SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN 
MAKALAH 
Untuk memenuni salah satu tugas di mata kuliah Pendidikan Agama. Dan untuk 
memperluas wawasan pembaca tentang Islam dan Ilmu pengetahuan. 
Disusun oleh: 
1. Asri Laila Yunita (142170124) 
2. Umi Utami (142170136) 
3. Ela Nurawaliah (142170138) 
4. Ikeu Nurjanah (142170140) 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
PROGRAM STUDI GEOGRAFI 
UNIVERSITAS SILIWANGI 
2014
i 
KATA PENGANTAR 
Puji dan syukur penyusun sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas 
selesainya makalah yang berjudul “Islam dan Ilmu pengetahuan” dalam bentuk 
maupun isi yang sederhana. 
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang 
Islam dalam Ilmu pengetahuan. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi salah 
satu tugas di mata kuliah Pendidikan Agama. 
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu 
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan 
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini 
dapat terselesaikan. 
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan 
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini 
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen 
pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah 
saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para 
pembaca. 
Tasikmalaya, 27 September 2014 
Penyusun
ii 
DAFTAR ISI 
Kata Pengantar ............................................................................................. i 
Daftar Isi ........................................................................................................ ii 
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 
A. Latar Belakang .................................................................................... 1 
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2 
C. Tujuan ................................................................................................. 2 
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3 
A. Pengertian IPTEK ............................................................................... 3 
B. IPTEK dalam Islam ............................................................................. 3 
C. Integrasi Iman, Ilmu dan Agama ......................................................... 5 
D. Keutamaan Orang Berilmu ................................................................. 7 
E. Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu dalam Islam ................................. 10 
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 13 
A. Kesimpulan ......................................................................................... 13 
B. Saran .................................................................................................... 14 
DAFTAR PUSTAKA
1 
‘BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Ilmu pengetahuan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran islam. 
Islam bukan hanya mengajarkan untuk terus beribadah kepada Allah SWT. Tetapi 
Allah juga memerintahkan kepada muslimin dan muslimat untuk mencari ilmu 
sampai ke liang lahat. Dan manusia tidak akan mampu untuk menunaikan ibadah 
tanpa Ilmu pengetahuan. 
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum 
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara 
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu 
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha 
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan 
adalah produk dari epistemologi. 
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah 
dimuka bumi. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah 
dibumi ini, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali 
lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. 
Maka dari itu kita sebagai makhluk yang bisa berfikir kita harus mencari ilmu 
sebanyak banyaknya. Karena orang yang berilmu lebih mulia daripada orang yang 
tidak berilmu. 
Bisa disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah tidak hanya bertasbih 
menyebut asma-Nya tapi juga kemampuannya dalam mengenali lingkungannya 
dan berfikir. Ini adalah karunia yang besar bagi kita. Seharusnya kita bersyukur 
dan mampu memanfaatkannya dengan baik.
2 
B. Rumusan Masalah 
1. Bagaimana IPTEK dalam Islam ? 
2. Bagaimana Integrasi Iman, Ilmu dan Amal dalam Islam ? 
3. Apa keutamaa orang yang berilmu ? 
4. Apa saja karakteristik dan klasifikasi ilmu dalam islam ? 
C. Tujuan 
Pembuatan makalah ini bertujugan untuk : 
1. Memperluas wawasan pembaca tentang Islam dan Ilmu Pengetahuan 
2. Memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama.
3 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Pengertian IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) 
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana dari 
akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun 
Teknologi. 
Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, disistemasi dan 
diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif serta sudah diuji 
kebenarannya secara ilmiah, sedangkan Pengetahuan adalah apa saja yang 
diketahui oleh manusia baik melalui panca indra, instuisi, pengalaman maupun 
firasat. Jadi Ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang 
dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal. 
(Saifulloh,2009). 
Teknologi adalah pembuatan, modifikasi, penggunaan, dan pengetahuan 
tentang alat-alat, mesin, teknik, kerajinan, sistem, metode organisasi, dalam 
rangka memecahkan masalah, meningkatkan solusi yang sudah ada sebelumnya 
untuk masalah, mencapai tujuan, menangani masukan diterapkan / Output 
hubungan atau melakukan fungsi tertentu. Hal ini juga dapat merujuk pada koleksi 
alat-alat seperti, mesin, modifikasi, pengaturan dan prosedur. Teknologi secara 
signifikan mempengaruhi manusia serta kemampuan spesies hewan lain untuk 
mengendalikan dan beradaptasi dengan lingkungan alami mereka. Dari segi 
bahasa teknologi berasal dari kata Yunani (technología), Dari (techne), yang 
berarti "seni, keterampilan, kerajinan", dan (logia), yang berarti "studi" Istilah ini 
dapat diterapkan umum atau untuk daerah tertentu: contoh termasuk teknologi 
konstruksi, teknologi medis, dan teknologi informasi. 
B. IPTEK dalam Islam 
Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. 
Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam 
mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul. 
Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial
knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah. 
Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya 
bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia. 
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia, maka syariatnya 
bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian 
membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar 
selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak. 
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa 
untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup 
bahagia di akhirat pun manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di 
akhirat, manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu 
untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan di 
akhirat. Atas dasar itulah Islam mewajibkan menuntui Ilmu. Rasulullah SAW 
pernah bersabda: 
4 
لُُُلَ لِْْسْ ةٌُْضِيُم ىُلُع ةَمِلْسَ ةٍَُمِلْسُمَ 
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat”. (HR. Ibnu 
Abdul Barr) 
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka 
waktu tertentu, ilmu mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad. Ini 
diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya : 
أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ 
“Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad” 
Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari. 
Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-angan 
manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya : 
penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, 
kini dengan adanya telepon, handphone, internet dapat sampai ke tujuan hanya 
dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui 
TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di 
permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh
umat manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang 
komunikasi, perkembangan dalam bidang lain pun seperti material, alat-alat 
transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran dan lain-lain begitu 
maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah 
mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban material atau lahiriah 
manusia. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imron 190-191 : 
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْْرَْضِ وَاخْتِلََفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لََيَاتٍ لِْوُلِي الْْ لَْبَا (190) 
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَََّّ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ 
