SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN MODERN 
Rasionalisme 
Kelompok Satu 
Anindya Atma Zulatsari 
Nadyah Rahmawati 
SASTRA INGGRIS 
FAKULTAS ILMU BUDAYA 
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 
2014
BAB I 
PENDAHULUAN 
Para filsuf dari berbagai zaman telah menggunakan jalan dancara pikir, yang mereka 
harap mampu menuntun mereka pada akar dari ilmu pengetahuan. Sebuah kebenaran 
yang mendefinisikan semesta, memetakan dunia, dan pada akhirnya mampu 
menjabarkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Rasionalisme, adalah salah satunya. 
Filsafat modern yang lebih berfokus pada pencarian dasar ilmu pengetahuan dari 
kenyataan yang sesungguhnya, didorong oleh kebangkitan masa Renaisans. Dimana 
para perintisnya seperti, Galileo, Francis Bacon, dan Descartes terus-menerus 
memborbardir konsep-konsep teologi filsafat skolastik dengan ilmu pengetahuan 
modern. Apa yang diyakini sebagai kebenaran di masa skolastik, ternyata tidak lain 
adalah kesesatan yang mengendap berabad-abad. Bumi tidaklah berbentuk seperti 
cakram, nyatanya ia berbentuk bulat dan tidak mempunyai ujung. Bumi juga bukanlah 
pusat tata surya, dimana matahari dan planet lain mengitarinya, melainkan bumilah 
yang selama ini mengitari matahari. Doktrin lama yang disodorkan kepada para ahli dan 
filsuf terbantahkan oleh kebenaran logika dan pembuktian ilmiah. 
Ilmu-ilmu alam yang menuntut kebenaran nyata dan utuh, sudah tidak bisa lagi 
bergantung pada pemikiran ketuhanan dan serba gaib. Disinilah pemikiran 
menggunakan rasio menjadi populer untuk dijadikan dasar dan tumpuan kebenaran. 
Makalah ini selanjutnya akan membahas rasionalisme secara ringkas melingkupi asal 
mula, definisi, dan para filsuf penggerak paham ini serta buah-buah pemikiran mereka.
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Rasionalisme 
Rasionalisme secara etimologis berasal dari bahasa inggris rasionalism yang 
berakar dari bahasa latin yaitu ratio yang berarti akal. Sedangkan menurut Kamus 
Besar Bahasa Indonesia rasionalisme adalah teori (paham) yang menganggap 
bahwa pikiran dan akal merupakan satu-satunya dasar untuk memecahkan problem 
(kebenaran) yang lepas dari jangkauan indra, paham yang lebih mengutamakan 
(kemampuan) akal daripada emosi atau batin. Arti lain dari rasionalisme atau 
gerakan rasional adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran 
haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan 
fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Sementara itu, secara 
terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip 
bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Dan seperti dinyatakan 
A.R. Lacey dalam A Dictionary Phlosophy (1996) rasionalisme adalah pandangan 
yang mementingkan akal sebagai sumber pengetahuan dan kebenaran. 
Rasionalisme dalam Bourke (1962) diartikan sebagai sebuah metodologi atau 
sebuah teori yang meyakini syarat kebenaran bukanlah apa yang dirasa indera tetapi 
dipikirkan dengan logis dan deduktif. Karena itulah para rasionalis mengedepankan 
akal dan kemampuan logika diatas eksperimen serta pembuktian-pembuktian fisik, 
atau dalam Stanford Encyclopedia of Philosophy (2004) sebut dengan adanya cara-cara 
tertentu (dalam rasionalisme) yang mampu membangun konsep dan 
pengetahuan tanpa bergantung pada pengalaman inderawi. Disinilah rasionalisme
berhadapan dengan empirisme, paham yang menuntut sebuah pengetahuan 
dibuktikan, diteliti, dan dihadirkan dalam wujud fisik yang nyata. 
Rasionalisme secara umum terciri dengan penggunaan pendekatan deduktif, yaitu 
pendekatan umum ke khusus dimana peraikan kesimpulan dilakukan dengan 
merumuskan teori-teori dan fakta yang tersedia. Disinilah rasionalisme membentuk 
a priori, sebuah penilaian yang didasarkan pada teori dan logika daripada 
pengamatan dan eksperimen nyata. Sebaliknya Empirisme menggunakan 
pendekatan induktif, yaitu pendekatan khusus ke umum dimana sebuah fenomena 
tertentu diamati, dicari faktor dan penyebabnya, diperluas dan dikembangkan 
hingga ditarik kesimpulannya secara umum. Disini jualah a posteriori terbentuk, 
yaitu pendapat yang memerlukan pembuktian, eksperimen, dan fakta secara fisik. 
Rasionalis dan empiris seperti dua sisi mata uang. Meskipun saling berbeda, 
mereka juga tidak bisa dilepaskan satu dengan lainnya. Karena bahkan Descartes 
yang membangun fondasi rasionalisme dan John Locke yang menancapkan pasak-pasak 
empirisme pun bisa saling sependapat tentang sifat alami pikiran manusia 
(the nature of human ideas). Dan seperti yang dikatakan Leibniz dalam bukunya 
Monadology bahwa kita cenderung seorang yang empiris karena sepertiga diri kita 
adalah apa yang kita perbuat. 
Rasionalisme sendiri secara garis besar memiliki 3 dalil dasar, yaitu: asumsi tentang 
intuisi dan deduksi, asumsi tentang pengetahuan yang telah ada dalam diri, atau 
asumsi tentang konsep yang telah ada dalam diri. 
1. Asumsi Tentang Intuisi Dan Deduksi (The Intuition/Deduction Thesis) 
Intuisi adalah bagian dari pengetahuan a priori yang meyakini sesuatu berdasarkan 
berntuk rasionalnya, ketika kita hanya perlu “melihat” sesuatu untuk meyakini ia
rasional atau tidak. Sementara deduksi merupakan penarikan kesimpulan dari 
beberapa premis untuk menghasilkan kesimpulan yang logis. Jika argumen-argumen 
yang kita ajukan valid, kita bisa mendeduksi premis-premis yang 
berdasarkan intuisi. 
Sebagai contoh, secara intuitif kita tau bahwa angka tiga adalah angka prima dan 
angka tiga juga lebih besar dari angka dua. Kita kemudian mendeduksinya menjadi 
ada sebuah angka prima yang lebih besar dua. Dengan ini, intuisi dan deduksi dapat 
dikombinasikan untuk mendapat a priori. 
2. Asumsi Tentang Pengetahuan yang Telah Ada Dalam Diri (The Innate Knowledge 
Thesis) 
Sejalan dengan asumsi sebelumnya, asumsi ini juga meyakini pengetahuan 
membentuk a priori. Namun, kedua asumsi berbeda pendapat tentang bagaimana 
pengetahuan itu didapatkan. Jika sebelumnya intuisi diyakini sebagai akar 
pengetahuan, maka asumsi ini membawa pengetahuan yang diwariskan (Innate 
