Dokumen tersebut membahas tentang proyek penguatan profil pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan lil Alamin yang bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan toleransi beragama melalui pembelajaran berbasis proyek yang bersifat holistik, kontekstual, dan berpusat pada peserta didik."
2. MENGAPA
PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN
PROYEK?
● Kegiatan proyek merupakan suatu petualangan investigasi dengan
pendampingan guru tentang suatu hal yang menarik minatnya dan
peserta didik akan mengalami proses mencari tahu.
● Pembelajaran yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungan
sekitar agar pelajar lebih peka, peduli, dan belajar untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang kontekstual di sekitar
mereka.
● Pembelajaran yang kontekstual akan membangun kepekaan pelajar
akan kondisi lingkungan dan masyarakat, yang akhirnya
membangun kompetensi global yang dibutuhkan di Abad ke-21,
termasuk untuk menguatkan pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development)
2
3. Profil Pelajar
Pancasila
Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu
pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil
(kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh
sistem pendidikan Indonesia.
Melengkapi fokus di dalam pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan
pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
Berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa
Indonesia, serta faktor eksternal yang berkaitan dengan
konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di
Abad ke-21 yang sedang menghadapi masa revolusi
industri 4.0.
Diharapkan Pelajar Indonesia memiliki kompetensi
untuk menjadi warga negara yang demokratis serta
menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21.
Oleh karenanya, Pelajar Indonesia diharapkan dapat
berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi
berbagai tantangan.
Profil pelajar Pancasila memiliki enam dimensi
kunci. Keenamnya saling berkaitan dan
menguatkan. Keenam dimensi tersebut adalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa
profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada
kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan
perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa
Indonesia sekaligus warga dunia.
3
“Pelajar
Indonesia
merupakan
pelajar
sepanjang hayat
yang kompeten,
berkarakter, dan
berperilaku
sesuai nilai-nilai
Pancasila.”
4. Profil Pelajar
Rahmatan lil
Alamin
Sebuah ikhtiar untuk merawat tradisi dan menyemai
gagasan beragama yang ramah dan moderat..
Gagasan Rahmatan lil Alamin sesungguhnya adalah
salah satu opsi merawat kebhinnekaan Indonesia tanpa
harus mencabut tradisi dan kebudayaan yang ada. .
Mengembangkan konsep agama moderat di tengah
umat sangatlah penting, khususnya di Indonesia.
Karena di negara ini terdapat banyak aliran dalam
agama, pola pikir yang beragam, dan multi-etnis.
Sebagai negara yang berlandaskan falsafah Pancasila,
Pancasila dapat dipandang sebagai salah satu
perwujudan dari Rahmatan lil Alamin. Banyak nilai-nilai
luhur yang ada dalam Pancasila selaras dengan ajaran
agama.
Agama dan Pancasila yang terbangun harmonis dalam
sistem demokrasi Indonesia, terbukti dan diharapkan
akan terus mampu menangkal virus radikalisme politik,
agama, etnis dan lain sebagainya
Profil pelajar rahmatan lil alamin didasarkan
pada 10 prinsip. Kesepuluh prinsip i tersebut
adalah:
1. Berkeadaban (Ta’addub).
2. Keteladanan (Qudwah)
3. Kewarganegaraan dan kebangsaan
(Muwaṭanah) .
4. Toleransi (Tasāmuh)
Prinsip-prinsip tersebut mengandung nilai-nilai
karakter dan perilaku yang bisa diamati,
dibiasakan, dan dievaluasi oleh guru sehingga
bisa membentuk profil pelajar yang berakhlak
terpuji, toleran, dan menjadi warga negara yang
baik.
4
5. Budaya satuan
pendidikan
Iklim satuan pendidikan,
kebijakan, pola interaksi dan
komunikasi, serta norma yang
berlaku di satuan pendidikan.
Intrakurikuler
Muatan pembelajaran
Kegiatan/pengalaman belajar.
Projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
Projek Lintas Disiplin Ilmu yang
kontekstual dan berbasis pada
kebutuhan masyarakat atau
permasalahan di lingkungan satuan
pendidikan. (Pada pendidikan
kesetaraan berupa projek
pemberdayaan dan keterampilan
berbasis profil Pelajar Pancasila)
Ekstrakurikuler
Kegiatan untuk
mengembangkan minat dan
bakat.
Gambaran Pencapaian
Profil Pelajar Pancasila
dan Pelajar Rahmatan lil
Alamin di Satuan
Pendidikan
Profil pelajar Pancasila dan
pelajar Rahmatan lil Alamin
adalah karakter dan kemampuan
yang dibangun dalam keseharian
dan dihidupkan dalam diri setiap
individu peserta didik melalui
budaya satuan pendidikan,
pembelajaran intrakurikuler,
projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler.
