Kurikulum merupakan rencana pembelajaran yang disusun untuk memfasilitasi proses belajar mengajar di bawah pengawasan sekolah. Kurikulum memiliki empat dimensi yaitu sebagai ide, rencana tertulis, aktivitas, dan hasil. Landasan filosofis kurikulum meliputi asumsi tentang hakikat manusia, pengetahuan, dan nilai yang menjadi dasar pengembangan kurikulum. Berbagai aliran filsafat seperti perenialisme
1. Landasan Filosofi dalam Kurikulum
“Kurikulum sebagai Ide”
Oleh :
- Aam Amelia
- Anita Maulina I.
- Hutri Masngiarsi
2. Pengertian Kurikulum
Menurut Prof. Dr. S. Nasution, M.A.
Kurikulum adalah Suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar
mengajar dibawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan
serta staf pengajarnya.
Selain itu Kurikulum adalah peristiwa-
peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan
sekolah , jadi selain kegiatan kulikuler yang
formal juga kegiatan tak formal.
3. Said Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana
keempat dimensi tersebut saling berhubungan satu sama lainnya. Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu :
1. Kurikulum sebagai suatu ide/ gagasan
Pada dasarnya kurikulum sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide mengandung makna
bahwa kurikulum merupakan sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam pengembangan
kurikulum selanjutnya. Kurikulum ini dihasilkan melalui teori- teori dan penelitian khususnya di bidang
kurikulum dan pendidikan. Contoh dari kurikulum sebagai ide yaitu tujuan pendidikan nasional.
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide
Pada dasarnya kurikulum sebagai dimensi yang berkaitan dengan rencana mengandung
makna seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara
yang digunakan untuk pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Contoh dari dimensi ini ialah rancangan proses pembelajaran ( RPP )
3. Kurikulum sebagai aktivitas atau sering disebut juga kurikulum sebagai suatu realita, yang
secara teoritis merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis.
Dalam dimensi ini kurikulum dipandang sebagai segala aktifitas dari guru dan siswa dalam
proses pembelajaran di sekolah. Contoh dari dimensi ini ialah praktek pembelajaran/ proses belajar
mengajar.
4. Kurikulum sebagai hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan
Definisi kurikulum sebagai dimensi hasil memandang kurikulum itu sangat memperhatikan
hasil yang akan dicapai oleh siswa agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan menjadi tujuan
dari kurikulum tersebut. Dimensi ini merupakan dapat dilihat dalam bentuk ketercapaian tujuan
kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
Contohnya ialah tes baik tulis maupun tulisan dan ujian nasional.
4. Fungsi kurikulum Fungsi Penyesuaian ( the adjustive or adaptive function )
Kurikulum harus mampu mengarahkan siswa agar mampu menyesuiaankan
dirinya dengan lingkunagn baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Fungsi Integrasi ( the integrating function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan
pribadi-pribadi yang utuh, untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakat.
Fungsi Diferensiasi ( the differenting function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendididkan harus mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.
Fungsi Persiapan ( the propedeutic function )
Kurikulum bermakana sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan
siswa untuk melanjutkan studi kejenjang pendidikan selanjutnya.
Fungsi Pemilihan ( the selective function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu memberi
kesempatan kepada siswa untuk memilih program belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
Fungsi Diagnostik ( the diagnostic function )
Kurikulum bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan
kelemahan yang dimilikinya.
5. Peranan Kurikulum
a. Peranan Konservatif
Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mentrasmisikan nilai-nilai warisan
budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan
masa kini kepada generasi muda.
b. Peranan Kreatif
Menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan
perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
c. Peranan Kritis dan Evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya budaya
yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami
perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya
masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan
kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Menekankan
kurikulum harus turut aktif berfatisipasi dalam kontrol
atau filter sosial
6. Landasan Filosofi
Landasan Filosofis, yaitu asumsi asumsi tentang hakikat realitas,
hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik
tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut
berimplikasi pada rumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi
pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan
pendidikan
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya
rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis,
sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan
mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana
(tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di sekolah.
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum.
Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai
aliran filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme,
progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun
senantiasa berpijak pada aliran–aliran filsafat tertentu, sehingga akan
mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan.
Lanjut
7. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati, di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing
aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
- Perenialisme
lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada
warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang
memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada
kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih
berorientasi ke masa lalu.
- Essensialisme
menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika,
sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga
untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi
pada masa lalu.
- Eksistensialisme
menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk
memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan :
bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?
- Progresivisme
menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta
didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi
pengembangan belajar peserta didik aktif.
- Rekonstruktivisme
merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban
manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual
seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah,
berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan