SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
ANALISIS KORELASI DAN
REGRESI SEDERHANA
𝜃
𝛽0
PENDAHULUAN
ANALISIS KORELASI SEDERHANA
Analisis korelasi sederhana digunakan untuk menunjukkan besarnya keeratan
hubungan (secara linier) antara 2 (dua) variabel acak. Analisis korelasi tidak
didasarkan pada definisi yang tegas tentang peubah bebas dan peubah terikat.
(FURQON, 2004)
Koefisien Korelasi (r)
Kekuatan dan arah hubungan linier di antara kedua variabel tersebut bisa
dijelaskan dengan ukuran statistik yang dinamakan dengan “koefisien korelasi”.
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 dan 1. Koefisien korelasi bernilai 0 jika
tidak ada hubungan yang linier antara dua variabel tersebut.
Korelasi Pearson
Korelasi Pearson merupakan salah satu ukuran korelasi yang digunakan untuk mengukur
kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. Dua variabel dikatakan berkorelasi
apabila perubahan salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya, baik
dalam arah yang sama ataupun arah yang sebaliknya.
Asumsi untuk analisis korelasi:
• Sampel diambil secara random
• Sampel data berpasangan (X, Y) merupakan data kuantitatif.
• Pasangan data (X, Y) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
ASUMSI
RUMUS
𝑟𝑥𝑦 =
𝑛 𝑖=1
𝑛
𝑋𝑖 𝑌𝑖 − 𝑖=1
𝑛
𝑋𝑖 𝑖=1
𝑛
𝑌𝑖
𝑛 𝑖=1
𝑛
𝑋𝑖
2
− 𝑖=1
𝑛
𝑋𝑖
2
𝑛 𝑖=1
𝑛
𝑌𝑖
2
− 𝑖=1
𝑛
𝑌𝑖
2
Dengan n adalah banyaknya pasangan data
Kriteria :
0,80 < |rxy | ≤ 1,00 korelasi sangat tinggi
0,60 < |rxy | ≤ 0,80 korelasi tinggi
0,40 < |rxy | ≤ 0,60 korelasi sedang
0,20 < |rxy | ≤ 0,40 korelasi rendah
0,00 < |rxy | ≤ 0,20 korelasi sangat rendah
Adapun jika rxy bertanda positif (+) maka X dan Y berkorelasi secara langsung, sedangkan jika rxy bertanda
negatif (-) maka X dan Y berkorelasi secara tidak langsung.
Diagram Pencar Untuk Korelasi
Linier Sederhana
Diagram pencar menggambarkan distribusi bersama antara dua variabel, suatu pasangan
data yang saling berkorelasi linear memiliki diagram pencar yang dapat didekati oleh
suatu garis lurus
PENGUJIAN KOEFISEN KORELASI
Nilai r yang kita peroleh dari rumus korelasi pearson merupakan suatu statistik.
Untuk memastikan apakah dua populasi tersebut memiliki keeratan hubungan yang
berarti dilakukan uji sebagai berikut :
Hipotesis statistiknya:
Ho: ρXY = 0 (Tidak terdapat hubungan antara X dan Y)
H1: ρXY ≠ 0 (Terdapat hubungan antara X dan Y)
Statistik uji:
𝑡 =
𝑟 𝑛 − 2
1 − 𝑟2
Dengan r adalah koefisien korelasi pearson.
Kriteria uji:
Tolak H0 jika thit ≥ ttab atau thit ≤ ttab
Terima H0 jika ttab< thit < ttab
Dengan 2ndf;5.0tttab 
CONTOH KASUS
No. Berat Badan (kg) Kecepatan Lari (km/jam)
1 45 40
2 46 44
3 50 41
4 45 45
5 44 45
6 52 30
7 46 43
8 51 39
9 49 39
10 54 40
11 55 40
12 43 48
13 49 40
14 49 41
15 48 38
16 47 41
17 56 40
18 56 35
19 45 44
20 46 43
21 45 44
22 45 43
23 47 43
24 49 42
25 46 44
26 47 44
27 47 46
28 54 38
29 55 37
30 59 39
31 58 40
32 60 33
33 62 34
34 44 46
35 46 47
36 47 45
37 60 30
38 60 39
39 45 47
40 46 47
Misalkan seorang guru olahraga ingin mengamati
keeratan hubungan antara berat badan dengan
kecepatan berlari pada siswa laki-laki usia 16-17
tahun. Setelah melakukan observasi dengan
mengambil sampel secara acak sebesar 40,
diperoleh data sebagaimana tabel di samping
Pertama-tama asumsikan kedua populasi data
berdistribusi normal
Dengan Menggunakan Uji Korelasi Bivariat Pada SPSS
diperoleh output sebagai berikut :
Menunjukkan statistik variabel Berat dan variabel Kecepatan Berlari, yaitu rataan dan
standar deviasi dengan banyaknya pasangan data adalah 40.
Jumlah perkalian antara skor simpangan untuk “Berat” dan “Lari” adalah
-736,800
Kovarian dari kedua variabel adalah -18,892
Keeratan hubungan antara berat badan dengan kecepatan lari siswa laki-
laki umur 16-17 tahun menunjukkan korelasi tidak langsung yang tinggi
dengan koefisien korelasi berdasarkan tabel adalah sama dengan -0,780.
Namun, nilai korelasi pada tabel belum tentu signifikan. Maka perlu
dilakukan uji (dua sisi) keberartian koefisien korelasi dengan mengambil
α = 0,01 dimana :