Beriman,
bertakwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa,
berakhlak mulia
Berkebinekaa
n global
Bergoton
g royong
Kreatif
Bernalar kritis
Mandiri
Pelajar
Indonesia
5
NILAI
RAHMATAN
LIL ALAMIN
6. HOLISTIK
Holistik bermakna memandang
sesuatu secara utuh dan
menyeluruh, tidak parsial atau
terpisah-pisah. Dalam konteks
perancangan projek penguatan profil
pelajar Pancasila, kerangka berpikir
holistik mendorong kita untuk
menelaah sebuah tema secara utuh
dan melihat keterhubungan dari
berbagai hal untuk memahami
sebuah isu secara mendalam. Oleh
karenanya, setiap tema projek yang
dijalankan bukan merupakan sebuah
wadah tematik yang menghimpun
beragam mata pelajaran, namun
lebih kepada wadah untuk
meleburkan beragam perspektif dan
konten pengetahuan secara
terpadu. Di samping itu, cara
pandang holistik juga mendorong
kita untuk dapat melihat koneksi
yang bermakna antar komponen
dalam pelaksanaan projek, seperti
peserta didik, pendidik, satuan
pendidikan, masyarakat, dan realitas
kehidupan sehari-hari.
KONTEKSTUAL
Prinsip kontekstual berkaitan dengan
upaya mendasarkan kegiatan
pembelajaran pada pengalaman
nyata yang dihadapi dalam
keseharian. Prinsip ini mendorong
pendidik dan peserta didik untuk
dapat menjadikan lingkungan sekitar
dan realitas kehidupan sehari-hari
sebagai bahan utama pembelajaran.
Oleh karenanya, satuan pendidikan
sebagai penyelenggara kegiatan
projek harus membuka ruang dan
kesempatan bagi peserta didik untuk
dapat mengeksplorasi berbagai hal di
luar lingkup satuan pendidikan. Tema-
tema projek yang disajikan sebisa
mungkin dapat menyentuh dan
menjawab persoalan lokal yang terjadi
di daerah masing-masing. Dengan
mendasarkan projek pada
pengalaman dan pemecahan masalah
nyata yang dihadapi dalam
keseharian, diharapkan peserta didik
dapat mengalami pembelajaran yang
bermakna untuk secara aktif
meningkatkan pemahaman dan
kemampuannya.
BERPUSAT PADA PESERTA
DIDIK
Prinsip berpusat pada peserta didik
berkaitan dengan skema pembelajaran
yang mendorong peserta didik untuk
menjadi subjek pembelajaran yang
aktif mengelola proses belajarnya
secara mandiri, termasuk memiliki
kesempatan memilih dan mengusulkan
topik projek sesuai minatnya. Pendidik
diharapkan dapat mengurangi peran
sebagai aktor utama kegiatan belajar
mengajar yang menjelaskan banyak
materi dan memberikan banyak
instruksi. Sebaliknya, pendidik
sebaiknya menjadi fasilitator
pembelajaran yang memberikan
banyak kesempatan bagi peserta didik
untuk mengeksplorasi berbagai hal atas
dorongannya sendiri sesuai dengan
kondisi dan kemampuannya.
Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah
kemampuan peserta didik dalam
memunculkan inisiatif serta
meningkatkan daya untuk menentukan
pilihan dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK
Prinsip berpusat pada peserta didik
berkaitan dengan skema pembelajaran
yang mendorong peserta didik untuk
menjadi subjek pembelajaran yang
aktif mengelola proses belajarnya
secara mandiri, termasuk memiliki
kesempatan memilih dan mengusulkan
topik projek sesuai minatnya. Pendidik
diharapkan dapat mengurangi peran
sebagai aktor utama kegiatan belajar
mengajar yang menjelaskan banyak
materi dan memberikan banyak
instruksi. Sebaliknya, pendidik
sebaiknya menjadi fasilitator
pembelajaran yang memberikan
banyak kesempatan bagi peserta didik
untuk mengeksplorasi berbagai hal
atas dorongannya sendiri sesuai
dengan kondisi dan kemampuannya.
Harapannya, setiap kegiatan
pembelajaran dapat mengasah
kemampuan peserta didik dalam
memunculkan inisiatif serta
meningkatkan daya untuk menentukan
pilihan dan memecahkan masalah
EMPAT PRINSIP PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA &
PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIN
7. Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila & Pelajar Rahmatan lil Alamin
Untuk Satuan Pendidikan
● Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah
ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan
keterlibatan masyarakat.
● Menjadikan satuan pendidikan sebagai organisasi
pembelajaran yang berkontribusi kepada
lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
Untuk Pendidik
● Memberikan ruang dan waktu untuk
mengembangkan kompetensi dan memperkuat
karakter profil pelajar Pancasila dan Pelajar
Rahmatan lil Alamin bagi peserta didik dan dirinya
sendiri.
● Memberikan kesempatan yang luas untuk
merancang kegiatan pembelajaran yang berdampak
pada peserta didik.
● Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik
yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik
dari mata pelajaran lain untuk memperkaya proses
pembelajaran.
Projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
memberikan ruang
bagi semua anggota
komunitas satuan
pendidikan untuk
dapat
mempraktikkan dan
mengamalkan profil
pelajar Pancasila
dan Pelajar
Rahmatan lil Alamin
Untuk Peserta Didik
● Mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter profil pelajar
Pancasila dan Pelajar Rahmatan lil Alamin
untuk menghadapi tantangan dunia yang
semakin kompleks.
● Mengasah inisiatif dan partisipasi untuk
merencanakan pembelajaran secara aktif
dan berkelanjutan.
● Mengembangkan keterampilan, sikap, dan
pengetahuan yang dibutuhkan dalam
mengerjakan projek pada periode waktu
tertentu.
