SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH : Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Dr. Ucu Cahyana, M.Si
Disusun oleh,
Nama : Astika Rahayu
NIM : 1311818005
Prodi : Magister Pendidikan Kimia 2018
Apa yang dimaksud dengan penelitian kimia?
Penelitian kimia merupakan proses pemecahan masalah dengan menggunakan suatu pendekatan
metode ilmiah dalam merumuskan ataupun menyelesaikan permasalahan yang ada dengan
sistematis dalam bidang ilmu kimia.
Contoh-contoh penelitian kimia
1. Penelitian Kuantitatif
Judul PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN
VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK
SMA
Latar belakang Metode discovery learning adalah metode yang mendorong peserta
didik untuk sampai pada suatu kesimpulan berdasarkan kegiatan dan
pengamatan mereka sendiri. Pembelajaran menggunakan model
pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan keberhasilan
belajar peserta didik hal ini dikarenakan partisipasi peserta didik di
dalam kelas, aktivitas dalam kelompok, dan aktivitas dalam
menggunakan laboratorium sains. Penggunaan media video dalam
pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dapat
membantu visualisasi konsep yang dianggap abstrak bagi peserta
didik.
Perumusan masalah Bagaimana pengaruh metode Discovery Learning dengan bantuan
video terhadap hasil belajar kimia peserta didik SMA?
Metode penelitian Penelitian Kuantitatif menggunakan desain pre-experimental, dengan
bentuk static group comparison.
2. Penelitian Kualitatif
Judul IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA
PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA PADA MATERI POKOK
STOIKIOMETRI
Latar belakang Mengajar merupakan suatu hal yang sangat penting guna
tersampaikannya tujuan dari pembelajaran itu sendiri. informasi yang
sampai ke peserta didik harus benar dan utuh. Peserta didik telah
memiliki konsep yang dibawa sebagai pengetahuan awal yang disebut
prakonsepsi sebelum peserta didik mempelajari konsep kimia. Mereka
memiliki konsepsi yang berbeda-beda dalam menerima konsep,
sehingga ada kemungkinan beberapa diantara peserta didik
mempunyai konsepsi yang salah terhadap suatu konsep yang disebut
miskonsepsi.
Perumusan masalah Miskonsepsi seperti apa yang sering dialamai oleh pesesrta didik pada
materi Stoikiometri dan apa penyebabnya?
Metode penelitian penelitian deskriptif bersifat kualitatif
3. Penelitian dan Pengembangan
Judul DESAIN INSTRUMEN TES BERMUATAN ETNOSAINS UNTUK
MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA
DIDIK SMA
Latar belakang Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau proses
dan kemajuan belajar peserta didik serta meningkatkan efektivitas
kegiatan pembelajaran. Berbagai penelitian terdahulu tentang
pengembangan instrumen penilaian, menarik minat untuk melakukan
desain instrumen penilaian berbasis etnosains. Etnosains merupakan
kegiatan mentransformasikan sains asli masyarakat menjadi sains
ilmiah. Sebab kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang
sangat penting karena dapat membuat peserta didik memahami
fenomena yang terjadi di sekitar mereka.
Perumusan masalah Instrumen penilaian berbasis etnosains seperti apa yang harus
dikembangkan untuk mengukur mengukur kemampuan berpikir kritis
peserta didik?
Metode penelitian Penelitian dan Pengembangan atau Research dan Development
4. Penelitian Tindakan Kelas
Judul PENERAPAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL
BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA
Latar belakang Media pendidikan, tentu saja media yang digunakan dalam proses dan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu media pembelajaran
yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah peta konsep.
Bila dua konsep dihubungkan oleh satu atau lebih kata penghubung,
terjadilah suatu preposisi. Dalam bentuknya yang paling sederhana
suatu peta konsep adalah dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata
penghubung membentuk suatu preposis.
Penggunaan media peta konsep dalam pembelajaran dapat
mengarahkan peserta didik dengan mudah ke pokok-pokok materi
pembelajaran.
Perumusan masalah Bagaimana pengaruh penerapan media peta konsep terhadap hasil
belajar kimia peserta didik SMA?
Metode penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimana penelitian
ini memiliki empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
5. Penelitian dan Pengembangan
Judul DESAIN MEDIA EDU-CHEM-INTERACTIVE UNTUK
MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA PEMBELAJARAN
STRUKTUR ATOM PESERTA DIDIK KELAS X
Latar belakang Konsepsi peserta didik tentang partikel materi terkait atom cenderung
salah (miskonsepsi) karena semua partikel materi bersifat abstrak atau
terkesan abstrak dan miksroskopik (Wulan, 2016). Struktur atom
merupakan konsep yang bersifat abstrak dan sulit divisualisasikan,
sehingga sangat dimungkinkan timbulnya konsepsi peserta didik yang
beragam ketika mereka mencoba membangun konsep. Penggunaan
media pembelajaran berbasis komputer, terutama animasi dapat
memudahkan peserta didik dalam memahami konsep-konsep kimia.
Media yang dikembangkan harus mengaitkan ketiga level representasi
ilmu kimia yang dikemas dalam bentuk animasi dengan format
cassette disk (CD) yang dinamakan dengan media Edu-Chem-
Interactive untuk mereduksi miskonsepsi peserta didik.
Perumusan masalah Bagaimana keefektifan penggunaan media Edu-Chem-Interactive
dalam mereduksi miskonsepi peserta didik pada pembelajaran struktur
atom?
Metode penelitian Penelitian dan Pengembangan atau Research dan Development
PROPOSAL PENELITIAN
Judul : Pengembangan dan Implementasi Instrumen Penilaian berbasis Model
Pembelajaran 5E dalam Kegiatan Praktikum Sistem Koloid Peserta