Knowledge) sebagai sumber asumsinya. Bahwa menurut asumsi ini, pengetahuan 
hanyalah bagian dari logika alami kita masing-masing. Kemudian ada fenomena 
tertentu yang memicu kita mendalami pengetahuan tersebut, akan tetapi fenomena 
bukanlah pengetahuan. Pengetahuan sudah ada pada kita sejak awal, fenomena 
hanya mengarahkan fokus perhatian kita padanya. 
3. Asumsi Tentang Konsep yang Telah Ada Dalam Diri (The Innate Concept Thesis) 
Sebagian filsuf menyamakan asumsi ini dengan asumsi kedua, namun sebagian lain 
membedakannya. Salah satu yang mempertahankan asumsi ini adalah Leibniz, yang 
menganalogikan konsep pemikiran seperti sebuah garis urat pada batu marmer. 
Pikiran sama halnya seperti sebongkah marmer yang dipahat menjadi patung.
Sebelum memahat, para pengrajin tentu telah menyadari bentuk apa yang cocok 
untuk marmer itu dari garis uratnya. Meskipun mereka perlu mengukir, memoles, 
dan memunculkan garis-garisnya, tapi perlu disadari bahwa garis itu sudah ada 
dalam batu. Sama halnya dengan kita, garis-garis pada batu itu adalah 
kecenderungan berpikir kita, kebiasaan alami, potensi, dan bakat yang kita miliki, 
meski seringkali untuk membuatnya kentara ia perlu disalurkan pada suatu aktifitas. 
B. René Descartes (1596-1650 M) 
Rene Descartes atau dalam bahasa latin Renatus Certsius, lahir pada 31 Maret 1596 
di La Haye Totiraine, sebuah daerah di Perancis Tengah.Pada tahun 1604 hingga 
tahun 1612, Descartes belajar di College des Jesuites de la Fleche. Disana Descartes 
belajar ilmu logika, filsafat, matematika, dan fisika. Pada tanggal 11 Februari 1650 
di usia yang ke 54 tahun, Descartes meninggal dunia di Swedia karena terkena 
penyakit radang paru-paru. Jenazahnya kemudian dipindahkan ke Perancis pada 
tahun 1667 dan tengkoraknya disimpan di Museum d’Histoire Naturelle, Paris. 
Descartes layaknya sosok kontemporer dari Galileo dan Kepler. Tetapi ia jauh lebih 
beruntung dibandingkan pendahulunya, karena ia lahir di masa-masa awal revolusi 
ilmiah yang mengikis kejayaan abad pertengahan dan filsafat skolastik. Meski ia 
sendiri menghabiskan waktu sekolah di Jesuit, namun ia merasa resah dengan 
banyaknya konsep-konsep yang salah diajarkan disana. Hingga pada tahun 1619 ia 
memulai perjalanan filsafatnya dengan membongkar ke bagian yang paling dasar 
dari filsafat dan membangunnya kembali dari nol. Layaknya membangun rumah, ia 
akan menyusun fondasi yang kuat, kemudian tiangnya, baru setelah itu dinding dan 
atapnya, satu persatu.
Ia menyangsikan segala hal. Ia berusaha mengosongkan pikirannya dari segala apa 
yang ia yakini, menjatuhkan penilaian atas segala hal. Karena untuk dapat 
menyangsikan sesuatu, ia perlu melihat melepaskan keyakinannya, bahkan pada 
sesuatu yang sudah sangat jelas kebenarannya. 
Dalam perenungannya, pertama-tama Descartes berpikir, bahwa ketika seseorang 
bermimpi maka cenderung ia tidak menyadari bahwa ia sedang bermimpi, 
segalanya bisa terlihat sangat nyata dan benar sampai ia bangun dari mimpinya. 
Jadi mungkin saja ia sendiri sedang bermimpi saat ini, bisa saja ia tidak sedang 
duduk dikursi, menulis, dsb. Bahkan, dalam penyangsiannya, Descartes berpikir 
bahwa mungkin saja Tuhan sebenarnya bukan tuhan, melainkan kejahatan yang 
sedang berusaha menyesatkannya. Mungkin saja seluruh inderanya, penciumannya, 
penglihatannya, pendengarannya, hanyalah ilusi. Termasuk apa yang ia rasakan, 
gerakan, dan anggota tubuhnya juga hanya ilusi. Lalu apa mungkin, seorang 
individu hanya terdiri dari objek “zat” yang berpikir, tanpa memiliki wujud/bentuk? 
Namun kemudian descartes menyadari, bahwa jika ada penyesatan, maka past ada 
yang disesatkan. Maka dari itu, orang yang disesatkan pasti benar-benar ada, karena 
tidak mungkin mengecoh pikiran seseorang jika orangnya sendiri tidak ada. 
Bisakah aku dikatakan berpikir dengan kesadaranku jika nyatanya aku tidak sadar. 
Jawabnya tentu tidak. Maka meskipun objek yang kulihat mungkin bukanlah hal 
nyata, tapi tidak bisa dipungkiri aku sadar akan objek yang kulihat. Aku mungkin 
tidak melihat langit, tetapi aku benar-benar melihat apa yang terlihat seperti langit. 
Dengan kata lain, Descartes menyimpulkan bahwa ketika aku sadar, pastilah aku 
ada. Aku berpikir, maka aku ada (Cogito, ergo sum.)
Dengan menyangsikan segala hal, Descrates berakhir dengan kesimpulan “Aku 
berpikir maka aku ada”, bahwa ketika semua hal dapat disangsikan, maka “aku” 
yang menyangsikan ini semakin nyata dan benar-benar ada. Descartes menuangkan 
pemikirannya itu dengan membuat sebuah metode yang sangat terkenal yang sering 
disebut dengan Cogito Descartes atau metode keraguan Descartes (Cartesian 
Doubt) atau metode Cogito. 
Beberapa karya filsafat yang dihasilkan oleh Rene Descartes selama studi dan 
perenungan filsafatnya antara lain Discours de la Methode (Discourse on Method) 
yang diterbitkan pada tahun 1637, Meditationes de Prima Philosophia (Meditations 
on the First Philosophy) pada tahun 1642, dan Principes de la Philosophie 
(Principles of Philosophy) pada tahun 1644 sebelum kematiannya 6 tahun 
kemudian. 
C. Baruch De Spinoza (1632-1677 M) 
Baruch de Spinoza lahir pada tahun 1632 dan meninggal pada tahun 1677. Spinoza 
adalah seorang filosof keturunan Yahudi-Portugis yang lahir dan besar di Belanda. 
Selama kehidupannya, Spinoza tidak hanya belajar matematika dan ilmu-ilmu alam 
tetapi dia juga mempelajari bahasa Latin, Yunani, Belanda, Spanyol, Perancis, 
Yahudi, Jerman, dan Italia. Pemikiran Spinoza adalah ajaran mengenai Subtansi 
tunggal yang artinya Allah atau Tuhan itu sama halnya dengan alam. Jadi Tuhan 
dan alam itu adalah satu substansi, ini berarti tidak ada Tuhan yang berkuasa atau 
mengatur semesta, yang ada hanyalah alam, wujud alam inilah Tuhan. 
Dengan pemikitannya ini, Spinoza disebut sebagai penganut panteisme-monistik. 
Akibat dari pemikirannya ini Baruch Spinoza diasingkan oleh golongannya sendiri
karena Kala itu tulisan Spinoza memang dinilai sangat radikal, penyangkalannya 
terhadap hal gaib bahkan kepada malaikat, mukjizat, kitab suci bangsanya, dan 
