2. Mengapa Mengkaji
Aqidah?
Agar kita memahami sistem
keyakinan (credo) dalam
Islam.
Agar kita mengetahui faktor
penyebab iman kita bisa
meningkat dan menurun bahkan
batal.
Agar kita dapat
mengimplikasikan aqidah
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pengertian Aqidah Islam
Secara etimologi (Bahasa). Aqidah berasal
dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqidan yang berarti
simpul, ikatan, dan perjanjian yang kokoh dan
kuat. Setelah terbentuk menjadi aqidatan
(aqidah) berarti kepercayaan atau keyakinan.
Relevansi antara aqdan dengan ‘aqidatan
adalah bahwa keyakinan itu tersimpul dan
tertambat dengan kokoh dalam hati, bersifat
mengikat dan mengandung perjanjian.
Kuliah Aqidah Islam
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Jawa Timur
5. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy
Secara terminologi (Istilah).
“Aqidah adalah kebenaran yang dapat
diterima secara umum (axioma) oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu, fitrah.
(Kebenaran) itu dipatrikan (oleh manusia)
di dalam hati (serta) diyakini kesahihannya
dan keberadaannya (secara pasti) dan
ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran”.
Kuliah Aqidah Islam
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Jawa Timur
6. Dr. Abdulllah Azam
Aqidah adalah keyakinan kuat
yang menghilangkan
penyimpangan, dan
mengarahkan pada perbuatan
baik, yang keduanya
disandarkan pada jiwa baik
berupa perkataan dan gerakan.
Kuliah Aqidah Islam
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Jawa Timur
7. 1. ILMU DHARURI
“Ilmu yang dihasilkan oleh indra,
dan tidak memerlukan dalil
untuk membuktikannya”.
Kuliah Aqidah Islam
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Jawa Timur
2. ILMU NAZHARI
“Ilmu yang memerlukan dalil
untuk membuktikannya”.
8. Model-Model Keyakinan
Perspektif pembuktian:
1. Ainul yakin, keyakinan yang
muncul karena kasat mata
2. Haqul yakin, keyakinan yang
muncul karena pembuktian
Kuliah Aqidah Islam
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Jawa Timur
9. 1. SYAK
1. ZHAN
1. GHOLABATUZ ZHAN
Kuliah Aqidah Islam
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Jawa Timur
TINGKATAN AQIDAH/KEYAKINAN
10. Kesimpulan definisi
aqidah:
Aqidah merupakan aksioma
(kebenaran yang dapat diterima
secara umum)
Berdasarkan al-Qur’an, sunnah dan
akal
Diyakini di dalam hati
Tidak menerima keraguan bagi yang
meyakininya
Berdampak pada perbuatan
Kuliah Aqidah Islam
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Jawa Timur
11. Maka, Aqidah Islam adalah:
Kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah
sebagai rabb dan ilah serta beriman dengan
nama-namaNya dan segala sifat-sifatNya juga
beriman dengan adanya malaikat, kitab-kitab,
para Rasul, Hari Akhirat dan beriman dengan
taqdir Allah sama ada baik atau buruk termasuk
juga segala apa yang datang dari Allah.
Seterusnya patuh dan taat pada segala ajaran
dan petunjuknya. Oleh itu, akidah Islam ialah
keimanan dan keyakinan terhadap Allah dan
RasulNya serta apa yang dibawa oleh Rasul dan
dilaksanakan dalam kehidupan.
12. Karakteristik Aqidah
Islam
1. Kebenaran aqidah dapat diterima oleh
akal dan wahyu
2. Aqidah Islam merupakan rangkaian
tersistem yang mengikat perbuatan dan
keyakinan
3. Menentramkan jiwa bagi yang
meyakininya
4. Menghilangkana keragu-raguan yang
ada di dalam pikiran dan hati
13. Sumber Aqidah
Wahyu: Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi
Akal: Ilmu Pengetahuan dan
logika
Kuliah Aqidah Islam
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Jawa Timur
14. Beberapa definisi yang terkait
dengan aqidah adalah;
Iman
Iman secara bahasa adalah keyakinan. Menurut
pendapat kebanyakan ulama iman adalah apa
yang diyakini di dalam hati, diikrarkan melalui
lisan, dan diaplikasikan melalui perbuatan. Dari
pengertian ini maka tidak salah banyak yang
menyamakan antara iman dan aqidah. Namun
jika ditelaah lebih dalam sesungguhnya iman,
menunjukan keyakinan dalam bentuk yang
umum.
15. TAUHID
Tauhid berasal dari kata ahada-
yuwahidu yang artinya
mengesakan. Sehingga tauhid
adalah mengesakan. Secara istilah
yang dimaksud tauhid adalah
mengesakan Allah sebagai satu-
satunya Tuhan.
