3. Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para Da’i
yang datang ke Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah
beradaptasi dengan bangsa India yakni bangsa Gujarat dan ada
juga yang telah beradptasi dengan bangsa Cina, dari berbagai
arah yakni dari jalur sutera (jalur perdagangan) da’wah mulai
merambah di pesisir-pesisir Nusantara.
Sejak awal Islam tidak pernah membeda-bedakan fungsi
seseorang untuk berperan sebagai da’i (juru da’wah). Kewajiban
berda’wah dalam Islam bukan hanya kasta (golongan) tertentu
saja tetapi bagi setiap masyarakat dalam Islam. Sedangkan
diagama lain hanya golongan tertentu yang mempunyai otoritas
menyebarkan agama yaitu pendeta. Sesuai ungkapan Imam
Syahid Hasan Albana “ Nahnu duat qabla kulla sai “ artinya
kami adalah da’I sebelum profesi-profesi lainnya.
4. Sampainya da’wah di Indonesia melalui para pelaut-pelaut atau
pedagang-pedagang sambil membawa dagangannya juga
membawa akhlak Islami sekaligus memperkenalkan nilai-nilai
yang Islami. Masyarakat ketika berbenalan dengan Islam terbuka
pikirannya, dimulyakan sebagai manusia dan ini yang
membedakan masuknya agama lain sesudah maupun sebelum
datangnya Islam. Sebagai contoh masuknya agama Kristen ke
Indonesia ini berbarengan dengan Gold (emas atau kekayaan) dan
glory (kejayaan atau kekuasaan) selain Gospel yang merupakan
motif penyebaran agama berbarengan dengan penjajahan dan
kekuasaan. Sedangkan Islam dengan cara yang damai. Begitulah
Islam pertama-tama disebarkan di Nusantara, dari komunitas-
komunitas muslim yang berada di daerah-daerah pesisir
berkembang menjadi kota-kota pelabuhan dan perdagangan dan
terus berkembang sampai akhirnya menjadi kerajaan-kerajaan
Islam dari mulai Aceh sampai Ternata dan Tidore yang merupakan
pusat kerajaan Indonesia bagian Timur yang wilayahnya sampai
ke Irian jaya.
5. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya
bahwa timbulnya kerajaan-kerajaan Islam
didorong oleh maraknya lalu lintas
perdagangan laut dengan pedagang-pedagang
Islam dari Arab, India, Persia, dan Tiongkok.
Kerajaan tersebut dapat dibagi menjadi
berdasarkan wilayah pusat pemerintahannya,
yaitu di Sumatra, Jawa, Maluku, dan Sulawesi.
Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan
kejayaannya berlangsung antara abad ke-13
sampai dengan abad ke-16. Berikut
beberapa kerajaan –kerajaan Islam di
Indonesia.
6. A.KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Kerajaan Samudera Pasai didirikan pada abad ke-11
oleh Meurah Khair. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur
Laut Aceh. Dalam catatan sejarah, kerajaan ini
merupakan erajaan Islam pertama di Indonesia.
Sejarah raja-raja penguasa Kerajaan Samudera Pasai
terdiri atas dua dinasti. Dinasti pertama adalah Dinasti
Meurah Khair. Dinasti kedua adalah Dinasti Meurah Silu.
7. Dinasti meurah Khair
Dinasti meurah Khairpertama di pimpin oleh
Meurah Khair bergelar Maha Raja Mahmud Syah,
memerintah dari tahun 1402 – 1708. Raja terakhir
Nazimuddin Al-Kamil. Ia tiak memiliki keturunan
sehingga tidak ada pengganti sehingga terjadi
perebutan kekuasaan.
Dinasti Meurah Silu
Dinasti Meurah Silu didirikan olehnya sendiri
dan ia bergelar Sultan Malik Al-Saleh (1285-1297) yang
juga keturunan raja Perlak. Ia berhasil memperkuat
pengaruh Kerajaan Samudera Pasai menjadi
kerajaan perdagangan di Selat Malaka.
8. B. KERAJAAN MALAKA
Iskandar Syah merupakan raja pertama
Kerajaan Malaka. Berdasarkan sumber sejarah
yang ada, Iskandar Syah awalnya adalah
seorang pangeran dari Kerajaan Majapahit
yang melarikan diri setelah Majapahit kalah
dalam Perang Paregreg. Nama asli Iskandar
Syah adalah Paramisora. Ia melarikan diri
bersama pengikutnya ke Semenanjung Malaya
dan membangun kerajaan baru yang kemudian
diberi nama Malaka.