banyak lagi. Keluarganya memutuskan hubungan dengannya, ia dikucilkan dari 
kotanya Sinagoga, dikutuk, bahkan hampir ditikam, hingga akhirnya ia pergi 
menyepi di pinggir Amsterdam dan mengubah namanya menjadi Benedictus de 
Spinoza. Ia sendiri sebenarnya pernah ditawari mengajar di Universitas Heidelberg, 
namun kekhawatirannya kepada respon masyarakat terhadap tulisannya membuat 
Spinoza mengurungkan tawaran itu dan lebih memilih bekerja membuat lensa 
hingga ia tutup usia pada usia 44 tahun akibat TBC paru-paru. 
Karyanya yang populer setelah diterjemahkan adalah renati Descartes 
Principiorum Philosophiae (Prinsip Filsafat Descartes) tahun 1663, dan 
TractatusTheologico-Politicus (Traktat politis-Teologis) tahun 1670. Dan ada 
beberapa karya pentingnya yang baru terbit setelah kematiannya, seperti Ethica 
More Geometrico Demonstrata (Etika Dibuktikan Secara Geometris) tahun 1677 
dan Tractatus de Intellectus Emendatione (Traktat tentang Perbaikan Pemahaman) 
pada tahun yang sama. 
D. Gottfried Wilhelm von Leibniz (1646-1716 M) 
Nama asli dari Leibniz adalah Gottfried Wilhelm Freiherr Von Leibniz. Dia adalah 
seorang filsuf Jerman keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen yang lahir pada 
tanggal 1 Juli 1646. Berkat ayahnya, seorang professor bernama Friedrich Leibniz, 
Leubniz dari kecil dipaparkan berbagai ilmu klasik dan alam yang membangkitkan 
rasa ketertarikannya terhadap masalah-masalah yuridis, falsafi, astronomi, fisika, 
matematika, hingga pada usia 20 tahun ia mampu meraih gelar doktoralnya.
Bahkan ia sempat mendirikan Academy of Sciences, sebua organisasi yang sama 
bergengsinya dengan Royal Society (perkumpulan ilmuwan inggris). Otaknya yang 
encer dan penuh ide-ide ini membuatnya dipandang sebagai filsuf Jerman original 
pertama. 
Leibniz tidak hanya dikenal sebagai filosof saja tetapi dia juga seorang 
matematikawan, fisikawan, sejarawan, bahkan seorang politikus. Sama halnya 
dengan Spinoza, pemikiran Leibniz juga mengikuti pemikiran dari Descartes tetapi 
bedanya adalah jika Descartes terkenal dengan Cogitonya dan Spinoza terkenal 
dengan Subtstansinya maka Leibniz juga memiliki pemikirannya sendiri yang 
disebut dengan Monad yang ia jelaskan secara utuh dalam bukunya La 
Monadologie (Monadologi) yang terbit tahun 1714. Dimana dalam buku itu ia 
menyebut istilah monad, yaitu substansi yang berbeda satu dengan yang lain, dan 
adanya monad purba atau supermonad yang menciptakan dan mengatur monad-monad 
itu. Disinilah Leibniz secara tidak langsung mengakui adanya Tuhan, Zat 
yang Maha mengatur dan mencipta semesta. 
Dalam tulisannya, ia cenderung menyelaraskan bidang teologi (ilmu ketuhanan) 
dengan ilmu pengetahuan. Meski Leibniz sebenarnya banyak terinspirasi dari 
pemikira-pemikiran Spinoza, namun ia tidak ingin dicap subversif, seorang murtad 
dan sebagainya. Bahkan ia pernah menerbitkan buku Discours de Metaphysique 
(Wacana Metafisika) tahun 1686 yang didalamnya ia banyak menyinggung masalah 
teologi dan banyak tulisannya dalam bidang keagamaan berusaha menemukan 
keselarasan ajaran-ajaran protestan dan katolik.
E. Christian Wolff (1679-1754 M) 
Seorang filosof Jerman yang sangat berpengaruh dalam rasionalisme di Jerman 
pada abad ke-18. Christian Wolff juga dikenal dengan Wolfius. Dia lahir pada 
tanggal 24 Januari 1679 di Breslau, Habsburg, Silesia. Pemikiran yang digunakan 
Wolff pada dasarnya mengikuti sekaligus menyusun kembali pemikiran dari 
Leibniz agar menjadi satu sistem, sehingga bis diterapkan pada segala bidang ilmu 
pengetahuan. Meskipun demikian masih ada perbedaan dari bagian-bagian kecil 
dari filsafat Leibniz. Dalam penyusunannya itu Wolff banyak menggunakan unsur 
Skolastik.
BAB III 
PENUTUP 
Berpikir rasional berarti mendasari pikiran dengan akal dan logika. Kebenaran didapat 
dari hasil berpikir dan meramu fakta, teori, serta kenyataan indrawi yang ada. 
Dampaknya, paham ini mengeliminir pengetahuan yang dirasa tidak masuk akal, tidak 
ada logikanya, seperti hal-hal gaib, malaikat atau mukjizat. 
Namun, bukan berarti rasionalisme sama dengan atheisme. Para rasionalis yang selalu 
mengedepankan pemikiran logis, lama kelamaan terbentur kenyataan bahwa memang 
ada kekuatan di luar dirinya yang mengatur jagad raya. Tidak bisa dipungkiri bahwa 
semesta berjalan dalam mekanisme tertentu, yang belum bisa mereka jelaskan. 
Dari Descartes hingga Leibniz, semuanya menyusun konsep pemikiran yang 
memberikan tempat pada mekanisme alam dengan adanya suatu Zat pengatur. 
Substansi, monad, atau apapun mereka menamakannya, sungguh hakikatnya mereka 
hanya berusaha menjelaskan konsep ketuhanan.
DAFTAR PUSTAKA 
Hardiman, F. Budi. 2011. Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia Modern. 
Jakarta: Penerbit Erlangga. 
Longworth, Guy. Tanpa tahun. Rationalism and Empiricism. Diakses tanggal 15 
September 2014 dari http://www2.warwick.ac.uk/fac/soc/philosophy/people/ 
faculty/longworth/keyideasrationalismempiricism.pdf. 
Marlina, Hazier Ika Silvia. Tanpa tahun. Rasionalisme. Diakses pada tanggal 15 
September 2014 dari http://www.academia.edu/4132542/Rasionalisme. 
Suhartono, Suparlan, Dasar-Dasar Filsafat “Cogiro Ergo Sum” (Rene Descartes), 
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009. 
S. Suria Sumantri, Jujun, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar 
Harapan, 1998. 
Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990. 
Tanpa nama. Tanpa tahun. Descartes and Rationalism. Diakses tanggal 15 September 
2014 dari http://faculty.arts.ubc.ca/rjohns/descartes_rationalism.pdf. 
Wang, Torrey. 2012. Empiricism, Rationalism, and Plato’s Innatism. Diakses tanggal 15 
September 2014 dari http://www3.nd.edu/~twang6/teaching/Handout1EmpRat.pdf. 
Zubaedi dkk, Filsafat Barat Dari Logika Baru Rene Descartes hingga Revolusi Sains ala 
Thomas Kuhn, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2007. 
http://id.wikipedia.org/wiki/René_Descartes 
http://id.wikipedia.org/wiki/Baruch_Spinoza 
http://id.wikipedia.org/wiki/Gottfried_Leibniz 
http://id.wikipedia.org/wiki/Christian_Wolff 
http://en.wikipedia.org/wiki/Rationalism