H0 : Tidak ada korelasi antara berat badan dengan kecepatan lari siswa
laki-laki usia 16-17 tahun. (ρXY = 0)
H1 : Terdapat korelasi antara berat badan dengan kecepatan lari siswa
laki-laki usia 16-17 tahun. (ρXY ≠ 0)
Karena P = 0,000... < 0,005 (α/2), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jadi, terdapat korelasi tidak langsung yang berarti antara berat badan
dengan kecepatan lari siswa laki-laki umur 16-17 tahun.
PENDAHULUAN
ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA
Analisis regresi merupakan studi ketergantungan suatu variabel tidak bebas
(terikat) terhadap satu atau lebih variabel bebas dengan maksud untuk
meramalkan nilai variabel tidak bebas.
Regresi sederhana berarti hanya melibatkan 2 variabel, sebuah variabel bebas
dan sebuah variabel terikat.
Contoh Penerapan Analisis Regresi
1. Analisis Regresi antara tinggi orang tua terhadap tinggi anaknya.
2. Analisis Regresi antara pendapatan terhadap konsumsi rumah
tangga.
3. Analisis Regresi antara harga terhadap penjualan barang.
4. Analisis Regresi antara tingkat upah terhadap tingkat
pengangguran.
5. Analisis Regresi antara tingkat suku bunga bank terhadap harga
saham.
6. Analisis regresi antara biaya periklanan terhadap volume
penjualan perusahaan.
Perbedaan mendasar antara korelasi dan regresi
• Korelasi hanya menunjukkan sekedar
hubungan.
• Dalam korelasi variabel tidak ada istilah
tergantung dan variabel bebas.
• Regresi menunjukkan hubungan kausal (sebab - akibat)
• Dalam regresi terdapat istilah tergantung dan variabel
bebas.
Korelasi
Regresi
Regresi linier sederhana
Variabel
Bebas (predictor),
misal X
Terikat (response),
misal Y
Y
Variabel tergantung (Dependent Variable)
Variabel yang dijelaskan (Explained Variable)
Variabel yang diramalkan (Predictand)
Variabel yang diregresi (Regressand)
Variabel Tanggapan (Response)
X
Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel yang menjelaskan (Explanatory
Variable)
Variabel peramal (Predictor)
Variabel yang meregresi (Regressor)
Variabel perangsang atau kendali (Stimulus
or control variable)
X (predictor)
Y (response)
𝜃
𝛽0
Model Regresi
𝑌 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋
Atau
Y = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋 + 𝜀 (model populasi)
Y = a + bX + e (model sampel)
Dengan :
𝛽0 (didekati oleh a) adalah titik potong garis
dengan sumbu Y
𝛽1 = tan 𝜃 (didekati oleh b) adalah koefisien
regresi yang menunjukkan besarnya pengaruh
X terhadap Y, secara grafik menunjukkan slope
(kemiringan garis regresi).
𝜀 adalah galat
ASUMSI
• Sampel data berpasangan (X, Y) merupakan data interval atau rasio
• Pasangan data (X, Y) berasal dari populasi yang berdistribusi normal
𝑏 =
𝑛 𝑖=1
𝑛
𝑋𝑖 𝑌𝑖 − ( 𝑖=1
𝑛
𝑋𝑖)( 𝑖=1
𝑛
𝑌𝑖)
𝑛( 𝑖=1
𝑛
𝑋𝑖
2
) − ( 𝑖=1
𝑛
𝑌𝑖
2
)
𝑎 =
( 𝑖=1
𝑛
𝑌𝑖) − 𝑏 ( 𝑖=1
𝑛
𝑋𝑖)
𝑛
Persamaan Regresi Linier Sederhana:
Y = a + bX + e
Dengan:
Y = Nilai yang diramalkan
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X = Variabel bebas
e = Nilai Residu
RUMUS
• Dalam analisis regresi, koefisien korelasi yang dihitung tidak untuk diartikan sebagai ukuran keeratan hubungan variabel
bebas (X) dan variabel tidak bebas (Y), sebab dalam analisis regresi asumsi normal bivariat tidak terpenuhi.
• Untuk itu, dalam analisis regresi agar koefisien korelasi yang diperoleh dapat diartikan maka dihitung indeks
determinasinya, yaitu hasil kuadrat dari koefisien korelasi:
Indeks determinasi yang diperoleh tersebut digunakan untuk menjelaskan persentase variasi dalam variabel tidak bebas (Y)
yang disebabkan oleh bervariasinya variabel bebas (X). Hal ini untuk menunjukkan bahwa variasi dalam variabel tak bebas
(Y) tidak semata-mata disebabkan oleh bervariasinya variabel bebas (X), bisa saja variasi dalam variabel tak bebas tersebut
juga disebabkan oleh bervariasinya variabel bebas lainnya yang mempengaruhi variabel tak bebas tetapi tidak dimasukkan
dalam model persamaan regresinya.
INDEKS DETERMINASI (R2)
2
xy
2
xy )r(R 
Kesalahan Baku Estimasi
Digunakan untuk mengukur tingkat kesalahan dari model regresi yang dibentuk.
kn
YY
Se