didik SMA
A. Latar Belakang
Pendidikan bersifat dinamis. Pendidikan akan terus berkembang dengan melakukan
peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas pendidikan diupayakan dengan berbagai cara seperti
melalui pengembangan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan peningkatan kualitas
lembar penilaian. Hal ini tentu berkaitan dengan outcomes yang diharapkan dari proses
pendidikan tersebut.
Banyak cara juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui
pembelajaran sains, salah satunya di cabang ilmu kimia. Pembelajaran dengan praktikum
merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar pada
pembelajaran kimia. Menurut Rustaman (2005), praktikum merupakan sarana terbaik untuk
mengembangkan keterampilan proses sains karena pembelajaran dengan praktikum dapat
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami atau melakukan sendiri.
Selama bertahun-tahun, banyak yang berpendapat bahwa sains tidak dapat bermakna bagi
peserta didik tanpa pengalaman praktis yang berharga di laboratorium sekolah. Sebab sudah
sejak lama kegiatan laboratorium diketahui memiliki peran yang khas dan penting dalam
kurikulum sains dan para pengajar sains telah menyampaikan bahwa banyak manfaat diperoleh
dari kegiatan melibatkan peserta didik dalam kegiatan laboratorium. (Hofstein & Lunetta, 1982;
Lunetta, 1998).
Peningkatan kualitas kegiatan praktikum pun terus ditingkatkan dengan menerapkan
model-model pembelajaran terbaru dalam pelaksanaannya. Pembelajaran berbasis pertanyaan
membantu pembelajar untuk mengembangkan keterampilan inkuiri, yang merupakan
keterampilan dasar abad ke-21 (Kong & Song, 2014). Pembelajaran berbasis inkuiri adalah
metode pembelajaran yang didasarkan pada teori konstruktivis dan yang efektif dalam
pembelajaran peserta didik dan dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
(Sen, S. & Ozyalcin Oskay, O., 2016).
Salah satu model yang digunakan dalam menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri di
kelas sains adalah Model 5E. Model pembelajaran 5E memastikan bahwa peserta didik aktif di
kelas, mereka memiliki kesempatan untuk meneliti dan menganalisis, dan bahwa mereka
mencapai pengetahuan dengan menciptakan lingkungan diskusi dan dengan terus bertanya
(Gunduz Bahadir, 2012). The 5E Instructional Models atau Model Pembelajaran 5E (Bybee &
Landes, 1990) dapat digunakan untuk merancang pembelajaran sains berdasarkan pada psikologi
kognitif, teori belajar konstruktivisme, dan berbagai praktik terbaik dalam pengajaran sains.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil pembelajaran di atas lembar
penilaian. Penilaian adalah salah satu bagian penting dari proses pembelajaran. Penilaian
berkaitan dengan tujuan dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran meliputi perencanaan,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan penilaian tindak lanjut peserta
didik Pembelajaran yang baik tidak akan berhasil tanpa penilaian yang baik (Irwanto, 2016).
Oleh karena itu, untuk mendukung peningkatan kualitas kegiatan praktikum berbasis
model pembelajaran 5E perlu dikembangkan juga instrumen penilaian yang sesuai. Instrumen
penilaian tersebut tentu harus mengandung tahapan belajar yang dianut oleh model pembelajaran
5E, yaitu Engage, Explore, Explain, Elaborate, dan Evaluate.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa jenis model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan
praktikum peserta didik di sekolah?
2. Bagaimana sistem penilaian psikomotorik dalam kegiatan praktikum yang biasa
digunakan di sekolah?
3. Bagaimana implementasi instrumen penilaian psikomotorik dalam mengevaluasi kegiatan
praktikum peserta didik di sekolah?
4. Bagaimana penerapan model pembelajaran 5e jika digunakan untuk mengembangkan
instrumen penilaian kegiatan praktikum peserta didik di sekolah?
C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah dalam
penelitian ini, ialah “Lembar penilaian berbasis model 5E seperti apa dan bagaimana
implementasinya dalam menunjang kegiatan praktikum peserta didik pada materi koloid?”
KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran 5E (5E-Learning Cycle)
Model pembelajaran atau siklus pembelajaran 5E dengan tahapan Engage, Explore,
Explain, Elaborate, dan Evaluate, adalah model konstruktivis untuk perencanaan dan penerapan
sains. Hubungan Utama telah menjelaskan tujuan dari setiap fase (AAS, 2008). Model ini
mencakup penekanan pembelajaran konstruktivis pribadi dan sosial (Yore, Anderson &
Shymansky, 2005). Investigasi ilmiah dengan penekanan pada keterampilan inkuiri ilmu
pengetahuan, yang tertanam dalam siklus, seperti praktik penilaian diagnostik, formatif, dan
sumatif.
Menurut Bybee (2006), fase-fase dalam model pembelajaran 5E adalah sebagai berikut:
1. Engagement (Persiapan).
Pada fase ini guru mengasses pengetahuan awal (prior knowledge) peserta didik dan
membantu mereka untuk tertarik dengan konsep-konsep baru melalui penggunaan
kegiatan singkat untuk memicu rasa ingin tahu. Kegiatan yang dilakukan harus
menghubungkan antara pengalaman belajar sebelumnya dengan pengalaman belajar
yang akan dilakukan, mengekspos konsepsi awal yang telah dimiliki peserta didik, dan
mengorganisasikan pemikiran peserta didik untuk mencapai tujuan dari pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
2. Exploration (eksplorasi).
Pada fase exploration (eksplorasi) peserta didik mempunyai kesempatan melakukan
kegiatan di mana konsep yang telah mereka miliki, miskonsepsi, proses belajar dan
keterampilan-keterampilan diidentifikasi, dan perubahan konsepsi difasilitasi. Peserta
didik dapat menyelesaikan kegiatan laboratorium yang akan membantu mereka
