Pelatihan bidang kesehatan pada masa pandemi Covid-19 dapat dilaksanakan secara klasikal, jarak jauh, atau blended tergantung jumlah jam pelatihan dan tujuan kompetensi. Metode klasikal hanya untuk kurang dari 50 jam pelatihan dengan protokol kesehatan ketat, sedangkan jarak jauh sepenuhnya online untuk kurikulum tanpa keterampilan. Blended untuk lebih dari 50 jam dengan sebagian tat
2. PENYESUAIAN PELAKSANAAN
PELATIHAN PADA MASA COVID-19
Dengan ditetapkannya infeksi corona virus disease 2019 (COVID-19) sebagai penyakit
yang dapat menimbulkan wabah oleh Kemenkes, maka perlu penyesuaian terhadap
pelaksanaan pelatihan di Bidang Kesehatan
Metode pembelajaran, alat bantu dan media berbasis pembelajaran jarak jauh dapat
dikembangkan oleh penyelenggara pelatihan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki
dan diintegrasikan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI)
4. Kebijakan-Kebijakan
Pelatihan Bidang Kesehatan
Pada Masa Pandemi Covid-19
KEPPR
ES
SKKA
BADAN
PPSDM
K
INPRES
Nomor: HK.02.02/IV/1081/2020 tentang
PETUNJUK PELAKSANAAN PELATIHAN BIDANG
KESEHATAN PADA MASA PANDEMI CORONA
VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
5. • PerLAN Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengembangan Kompetensi PNS melalui e- learning
• PerLAN Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengembangan Kompetensi PNS
• SK Ka. Badan Nomor: HK.02.02/IV/1081/2020
tentang petunjuk pelaksanaan (Juklak) pelatihan
bidang kesehatan pada masa pandemi corona virus
disease 2019 (covid-19)
Pelaksanaan PELATIHAN pada masa Covid-19
• Kebijakan Pelatihan dimasa pendemi
Covid 19
BlendedKlasikal
(masa covid-19)
Distance learning
full online
• Manajemen Pelatihan
• Skenario pembelajaran
• Metoda dan Media pembelajaran
• Sistem evaluasi
• Penyiapan SDM penyelenggara
Pelatihan
• Penyiapan fasilitator
• Penyiapan sarpras
Dituangkan dalam suatu panduan penyelenggaraan untuk setiap program pelatihan.
Standarmutu
Kontrolmutu
Penjaminan mutu
Ruang LINGKUP
7. Ketentuan Klasikal
1. Terapkan protokol pencegahan penularan corona virus disease
(Covid-19)
2. Seluruh peserta, pelatih/ fasilitator, instruktur dan panitia
pelatihan, wajib:
a. Menunjukan hasil rapid test/ swab negatif paling lambat 5
(lima) hari sebelum pelatihan
b. Dilakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum masuk kelas
3. Pelatihan dg kurikulum terstandar di SIAKPEL dg jumlah JPL <50
JPL.
4. Jumlah peserta memperhatikan kapasitas ruangan dengan
ketentuan jarak antar peserta minimal 1 (satu) meter.
8. 5. Penyelenggara pelatihan:
menyediakan sarana untuk cuci tangan,
memastikan ruang kelas dan alat-alat pelatihan tetap higienis,
mengatur jumlah penghuni kamar maks 50% dari kapasitas kamar
tsb,
menyediakan komsumsi (makan dan snack) dalam kemasan box,
minum menggunakan tumbler masing-masing,
6. Akreditasi pelatihan diajukan melalui SIAKPEL,
7. Ada quality control pelatihan.
Ketentuan klasikal
10. Ketentuan distance learning full online
1. Pelatihan dgn kurikulum yang sudah terstandar di
SIAKPEL.
2. Pada pelatihan tidak terdapat tujuan hasil belajar
untuk meningkatkan kompetensi ketrampilan teknis
(skill) yang hanya bisa dicapai dengan praktik
menggunakan alat tertentu yang tidak dimiliki oleh
peserta/ intitusi peserta.
3. Penyelenggara melakukan konversi struktur program/
struktur kurikulum menjadi struktur program
pembelajaran distance learning full online, menyusun
skenario pembelajaran & jadwal pelatihan sesuai
struktur program/ struktur kurikulum yg telah
dikonversi, mengajukan akreditasi pelatihan melalui
SIAKPEL sesuai ketentuan.
