Ce diaporama a bien été signalé.
Le téléchargement de votre SlideShare est en cours. ×

Tugas mandiri bahasa indonesia

Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
TUGAS MANDIRI
KECAKAPAN BERBAHASA INDONESIA
MELALUI PIDATO
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA...
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat me...
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DA...
Publicité
Publicité
Publicité
Publicité
Chargement dans…3
×

Consultez-les par la suite

1 sur 20 Publicité

Plus De Contenu Connexe

Diaporamas pour vous (18)

Les utilisateurs ont également aimé (13)

Publicité

Similaire à Tugas mandiri bahasa indonesia (20)

Publicité

Plus récents (20)

Tugas mandiri bahasa indonesia

  1. 1. TUGAS MANDIRI KECAKAPAN BERBAHASA INDONESIA MELALUI PIDATO MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2013 Nama : Asep Jaenudin NPM : 120210034 Kode Kelas : 122-UM311-M5 Dosen : Hendri Kremer, S.E., M.Si.
  2. 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur terhadap kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah Tugas Mandiri yang berjudul “KECAKAPAN BERBAHASA INDONESIA MELALUI PIDATO.” Adapun maksud dilaksanakannya penyusunan makalah ini, tidak lain adalah untuk memenuhi penyusunan makalah tugas mandiri mata kuliah Bahasa Indonesia yang ditugaskan kepada penyusun, sehingga penyusun dan pembaca lebih memahami tentang kecakapan berbahasa Indonesia melalui pidato. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Bapak Hendri Kremer, yang telah membimbing penyusun dalam penjelasan materi yang berkaitan denganmakalah Tugas Mandiri ini. Serta kepada orangtua yang telah memberi dukungan baik secara moril dan materiil, dan kepada teman-teman serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan oleh penyusun. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu, sudilah kiranya para pembaca memberikan masukan dan saran sehingga isi makalah ini dapat lebih sempurna. Dan sebelumnya penyusun memohon ma’af yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan penulisan atau bahasa yang kurang baku dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga isi makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang akan datang. Batam, 10 Juni 2013 Penyusun
  3. 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI........................................................................................................ ii BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2 1.3Tujuan Penulisan........................................................................................ 2 1.4Manfa’at Penulisan..................................................................................... 2 1.5Metodologi Penulisan ................................................................................ 2 BAB II. PEMBAHASAN................................................................................... 3 2.1 Pengertian Pidato .................................................................................... 3 2.2Tujuan Pidato ............................................................................................. 4 2.3Macam-Macam Pidato ............................................................................... 4 2.4Metode Pidato ............................................................................................ 5 2.5Persiapan Pidato......................................................................................... 7 2.6Materi Pidato.............................................................................................. 7 2.7Syarat-syarat Berpidato Yang Baik............................................................ 9 2.8 Kriteria dan Etika Berpidato yang Baik.................................................. 10 2.9Bagaimana Teknik Berpidato Yang Efektif............................................... 12 BAB III. PENUTUP............................................................................................ 15 3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 15 3.2 Saran ......................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16