menggunakan pengetahuan awal untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru,
mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan dan kemungkingan-kemungkinan, dan
mendesain dan melaksanakan penyelidikan.
3. Explanation (penjelasan).
Pada fase explanation (penjelasan) memfokuskan perhatian peserta didik pada suatu
aspek tertentu dari pengalaman belajar mereka pada fase engagement (persiapan) dan
exploration (eksplorasi) dan menyediakan kesempatan untuk mendemonstrasikan
pemahaman konsep-konsep, keterampilan-keterampilan proses sains, atau tingkah laku
tertentu. Fase ini juga menyediakan kesempatan kepada guru untuk secara langsung
menyampaikan konsep-konsep, proses-proses, atau keterampilan-keterampilan.
Peserta didik menjelaskan pemahaman mereka terhadap konsep-konsep. Penjelasan
dari guru dapat membimbing mereka menuju pemahaman yang lebih mendalam, yang
merupakan bagian terpenting dari fase ini.
4. Elaboration (elaborasi).
Pada fase elaboration (elaborasi) guru menantang dan memperluas pemahaman
konseptual dan keterampilan-keterampilan peserta didik. Melalui pengalaman-
pengalaman belajar yang baru peserta didik membangun pemahaman yang lebih dalam
dan luas, memperoleh informasi-informasi, dan keterampilan-keterampilan. Peserta
didik mengaplikasikan pemahaman mereka tentang konsep-konsep tertentu dengan
melakukan kegiatan-kegiatan tambahan.
5. Evaluation (evaluasi).
Pada fase terakhir dari model siklus belajar 5E ini, yaitu fase evaluation (evaluasi),
peserta didik berupaya mengasses pemahaman dan kemampuan mereka. Selain itu
pada fase ini guru juga mempunyai kesempatan untuk mengevaluasi kemajuan peserta
didik dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
 Kelebihan Model Pembelajaran 5E
Menurut Wibowo (2010), penerapan model siklus belajar mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar (peserta didik) dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah pembelajar
3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna
 Kekurangan Model Pembelajaran 5E
Adapun kekurangan penerapan model siklus belajar yang harus selalu diantisipasi adalah
sebagai berikut:
1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah
pembelajaran
2. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran
3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi
4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan
melaksanakan pembelajaran.
B. Kegiatan Praktikum
Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang bertujuan. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran diperlukan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Zulfiani dkk. (2009) “metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru
atau instruktur ketika menyampaikan bahan ajar/materi pelajaran”. Metode mengajar menjadi
acuan prosedur, urutan, dan langkah-langkah yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran. Untuk menentukan metode mengajar yang paling tepat, salah satu aspek yang harus
dipertimbangkan adalah materi pelajaran terkait.
Kegiatan praktikum yang berlandaskan pada metode ilmiah dapat mendukung proses
pembelajaran sains. Dalam pelaksanaanya, proses belajar mengajar sains lebih ditekankan pada
pendekatan keterampilan proses yang memfasilitasi peserta didik untuk dapat menemukan fakta-
fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori, dan sikap ilmiah peserta didik secara mandiri
(Trianto, 2010). Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang dipelopori J.Piaget dan
Vygotsky, dimana peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri pemahamannya dengan
melakukan aktivitas aktif dalam kegiatan pembelajaran (Zulfiani dkk., 2009). Materi pelajaran
yang diperoleh melalui pengalaman langsung juga akan lebih mudah dipelajari, dipahami, dan
diingat dalam jangka waktu yang lebih lama
C. Penilaian Aspek Psikomotorik dalam Kegiatan Praktikum
“Mengajar dan menilai adalah dua dimensi dalam proses pembelajaran. Baik penilaian
dapat berdiri sendiri atau mengajar dapat dianggap komprehensif jika evaluasi belum terjadi”
(Halarie, 2007). Penilaian digunakan untuk tiga tujuan luas: untuk membantu pembelajaran,
untuk mengukur pencapaian individu, dan untuk mengevaluasi program (Pellegrino et al., 2001).
Di antara alat penilaian, persediaan konsep telah digunakan dengan sukses di berbagai bidang
ilmu.
Depdikbud (Arifin: 2011) mendefinisikan penilaian sebagai “suatu kegiatan untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan
hasil yang telah dicapai peserta didik”. Istilah penilaian kadang disebut sebagai asesmen yang
merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, assessment. Bagi seorang guru, penilaian dalam
pembelajaran adalah kegiatan utama yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.
Melalui kegiatan penilaian guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat
khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian peserta didik. (Sofyan, dkk: 2006)
Penilaian Aspek Psikomotor Konsep penilaian pada Kurikulum 2013 yang saat ini
diterapkan adalah penilaian secara menyeluruh mencakup tiga kompetensi utama yakni
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian aspek psikomotor termasuk ke dalam penilaian
kompetensi keterampilan. Keterampilan didefinisikan oleh Direktorat Pembinaan SMA sebagai
“kemampuan berpikir dan bertindak untuk merespon tuntutan keadaan lingkungan berupa
perintah, situasi mendesak, atau kesadaran diri untuk bertindak”. Berdasarkan pengertian
tersebut, keterampilan terbagi menjadi dua komponen berupa keterampilan berpikir dan
keterampilan bertindak. Keterampilan berpikir merupakan bentuk keterampilan abstrak
sedangkan keterampilan bertindak adalah keterampilan konkret
D. Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotorik
Telah dijelaskan sebelumnya, dalam penilaian kinerja terdapat dua komponen penting
yakni tugas dan rubrik. Dalam kegiatan praktikum, tugas berupa rangkaian prosedur praktikum
yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kemampuan mereka
dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam bentuk kinerja atau tindakan nyata.
Media yang digunakan dalam kegiatan praktikum berupa lembar kerja praktikum yang memuat
soal atau perintah kerja yang menuntut peserta didik untuk menunjukkan kinerjanya, dimana
penyusunan soal atau perintah kerja didasarkan atas tujuan pembelajaran dan indikator
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi terkait. Kinerja yang ditunjukkan peserta didik
dalam melakukan kegiatan praktikum menjadi kriteria dalam rubrik penilaian yang dirumuskan
dalam bentuk aspek penilaian, untuk kemudian dinyatakan kualitasnya menggunakan gradasi
mutu yang telah ditetapkan pada aspek penilaian tersebut.
Dalam pengertian umum, instrumen atau alat adalah sesuatu yang digunakan untuk
mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas secara lebih efektif dan efisien (Arikunto,
2012). Sedangkan penilaian menurut Depdikbud (dalam Arifin, 2011) adalah “suatu kegiatan
untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses
dan hasil yang telah dicapai peserta didik”. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa instrumen
penilaian adalah sesuatu yang digunakan untuk menggambarkan atau menilai hasil belajar
peserta didik. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan sebelumnya instrumen penilaian pada
penilaian kinerja adalah rubrik penilaian beserta gradasi mutu dari yang paling sempurna hingga
yang paling tidak sempurna (Rasyid & Mansur, 2009).
Dalam penilaian kinerja, rubrik penilaian digunakan karena kinerja peserta didik tidak
ditentukan benar atau salahnya, melainkan dinyatakan dalam bentuk kualitas atau mutu kinerja
pada beberapa tingkatan. Sementara, penilaian kinerja diberikan secara langsung oleh guru atau
penilai. Oleh karena itu, untuk menghindari penilaian subjektif yang mudah kehilangan validitas
dan reliabilitasnya maka digunakanlah rubrik penilaian sebagai instrumen penilaian kinerja
(Zainul, 2001).
Untuk mengembangakan rubrik dalam penilaian kinerja, Donna Szpyrka dan Ellyn B.
Smith (dalam Zainul, 2001) menetapkan sembilan langkah pengembangan dengan penjelasan di
tiap-tiap langkah sebagai berikut:
a. Menentukan konsep, keterampilan, atau kinerja yang akan diases (asesmen)
b. Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutan konsep dan atau keterampilan
yang akan diases ke dalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif
dan aspek kinerja.
c. Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas (task) yang harus
diases.
d. Menentukan skala yang digunakan
e. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai kinerja yang tidak
diharapkan.
f. Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja mahapeserta didik
dengan rubrik yang telah dikembangkan.
g. Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja mahapeserta didik dari uji
coba tersebut kemudian dilakukan revisi, terhadap deskripsi kinerja, maupun konsep dan
keterampilan yang akan diases.
h. Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan. Apakah skala tersebut memang telah
membedakan secara jelas tentang kinerja yang ditunjukkan oleh mahapeserta didik.
i. Merevisi skala yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
AAS. 2008. Making connections: A guide for facilitators. Canberra: Australian Academy
of Science
Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Brown, Corina E. 2013. Design, Development, and Psychometric Analysis of a General,
Organic, and Biological Chemistry Topic Inventory Based on The Identified Main Chemistry
Topics Relevant to Nursing Clinical Practice. Colorado: University of Northern Colorado.
Bybee, R. W., Taylor, J. A., Gardner, A., Scotter, P. V., Powell, J. C., Westbrook, A., &
Landes, N. 2006. The BSCS 5E instructional model: Origins and effectiveness. Colorado: BSCS
Duran, L. B. & Duran, Emilio. 2004. The 5E Instructional Model: A Learning Cycle
Approach for Inquiry-Based Science Teaching. The Science Education Review, 3(2), 49-58.
Halarie, A. 2007. Teaching and Assessing in Nursing: A Worth Remembering
Educational Experience. Health Science Journal, 11, 1-5.
Hofstein A. and Lunetta V.N., 2004. The Laboratory in Science Education: Foundation
for The 21st Century. Science Education, 88, 28-54.
Hofstein, A. and Mamlok-Naaman, R. (2007). The Laboratory in Science Education: The
State of The Art. Chemistry Education Research and Practice, 8(2), 105-107.
Irwanto. 2016. The Development of An Integrated Assessment Instrumen for Measuring
Analytical Thinking and Science Process Skills. American Institute of Physics.
Kong, S. C., & Song, Y. 2014. The Impact of A Principle-Based Pedagogical Design on
Inquiry-Based Learning in A Seamless Learning Environment in Hong Kong. Educational
Technology & Society, 17(2), 127-141.
PELLEGRINO, J. W., CHUDOWSKY, N. & GLASER, R. 2001. Knowing What
Students Know: The Science and Design of Educational Assessment. Washington D. C.: National
Academy Press
Sen, S. & Ozyalcin Oskay, O. 2016. The Effects of 5E Inquiry Learning Activities on
Achievement and Attitude toward Chemistry. Journal of Education and Learning, 6 (1)
Sofyan, A., Feronika, T., & Milama, B. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Yore, Larry D.; Anderson, John O.; Shymansky, James A. 2005. Sensing the Impact of
Elementary School Science Reform: A Study of Stakeholder Perceptions of Implementation,
Constructivist Strategies, and School-Home Collaboration. Journal of Science Teacher
Education

