaja adalah hubungan seksual. Dan berbagai media yang menyalurkan minat mereka itu, tersedia di mana-mana dengan murahnya dan membawa remaja pada perilaku tidak benar. Hal – hal yang mendorong remaja melakukan hubungan seks diluar pernikahan, menurut sebuah penilitian yang dilakukan oleh yayasan keluarga kaiser (kaiser family foundatian,dalam 8 satrock, 1998) adalah :  Faktor mispersepsi terhadap pacaran yaitu bentuk penyaluran kasiih sayang yang salah dalam masa pacaran. Seringkali remaja mempunyai pandangan yang salah bahwa masa pacaran merupakan masa di mana seseorang boleh mencintai maupun dicintai oleh kekasihnya.dalam hal ini ungkapan rasa cinta dapat dinyatakan dengan berbagai cara misalnya pemberian hadiah bunga, berpelukan, berciuman, dan bahkan melakukan hubungan seksual.maka dari itu, sebelum pacaran sebaiknya orang tua wajib memberi
  • 9. pengertian yang benar kepada anak remajanya agar mereka tidak terjerumus pada tindakan yang salah.  Faktor religiusitas yaitu kehidupan iman yang rapuh. Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik,tanpa di pengaruhi oleh situasi dan kondisi apapun. Dalam hatinya,selalu ingat tehadap tuhan yang selalu mengawasi setiap perbuatan manusia oleh karena adanya hal ini remaja tidak akan melakukan hubngan seksual dengan pacarnya.derung akan menjaga kehormatan pacarnya agar terhindar dari tindakan nafsu seksual sesaat. Sebaliknya, bagi individu yang rapuh imannya, cenderung mudah melakukan pelanggaran terhadap ajaran – ajaran agamanya.  Faktor kematangan biologis. Perkembangan remaja dapat ditandai dengan ada kemtangan biologis. Dengan kematangan biologis, seorang remaja dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya seorang dewasa lainnya, sebab organ seksualnya telah bekerja secara normal.hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah 9
  • 10. terpengaruh oleh stimulasi yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno,cerita cabul. Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri, cenderung berakibat negatif, yakni terjadinya hubungan seksual pranikah di masapacaran remaja. Sebaliknya kematangan biologis disertai dengan kemampuan pengendalian diri akan membawa kebahagiaan remaja di masa depannya,sebab iia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah. 3. Sudut pandang islam dalam perilaku seks bebas pada remaja Banyak hal-hal yang negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas. Ini semua telah terlukis oleh mereka di belahan bumi Barat, yang dulu mengagung-agungkan kebebasan dalam segala hal, termasuk kebebasan seks, kini mereka menjerit. Angka perceraian sangat tinggi, dan pranata pernikahan diragukan. Akibatnya keluarga sebagai sendi masyarakat runtuh, kemudian terjadilah dekadensi moral. Wabah AIDS menebarkan kengerian dan ketakutan karena semakin liarnya perilaku masyarakat dalam free 10 sex. Apa yang terjadi di Barat dapat kita sinyalir dari tulisan George Balusyi dalam bukunya ; “Ledakan Seksual”, yaitu ; “pada tahun 1962, Kennedy menjelaskan, masa depan Amerika diancam
  • 11. bahaya, sebab para pemudanya cenderung dan tenggelam di dalam syahwat sehingga tidak mampu memikul tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundaknya. Setiap tujuh pemuda yang maju untuk jadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak pantas dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu, telah merusak keseimbangan hygienis dan psikis mereka”. Budaya free sex tidak jauh berbeda dengan budaya pacaran. Dan dengan menghubungkan fakta yang terjadi di sekitar kita, banyak para pemuda dan pemudi yang mengaku dirinya muslim tetapi mereka melakukan perbuatan zina. Jika hal ini dibiarkan, maka akan sangat berabahaya bagi kelanjutan dakwah Islam. Betapa sedihnya jika ummat Islam yang begitu besar tetapi akhlak para pemudanya penuh dengan kebobrokan. Seks dalam kehidupan manusia yang sehat dan normal merupakan hal yang tidak dapat di pisah –pisahkan. Hal tersebut menarik perhatian namun merupakan hal yang perlu mendapat penyaluran dan pengendalian yang sebaik –baiknya. Wajar jika manusia masih memiliki dorongan seks yang meminta penyalurannya. Namun, sebagai manusia yang beragama dan tinggal dalam kehidupan masyarakat perlu memperhatikan bagaimana tuntutan dan nilai – nilai agama dan pranata sosial yang terdapat di sekelilingnya. Terutama yang erat hubungannya dengan 11