9. Setelah Sultan Iskandar Syah wafat. Kerajaan
Melayu berturut-turut digantikan oleh:
Muhammad Iskandar Syah yang berkuasa dari tahun 1414-1424
dan berhasil menguasi Kerajaan Samudera Pasai.
Sultan Mudzafat Syah (1424-1498) yang berhasil memperluas
wilayah kekuasaan sampai ke Pahang, Indra Giri, dan Kampar.
Sultan Mansyur Syah (1458-1477) yang luas wilayahnya sampai
ke Siam dan mengeluarkan kebijakan bahwa ia tidak
menyerang kerajaan Islam Samudera Pasai.
Sultan Alauddin Syah (1477-1488). Kondisi perekonomian pada
masanya relatif stabil dan perdagangan dan pelayaran masih
ramai. Namun, secara politis mengalami kemunduran.
Sultan Mahmud Syah (1488-1511). Keadaan semakin melemah
dan berhasil dikuasai oleh Portugis pada tahun 1511.
10. C. KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
Sebagai pusat penyebaran agama Islam,
berdirinya Kerajaan Samudera Pasai mengilhami
berdirinya Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1511 M.
Kerajaan Aceh Darussalem berlokasi didaerah hulu Pulau
Sumatera, atau ujung pantai Aceh yang disebut sebagai
Aceh Besar.
Raja pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah
yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya Sultan
Salahudin, kemudian digantikan oleh Sultan Alaudin
karena pemerintahan Sultan Salahudin yang lemah.
Namun, setelah Sultan Alaudin wafat, Aaceh mengalami
kemunduran karena adanya pergolakan politik internal
kerajaan.
11. Aceh Darussalam kembali besar pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Kekuasaannya sampai dapat menguasai
jalur perdagangan di Sumatra, terutama
menyaingi Portugis di Malaka.
Namun, setelah Sultan Iskandar Muda
wafat, Aceh kembali mengalami
kemunduran hingga terjadi perpecahan
antara golongan Teuku dan Tengku.
12. D. KERAJAAN DEMAK
kerajaan Demak berdiri setelah Majapahit
melemah dan terlepasnya daerah kekuasaannya yang
berada di wilayah pesisir.
Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden
Patah. Ia memerintah dari tahun 1500-1518. pada masa
pemerintahannya, agama Islam mengalami
perkembangan pesat.
Perkembangan Demak terlihat dari dibangunnya
Masjid Demak ke Maluku ketika Malaka diserang oleh
Portugis yang memutuskan jalur perdagangan.
13. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, kerajaan
Demak mencapai puncak kejayaannya dan agama Islam
berkembang lebih luas lagi. Sultan Trenggonomengirim Fatahillah
ke Banten. Dalam perjalanannya ke Banten, Fatahillah singgah di
Cirebon untuk menemui Syarif Hidayatullah. Bersama-sama
dengan pasukan kesultanan Cirebon, Fatahillah kemudian dapat
menaklukan Banten dan Pajajaran.
Setelah Sultan Trenggonomangkat. Demak mulai
mengalami kemunduran hingga terjadi peperangan yang
berakibat terbunuhnya Sultan Prawoto oleh Arya Penangsang.
Usaha Arya Penangsang untuk naik tahta di halangi Jaka
Tangkir yang di dukung oleh Ki Gede Pemanahan
yangnkemudian memindahkan pusat kerajaanke Pajang.
Pengganti Jaka Tangkir adalah Aria Panggiri, anak Sunan
Prawoto. Hal tersebut mengakibatkan perpecahan. Akhirnya
Demak Berada dalam kekuasaan Mataram.
14. E. Kerajaan BantenKerajaan Banten berada diujung barat Pulau Jawa sampai Lampung. Daerah ini
sebelumnya merupakan daerah tetangga Kerajaan Pajajaran, yang dalam Carita
Parahyangan dikenal dengan nama Wahanten Girang, yang dibangun oleh Syarif
Hidayatullah atay Sunan Gunung Jati dibawah kekuasaan Demak.
