4. KOMPETENSI DASAR
1. Menggunakan mikroskop dan peralatan
pendukung lainya untuk mengamati gejala-gejala
kehidupan
2. Menerapkan keselamatan kerja dalam melakukan
pengamatan gejala-gejala alam
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menyebutkan bagian bagian dari mikroskop
2. Menggunakan mikroskop dengan benar
3. Membuat bangun tiga dimensi apabila tersedia
pengamatan dua diemensi
4. Memperkirakan ukuran benda asli
berdasarkan skala
5. Membuat sayatan melintang dan membujur
6. Membuat preparat basah
7. Memegang dan membawa mirkoskop dengan
benar
10. A. Lensa Okuler
B. Tabung Mikroskop
C. Revolver
D. Tabung Lensa
E. Lensa Objektif
F. Meja Objek
G. Penjepit Objek
H. Kaki Mikroskop
I. Cermin Cahaya
J. Diafragma
K. Lengan Mikroskop
L. Mikrometer
M. Makrometer
Bagian-bagian
Mikroskop
11. Fungsi Bagian - Bagian Mikroskop
NO BAGIAN FUNGSI
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
Lensa Okuler
Tabung mikroskop
Revolver
Tabung Lensa
Lensa Objektif
Meja Objek
Penjepit Objek
Kaki Mikroskop
Cermin Cahaya
Diafragma
Lengan Mikroskop
Mikrometer
Makrometer
Lensa dekat mata ,memperbesar objek yang diamati
Menghubungkan lensa okuler dan objektif
Tempat lensa objektif dapat diputar sesuai pembesaran
Penghubung lensa okuler dan lensa objektif
Lensa dekat ojek, memperbesar objek yang diamati
Meletakan objek yang diamati
Menjepit objek
Menjaga mikroskop agar berdiri tegak
Mementulkan cahaya kedalam lubang diafragma
Mengatur jumlah cahaya yang diperlukan
Bagian yang di pegang ketika mengangkat mikroskop
Pemutar halus untk memfokuskn objek dengan lambat
Pemutar kasar untk memfokuskn objek dengan cepat
12. Cara Menggunakan Mikroskop
1. Miroskop dibawa dengan tangan pertama menumpu bagian kaki
mikroskop sedang yang kedua memegang bagian pegangan mikroskop
2. Dalam keadaan tersimpan posisi lensa objektif dengan pembesaran
lemah dan mikroskop berdiri tegak
3. Saat melihat objek benda pertama kali dengan pembesaran lemah
4. Jika bayangn tidak jelas jangan menggunakan pembesaran kuat,
gunakan pembesaran secara bertahap
5. Saat mengganti lensa objektif harus melihat jangan sampai terjadi
benturan antara lensa objektif dengan specimen
6. Jangan menggunakan cermin kearah matahari secara langsung sehingga
mengganggu penglihatan
7. Sebelum digunakan untuk melihat objek, sebaiknya lensa dibersihkan
dengan kertas lensa
33. Tata tertib Laboratorium dibuat untuk menjaga
keselamatan dan kelancaran kegiatan di dalam
laboratorium.
Contoh tata tertib laboratorium :
1. Apabila mengadakan kegiatan laboratorium
hendaknya mengenakan jas praktikum
2. Selesai menggunakan alat-alat segera
dikembalikan ke tempat semula.
3. Alat-alat yang terbuat dari gelas harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum
dikembalikan
4. Kebersihan di ruangan laboratorium harus
selalu dijaga, baik kebersihan diri dan
laboratorium, dll.
34. 1. Eksplosif/mudah meledak
Bahan kimia bertanda seperti gambar di
samping memiliki sifat mudah meledak.
Bahan dapat berbentuk padat atau cair
yang apabila terjadi reaksi kimia dapat
menghasilkan gas, dan pada suhu dan
tekanan normal dapat menyebabkan
kerusakan di daerah sekitarnya.
Jauhkan penyimpanan zat kimia itu dari
panas, api, gesekan/guncangan.
Contoh : nitroselulosa, asam pikrat, dan
amonium dikromat.
