1. Terkenal juga dengan sebutan Imam Dar Al-Hijrah. Menurut buku ulumul hadist
mengatakan “Ia lahir pada tahun 94 H /712 M” tetapi pendapat mayoritas adalah beliau lahir
pada 93 H, di kota Madinah daerah Hijaz. Dari riwayat ini, ia adalah keturunan Arab dari
dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Hamyar.1
Iman malik adalah pendiri Madzhab Maliki. Imam malik lahir dari keluarga
pengerajin. Ayahnya seorang pengerajin panah. Namun, tidak ada seorang pun dari putranya
yang meneruskan tradisi usaha ayahnya itu. Salah seorang dari putranya itu (saudara Malik)
bergerak dalam sector perdagangan. Imam malik turut bekerja sama dengan saudaranya itu,
sehingga ia bias mendiri sebagai pedangan kain sutra.
Pada usia remaja, Imam Malik telah menghafal Al – Qur’an karena gelora belajarnya
tumbuh dengan kuat. Imam Maliki belajar Fikih aliran rasional dari Imam Rabi’ah al – Ra’yu
(Rabi’ah Sang Rasionalis) yang berada di Madinah. Di majlis inilah untuk peretama kalinya
Imam Maliki memperoleh pelajran mengenai hokum islam. Ia terus mendalaminya dengan
mempelajarai ragam metodologinya. Setelah selesai belajar di Majlis Rabi’ah al – Ra’yu,
beliau melanjutkan studinya di majlis Yahya bin Sa’id, seorang pakar hokum islam rasionalis
di Madinah. 2
Semenjak kanak-kanak ia terdidik dalam suasana lingkungan yang kondusif dan
mendukung. Hidup di tengah-tengah sahabat yang cerdik dan para hukum agama, sebagai
anak yang cerdas cepat menerima pelajaran yang kuat dalam berpikir dan memiliki daya
kritis yang tinggi.
Pada saat tumbuh dewasa, mengayuhkan langkahnya ke kota Madinah, guna menimba
ilmu pengetahuan. Tampaknya ia yakin bahwa sudah cukup baginya kota Madinah sebagai
pusat menimba ilmu. Oleh karena itulah, ajaran isam lahir yang kemudian diikuti oleh para
sahabatnya dan tabiin. Banyak juga para pendatang yang menetap disana dan bebagai
kepentingan, termasuk mendalami ilmu pengetahuan tentang islam.
Kesungguhannya dalam menekuni agama islam telah menjadikan Imam Malik sebagai
panutan di bidang fiqih dan hadits bahkan di bidang fiqih, ia di kenal sebagai pendiri salah
satu madzhab fiqih yaitu Madzhab Maliki. 3
1 Ulumul Hadis (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, M.Agus Solahudin & Agus Suyadi, 2008),hlm. 224-226
2 Studi Hukum Islam (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel, 2013),
Hlm 188 – 189
3 Biografi Al-Imam Malik Bin Anas, Oleh : Abu Afifah
http://ulamasunnah.wordpress.com/2008/02/04/biografi-al-imam-malik-bin-anas/ 23 november’13
pukul 03.44
2. Sebagai sosok ulama besar yang memiliki pengaruh sangat luas, Imam Maliki memiki
budi pekerti yang luhur, sopan santun, lemah lembut, mengasihi fakir miskin, dan gemar
memberikan bantuan kepada orang lain.
Mengenal sikap pribadi dan kepandaian Imam Malik, beberapa tokoh terutama oleh
An-Nasa’i mengatakan bahwa, “ Pada sisiku tidak ada orang yang lebih pandai dari Malik. Di
orang mulia yang dapat dipercaya serta paling jujur.” Bahkan, Imam Syafi’i mengatakan
bahwa Malik adalah hujjatullah atas makhlukNya sesudah tabiin.
Setelah 60 tahun mencurahkan tenaga, harta benda, dan pikrannya kepada khalayak ramai
tentang ilmu Islam, pada hari ahad tanggal 10 Rabiul Awwal 179 H/798 M, Imam Maliki
kembali ke rahmatullah dengan tenang, pada usia 87 th dan dimakamkan di Baqî` Madinah
munawwarah.
Imam Malik selain belajar tentang Fikih beliau juga belajar hadis Nabi kepada
sejumlah guru di kalangan murid sahabat Nabi (Tabi’in), antara lain : Abd al – Rahman bin
Hurmuz, Nafi’ Maula Ibnu Umar, Ibnu Syihab al – Zuhri, dan Sa’id ibnu Musayyah. Hadis –
hadis yang diterimanya dituangkan dalam suatu karya monumental : al – Muwatha’
Kitab Al– Muwaththa’ merupakan karya monumental Imam Maliki dalam bidang
hadist. Tampaknya, Imam Maliki mengumpulkan banyak sekali bahan dan memilih beberapa
ribu hadits yang dituangkan dalam kitabnya tersebut. Al-Muwaththo' adalah kitab hadits
pertama yang disusun sebab periwayatan hadits pada masa sebelum Imam Malik terbatas
pada hafalan. Al-Muwaththo' merupakan kitab yang menghimpun hadits-hadits berdasarkan
tema-tema fiqih. Ia selalu merefisi karya ini dan akibatnya mengurangi jumlah isinya. karna
itu kitab ini memiliki lebih dari 80 versi. 15 diantaranya lebih terkenal, dan kini hanya tinggal
versi Yahya yang bisa diperoleh dalam benuk orisinal,lengkap, dan tercetak. Versis ini berisi
hadist nabi , Atsar sahabat, dan Atsar ulama’ kemudian. jumlah total hadist yang terdapat
dalam kitab Al –Muwaththa’ adalah 1.726, yang terdiri dari 600 hadist marfu’, 613 hadist
mauquf, 285 hadist maqtu, dan 28 hadist mursal.
Selain Al – Muwaththa’ Imam Malik juga banyak menghasikan karya – karya lain
diantara Risalah Ila Ibn Wahb Fi Al – Qadr, kitab An – Nujum, risalah Fi Al – Aqdhiyah,
tafsir Gharib Al Qur’an, risalah Ila – Laits Bin Sa’d,risalah Ila Abu Ghassan , kitab Al –
Siyar, kitab Al – Manasik.
3. Nasib kebanyakkan kitab ini tidak diketahui. Namun, Imam Malik termashyur karena
mazhab pemikirannya, kepribadiannya, ke ulamaan, dan kitab Al – Muwaththa’nya.4
Pemikiran Hukum Imam Malik bin Anas
Berdasarkan pengetahuan dan pengalamnya, pemikiran hukum islam Imam Malik
cenderung mengutamakan riwayat, yakni mengedepankan hadis dan fatwa sahabat.
Pemikiran
4 Ulumul Hadis (Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, M.Agus Solahudin & Agus Suyadi, 2008),hlm. 224-226