 2
)ˆ(
Standar Error Koefesien Regresi
Digunakan untuk mengukur besarnya tingkat kesalahan dari koefisien regresi:
n
X
X
Se
Sb


2
2 )(
Uji Model
Uji F digunakan untuk uji ketepatan model, apakah nilai prediksi mampu menggambarkan kondisi
sesungguhnya
Ho : Model regresi tidak berarti (Diterima jika F hitung  F tabel)
Ha : Model regresi berarti (Diterima jika F hitung > F tabel)
)/(1
)1/(
2
2
knR
kR
F



Dengan n adalah banyaknya pasangan data
dan k = 2
UJI t
Hipotesis statistiknya:
Ho : β = 0 (X tidak berpengaruh terhadap Y)
H1 : β ≠ 0 (X berpengaruh terhadap Y)
Statistik uji:
bs
b
t 
Uji Keberartian Koefisien Regresi
Ho Diterima jika t hitung  t tabel
Ha Diterima jika t hitung > t tabel
CONTOH KASUS
Sebuah perusahaan ingin mengetahui pengaruh
promosi suatu produk terhadap tingkat
penjualan produk tersebut. Berdasarkan
observasi di beberapa daerah secara acak,
diperoleh data sebagaimana tabel di samping.
Pertama-tama asumsikan kedua populasi data
berdistribusi normal
Penjualan Promosi
205 26
206 28
254 35
246 31
201 21
291 49
234 30
209 30
204 24
216 31
245 32
286 47
312 54
265 40
322 42

More Related Content

What's hot

Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3
Az'End Love
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Yusron Blacklist
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
matematikaunindra
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
Henry Guns
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
Yulianus Lisa Mantong
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
hartantoahock
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
RindyArini
 

What's hot (20)

Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
 
Bahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisBahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnis
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Konsep dasar probabilitas.ppt
Konsep dasar probabilitas.pptKonsep dasar probabilitas.ppt
Konsep dasar probabilitas.ppt
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif Laporan praktikum statistik deskriptif
Laporan praktikum statistik deskriptif
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
 

Similar to Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana

6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
Rizkisetiawan13
 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
Evikurniafitri
 
Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhana
Dia Cahyawati
 
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.pptPertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Setrireski
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
fitriunissula
 
Analisis Hubungan
Analisis HubunganAnalisis Hubungan
Analisis Hubungan
galih
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
Dian Arisona
 

Similar to Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana (20)

6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
 
analisa regresi dan korelasi sederhana rs
analisa regresi dan korelasi sederhana rsanalisa regresi dan korelasi sederhana rs
analisa regresi dan korelasi sederhana rs
 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
 
Korelasi(13)
Korelasi(13)Korelasi(13)
Korelasi(13)
 
Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhana
 
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliahregresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
regresi dan korelasi 2021 statistik kuliah
 
Analisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhanaAnalisis regresi dan korelasi sederhana
Analisis regresi dan korelasi sederhana
 
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.pptAnalisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
Analisa Regresi Korelasi Sederhana.ppt
 
Pertemuan 1 analisis regresi
Pertemuan 1 analisis regresiPertemuan 1 analisis regresi
Pertemuan 1 analisis regresi
 
Pengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docxPengertian regresi.docx
Pengertian regresi.docx
 
Regresi dan korelasi
Regresi dan korelasiRegresi dan korelasi
Regresi dan korelasi
 
Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4Ek107 122215-952-4
Ek107 122215-952-4
 
PPT Presentasi (1).pptx
PPT Presentasi (1).pptxPPT Presentasi (1).pptx
PPT Presentasi (1).pptx
 
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.pptPertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
Pertemuan 8 Regresi dan Korelasi.ppt
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
 
Analisis Hubungan
Analisis HubunganAnalisis Hubungan
Analisis Hubungan
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
 
Uji Korelasi Parametrik dan Non parametrik .pptx
Uji Korelasi Parametrik dan Non parametrik .pptxUji Korelasi Parametrik dan Non parametrik .pptx
Uji Korelasi Parametrik dan Non parametrik .pptx
 
Statistik Industri - Regresi Linier Sederhana - Linear Regression
Statistik Industri - Regresi Linier Sederhana - Linear RegressionStatistik Industri - Regresi Linier Sederhana - Linear Regression
Statistik Industri - Regresi Linier Sederhana - Linear Regression
 
Uji Korelasi Parametrik dan Non Parametrik.pdf
Uji Korelasi Parametrik dan Non Parametrik.pdfUji Korelasi Parametrik dan Non Parametrik.pdf
Uji Korelasi Parametrik dan Non Parametrik.pdf
 

More from Agung Anggoro

More from Agung Anggoro (20)

Sisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalSisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
Sisi Lain Distribusi Binomial dan Normal
 
Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)
Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)
Soal-soal Pertidaksamaan Rational (Rational Inequalities)
 
Penggunaan Kasus Ekstrem dan Generalisasi
Penggunaan Kasus Ekstrem dan GeneralisasiPenggunaan Kasus Ekstrem dan Generalisasi
Penggunaan Kasus Ekstrem dan Generalisasi
 
Modul Polinom
Modul PolinomModul Polinom
Modul Polinom
 
Modul Dalil Pythagoras
Modul Dalil PythagorasModul Dalil Pythagoras
Modul Dalil Pythagoras
 
Modul Pemecahan Masalah Matematika
Modul Pemecahan Masalah MatematikaModul Pemecahan Masalah Matematika
Modul Pemecahan Masalah Matematika
 
Soal-soal Geometri Pilihan untuk SD
Soal-soal Geometri Pilihan untuk SDSoal-soal Geometri Pilihan untuk SD
Soal-soal Geometri Pilihan untuk SD
 
Mengomunikasikan Penilaian Kepada Siswa
Mengomunikasikan Penilaian Kepada SiswaMengomunikasikan Penilaian Kepada Siswa
Mengomunikasikan Penilaian Kepada Siswa
 
Decision Making dalam Psikologi Kognitif
Decision Making dalam Psikologi KognitifDecision Making dalam Psikologi Kognitif
Decision Making dalam Psikologi Kognitif
 
Analisis SKL dan SI K13 Matematika SMA
Analisis SKL dan SI K13 Matematika SMAAnalisis SKL dan SI K13 Matematika SMA
Analisis SKL dan SI K13 Matematika SMA
 
Penekanan literasi informasi dan life based learning dalam pembelajaran matem...
Penekanan literasi informasi dan life based learning dalam pembelajaran matem...Penekanan literasi informasi dan life based learning dalam pembelajaran matem...
Penekanan literasi informasi dan life based learning dalam pembelajaran matem...
 
