Publicité

stasiun(1).pptx

22 Mar 2023
Publicité

Contenu connexe

Publicité

stasiun(1).pptx

  1. Stasiun • Tempat awal dan akhir perjalanan kereta api. • Tempat transaksi antara pengguna jasa dengan penyelenggara angkutan kereta api. • Tempat penyedia jasa angkutan kereta api memberi pelayanan awal dan akhir bagi pengguna jasa angkutan kereta api. • Tempat untuk operasional perjalanan kereta api (berhenti,penyusulan,persilangan).  Perlengkapan stasiun umumnya meliputi : emplasemen,peron,bangunan stasiun,alat pengaman dsb.
  2. Jenis Stasiun • Menurut kegunaannya :  Stasiun penumpang,barang bagasi, barang kiriman.  Stasiun barang untuk angkutan barang muatan.  Stasiun langsiran, untuk menyusun dan mengatur kereta-kereta yang akan berangkat.
  3. • Menurut besarnya :  Pemberhentian (halte),sejenis stasiun kecil yang digunakan untuk turun penumpang saja,biasanya untuk melayani kereta api lokal saja.  Stasiun kecil,biasanya digunakan untuk menunjang operasional perjalanan kereta api (persilangan,penyusulan KA) atau untuk melayani naik / turun penumpang KA lokal,emplasemennya biasanya hanya memiliki 2 sepur saja.  Stasiun sedang , biasanya berada di kota-kota kabupaten,emplasemennya memiliki lebih dari 2 sepur,stasiun ini biasanya hanya untuk KA ekonomi dan bisnis saja.
  4.  Stasiun besar, stasiun yang berada di kota- kota besar (ibu kota propinsi),semua KA berhenti disini,stasiun ini mempunyai emplasemen yang luas karena mempunyai sepur yang banyak. Di stasiun ini juga dilengkapi dengan dipo lokomotif maupun kereta .
  5. • Menurut letaknya :  Stasiun akhiran,stasiun untuk awal (permulaan) atau akhiran perjalanan kereta api.  Stasiun antara , stasiun- stasiun yang berada antara 2 buah stasiun akhir.  Stasiun pertemuan (junctions),stasiun yang menghubungkan 3 jurusan.  Stasiun persilangan,stasiun yang terletak di persilangan 2 route (lintas) sehingga bisa menghubungkan 4 jurusan.
  6. • Menurut bentuknya :  Stasiun ujung , stasiun dimana bangunan stasiun serta peronnya terletak siku-siku (tegak lurus) dengan sepur-sepur yang berakhir di stasiun tsb. Disamping itu pada stasiun jenis ini mempunyai peron yang sejajar dengan sepur-sepurnya.(jakarta kota,priok,kertapati).  Stasiun sejajar,stasiun dimana bangunan setasiunnya sejajar dengan sepur-sepurnya ( Bandung,Cirebon,Semarang dsb.)  Stasiun pulau,stasiun dimana bangunan stasiunnya terletak “diantara” dua jurusan jalan rel ( yogyakarta,Cikampek)  Stasiun semenanjung,stasiun dimana bangunan stasiunnya terletak di sudut 2 spur yang bercabang.
  7. Gambar Stasiun Menurut Bentuknya
  8. Emplasemen • Halaman di stasiun yang terdiri dari jaringan spur dan peron. • Banyak spur di emplasemen tergantung dari frekuensi KA yang lewat serta antisipasi kelambatannya (GAPEKA) • Syarat yang harus dipenuhi bahwa operasional perjalanan KA dapat dilayani dengan mudah,cepat dan aman. • Syarat teknis emplasemen harus datar toleransi kemiringannya (landai) maksimum 2.5 0/00.