Pada tahun 1526 M, Syaif Hidayatullah menguasai bagian barat pantai utara Jawa, dengan
Kerajaan Banten dijadikan basis Demak untuk menyerang Kerajaan Pajajaran, usaha ini
dimulai dengan dikuasainya pelabuhan Sunda Kelapa. Penyerangan dilakukan karena
Kerajaan Pajajaran menolak usaha penyebaran agama Islam.
Baru pada masa kekuasaan Sultan Hadiwijaya di Demak, Kerajaan Banten menjadi
kesultanan sendiri yang merdeka dari kerajaan Demak, dengan raja pertama Maulana
Hasanuddin (putra Syarif Hidayatullah).
Pada awal berdirinya kesultanan Banten telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa
dalam banyak bidang.
Berikut adalah urutan kepemimpinan kesultanan Banten.
•Maulana Hasanuddin, putra Syarif Hidayatullah (1552-1570)
Penyiaran agama Islam dan hubungan perdagangan berkembang luas.
•Maulana Yusuf (1570-1580)
Banten berhasil menaklukkan Pakuan, ibukota Kerajaan Pajajaran.
•Maulana Muhammad, putra Maulana Yusuf (1580- 1596)
Pada masa inilah, armada dagang Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman
pertama kali tiba di Kerajaan Banten pada tahun 1596.
•Abu Mufakhir (1596-1651)
Pada tahun 1638, khalifah Mekah memberikan gelar Sultan pada Abu Mufakhir.
•Abu Ma’ali, putra Abu Mufahir
Abu Ma’ali memiliki gelar Sultan Abu Ma’ali Ahmad Rahmatullah, tetapi tidak lama
15. Ekonomi Sosial Budaya dan Agama
Kehidupan
perekonomiannya
berpusat pada kegiatan
perdagangan, pertanian,
dan perkebunan.
Hasilnya berupa pdi dan
lada yang sangat
berlimpah.
Ramainya
perkembangan
pelabuhan Sunda Kelapa
membuat semakin
berkembangnya
perkampungan
masyarakat yang dari
luar Banten, yang
kemudian memberikan
cirri khas pada
masyarakat Banten.
Berkembangnya
kerajaan Islam
membuat masyarakat
kerajaan Pajajaran
yang tidak mau
memeluk agama
Islam memilih
mengasingkan diri
kepaedalaman, yang
kemudian dikenal
sebagai suku Baduy,
dengan agama
Pasundan Kawitan,
yang merupakan
perpaduan antara
Hindu dan agama
asli masyarakat
Pajajaran.
Raja Banten berikutnya adalah Sultan Agung Tirtayasa. Di bawah
pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kerajaan Banten berhasil mencapai
kejayaannya. Sultan Ageng Tirtayasa berusaha keras mengusir kekusaan
armada dengan Belanda (VOC) dari Kerajaan Banten. Pemerintah Banten
juga mendukung usaha Mataram untuk mengusir Belanda dari Batavia.
NAmun demikian, usaha ini akhirnya gagal.
Tabel. Kehidupan ekolomi, social, budaya, dan agama di Kerajaan Banten.
16. F. Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Sutawijaya atau Panemba than
Senopati, putra Ki Gede Mataram. Pusat kerajaan Mataran Islam terletak di Kota
Gede sebuah kota dekat Yogyakarta.
Setelah Sutawijaya memerintah dari tahun 1575-1601, diteruskan oleh Masjolang
yang hanya memimpin selama 13 tahun.
Raja terbesar Mataram adalah Sultan Ageng Hanyokrokusumo. Wilayah
kekuasaannya semakin meluas. Namun, Mataram mengalami kemunduran dalam
bidang pelayaran.
Belanda mulai menguasai Mataram pada masa pemerintahan Amangkurat I dan
semakin kuat pengaruhnya padamasa Amangkurat II.
Setelah Amangkurat II wafat, berdasar perjanjian Giyanti Mataram terbagi menjadi
dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.
Pada tahun 1757, berdasar pada perjanjian Salatiga, MAtaram dibagi menjadi
Kesultanan Yogyakarta, Kesuhunan Surakarta, Mangkunegara.
17. G. Kerajaan Gowa Dan Tallo (Makassar)
Kerajaan Gowa da Tallo adalah dua kerajaan yang lebih dikenal sebagai
kerajaan Makassar. Letaknya strategis dan pelabuhannya menjadi salah satu pelabuhan
besar perdagangan Nasional.
