2. Pengertian Kesehatan Gigi
Suwelo (1992) mengemukakan bahwa “kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan
manusia seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada akhirnya
akan turut berperan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia”.
Supriyatno (2004) menguatkan dalam penelitian lebih lanjut dengan menemukan banyak
penyakit yang berkaitan dengan kondisi gigi yang bermasalah.
3. Pentingnya Kesehatan
Gigi Anak
Struktur gigi terbentuk saat janin di dalam kandungan berusia 6-8 minggu.
Kemudian pada sekitar umur 6 bulan setelah lahir gigi susu akan muncul. Gigi
yang muncul diawali dengan gigi susu seri bagian bawah kemudian disusul gigi
seri bagian atas. Fungsi gigi susu tidak hanya fungsi pengunyahan sebagai
proses awal pencernaan, melainkan juga sebagai petunjuk jalan bagi gigi tetap
yang ada di bawahnya. Setiap gigi sudah ada pola tempat tinggal masing-
masing.
Pencabutan gigi susu sebelum waktunya akan mengacaukan sistem
keseimbangan di dalam susunan gigi di dalam mulut. Pencabutan yang terlalu
awal akan menyebabkan terjadinya pergeseran gigi di sebelahnya, sehingga
terjadi penyempitan ruang pada lengkung gigi. Akibatnya gigi tetap tidak
memperoleh ruang cukup dan akan tumbuh gigi tetap dengan susunan gigi
yang berjejal. Alasan itulah kesehatan gigi susu sangat mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan gigi tetap dan perlu adanya perawatan.
4. Cara Mengurangi Rasa Sakit Ketika Gigi
Tumbuh
usia munculnya gigi susu yang normal adalah antara usia 4-6 bulan dan
paling lambat adalah usia antara 20-26 bulan.gigi susu yang muncul terlambat
(retardasi) dapat terjadi pada anak yang ibunya mengalami kekurangan gizi
pada saat hamil.
Gejala-gejala yang timbul saat gigi muncul adalah gusi terasa gatal, keluar
banyak air liur dan demam. Cara-cara agar rasa sakit pada bayi ketika giginya
tumbuh yakni:
Memberikan biskuit bayi dengan tekstur keras tetapi dapat hancur saat terkena air
liur.
Menyediakan mainan karet yang bisa dia gigit.
Memberi pijatan ringan pada gusi bayi dengan telunjuk yang telah dibersihkan atau
bisa Anda gunakan kain lembut yang telah dibasahi air hangat.
Biarkan dia menikmati dot bayi untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada
gusi, terutama pada malam hari saat dia tertidur.
Apabila bayi mogok makan karena giginya membuat tidak nyaman, maka harus
mengonsultasikan hal tersebut pada ahli kesehatan. Sekalipun tidak nyaman
5. Faktor Pengaruh dalam Kesehatan Gigi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pada gigi antara lain
Gizi makanan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa benih gigi
seudah terbentuk waktu janin (embrio) berusia 6-8 minggu dalam kandungan.
Kandungan kalsium dalam makanan atau minuman akan membantu
pembentukan tulang dan gigi.
Jenis makanan, jenis makanan yang mudah lengket dan menempel digigit
seperti permen dan coklat, makanan ini sangat disukai oleh anak-anak.
Namun hal ini akan mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal
dan melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak
baik. Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut dan
asam yang merusak email gigi.
Kebersihan gigi, dengan membiasakan pada anak-anak untuk selalu menyikat
giginya atau berkumur-kumur setiap selesai makan atau sebelum tidur.
Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang
sangat pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang
dibandingkan dengan air ludah yang encer dan banyak, sebab pada anak
yang berair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah
menempel pada permukaan gigi (Moestopo, 1982).
6. Cara Merawat Gigi Anak
Langkah-langkah dalam merawat gigi anak adalah sebagai berikut:
Menggosok gigi minimal 2 kali sehari. Waktu terbaik untuk menggosok gigi adalah setelah makan dan sebelum tidur.
Menggosok gigi setelah makan bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan ataupun di sela-
sela gigi dan gusi. Sedangkan menggosok gigi sebelum tidur berguna untuk menahan perkembangbiakan bakteri dalam
mulut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami.
Mengganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Sikat gigi yang dipilih adalah sikat berbulu lembut dengan kepala sikat yang dapat
menjangkau semua bagian gigi. Sikat gigi untuk anak berukuran kecil dengan tangkai yang mudah di genggam dengan
bulu halus tetapi kuat. Bagian ujung kepala sikat menyempit agar mudah menjangkau bagian dalam. Anak 1-5 tahun bisa
memakai sikat dengan 3 deret bulu. Di usia 6 tahun ke atas (periode gigi geligi bercampur), selain sikat dengan 3 deret bulu
dapat pula dipakai sikat dengan 4 deret bulu.
Memakai sikat lidah, lidah bisa menjadi tempat berkumpulnya bakteri yang dapat menyebabkan bau mulut.
Pemberian pasta gigi untuk balita tidak dianjurkan. Menggosok gigi balita sebaiknya tidak menggunakan pasta gigi namun
cukup digosok dan diberi minum air (air matang) karena balita belum bisa berkumur sehingga kurang tepat kalau diberikan
pasta gigi. Untuk anak usia 3 tahun keatas sebaiknya dianjurkan berkumur pada saat menggosok gigi, diberikan pasta gigi
kira-kira 0,5 cm atau sebesar biji kacang polong, usahakan berkumur menggunakan air yang sudah masak karena
anakbelum begitu mahir berkumur yang dikhawatirkan anak menelan air dan pasta gigi.
Menghindari makanan yang banyak mengandung gula dan manis, seperti sirup, permen, dan cokelat.
Membiasakan untuk makan buah-buahan segar. Selain baik untuk kesehatan, seratnya dapat membantu menghilangkan
kotoran yang ada di gigi.
Mengkonsumsi makanan yang seimbang dan kaya kalsium, seperti susu, keju, telur, teri, bayam, katuk, sawi, dan agar-
agar.
Berkonsultasi ke dokter gigi. Pada kenyataannya, perawatan gigi yang dilakukan secara personal tidaklah cukup. Gigi juga
memerlukan perawatan secara profesional, terlebih pada gigi sensitif atau gigi yang telah terlanjur mengalami kerusakan,
misalnya, gigi berlubang.
7. Selain cara-cara umum yang dilakukan
untuk merawat gigi anak, adapula cara
merawat mulut dan gigi berdasarkan
usia anak. Cara merawat mulut anak
atau bayi pada saat usia 0 – 6
bulan, antara lain:
Membersihkan gusi bayi dengan kain
lembab, setidaknya dua kali sehari
Jangan biarkan bayi anda tidur sambil
minum susu dengan menggunakan
botol susunya.
Membersihkan mulut bayi dengan kain
lembab setelah menyusui
Jangan menambah rasa manis pada
botol susu dengan madu atau sesuatu
yang manis.
8. Konsep Menggosok Gigi pada
Anak
Menurut Endah Kusumawardani (2011) langkah-langkah
menggosok gigi yang baik bagi anak sebagi berikut:
Gosok gigi searah, dari atas ke bawah untuk gigi atas; dan
sebaliknya dari bawah ke atas untuk gigi bawah. Inilah
prinsip menyikat “dari merah ke putih” atau dari gusi ke
ujung gigi agar kotoran yang tersapu tidak balik lagi.
Gerakan searah juga menjaga kesehatan gusi.
Buatlah gerakan mengeluarkan kotoran dari sela-sela gigi.
Gosoklah perlahan semua permukaan gigi mulai dari bagian
dalam, tengah, dan luar.
Bersihkan juga langit-langit, dinding mulut, dan permukaan.
Usahakan air yang digunakan untuk menggosok gigi bersih
dan jernih. Untuk anak yang baru belajar berkumur sediakan
air matang.
Jangan berkumur terlalu banyak supaya masih tersisa
fluoride untuk menjaga kekuatan gigi.
9. Masalah Kesehatan Gigi yang
Sering Muncul
Caries Gigi
Caries gigi (gigi berlubang) merupakan kerusakan
enamel, dentil dan semen yang berlangsung secara
progresif. Insiden pembentukan caries gigi yang paling
tinggi terdapat pada usia kanak-kanak. Setelah usia 25
tahun jarak terbentuk caries yang baru sekalipun
lubang-lubang lama akan melebar. Timbulnya caries
dapat dicegah dengan pemberian fluorisasi untuk
menguatkan gigi, sikat gigi yang efisien untuk
melepaskan dental plaugue/plag gigi, perubahan diet
(mengurangi jumlah maupun frekuensi gula pasir) dan
perawatan gigi yang terakhir (Marry E. Beck, 1995).