More Related Content

What's hot

ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an Dyra Yunilaili
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanalvinkasenda
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanUniversity of Jember
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmudayurikaperdana19
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologiM fazrul
 
Klp 4 PAI.pptx
Klp 4 PAI.pptxKlp 4 PAI.pptx
Klp 4 PAI.pptxEgiKy
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanOperator Warnet Vast Raha
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMas Yono
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernYulia Eolia
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Alfis Khisoli
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amalRizqy Putra
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuAbuy Thea
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsMutiara Cess
 
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,Eka Zay
 

What's hot (20)

Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalisme
 
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
 
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuanpowerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuan
 
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu PendidikanPPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
PPT Epistemologi mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
 
Filsafat umum
Filsafat umumFilsafat umum
Filsafat umum
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Klp 4 PAI.pptx
Klp 4 PAI.pptxKlp 4 PAI.pptx
Klp 4 PAI.pptx
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
Makalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmuMakalah integrasi ilmu
Makalah integrasi ilmu
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
 
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
Pertemuan 1 Dasar-dasar Pendidikan Pancasila secara historis, filosofis,
 
Model penelitian agama
Model penelitian agamaModel penelitian agama
Model penelitian agama
 

Viewers also liked

Rasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modernRasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modernTyaseta Sardjono
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalismeaini_26
 
Kritisisme dan kehidupan bersama
Kritisisme dan kehidupan bersamaKritisisme dan kehidupan bersama
Kritisisme dan kehidupan bersamaDavid Jones
 
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeFilsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeDewi Atin Surya
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARADede Saputra
 
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan EmpirismeFilsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan EmpirismeTania Mayendri
 
Contoh brosur hal 1 wisata rohani sikka flores ntt
Contoh brosur hal 1 wisata rohani sikka flores nttContoh brosur hal 1 wisata rohani sikka flores ntt
Contoh brosur hal 1 wisata rohani sikka flores nttbudhi mp
 
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialismeAliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialismeradenkuning
 
Cabang cabang filsafat dan dasar pengetahuan
Cabang cabang filsafat dan dasar pengetahuanCabang cabang filsafat dan dasar pengetahuan
Cabang cabang filsafat dan dasar pengetahuanzaidslide
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakanErwin Syah
 
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)iin_sainah
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmusayid bukhari
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihWiwin Prehati
 

Viewers also liked (20)

Rasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modernRasionalisme klasik dan modern
Rasionalisme klasik dan modern
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Rasionalisme
RasionalismeRasionalisme
Rasionalisme
 
Kritisisme dan kehidupan bersama
Kritisisme dan kehidupan bersamaKritisisme dan kehidupan bersama
Kritisisme dan kehidupan bersama
 
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeFilsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
 
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARAPENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE  PROVINSI MALUKU UTARA
PENGEMBANGAN WISATA DANAU TOLIRE DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA
 
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan EmpirismeFilsafat Rasionalisme dan Empirisme
Filsafat Rasionalisme dan Empirisme
 
