Kelompok surat dan ayat makkiyah, tanda – tanda surat makkiyah, macam macamnya, dasar – dasar, karakteristik dan urgensinya
1. MAKALAH PENGANTAR STUDI AL-QURAN
MAKKIYAH MADANIYAH:
Kelompok Surat dan Ayat Makkiyah, Tanda – tanda Surat Makkiyah, Macam-macamnya,
Dasar – dasar, Karakteristik dan Urgensinya
DISUSUN OLEH :
Nur Alfiyatur Rochmah (B06213037)
KELAS : 1F4 ILMU KOMUNIKASI
DOSEN PENGAMPUH : Prof. Dr. H. Aswadi, M.Ag.
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKSAI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2013/2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum surat dan ayat di dalam Al-Qur’an terdapat tempat diturunkan ayat –
ayat tersebut. Dan didalamnya dibagi atas dua kelompok yaitu Makkiyah dan Madaniyah.
Dan makalah ini akan membahas khusus tentang Makkiyah. Kelompok surat ayat Makkiyah,
macam – macamnya, dasar – dasar, karakteristik, dan urgensinya.
Dan para ulama dan ahli tafsir pun memberikan perhatian besar terhadap penyelidikan
surat-surat ayat-ayat yang terkandung dalam al-Qur’an untuk disusun menurut nuzulnya,
dengan memperhatiak waktu, dan temnpatnya.
Pengertian surat / ayat Makkiyah sendiri adalah ayat atau surah yang turun di Mekkah
atau disekitarnya, baik wktu turunyya sebelum Nabi hijrah maupun sesudahnya, dan maka
termasuk kategori Makkiyah bila ayat atau surat turun di Mina, Arafah, Hudaibiyah, dan lain
sebagainya.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A) Kelompok – kelompok surat dan ayat Makkiyah
Upaya pelacakan jejak kronologis wahyu-wahyu yang diterima Nabi dengan
penekanan terhadap tahapan-tahapan terhadap perkembangan tema doctrinal, dilakukan
sosialis penulis biografi Nabi, Hubbert Grimme, dalam jilid ke2 karyanya. “Mohammed”
(1892-1895).
Dia membedakan surat makkiyah atas dua kelompok utama. Kelompok surat
makkiyah pertama mempermulakan monotiesme, kebangkitan kembali, pengadilan akherat,
serta kenikmatan dan azab ukhrawi; manusia bebas beriman atau sebaliknya; Muhammad
hanya disebut pengkhotbah bukan nabi. Surat-surat dari kelompok makkiyah pertama ini,
secara kronologis adalah; al-Lahab(100); al-Ma’un (107); Quraisy (106); al-Fil (105); al-
Humazah (104); al-Ashr (103:ayat 3 belakangan); al-Takatsur (102); al-Qari’ah (101); al-
Adiyat (100); al-Zalazah (99); al-Kawtsar (108); al-Alaq (96); al-Tin (95); Alam Nasyrah
(94); al-Dluha (93); al-Layl (92); al-Syams (91); al-Fajr (89); al-Gasyiyah (88); al-A’la (87:
ayat 7 Madaniyah); al-Thariq (86); al-Buruj (85 ayat 8-11 belakangan); al-Insyiqaq (84:
ayat 25 belakangan); al-Muthaffifin (83); al-Infithar (82); al-Takwir(81: ayat29
belakangan); ‘Abasa (80); al-Nazi’at (79); al-Qiyamah (75); al-Nas (114)
Kelompok surat Makkiyah kedua adalah memperkenalkan rahmah Tuhan,
kepengasihan atau kepenyeyangannya dan dengan dinisbatkan nama dari al-rahman kepada
tuhan. Dalam kelompok ini perwahyuan al-kitab mulai menonjol kisah-kisah penerima
wahyu sebelum sebelum diceritakan kembali, susunan surat al-Qur’an kelompok kedua ini
adalah: al-Ahqaf (46), al-Jinn (72); al-Jatsiyah(45); al-Dukhan (44); Fushishilat (41); al-
Qadr (97); al-Mu’min (40); al-Zumar (39); Shad (38); al-shaffat (37); Ya Sin (36); Fathir
(35); Saba’ (34); al-Sajdah (32); Luqman (31); al-Mulk (67); al-Rum (30);al-Qashash (28);
al-Naml (27);al-Syu’ara (26); Nuh (71); al-Furqan (25); Thaha (20); al-Kahfi (18); al-Isra’
(17); Yusuf (12); Hud (11); Yunus (10).1
1Taufik Adnan Aman, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005),
Hlm: 128-129
4. B) Tanda-tanda surah Makkiyah
Dari keterangan para sahabat Nabi dan tabi’in, dapat diketahui tanda-tanda
sebagai berikut:
1) Dimulai dengan Nida’ (panggilan): “Yaa Ayyuhan Naasu”.