  9. • Panjang emplasemen dihitung dari patok bebas ke patok bebas lainnya ( ujung wesel terjauh), minimal panjang emplasemen adalah 400 m. • Bila emplasemen terletak pada lengkung maka jari-jari (R) yang diperkenankan minimal 300m,sedangkan lengkung S tidak boleh ada pada emplasemen.
  10. Peron • Tempat naik dan turun penumpang kereta api. • Panjang peron ditentukan dari rangkaian kereta api terpanjang yang melewati stasiun tsb. • Jenis peron terdiri dari peron rendah dan peron tinggi :  peron rendah digunakan melayani KA jarak jauh (frekuensinya rendah dan waktu berhentinya cukup lama,biasanya dilengkapi dengan “bancik”)  peron tinggi digunakan untuk melayani KA jarak dekat (frekuensinya tinggi dan waktu berhentinya singkat mis:KA komuter  KRL,KRD) • Peron dibuat dari pasangan batu dan harus mempuyai permukaan (surface) agak kasar.
  11. Penentuan lokasi Stasiun • Penentuan lokasi stasiun harus memperhatikan syarat-syarat :  kemudahan pengguna jasa (masyarakat) untuk menjangkaunya (akses).  pertumbuhan ekonomi kedepan.  jumlah penduduk (demografi).  perkembangan industri.  kepentingan militer  teknis
  12. Wesel (Switchess,turn out) • Alat untuk memindahkan KA dari suatu spur ke spur lainnya. • Penyebab KA harus pindah spur karena :  KA menuju harus menuju arah yang berbeda dengan spur lurus dimana KA tsb sedang bergerak.  Karena ada KA pada spur lurus sehingga KA yang baru datang harus menuju spur lain.  Karena KA harus berhenti untuk naik dan turun penumpang dan harus berhenti tidak pada spur lurus.  Untuk kegiatan langsir.  Catatan : perpindahan spur dilakukan pada wesel yang ada di emplasemen stasiun dan dilayani oleh PPKA (pemimpin perjalanan kereta api)
  13. Komponen Wesel • Lidah wesel,adalah bagian yang menentukan arah gerak roda kereta api,sepasang lidah dihubungkan oleh sebatang besi (stang) sehingga gerak sepasang lidah tsb ber-sama2. • Rel lantak,rel tempat bersandarnya lidah wesel. • Pancung (nose rail),konstruksi yang diperlukan untuk bersilangnya kedua rel dalam wesel,pancung terdiri dari jarum pancung dan 2 buah rel sayap. • Lengkung wesel,bagian antara akar lidah dan pancung wesel. • Bantalan wesel,panjang bantalan wesel tidak sama dimana makin mendekati pancung makin panjang. • Pembalik wesel.
  14. Gambar Bagian-bagian Komponen Wesel
  15. Kecepatan KA pada wesel • Ditentukan oleh sudut α antara spur lurus dan spur belok  makin besar tangen sudut α makin besar kecepatan KA yang dibolehkan lewat di wesel tsb. • Nomor wesel dikodifikasikan sama dengan besarnya tangen α • PD 10 tahun 1986 mengatur kecepatan KA yang dibolehkan melewati suatu wesel sbb :
  16. Tg α 1 : 8 1 : 10 1 : 12 1 : 14 1 : 16 1 : 20 No. Wesel W8 W10 W12 W14 W16 W20 Kece patan yg diizink an 25 35 45 50 60 70
  17. Alat – alat pengaman perjalanan KA • Pada dasarnya perjalanan KA dari A(asal) – T (tujuan) harus “aman” dari gangguan (alam,sabotase,operasional KA) yang bisa menyebabkan perjalanan KA terganggu keselamatannya. • Akibat dari gangguan tsb akan mengakibatkan kerugian besar yang berupa :  korban manusia (jiwa,luka)  kerugian bagi perusahaan (pendapatan,kerusakan sarana dan prasarana)  peredaran barang,minyak dll yang berpengaruh terhadap perekonomian negara. • Untuk menjamin agar perjalanan KA selalu aman maka perlu alat pengaman yang bisa dilihat masinis sehingga bisa melakukan tindakan untuk mengurangi kecepatan KA atau memberhentikannya.