  4. 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecakapan dalam berbahasa Indonesia yang baik mencakup empat hal utama, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Semua cakupan itu sangat berhubungan satu sama lain. Selain itu kemahiran dalam hal berbahasa lisan juga menuntut penguasaan yang baik, dalam hal ini kemahiran dalam hal lisan harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain: ketenangan sikap, kebenaran serta kemampuan untuk menampilkan gagasan-gagasan secara lancar dan teratur. Selanjutnya kecakapan berbahasa dalam hal lisan ini dapat dituangkan dalam sebuah presentasi ilmiah maupun pidato. Dari kedua bentuk praktek ilmu Bahasa Indonesia tersebut perlu diperhatikan beberapa hal penting yang kemudian akan menjadi pegangan dan etika demi mewujudkan hasil yang sempurna. Di era globalisasi saat ini kemampuan untuk berbicara sangat dibutuhkan baik berbicara dalam konteks resmi maupun tidak karena seseorang mampu menyampaikan apa yang dikehendakinya melalui bicara.Kemampuan seseorang untuk berbicara biasanya tidak sama tergantung bagaimana orang tersebut mampu berfikir secara kritis dalam menghasilkan kata-kata sehingga masih banyak orang yang sulit untuk berbicara di depan umum dalam menyampaikan sesuatu.Hal ini disebabkan oleh kefasihan seseorang dalam berbicara dan memilih kata-kata untuk diungkapkan. Pidato merupakan kegiatan berbicara yang kita lakukan di depan umum. Namun, tidak semua orang dapat melakukan hal tersebut.Hal itu karena, ketidaksiapan ataupun tidak adanya pengalaman berbicara di hadapan orang banyak meskipun pada dasarnya setiap orang dapat berbicara. Makalah ini penyusun maksudkan sebagai dasar untuk memahami secara umum bagaimana cara kita dalam melakukan pidato atau berpidato.Dengan mengetahui hal tersebut kita akan lebih memahami bagaimana seharusnya kita saat berbicara di depan khalayak umum.
  5. 5. 2 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah Tugas Mandiri ini adalah: 1) Apa pengertian pidato? 2) Apa saja tujuan dari berpidato? 3) Apa saja jenis-jenis pidato? 4) Metode apa saja yang digunakan dalam berpidato? 5) Apa saja persiapan yang perlu disiapkan ketika berpidato? 6) Apa sajakah syarat-syarat berpidato yang baik? 7) Apa saja kriteria dan etika berpidato yang baik? 8) Bagaimana cara berpidato yang efektif? 1.3 Tujuan Penulisan Dengan disusunnya makalah ini diharapkan bisa memberi informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pidato, baik itu dari segi definisinya, tujuan pidato, jenis/macam-macam pidato, metode pidato, persiapan pidato, materi pidato, serta tata cara tentang bagaimana berpidato yang baik dan benar. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca bertambah wawasannya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pidato dan mengetahui tata cara berpidato yang baik dan benar. 1.5 Metodologi Penulisan Dalam penulisan makalah ini,penyusun memakai metode kepustakaan yang sumbernya mengacu pada buku dan dari media lainnya seperti internet.
  6. 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pidato Pidato ialahkegiatan berbahasa lisan. (Cermat Berbahasa Indonesia, hal 228 : 2009). Pidato adalah berucap didepan umum untuk tujuan tertentu. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hal 455 : 2005). Jadi, Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal yang ditujukan untuk orang banyak. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia. Pidato banyak jenisnya, di antaranya, pidato sambutan yang disampaikan pada awal sebuah acara atau pidato kenegaraan yang disampaikan oleh presiden. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Dalam berpidato, penampilan, gaya bahasa, dan ekspresi kita hendaknya diperhatikan serta kita harus percaya diri menyampaikan isi dari pidato kita, agar orang yang melihat pidato kita pun tertarik dan terpengaruh oleh pidato yang kita sampaikan. Pidato adalah semacam cara penyampaian gagasan, ide-ide, tujuan, pikiran serta informasi dari pihak pembicara kepada banyak orang (audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi orang lain. Berpidato sangat erat hubungannya dengan retorika (rhetorica), yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif.
  7. 7. 4 Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti: pembicara, pendengar, persiapan, tujuan, isi pidato, serta teknik-teknik dan etika dalam berpidato. Pidato juga merupakan suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada banyak orang. Contoh pidato yaitu: pidato kenegaraan yang disampaikan oleh Presiden, pidato menyambut hari besar, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Selain itu kemampuan berpidato di depan umum bisa dijadikan semacam titik tolak untuk menjadi pemimpin yang hebat dan disegani serta akan menjadi panutan dalam kehidupan. 2.2 Tujuan Pidato Adapun tujuan pidato secara umum adalah : 1. Informatif, yaitu bertujuan untuk memberikan laporan, informasi, pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk orang lain / pendengar. 