● Melatih kemampuan pemecahan masalah
dalam beragam situasi belajar.
● Memperlihatkan tanggung jawab dan
kepedulian terhadap isu di lingkungan
sekitar sebagai salah satu bentuk hasil
belajar.
● Mengasah daya belajar dan
kepemimpinan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
7
8. MADRASAH SEBAGAI EKOSISTEM DALAM MENGEMBANGKAN PROYEK
PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIN
●Membangun budaya satuan
pendidikan yang mendukung
penerapan projek penguatan profil
pelajar Pancasila
●Memahami peran peserta didik,
pendidik, dan lingkungan satuan
pendidikan dalam pelaksanaan
projek penguatan profil pelajar
Pancasila
●Mendorong penguatan kapasitas
pendidik dalam pelaksanaan
projek penguatan profil pelajar
Pancasila
• Berpikiran Terbuka
• Senang Mempelajari Hal Baru
• Kolaboratif
Projek penguatan profil pelajar Pancasila akan
terlaksana secara optimal apabila peserta
didik, pendidik, dan lingkungan satuan
pendidikan sebagai komponen utama
pembelajaran dapat saling mengoptimalkan
perannya. Peserta didik berperan sebagai
subjek pembelajaran yang diharapkan dapat
terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan,
pendidik berperan sebagai fasilitator
pembelajaran yang diharapkan dapat
membantu peserta didik mengoptimalkan
proses belajarnya, sementara lingkungan
satuan pendidikan berperan sebagai
pendukung terselenggaranya kegiatan yang
diharapkan dapat mensponsori penyediaan
fasilitas dan lingkungan belajar yang kondusif.
• Kapasitas Dasar
• Kapasitas Lanjutan
9. Merancang strategi pelaporan hasil
projek
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan
dan pelaporan hasil projek
Membentuk tim fasilitator projek penguatan
profil pelajar Pancasila
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator
projek. Tim ini berperan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas.
Merancang dimensi, tema, dan alokasi
waktu projek penguatan profil pelajar
Pancasila
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil
pelajar Pancasila dan tema projek serta merancang
jumlah projek beserta alokasi waktunya. (Dimensi
dan tema dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan
satuan pendidikan).
Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
pendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim
fasilitator merefleksikan dan menentukan
tingkat kesiapan satuan pendidikan.
MENDESAIN PROYEK PELAJAR
PANCASILA & PRLA
Menyusun modul projek
Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai
tingkat kesiapan satuan pendidikan dengan
tahapan umum: Menentukan sub-elemen
(tujuan projek); Mengembangkan topik, alur,
dan durasi projek, serta; Mengembangkan
aktivitas dan asesmen projek
2
3
4
5
Desain dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan.
9
1
10. 1. Membentuk Tim
Fasilitator Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
10
Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator
projek, bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau pendidik yang
mempunyai pengalaman mengembangkan dan mengelola projek.
Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek sekolah dapat
membentuk koordinator di level kelas. Misalnya satu orang koordinator
kelas 1, satu orang koordinator kelas 2, dan seterusnya. Untuk
pendidikan khusus, koordinator dapat dipilih berdasarkan jenis
kekhususan.
1
2
Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek
memetakan pendidik dari setiap kelas (atau apabila SDM terbatas,
perwakilan dari masing-masing fase) untuk menjadi tim fasilitator
projek.
Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim
fasilitator projek untuk merencanakan dan membuat modul projek
bagi setiap kelas atau fase.
3
4
Tim fasilitator projek terdiri dari sejumlah
pendidik yang berperan merencanakan,
menjalankan, dan mengevaluasi projek. Tim
fasilitator dibentuk dan dikelola oleh kepala
satuan pendidikan dan koordinator projek.
Jumlah tim fasilitator projek dapat
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
satuan pendidikan, dilihat dari:
● jumlah peserta didik dalam satu satuan
pendidikan,
● banyaknya tema yang dipilih dalam satu
tahun ajaran,
● jumlah jam mengajar pendidik yang
belum terpenuhi atau dialihkan untuk
projek,
● atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan
masing-masing satuan pendidikan.
A. Langkah pembentukan tim fasilitator projek
11. B. Pembagian Peran
dan Tanggung Jawab
dalam Pengelolaan
Projek Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
Satuan pendidikan
1. Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi dan refleksi projek di skala satuan pendidikan, termasuk
sistem pendokumentasian projek. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai portofolio satuan pendidikan.
2. Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber untuk memperkaya materi projek: masyarakat, komunitas,
universitas, praktisi. Satuan pendidikan dapat mengidentifikasi orang tua yang potensial sebagai narasumber dari
daftar pekerjaan orang tua atau narasumber ahli di lingkungan sekitar satuan pendidikan.
3. Mengomunikasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila kepada lingkungan satuan pendidikan, orang tua
peserta didik, dan mitra (narasumber dan organisasi terkait).
4. Memastikan beban kerja pendidik tetap dipertahankan (tidak dikurangi) sesuai arahan alokasi waktu projek yang
sudah diatur oleh pemerintah. (Sementara pada pendidikan kesetaraan, alokasi waktu projek dilaksanakan pada
mata pelajaran Pemberdayaan dan/atau Keterampilan.)