Kuliah Aqidah Islam
Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Jawa Timur
16. USHULUDIN
Ushuludin terdiri dari dua kata,
ushul yang artinya dasar dan din
yang artinya agama. Maka yang
dimaksud ushuludin adalah dasar
agama. Dalam pengertian istilah
dimaknai sebagai ilmu yang
membahas dasar-dasar agama
yang tidak lain adalah keimanan.
17. KALAM
Kalam dalam pengertian bahasa adalah
perkataan. Namun secara istilah yang
dimaksud adalah ilmu yang membahas
mengenai Tuhan, baik sifat dan
karakteristiknya. Dalam tradisi barat ilmu
kalam identik dengan kata teologi
(theology), berasal dari kata theos
(Tuhan) dan logos (ilmu), yang berarti
ilmu yang membahas mengenai Tuhan.
18. RUANG LINGKUP AQIDAH
1. Ilahiah, yaitu pembahasan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Tuhan), seperti wujud Allah, nama-nama
dan sifat-sifat Allah, perbuatan-perbuatan
(af’al) Allah, dan lain-lain.
2. Nubuwwah, yaitu pembahasan tentang
segala sesuatu mukjizat, dan sebagainya
yang berhubungan dengan nabi dan rasul,
termasuk pembicaraan mengenai kitab-
kitab Allah, dan sebagainya.
19. 3. Ruhaniah, yaitu pembahasan tentang
segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik, seperti malaikat,
jin, iblis, setan, dan ruh.
4. Sam’iyah, yaitu pembahasan tentang
segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
melalui sami, yakni dalil naqli berupa Al-
Qur’an dan As-Sunah, seperti alam
barzakh, akhirat, azab kubur dan
sebagainya.
20. Perspektif cara meyakiniya:
Keyakinan
Ilmiah
Keyakinan yang muncul dari
kebenaran Ilmiah (fakta)
Keyakinan
Budaya
Keyakinan yang muncul
dari budaya dominan
Keyakinan
Empiris
Keyakinan yang muncul dari
pengalaman
Keyakinan
Asumtif
Keyakinan yang muncul
dari asumsi
Keyakinan
naif (mistis)
Keyakinan yang muncul dari
kenaifan
21. MENGENAL SIFAT – SIFAT ALLAH
Allah SWT adalah zat Maha
Pencipta dan Maha Kuasa atas
seluruh alam beserta isinya. Allah
SWT memiliki sifat wajib, mustahil
dan jaiz sebagai sifat
kesempurnaan bagi-Nya. Sebagai
muslim yang beriman, wajib
mengetahui sifat-sifat tersebut.
22. 1. Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki
oleh Allah SWT – Sifat wajib Allah berjumlah 20.
2. Sifat mustahil, artinya sifat-sifat yang tidak
mungkin ada pada Allah SWT – Sifat mustahil
merupakan kebalikan dari sifat wajib.
Jumlahnyapun sama dengan jumlah sifat wajib
bagi Allah SWT.
3. Sifat jaiz, artinya sifat yang mungkin bagi Allah
SWT untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat
sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. – Artinya
Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh
dan tidak ada yang melarang. Sifat jaiz bagi
Allah hanya satu, yaitu “Fi’lu kulli mumkinin au
tarkuhu.”
23.
24. 1. Wujud ( Ada ) Adanya Allah itu bukan karena ada yang
mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada
dengan zat-Nya sendiri. Sifat mustahil-Nya adalah :
Adam yang berarti tidak ada. Untuk itulah kita tidak boleh
meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya.
Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir
dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya
ada karna Allah yang menciptakannya. “Sesungguhnya
Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah,
Rabb semesta alam“ … (QS. Al-A’raf :54)
25. 2. Qidam ( Dahulu atau Awal ) Sifat Allah ini
menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta
lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya
yang Ia ciptakan. Sifat mustahil-Nya adalah :
Hudus yang artinya baru. Allah SWT tidak
berpermulaan sebab sesuatu yang berpermulaan
itu adalah baru dan sesuatu yang baru itu
namanya mahluk (yang diciptakan). Allah SWT
bukan mahluk melainkan Khalik (Maha Pencipta).
Oleh karena itu Allah SWT wajib bersifat qidam.
Firman Allah SWT : “Dialah yang Awal dan yang
Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu“ … (QS. Al-
Hadid :3)
26. 3. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu
tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan
tanpa membutuhkan proses atau tenggang waktu.
Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri
tanpa ada yang menyuruh dan melarang. Sifat
mustahil-Nya adalah : Ta’adud Artinya berbilang atau
lebih dari satu. Allah SWT mustahil (tidak mungkin)
lebih dari satu. Seandainya lebih dari satu pasti terjadi
saling bersaing dalam menentukan segala
sesuatunya, kalau terjadi demikian pasti alam semesta
tidak akan terwujud. Perhatikan firman Allah SWT
berikut ini : ”Katakanlah (Muhammad ). Dialah Tuhan
Yang Maha Esa . Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada_Nya segala sesuatu . dia tidak beranak dan
tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia.” … (QS Al Ikhlas :1-4)