Post Positivisme
Post PositivismePost Positivisme
Post Positivisme
 
Contoh brosur hal 1 wisata rohani sikka flores ntt
Contoh brosur hal 1 wisata rohani sikka flores nttContoh brosur hal 1 wisata rohani sikka flores ntt
Contoh brosur hal 1 wisata rohani sikka flores ntt
 
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialismeAliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
Aliran filsafat empirisme rasionalisme dan materialisme
 
Cabang cabang filsafat dan dasar pengetahuan
Cabang cabang filsafat dan dasar pengetahuanCabang cabang filsafat dan dasar pengetahuan
Cabang cabang filsafat dan dasar pengetahuan
 
Empirisme
EmpirismeEmpirisme
Empirisme
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
 
makalah pajak
makalah pajakmakalah pajak
makalah pajak
 
Industri pariwisata
Industri pariwisataIndustri pariwisata
Industri pariwisata
 

Similar to Makalah rasionalisme

Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Rasionalisme dan Rene Descartes
Rasionalisme dan Rene DescartesRasionalisme dan Rene Descartes
Rasionalisme dan Rene DescartesZalais Mega
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxLinnoNarendraSeptyaw
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx22D082MuhammadIlham
 
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptxFILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptxberiwahyudi29
 
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptxPerkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptxberiwahyudi29
 
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Grunge Cobain
 
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptxTugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptxTugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptxOntologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptxTugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptxTugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx22A037LailiyahSyafaa
 
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docxFKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docxMuhamad Zaki Ainul Yakin
 
Ilmu, filsafat dan teologi
Ilmu, filsafat dan teologiIlmu, filsafat dan teologi
Ilmu, filsafat dan teologiMuhammad Idris
 

Similar to Makalah rasionalisme (20)

Filsafat Moderen
Filsafat Moderen  Filsafat Moderen
Filsafat Moderen
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Rasionalisme dan Rene Descartes
Rasionalisme dan Rene DescartesRasionalisme dan Rene Descartes
Rasionalisme dan Rene Descartes
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptxFILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
FILSAFAT MODERN Perkembangan Filsafat.pptx
 
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptxPerkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
Perkembangan FILSAFAT MODERN dari filsafat barat.pptx
 
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
 
Filsafat zaman modern
Filsafat zaman modernFilsafat zaman modern
Filsafat zaman modern
 
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptxTugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
Tugas filsafat ppt AZZAHRA_037.pptx
 
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptxTugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Lailiyah S. Zahra_037.pptx
 
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptxOntologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
Ontologi Keilmuan_Lailiyah S. Zahra_037.pptx
 
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptxTugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
 
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptxTugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
Tugas filsafat PPT Azzahra_037.pptx
 
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docxFKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
FKI-Muhamad Zaki Ainul Yakin-2205056071.docx
 
Ilmu, filsafat dan teologi
Ilmu, filsafat dan teologiIlmu, filsafat dan teologi
Ilmu, filsafat dan teologi
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 

More from Anindya Zulatsari

Drama (History from Greek to Medieval)
Drama (History from Greek to Medieval)Drama (History from Greek to Medieval)
Drama (History from Greek to Medieval)Anindya Zulatsari
 
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media SosialKasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media SosialAnindya Zulatsari
 
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneurMakalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneurAnindya Zulatsari
 
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerahBahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerahAnindya Zulatsari
 
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiahMakalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiahAnindya Zulatsari
 

More from Anindya Zulatsari (8)

Drama (History from Greek to Medieval)
Drama (History from Greek to Medieval)Drama (History from Greek to Medieval)
Drama (History from Greek to Medieval)
 
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media SosialKasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
Kasus Florence Sihombing: Etika Pancasila Dalam Media Sosial
 
Mindset entrepreneur
Mindset entrepreneurMindset entrepreneur
Mindset entrepreneur
 
Mindset entrepreneur1
Mindset entrepreneur1Mindset entrepreneur1
Mindset entrepreneur1
 
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneurMakalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneur
 
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerahBahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
 
Daebak travel agency
Daebak travel agencyDaebak travel agency
Daebak travel agency
 
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiahMakalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
Makalah bahasa indonesia etika berbahasa dalam forum ilmiah
 