5. Melibatkan pendidik bimbingan dan konseling atau mentor untuk memfasilitasi proses berjalannya projek
dengan memberikan dukungan, baik dalam bidang akademis maupun kebutuhan emosional peserta didik.
6. Menyediakan kebutuhan sumber daya serta dana yang diperlukan untuk kelangsungan projek
Koordinator Projek
1. Koordinator bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau tenaga pendidik yang memiliki pengalaman dalam
mengembangkan dan mengelola projek.
2. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola projek di satuan pendidikan.
3. Mengelola sistem yang dibutuhkan tim pendidik/fasilitator dan peserta didik agar dapat menyelesaikan projek
dengan sukses.
4. Memastikan kolaborasi pengajaran terjadi di antara para pendidik yang tergabung di dalam tim fasilitator projek.
5. Memastikan alur projek memiliki aktivitas yang kaya dan beragam untuk mengoptimalkan prinsip eksploratif.
6. Memastikan rancangan asesmen yang dilakukan sesuai dengan kriteria kesuksesan yang sudah ditetapkan.
11
12. Fasilitator Projek
1. Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta
didik agar dapat memberikan stimulan atau tantangan yang
beragam (berdiferensiasi), sesuai dengan gaya belajar, daya
imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan terhadap tema
projek.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat
dalam perencanaan dan pengembangan projek, dengan
menyesuaikan kesiapan peserta didik dalam tingkat
keterlibatan.
3. Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu
atau topik pembelajaran yang kontekstual dengan tema projek
sesuai minat masing-masing peserta didik.
4. Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait projek (orang tua,
mitra, lingkungan satuan pendidikan, dll. ) dalam mencapai
tujuan pembelajaran dari setiap tema projek.
5. Melakukan penilaian yang mengacu pada prinsip asesmen
yang sudah ditentukan dalam memonitor perkembangan
profil pelajar Pancasila yang menjadi fokus sasaran.
6. Menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik
secara proporsional. Contoh dalam tahapan belajarnya, peserta
didik perlu dibantu dalam penyediaan hal berikut:
○ Buku, surat kabar, majalah, jurnal, dan sumber-sumber
pembelajaran lain yang berhubungan dengan projek.
○ Narasumber yang dapat memperkaya proses pelaksanaan
projek.
7. Mengajarkan keterampilan proses inkuiri peserta didik dan
mendampingi peserta didik untuk mencari referensi sumber
pembelajaran yang dibutuhkan, seperti buku, artikel, tulisan pada
surat kabar/majalah, praktisi atau ahli bidang tertentu, dan sumber
belajar lainnya.
8. Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti.
❏ Menyiapkan surat pengantar yang dibutuhkan untuk
menghubungi sumber pembelajaran
❏ Mencari kontak dan menghubungi narasumber
6. Membuka diri untuk memberi dan menerima masukan dan kritik
selama projek berjalan dan di akhir projek.
7. Mendampingi peserta didik untuk merencanakan dan
menyelenggarakan setiap tahapan kegiatan projek yang menjadi
ruang lingkup belajar peserta didik.
8. Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat, membuat pilihan,
dan mempresentasikan projek mereka.
9. Mengelola beban kerja mengajar dengan seimbang antara
intrakurikuler dan projek. 12
13. 2. Mengidentifikasi
Tahapan Kesiapan
Satuan Pendidikan
dalam Menjalankan
Projek Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
13
Dalam hal ini, satuan pendidikan melakukan refleksi awal mengenai penguasaan terhadap
pembelajaran berbasis projek untuk mengidentifikasi kesiapan awal dalam menjalankan
projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Identifikasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek penguatan
profil pelajar Pancasila didasarkan pada kemampuan satuan pendidikan dalam
menerapkan pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran
berbasis projek adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana peserta didik
secara aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam. (Edutopia)
Pembelajaran berbasis projek bukan hanya kegiatan membuat produk atau karya,
namun kegiatan yang mendasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah
persoalan yang kontekstual. Oleh karenanya, pembelajaran berbasis projek
biasanya mencakup beragam aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka
waktu yang pendek.
14. 14
Seberapa banyak
pendidik yang
PERNAH
melaksanakan
pembelajaran
berbasis projek?
<50%
⋝50
%
Apakah
pembelajaran
berbasis projek
sudah menjadi
kebiasaan satuan
pendidikan?
Sudah
Belum
Apakah projek
sudah terjadi lintas
disiplin ilmu?
Belum Sudah
Apakah satuan
pendidikan
memiliki sistem*)
yang mendukung
pelaksanaan
pembelajaran
berbasis projek?
Belum
punya
Punya Ya
Tidak
Apakah sudah ada
keterlibatan mitra?
TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN
TAHAP LANJUTAN DAN
DIREKOMENDASIKAN
MENJADI MENTOR UNTUK
SATUAN PENDIDIKAN
TAHAP
AWAL/BERKEMBANG
Identifikasi kesiapan satuan pendidikan
*) satuan pendidikan yang memiliki sistem: satuan pendidikan
memiliki evaluasi berkala serta pengayaan pendidik untuk
menyelenggarakan pembelajaran berbasis projek yang
memberikan otonomi lebih besar kepada peserta didik.
15. ● Satuan pendidikan belum memiliki
sistem dalam mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran
berbasis projek.
● Konsep pembelajaran berbasis
projek baru diketahui pendidik.