Berikut adalah beberapa contoh
lambang zat kimia berbahaya
35. 2. Toksik/beracun (T)
Bahan kimia dengan tanda seperti ini berarti
bersifat racun yang umumnya berasal dari
reaksi kimia atau aktivitas lain yang berskala
molekul, yang pada kadar tertentu diserap
oleh organisme.
Formulasi dan bahan yang ditandai dengan
simbol beracun dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan
bahkan kematian pada konsentrasi yang
sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau
kontak dengan kulit.
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan
kanker atau meningkatkan timbulnya kanker
jika masuk ke tubuh.
Contoh : Kalium sianida, sublimat, timbal
nitrat, fenol, dan nitrobenzena.
36. 3. Korosif (C)
Bahan kimia dengan tanda seperti ini
berarti bahan tersebut bersifat korosif.
Zat yang bersifat korosif akan
merusak dan menghancurkan zat lain
apabila terjadi kontak dengannya.
Jangan sampai terkena badan,
pakaian, logam dan kayu secara
langsung.
Biasanya zat ini memiliki pH kurang
dari 2 atau lebih dari 11,5.
Contoh : HCl pekat, soda pekat, asam
sulfat pekat, asam nitrat pekat.
37. 4. Berbahaya/Irritant (Xi)
Bahan kimia yang ditandai dengan
gambar di samping dapat menyebabkan
inflamasi/iritasi jika kontak dengan kulit
atau selaput lendir.
Frase R untuk bahan atau formula
irritant adalah R36, R37, R38 dan R41.
Contoh : klorofom, butanol, natrium
oksalat, isopropilamina, kalsium klorida
serta asam dan basa encer.
38. 5. Berbahaya/Harmful
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan
notasi bahaya "Harmful" memiliki potensi
untuk merusak kesehatan
Dapat masuk ke dalam tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau
kontak dengan kulit.
Contoh : solven 1,2-etane-1, 1,2 diol atau
etilen glikol (berbahaya) dan diklorometan
(berbahaya, dicurigai karsinogenik).
Bahan-bahan yang merusak jaringan yang
meliputi sub grup bahan bahan korosif
dan bahan iritan.
39. 6. Oksidatif
Bahan kimia dengan tanda ini
memiliki kemampuan untuk bereaksi
secara spontan dengan oksigen pada
suhu ruangan atau dengan sedikit
pemanasan.
Jauhkan penyimpanan zat dari api
karena sifatnya yang mempercepat
kebakaran.
Bahan ini akan sangat berbahaya
apabila disimpan bersama-sama
dengan bahan yang bersifat
flammable.
Contoh : amonium nitrat, natrium
peroksida, kalium permangant, dan
natrium klorit
40. 7. Mudah Terbakar/Flammable (F)
Bahan kimia dengan tanda seperti ini
berarti memiliki sifat mudah terbakar.
Contoh : bensin, etanol, metanol, dan
aseton, eter, alkohol, dan benzena.
8. Sangat Mudah Terbakar/ Extremely
Flammable
Bahan kimia dengan tanda seperti gambar
di samping memiliki sifat sangat mudah
terbakar.
Contoh : Dietil eter (cair), Propane (gas)
41. 9. Dangerous For Environment (Xn)
Bahan kimia dengan tanda seperti ini
berarti memiliki dampak yang serius
terhadap lingkungan.
Hal ini dikarenakan bahan tersebut dapat
membunuh organisme yang berada di air,
tanah, atau udara sehingga menyebabkan
ekologi terganggu.
Contoh : tributil timah kloroda,
tetraklorometan, dan petroleum
hidrokarbon seperti pentana dan
petroleum bensin.
42. 10. Radioaktif
Jika tidak perlu, jangan menggunakan
bahan ini karena bahan ini mengandung
sinar radioaktif yang dapat mematikan sel-
sel tubuh.
Contoh : Karbon-14
11. Biohazard
Bahaya biologi, merujuk pada bahan
biologis yang menimbulkan ancaman bagi
kesehatan organisme hidup, terutama
yang dari manusia.