11. 4. Pengendali pelatihan memantau proses
pembelajaran online, kehadiran dan partisipasi
peserta.
5. Seluruh bukti pelatihan harus mencatumkan
keterangan tanggal, waktu dan tempat secara
otomatis.
6. Pemberian hak (honor dan Surat Pernyataan
Melaksanakan Tugas/ SPMT) bagi pelatih/
fasilitator dalam pembelajaran jarak jauh
(distance learning) dapat dikonversikan setara
dengan hak dalam penyelenggaraan
pembelajaran klasikal (normal).
Ketentuan distance learning full online
12. TEKNIS PEMBELAJARAN
1. Penyampaian materi/ mata pelatihan pd kelas
virtual dalam 1 kali pembelajaran maksimal
4 JPL (1 JPL = 45 menit), penyampaian materi
berikutnya setelah jeda minimal 60 menit;
2. Penugasan bisa dilakukan dg metode
Asinkronus Kolaboratif/ AK (penyelesaian tugas
di luar kelas virtual) dan Sinkronus Maya/ SM
(penyelesaian tugas di kelas virtual)
3. Ada Quality Control Pelatihan
4. Evaluasi dilakukan terhadap peserta, pelatih/
fasiitator dan penyelenggaraan yang dirancang
berbasis TI.
Eval peserta dengan pembobotan:
a. Evaluasi substansi 60%
b. Evaluasi sikap perilaku 40%
14. 1. Pelatihan dengan kurikulum yang sudah terstandar di SIAKPEL.
2. Pada pelatihan terdapat tujuan hasil belajar untuk meningkatkan
kompetensi ketrampilan teknis (skill) yang hanya bisa dicapai
dengan praktik menggunakan alat tertentu.
3. Penyelenggara melakukan konversi struktur program/ kurikulum
pelatihan klasikal menjadi struktur program/ kurikulum
pelatihan blended:
4. Pelatihan dengan jumlah JPL >50JPL, dapat dilaksanakan
secara blended dengan jumlah JPL tatap muka klasikal ≤
50JPL dan sisa JPL dilakukan melalui kelas virtual.
5. Pelatihan untuk mencapai kompetensi teknis (skill) yang
menggunakan metode On The Job Training (OJT), boleh
dilaksanakan selama institusi tempat OJT dapat memenuhi
protokol kesehatan.
.
15. 6. Materi/ mata pelatihan yang bisa disampaikan dengan metode
di kelas (klasikal), dilakukan dengan mengikuti ketentuan
pelatihan klasikal.
7. Materi/ mata pelatihan dan penugasan yang akan diberikan
dengan metode jarak Jauh (distance learning) online, dilakukan
dengan mengikuti ketentuan pelatihan distance learning
8. Akreditasi pelatihan diajukan melalui SIAKPEL dengan
menambahkan lampiran dokumen skenario pembelajaran online
dan rancangan evaluasi berbasis TI.
9. Bukti Kehadiran, berupa rekaman video atau foto yang
menunjukkan proses pembelajaran pada saat praktik
ketrampilan teknis (skill);
10. Bukti Pembelajaran berupa laporan hasil OJT yang disertai
dengan foto kegiatan.
16. Pembelajaran
Metode Observasi Lapangan
atau Praktik Lapangan
1.Metode pembelajaran observasi atau
praktik lapangan dapat digantikan dengan
praktik mandiri (PM).
2.Skenario pembelajaran disusun oleh
penyelenggara.
3.Bukti Kehadiran, berupa rekaman video,
foto, dan surat keterangan praktik
lapangan mandiri yang ditandatangani
oleh pejabat yang berwenang.
4.Bukti pembelajaran berupa laporan hasil
pelaksanaan praktik mandiri.
17. PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Penyelenggara menyusun skenario pembelajaran dan
menjadi dokumen tambahan yang harus dilampirkan pada
saat pengajuan akreditasi pelatihan. Skenario pembelajaran
yang disusun akan diberikan persetujuan oleh Puslat SDMK
2. Pelatihan dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran
yang telah disetujui oleh Puslat SDMK.
3. Skenario pembelajaran yang telah disetujui oleh Puslat
SDMK dapat digunakan oleh penyelenggara lain.