● Satuan pendidikan menjalankan
projek secara internal (tidak
melibatkan pihak luar).
● Satuan pendidikan sudah memiliki
sistem untuk menjalankan
pembelajaran berbasis projek.
● Konsep pembelajaran berbasis
projek sudah dipahami sebagian
pendidik.
● Satuan pendidikan mulai melibatkan
pihak di luar satuan pendidikan
untuk membantu salah satu aktivitas
projek.
● Pembelajaran berbasis projek sudah
menjadi kebiasaan satuan
pendidikan
● Konsep pembelajaran berbasis
projek sudah dipahami semua
pendidik.
● Satuan pendidikan sudah menjalin
kerjasama dengan pihak mitra di luar
satuan pendidikan agar dampak
projek dapat diperluas secara
berkelanjutan.
15
TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN
16. ● Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila
yang akan menjadi fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.
● Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program yang akan
dijalankan di tahun ajaran tersebut.
● Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus yang sasaran
projek pada satu tahun ajaran.
● Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek
tidak terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek jelas dan terarah.
● Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan sub-elemen
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap pengembangan modul
projek.
● Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis
projek, jumlah dimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai dengan kesiapan tingkat satuan
pendidikan.
16
3. Menentukan
Dimensi dan
Tema Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Dimensi Profil Pelajar
Pancasila
17. Dimensi Elemen Sub Elemen Nilai Rahmatan
Lil Alamin
Karakter
1.Beriman, Bertakwa
KepadaTuhanYang
Maha Esa, dan
Berahlak Mulia
(a) akhlak beragama; Mengenal dan
Mencintai TuhanYang
Maha Esa
Pemahaman Agama/
Kepercayaan
Pelaksanaan RitualIbadah
Berkeadaban(Ta’addub) Shaleh individual
(b) akhlakpribadi; Integritas
Merawat Diri secaraFisik,
Mental, dan
Spiritual
Berkeadaban
(Ta’addub)
Keteladanan
(Qudwah)
Shaleh individual
Integritas
Disiplin
(c) akhlakkepada manusia; Mengutamakan
persamaan denganorang
lain dan menghargai
perbedaan
Berempati kepadaorang
lain
Berkeadaban
(Ta’addub)
Kesetaraan
(Musāwah)
Shaleh sosial
Peduli sosial
Menghargaiorang lain
(d) akhlak kepada alam; Memahami
Keterhubungan
Ekosistem Bumi
Menjaga lingkunganalam
sekitar
Berkeadaban
(Ta’addub)
Dinamis dan inovatif
(Tathawwur wa
Ibtikâr)
Shaleh sosial
Berbudaya dan peduli
lingkungan
(e) akhlak bernegara. Melaksanakan Hakdan
Kewajiban sebagai Warga
Negara Indonesia
Kewarganegaraan dan
kebangsaan
(Muwaṭanah)
Nasionalisme
Patriotisme
Komitmen
Kebangsaan
18. 18
PAUD
Contoh proses menentukan dimensi yang difokuskan, elemen, sub elemen, tujuan pembelajaran (narasi capaian diakhir fase), dan
mengembangakan indikator per tujuan pembelajaran.
Tema : Aku Sayang Bumi
Topik : Pengelolaan Sampah
Projek : Memilah Sampah
Dimensi P3 yang dibangun :
Dimensi Elemen Sub Elemen Nilai Rahmatan lil
Alamin
Karakter Diakhir Fase PAUD, anak
Bergotong
royong
Kepedulian Tanggap terhadap
lingkungan sosial
Toleransi
(Tasamuh)
Menghargai
keberagaman
Mulai mengenali dan mengapresiasi orang-orang di rumah dan
sekolah, untuk merespon kebutuhan di rumah dan sekolah.
Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai toleransi dalam pergaulan bermasyarakat terhadap
segala perbedaan, baik perbedaan agama, budaya, bahasa,
suku dan golongan dengan dasar nilai-nilai agama dan filosofis
Pancasila
Bernalar
Kritis
Memperoleh
dan
memproses
informasi
dan gagasan
Mengajukan
pertanyaan
Dinamis dan
inovatif
(Tathawwur wa
Ibtikâr)
Bersikap
terbuka
Bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap diri dan
lingkungan
Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan
mengolah gagasan
dan informasi
Bernalar kritis Mengidentifikasi dan mengolah informasi dan gagasan sederhana
19. Aku Sayang Bumi
Tema ini bertujuan untuk
mengenalkan peserta didik
pada isu lingkungan, eksplorasi
dalam mencari solusi kreatif
yang dapat dilakukan oleh
peserta didik, serta memupuk
kepedulian terhadap alam
sebagai perwujudan rasa
sayang terhadap ciptaan
Tuhan YME.
Contoh kontekstualisasi tema:
● Eksplorasi penyebab
banjir di sekitar,
membuat dan menghias
tempat sampah dari
barang bekas
● Membuat karya seni dari
bahan alam
Aku Cinta Indonesia
Tema ini bertujuan agar
peserta didik mengenal
identitas dan karakteristik
negara, keberagaman budaya
dan ciri khas lainnya tentang
Indonesia sehingga mereka
memahami identitas dirinya
sebagai anak Indonesia, serta
bangga menjadi anak
Indonesia.