Hal ini dapat mencakup limbah medis
atau sampel dari virus, mikroorganisme
atau racun (dari sumber biologis) yang
dapat mempengaruhi kesehatan manusia
dan hewan
Contoh : Bacillus subtilis, hepatitis anjing,
Escherichia coli, varisela (cacar air), serta
beberapa kultur sel dan non-infeksi bakteri
43.
44.
45.
46.
47. 1. Percikan Zat
2. Luka
3. Keracunan
4. Ledakan atau kebakaran
5. Bahaya listrik
6. Bahaya yang ditimbulkan oleh hewan
7. Bahaya yang ditimbulkan oleh mikroorganisme
8. Bahaya yang ditimbulkan tumbuhan
48. Gunakan bahan kimia secukupnya
menurut petunjuk yang tertera
Hindari kontak langsung dengan bahan
kimia, gunakan spatula, pipet, pipa kaca,
dll.
Hindari menghirup langsung uap bahan
kimia (cukup dengan mengkibaskan ke
arah hidung )
Dilarang mencicipi atau mencium bahan
kimia kecuali ada perintah khusus
50. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berhubungan dengan penggunaan alat-alat
laboratorium, bahan dan proses praktikum,
tempat praktikum dan lingkungannya serta cara
kerjanya.
55. 1
• Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan
menggunakan air mengalir selama 20 menit, hindari
hipotermia (penurunan suhu di bawah normal,
terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif
samapai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar
2
• Kompres dengan air biasa (air sering diganti agar
efektif tetap memberikan rasa dingin) sebagai
analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang
terlokalisasi
3
• Jangan pergunakan es karena es menyebabkan
pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi)
sehingga justru akan memperberat derajat luka dan
risiko hipotermia
56.
57. SEBAB
Kurang mengetahui
prosedur dalam
menggunakan bahan
kimia
Tidak memperhatikan
keselamatan kerja.
Tidak menggunakan
pengaman seperti
masker
AKIBAT
Keracunan
.
Mengalami gangguan
pernafasan, muntah-
muntah bahkan
pingsan
Untuk beberapa
bahan kimia yang
yang memiliki
kandungan yang
berbahaya dapat
menyebabkan
kematian
58. Sesegera mungkin beri minum air atau susu 2-4 gelas
untuk menetralisir racun yang tertelan. Namun apabila
korban pingsan, jangan sekali-kali memberikan sesuatu
melalui mulut.
Usahakan agar korban muntah dengan segera. Cara
merangsang muntah dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antar lain: memasukan jari kemulut hingga
menyentuh tekak, mengerak-gerakan jari kepangkal
lidah, atau memberikan air garam hangat. Ulangi
pemuntahan sampai cairan menjadi jernih. Note:
Jangan ulangi pemuntahan jika korban tertelan minyak
tanah, bensin, asam atau alkali kuat.
Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang
tertelan. Kalau tidak diketahui, berilah satu sendok
antidote umum dalam segelas aur hangat. Bubuk
antidote umum terbuat dari:
2 bagian arang aktif (roti yang gosong)
1 bagian magnesium oksida ( milk of magnesia)
1 bagian asam tannat ( teh kering )
59.
60. •Tidak berhati-hati ketika
berjalan-jalan
•Kaget yang berlebihan sehingga
menarik perhatian ular
•Tidak memakai perlindungan
kaki atau tangan
SEBAB
•Pusing karena racun ular
•Pingsan
•Kaki akan membengkak
•Pada beberapa racun ular akan
menyebabkan kematian
AKIBAT
61. Tetap tenang. Hal ini terdengar klise,
tetapi akan menyelamatkan hidup
Anda. Dengan menjadi gelisah,
membuat jantung Anda berdetak lebih
cepat dan meningkatkan aliran darah
ke daerah yang luka dan meningkatkan
jumlah toksin yang dengan mudah
dapat menemukan jalan ke dalam
jaringan Anda.