More Related Content

What's hot

Abstrak ipa
Abstrak ipaAbstrak ipa
Abstrak ipamustlist
 
Karil Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan KelasKaril Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan KelasSmartEdu
 
Full paper rian vebrianto ice brunei (PEMBANGUNAN MEDIA PENGAJARAN: MODUL DAN...
Full paper rian vebrianto ice brunei (PEMBANGUNAN MEDIA PENGAJARAN: MODUL DAN...Full paper rian vebrianto ice brunei (PEMBANGUNAN MEDIA PENGAJARAN: MODUL DAN...
Full paper rian vebrianto ice brunei (PEMBANGUNAN MEDIA PENGAJARAN: MODUL DAN...Rian vebrianto
 
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengNastiti Rahajeng
 
research_and_distance_education
research_and_distance_educationresearch_and_distance_education
research_and_distance_educationFailasuf Fadli
 
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...Faculty of Economics
 
Jurnal semnas um mezi anropika
Jurnal semnas um mezi anropikaJurnal semnas um mezi anropika
Jurnal semnas um mezi anropikamezi anropika
 
Pengembangan model pembelajaran integratif (science proses skills, cmap tools...
Pengembangan model pembelajaran integratif (science proses skills, cmap tools...Pengembangan model pembelajaran integratif (science proses skills, cmap tools...
Pengembangan model pembelajaran integratif (science proses skills, cmap tools...Faizal Adli
 
powerpoint Ujian skripsi (gedelalu.blogspot.com)
powerpoint Ujian skripsi (gedelalu.blogspot.com)powerpoint Ujian skripsi (gedelalu.blogspot.com)
powerpoint Ujian skripsi (gedelalu.blogspot.com)Lalu Gede Sudarman
 
Proposal p engajuan skripsi tugas matlit
Proposal p engajuan skripsi tugas matlitProposal p engajuan skripsi tugas matlit
Proposal p engajuan skripsi tugas matlitdharmody
 
Ulasan Kajian Tindakan
Ulasan Kajian TindakanUlasan Kajian Tindakan
Ulasan Kajian TindakanKPM
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Rahma Siska Utari
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran Dwi Karyani
 
