7. 1 2 3 4 Jumlah CD4 Deteksi antibodi Deteksi antigen Tes asam nukleat virus Tes laboratorium untuk mendeteksi infeksi HIV 4 (Steven ,C, 2010)
8. Tes antibodi HIV UjiKonfirmasi membedakantrue positive denganfalse positive. Contoh: Western blot RIBA IFA RIPA Line immunoassay UjiPenapisan mendeteksisemuaorang yang terinfeksi HIV. Contoh: ELISA Rapid test 5 (Steven ,C, 2010)
21. Rapid test (immunochromatographic) Kriteria Rapid HIV test yang disetujui FDA: Sensitivitas ≥ 99%, Spesifisitas ≥ 98% Hasil yang tidak valid < 2% total bahan uji, Memiliki indikator untuk memberikan tanda jumlah bahan uji sudah cukup atau alat penguji rusak, 12
22. Bahan uji yang tidak perlu diproses lebih dahulu atau memerlukan proses minimal Reagen siap pakai dan tidak memerlukan manipulasi lebih lanjut, Tidak memerlukan intervensi operator dalam memberikan hasil dan analisis, Tidak memerlukan alat tambahan khusus dalam penggunaannya. 13 (Kumalawati, Y. 2008)
83. Selaincaratradisional (penapisan: ELISA/ konfirmasi : Western Blot), dapatjuga: ELISA yang disertaipemeriksaan rapid test, atau Diujidenganduametode ELISA yang berbeda, atau Dua rapid test yang berbeda. 37 (Steven, C. 2010)
102. 56 www.themegallery.com Western Blot First Stage: Electrophoresis on Gel Separation by Molecular sieve : Migration according to the size HIV Virus
103. 57 www.themegallery.com Western Blot Electrophoretic migration Each HIV components moves from top to bottom until it stops at a specific level
104. 58 Western Blot Second Stage:Electrical Transfer The HIV components are transferred onto the surface of a nitrocellulose sheet Nitrocellulose sheet Gel
105. 59 Container WB strip WesternBlot Third Stage:Strips are incubated with serum,second antibody, chromogen and washed
106. 60 Western Blot HIV Western blot bands Genes Gene products gp 160 env gp120 p 66 p 55 pol p 51 gp 41 p 31 p 24 gag p 17
107. Recombigen latex agglutination test Tes Recombingen HIV-1 Latex Agglutination (LA) dilisensi US Food and Drug Administration sebagai suatu pemeriksaan yang cepat untuk uji penapisan antibodi human immunodeficiency virus (HIV) tipe 1.7 Tes ini digunakan untuk tes penapisan oleh tenaga terlatih pada laboratorium rumah sakit, klinik medis, bank darah atau saat pemeriksaan enzim immunoassay dirasa tidak praktis atau tidak tersedia.8 Prinsip pemeriksaan berdasarkan aglutinasi latex.7 Kit tes Recombigen LA terdiri dari suspensi koloid yang mengandung bead latex yang dilapisi oleh envelop polipeptida gp41 dan gp120 rekombinan yang sudah dimurnikan, vial yang mengandung kontrol positif dan negatif, reagen prediluted dan dalam botol tetes plastik. Spesimen diencerkan langsung diatas kartu agglutinasi yang memiliki enam sumuran bulat dengan latarbelakang gelap. Kartu agglutinasi dan panduan interpretasi terdapat dalam kit juga. 61
108. Prosedur:7 satu tetes(25µl) serum kontrol negatif dan serum kontrol positif yang belum diencerkan diletakkan pada sumuran yang berbeda dan disebarkan sampai pinggir sumuran menggunakan transfer loop, satu tetes pelarut sampel, diletakkam pada empat sumuran lain, dan digunakan transfer loop yang berbeda untuk mengambil dan membawa masing-masing spesimen pasien ke sumuran, sehingga pengencerannya 1:10 spesimen dicampur dengan pelarut dan disebarkan keseluruh permukaan sumuran dengan menggunakan transfer loop, selanjutnya satu tetes (±15µl) suspensi bead latex ditambahkan pada tiap sumuran sampel dan kontrol, dan kartu diputar dengan rotator orbital dengan kecepatan 30-60 rpm selama 3 menit pada suhu ruang, penutup diletakkan diatas kartu pada saat pemutaran untuk mencegah pembekuan reagen, bentukan agglutinasi langsung dibaca (dalam 30-60 detik) dengan memakai kaca pembesar dan lampu dengan intensitas tinggi, spesimen dinyatakan positif bila membentuk reaksi aglutinasi yang terentang 1+sampai 4+., sedangkan aglutinasi kontrol positif terentang antara 1+ sampai 3+. Skala 0 sampai 4+ 62
109. Interpretasi hasil:7 Negatif : putih susu tanpa terlihat ada aglutinasi 1+ : ditandai dengan gumpalan sangat halus dalam latarbelakang putih susu 4+ : ditandai dengan gumpalan bead yang lebih besar tanpa latar belakang putih susu 63
110. Sensitifitas tes rekombigen LA 99,4% dan spesifisitas 99,5% Keunggulan: Cepat, perlengkapannya sedikit dan secara tehnis mudah dilakukan. Kelemahan: penilaian bentukan aglutinasi sangat subjektif, sehingga dapat memberikan interpretasi hasil yang berbeda antar operator. 64
112. Anteroviral drugs: 1. Reverse trancriptase inhibitors – they inhibit the enzyme called reverse transcriptase which is needed to “copy” information for the virus to replicate. These drugs are: a. Zedovudine (ZDV) – Retirvir b. Zalcitabine – Havid c. Stavudine – Zerit d. Lamivudine – Epivir e. Nevirapine – Viramune f. Didanosine – Videx 2. Protease inhibitors. They work by inhibiting the enzyme protease which are needed for the assembly of viral particles. These drugs are: a. Saquinavir – Invarase b. Ritonavir – Norvir c. Indinavir – Crixivan 66
113. Minor Signs: Persistent Cough for one month Generalized pruritic dermatitis Recurrent herpes zoster Oropharyngeal candidiasis Chronic disseminated herpes simplex Generalized lymphadenopathy Major Signs: Loss of weight – 10 percent of body weight Chronic diarrhea for more than one month Prolonged fever for one month 67
114. Common Opportunistic Infections Pneumocystis carinii pneumonia Oral candidiasis Toxoplasmosis of the CNS Chronic diarrhea/wasting syndrome Pulmonary/extra-pulmonary tuberculosis Cancers Kaposi’s sarcoma – affects small blood vessels and internal organs Cervical dysplasia and cancer. Researchers found out that women with HIV have higher rates of this type of cancer. Cervial carcinoma is associated with Human Papilloma Virus (HPV). Non-Hodgkin’s lymphoma – cancerous tumor of the lymph nodes. This is usually a late manifestation of HIV infection. 68
115. IFA Cell smear preparation on 12 well Teflon coated slides Fixation of the smear in cold acetone Reaction with specimens Washing three times with PBS Reaction with FITC-conjugated anti-human immunoglobulin G (Ig G) Washing three times with PBS Mounting with glyceral Observation under fluorescent microscope 69