  18. Pengaman jalan rel • Kemungkinan adanya gangguan terhadap jalan rel sangat besar hal tsb bisa disebabkan oleh faktor –faktor :  lingkungan  perilaku struktur tanah itu sendiri  alam/cuaca  keterlambatan perawatan  keterlambatan persediaan (logistik) • Gangguan bisa berupa :  amblesan  longsoran  rel memuai yang melebihi toleransi  geometri • Gangguan-gangguan ” tanda tsb harus diberi pengaman berupa tanda/semboyan/sinyal agar masinis tahu kemudian menjalankan kereta api sesuai dengan “petunjuk” yang diberikan petugas.
  19. Alat pengaman jalan rel • Alat-alat pengaman jalan rel berupa semboyan-semboyan pengurangan kecepatan. • Jenis semboyan-semboyan pengurangan kecepatan diatur menurut PD 3 / reglemen 3 tentang pengamanan perjalanan KA sbb :  semboyan 2 A, artinya kereta api hanya boleh melewati dengan kecepatan maksimal 40 km/jam.  semboyan 2 B, artinya kereta api hanya boleh melewati dengan kecepatan maksimal 20 km/jam.  semboyan 2 C,artinya kereta api hanya boleh melewati dengan kecepatan maksimal 5 km/jam. • Penentuan jenis semboyan ditentukan oleh petugas dengan mempertimbangkan tingkat gangguan/kerusakan.
  20. Bentuk dan letak tanda (semboyan) pengaman • Semboyan 2 A, berupa skip berbentuk bulat berwarna hijau sebanyak 1 buah dan dipasang sejauh 200 m dari tempat yang perlu dilindungi . • Semboyan 2 B,berupa 2 buah skip berwarna hijau dan dipasang sejauh 200 m dari tempat yang perlu dilindungi,untuk pemasangannya harus didahului pemasangan semboyan 2 A didepannya sejauh 200 m. • Semboyan 2 C,berupa bendera hijau yang dilambai- lambaikan oleh petugas ( malam hari diganti dengan lampu yang bersinar merah ) ,pemasangan semboyan 2 C ini harus didahului oleh semboyan 2A dan 2B didepannya.
  21. Pengaman operasional perjalanan kereta api • Sebagai dasar operasional perjalanan kereta api adalah grafik perjalanan kereta api (GAPEKA) • Gapeka memuat seluruh waktu perjalanan,nama stasiun,jarak stasiun,banyaknya spur di stasiun,jumlah KA yang lewat,jenis KA,landai antar stasiun dsb. • Pengamanan perjalanan kereta api secara operasional dilakukan agar tidak terjadi “tabrakan/tumburan” kereta api satu dengan lainnya. • Dari Gapeka tercermin bahwa pola operasi perjalanan kereta api dilakukan dengan cara membagi seluruh jalan KA dengan sejumlah petak-petak jalan dan pada batas petak jalan itu dibuat stasiun.
  22. Alat-alat pengaman operasional perjalanan KA • Hal yang paling prinsip bagi keamanan perjalanan KA adalah bahwa “dalam satu petak jalan hanya boleh ada satu kereta api” . • Konsekuensi dari prinsip diatas maka kereta api hanya dapat masuk ke petak jalan berikutnya setelah kereta api sebelumnya meninggalkan petak jalan tsb. • Untuk menjaga agar pola operasi tsb berjalan baik diperlukan suatu alat pengaman yaitu berupa sinyal dan telekomunikasi. • Karena konstruksi sinyal terkait dengan wesel maka hubungan keduanya harus selalu dalam kondisi yang baik  kepastian jalur yang ditunjuk sinyal harus benar menurut posisi wesel.