2. Persuasif dan instruktif, bertujuan untuk mempengaruhi, mendorong, meyakinkan dan mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu hal dengan suka rela. 3. Edukatif, yaitu berupaya untuk menekankan pada aspek-aspek pendidikan. 4. Entertain, bertujuan memberikan penyegaran kepada pendengar dan membuat pendengar itu senang dan puas dengan pidato yang disampaikan. 2.3 Macam-Macam Pidato Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi : 1. Pidato pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara atau MC. 2. Pidato pengarahan, adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. 3. Pidato sambutan, adalan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu terbatas secara bergantian.
  8. 8. 5 4. Pidato peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. 5. Pidato laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan. 6. Pidato pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban suatu kegiatan yang telah dilaksanakan. 2.4 Metode Pidato Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang dilakukan waktu persiapan ada empat macam metode pidato : 1) Impromtu (serta merta) Yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan.Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga dan banyak menggunakan teknik serta merta. Keuntungan dari metode ini antara lain :  Lebih mengungkapkan perasaan pembicara.  Gagasan yang disampaikan datang secara spontanitas.  Memungkinkan untuk terus berpikir mencari gagasan yang ingin disampaikan. Kerugiannya :  Menimbulkan kesimpulan yang mentah.  Mengakibatkan penyampaian yang kurang lancar.  Demam panggung. 2) Manuskrip Merupakan metode pidato dengan naskah, disini tidak berlaku istilah “menyampaikan pidato” tapi “membacakan pidato”.Metode ini banyak dilakukan oleh tokoh-tokoh penting atau orang-orang yang mempunyai jabatan, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan atau memperburuk citra orang yang berpidato itu sendiri.
  9. 9. 6 Keuntungannya :  Kata-kata yang digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya.  Pernyataan yang disampaikan dapat dihemat.  Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.  Tidak ngawur atau asal-asalan.  Manuskrip dapat diperbanyak. Kerugiannya :  Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka.  Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik, karena harus fokus juga kepada naskah pidatonya.  Pembuatan naskah membutuhkan waktu lebih lama. 3) Memoriter Merupakan metode pidato dengan menulis pesan atau gagasan yang akan disampaikan dan kemudian menghafalkannya kata demi kata. Keuntungannya :  Kata-kata yang akan digunakan dapat dipilih dengan sebaik-baiknya.  Gerak dan isyarat dapat diintegrasikan dengan uraian. Kerugiannya :  Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih kepada usaha untuk mengingat kata-kata yang akan disampaikan.  Memerlukan banyak waktu untuk menghafal. 4) Ekstemporan Teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus disiapkan garis-graris besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang dianggap paling penting untuk disampaikan. Keuntungannya :  Komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik.
  10. 10. 7  Pesan yang disampaikan lebih fleksibel. Kerugiannya :  Kemungkinan gagasan yang akan disampaikan menyimpang dari garis besar.  Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata. 2.5 Persiapan Pidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada persiapan yang harus dilakukan sebagai berikut ini : 1) Menentukan Tujuan Pidato. 2) Menentukan Pokok Persoalan. 3) Mengetahui dan Menganalisa audience dan suasananya. 4) Cari tahu jatah waktu yang akan diperoleh sehingga dapat memanfaatkan dan mengantisipasinya dari awal agar pidato terselesaikan dengan tepat waktu tapi tersampaikan dengan baik. 5) Mengumpulkan materi pidato. 6) Menyusun Kerangka Materi Pidato. 7) Melakukan Latihan Pidato. 8) Menghilangkan Perasaan “Demam” Panggung yaitu dengan cara, memfokuskan pikiran pada diri sendiri dan harus percaya diri serta menganggap audience tidak tahu tentang apa yang kita bicarakan, memperdalam materi dengan baik, mempersiapkan konsep pidato beberapa hari sebelumnya, membaca berulang-ulang materi pidato, mempersiapkan diri beberapa jam sebelum tampil dan jangan tergesa-gesa, serta istirahat yang cukup, terakhir sudah tentu adalah dengan berdoa. 2.6 Materi Pidato Biasanya materi pidato, baik yang menggunakan naskah maupun tanpa naskah memiliki empat bagian, yaitu : a. Pendahuluan.Merupakan bagian terpenting dan memainkan peranan bagi pembicara, karena bagian ini memberikan kesan pertama bagi para audience. Ada