(وَالْْرَْضِ رَبَّنَا مَا 191) 
خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًَ سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَا النَّارِ 
Artinya: ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih 
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang 
berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau 
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan 
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini 
dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”. 
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan 
pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih 
merasakan kebesaran, kehebatan dan keagungan Nya. Betapa hebatnya alam 
ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya 
mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya. 
5 
C. Integrasi Iman, Ilmu dan Amal 
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, dan teknologi 
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu 
sistem yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu 
akidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh. 
Sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran yang artinya : 
أَلَم تَرَ كَيفَ ضَرَ اللََُّّ مَثَلًَ كَلِمَةً طَيِِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِِّبَةٍ أَصلُها ثابِتٌ وَفَرعُها فِى 
السَّماءِ 
(24)
( تُؤتى أُكُلَها كُلَّ حينٍ بِإِذنِ رَبِِّها وَيَررِ اللََُّّ الْمَثا لِلنِّا لَعَلَّهُم يتَذَكَّرونَ ( 25 
“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah /membuat perumpamaan kalimat yg 
baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik, akarnya kokoh (menghujam ke 
bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya 
setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan – 
perumpamaan itu agar manusia selalu ingat“ ( QS Ibrahim : 24-25) 
Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg 
mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Amal 
ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. IPTEK 
dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh 
bukan kerusakan alam. 
Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal amal yang ikhlas itu merupakan amal 
perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena 
niat-niat lain yang ada di balik itu. Ciri dari sebuah perbuatan atau amal yang 
ikhlas adalah apabila ia dilakukan dengan cara yang terbaik (the best). Manusia 
yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada Allah kemudian dia 
mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu, pasti dia akan 
melakukan yang terbaik di dalam hidupnya. Orang yang beramal atau bekerja 
seenaknya, berbuat ala kadarnya, melakukan sesuatu karena ingin dipuji orang 
bukan karena Allah, biasanya selalu melakukan perbuatannya itu tanpa dilandasi 
keyakinan dan kepercayaan yang utuh. 
Demikian juga, ketika seseorang beramal atau berbuat sesuatu tanpa atas 
dasar ilmu yang benar, tidak didasarkan kepada teori-teori atau syariat-syariat 
yang telah ditetapkan, tanpa memenuhi syarat dan rukun dari pekerjaan itu. Pasti 
pekerjaannya itu tidak menghasilkan sesuatu yang terbaik. Mana mungkin 
seseorang bisa berbuat atau beramal baik, kalau dia tidak tahu ilmunya, pasti 
perbuatannya itu akan penuh dengan kesalahan – kesalahan 
Karena itu dalam melakukan apa saja, terutama yang berhubungan dengan 
agama Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah atau dengan sesama 
manusia serta alam ini. Maka kita harus berangkat dari sebuah keyakinan terlebih 
dahulu, keikhlasan dan ketulusan semata-mata karena Allah, tetapi pada saat yang 
6
sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah kita miliki itu. Inilah makna 
dari amal yang ikhlas, maka ketika Allah menegaskan bahwa kita ini diberi hidup 
dan mati untuk menguji kita siapa di antara kita yang paling baik amal 
perbuatannya, maupun amal ibadahnya. 
Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap agama, 
yaitu iman, ilmu, dan amal. Maka, akan tidak ada artinya keyakinan kalau tidak 
ada amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau tidak melahirkan 
amal-amal sholeh dalam kehidupan kita, bahkan naudzubillah ilmu yang tidak 
bermanfaat. Justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan diri kita dan 
orang-orang lain di sekitar kita. 
Ancaman Keras Bagi Orang Yang Tidak Beramal Dengan Ilmunya Al-Qur’an 
dan Sunnah telah memberikan ancaman keras bagi orang tidak beramal padahal 
dia punya ilmu, atau dia mengajak kebaikan dan beramal tapi dirinya sendiri tidak 
mengerjakannya. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan ancaman keras tersebut 
adalah: 
7 
أَتَأْمُرُونَ النَّا بِالْبِرِِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَا أَفَلََ تَعْقِلُونَ 
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu 
melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? 
Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. al-Baqoroh: 44). 
D. Keutamaan Orang Berilmu 
Menuntut ilmu termasuk bagian penting dalam kehidupan. Jika ilmu 
ditinggalkan, maka manusia akan kesulitan dalam menjalani kesehariannya di 
dunia ini bahkan di akhirat nantinya. Allah Swt. pun telah mengharuskan setiap 
hambanya untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun pengetahuan lainnya. 
Tujuannya tentu saja berkaitan dengan kehidupan manusia dalam mempersiapkan 
diri menuju kehidupan yang abadi, yaitu akhirat. Islam telah mengajarkan kepada 
seluruh umatnya untuk senantiasa memiliki semangat yang tinggi dalam mencari 
ilmu. Karena mencari ilmu atau sering dikenal sebagai belajar, termasuk amalan 
yang memiliki tempat mulia di mata Allah Swt.
Dalam agama Islam, orang berilmu memiliki keutamaan. Keutamaan tersebut 
hendaknya dapat mendorong semangat setiap muslim. Adapun beberapa 
keutamaan orang berilmu menurut Islam di antaranya adalah sebagai berikut: 
1. Orang yang berilmu berada pada kedudukan paling tinggi daripada orang 
dengan amalan lainnya, sekalipun dia termasuk ahli ibadah di dunia ini. 
Alasannya yaitu orang ahli ibadah melakukan amalan yang berkaitan dengan 
diri mereka masing-masing. Meskipun dia sering salat, puasa, atau ibadah 
lainnya yang hanya untuk dirinya sendiri, kedudukan mereka di sisi Allah 
Swt. tetap berada di posisi selanjutnya setelah orang yang mengamalkan 
ilmunya. Lain halnya orang yang berilmu, mereka belajar mulai dari 
membaca, menulis bahkan menghafal ilmunya bukan hanya digunakan untuk 
diri mereka sendiri, akan tetapi ilmu yang mereka pelajari akan diamalkan 
juga kepada orang lain. Inilah yang menjadikan orang berilmu memiliki 
keutamaan lebih daripada orang beramal lainnya. Ilmu yang disampaikan 
kepada orang lain, tentu ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Ingat, bukan 
ilmu sembarangan seperti sihir, cara menyontek atau ilmu lainnya. 
2. Adapun keutamaan lainnya, bahwa orang berilmu dikatakan sebagai pewaris 
para nabi. Hal ini dapat diketahui dari sosok ulama besar seperti ulama dalam 
4 madzhab. 
3. Orang berilmu juga akan mendapatkan pahala yang jumlahnya tidak dapat 
dihitung oleh manusia. Pahala itulah yang akan membantu setiap orang 
berilmu untuk masuk ke surga-Nya. 
Bagaimana dengan guru kita yang telah mengajari kita selama ini? Tentu saja 
jawabnya, yaitu guru kita termasuk orang berilmu. Guru kita akan memiliki 
keutamaan di sisi Allah Swt. sesuai kehendak-Nya. Lalu, bagaimana dengan kita 
yang saat ini masih menuntut ilmu? Tentunya kita juga termasuk orang berilmu 
yang tidak boleh melupakan amalan untuk menyampaikan ilmu yang dipelajari 
kepada orang lain. 
8
Orang yang berilmu senantiasa diharapkan untuk membagi ilmunya kepada 
orang lain. Cara berbaginya pun bervariasi sesuai kemampuan masing. Cara 
tersebut tentunya harus sesuai perintah Allah Swt., mulai dari ahsan, hikmah, 
sampai nasihat. Ketiga cara tersebut maknanya sebagai berikut. 
1. Ahsan artinya baik. Cara ini menjadi dasar utama setiap orang berilmu yang 
mengajarkan atau mengamalkannya kepada orang lain. Baik dalam artian 
sesuai perintah Allah Swt. ketika memandang dan menilai amalan tersebut, 
misalnya ramah atau bahkan sopan kepada orang yang diajarinya. 
2. Hikmah artinya ilmu tersebut dapat memberikan manfaat kepada orang yang 
sedang mempelajarinya. Oleh karena itu, orang berilmu tidak boleh 
melupakan dasar cara ini. 
3. Nasihat artinya orang berilmu tersebut mengajarkan ilmu yang benar. Ia 
menyampaikannya sebagai bentuk nasihat bahwa ilmu tersebut sangat 
dibutuhkan dalam kehidupan. Akan tetapi, hati-hati dengan sikap yang tidak 
menggurui meski Anda misalnya, telah mempelajarinya lebih dulu. 
Ilmu agama serta ilmu pengetahuan lainnya tidak hanya sebatas dimiliki oleh 
diri sendiri tapi juga dianjurkan untuk diamalkan. Ketika ilmu tersebut diamalkan, 
secara langsung kegiatan itu dijadikan sebagai tabungan amal seorang muslim. 
Allah Swt. menempatkan orang yang memiliki banyak amal juga pada posisi yang 
tinggi di sisi-Nya. Mengamalkan ilmu tidak sebatas yang dianggap butuh saja 
untuk disampaikan, tapi segala yang dimiliki yang bermanfaat bagi kehidupan. 