  23. Jenis dan arti suatu sinyal • Jenis sinyal yang digunakan oleh PT KA banyak karena mewarisi berbagai jenis sinyal milik perusahaan KA pada jaman Belanda. • Sampai saat ini jenis sinyal yang masih digunakan oleh PT KA adalah :  sinyal lengan(digunakan sejak th.1915) sampai saat ini masih terdapat di jalan rel pada kelas-kelas tertentu.  sinyal cahaya (digunakan sejak th.1980) • Arti sinyal lengan (lihat gambar)  tanda berhenti ditunjukkan dengan kedua lengan mengambil posisi mendatar.  bila lengan atas ditarik membentuk sudut 450 keatas menunjukkan bahwa KA boleh jalan terus dan aman.
  24.  bila lengan bawah ditarik membentuk sudut 450 keatas menunjukkan bahwa KA harus berhenti di stasiun dan melewati spur belok. • Arti sinyal cahaya (lihat gambar)  warna hijau berarti jalan terus  warna kuning berarti jalan hati-hati  warna merah berarti berhenti.
  25. Gambar Jenis & Arti Sinyal
  26. Pemeliharaan/perawatan jalan rel • Pemeliharan/perawatan diperlukan karena setiap hari dilewati kereta api dengan kecepatan tinggi dan axle load (tekanan gandar yang berat) serta cuaca (panas/hujan),keadaan tanah yang jelek,sangat mempengaruhi struktur jalan rel. • Struktur jalan rel bisa berubah dan sangat membahayakan dan kenyamanan perjalanan kereta api. • Struktur jalan yang biasa berubah adalah :  spur(jalan rel) tidak lurus lagi,turun dari keadaan semula  lebar jalan rel diluar toleransi (1067 – 1072 )  kedua rel tidak sama tinggi  bantalan tidak siku lagi,lapuk  lengkung berubah  lengkung peralihan tidak mulus lagi  baut sambungan kendor  alat penambat kendor
  27. Peran pemeliharaan ( perawatan ) • Pemeliharaan/perawatan adalah usaha yang dilakukan oleh perusahaan(badan usaha) agar unsur-unsur penunjang poduksi baik sarana maupun prasarana berfungsi sesuai yang diinginkan. • Kondisi unsur penunjang tersebut sangat menentukan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. • Kerusakan pada unsur-unsur penunjang tersebut sangat berpengaruh pada : • Produksi • Reputasi • Kemampu labaan (pendapatan) • Pelanggan • Produk • karyawan
  28. Unsur-unsur yang mempengaruhi keberhasilan pemeliharaan • Adanya metoda • Adanya prosedur kerja • Adanya tools (alat-alat kerja),teknologi • Manusia (jumlah,kemauan,kemampuan) • Lingkungan kerja  sifat pemeliharan pada dasarnya adalah “preventive maintenance”
  29. Organisasi pemeliharaan • Organisasi pemeliharaan/perawatan jalan rel didasarkan pada panjang jalan rel yang ada misalnya : Cirebon – Cikampek dibagi dalam beberapa ruas jalan yang disebut distrik yang dipimpin oleh seorang kepala distrik. • Setiap biasanya distrik mempunyai panjang 25 – 30 km. • Setiap distrik dibagi dalam petak-petak jalan rel yang mempunyai panjang jalan 5 – 6 km dan dipimpin oleh seorang kepala regu. • Seorang kepala regu membawahi 6 – 10 pekerja pemelihara jalan dan 2 penilik/pemeriksa jalan.
  30. Metoda pemeliharaan • Metoda perawatan jalan rel secara teratur (Pejater) ,metoda ini digunakan oleh perkereta apian di Indonesia sejak jaman Belanda sampai dengan tahun 1977.  prinsip dari metoda ini adalah semua lintas jalan rel kecuali lintas cabang mempunyai kedudukan yang sama dalam prioritas perawatannya. • Metoda perawatan jalan rel secara berencana (Perjana),metoda ini digunakan oleh PT KA sejak tahun 1977.  prinsip dari metoda ini adalah mem-beda2kan kelas jalan (lintas) tergantung dari besarnya passing tonnage kereta api yang melewatinya.
  31. Perawatan jalan rel secara teratur (Pejater) • Setiap distrik dibagi atas petak-petak jalan biasanya terdiri atas 4 s.d 5 petak jalan. • Tiap petak jalan mempunyai panjang jalan rel 5 s.d 6 km. • Tiap petak jalan dipelihara/dirawat oleh 1 regu yang dipimpin oleh 1 kepala regu dan beranggota 6 s.d 10 orang pekerja. • Pemeliharaan petak jalan oleh regu dikerjakan dalam 1 arah,dimulai dari permulaan petak sampai dengan akhir petak tanpa ada bagian yang terlewati. • Siklus pemeliharaan adalah 2 bulan (satuan empiris yang didasari oleh data historis umur perawatan),berarti panjang petak jalan 5 atau 6 km harus seluruhnya selesai dikerjakan.
  32. Jenis pekerjaan dalam perawatan jalan rel secara teratur (Pejater) • Meluruskan dan mengangkat spur (jalan rel) • Memadatkan balas dibawah bantalan • Pengencangan alat-alat penambat • Pengukuran lebar spur dan peninggian rel pada lengkung dan perbaikannya • Perbaikan lebar spur pada spur lurus dan ketidak- rataan antara 2 rel • Pemeliharaan wesel • Pekerjaan tanah meliputi pembersihan rumput,selokan.
  33. Gambar Pelaksanaan Pejater I II III IV V 0 5 10 15 20 25 2 Bulan 2 Bulan 2 Bulan 2 Bulan dst
  34. Perawatan rel secara berencana (Perjana) • Berbeda dengan Pejater maka dalam Perjana siklus perawatan jalan rel didasarkan atas “passing tonnage”lintas yang bersangkutan. • Passing tonnage (tonase harian) dari suatu lintas dihitung dari jumlah tonase kereta api yang lewat di lintas tersebut per hari. • Penentuan kelas jalan rel ditetapkan berdasar standar dari UIC (Union Internationale des Chemins de fer) yang merupakan Persatuan Jalan Rel Internasional dan banyak dipakai oleh perusahaan perkeretaapian di seluruh dunia.
  35. • Pembagian kelas jalan rel menurut UIC : Kelas UIC Tonase Harian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T > 120.000 120.000 > T > 85.000 85.000 > T > 50.000 50.000 > T > 28.000 28.000 > T > 14.000 14.000 > T > 7.000 7.000 > T > 3500 3500 > T > 1500 1500 > T
  36. • Penentuan siklus perawatan menurut UIC: Kelas UIC Siklus Perawatan Bantalan Kayu Bantalan Beton & Bantalan Besi 1 sampai dengan 4 5 sampai dengan 6 7-8-9 dengan kereta penumpang kecepatan > 90 km/jam 7-8-9 dengan kereta penumpang kecepatan < 90 km/jam 7-8-9 tanpa kereta penumpang 4 tahun 6 tahun 6 tahun 8 tahun 8 tahun 6 tahun 6 tahun 8 tahun 10 tahun 12 tahun
  37. Gambar Pelaksanan Perjana PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PK PS PS PS PS PS 1 2 3 4 5 6 0 Th 5 5 5 5 5 5 30 Km
  38. • Berdasar siklus perawatan tersebut langkah selanjutnya adalah membagi panjang distrik dengan periode siklusnya • Ditentukan rangking peta jalan berdasarkan kondisi peta jalan yang paling parah untuk dilakukan perawatan sempurna (PS) • Peta lainya selain peta sempurna dilakukan dengan perawatan khusus (PK) Catatan : Perawatan sempurna adalah kegiatan pekerjaan mengembalikan konstruksi jalan rel ke kondisi awal.