  11. 11. 8 beberapa cara yang dapat digunakan seorang pembicara untuk membuka pidatonya: (a) Dengan memperkenalkan diri. (b) Membuka pidato dengan humor. (c) Membuka pidato dengan pendahuluan secara umum. b. Isi.Pada bagian ini pokok pembahasan ditampilkan dengan terlebih dahulu mengemukakan latar belakang permasalahannya.Pokok pembicaraan dikemukakan sedemikian rupa sehingga tampak jelas kaitannya dengan kepentingan para audience. c. Pembahasan.Bagian ini merupakan kesatuan, yang berisi alasan-alasan yang mendukung hal-hal yang dikemukakan pada bagian isi.Pada bagian ini biasanya berisi berbagai hal tentang penjelasan, alasan-alasan, bukti-bukti yang mendukung, ilustrasi, angka-angka dan perbandingan, kontras-kontras, bagan- bagan, model, dan humor yang relevan. d. Penutup pidato. Penutup pidato ini terdiri atas bagian simpulan dan harapan- harapan. a) Simpulan. Sebuah teks pidato yang baik harus memuat sebuah kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat disampaikan langsung oleh orang yang berpidato (tersurat), dapat juga pendengar menafsirkannya sendiri (tersirat). Jika berpidato di hadapan anak-anak, umumnya simpulan disampaikan secara langsung sebagai penekanan isi pidato. b) Harapan-harapan. Dalam sebuah teks pidato, harapan-harapan dari orang yang berpidato pun sangat penting. Harapan-harapan ini berisi dampak positif yang diharapkan terjadi pada pendengar pidato setelah mendengarkan pidato yang disampaikan. e. Salam penutup. Biasanya salam penutup ini dibarengi dengan ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan ditutup dengan salam penutup.
  12. 12. 9 2.7 Syarat-syarat Berpidato Yang Baik Pidato yang baik harus memperhatikan beberapa syarat, diantaranya : 1) Niat dan tekad. Niat yang tulus dan tekad mulia adalah modal utama yang merupakan keberhasilan awal untuk suksesnya pidato. 2) Pengetahuan. Dengan penguasaan materi, buku-buku yang telah dipersiapkan dengan mantap merupakan hal yang penting sekali dimiliki, menambah pengetahuan dengan cara mendengar dan membaca baik media cetak maupun elektronik. 3) Bersungguh-sungguh. Menyampaikan sesuatu hal diperlukan kesungguhan, bagaimana mungkin audiens akan yakin, jika kita setengah- setengah menyampaikannya kepada audiens. 4) Setia dengan kata-kata. Seorang mahir pidato tidak akan banyak, artinya manakala, apa yang diucapkannya tidak sesuai dengan perbuatannya sendiri. Oleh karenanya setia dan taat dengan sesuatu yang diucapkan adalah kunci sukses kemenangan baik diatas mimbar maupun diluar mimbar. 5) Kaya dengan perbendaharaan kata-kata. Pidato akan lancar dan meyakinkan manakala kaya dengan tabungan kata-kata, karenanya seorang mahir pidato harus rajin belajar, melihat dan mendengar, kuasai berbagai informasi yang bersangkutan dengan pidato yang akan disampaikan. 6) Hindari kata-kata vulgar. Jangan vulgar atau berkata kasar, lihatlah kemudian perhatikan setiap kata yang keluar. 7) Efisiensi. Tepat, tegas, lugas dan simpatik. 8) Latihan. Persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan pidato. Apalagi bagi pemula latihan merupakan keharusan. Berlatihlah sesering mungkin, baik itu latihan suara, mimik, artikulasi dan kemantapan serta keyakinan di depan umum. 9) Berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang pendengarnya, dan acara yang akan disuguhkan panitia. 10) Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya. Pergunakan bahasa baku jika berpidao dalam forum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dan sebagainya.
  13. 13. 10 11) Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan menggunakan materi yang justru bertentangan dengan kemauan, adat, norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar. 12) Penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi. Jangan memvonis pendengar dengan memaksakan pendapat atau kehendak. 2.8 Kriteria dan Etika Berpidato Yang Baik Kriteria dalam berpidato yang baik, meliputi: a. Isinya sesuai dengan apa yang sedang berlangsung. b. Bermanfaat bagi pendengar. c. Isinya jelas dan benar serta objektif. d. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. e. Tersampaikan secara baik dan benar. Adapun etika dalam berpidato antara lain : 1. Etika berpidato di depan umum, meliputi :  Mengenakan pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, rapi, bersih dan sopan.  