Gingivitis
Gingivitis adalah suatu inflamasi pada jaringan
gusi, merupakan penyakit penyangga gigi yang paling
ringan. Faktor-faktor penyebabnya yaitu adanya
plag, impaksi makanan, karies dan adanya penurunan
daya tahan tubuh seseorang
(Mansjoer, Arief, dkk, 2001).
10. PENDEKATAN KESEHATAN
PADA ANAK USIA DINI
Pemahaman Kesehatan pada Anak Usia Dini
Pengertian kesehatan
Menurut WHO yang dimaksud dengan kesehatan adalah
keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental dan bukan
hanya keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan
kelemahan.
Kesehatan pada Anak Usia Dini
Anak sehat dapat langsung dilihat. Mereka tumbuh
dengan tinggi badan, berat badan yang sesuai
usianya, dan daya tahan tubuh yang baik sehingga jarang
sakit. Begitu pula dengan kecerdasannya.
11. Pemeliharaan Kesehatan pada
Anak Usia Dini
Ruang Lingkup
Pendidikan berbasis kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu
hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
dengan UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan.
Dibidang kesehatan, pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan upaya kesehatan dengan kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh dan berkembang, yaitu :
o Kasih sayang dan perlindungan
o Makanan bergizi seimbang (sejak lahir sampai 6 bulan hanya ASI saja,
sesudah 6 bulan sampai 2 tahun ASI ditambah makanan pendamping ASI).
o Imunisasi dasar dan suplementasi vitamin A
o Pendidikan dan pengasuhan dini
o Perawatan kesehatan dan pencegahan kecacatan, cedera dan lingkungan
yang sehat dan aman
o Orang tua berkeluarga berencana
12. Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-
Masalah Kesehatan Anak
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi sebagai salah satu penyebab, masih terdapatnya
kantong-kantong kemiskinan dan jika pihak-pihak terkait tidak ikut
berpartisipasi dalam pemberdayaan keluarga, penuntasan kemiskinan
ini akan mengakibatkan timbulnya peristiwa gizi buruk dan masalah
kesehatan lainya yang berkepanjangan pada anak-anak usia dini.
Faktor Pendidikan
Pendidikan yang berbasis kesehatan selalu mengingatkan kita semua
bahwa usia anak balita merupakan masa keemasan sekaligus masa
kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan
perkembangan anak selanjutnya.
Faktor Lingkungan
Pendekatan kesehatan kepada anak usia dini memang harus
dikenalkan oleh lingkungan sekitar anak, terdapat tiga lingkungan
pendidikan dalam rangka mewujudkan hal tersebut.
13. Tiga lingkungan pendidikan yang dimaksud
adalah:
Lingkungan Pendidikan Keluarga
Pengasuhan Anak Usia Dini dalam keluarga yang dipraktekkan oleh ibu, ayah,
nenek, bibi dan lain-lain dalam memberikan makanan/minuman, pemeliharaan
kesehatan dan pemberian stimulan itu dibutuhkan kasih sayang, ketulusan dan
kesabaran. Sehingga memberikan kemungkinan secara optimal tumbuh-kembang
anak menjadi sehat jasmani rohani dan anak menikmati dunia bermain dengan
penuh keceriaan.
Lingkungan Masyarakat
Dalam masyarakat anak bergaul dengan orang lain sehingga secara langsung
maupun tidak langsung akan saling mempengaruhi pada pembentukan kepribadian
anak. Lingkungan masyarakat secara kultural memberikan rangsangan yang
memungkinkan terjadinya perubahan yang memerlukan adanya penyesuaian-
penyesuaian agar terjadi keseimbangan antara aspek kehidupan yang berlangsung
secara alami dan berkesinambungan. Untuk itu perlu adanya layanan pendidikan
yang mempersiapkan anak balita sehingga mereka hidup yang lebih berkualitas.
Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan formal yang dilaksanakan pada suatu
lembaga tertentu yang telah terstruktur dan mempunyai program yang baku.
Berbagai bentuk layanan pendidikan bagi anak balita termasuk pembiasaan secara
dini terhadap kesehatan anak sendiri dan membiasakan anak menjadi lebih mandiri
serta belajar menjaga kesehatan diri.