  39. Persediaan • Merupakan bagian yang sangat penting harus dimiliki oleh setiap organisasi apalagi organisasi bisnis yang produknya ingin selalu disukai oleh pelanggan. • Jalan rel merupakan sub sistem perkereta apian harus mempunyai kondisi yang selalu baik dalam artian mempunyai tingkat keamanan dan kenyamanan yang sesuai dengan norma-norma standar yang berlaku sehingga diperlukan adanya perawatan /pemeliharaan . • Untuk melakukan perawatan/pemeliharaan diperlukan persediaan suku cadang jalan rel yang digunakan untuk mengganti bagian- bagian yang sudah aus atau rusak. • Suku cadang jalan rel yang harus ada dalam persediaan adalah bantalan,alat penambat,batu balas,pelat sambung,wesel,alat-alat untuk pekerja regu dsb.
  40. MENGAPA PERSEDIAAN BARANG SANGAT PENTING BAGI PERUSAHAAN ? • Agar dapat memenuhi kebutuhan perawatan dalam waktu cepat • Berjaga-jaga pada saat barang di pasaran sulit untuk diperoleh • Menekan harga pokok per-unit barang • Untuk memperlancar proses produksi • Untuk mengantisipasi adanya stock out (kehabisan) • Untuk menghadapi fluktuasi harga
  41. Model peran persediaan dalam perawatan Strategi Dukungan Sarana & Prasarana Operasional KA (Pemasaran&Pelayanan) Kepuasan Pelanggan Pemeliharaan / Perawatan Dukungan Persediaan
  42. Jenis Perawatan • Perawatan rutin,jenis perawatan yang dilakukan secara rutin dan terus menerus agar peralatan berjalan dengan baik (tidak diperlukan penggantian suku cadang). • Perawatan pencegahan (preventive maintenance), jenis perawatan dilakukan agar peralatan jangan sampai rusak/digunakan sementara masih diperlukan penggantian suku cadang dilakukan sebelum betul2 rusak. • Pemeliharaan besar ( major maintenance,over haul ) perawatan / pemeliharaan setiap periode tertentu : th,km,tujuannya mengembalikan peralatan tsb ke kapasitas semula. • Perawatan karena rusak ( break down maintenance )  perawatan jenis ini dilakukan secara terpaksa karena peralatan rusak secara mendadak.
  43. Dukungan persediaan terhadap perawatan • Perencanaan kebutuhan persediaan/suku cadang per periode tertentu ( biasanya per tahun ). • Kebutuhan persediaan bisa dilakukan dengan cara :  Opname langsung di lapangan.  Mengacu pada kebutuhan tahun sebelumnya.  Berdasar pada peramalan permintaan persediaan dengan cara : * teknik peramalan berdasar trend. metoda : - bebas (free hand method ) - semi rata-rata (semi average method ) - kuadrat terkecil (least square method ) • Dari ketiga cara tadi yang sering digunakan adalah metoda kuadrat terkecil.