2) Di dalamnya terdapat lafal “Kalla”.
3) Di dalamnya terdapat ayat- ayat Sajdah (disunahkan bersujud tilawah
jika membacanya)
4) Di permulaanya terdapat huruf-huruf tahajji (huruf yang terpotong-potong)
5) Di dalamnya terdapat cerita-certa para Nabi dan umat-umat
terdahulu,selain surat al-Baqarah dan surat al-Maidah.
6) Di dalamnya berisi cerita-cerita kemusyrikan dan penyembahan selain
Allah Swt.
7) Berisi keterangan adat kebiasaan orang kafir dan orang musyrik yang
suka mencuri, merampok, membunuh, mengubur hidup-hidup anank
perempuan, dan lain sebagainya.
8) Berisi penjelasan dengan bukti dan argumentasi dari alam ciptaan
Allah Swt, dan percaya kepada para Rasul, dan kitab-kitab suci, hari
kiamat dan sebagainya
9) Berisi ajaran prinsip-prinsip akhlak yang mulia, dan pranata social
yang tiggi, yanga sangat dijelaskan sangat mengagumkan sehingga
menyebabkan orang membenci kekafiran, kemusyrikan, kefasikan,
kekasaran dan lain sebagainya. Dan meraik orang untuk beriman, taat,
setia, kasih saying, hormat, ikhlas, rendah hati dan lain sebagainya.
10) Berisis nasihat petunjuk dan ibarat dari balik cerita, yang dapat
menyadarkan bahwa kekafiran, kedurhakaan, pembangkangan umat itu
hanya mengakibatkan kehancuran dan kesengsaraan saja.
11) Kebanyakan surat ayatnya pendek-pendek karena menggunakan
bentuk iijaaz (singkat-padat).2
2 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an,(Surabaya: Dunia Ilmu, 2008) Hlm: 89-96
5. C) Macam – macamnya
a) Surat Makkiyah Murni
Yang termasuk surat Makkiyah murni adalah surat yang berisi ayat-ayat yang
seluruhnya berstatus Makkiyah secara ijma’, tidak ada perbedaan tentang
status tersebut. Surat yang berstatus Makkiyah murni berjumlah 58 (lima
puluh delapan) surat, yang memuat 2.074 (dua ribu tujuh puluh empat) ayat.
b) Surat Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah.
Yang termasuk kategori surat Makkiyah yang bersi ayat Madaniyah adalah
surat yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Makkiyah, tetapi
didalamnya juga memuat ayat-ayat Madaniyah. Atau ada perbedaan tentang
status tersebut. Surat yang berstatus Makkiyah yang tidak murni ini didalam
al-Qur’an bersumlah 32 (tiga puluh dua) surat, yang memuat 2699 (dua ribu
enam ratus sembilan puluh sembilan ) ayat.3
D) Dasar – Dasar.
Adapun dasar yang dapat menentukan sesuatu surat itu Makkiyah adalah dengan dua
hal yaitu:
a) Dasar aghlabiyah (mayoritas), yakni kalau sesuatu surat itu mayoritas atau
kebanyakan ayat-ayatnya adalah Makkiyah, maka disebut sebagai surat
Makkiyah
b) Dasar taba’iyah (kontinuitas), yakni kalau permulaan sesuatu surat itu
didahuli dengan ayat-ayat yang turun di Mekkah atau turun sebelum Nabi
hijrah, maka surat tersebut disebut atau berstatus sebagai surat-surat
Makkiyah.4
3 Tim Penyusun MKD,Studi Al-Qur’an, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel,2011), Hlm: 109-110
4 Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2008), Hlm: 100
6. E) Karakteristik
Karakteristik atau bisa juga disebut ciri – ciri khas atau gaya bahasa dan
persoalan yang dibicarakan di dalam surat Makkiyah adalah :
1) Setiap surat yang di dalamnya mengandung “sajdah” maka surah itu
Makkiyah.
2) Setiap surat yang mengandung lafal “kalla” berarti makkiyah.
3) Setiap surat yang mengandung “ya ayyuhan nas” dan tidak mengandung
“ya ayyuhal lazina amana” berarti Makkiyah kecuali surat al-Hajj yang
pada akhir surat terdapat “ya ayyuhal lazina amanur-ka’u wasjudu”,
namun sebagian ulama besar berpendapat bahwa ayat tersebut adalah
Makkiyah.
4) Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan surat terdahulu adalah
Makkiyah kecuali surat al-Baqarah.
5) Setiap surat yang mengandung kisah Adam dan Iblis adalah surat
Makkiyah kecuali surat al-Baqarah.
6) Setiap surat yang dibuka dengan huruf – huruf singkat seperti, Alif Lam
Mim, Alif Lam Ra’, Ha Mim, dan lain – lainnya adalah Makkiyah kecuali
surah al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Sedang surah Ra’d masih
diperselisihkan.
Ini adalah dari segi ketentuan, sedangkan dari segi ciri tema dan gaya bahasa
dapat diringkas sebagai berikut.
1) Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian
mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan
kengeriannya, neraka dan siksaanya. Surga dan nikmatnya, argumentasi
terhadap orang musyrik dengan menggunakan bukti-bukti rasional dan
ayat – ayat kauniah.
2) Peletakan dasar umum bagi perundang-undangan dan akhlak mulia yang
mendasar terbentuknya suatu masyarakat dan penyikapan dosa orang
musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara
zalim, penguburan hidup – hidup bayi, perempuan dan tradisi buruk
lainnya.
7. 3) Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelajaran
bagi mereka sehingga mengetahui nasib orang yang mendustkan sebelum
mereka dan sebagai hiburan buat Rasulullah sehingga ia tabah dalam
menghadapai gangguan mereka dan yakin akan menang.
4) Suku katanya pendek-pendek disertai dengan kata-kata yang mengesankan
sekali, pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembusdan terdengar
sanagat keras, menggetarkan hati, dan maknanyapun meyakinkan, dengan
diperkuat dengan lafal-lafal sumpah ; seperti surat-surat pendek dan
perkecualiannya hanya sedikit.5
F) Urgensinya.
a) Membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an
Pengetahuan tentang para musafir dalam peristiwa seputar turunnya Al-Qur’an
tentu sangat membantu memahami dan mefsirkan ayat-ayat Al-Qur’an,
kendatipun ada teori yang mengatakan bahwa keumuman redaksi Ayat yang harus
menjadi patokan dan bukan khususan sebab. Dengan mengetahui kronologis Al-
Qur’an pula, seorang musafir dapat memecahkan makna kontraduktif dalam dua
ayat yang berbeda, yaitu dengan pemecahan konsep Nasikh-Mansukh yang dapat
diketahui melalui kronologi al-Qur’an.
b) Pedoman bagi langkah- langkah dakwah.
Setiap kondisi tentu saja memerlukian ungkapan yang relevan. Ungkapan dan
intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat Makkiyah memberikan informasi
metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan orang
yang diserunya. Karena itu, dakwah islam berhasil mengetuk hati dan
menyembukan setiap langkah memiliki obyek kajian dan metode tertentu, seiring
dengan perbedaan sosio-kultural manusia.
c) Memberi informasi tentang sirah kenabian
Penahapan turunya wahyu adalah seiring dengan perjalanan dakwah nabi, baik
mekkah atau madinah, mulai diturunkannya wahyu pertama sapai diturunkannya
wahyu terkahir. Al-Qur’an adalah rujukan otentik bagi perjalanan dakwah Nabi.
Informasinya tidak dapat diragukan lagi.6
5 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an (Bogor: Pustaka Lintera Antar Nusa,2010),
Hlm : 86-87
6 Rosihan Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2004) Hlm: 121
8. BAB III
PENUTUP
Pengetahuan tentang surat atau ayat Makkkiyah merupakan bagian terpenting didalam
Ulumul Qur’an. Hal ini bukan saja merupakan kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk
memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan.
Surat atau ayat Makkiyah adalah surat atau ayat yang turun di Mekkah atau disekitarnya,
dan waktu turunnya sebelum Nabi hijrah ke madinah.
Dan adapun kegunaannya mempelajari ilmu ini antara lain mengetahui kelompok surat dan
ayat Makkiyah, tanda – tanda surat Makkiyah, macam-macamnya, dasar – dasar, karakteristik
dan urgensinya.
9. Refrensi :
1) Abdul Djalal, Ulumul Qur’an,(Surabaya: Dunia Ilmu, 2008)
2) Taufik Adnan Aman, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Alvabet,
2005)
3) Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an (Bogor: Pustaka Lintera Antar
Nusa,2010)
4) Tim Penyusun MKD,Studi Al-Qur’an, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel,2011)
5) Rosihan Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2004)