Dalam berbagi ilmu, janganlah melihat orang yang mau belajar berdasarkan 
statusnya, kaya atau miskin. Karena, hal-hal duniawi seperti biaya, jenis pakaian, 
atau tempat belajar tidak akan diperhitungkan oleh Pencipta alam semesta ini. 
Wajar saja, jika hal-hal tersebut tidak dijadikan pemberat timbangan amal atau 
keutamaan orang berilmu. 
9 
Islam senantiasa mengajarkan pemeluknya untuk tidak membedakan status 
saudaranya yang lain. Alasannya tentu berkaitan dengan perintah Allah Swt. 
tentang kedudukan seorang muslim sama dihadapan Tuhan Pencipta alam semesta
10 
ini. Hal yang membedakannya, yaitu ketakwaan. Oleh itulah, hanya Allah Swt. 
yang berhak menilai hambanya dan bukan kita sebagai manusia. 
E. Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu dalam Islam 
Menurut Al-Farabi : 
1. Menurut Al-Farabi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut : 
a. Ilmu Bahasa 
b. Ilmu Logika 
c. Ilmu Matematis 
d. Metafisika 
e. Ilmu Politik, Ilmu Fiqih dan Ilmu Kalam 
2. Karakteristik klasifikasi Ilmu Al-Farabi adalah sebagai berikut: 
a. Para pengkaji dapat memilih subjek-subjek yang benar-benar membawa 
manfaat bagi dirinya. 
b. Memungkinkan seseorang belajar tentang hierarki 
c. Memberikan sarana yang bermanfaat dalam menentukan sejauh mana 
spesialisasi dapat ditentukan secara benar. 
d. Memberikan informasi kepada para pengkaji tentang apa yang 
seharusnya dipelajari sebelum seseorang dapat mengklaim diri ahli dalam 
suatu ilmu tertentu. 
Menurut Al-Gazali : 
1. Menurut Al-Gazali, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut : 
a. Ilmu teoritis dan ilmu praktis 
Ilmu teoritis adalah ilmu yang menjadikan keadaan-keadaan yang wujud 
diketahui sebagaimana adanya. 
Ilmu praktis berkenaan dengan tindakan-tindakan manusia untuk 
memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat. 
b. Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai
Ilmu yang dihadirkan adalah bersifat langsung, serta merta, suprarasional 
(diatas atau diluar jangkauan akal), intuitif (berdasar bisikan hati), dan 
kontemplatif (bersifat renungan). Dia biasa menyebut dengan ilmu 
ladunni. 
Ilmu yang dicapai adalah ilmu yang dicapai oleh akal pikiran manusia 
(ilmu insani). 
11 
c. Ilmu keagamaan dan ilmu intelektual 
Ilmu keagamaan adalah ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak 
hadir dari akal pikiran manusia biasa. 
Ilmu intelektual adalah berbagai ilmu yang dicapai atau diperolek melalui 
kemampuan intelek (daya atau kecerdasan berpikir). 
d. Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah 
Ilmu fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap 
muslim dan muslimah. 
Ilmu fardu kifayah lebih kepada hal-hal yang merupakan perintah ilahi 
yang bersifat mengikat komunitas ( kelompok orang ) muslim dan 
muslimat menjadi satu kesatuan. 
Menurut Qutubuddin Al-Syirazi : 
Menurut Qutubuddin Al-Syirazi, perincian klasifikasinya yakni sebagai 
berikut : 
a. Ilmu – ilmu filosofis ( kefilsafatan ). 
b. Ilmu-ilmu nonfilosofi adalah ilmu-ilmu religius atau termasuk dalam 
ajaran wahyu. 
Klasifikasi dari ke-3 tokoh tersebut terhadap ilmu pengetahuan, berpengaruh 
sampai kini. Di tanah air kita sering mendengar klasifikasi ilmu dengan : ilmu 
agama dan ilmu umum. 
Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi menjadi 2, yaitu : 
a. Ilmu ladunni, yakni ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia. 
b. Ilmu insani, yakni ilmu yang diperoleh karena usaha manusia. 
Pembagian ilmu kedalam 2 golongan ini dilakukan karena menurut Al- 
Qur’an ada hal-hal yang ada tetapi tidak diketahui manusia, ada pula yang wujud
yang tidak tampak. Ditegaskan dalam Al-Quran antara lain dalam firmanNya pada 
surat Al-Haqqah ayat 38-39 yang artinya: 
“ Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan dengan yang tidak 
12 
kamu lihat.” 
Dari kalimat terakhir jelas bahwa obyek Ilmu ada 2 yakni : materi dan 
nonmateri, fenomena dan nonfenomena, bahkan ada yang wujud yang jangankan 
dilihat diketahui manusia saja tidak. Dari kutipan-kutipan ayat-ayat diatas jelas 
bahwa pengetahuan manusia hanyalah sedikit, dan telah diregaskan oleh Allah 
dalam firmanNya:“ kamu tidak diberi ilmu ( pengetahuan ) kecuali sedikit.”( Q.S 
17 : 85 ). Walaupun sedikit namun manusia harus memanfaatkannya untuk 
kemaslahatan manusia. 
Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan 
kemampuan ilmiahnya. Disamping itu perlu dikemukakan bahwa manusia 
memiliki naluri haus pengetahuan, sebagaimana telah dikemukan Rasulullah 
dalam sebuah hadistnya : 
“ Ada 2 keinginan yang tidak pernah terpuaskan yaitu keinginan menuntut 
ilmu dan keinginan mencari harta” 
Yang perlu diusahakan adalah mengarahkan perkembangan ilmu pengetahuan 
dan tekhnologi untuk kemaslahatan hidup, bukan untuk merusak dan 
membahayakan umat manusia. Pengarahnya adalah agama dan moral yang selaras 
dengan ajaran agama. Disinilah letak hubungan antara agama Islam yang 
bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan ilmu pengetahuan dan teknologi 
( iptek ) yang bersumber dari akal dan penalaran manusia.
13 
BAB III 
PENUTUP 
A. KESIMPULAN 
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan : 
1. Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia, maka 
syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan 
teknologi, kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan 
mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan baik di 
dunia terlebih lagi di akhirat kelak. Ilmu sangat penting dalam kehidupan. 
Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup bahagia di dunia ini 
manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia di akhirat pun 
manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di akhirat, 
manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu 
untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan 
di akhirat. 
2. Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg mengeluarkan dahan dan cabang-cabang 
ilmu pengetahuan. Sedangkan Amal ibarat buah dari pohon itu 
identik dengan teknologi dan seni. IPTEK dikembangkan diatas nilai-nilai 
iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam. 
Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal amal yang ikhlas itu merupakan amal 
perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah, 
bukan karena niat-niat lain yang ada di balik itu. 
3. Bagi orang-orang yang berilmu, Allah menjanjikan akan mengangkat 
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Derajat yang diberikan 
Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan 
kelapangan hidup. Jika manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi 
dari Allah, manusia harus berupaya semaksimal mungkin meningkatkan 
kualitas keimanan dan keilmuannya dengan keikhlasan dan hanya untuk 
mencari ridha Allah semata.
4. Menurut Al-Farabi, klasifikasi ilmu ada ilmu bahasa, logika dan lain lain, 
sedangkan karakteristiknya dapat memilih subjek, belajar hierarki dan 
memberikan sarana, manfaat dan intformasi. 
Menurut Al-Ghazali, ada 4 klasifikasi yaitu, Ilmu teoritis dan ilmu 
praktis, Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai, Ilmu keagamaan 
dan ilmu intelektual, Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah. 
Menurut Al-Syirazi, ada 2 klasifikasi yaitu, Ilmu – ilmu filosofis, dan 
Ilmu-ilmu nonfilosofi. 
Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi menjadi 2 yaitu, Ilmu ladunni, dan Ilmu 
insani. 
14 
B. SARAN 
Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk 
mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi 
tersebut. 
Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak 
menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitar, atau dengan kata lain, 
lingkungan di mana populasi-populasi berada. 
Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap Allah SWT, 
diharapkan mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan koridor-koridor 
Islam, sehingga tidak menjadi suatu yang mudharat. 
Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu 
yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut. Baik 
dari segi proses penciptaannya, tujuan penciptaannya, dan lain sebagainya.
15 
DAFTAR PUSTAKA 
http://id.wikipedia.org/wiki/Portal:Ilmu 
http://zaldym.wordpress.com/2010/02/28/fungsi-manusia-sebagai-khalifah-di-muka- 
bumi/ 
http://www.ilmusipil.com/pengertian-ilmu-pengetahuan-adalah 
http://okghiqowiy.blogspot.com/2013/01/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-iptek. 
html 
http://plissworld.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-seni-dalam-islam-bab-i.html 
http://www.slideshare.net/irmayafatwayukha/iptek-dan-seni-dalam-islam 
http://www.bimbie.com/orang-berilmu.htm 
http://anaukhtiisnaeni.blogspot.com/2014/05/klasifikasi-dan-karakteristik-ilmu. 
html 
http://iffah-althafunnisa.blogspot.com/2013/02/kedudukan-ilmu-dalam-islam_ 
9765.html 
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-klasifikasi-ilmu- 
pengetahuan/ 
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-klasifikasi-ilmu- 
pengetahuan/