14. Program Pendidikan Anak Usia Dini yang Berbasiskan Kesehatan
Ada beberapa kegiatan pendidikan yang berbasiskan kesehatan, antara lain:
Motivasi Hidup Sehat
Motivasi dengan penyuluhan dengan melibatkan orang tua secara individual dan
massal bagi kelangsungan hidup secara sehat, dilakukan dengan pelatihan oleh
mitra lembaga. Selama ini sudah terbiasa masyarakat mengabaikan makanan
bergizi, orang tua membiarkan anak untuk membeli jajanan yang mengandung zat
berbahaya. Hidup sehat ini perlu dirasakan sebagai kebutuhan oleh orang tua
balita.
Peningkatan Kualitas Gizi Anak
Peningkatan status gizi anak boleh dianggap sebagai salah satu cara dalam
menanggulangi masalah gizi di masyarakat.. Kusum P.Shah (1988) menekankan
bahwa kesehatan manusia pada masa yang akan datang bergantung pada status
gizi ibunya. Peran ibu dalam menentukan status gizi anak dimulai sejak anak di
dalam kandungan, saat menyusui dan balita bahkan sampai si anak itu mulai
mandiri, hal ini bukan saja dari malnutrisi yang didapat anak dari sang ibu, tetapi
juga sejak awal kelahiran sampai enam bulan pertama anak sesungguhnya
tercukupi kebutuhannya total dari ASI (ASI ekskiusif) jika ibu tersebut cukup
sehat. Seorang ibu yang sehat dan tidak pernah mempunyai sejarah kurang gizi
maka sampai enam bulan pertama cukup memberikan proteksi bagi anaknya
terhadap kekurangan gizi. Bahkan setelah lewat enam bulan dengan pemberian
makanan pendamping ASI (MP-ASl) yang benar akan tetap memberikan
15. GEJALA PENYAKIT YANG SERING
DIALAMI ANAK
Demam
Demam atau kenaikan suhu tubuh bukanlah suatu penyakit,
melainkan tanda-tanda bahwa kesehatan anak menurun. Demam
sering terjadi saat tumbuh gigi pertama. Suhu tubuh juga akan
meninggi sehabis memperoleh imunisasi DPT (difteria, pertusis, dan
tetanus), namun hanya berlangsung kira-kira 24 jam. Anak
dikatakan demam, bila suhu tubuhnya di atas 〖37,5〗^o C. Hal yang
perlu dilakukan, yaitu menidurkan anak dalam ruang ber-AC atau
berkipas angin, memakaikan pakaian yang tipis, jangan diselimuti
dengan selimut tebal (kecuali si anak menggigil) karena justru akan
meningkatkan suhu tubuh, kemudian anak diberi banyak minum. Air
yang diberikan kepada anak misalnya air putih, susu, air jeruk, sari
buah, atau kaldu hangat yang membuat anak akan mudah
berkeringat sehingga suhu tubuh menurun.Untuk menurunkan suhu
tubuh bisa dibantu dengan mengompres kening dengan lap atau
handuk basah. Selama suhu tubuhnya masih tinggi, kompres tetap
perlu. Upaya menurunkan suhu tubuh ini perlu untuk mencegah
terjadinya kejang-kejang atau setip.
16. Diare
Penyebab diare umumnya makanan. Bisa karena
keracunan makanan atau karena kuman dalam
makanan. Kalau makanannya beracun, gejala
utamanya muntah, baru diikuti diare. Sedangkan
karena kuman pada makanan, biasanya diare dulu
baru kemudian muntah. Ketika anak terkena
diare, anak segera diberikan banyak air. Pemberian
susu formula dan jus buah dihentikan sementara.
Namun, ASI tetap dilanjutkan. Bila diare
berkelanjutan, bisa terjadi ketidakseimbangan cairan
tubuh sehingga timbul dehidrasi. Kondisi dehidarasi
inilah yang paling dikhawatirkan meski diare pada
dasarnya akan sembuh sendiri.