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningPengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningMutiaIranda
 

What's hot (20)

Kajian PSK
Kajian PSK Kajian PSK
Kajian PSK
 
Abstrak ipa
Abstrak ipaAbstrak ipa
Abstrak ipa
 
Karil Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan KelasKaril Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan Kelas
 
Implementasi pbl
Implementasi pblImplementasi pbl
Implementasi pbl
 
Full paper rian vebrianto ice brunei (PEMBANGUNAN MEDIA PENGAJARAN: MODUL DAN...
Full paper rian vebrianto ice brunei (PEMBANGUNAN MEDIA PENGAJARAN: MODUL DAN...Full paper rian vebrianto ice brunei (PEMBANGUNAN MEDIA PENGAJARAN: MODUL DAN...
Full paper rian vebrianto ice brunei (PEMBANGUNAN MEDIA PENGAJARAN: MODUL DAN...
 
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti RahajengArtikel Skripsi Nastiti Rahajeng
Artikel Skripsi Nastiti Rahajeng
 
research_and_distance_education
research_and_distance_educationresearch_and_distance_education
research_and_distance_education
 
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
Pengaruh pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fisika terhadap pemeroleha...
 
1770 6128-1-pb
1770 6128-1-pb1770 6128-1-pb
1770 6128-1-pb
 
Jurnal semnas um mezi anropika
Jurnal semnas um mezi anropikaJurnal semnas um mezi anropika
Jurnal semnas um mezi anropika
 
Pengembangan model pembelajaran integratif (science proses skills, cmap tools...
Pengembangan model pembelajaran integratif (science proses skills, cmap tools...Pengembangan model pembelajaran integratif (science proses skills, cmap tools...
Pengembangan model pembelajaran integratif (science proses skills, cmap tools...
 
Jp kim ia211
Jp kim ia211Jp kim ia211
Jp kim ia211
 
powerpoint Ujian skripsi (gedelalu.blogspot.com)
powerpoint Ujian skripsi (gedelalu.blogspot.com)powerpoint Ujian skripsi (gedelalu.blogspot.com)
powerpoint Ujian skripsi (gedelalu.blogspot.com)
 
Proposal p engajuan skripsi tugas matlit
Proposal p engajuan skripsi tugas matlitProposal p engajuan skripsi tugas matlit
Proposal p engajuan skripsi tugas matlit
 
Pesentasi
PesentasiPesentasi
Pesentasi
 
1105 2133-1-pb
1105 2133-1-pb1105 2133-1-pb
1105 2133-1-pb
 
Ulasan Kajian Tindakan
Ulasan Kajian TindakanUlasan Kajian Tindakan
Ulasan Kajian Tindakan
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran
 
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningPengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
 

Similar to Metodologi Penelitian

PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.pptPPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.pptAgustinuskalegotana
 
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...Lim Leh Hong
 
Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses PembelajaranMetode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses PembelajaranSansanikhs
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongLilis Indayani
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 EKusdian
 
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1sintaroyani
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 EKusdian
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxangga678964
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V Eman Syukur
 
3724-Article Text-13922-1-10-20230808.pdf
3724-Article Text-13922-1-10-20230808.pdf3724-Article Text-13922-1-10-20230808.pdf
3724-Article Text-13922-1-10-20230808.pdfMuchamadMahmudi2
 
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem basHerawatiHerawati23
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Metodologi Penelitian (20)

Jurnal yeni
Jurnal yeniJurnal yeni
Jurnal yeni
 
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.pptPPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
 
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
 
Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses PembelajaranMetode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
Metode Eksperimen Dalam Proses Pembelajaran
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka Sorong
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 E
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Web laksmi purnayanti
Web laksmi purnayantiWeb laksmi purnayanti
Web laksmi purnayanti
 
BAB I ok
BAB I okBAB I ok
BAB I ok
 
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
 
Model 5 E
Model 5 EModel 5 E
Model 5 E
 
H4
H4H4
H4
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi_SYELLI AYU FRIANI_2006220078.docx
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 
3724-Article Text-13922-1-10-20230808.pdf
3724-Article Text-13922-1-10-20230808.pdf3724-Article Text-13922-1-10-20230808.pdf
3724-Article Text-13922-1-10-20230808.pdf
 
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teachingMeningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
Meningkatkan prestasi belajar melalui pembelajaran quantum teaching
 

More from Astika Rahayu

Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPPDesain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPPAstika Rahayu
 
Kesulitan Mengajar Kimia
Kesulitan Mengajar KimiaKesulitan Mengajar Kimia
Kesulitan Mengajar KimiaAstika Rahayu
 
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)Astika Rahayu
 
Macam-macam reaksi kimia organik
Macam-macam reaksi kimia organikMacam-macam reaksi kimia organik
Macam-macam reaksi kimia organikAstika Rahayu
 
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBALPENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBALAstika Rahayu
 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Astika Rahayu
 
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...Astika Rahayu
 
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan AjarAnalisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan AjarAstika Rahayu
 