More Related Content

What's hot

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATSara Santika
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam IslamHamida ID
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Asnita Meydelia C K
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKsintaroyani
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahWarnet Raha
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawMuhamad Yogi
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalahMeyLiontin
 
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban duniaKontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban duniaWildanNurrahman
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 

What's hot (20)

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
Islam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang LingkupnyaIslam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang Lingkupnya
 
Materi Al Qur'an
Materi Al Qur'anMateri Al Qur'an
Materi Al Qur'an
 
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
Ipteks (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni) dalam Islam
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidah
 
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah SawAhlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
Ahlak Terhadap Allah Swt dan Rasullulah Saw
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalah
 
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban duniaKontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 

Similar to Islam dan Ilmu Pengetahuan

Kewajiban menuntut Ilmu.pptx
Kewajiban menuntut Ilmu.pptxKewajiban menuntut Ilmu.pptx
Kewajiban menuntut Ilmu.pptxHamkaAdiaksa
 
Iptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islamIptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islamIrmaya Yukha
 
ipteks-141026070012-conversion-gate01.pdf
ipteks-141026070012-conversion-gate01.pdfipteks-141026070012-conversion-gate01.pdf
ipteks-141026070012-conversion-gate01.pdfGilangRivaldo1
 