Kerajaan Makassar baru menjadi kerajaan Islam pada abad ke-16. Sultan pertama yang
memeluk agama Islam adalah Sultan Allaudin (1591-1638) yang kemudian dilanjutkan
oleh Muhammad Said (1639-1653).
Raja terbesar kerajaan Malaka adalah Sultan Hasanuddin yang dapat menaklukkan
daerah-daerah disekitarnya. Ia juga melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Perlawanan Sultan Hasanuddin dihadapi Belanda dengan bantuan Raja Bone.
Pada tahun 1667, Belanda Bone berhasil menekan Makassar untuk menyetujui
Perjanjian Bongaya.
Perjanjian Bongaya berisi tiga buah kesepakatan, yaitu:
•VOC mendapat hak monopoli dagang di Makassar.
•Belanda dapat mendirikan benteng Rotterdam di Makassar
•Makassar harus melepas daerah yang dikuasainya (seperti Bone da Soppeng serta
mengakui Aru Palaka sebagai Raja Bone).
Sultan Hasanuddin digantikan oleh putranya Mapasomba yang juga gigih dalam
melawan Belanda. Namun, pasukannya dapat di kalahkan oleh Belanda.
18. Ekonomi Sosial
Kerajaan ini banyak menghasilkan
rempah-rempah, terutama cengkeh dan
pala yang banyak dicari oleh pedagang
internasional.
Kehidupan masyarakat Ternate dan
Tidore banyak dipengaruhi oleh
para pendatang.
Pengaruh Islam juga sangat terasa
dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat.
Setelah kedatangan Portugis dan
Belanda, beberapa wilayah Maluku
menjadi pusat penyebaran agama
Kristen.
H. Kerajaan Ternate Dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Halmahera Maluku Utara. Daerah ini terkenal dengan nama Spice
Island karena daerah ini adalah penghasil rempah rempah terbesar.
Untuk memenuhi permintaan pasar dibukalah perkebunan baru yang dikelola oleh persekutuan antara
kerajaan, yaitu Uli Siwa yang persaingannya semakin tajam.
Persaingan ini dipengaruhi pula dengan kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol yang berhasil mendirikan
benteng.
Pembangunan benteng mendapat tentangan dari Sultan Hairun, sehingga di adakan perundingan antara
Portugis dengan Sultan Hairun. Namun, Sultan Hairun terbunuh dan peristiwa ini makin membuat rakyat
Maluku semakin membenci Portugis. Portugis dapat diusir dari Maluku pada tahun 1575.
Tabel. Kehidupan ekonomi dan social Kerajaan Ternate dan Tidore.
19. KESIMPULAN
Kerajaan Samudra Pasai merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan
Samudra pasai mengalami kemunduran dengan munculnya Kerajaan Malaka dan
Kerajaan Aceh Darussalam, serta datangnya bangsa Portugis yang berniat menguasai
Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Malaka terletak di tepi semenanjung Malaya. Kerajaan
Malaka mengalami kemunduran ketika Afonso d’Albuquerque bersama armada perang
Portugis menaklukkannya tahun 1511 M.
Kerajaan Aceh Darussalam terletak di ujung pantai Aceh yang disebut dengan Aceh
Besar. Kerajaan Aceh Darussalam ditakluokkan Belanda pada abad-20 M. Kerajaan
Demak merupakan Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak terkenal
dengan para penyebar agama Islam yang disebut Wali Songo.
Kerajaan Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa. Peletak dasar Kerajaan Banten adalah
Sunan Gunung Jati. Kebesaran nama Kerajaan Banten mulai meredup ketika Belanda
menguasai kerajaan ini. Kerajaan Mataram Islam terletak di Kota Gede, sbuah kota di
dekat Yogyakarta saat ini. Kerajaan Mataram Islam dikenal karena upayanya yang gigih
dalam melawan Belanda pada tahun 1628-1629.
Kerajaan Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan Islam yang terletak di Sulawesi Selatan dan
di kenal sebagai Kerajaan Makassar. Kerajaan Ternate dan Tidore terletak disebelah barat
Pulau Halmahera, Maluku Utara. Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan penghasil
rempah-rempah. Oleh karena peran ekonomi inilah, Kerjaan Ternate dan Tidore menjadi
incaran penaklukan bangsa asing.