Recently uploaded

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Makalah rasionalisme

  • 1. MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN MODERN Rasionalisme Kelompok Satu Anindya Atma Zulatsari Nadyah Rahmawati SASTRA INGGRIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Para filsuf dari berbagai zaman telah menggunakan jalan dancara pikir, yang mereka harap mampu menuntun mereka pada akar dari ilmu pengetahuan. Sebuah kebenaran yang mendefinisikan semesta, memetakan dunia, dan pada akhirnya mampu menjabarkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Rasionalisme, adalah salah satunya. Filsafat modern yang lebih berfokus pada pencarian dasar ilmu pengetahuan dari kenyataan yang sesungguhnya, didorong oleh kebangkitan masa Renaisans. Dimana para perintisnya seperti, Galileo, Francis Bacon, dan Descartes terus-menerus memborbardir konsep-konsep teologi filsafat skolastik dengan ilmu pengetahuan modern. Apa yang diyakini sebagai kebenaran di masa skolastik, ternyata tidak lain adalah kesesatan yang mengendap berabad-abad. Bumi tidaklah berbentuk seperti cakram, nyatanya ia berbentuk bulat dan tidak mempunyai ujung. Bumi juga bukanlah pusat tata surya, dimana matahari dan planet lain mengitarinya, melainkan bumilah yang selama ini mengitari matahari. Doktrin lama yang disodorkan kepada para ahli dan filsuf terbantahkan oleh kebenaran logika dan pembuktian ilmiah. Ilmu-ilmu alam yang menuntut kebenaran nyata dan utuh, sudah tidak bisa lagi bergantung pada pemikiran ketuhanan dan serba gaib. Disinilah pemikiran menggunakan rasio menjadi populer untuk dijadikan dasar dan tumpuan kebenaran. Makalah ini selanjutnya akan membahas rasionalisme secara ringkas melingkupi asal mula, definisi, dan para filsuf penggerak paham ini serta buah-buah pemikiran mereka.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Rasionalisme Rasionalisme secara etimologis berasal dari bahasa inggris rasionalism yang berakar dari bahasa latin yaitu ratio yang berarti akal. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rasionalisme adalah teori (paham) yang menganggap bahwa pikiran dan akal merupakan satu-satunya dasar untuk memecahkan problem (kebenaran) yang lepas dari jangkauan indra, paham yang lebih mengutamakan (kemampuan) akal daripada emosi atau batin. Arti lain dari rasionalisme atau gerakan rasional adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Sementara itu, secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Dan seperti dinyatakan A.R. Lacey dalam A Dictionary Phlosophy (1996) rasionalisme adalah pandangan yang mementingkan akal sebagai sumber pengetahuan dan kebenaran. Rasionalisme dalam Bourke (1962) diartikan sebagai sebuah metodologi atau sebuah teori yang meyakini syarat kebenaran bukanlah apa yang dirasa indera tetapi dipikirkan dengan logis dan deduktif. Karena itulah para rasionalis mengedepankan akal dan kemampuan logika diatas eksperimen serta pembuktian-pembuktian fisik, atau dalam Stanford Encyclopedia of Philosophy (2004) sebut dengan adanya cara-cara tertentu (dalam rasionalisme) yang mampu membangun konsep dan pengetahuan tanpa bergantung pada pengalaman inderawi. Disinilah rasionalisme
  • 4. berhadapan dengan empirisme, paham yang menuntut sebuah pengetahuan dibuktikan, diteliti, dan dihadirkan dalam wujud fisik yang nyata. Rasionalisme secara umum terciri dengan penggunaan pendekatan deduktif, yaitu pendekatan umum ke khusus dimana peraikan kesimpulan dilakukan dengan merumuskan teori-teori dan fakta yang tersedia. Disinilah rasionalisme membentuk a priori, sebuah penilaian yang didasarkan pada teori dan logika daripada pengamatan dan eksperimen nyata. Sebaliknya Empirisme menggunakan pendekatan induktif, yaitu pendekatan khusus ke umum dimana sebuah fenomena tertentu diamati, dicari faktor dan penyebabnya, diperluas dan dikembangkan hingga ditarik kesimpulannya secara umum. Disini jualah a posteriori terbentuk, yaitu pendapat yang memerlukan pembuktian, eksperimen, dan fakta secara fisik. Rasionalis dan empiris seperti dua sisi mata uang. Meskipun saling berbeda, mereka juga tidak bisa dilepaskan satu dengan lainnya. Karena bahkan Descartes yang membangun fondasi rasionalisme dan John Locke yang menancapkan pasak-pasak empirisme pun bisa saling sependapat tentang sifat alami pikiran manusia (the nature of human ideas). Dan seperti yang dikatakan Leibniz dalam bukunya Monadology bahwa kita cenderung seorang yang empiris karena sepertiga diri kita adalah apa yang kita perbuat. Rasionalisme sendiri secara garis besar memiliki 3 dalil dasar, yaitu: asumsi tentang intuisi dan deduksi, asumsi tentang pengetahuan yang telah ada dalam diri, atau asumsi tentang konsep yang telah ada dalam diri. 1. Asumsi Tentang Intuisi Dan Deduksi (The Intuition/Deduction Thesis) Intuisi adalah bagian dari pengetahuan a priori yang meyakini sesuatu berdasarkan berntuk rasionalnya, ketika kita hanya perlu “melihat” sesuatu untuk meyakini ia
  • 5. rasional atau tidak. Sementara deduksi merupakan penarikan kesimpulan dari beberapa premis untuk menghasilkan kesimpulan yang logis. Jika argumen-argumen yang kita ajukan valid, kita bisa mendeduksi premis-premis yang berdasarkan intuisi. Sebagai contoh, secara intuitif kita tau bahwa angka tiga adalah angka prima dan angka tiga juga lebih besar dari angka dua. Kita kemudian mendeduksinya menjadi ada sebuah angka prima yang lebih besar dua. Dengan ini, intuisi dan deduksi dapat dikombinasikan untuk mendapat a priori. 2. Asumsi Tentang Pengetahuan yang Telah Ada Dalam Diri (The Innate Knowledge Thesis) Sejalan dengan asumsi sebelumnya, asumsi ini juga meyakini pengetahuan membentuk a priori. Namun, kedua asumsi berbeda pendapat tentang bagaimana pengetahuan itu didapatkan. Jika sebelumnya intuisi diyakini sebagai akar pengetahuan, maka asumsi ini membawa pengetahuan yang diwariskan (Innate Knowledge) sebagai sumber asumsinya. Bahwa menurut asumsi ini, pengetahuan hanyalah bagian dari logika alami kita masing-masing. Kemudian ada fenomena tertentu yang memicu kita mendalami pengetahuan tersebut, akan tetapi fenomena bukanlah pengetahuan. Pengetahuan sudah ada pada kita sejak awal, fenomena hanya mengarahkan fokus perhatian kita padanya. 3. Asumsi Tentang Konsep yang Telah Ada Dalam Diri (The Innate Concept Thesis) Sebagian filsuf menyamakan asumsi ini dengan asumsi kedua, namun sebagian lain membedakannya. Salah satu yang mempertahankan asumsi ini adalah Leibniz, yang menganalogikan konsep pemikiran seperti sebuah garis urat pada batu marmer. Pikiran sama halnya seperti sebongkah marmer yang dipahat menjadi patung.