TUGAS MAkALAH AGAMA ISLAMpdf
TUGAS MAkALAH AGAMA ISLAMpdfTUGAS MAkALAH AGAMA ISLAMpdf
TUGAS MAkALAH AGAMA ISLAMpdfPrimaGitacahyani
 
Iptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islamIptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islamTriwrant Atmod
 
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkPeran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkDesiPermataSari16
 
Sains dan teknologi Islm
Sains dan teknologi IslmSains dan teknologi Islm
Sains dan teknologi IslmCikgu Marzuqi
 
PENTINGNYA MENGETAHUI TEKNOLOGI KEL.3.pptx
PENTINGNYA MENGETAHUI TEKNOLOGI KEL.3.pptxPENTINGNYA MENGETAHUI TEKNOLOGI KEL.3.pptx
PENTINGNYA MENGETAHUI TEKNOLOGI KEL.3.pptxJimatul Arrobi
 
Makalah 03
Makalah 03Makalah 03
Makalah 03Putri
 
Ilmu pengetahuan , teknologi dan seni dalam islam
Ilmu pengetahuan , teknologi dan seni dalam islamIlmu pengetahuan , teknologi dan seni dalam islam
Ilmu pengetahuan , teknologi dan seni dalam islamWidodo Poetra
 
Makalah aika 3 niken , rani neww
Makalah aika 3 niken , rani newwMakalah aika 3 niken , rani neww
Makalah aika 3 niken , rani newwrani etika
 
Tafsir ilmu pengetahuan
Tafsir ilmu pengetahuanTafsir ilmu pengetahuan
Tafsir ilmu pengetahuanAyu Kharisma
 
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5Lisalestari10
 
tantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmutantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmukarlina apriliani
 

Similar to Islam dan Ilmu Pengetahuan (20)

Kewajiban menuntut Ilmu.pptx
Kewajiban menuntut Ilmu.pptxKewajiban menuntut Ilmu.pptx
Kewajiban menuntut Ilmu.pptx
 
Iptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islamIptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islam
 
ipteks-141026070012-conversion-gate01.pdf
ipteks-141026070012-conversion-gate01.pdfipteks-141026070012-conversion-gate01.pdf
ipteks-141026070012-conversion-gate01.pdf
 
TUGAS MAkALAH AGAMA ISLAMpdf
TUGAS MAkALAH AGAMA ISLAMpdfTUGAS MAkALAH AGAMA ISLAMpdf
TUGAS MAkALAH AGAMA ISLAMpdf
 
Unity of science
Unity of science Unity of science
Unity of science
 
Iptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islamIptek dan seni dalam islam
Iptek dan seni dalam islam
 
Unity of science
Unity of science Unity of science
Unity of science
 
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkPeran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
 
Sains dan teknologi Islm
Sains dan teknologi IslmSains dan teknologi Islm
Sains dan teknologi Islm
 
PENTINGNYA MENGETAHUI TEKNOLOGI KEL.3.pptx
PENTINGNYA MENGETAHUI TEKNOLOGI KEL.3.pptxPENTINGNYA MENGETAHUI TEKNOLOGI KEL.3.pptx
PENTINGNYA MENGETAHUI TEKNOLOGI KEL.3.pptx
 
Makalah 03
Makalah 03Makalah 03
Makalah 03
 
04 agama dan pst
04 agama dan pst 04 agama dan pst
04 agama dan pst
 
Ilmu pengetahuan , teknologi dan seni dalam islam
Ilmu pengetahuan , teknologi dan seni dalam islamIlmu pengetahuan , teknologi dan seni dalam islam
Ilmu pengetahuan , teknologi dan seni dalam islam
 
Makalah aika 3 niken , rani neww
Makalah aika 3 niken , rani newwMakalah aika 3 niken , rani neww
Makalah aika 3 niken , rani neww
 
Ppt aika 3
Ppt aika 3Ppt aika 3
Ppt aika 3
 
Tafsir ilmu pengetahuan
Tafsir ilmu pengetahuanTafsir ilmu pengetahuan
Tafsir ilmu pengetahuan
 
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
Makalah islam dan ilmu pengetahuan kelompok5
 
Islam+dan+iptek
Islam+dan+iptekIslam+dan+iptek
Islam+dan+iptek
 
tantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmutantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmu
 