Ontologi Pendidikan Kimia
Ontologi Pendidikan KimiaOntologi Pendidikan Kimia
Ontologi Pendidikan KimiaAstika Rahayu
 
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modernPengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modernAstika Rahayu
 
Makalah metlit populasi dan sempel
Makalah metlit populasi dan sempelMakalah metlit populasi dan sempel
Makalah metlit populasi dan sempelAstika Rahayu
 
Tabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan KimiaTabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan KimiaAstika Rahayu
 
Biografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRINBiografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRINAstika Rahayu
 
Pendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuPendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuAstika Rahayu
 
Hak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
Hak dan Kewajiban Warganegara IndonesiaHak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
Hak dan Kewajiban Warganegara IndonesiaAstika Rahayu
 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiAstika Rahayu
 

More from Astika Rahayu (20)

Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPPDesain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
 
Kesulitan Mengajar Kimia
Kesulitan Mengajar KimiaKesulitan Mengajar Kimia
Kesulitan Mengajar Kimia
 
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
 
Exposure therapy
Exposure therapyExposure therapy
Exposure therapy
 
Macam-macam reaksi kimia organik
Macam-macam reaksi kimia organikMacam-macam reaksi kimia organik
Macam-macam reaksi kimia organik
 
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBALPENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
 
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
 
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan AjarAnalisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
 
Ontologi Pendidikan Kimia
Ontologi Pendidikan KimiaOntologi Pendidikan Kimia
Ontologi Pendidikan Kimia
 
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modernPengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
 
Makalah metlit populasi dan sempel
Makalah metlit populasi dan sempelMakalah metlit populasi dan sempel
Makalah metlit populasi dan sempel
 
Tabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan KimiaTabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan Kimia
 
Biografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRINBiografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRIN
 
Pendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuPendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmu
 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikan
 
Hak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
Hak dan Kewajiban Warganegara IndonesiaHak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
Hak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
 
IDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONALIDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONAL
 
FILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILA
 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
 