  • 6. Sebelum memahat, para pengrajin tentu telah menyadari bentuk apa yang cocok untuk marmer itu dari garis uratnya. Meskipun mereka perlu mengukir, memoles, dan memunculkan garis-garisnya, tapi perlu disadari bahwa garis itu sudah ada dalam batu. Sama halnya dengan kita, garis-garis pada batu itu adalah kecenderungan berpikir kita, kebiasaan alami, potensi, dan bakat yang kita miliki, meski seringkali untuk membuatnya kentara ia perlu disalurkan pada suatu aktifitas. B. René Descartes (1596-1650 M) Rene Descartes atau dalam bahasa latin Renatus Certsius, lahir pada 31 Maret 1596 di La Haye Totiraine, sebuah daerah di Perancis Tengah.Pada tahun 1604 hingga tahun 1612, Descartes belajar di College des Jesuites de la Fleche. Disana Descartes belajar ilmu logika, filsafat, matematika, dan fisika. Pada tanggal 11 Februari 1650 di usia yang ke 54 tahun, Descartes meninggal dunia di Swedia karena terkena penyakit radang paru-paru. Jenazahnya kemudian dipindahkan ke Perancis pada tahun 1667 dan tengkoraknya disimpan di Museum d’Histoire Naturelle, Paris. Descartes layaknya sosok kontemporer dari Galileo dan Kepler. Tetapi ia jauh lebih beruntung dibandingkan pendahulunya, karena ia lahir di masa-masa awal revolusi ilmiah yang mengikis kejayaan abad pertengahan dan filsafat skolastik. Meski ia sendiri menghabiskan waktu sekolah di Jesuit, namun ia merasa resah dengan banyaknya konsep-konsep yang salah diajarkan disana. Hingga pada tahun 1619 ia memulai perjalanan filsafatnya dengan membongkar ke bagian yang paling dasar dari filsafat dan membangunnya kembali dari nol. Layaknya membangun rumah, ia akan menyusun fondasi yang kuat, kemudian tiangnya, baru setelah itu dinding dan atapnya, satu persatu.
  • 7. Ia menyangsikan segala hal. Ia berusaha mengosongkan pikirannya dari segala apa yang ia yakini, menjatuhkan penilaian atas segala hal. Karena untuk dapat menyangsikan sesuatu, ia perlu melihat melepaskan keyakinannya, bahkan pada sesuatu yang sudah sangat jelas kebenarannya. Dalam perenungannya, pertama-tama Descartes berpikir, bahwa ketika seseorang bermimpi maka cenderung ia tidak menyadari bahwa ia sedang bermimpi, segalanya bisa terlihat sangat nyata dan benar sampai ia bangun dari mimpinya. Jadi mungkin saja ia sendiri sedang bermimpi saat ini, bisa saja ia tidak sedang duduk dikursi, menulis, dsb. Bahkan, dalam penyangsiannya, Descartes berpikir bahwa mungkin saja Tuhan sebenarnya bukan tuhan, melainkan kejahatan yang sedang berusaha menyesatkannya. Mungkin saja seluruh inderanya, penciumannya, penglihatannya, pendengarannya, hanyalah ilusi. Termasuk apa yang ia rasakan, gerakan, dan anggota tubuhnya juga hanya ilusi. Lalu apa mungkin, seorang individu hanya terdiri dari objek “zat” yang berpikir, tanpa memiliki wujud/bentuk? Namun kemudian descartes menyadari, bahwa jika ada penyesatan, maka past ada yang disesatkan. Maka dari itu, orang yang disesatkan pasti benar-benar ada, karena tidak mungkin mengecoh pikiran seseorang jika orangnya sendiri tidak ada. Bisakah aku dikatakan berpikir dengan kesadaranku jika nyatanya aku tidak sadar. Jawabnya tentu tidak. Maka meskipun objek yang kulihat mungkin bukanlah hal nyata, tapi tidak bisa dipungkiri aku sadar akan objek yang kulihat. Aku mungkin tidak melihat langit, tetapi aku benar-benar melihat apa yang terlihat seperti langit. Dengan kata lain, Descartes menyimpulkan bahwa ketika aku sadar, pastilah aku ada. Aku berpikir, maka aku ada (Cogito, ergo sum.)
  • 8. Dengan menyangsikan segala hal, Descrates berakhir dengan kesimpulan “Aku berpikir maka aku ada”, bahwa ketika semua hal dapat disangsikan, maka “aku” yang menyangsikan ini semakin nyata dan benar-benar ada. Descartes menuangkan pemikirannya itu dengan membuat sebuah metode yang sangat terkenal yang sering disebut dengan Cogito Descartes atau metode keraguan Descartes (Cartesian Doubt) atau metode Cogito. Beberapa karya filsafat yang dihasilkan oleh Rene Descartes selama studi dan perenungan filsafatnya antara lain Discours de la Methode (Discourse on Method) yang diterbitkan pada tahun 1637, Meditationes de Prima Philosophia (Meditations on the First Philosophy) pada tahun 1642, dan Principes de la Philosophie (Principles of Philosophy) pada tahun 1644 sebelum kematiannya 6 tahun kemudian. C. Baruch De Spinoza (1632-1677 M) Baruch de Spinoza lahir pada tahun 1632 dan meninggal pada tahun 1677. Spinoza adalah seorang filosof keturunan Yahudi-Portugis yang lahir dan besar di Belanda. Selama kehidupannya, Spinoza tidak hanya belajar matematika dan ilmu-ilmu alam tetapi dia juga mempelajari bahasa Latin, Yunani, Belanda, Spanyol, Perancis, Yahudi, Jerman, dan Italia. Pemikiran Spinoza adalah ajaran mengenai Subtansi tunggal yang artinya Allah atau Tuhan itu sama halnya dengan alam. Jadi Tuhan dan alam itu adalah satu substansi, ini berarti tidak ada Tuhan yang berkuasa atau mengatur semesta, yang ada hanyalah alam, wujud alam inilah Tuhan. Dengan pemikitannya ini, Spinoza disebut sebagai penganut panteisme-monistik. Akibat dari pemikirannya ini Baruch Spinoza diasingkan oleh golongannya sendiri