Tanda-tanda dehidrasi antara lain anak menangis
tanpa air mata, mulut dan bibir kering, selalu merasa
haus. Air seni keluar sedikit dan berwarna gelap, ada
kalanya tidak keluar sama sekali, mata cekung atau
terbenam. Pada bayi tanda dehidrasi bisa dilihat dari
ubun-ubun yang menjadi cekung, anak
mengantuk, kulit pucat atau kekenyalan tubuh
berkurang, dan bekas cubitan tidak cepat kembali
normal. Untuk mengatasinya, anak perlu diberi cairan
17. Alergi
Gelaja umum dari
alergi, yakni bersin-
bersin, mata
berair, hidung
tersumbat, ingusan, dan
gatal. Anak biasanya
menggaruk-garuk
hidungnya dengan
punggung tangannya.
Bila sedang
terserang, disarankan
anak dihindarkan dari
penyebab alergi
tersebut. Kalau
penyebabnya debu, seisi
kamarnya harus bebas
debu dan diusahakan
tidak lembap.
18. Influenza
Influenza sebenarnya bukan
penyakit berbahaya yang
disebabkan sejenis virus.
Penyakit ini umumnya
menyerang sebagai wabah dan
akan berlangsung selama 3 – 4
hari. Jarang menimbulkan
komplikasi, sekalipun disertai
demam tinggi. Namun, kalau
daya tahan tubuh penderita
menurun, maka infeksi
sekunder, seperti
pneumonia, bronkitis, infeksi
telinga atau sinusitis, dapat
muncul. Untuk
mengatasinya, anak perlu cukup
istirahat dan diberi cukup cairan.
Sari buah atau air bisa untuk
mengganti cairan yang hilang
karena berkeringat.
Kopi, teh, dan susu tidak
19. Gondong
Gondong juga kerap diderita anak-anak.
Penyebabnya sejenis virus yang menyerang
kelenjar ludah, yaitu paratiroid kelenjar ludah
besar di depan telinga. Sering pula terjadi pada
kelenjar di bawah rahang dan biasanya kedua
sisi yang terkena. Beristirahat di tempat tidur
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Tidak berlaku pantangan makanan dan
minuman, tapi makanan yang lunak dan mudah
dicerna sangat dianjurkan. Makanan seperti
agar-agar, serikaya, sup kaldu, dan sayuran
yang dihaluskan. Perlu cukup minum untuk
menggantikan cairan yang keluar melalui
keringat.
20. Radang Amandel
Amandel adalah suatu bagian dari jaringan limfa yang terletak di kedua sisi bagian belakang tenggorokan.
Amandel ini akan mengalami pembesaran atau radang jika terjadi infeksi baik oleh bakteri atau virus. Tapi
biasanya amandel tersebut akan kembali ke bentuk semula setelah infeksi berakhir. Radang amandel pada anak-
anak memiliki ciri-ciri:
Sakit tenggorokan lebih dari 48 jam dan biasanya disertai dengan kesulitan menelan.
Tenggorokan berwarna merah disertai dengan amandel yang membesar atau bisa juga terlihat titik-titik putih
pada daerah amandel.
Badan demam yang disertai dengan suhu tinggi.
Terlihat adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening di bawah rahang dan di leher.
Anak merasakan sakit kepala.
Suara anak berubah menjadi serak atau kehilangan suara.
Jika gejala-gejala tersebut tidak hilang atau berkurang selama 3 hari, maka sebaiknya ke dokter untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut seperti usap tenggorokan untuk mengetahui penyebabnya. Radang amandel
disebabkan infeksi oleh virus (coxsackie virus, adenovirus atau Epstein-Barr virus). Jika radang amandel
disebabkan oleh bakteri, biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik untuk menghilangkan infeksi
tersebut. Tapi jika disebabkan oleh virus, maka anak diusahakan untuk banyak minum air putih, mengonsumsi
makanan yang lunak serta diberikan obat untuk mengurangi gejala yang ada. Anak yang mengalami radang
amandel diserta dengan hidung meler dan diare lebih banyak disebabkan oleh virus. Pengaturan makanan pada
anak penderita radang amandel adalah :
Usahakan anak untuk minum banyak air atau cairan seperti sari buah, susu, terutama selama demam.
Berikan makanan dalam bentuk lunak sehingga mempermudah anak mengunyah makanan.
Sebaiknya hindari minum es, sirup, es krim, gorengan, makanan yang diawetkan, makanan dan snack yang
menggunakan penyedap rasa.
Berikan makanan sumber antiooksidan (beta karoten, vitamin C, vitamin E) untuk meningkatkan kekebalan tubuh