Latihan Soal HOTS Matematika dari READI (2016)
Latihan Soal HOTS Matematika dari READI (2016)Latihan Soal HOTS Matematika dari READI (2016)
Latihan Soal HOTS Matematika dari READI (2016)
 
RPP Nilai Mutlak
RPP Nilai MutlakRPP Nilai Mutlak
RPP Nilai Mutlak
 
Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)
Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)
Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)
 
Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)
Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)
Islam dalam mengatur transaksi utang piutang dan angsuran (kredit)
 
Pembelajaran Matematika Realistik (Makalah)
Pembelajaran Matematika Realistik (Makalah)Pembelajaran Matematika Realistik (Makalah)
Pembelajaran Matematika Realistik (Makalah)
 
Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika RealistikPembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika Realistik
 
Teori belajar gestalt
Teori belajar gestaltTeori belajar gestalt
Teori belajar gestalt
 
Teori belajar baruda
Teori belajar barudaTeori belajar baruda
Teori belajar baruda
 
Daftar Materi Matematika SMA (Revisi)
Daftar Materi Matematika SMA (Revisi)Daftar Materi Matematika SMA (Revisi)
Daftar Materi Matematika SMA (Revisi)
 

Recently uploaded

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
ANTARASATU
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
SyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
karamitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
laila16682
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
magfira271100
 

Recently uploaded (9)