Contoh kontekstualisasi tema:
● Eksplorasi budaya
nusantara dengan
kunjungan ke museum
budaya setempat
Bermain dan Bekerja
sama
Tema ini bertujuan mengajak
peserta didik untuk mampu
berinteraksi dengan teman
sebaya, menghargai
perbedaan, mau
berbagi, dan mampu bekerja
sama.
Contoh kontekstualisasi tema:
● Membuat “minggu
bertukar bekal” di mana
peserta didik membawa
bekal, menceritakan, dan
menghargai makanan
yang biasa dimakan di
rumah masing-masing.
Imajinasi dan Kreativitasku
Tema ini bertujuan mengajak peserta
didik belajar mengenali dunianya
melalui imajinasi, eksplorasi, dan
eksperimen. Pada tema Imajinasi
dan Kreativitasku, peserta didik
distimulasi dengan serangkaian
kegiatan yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu,
memperkaya pengalamannya dan
menguatkan kreativitasnya.
Contoh kontekstualisasi tema:
● Eksplorasi cara membuat
kendaraan bersayap lalu
bermain peran tentang terbang
dengan kendaraan tersebut
TEMA-TEMA UNTUK PAUD
20. Hidup Berkelanjutan
Peserta didik menyadari adanya
generasi masa lalu dan masa yang
akan datang, dampak aktivitas
manusia baik jangka pendek maupun
panjang terhadap kelangsungan
kehidupan. Peserta didik
membangun kesadaran untuk
bersikap dan berperilaku ramah
lingkungan, mempelajari potensi
krisis keberlanjutan yang terjadi di
sekitarnya, serta mengembangkan
kesiapan untuk menghadapi dan
memitigasinya. Mereka memerankan
diri sebagai khalifah di bumi yang
berkewajikan menjaga kelestarian
bumi untuk kehidupan umat manusia
dan generasi penerus.
Contoh kontektualisasi tema:
Pemanfaatan sampah organik di
madrasah
Hutan dan paru-paru dunia
Kearifan Lokal
Peserta didik memahami
keragaman tradisi, budaya dan
kearifan lokal yang beragam yang
menjadi kekayaan budaya bangsa.
Peserta didik membangun rasa
ingin tahu melaui pendekatan
inkuiri dan eksplorasi budaya dan
kearifan lokal serta beperan untuk
menjaga kelestariaannya. Peserta
didik mempelajari bagaimana dan
mengapa masyarakat lokal/daerah
berkembang
seperti yang ada, mempelajari
konsep dan nilai di balik kesenian
dan tradisi lokal kemudian
merefleksikan nilai- nilai yang
dapat diterapkan dalam
kehidupannya.
Contoh kontektualisasi tema:
- Sistem masyarakat
adat di tengah modernisasi
Bhineka Tunggal Ika
Bangunlah jiwanya dan bangunlah
badannya merupakan amanat para
pendiri bangsa sejak Indonesia merdeka.
Peserta didik memahami bahwa
pembangunan itu menyangkut aspek jiwa
dan raga, jiwa yang sehat ada di tubuh
yang sehat. Peserta didik membangun
kesadaran dan keterampilan memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik untuk
dirinya maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian dan
mendiskusikan masalah-masalah terkait
kesejahteraan diri (wellbeing),
perundungan (bullying), serta berupaya
mencari jalan keluarnya. Mereka juga
menelaah masalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk
isu narkoba, pornografi, dan kesehatan
reproduksi. Memahami akan adanya
kehidupan akhirat atau yaumul hisab
yang terefleksi menjadi manusia yang
taat beragama dan taat pada negara.
Contoh kontektualisasi tema:
- Bullying media sosial
Bangunlah Jiwa dan Raganya
Bangunlah jiwanya dan bangunlah
badannya merupakan amanat para
pendiri bangsa sejak Indonesia merdeka.
Peserta didik memahami bahwa
pembangunan itu menyangkut aspek jiwa
dan raga, jiwa yang sehat ada di tubuh
yang sehat. Peserta didik membangun
kesadaran dan keterampilan memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik untuk
dirinya maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian dan
mendiskusikan masalah-masalah terkait
kesejahteraan diri (wellbeing),
perundungan (bullying), serta berupaya
mencari jalan keluarnya. Mereka juga
menelaah masalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk
isu narkoba, pornografi, dan kesehatan
reproduksi. Memahami akan adanya
kehidupan akhirat atau yaumul hisab yang
terefleksi menjadi manusia yang taat
beragama dan taat pada negara.