Bab 3 ctu 211
Bab 3 ctu 211Bab 3 ctu 211
Bab 3 ctu 211
 

Islam dan Ilmu Pengetahuan

  • 1. ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN MAKALAH Untuk memenuni salah satu tugas di mata kuliah Pendidikan Agama. Dan untuk memperluas wawasan pembaca tentang Islam dan Ilmu pengetahuan. Disusun oleh: 1. Asri Laila Yunita (142170124) 2. Umi Utami (142170136) 3. Ela Nurawaliah (142170138) 4. Ikeu Nurjanah (142170140) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI GEOGRAFI UNIVERSITAS SILIWANGI 2014
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Islam dan Ilmu pengetahuan” dalam bentuk maupun isi yang sederhana. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Islam dalam Ilmu pengetahuan. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi salah satu tugas di mata kuliah Pendidikan Agama. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Tasikmalaya, 27 September 2014 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................. i Daftar Isi ........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2 C. Tujuan ................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3 A. Pengertian IPTEK ............................................................................... 3 B. IPTEK dalam Islam ............................................................................. 3 C. Integrasi Iman, Ilmu dan Agama ......................................................... 5 D. Keutamaan Orang Berilmu ................................................................. 7 E. Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu dalam Islam ................................. 10 BAB III PENUTUP ....................................................................................... 13 A. Kesimpulan ......................................................................................... 13 B. Saran .................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 ‘BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran islam. Islam bukan hanya mengajarkan untuk terus beribadah kepada Allah SWT. Tetapi Allah juga memerintahkan kepada muslimin dan muslimat untuk mencari ilmu sampai ke liang lahat. Dan manusia tidak akan mampu untuk menunaikan ibadah tanpa Ilmu pengetahuan. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi. Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah dimuka bumi. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah dibumi ini, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Maka dari itu kita sebagai makhluk yang bisa berfikir kita harus mencari ilmu sebanyak banyaknya. Karena orang yang berilmu lebih mulia daripada orang yang tidak berilmu. Bisa disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah tidak hanya bertasbih menyebut asma-Nya tapi juga kemampuannya dalam mengenali lingkungannya dan berfikir. Ini adalah karunia yang besar bagi kita. Seharusnya kita bersyukur dan mampu memanfaatkannya dengan baik.
  • 5. 2 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana IPTEK dalam Islam ? 2. Bagaimana Integrasi Iman, Ilmu dan Amal dalam Islam ? 3. Apa keutamaa orang yang berilmu ? 4. Apa saja karakteristik dan klasifikasi ilmu dalam islam ? C. Tujuan Pembuatan makalah ini bertujugan untuk : 1. Memperluas wawasan pembaca tentang Islam dan Ilmu Pengetahuan 2. Memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana dari akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun Teknologi. Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, disistemasi dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah, sedangkan Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui oleh manusia baik melalui panca indra, instuisi, pengalaman maupun firasat. Jadi Ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal. (Saifulloh,2009). Teknologi adalah pembuatan, modifikasi, penggunaan, dan pengetahuan tentang alat-alat, mesin, teknik, kerajinan, sistem, metode organisasi, dalam rangka memecahkan masalah, meningkatkan solusi yang sudah ada sebelumnya untuk masalah, mencapai tujuan, menangani masukan diterapkan / Output hubungan atau melakukan fungsi tertentu. Hal ini juga dapat merujuk pada koleksi alat-alat seperti, mesin, modifikasi, pengaturan dan prosedur. Teknologi secara signifikan mempengaruhi manusia serta kemampuan spesies hewan lain untuk mengendalikan dan beradaptasi dengan lingkungan alami mereka. Dari segi bahasa teknologi berasal dari kata Yunani (technología), Dari (techne), yang berarti "seni, keterampilan, kerajinan", dan (logia), yang berarti "studi" Istilah ini dapat diterapkan umum atau untuk daerah tertentu: contoh termasuk teknologi konstruksi, teknologi medis, dan teknologi informasi. B. IPTEK dalam Islam Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial
  • 7. knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia. Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia, maka syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak. Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia di akhirat pun manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di akhirat, manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan di akhirat. Atas dasar itulah Islam mewajibkan menuntui Ilmu. Rasulullah SAW pernah bersabda: 4 لُُُلَ لِْْسْ ةٌُْضِيُم ىُلُع ةَمِلْسَ ةٍَُمِلْسُمَ “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat”. (HR. Ibnu Abdul Barr) Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka waktu tertentu, ilmu mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad. Ini diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya : أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ “Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad” Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari. Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-angan manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya : penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya telepon, handphone, internet dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh
  • 8. umat manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang komunikasi, perkembangan dalam bidang lain pun seperti material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran dan lain-lain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban material atau lahiriah manusia. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imron 190-191 : إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْْرَْضِ وَاخْتِلََفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لََيَاتٍ لِْوُلِي الْْ لَْبَا (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَََّّ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ (وَالْْرَْضِ رَبَّنَا مَا 191) خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًَ سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَا النَّارِ Artinya: ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”. Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih merasakan kebesaran, kehebatan dan keagungan Nya. Betapa hebatnya alam ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya. 5 C. Integrasi Iman, Ilmu dan Amal Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu sistem yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal shaleh. Sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran yang artinya : أَلَم تَرَ كَيفَ ضَرَ اللََُّّ مَثَلًَ كَلِمَةً طَيِِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِِّبَةٍ أَصلُها ثابِتٌ وَفَرعُها فِى السَّماءِ (24)