  • 12. penyaluran dan pengendalian dorongan seks yang sedang 12 melanda dirinya. Manusia adalah mahluk Allah yang kedudukannya lebih mulia dibandingkan dengan mahluk yang lain. Karena kedudukannya yang mulia melebihi mahluk – mahluk yang lain, maka status kemuliaannya bdapat merosot dan menjadi rendah dan terhina jika hasrat seksualnya itu disalurkan tanpa memperhatikan nilai – nilai yang ada dan dihormati masyarakat. Setiap penyimpangan (deviasi) perilaku seksual akan dicela oleh warga masyarakat. Apalagi jika masyarakat tersebut masih teguh memegang dan mempertahankan nilai – nilai kehidupan yang mereka pandang luhur dan perlu dilestarikan. Dorongan seksual yang menggila jangan sampai membuat pemiliknya menjadi gila sehingga tidak mempunyai kesadaran yang baik yang memungkinkan mereka dapat mempertimbangkan setiap tindakan yang dilakukannnya. Setiap manusia akan mengalami dorongan seks keluarnya zat – zat hormon daaaaari hypothalamus yang teletak di otak yang kemudian merangsang kelenjar otak yang bernama hypophisa yang mengeluaarkan beberapa zat hormon sangat mempengaruhi badan dan rohani manusia dalam keseluruhannya. Perubahan – perubahan badan dan rohaniyah yang terjadikemudian dipahami dengan baik, agar tidak canggung dan kehidupan bagi anak –
  • 13. anak remaja. Perlu diupayakan agar remaja memahami keadaan dirinya dengan segala perubahan yang sedang terjadi, sehingga tidak terjadi hal – hal yang tidak diharapkan. Dorongan seksual dalam kehidupan manusia sangat perlu diketahui dan dikendalikan, sebab kelalaian dan kekeliruan dalam memenuhi dorongan tersebut akan menimbulkan beberapa penyesalan dan problema psikologis yang biasanya menjadi dasar timbulnya beberapa keluhan dan tekanan dalam kehidupan berkeluarga. Setiap remaja, pemuda dan umat manusia hendaknya jangan sampai diperbudak oleh hawa nafsu seksualnya. Sebab menjadi budak hawa nafsu syahwat dapat menurunkan kemuliaan martabat kita sebagai manusia. 4. Dampak seks bebas di kalangan remaja Seseorang yang tidak mampu mengendalikan diri, sehingga terlibat dalam kehidupa seksual secara bebas (di luar aturan norma soaial),misalnya seks pranikah, kumpul kebo (sommon leven),prostitusi, akan berakibat negatif, seperti terjangkit STD’s (seksually transmitted diseases), kehamilan (pregnancy)drop- out dari sekolah dan menimbulkan beberapa penyakit yang mematiakan misalnya HIV AIDS dsb. Biasanya merekalah yang memiliki sifat ketidak konsistenan antara pengetahuan dan sikap bahwa seksual – pranikah itu tidak baik, naun karena situasi dan kesempatan itu memungkinkan, serta ditunjang oleh niat untuk 13
  • 14. melakukan hubungan seks pranikah, maka individu ternyata teta saja melakukan hal itu. Akibatnya perilakunya tidak konsisten dengan pengetahuan dan sikapnya. 5. Penanganan seks bebas yang terjadi dikalangan remaja a. Meningkatkan pengertian remaja akan dirinya Pertumbuhan jasmani yang cepat dan kurang stabil hendaknya dipahami oleh remaja dan orang tuanya. Sehingga remaja tidak cemas dan orang tua tidak melemparkan ucapan atau tindakan yang mengakibatkan kecemasannya bertambah. Orang tua hendaknya dapat membantu anak dalam mempertahankan atau menciptakan kesehatan jasmani dan 14 rohaninya. b. Menciptakan hubungan baik dengan orang tua Hubungan yang baik antara orang tua dengan remaja, akan membantu pembinaan remaja itu. Apabila saling pengertian antara remaja dan orang tua ada maka, ia akan terbuka kepada mereka. Segala permasalahan yang menimpanya akan dicurahkan secara terbuka kepada orang tua. Dan orang tua dapat memahami, menanggapi, dan membantunya dalam menghadapi permasalahan tersebut. Ketika anak mencurahkan isi hatinya kepada orang tua, orang tua harus mengerti dan bersikap terbuka serta memudahkan pembinaan yang baik pada anak.
  • 15. 15 c. Pendidikan agama Pendidikan agama yang diterima oleh remaja sejak kecilnya dari orang tua, guru dan lingkungannya akan menimbulkan dalam pribadinya unsur-unsur agama yang bertumbuh terjalin dalam pribadinya. Maka pendidikan agama, merupakan alat pembinaan yang sangat ampuh bagi remaja. Agama yang tertanam dan bertumbuh secara wajar dalam jiwa remaja itu akan dapat digunakannya untuk mengendalikan keinginan dan dorongan yang kurang baik serta membantunya dalam menghadapi masalah. d. Bimbingan ke arah hari depan yang baik Sistem pendidikan, banyak sekali memberi pengaruh dalam hal ini. Pendidikan hendaknya mendorong remaja untuk dapat hidup dan mencari kekuatan sendiri dalam menghadapi masa yang akan datang. Hendaknya remaja mulai dari sekarang mempunyai gagasan tentang masa depan. e. Bimbingan hidup bermasyarakat Setiap remaja ingin dirinya berguna dan berharga dalam lingkungan masyarakat. Untuk itu harus dibantu mengembangkan dan menonjolkan segi-segi keistimewaannya, dalam berbagai bidang. Hendaknya diikuti dengan keaktifan
  • 16. dalam kegiatan sosial yang cocok dengan bakat dan 16 kemampuannya.
  • 17. BAB III PENUTUP 17 A. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa pada masa pubertas, remaja sangat rentan untuk melakukan hubungan seks pada lawan jenis yang akan mengakibatkan curamnya masa depan individu tersebut. Selain itu juga menyebabkan beberapa konflik baik dari internal maupun eksternal. Untuk itu peran orang tua dan agama mulai dari sejak dini sangat dibutuhkan dalam tumbuh dan berkembangnya pada individu tersebut. Adapun cara untuk menanggulangi seks bebas pada remaja di antaranya yaitu : menciptakan hubungan baik dengan orang tua, pendidikan agama diajarkan sejak dini, bimbingan kearah masa depan yang baik dll. B. Kritik dan Saran 1. Orang tua harus memberi bimbingan kepada putra-putrinya agar tidak salah dalam memilih pergaulan. 2. Mulai dari sejak dini, anak diberi bimbingan moral dan agama secara mendalam. 3. Pemerintah memberikan penyuluhan tentang seks bebas diberbagai sekolah yang ada.
  • 18. 4. Lingkungan sekolah maupun masyarakat memberikan kebebasan pada setiap individu untuk menyalurkan seluruh bakat yang dimilikinya. 5. Diadakannya kegiatan-kegiatan rohaniyah yang bersifat membangun kepribadian setiap individu. 18
  • 19. DAFTAR PUSTAKA  Drs. Sudarsono. S. H, M.Si, Kenakalan Remaja, Jakarta, PT Rineka Cipta, Cetakan keempat, 2004.  Basri, Drs. Hasan. Remaja Berkualitas. Yogyakarta. Offset. 19 Cetakan kedua. 1996.  Dakadjat, Dk. Zakiyan. Pembinaan Remaja. Jakarta. Bulan Bintang. Cetakan kesepuluh. 1976.  Dariyo Psi, Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor. Ghalia Indonesia. Cetakan pertama. 2004.  Drs. B.Simandjuntak S.H. Latar Belakang Kenakalan Remaja. Bandung. Alumni. Cetakan keempat.1975.  Www.google.com