  • 9. karena Kala itu tulisan Spinoza memang dinilai sangat radikal, penyangkalannya terhadap hal gaib bahkan kepada malaikat, mukjizat, kitab suci bangsanya, dan banyak lagi. Keluarganya memutuskan hubungan dengannya, ia dikucilkan dari kotanya Sinagoga, dikutuk, bahkan hampir ditikam, hingga akhirnya ia pergi menyepi di pinggir Amsterdam dan mengubah namanya menjadi Benedictus de Spinoza. Ia sendiri sebenarnya pernah ditawari mengajar di Universitas Heidelberg, namun kekhawatirannya kepada respon masyarakat terhadap tulisannya membuat Spinoza mengurungkan tawaran itu dan lebih memilih bekerja membuat lensa hingga ia tutup usia pada usia 44 tahun akibat TBC paru-paru. Karyanya yang populer setelah diterjemahkan adalah renati Descartes Principiorum Philosophiae (Prinsip Filsafat Descartes) tahun 1663, dan TractatusTheologico-Politicus (Traktat politis-Teologis) tahun 1670. Dan ada beberapa karya pentingnya yang baru terbit setelah kematiannya, seperti Ethica More Geometrico Demonstrata (Etika Dibuktikan Secara Geometris) tahun 1677 dan Tractatus de Intellectus Emendatione (Traktat tentang Perbaikan Pemahaman) pada tahun yang sama. D. Gottfried Wilhelm von Leibniz (1646-1716 M) Nama asli dari Leibniz adalah Gottfried Wilhelm Freiherr Von Leibniz. Dia adalah seorang filsuf Jerman keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen yang lahir pada tanggal 1 Juli 1646. Berkat ayahnya, seorang professor bernama Friedrich Leibniz, Leubniz dari kecil dipaparkan berbagai ilmu klasik dan alam yang membangkitkan rasa ketertarikannya terhadap masalah-masalah yuridis, falsafi, astronomi, fisika, matematika, hingga pada usia 20 tahun ia mampu meraih gelar doktoralnya.
  • 10. Bahkan ia sempat mendirikan Academy of Sciences, sebua organisasi yang sama bergengsinya dengan Royal Society (perkumpulan ilmuwan inggris). Otaknya yang encer dan penuh ide-ide ini membuatnya dipandang sebagai filsuf Jerman original pertama. Leibniz tidak hanya dikenal sebagai filosof saja tetapi dia juga seorang matematikawan, fisikawan, sejarawan, bahkan seorang politikus. Sama halnya dengan Spinoza, pemikiran Leibniz juga mengikuti pemikiran dari Descartes tetapi bedanya adalah jika Descartes terkenal dengan Cogitonya dan Spinoza terkenal dengan Subtstansinya maka Leibniz juga memiliki pemikirannya sendiri yang disebut dengan Monad yang ia jelaskan secara utuh dalam bukunya La Monadologie (Monadologi) yang terbit tahun 1714. Dimana dalam buku itu ia menyebut istilah monad, yaitu substansi yang berbeda satu dengan yang lain, dan adanya monad purba atau supermonad yang menciptakan dan mengatur monad-monad itu. Disinilah Leibniz secara tidak langsung mengakui adanya Tuhan, Zat yang Maha mengatur dan mencipta semesta. Dalam tulisannya, ia cenderung menyelaraskan bidang teologi (ilmu ketuhanan) dengan ilmu pengetahuan. Meski Leibniz sebenarnya banyak terinspirasi dari pemikira-pemikiran Spinoza, namun ia tidak ingin dicap subversif, seorang murtad dan sebagainya. Bahkan ia pernah menerbitkan buku Discours de Metaphysique (Wacana Metafisika) tahun 1686 yang didalamnya ia banyak menyinggung masalah teologi dan banyak tulisannya dalam bidang keagamaan berusaha menemukan keselarasan ajaran-ajaran protestan dan katolik.
  • 11. E. Christian Wolff (1679-1754 M) Seorang filosof Jerman yang sangat berpengaruh dalam rasionalisme di Jerman pada abad ke-18. Christian Wolff juga dikenal dengan Wolfius. Dia lahir pada tanggal 24 Januari 1679 di Breslau, Habsburg, Silesia. Pemikiran yang digunakan Wolff pada dasarnya mengikuti sekaligus menyusun kembali pemikiran dari Leibniz agar menjadi satu sistem, sehingga bis diterapkan pada segala bidang ilmu pengetahuan. Meskipun demikian masih ada perbedaan dari bagian-bagian kecil dari filsafat Leibniz. Dalam penyusunannya itu Wolff banyak menggunakan unsur Skolastik.
  • 12. BAB III PENUTUP Berpikir rasional berarti mendasari pikiran dengan akal dan logika. Kebenaran didapat dari hasil berpikir dan meramu fakta, teori, serta kenyataan indrawi yang ada. Dampaknya, paham ini mengeliminir pengetahuan yang dirasa tidak masuk akal, tidak ada logikanya, seperti hal-hal gaib, malaikat atau mukjizat. Namun, bukan berarti rasionalisme sama dengan atheisme. Para rasionalis yang selalu mengedepankan pemikiran logis, lama kelamaan terbentur kenyataan bahwa memang ada kekuatan di luar dirinya yang mengatur jagad raya. Tidak bisa dipungkiri bahwa semesta berjalan dalam mekanisme tertentu, yang belum bisa mereka jelaskan. Dari Descartes hingga Leibniz, semuanya menyusun konsep pemikiran yang memberikan tempat pada mekanisme alam dengan adanya suatu Zat pengatur. Substansi, monad, atau apapun mereka menamakannya, sungguh hakikatnya mereka hanya berusaha menjelaskan konsep ketuhanan.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Hardiman, F. Budi. 2011. Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga. Longworth, Guy. Tanpa tahun. Rationalism and Empiricism. Diakses tanggal 15 September 2014 dari http://www2.warwick.ac.uk/fac/soc/philosophy/people/ faculty/longworth/keyideasrationalismempiricism.pdf. Marlina, Hazier Ika Silvia. Tanpa tahun. Rasionalisme. Diakses pada tanggal 15 September 2014 dari http://www.academia.edu/4132542/Rasionalisme. Suhartono, Suparlan, Dasar-Dasar Filsafat “Cogiro Ergo Sum” (Rene Descartes), Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009. S. Suria Sumantri, Jujun, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998. Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990. Tanpa nama. Tanpa tahun. Descartes and Rationalism. Diakses tanggal 15 September 2014 dari http://faculty.arts.ubc.ca/rjohns/descartes_rationalism.pdf. Wang, Torrey. 2012. Empiricism, Rationalism, and Plato’s Innatism. Diakses tanggal 15 September 2014 dari http://www3.nd.edu/~twang6/teaching/Handout1EmpRat.pdf. Zubaedi dkk, Filsafat Barat Dari Logika Baru Rene Descartes hingga Revolusi Sains ala Thomas Kuhn, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/René_Descartes http://id.wikipedia.org/wiki/Baruch_Spinoza http://id.wikipedia.org/wiki/Gottfried_Leibniz http://id.wikipedia.org/wiki/Christian_Wolff http://en.wikipedia.org/wiki/Rationalism