Tampil dengan bersahaja, sopan dan rendah hati.  Menyisipkan beberapa humor segar dalam pidato.  Gunakan kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana.  Sebagai kata penutup jangan sampai lupa mengucapkan maaf bila terdapat tutur kata yang kurang berkenan dan lain-lain. 2. Etika berpidato di depan pejabat, meliputi :  Menghilangkan rasa rendah diri.  Jangan tampil seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu dan lainnya.  Jangan terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan pada audience. 3. Etika Berpidato di depan pemuka agama, meliputi :  Jangan mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung umat beragama.  Jangan ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu.  Perbanyak istilah-istilah keagamaan.
  14. 14. 11 4. Etika berpidato di depan para wanita, meliputi :  Bila yang menjadi pembicara seorang laki-laki, maka hati-hati jangan sampai menyinggung harkat martabat wanita.  Harus menggunakan istilah-istilah yang tepat seperti ibu-ibu atau saudari sekalian.  Hindari pemakaian kata-kata kasar, kurang senonoh atau kurang sopan. 5. Etika Berpidato di depan Pemuda/Mahasiswa, meliputi :  Pidato harus mengutamakan penalaran yang berikaitan dengan dunia anak- anak muda.  Jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menentang.  Jangan sampai mengkritik dan menyalahkan anak-anak muda. 6. Etika berpidato di depan masyarakat, meliputi :  Jangan berbohong.  Gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana.  Kapan perlu sisipkan beberapa istilah dalam bahasa setempat. Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatian didalam berpidato adalah : 1) Posisi Berbicara. Seorang pembicara harus sedapat mungkin dilihat oleh semua audience. Kalau boleh tidak duduk, usahakan untuk berdiri, agar semua audience dapat menatap wajah dan penampilan pembicara. 2) Mengatur Suara Dalam Berpidato. Usahakan mengeluarkan suara dengan jelas, tegas, dan nyaring dan sesuaikan dengan ruang pertemuan, apakah ruang kecil atau ruang aula yang luas dan besar. 3) Volume, Intonasi dan Pelafalan. Pada saat berpidato, usahakan untuk mengatur volume suara, intonasi, dan pelafalan. 4) Sisipkan humor yang sopan, segar dan relevan. 5) Gerak Tubuh, seperti tangan, telapak tangan, jari, kepala, raut muka, dan lain-lain juga mendukung daya tarik dalam berpidato, namun jangan terlalu berlebihan, dan harus sesuai dengan apa yang sedang dibacarakan. 6) Penggunaan mikrofon, bila ada mikrofon maka gunakanlah dengan sebaik- baiknya dan jangan menempel di mulut namun agak jauh dari mulut pada saat berbicara agar suaranya bagus.
  15. 15. 12 7) Bila ada slide (berupa OHP dan LCD), alat peraga, papan tulis, sangat efektif untuk menunjang kegiatan saat berpidato. 2.9 Teknik Berpidato Yang Efektif Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni pidato tanpa teks dan pidato dengan membacakan teks. Pidato tanpa teks disebut juga dengan pidato ekstemporan. Pidato ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok pikirannya. Kemudian ia menyampaikannya dengan kata-katanya sendiri. Ia menggunakan catatan itu untuk mengingatkannya tentang urutan dan ide-ide penting yang hendak disampaikan, metode ekstemporan dianggap paling baik, karena itu pidato Inilah yang sering digunakan oleh banyak pembicara. Pidato dengan membacakan teks disebut juga pidato naskah.Dalam hal ini juru pidato membacakan pidato yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu. Pidato dengan membacakan teks, akan terkesan kaku apabila kita tidak pandai- pandai dalam menyampaikannya. Apalagi bila kegiatan tersebut tanpa disertai dengan ekspresi, intonasi suara,dan kesiapan mental yang memadai, pidato yang kita sampaikan betul-betul tidak menarik. Efektivitas pidato dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya pelafalan, intonasi, nada, dan sikap berpidato. a. Lafal Lafal adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Setiap bahasa cenderung mempunyai karakteristik bunyi tertentu, oleh karena itu ketika berpidato dalam bahasa Indonesia pembicara harus menggunakan lafal baku yang dimiliki oleh bahasa Indonesia. b. Intonasi Dalam kegiatan berpidato intonasi mempunyai dua fungsi pokok: Pertama, intonasi menentukan makna kalimat yang kita ucapkan, dengan intonasi yang berbeda, klausa sama dapat menjadi kalimat berita, tanya, atau perintah hanya karena perbedaan intonasi kalimat. Contohnya: Bambang duduk di pengurusan (berita)