  44. Metoda Kuadrat Terkecil (least square method) • Adalah metoda yang paling sering digunakan dalam peramalan bisnis karena lebih teliti dan tingkat keakuratannya lebih tinggi dibandingkan metoda yang lain • Rumusan Trend = Y’ = a + b X, dimana : 2 x xy b   
  45. Contoh penggunaan metoda kuadrat terkecil Data dibawah ini merupakan data kebutuhan batu balas dari salah satu DAOP PT.KAI dari tahun 2000 s.d tahun 2006 (dalam ratusan m3) tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 kebutuhan 30 50 60 60 75 85 95
  46. Lanjutan tahu n kebutuhan x xy X² 2000 30 -3 -90 9 2001 50 -2 -100 4 2002 60 -1 -60 1 2003 60 0 0 0 2004 75 1 75 1 2005 85 2 170 4 2006 95 3 285 9 455 280 28
  47. Lanjutan 10 28 280 65 7 455     b a Jadi persamaan trendnya adalah sbb: y = a + bx  65+10x, x=4 tahun dasar 2003 maka kebutuhan batu balas tahun 2007=65+10.4=10.500 m3
  48. Keputusan persediaan  Prinsip persediaan adalah dalam gudang,dipo barang harus “cukup”(tidak boleh berlebih atau kurang),jadi ada 2 hal yang harus dipenuhi yaitu : • Berapa jumlah barang yang akan dipesan untuk setiap kali pemesanan ? • Kapan saat pemesanan dilakukan ? Pertanyaan pertama berkaitan dengan ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Pertanyaan kedua berkaitan dengan penentuan indikator saat pemesanan ulang (Re-ORDER POINT)
  49. MODEL PERSEDIAAN MENURUT WILSON (Sawtooth = gigi gergaji) Jumlah Sediaan (Q) Waktu (t) Laju Pemakaian (k)
  50. ECONOMIC ORDER QUANTITY Formula : EOQ = 2 U S I C Dimana : U = Penggunaan per-tahun dalam unit S = Biaya pemesanan I = Biaya penyimpanan C = Biaya produk per-unit
  51. CONTOH : Volume penggunaan per-tahun 10500 m3 Harga pokok per unit Rp.100.000,- Biaya penyimpanan 20 % per-tahun/m3 Biaya pesanan per-pesanan Rp.500.000,- Maka : EOQ = 2 U S I C 2 X 500000 X 10500 0,20 X 100000 52500 = 724,57 m3, dibulatkan jadi 725 m3
  52. RE-ORDER POINT (ROP) Titik dimana kita harus melakukan pemesanan kembali : Syarat :- jumlah persediaan tetap setiap kali pemesanan - Apabila persediaan mencapai jumlah tertentu, maka pemesanan kembali harus dilakukan ROP A LT A = TITIK ROP LT = Lead Time (Waktu pesan s.d, kedatangan barang) t
  53. Dari contoh di atas, maka penentuan ROP adalah sebagai berikut : 1. Frekuensi pemesanan yang dilakukan selama satu tahun : 2. Selang waktu antar pemesanan jika didasarkan atas 360 hari kerja per-tahun adalah : 3. Jika diketahui berdasarkan pengalaman (lead time : 10 hari, maka untuk mencari ROP adalah : kecepatan pemakaian barang k = 725/24 = 30 m3 per hari, Lead time LT = 10 hari maka ROP = 30 X 10 = 300 m3 (sisa persediaan) U 10500 N = Q 725 = = 15 kali 360 360 t = (U/Q) 15 = 24 hari =
  54. Safety Stock (Persediaan Pengaman) LT Q ROP Waktu Safety Stock • Safety Stock diperlukan diperlukan jika terjadi : - Kedatangan barang terlambat - Pemakaian tidak merata / terjadi kenaikan • Jumlah safety stock ditentukan berdasar : - Intuisi - Rata-rata level keterlambatan
  55. Contoh Soal Persediaan • Kebutuhan alat penambat tirepon pada PT.KA dari tahun ketahun tercermin dari data-data sbb : Pertanyaan : 1. Berapa kebutuhan tirepon tersebut pada tahun 2007 2. a. Bila diketahui ; - Harga tirepon per biji Rp.10.000, - Biaya penyimpanan /pemeliharaan 25% per tahun - Biaya pemesanan tiap kali pesan Rp. 100.000,- Tentukan berapa jumlah pesanan ekonomis perpesanan (EOQ) b. Bila hari kerja 1 thn ditetapkan 360 hari dan LT (lead time) ditetapkan 10 hari serta Safety stock = 200 tirepon Tentukan rencana pemesanan ulangnya (ROP) Thn Kebutuhan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 50 60 75 75 80 90
Publicité