  • 9. ( تُؤتى أُكُلَها كُلَّ حينٍ بِإِذنِ رَبِِّها وَيَررِ اللََُّّ الْمَثا لِلنِّا لَعَلَّهُم يتَذَكَّرونَ ( 25 “Tidakkah kamu perhatikan Allah telah /membuat perumpamaan kalimat yg baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik, akarnya kokoh (menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan – perumpamaan itu agar manusia selalu ingat“ ( QS Ibrahim : 24-25) Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. IPTEK dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam. Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal amal yang ikhlas itu merupakan amal perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena niat-niat lain yang ada di balik itu. Ciri dari sebuah perbuatan atau amal yang ikhlas adalah apabila ia dilakukan dengan cara yang terbaik (the best). Manusia yang berangkat dari niat yang benar, ikhlas kepada Allah kemudian dia mengetahui ilmu yang berhubungan dengan perbuatannya itu, pasti dia akan melakukan yang terbaik di dalam hidupnya. Orang yang beramal atau bekerja seenaknya, berbuat ala kadarnya, melakukan sesuatu karena ingin dipuji orang bukan karena Allah, biasanya selalu melakukan perbuatannya itu tanpa dilandasi keyakinan dan kepercayaan yang utuh. Demikian juga, ketika seseorang beramal atau berbuat sesuatu tanpa atas dasar ilmu yang benar, tidak didasarkan kepada teori-teori atau syariat-syariat yang telah ditetapkan, tanpa memenuhi syarat dan rukun dari pekerjaan itu. Pasti pekerjaannya itu tidak menghasilkan sesuatu yang terbaik. Mana mungkin seseorang bisa berbuat atau beramal baik, kalau dia tidak tahu ilmunya, pasti perbuatannya itu akan penuh dengan kesalahan – kesalahan Karena itu dalam melakukan apa saja, terutama yang berhubungan dengan agama Islam, baik dalam hubungan kita dengan Allah atau dengan sesama manusia serta alam ini. Maka kita harus berangkat dari sebuah keyakinan terlebih dahulu, keikhlasan dan ketulusan semata-mata karena Allah, tetapi pada saat yang 6
  • 10. sama kita melakukannya atas dasar ilmu yang telah kita miliki itu. Inilah makna dari amal yang ikhlas, maka ketika Allah menegaskan bahwa kita ini diberi hidup dan mati untuk menguji kita siapa di antara kita yang paling baik amal perbuatannya, maupun amal ibadahnya. Ada tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap agama, yaitu iman, ilmu, dan amal. Maka, akan tidak ada artinya keyakinan kalau tidak ada amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau tidak melahirkan amal-amal sholeh dalam kehidupan kita, bahkan naudzubillah ilmu yang tidak bermanfaat. Justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan diri kita dan orang-orang lain di sekitar kita. Ancaman Keras Bagi Orang Yang Tidak Beramal Dengan Ilmunya Al-Qur’an dan Sunnah telah memberikan ancaman keras bagi orang tidak beramal padahal dia punya ilmu, atau dia mengajak kebaikan dan beramal tapi dirinya sendiri tidak mengerjakannya. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan ancaman keras tersebut adalah: 7 أَتَأْمُرُونَ النَّا بِالْبِرِِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَا أَفَلََ تَعْقِلُونَ “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. al-Baqoroh: 44). D. Keutamaan Orang Berilmu Menuntut ilmu termasuk bagian penting dalam kehidupan. Jika ilmu ditinggalkan, maka manusia akan kesulitan dalam menjalani kesehariannya di dunia ini bahkan di akhirat nantinya. Allah Swt. pun telah mengharuskan setiap hambanya untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun pengetahuan lainnya. Tujuannya tentu saja berkaitan dengan kehidupan manusia dalam mempersiapkan diri menuju kehidupan yang abadi, yaitu akhirat. Islam telah mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk senantiasa memiliki semangat yang tinggi dalam mencari ilmu. Karena mencari ilmu atau sering dikenal sebagai belajar, termasuk amalan yang memiliki tempat mulia di mata Allah Swt.
  • 11. Dalam agama Islam, orang berilmu memiliki keutamaan. Keutamaan tersebut hendaknya dapat mendorong semangat setiap muslim. Adapun beberapa keutamaan orang berilmu menurut Islam di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Orang yang berilmu berada pada kedudukan paling tinggi daripada orang dengan amalan lainnya, sekalipun dia termasuk ahli ibadah di dunia ini. Alasannya yaitu orang ahli ibadah melakukan amalan yang berkaitan dengan diri mereka masing-masing. Meskipun dia sering salat, puasa, atau ibadah lainnya yang hanya untuk dirinya sendiri, kedudukan mereka di sisi Allah Swt. tetap berada di posisi selanjutnya setelah orang yang mengamalkan ilmunya. Lain halnya orang yang berilmu, mereka belajar mulai dari membaca, menulis bahkan menghafal ilmunya bukan hanya digunakan untuk diri mereka sendiri, akan tetapi ilmu yang mereka pelajari akan diamalkan juga kepada orang lain. Inilah yang menjadikan orang berilmu memiliki keutamaan lebih daripada orang beramal lainnya. Ilmu yang disampaikan kepada orang lain, tentu ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Ingat, bukan ilmu sembarangan seperti sihir, cara menyontek atau ilmu lainnya. 2. Adapun keutamaan lainnya, bahwa orang berilmu dikatakan sebagai pewaris para nabi. Hal ini dapat diketahui dari sosok ulama besar seperti ulama dalam 4 madzhab. 3. Orang berilmu juga akan mendapatkan pahala yang jumlahnya tidak dapat dihitung oleh manusia. Pahala itulah yang akan membantu setiap orang berilmu untuk masuk ke surga-Nya. Bagaimana dengan guru kita yang telah mengajari kita selama ini? Tentu saja jawabnya, yaitu guru kita termasuk orang berilmu. Guru kita akan memiliki keutamaan di sisi Allah Swt. sesuai kehendak-Nya. Lalu, bagaimana dengan kita yang saat ini masih menuntut ilmu? Tentunya kita juga termasuk orang berilmu yang tidak boleh melupakan amalan untuk menyampaikan ilmu yang dipelajari kepada orang lain. 8
  • 12. Orang yang berilmu senantiasa diharapkan untuk membagi ilmunya kepada orang lain. Cara berbaginya pun bervariasi sesuai kemampuan masing. Cara tersebut tentunya harus sesuai perintah Allah Swt., mulai dari ahsan, hikmah, sampai nasihat. Ketiga cara tersebut maknanya sebagai berikut. 1. Ahsan artinya baik. Cara ini menjadi dasar utama setiap orang berilmu yang mengajarkan atau mengamalkannya kepada orang lain. Baik dalam artian sesuai perintah Allah Swt. ketika memandang dan menilai amalan tersebut, misalnya ramah atau bahkan sopan kepada orang yang diajarinya. 2. Hikmah artinya ilmu tersebut dapat memberikan manfaat kepada orang yang sedang mempelajarinya. Oleh karena itu, orang berilmu tidak boleh melupakan dasar cara ini. 3. Nasihat artinya orang berilmu tersebut mengajarkan ilmu yang benar. Ia menyampaikannya sebagai bentuk nasihat bahwa ilmu tersebut sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Akan tetapi, hati-hati dengan sikap yang tidak menggurui meski Anda misalnya, telah mempelajarinya lebih dulu. Ilmu agama serta ilmu pengetahuan lainnya tidak hanya sebatas dimiliki oleh diri sendiri tapi juga dianjurkan untuk diamalkan. Ketika ilmu tersebut diamalkan, secara langsung kegiatan itu dijadikan sebagai tabungan amal seorang muslim. Allah Swt. menempatkan orang yang memiliki banyak amal juga pada posisi yang tinggi di sisi-Nya. Mengamalkan ilmu tidak sebatas yang dianggap butuh saja untuk disampaikan, tapi segala yang dimiliki yang bermanfaat bagi kehidupan. Dalam berbagi ilmu, janganlah melihat orang yang mau belajar berdasarkan statusnya, kaya atau miskin. Karena, hal-hal duniawi seperti biaya, jenis pakaian, atau tempat belajar tidak akan diperhitungkan oleh Pencipta alam semesta ini. Wajar saja, jika hal-hal tersebut tidak dijadikan pemberat timbangan amal atau keutamaan orang berilmu. 9 Islam senantiasa mengajarkan pemeluknya untuk tidak membedakan status saudaranya yang lain. Alasannya tentu berkaitan dengan perintah Allah Swt. tentang kedudukan seorang muslim sama dihadapan Tuhan Pencipta alam semesta