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 

Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana

  • 1. ANALISIS KORELASI DAN REGRESI SEDERHANA 𝜃 𝛽0
  • 2. PENDAHULUAN ANALISIS KORELASI SEDERHANA Analisis korelasi sederhana digunakan untuk menunjukkan besarnya keeratan hubungan (secara linier) antara 2 (dua) variabel acak. Analisis korelasi tidak didasarkan pada definisi yang tegas tentang peubah bebas dan peubah terikat. (FURQON, 2004) Koefisien Korelasi (r) Kekuatan dan arah hubungan linier di antara kedua variabel tersebut bisa dijelaskan dengan ukuran statistik yang dinamakan dengan “koefisien korelasi”. Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 dan 1. Koefisien korelasi bernilai 0 jika tidak ada hubungan yang linier antara dua variabel tersebut.
  • 3. Korelasi Pearson Korelasi Pearson merupakan salah satu ukuran korelasi yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya, baik dalam arah yang sama ataupun arah yang sebaliknya. Asumsi untuk analisis korelasi: • Sampel diambil secara random • Sampel data berpasangan (X, Y) merupakan data kuantitatif. • Pasangan data (X, Y) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. ASUMSI
  • 4. RUMUS 𝑟𝑥𝑦 = 𝑛 𝑖=1 𝑛 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − 𝑖=1 𝑛 𝑋𝑖 𝑖=1 𝑛 𝑌𝑖 𝑛 𝑖=1 𝑛 𝑋𝑖 2 − 𝑖=1 𝑛 𝑋𝑖 2 𝑛 𝑖=1 𝑛 𝑌𝑖 2 − 𝑖=1 𝑛 𝑌𝑖 2 Dengan n adalah banyaknya pasangan data Kriteria : 0,80 < |rxy | ≤ 1,00 korelasi sangat tinggi 0,60 < |rxy | ≤ 0,80 korelasi tinggi 0,40 < |rxy | ≤ 0,60 korelasi sedang 0,20 < |rxy | ≤ 0,40 korelasi rendah 0,00 < |rxy | ≤ 0,20 korelasi sangat rendah Adapun jika rxy bertanda positif (+) maka X dan Y berkorelasi secara langsung, sedangkan jika rxy bertanda negatif (-) maka X dan Y berkorelasi secara tidak langsung.
  • 5. Diagram Pencar Untuk Korelasi Linier Sederhana Diagram pencar menggambarkan distribusi bersama antara dua variabel, suatu pasangan data yang saling berkorelasi linear memiliki diagram pencar yang dapat didekati oleh suatu garis lurus
  • 6. PENGUJIAN KOEFISEN KORELASI Nilai r yang kita peroleh dari rumus korelasi pearson merupakan suatu statistik. Untuk memastikan apakah dua populasi tersebut memiliki keeratan hubungan yang berarti dilakukan uji sebagai berikut : Hipotesis statistiknya: Ho: ρXY = 0 (Tidak terdapat hubungan antara X dan Y) H1: ρXY ≠ 0 (Terdapat hubungan antara X dan Y) Statistik uji: 𝑡 = 𝑟 𝑛 − 2 1 − 𝑟2 Dengan r adalah koefisien korelasi pearson. Kriteria uji: Tolak H0 jika thit ≥ ttab atau thit ≤ ttab Terima H0 jika ttab< thit < ttab Dengan 2ndf;5.0tttab 
  • 7. CONTOH KASUS No. Berat Badan (kg) Kecepatan Lari (km/jam) 1 45 40 2 46 44 3 50 41 4 45 45 5 44 45 6 52 30 7 46 43 8 51 39 9 49 39 10 54 40 11 55 40 12 43 48 13 49 40 14 49 41 15 48 38 16 47 41 17 56 40 18 56 35 19 45 44 20 46 43 21 45 44 22 45 43 23 47 43 24 49 42 25 46 44 26 47 44 27 47 46 28 54 38 29 55 37 30 59 39 31 58 40 32 60 33 33 62 34 34 44 46 35 46 47 36 47 45 37 60 30 38 60 39 39 45 47 40 46 47 Misalkan seorang guru olahraga ingin mengamati keeratan hubungan antara berat badan dengan kecepatan berlari pada siswa laki-laki usia 16-17 tahun. Setelah melakukan observasi dengan mengambil sampel secara acak sebesar 40, diperoleh data sebagaimana tabel di samping Pertama-tama asumsikan kedua populasi data berdistribusi normal
  • 8. Dengan Menggunakan Uji Korelasi Bivariat Pada SPSS diperoleh output sebagai berikut : Menunjukkan statistik variabel Berat dan variabel Kecepatan Berlari, yaitu rataan dan standar deviasi dengan banyaknya pasangan data adalah 40.
  • 9. Jumlah perkalian antara skor simpangan untuk “Berat” dan “Lari” adalah -736,800 Kovarian dari kedua variabel adalah -18,892 Keeratan hubungan antara berat badan dengan kecepatan lari siswa laki- laki umur 16-17 tahun menunjukkan korelasi tidak langsung yang tinggi dengan koefisien korelasi berdasarkan tabel adalah sama dengan -0,780. Namun, nilai korelasi pada tabel belum tentu signifikan. Maka perlu dilakukan uji (dua sisi) keberartian koefisien korelasi dengan mengambil α = 0,01 dimana : H0 : Tidak ada korelasi antara berat badan dengan kecepatan lari siswa laki-laki usia 16-17 tahun. (ρXY = 0) H1 : Terdapat korelasi antara berat badan dengan kecepatan lari siswa laki-laki usia 16-17 tahun. (ρXY ≠ 0) Karena P = 0,000... < 0,005 (α/2), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, terdapat korelasi tidak langsung yang berarti antara berat badan dengan kecepatan lari siswa laki-laki umur 16-17 tahun.
  • 10. PENDAHULUAN ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA Analisis regresi merupakan studi ketergantungan suatu variabel tidak bebas (terikat) terhadap satu atau lebih variabel bebas dengan maksud untuk meramalkan nilai variabel tidak bebas. Regresi sederhana berarti hanya melibatkan 2 variabel, sebuah variabel bebas dan sebuah variabel terikat.