Contoh kontektualisasi tema:
- Bullying media sosial
TEMA-TEMA UNTUK MI, MTS, DAN MA
21. Demokrasi Pancasila
Peserta didik memahami
demokrasi secara umum dan
demokrasi Pancasila yang
bersumber dari nilai-nilai luhur
sila ke-4. Mengedepankan
musyawarah untuk mufakat
untuk mengambil keputusan,
keputusan dengan sura
terbanyak sebagai pilihan
berikutnya. Menerima keputusan
yang diambil dari proses yang
demokratis dan ikut bertanggung
jawab atas keputusan yang telah
dibuat. Peserta didik juga
memahami makna dan peran
individu terhadap kelangsungan
demokrasi Pancasila. Melalui
pembelajaran demokrasi,
peserta didik merefleksikan dan
memahami tantangannya
dalam
konteks yang berbeda, termasuk
dalam organisasi
Berekayasa dan Berteknologi
untuk membangun NKRI
Peserta didik melatih untuk
memiliki kecakapan bernalar
kritis, kreatif dan inovatif untuk
mencipta produk berbasis
teknologi guna memudahkan
aktivitas diri dan berempati
untuk masyarakat sekitar
berdasarkan karyanya. Peserta
didik terus-menerus
mengembangkan inovasi untuk
menyelesaikan persoalan-
persoalan masyarakat. Peserta
didik menerapkan teknologi
dan mensinergikan aspek
sosial untuk membangun
budaya smart society dalam
membangun NKRI dan rasa
cinta tanah air.
Contoh kontektualisasi tema:
- Kalkulator Faraid dengan
Program Excel Sederhana
Kewirausahaan
Peserta didik mengidentifikasikan
potensi ekonomi lokal dan upaya-
upanya untuk mengembangkannya
yang berkaitan dengan aspek
lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Melalui
Kegiatan kewirausahaan dapat
menumbuhkan kreativitas dan jiwa
kewirausahaan peserta didik.
Peserta didik juga membuka
wawasan tentang peluang masa
depan, peka akan kebutuhan
masyarakat, menjadi problem
solver yang terampil, serta siap
untuk menjadi tenaga kerja
profesional penuh integritas. Tema
ini ditujukan untuk jenjang MI,
MTs, MA. Karena jenjang MAK
sudah memiliki mata pelajaran
Proyek Kreatif dan Kewirausahaan
menuju pelajar yang berbagi dan
bermanfaat bagi orang lain, maka
tema ini tidak menjadi pilihan
untuk jenjang MAK.
Contoh kontektualisasi tema:
- Membuat Produk dengan konten
KEBEKERJAAN
Peserta didik menghubungkan
berbagai pengetahuan yang
telah dipahami dengan
pengalaman nyata di keseharian
dan dunia kerja. Peserta didik
membangun pemahaman
terhadap ketenagakerjaan,
peluang kerja, serta kesiapan
kerja untuk meningkatkan
kapabilitas yang sesuai dengan
keahliannya, mengacu pada
kebutuhan dunia kerja terkini.
Dalam proyeknya, peserta didik
juga akan mengasah kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan
standar yang dibutuhkan di
dunia kerja. Tema ini ditujukan
sebagai tema wajib khusus
jenjang MAK.
Contoh kontektualisasi tema
TEMA-TEMA UNTUK MI, MTS, DAN MA
22. Jenjang
Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d. 2 projek profil dengan tema berbeda
MI 2 s.d. 3 projek profil dengan tema berbeda
MTs 3 s.d. 4 projek profil dengan tema berbeda
MA Kelas X 3 s.d. 4 projek profil dengan tema berbeda
MA Kelas XI dan XII 2 s.d. 3 projek profil dengan tema berbeda
MAK Kelas X 3 Projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema kebekerjaan
MAK Kelas XI 2 Projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema kebekerjaan
MAK Kelas XII 1 Projek dengan tema kebekerjaan
25. CONTOH PENENTUAN ALOKASI WAKTU
Projek Profil 1 Projek Profil 2 Projek Profil 3
Dimensi
berkebinekaan
global, bergotong-
royong
berkebinekaan
global, bergotong-
royong, bernalar
kritis
bergotong-royong
dan bernalar
kritis
Tema Kearifan Lokal BhinnekTunggalIka Kewirausahaan
Alokasi Waktu 100 120 140
26. CONTOH ALOKASI WAKTU PROYEK DALAM STRUKTUR KURIKULUM JENJANG SMP
ALOKASI WAKTU
KEGIATANREGULER/
MINGGU
PROJECT20%
TOTAL JPPER
TAHUN
Pendidikan Agama dan
BudiPekerti
72 (2) 36 (33%) 108
PPKn 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 46 (21%) 216
Matematika 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 (2) 36 (33%) 108
Mapel Pilihan 72 (2) 36 (33%) 108
Mulok(Bahasa Daerah) 72 (2) 36 (33%) 108
JUMLAH 28 (1008)
360
(1368)
27. No Tema Bentuk
Kegiatan
Sasaran
Nilai PPP
Mapel
Terintegrasi Waktu
1
Bangunlah
jiwa dan
raganya
PameranKarya
Gotong
Royong,
kreatif,
PPKn, PJOK,
Matematika,
Prakarya
Des M2, M3 smt 1
2
Perubahan Iklim
Global
Penanaman
pohon,
Pengolahan
sampah,
kebersihan
drainase
Mandiri,
ktreatif,
gotong-
royong,
beriman
dan
bertaqwa
IPS, IPA,
Pendidikan
Agama
Jun M3, M4
smt 1
3
Kewirausahaan
Bazar, PentasSeni,
Ekonomikreatif,
membuat video,inovasi
pengolahan
daun kelor
Kreatif, inovatif,
cinta lingkungan
IPS, SeniBudaya,
Informatika
Jun M1 Smt 2
4 Cerlang Budaya
wisata Edukasike
tempat-tempat
yangmenjadi
kekhsasan daerah,
kunjungan
ke
home industry,
menciptakan
Mandiri,
kreatif, kritis,
kreatif
Seni Budaya, Bahasa
Inggris,Bahasa Jawa,
Bahasa Indonesia.