Tidak setiap gigitan ular berbisa
menyuntikkan racun. Tapi jangan
pernah menunggu gejala muncul
terlebih dahulu untuk pergi ke ruang
gawat darurat. Gejala ular berbisa
bervariasi. Sebuah gigitan ular berbisa
yang tidak diobati yang disuntikkan
racun adalah suatu kondisi medis yang
serius yang pada akhirnya
menyebabkan kematian.
Untuk luka gigitan ular berbisa yang
dangkal, biarkan luka awal keluar
dengan sendirinya. Lebih banyak darah
akan keluar pada awalnya karena
biasanya ada antikoagulan dalam
racun. Jika gigitan ular cukup dalam
untuk menyebabkan muncrat darah
(yaitu pemogokan memukul arteri
utama dan Anda kehilangan darah
cepat), segera menerapkan tekanan
pada luka dan memanggil tenaga
medis darurat.
Jangan mencuci luka, apapun
keadaanya. Jika Anda mencuci luka,
rumah sakit tidak akan mampu
mengidentifikasi spesies ular yang
telah menggigit Anda dengan cepat
dan akurat. Dengan demikian Anda
mungkin tidak akan menerima anti-
racun dengan cepat.
Jangan membuat sayatan "X" diatas
luka gigitan atau menghisap racun oleh
mulut anda. Anda kemungkinan besar
akan menyebabkan perdarahan yang
berlebihan atau nekrosis tambahan
(kematian jaringan) dan infeksi lebih
lanjut dari kuman di mulut Anda atau
lingkungan sekitarnya.
62.
63. Kurangnya pengetahuan
dan pemahaman
terhadap sifat-sifat zat
kimia, proses kimia yang
terjadi, dan alat-alat
yang digunakan.
Tidak memakai masker,
sarung tangan dan
perlengkapan lain pada
saat melakukan kontak
dengan zat kimia.
Tidak segera menutup
kembali zat kimia yang
dipakai saat praktikum.
Kurang teliti dalam
pemakaian zat kimia
(tidak membaca tingkat
bahaya zat kimia).
Kurang berhati-hati pada
saat memindahkan zat
kimia yang akan
digunakan
SEBAB
Mual dan
sakit
kepala
Banyak
keluar air
liur
Batuk-
batuk
Lemas dan
kejang otot
Pingsan
AKIBAT
64. 1. Hilangkan atau cuci sampai bersih bahan kimia
yang masih kontak atau melekat pada tubuh.
2. Pindahkan korban ke tempat yang bebas dari
gas beracun.
3. Jangan memberi minuman beralkohol karena
dapat mempercepat penyerapan zat beracun
dalam tubuh.
4. Tidurkan terlentang dan selimutiagar suhu
tubuh korbantetap hangat dan jangan sampai
kedinginan.
5. Jika susah bernafas, bantu dengan pernafasan
buatan dari mulut ke mulut.
6. Bila pingsan, tolonglah seperti pada pertolongan
pingsan.Bila perlu beri pernapasan buatan.
7. Segera larikan ke Rumahsakit terdekat agar
segera mendapatkan rawatan medis yang
diperlukan.
8. Segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat.
65.
66. SEBAB
Kurang berhati-hati pada saat
melakukan kegiatan di
Laboratorium yang kontak langsung
dengan peralatan listrik.
Kurang memperhatikan faktor
kebersihan di area sumber listrik.
Tidak memperhatikan dan tidak
melakukan pemeriksaan harian
pada kabel peralatan listrik.
Tidak benar dalam memegang
kabel yang akan dihubungkan
pada sumber listrik.
Tidak memakai perlengkapan Lab
Safety seperti sepatu, sarung tangan,
Jas lab, Masker, Kacamata google, dll.
AKIBAT
Timbulnya Luka Parah.
Dehidrasi
Kematian
67. Jika mungkin, matikan sumber listrik atau
suruhlah orang lain untuk mematikannya.
Sangat penting untuk memindahkan korban
dengan hati-hati. Pakailah alas kering seperti
koran, papan, selimut, matras karet atau baju
kering.
Jangan gunakan bahan-bahan dari besi dan bahan
yang basah. Jangan menyentuh korban sampai ia
terbebas dari sengatan.