  • 11. Contoh Penerapan Analisis Regresi 1. Analisis Regresi antara tinggi orang tua terhadap tinggi anaknya. 2. Analisis Regresi antara pendapatan terhadap konsumsi rumah tangga. 3. Analisis Regresi antara harga terhadap penjualan barang. 4. Analisis Regresi antara tingkat upah terhadap tingkat pengangguran. 5. Analisis Regresi antara tingkat suku bunga bank terhadap harga saham. 6. Analisis regresi antara biaya periklanan terhadap volume penjualan perusahaan.
  • 12. Perbedaan mendasar antara korelasi dan regresi • Korelasi hanya menunjukkan sekedar hubungan. • Dalam korelasi variabel tidak ada istilah tergantung dan variabel bebas. • Regresi menunjukkan hubungan kausal (sebab - akibat) • Dalam regresi terdapat istilah tergantung dan variabel bebas. Korelasi Regresi
  • 13. Regresi linier sederhana Variabel Bebas (predictor), misal X Terikat (response), misal Y Y Variabel tergantung (Dependent Variable) Variabel yang dijelaskan (Explained Variable) Variabel yang diramalkan (Predictand) Variabel yang diregresi (Regressand) Variabel Tanggapan (Response) X Variabel bebas (Independent Variable) Variabel yang menjelaskan (Explanatory Variable) Variabel peramal (Predictor) Variabel yang meregresi (Regressor) Variabel perangsang atau kendali (Stimulus or control variable)
  • 14. X (predictor) Y (response) 𝜃 𝛽0 Model Regresi 𝑌 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋 Atau Y = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋 + 𝜀 (model populasi) Y = a + bX + e (model sampel) Dengan : 𝛽0 (didekati oleh a) adalah titik potong garis dengan sumbu Y 𝛽1 = tan 𝜃 (didekati oleh b) adalah koefisien regresi yang menunjukkan besarnya pengaruh X terhadap Y, secara grafik menunjukkan slope (kemiringan garis regresi). 𝜀 adalah galat
  • 15. ASUMSI • Sampel data berpasangan (X, Y) merupakan data interval atau rasio • Pasangan data (X, Y) berasal dari populasi yang berdistribusi normal
  • 16. 𝑏 = 𝑛 𝑖=1 𝑛 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − ( 𝑖=1 𝑛 𝑋𝑖)( 𝑖=1 𝑛 𝑌𝑖) 𝑛( 𝑖=1 𝑛 𝑋𝑖 2 ) − ( 𝑖=1 𝑛 𝑌𝑖 2 ) 𝑎 = ( 𝑖=1 𝑛 𝑌𝑖) − 𝑏 ( 𝑖=1 𝑛 𝑋𝑖) 𝑛 Persamaan Regresi Linier Sederhana: Y = a + bX + e Dengan: Y = Nilai yang diramalkan a = Konstanta b = Koefisien regresi X = Variabel bebas e = Nilai Residu RUMUS
  • 17. • Dalam analisis regresi, koefisien korelasi yang dihitung tidak untuk diartikan sebagai ukuran keeratan hubungan variabel bebas (X) dan variabel tidak bebas (Y), sebab dalam analisis regresi asumsi normal bivariat tidak terpenuhi. • Untuk itu, dalam analisis regresi agar koefisien korelasi yang diperoleh dapat diartikan maka dihitung indeks determinasinya, yaitu hasil kuadrat dari koefisien korelasi: Indeks determinasi yang diperoleh tersebut digunakan untuk menjelaskan persentase variasi dalam variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh bervariasinya variabel bebas (X). Hal ini untuk menunjukkan bahwa variasi dalam variabel tak bebas (Y) tidak semata-mata disebabkan oleh bervariasinya variabel bebas (X), bisa saja variasi dalam variabel tak bebas tersebut juga disebabkan oleh bervariasinya variabel bebas lainnya yang mempengaruhi variabel tak bebas tetapi tidak dimasukkan dalam model persamaan regresinya. INDEKS DETERMINASI (R2) 2 xy 2 xy )r(R 
  • 18. Kesalahan Baku Estimasi Digunakan untuk mengukur tingkat kesalahan dari model regresi yang dibentuk. kn YY Se     2 )ˆ(
  • 19. Standar Error Koefesien Regresi Digunakan untuk mengukur besarnya tingkat kesalahan dari koefisien regresi: n X X Se Sb   2 2 )(
  • 20. Uji Model Uji F digunakan untuk uji ketepatan model, apakah nilai prediksi mampu menggambarkan kondisi sesungguhnya Ho : Model regresi tidak berarti (Diterima jika F hitung  F tabel) Ha : Model regresi berarti (Diterima jika F hitung > F tabel) )/(1 )1/( 2 2 knR kR F    Dengan n adalah banyaknya pasangan data dan k = 2
  • 21. UJI t Hipotesis statistiknya: Ho : β = 0 (X tidak berpengaruh terhadap Y) H1 : β ≠ 0 (X berpengaruh terhadap Y) Statistik uji: bs b t  Uji Keberartian Koefisien Regresi Ho Diterima jika t hitung  t tabel Ha Diterima jika t hitung > t tabel
  • 22. CONTOH KASUS Sebuah perusahaan ingin mengetahui pengaruh promosi suatu produk terhadap tingkat penjualan produk tersebut. Berdasarkan observasi di beberapa daerah secara acak, diperoleh data sebagaimana tabel di samping. Pertama-tama asumsikan kedua populasi data berdistribusi normal Penjualan Promosi 205 26 206 28 254 35 246 31 201 21 291 49 234 30 209 30 204 24 216 31 245 32 286 47 312 54 265 40 322 42