  • 13. 10 ini. Hal yang membedakannya, yaitu ketakwaan. Oleh itulah, hanya Allah Swt. yang berhak menilai hambanya dan bukan kita sebagai manusia. E. Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu dalam Islam Menurut Al-Farabi : 1. Menurut Al-Farabi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut : a. Ilmu Bahasa b. Ilmu Logika c. Ilmu Matematis d. Metafisika e. Ilmu Politik, Ilmu Fiqih dan Ilmu Kalam 2. Karakteristik klasifikasi Ilmu Al-Farabi adalah sebagai berikut: a. Para pengkaji dapat memilih subjek-subjek yang benar-benar membawa manfaat bagi dirinya. b. Memungkinkan seseorang belajar tentang hierarki c. Memberikan sarana yang bermanfaat dalam menentukan sejauh mana spesialisasi dapat ditentukan secara benar. d. Memberikan informasi kepada para pengkaji tentang apa yang seharusnya dipelajari sebelum seseorang dapat mengklaim diri ahli dalam suatu ilmu tertentu. Menurut Al-Gazali : 1. Menurut Al-Gazali, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut : a. Ilmu teoritis dan ilmu praktis Ilmu teoritis adalah ilmu yang menjadikan keadaan-keadaan yang wujud diketahui sebagaimana adanya. Ilmu praktis berkenaan dengan tindakan-tindakan manusia untuk memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat. b. Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai
  • 14. Ilmu yang dihadirkan adalah bersifat langsung, serta merta, suprarasional (diatas atau diluar jangkauan akal), intuitif (berdasar bisikan hati), dan kontemplatif (bersifat renungan). Dia biasa menyebut dengan ilmu ladunni. Ilmu yang dicapai adalah ilmu yang dicapai oleh akal pikiran manusia (ilmu insani). 11 c. Ilmu keagamaan dan ilmu intelektual Ilmu keagamaan adalah ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak hadir dari akal pikiran manusia biasa. Ilmu intelektual adalah berbagai ilmu yang dicapai atau diperolek melalui kemampuan intelek (daya atau kecerdasan berpikir). d. Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah Ilmu fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap muslim dan muslimah. Ilmu fardu kifayah lebih kepada hal-hal yang merupakan perintah ilahi yang bersifat mengikat komunitas ( kelompok orang ) muslim dan muslimat menjadi satu kesatuan. Menurut Qutubuddin Al-Syirazi : Menurut Qutubuddin Al-Syirazi, perincian klasifikasinya yakni sebagai berikut : a. Ilmu – ilmu filosofis ( kefilsafatan ). b. Ilmu-ilmu nonfilosofi adalah ilmu-ilmu religius atau termasuk dalam ajaran wahyu. Klasifikasi dari ke-3 tokoh tersebut terhadap ilmu pengetahuan, berpengaruh sampai kini. Di tanah air kita sering mendengar klasifikasi ilmu dengan : ilmu agama dan ilmu umum. Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi menjadi 2, yaitu : a. Ilmu ladunni, yakni ilmu yang diperoleh tanpa upaya manusia. b. Ilmu insani, yakni ilmu yang diperoleh karena usaha manusia. Pembagian ilmu kedalam 2 golongan ini dilakukan karena menurut Al- Qur’an ada hal-hal yang ada tetapi tidak diketahui manusia, ada pula yang wujud
  • 15. yang tidak tampak. Ditegaskan dalam Al-Quran antara lain dalam firmanNya pada surat Al-Haqqah ayat 38-39 yang artinya: “ Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan dengan yang tidak 12 kamu lihat.” Dari kalimat terakhir jelas bahwa obyek Ilmu ada 2 yakni : materi dan nonmateri, fenomena dan nonfenomena, bahkan ada yang wujud yang jangankan dilihat diketahui manusia saja tidak. Dari kutipan-kutipan ayat-ayat diatas jelas bahwa pengetahuan manusia hanyalah sedikit, dan telah diregaskan oleh Allah dalam firmanNya:“ kamu tidak diberi ilmu ( pengetahuan ) kecuali sedikit.”( Q.S 17 : 85 ). Walaupun sedikit namun manusia harus memanfaatkannya untuk kemaslahatan manusia. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Disamping itu perlu dikemukakan bahwa manusia memiliki naluri haus pengetahuan, sebagaimana telah dikemukan Rasulullah dalam sebuah hadistnya : “ Ada 2 keinginan yang tidak pernah terpuaskan yaitu keinginan menuntut ilmu dan keinginan mencari harta” Yang perlu diusahakan adalah mengarahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk kemaslahatan hidup, bukan untuk merusak dan membahayakan umat manusia. Pengarahnya adalah agama dan moral yang selaras dengan ajaran agama. Disinilah letak hubungan antara agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ( iptek ) yang bersumber dari akal dan penalaran manusia.
  • 16. 13 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan : 1. Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia, maka syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak. Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia di akhirat pun manusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di akhirat, manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita harus menuntut ilmu, baik ilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan di akhirat. 2. Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yg mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. IPTEK dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam. Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal amal yang ikhlas itu merupakan amal perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah, bukan karena niat-niat lain yang ada di balik itu. 3. Bagi orang-orang yang berilmu, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Derajat yang diberikan Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan hidup. Jika manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas keimanan dan keilmuannya dengan keikhlasan dan hanya untuk mencari ridha Allah semata.
  • 17. 4. Menurut Al-Farabi, klasifikasi ilmu ada ilmu bahasa, logika dan lain lain, sedangkan karakteristiknya dapat memilih subjek, belajar hierarki dan memberikan sarana, manfaat dan intformasi. Menurut Al-Ghazali, ada 4 klasifikasi yaitu, Ilmu teoritis dan ilmu praktis, Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai, Ilmu keagamaan dan ilmu intelektual, Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah. Menurut Al-Syirazi, ada 2 klasifikasi yaitu, Ilmu – ilmu filosofis, dan Ilmu-ilmu nonfilosofi. Menurut Al-Qur’an ilmu dibagi menjadi 2 yaitu, Ilmu ladunni, dan Ilmu insani. 14 B. SARAN Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi tersebut. Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak menimbulkan kerusakan bagi lingkungan sekitar, atau dengan kata lain, lingkungan di mana populasi-populasi berada. Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap Allah SWT, diharapkan mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan koridor-koridor Islam, sehingga tidak menjadi suatu yang mudharat. Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut. Baik dari segi proses penciptaannya, tujuan penciptaannya, dan lain sebagainya.
  • 18. 15 DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Portal:Ilmu http://zaldym.wordpress.com/2010/02/28/fungsi-manusia-sebagai-khalifah-di-muka- bumi/ http://www.ilmusipil.com/pengertian-ilmu-pengetahuan-adalah http://okghiqowiy.blogspot.com/2013/01/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-iptek. html http://plissworld.blogspot.com/2013/01/iptek-dan-seni-dalam-islam-bab-i.html http://www.slideshare.net/irmayafatwayukha/iptek-dan-seni-dalam-islam http://www.bimbie.com/orang-berilmu.htm http://anaukhtiisnaeni.blogspot.com/2014/05/klasifikasi-dan-karakteristik-ilmu. html http://iffah-althafunnisa.blogspot.com/2013/02/kedudukan-ilmu-dalam-islam_ 9765.html http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-klasifikasi-ilmu- pengetahuan/ http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/18/karakteristik-dan-klasifikasi-ilmu- pengetahuan/