  16. 16. 13 Bambang duduk di pengurusan?(tanya) Bambang duduk di pengurusan! (perintah) Kedua, intonasi dapat mempengaruhi daya persuasi pidato.Dengan penggunaan intonasi yang tepat pembawa pidato dapat membujuk, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya.Oleh karena itu daya tarik pidato juga sangat ditentukan ketetapan penggunaan intonasinya. c. Nada Nada adalah tinggi atau rendahnya suara ketika berpidato. Kualitas nada biasanya ditentukan oleh cepat atau lambatnya pita suara bergetar, jika pita suara bergetar cepat maka nada yang dihasilkan akan tinggi, tetapi jika pita suara bergetar lambat, nada yang dihasilkan adalah rendah. Dalam proses berpidato nada mempunyai fungsi yang cukup penting, walaupun dalam bahasa Indonesia nada tidak bersifat distingtif, tatapi penggunaannya dapat mempengaruhi daya tarik dan efektifitas pidato. Untuk itu penggunaan nada tertentu dalam pidato tidak bisa sewenang- wenang, penggunaannya didasari oleh kesadaran akan fungsinya di dalam mengefektifkan proses penyampaian dan pemahaman pidato. Pidato yang efektif biasanya menggunakan nada yang bervariasi.Variasi nada ini sejalan dengan beragam kalimat yang digunakan dalam pidato itu, ketika isi pidato mengajak seseorang untuk bangkit dari keterpurukan, maka nada tinggi lebih tepat untuk digunakan. Namun manakala beralih kepada duka cita, maka nada tinggi bukanlah pilihan yang tepat. Dengan kata lain penggunaan nada yang tinggi atau rendah sangat ditentukan oleh isi kalimat yang dituturkan serta harus sesuai dengan keadaan. d) Sikap Sikap merupakan unsur non bahasa, tetapi sangat mempengaruhi efektifitas pidato, sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi seseorang terhadap diri dan lingkungannya. Berikut ini beberapa bentuk sikap yang baik dilakukan pada saat berpidato :  Berdiri dengan rileks, jangan tegang atau kaku.
  17. 17. 14  Gunakan mimik dan gerakan tubuh secara wajar.  Ciptakan rasa humor yang sehat.  Hindarkan gerakan yang dapat mengganggu konsentrasi pendengar.  Pandangan harus tertuju kepada seluruh pendengar.  Menghargai pendengar dan menciptakan rasa bersahabat.  Sopan.
  18. 18. 15 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pidato merupakan kegiatan berbicara atau berorasi untuk menyatakan pendapat di depan umum.Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman dan informasi kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah komunikasi. Dalam praktiknya pidato disampaikan oleh seseorang pimpinan pada khalayak ramai. Dalam berpidato ada tata caranya mulai diawali dengan pembukaan, penyampaian isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan berbicara yang baik di muka umum.Metode yang dapat kita gunakan untuk berpidato diantaranya Impromptu (serta merta), Manuskrip, Memoriter dan Ekstemporan. 3.2 Saran Saran dari penulis untuk pembaca, sebelum menyusun kerangka pidato, terlebih dahulu kumpulkan bahan-bahan untuk menyusun pidato. Bahan pidato bisa didapatkan berdasarkan pengalaman, hasil penelitian, imajinasi, buku bacaan, media massa, maupun media elektronik. Pada saat kita membaca sebuah buku atau mendengar ceramah tentang teknik berpidato, tampaknya sangat sederhana. Akan tetapi pada saat kita ingin mempraktekkannya, kita akan menemui berbagai kendala. Diantaranya kurang menguasai materi, kurang menguasai massa, tidak terbiasa berdiri di depan orang banyak, bagaimana mengatur sistematika pembicaraan, mengatur suara, dan lain- lain. Semua syarat ini akan membuat suasana menjadi rumit. Yang paling penting kita belajar dari suasana yang sederhana dan kecil.Setiap ada orang berpidato, baik sebagai pemakalah maupun menyampaikan kata sambutan, sebaiknya kita perhatikan dan mencoba menilai kelebihan dan kelemahannya.Kelebihannya kita ambil sebagai contoh, sedangkan kelemahannya kita abaikan.
  19. 19. 16 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Gramedia. Taringan, Djago.2003. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Tandur, Abdi. (2006). 14 Jurus Pidato Sukses/Gagal Yang Harus Anda Ketahui.Jakarta: Depdiknas. Montefiore, Simon Sebag. 2009. Pidato-pidato yang Mengubah Dunia. Surabaya: Erlangga. Juanda, Aris. “Makalah Bahasa Indonesia Percaya Diri dalam Berpidato”. http://www.docstoc.com/docs/52166595/Makalah-Pidato (Diakses tanggal 12 Juni 2013 Pukul 14.22 WIB). http://agnessekar.wordpress.com/2008/12/08/tehnik-berpidato/(Diakses Pada tanggal 12 Juni 2013 Pukul 11.47 WIB). http://basando.blogspot.com/2012/07/pidato-pengertian-teknik-metode- syarat.html#axzz2WeepzTW1.(Diakses Pada tanggal 12 Juni 2013 Pukul 12. 55 WIB).

×