Apr M5 Smt 2Mei m4
Smr 2
CONTOH ALOKASI WAKTU PROYEK DALAM STRUKTUR KURIKULUM JENJANG SMP
28. PENGATURAN BEBAN BELAJAR DALAM DOKUMEN KURIKULUM
No Muatan
Pembelajaran
BebanBelajar Pengaturan
1.
Intrakurikuler
Wajib
a. Beban belajar ini memuat semua
mata pelajaran yang bersifat
nasional.
b. Materi pembelajaran setiap mata
pelajaran mengacu pada Capaian
Pembelajaran.
c. Diatur dalam kegiatan regular.
Tambahan
a. Memuat mata pelajaran Bahasa Daerah
(Bahasa Jawa) yang sesuai karakterisrik
Provinsi Jawa Timur.
b. Diatur dalam kegiatan reguler.
2. Proyek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Wajib
a. Muatan pembelajaran mengacu pada 6
tema projek Profil Pelajar Pancasila.
b. Diatur dalam kegiatan projek.
3
Ekstrakurikuler Tambahan
a. Memiliki muatan yang menjadi
kebutuhan dan karakteristik SMP
Model6.
b. Diatur dalam kegiatan di luar
kegiatanregular dan proyek PPP
29. TUGAS RTL
• Tim pengembang kurikulum madrasah menentukan tema proyek dalam
satu tahun untuk semua kelas.
• Tim pengembang kurikulum madrasah menentukan alokasi waktu untuk
setiap tema proyek.
• Tim pengembang kurikulum madrasah menentukan pola waktu
pelaksanaan proyek.
• Tim pengembang kurikulum Menyusun alokasi waktu kegiatan proyek
dalam struktur kurikulum madrasah.
• Tim pengembang kurikulum Menyusun kalender kegiatan proyek dalam
kalender akademik.
• Tim pengembang kurikulum Menyusun beban belajar yang memuat
kegiatan proyek.
Untuk memastikan perancangan dan perencanaan Projek Profil Pelajar Pancasila berjalan dengan baik, berikut hal-hal yang harus dipersiapkan:
Pemilihan tema projek yang akan dijalankan dalam satu tahun ajaran sebelum tahun ajaran dimulai. Projek ini tetap mengikuti kurikulum Pendidikan Nasional dan tidak mengubah tujuan pembelajaran dari mata peserta didikan yang berkaitan dengan projek.
Mengatur waktu dan durasi pelaksanaan dari setiap tema projek yang dipilih
Membentuk struktur kepanitiaan untuk memastikan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Penerapan projek ini dipahami dan dimengerti dengan baik oleh semua pendidik, baik dari perencanaan, penerapan serta peran dan tanggung jawab dari setiap pelaku projek (satuan pendidikan, Pendidikdan peserta didik).
Pelatihan dan pengembangan kapasitas pendidik
Menentukan standar penilaian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sesuai ketentuan yang dijelaskan pada prinsip ini.
Melibatkan komunitas satuan pendidikan untuk memperkaya pelaksanaan projek (orang tua peserta didik, petinggi lingkungan, pengusaha sekitar satuan pendidikan, komunitas terdekat, dan berbagai narasumber belajar yang berhubungan dengan tema projek yang dipelajari
Melakukan evaluasi di setiap akhir periode projek untuk memberi timbal balik dan perbaikan di pelaksanaan projek selanjutnya
Menyediakan waktu dan tempat untuk para pelaku projek memperlihatkan proses dan hasil pelaksanaan projek di akhir periode pelaksanaan projek
Untuk memastikan perancangan dan perencanaan Projek Profil Pelajar Pancasila berjalan dengan baik, berikut hal-hal yang harus dipersiapkan:
Pemilihan tema projek yang akan dijalankan dalam satu tahun ajaran sebelum tahun ajaran dimulai. Projek ini tetap mengikuti kurikulum Pendidikan Nasional dan tidak mengubah tujuan pembelajaran dari mata peserta didikan yang berkaitan dengan projek.
Mengatur waktu dan durasi pelaksanaan dari setiap tema projek yang dipilih
Membentuk struktur kepanitiaan untuk memastikan implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Penerapan projek ini dipahami dan dimengerti dengan baik oleh semua pendidik, baik dari perencanaan, penerapan serta peran dan tanggung jawab dari setiap pelaku projek (satuan pendidikan, Pendidikdan peserta didik).
Pelatihan dan pengembangan kapasitas pendidik
Menentukan standar penilaian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sesuai ketentuan yang dijelaskan pada prinsip ini.
Melibatkan komunitas satuan pendidikan untuk memperkaya pelaksanaan projek (orang tua peserta didik, petinggi lingkungan, pengusaha sekitar satuan pendidikan, komunitas terdekat, dan berbagai narasumber belajar yang berhubungan dengan tema projek yang dipelajari
Melakukan evaluasi di setiap akhir periode projek untuk memberi timbal balik dan perbaikan di pelaksanaan projek selanjutnya
Menyediakan waktu dan tempat untuk para pelaku projek memperlihatkan proses dan hasil pelaksanaan projek di akhir periode pelaksanaan projek