Recently uploaded

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 

Metodologi Penelitian

  • 1. UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH : Metodologi Penelitian Dosen Pengampu : Dr. Ucu Cahyana, M.Si Disusun oleh, Nama : Astika Rahayu NIM : 1311818005 Prodi : Magister Pendidikan Kimia 2018
  • 2. Apa yang dimaksud dengan penelitian kimia? Penelitian kimia merupakan proses pemecahan masalah dengan menggunakan suatu pendekatan metode ilmiah dalam merumuskan ataupun menyelesaikan permasalahan yang ada dengan sistematis dalam bidang ilmu kimia. Contoh-contoh penelitian kimia 1. Penelitian Kuantitatif Judul PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA Latar belakang Metode discovery learning adalah metode yang mendorong peserta didik untuk sampai pada suatu kesimpulan berdasarkan kegiatan dan pengamatan mereka sendiri. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik hal ini dikarenakan partisipasi peserta didik di dalam kelas, aktivitas dalam kelompok, dan aktivitas dalam menggunakan laboratorium sains. Penggunaan media video dalam pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dapat membantu visualisasi konsep yang dianggap abstrak bagi peserta didik. Perumusan masalah Bagaimana pengaruh metode Discovery Learning dengan bantuan video terhadap hasil belajar kimia peserta didik SMA? Metode penelitian Penelitian Kuantitatif menggunakan desain pre-experimental, dengan bentuk static group comparison.
  • 3. 2. Penelitian Kualitatif Judul IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI Latar belakang Mengajar merupakan suatu hal yang sangat penting guna tersampaikannya tujuan dari pembelajaran itu sendiri. informasi yang sampai ke peserta didik harus benar dan utuh. Peserta didik telah memiliki konsep yang dibawa sebagai pengetahuan awal yang disebut prakonsepsi sebelum peserta didik mempelajari konsep kimia. Mereka memiliki konsepsi yang berbeda-beda dalam menerima konsep, sehingga ada kemungkinan beberapa diantara peserta didik mempunyai konsepsi yang salah terhadap suatu konsep yang disebut miskonsepsi. Perumusan masalah Miskonsepsi seperti apa yang sering dialamai oleh pesesrta didik pada materi Stoikiometri dan apa penyebabnya? Metode penelitian penelitian deskriptif bersifat kualitatif 3. Penelitian dan Pengembangan Judul DESAIN INSTRUMEN TES BERMUATAN ETNOSAINS UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA Latar belakang Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Berbagai penelitian terdahulu tentang pengembangan instrumen penilaian, menarik minat untuk melakukan desain instrumen penilaian berbasis etnosains. Etnosains merupakan kegiatan mentransformasikan sains asli masyarakat menjadi sains ilmiah. Sebab kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang sangat penting karena dapat membuat peserta didik memahami fenomena yang terjadi di sekitar mereka. Perumusan masalah Instrumen penilaian berbasis etnosains seperti apa yang harus dikembangkan untuk mengukur mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik? Metode penelitian Penelitian dan Pengembangan atau Research dan Development
  • 4. 4. Penelitian Tindakan Kelas Judul PENERAPAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA Latar belakang Media pendidikan, tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah peta konsep. Bila dua konsep dihubungkan oleh satu atau lebih kata penghubung, terjadilah suatu preposisi. Dalam bentuknya yang paling sederhana suatu peta konsep adalah dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata penghubung membentuk suatu preposis. Penggunaan media peta konsep dalam pembelajaran dapat mengarahkan peserta didik dengan mudah ke pokok-pokok materi pembelajaran. Perumusan masalah Bagaimana pengaruh penerapan media peta konsep terhadap hasil belajar kimia peserta didik SMA? Metode penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimana penelitian ini memiliki empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
  • 5. 5. Penelitian dan Pengembangan Judul DESAIN MEDIA EDU-CHEM-INTERACTIVE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI PADA PEMBELAJARAN STRUKTUR ATOM PESERTA DIDIK KELAS X Latar belakang Konsepsi peserta didik tentang partikel materi terkait atom cenderung salah (miskonsepsi) karena semua partikel materi bersifat abstrak atau terkesan abstrak dan miksroskopik (Wulan, 2016). Struktur atom merupakan konsep yang bersifat abstrak dan sulit divisualisasikan, sehingga sangat dimungkinkan timbulnya konsepsi peserta didik yang beragam ketika mereka mencoba membangun konsep. Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer, terutama animasi dapat memudahkan peserta didik dalam memahami konsep-konsep kimia. Media yang dikembangkan harus mengaitkan ketiga level representasi ilmu kimia yang dikemas dalam bentuk animasi dengan format cassette disk (CD) yang dinamakan dengan media Edu-Chem- Interactive untuk mereduksi miskonsepsi peserta didik. Perumusan masalah Bagaimana keefektifan penggunaan media Edu-Chem-Interactive dalam mereduksi miskonsepi peserta didik pada pembelajaran struktur atom? Metode penelitian Penelitian dan Pengembangan atau Research dan Development
  • 6. PROPOSAL PENELITIAN Judul : Pengembangan dan Implementasi Instrumen Penilaian berbasis Model Pembelajaran 5E dalam Kegiatan Praktikum Sistem Koloid Peserta didik SMA A. Latar Belakang Pendidikan bersifat dinamis. Pendidikan akan terus berkembang dengan melakukan peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas pendidikan diupayakan dengan berbagai cara seperti melalui pengembangan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan peningkatan kualitas lembar penilaian. Hal ini tentu berkaitan dengan outcomes yang diharapkan dari proses pendidikan tersebut. Banyak cara juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran sains, salah satunya di cabang ilmu kimia. Pembelajaran dengan praktikum merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran kimia. Menurut Rustaman (2005), praktikum merupakan sarana terbaik untuk mengembangkan keterampilan proses sains karena pembelajaran dengan praktikum dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami atau melakukan sendiri. Selama bertahun-tahun, banyak yang berpendapat bahwa sains tidak dapat bermakna bagi peserta didik tanpa pengalaman praktis yang berharga di laboratorium sekolah. Sebab sudah sejak lama kegiatan laboratorium diketahui memiliki peran yang khas dan penting dalam
  • 7. kurikulum sains dan para pengajar sains telah menyampaikan bahwa banyak manfaat diperoleh dari kegiatan melibatkan peserta didik dalam kegiatan laboratorium. (Hofstein & Lunetta, 1982; Lunetta, 1998). Peningkatan kualitas kegiatan praktikum pun terus ditingkatkan dengan menerapkan model-model pembelajaran terbaru dalam pelaksanaannya. Pembelajaran berbasis pertanyaan membantu pembelajar untuk mengembangkan keterampilan inkuiri, yang merupakan keterampilan dasar abad ke-21 (Kong & Song, 2014). Pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode pembelajaran yang didasarkan pada teori konstruktivis dan yang efektif dalam pembelajaran peserta didik dan dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Sen, S. & Ozyalcin Oskay, O., 2016). Salah satu model yang digunakan dalam menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri di kelas sains adalah Model 5E. Model pembelajaran 5E memastikan bahwa peserta didik aktif di kelas, mereka memiliki kesempatan untuk meneliti dan menganalisis, dan bahwa mereka mencapai pengetahuan dengan menciptakan lingkungan diskusi dan dengan terus bertanya (Gunduz Bahadir, 2012). The 5E Instructional Models atau Model Pembelajaran 5E (Bybee & Landes, 1990) dapat digunakan untuk merancang pembelajaran sains berdasarkan pada psikologi kognitif, teori belajar konstruktivisme, dan berbagai praktik terbaik dalam pengajaran sains. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil pembelajaran di atas lembar penilaian. Penilaian adalah salah satu bagian penting dari proses pembelajaran. Penilaian berkaitan dengan tujuan dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan penilaian tindak lanjut peserta didik Pembelajaran yang baik tidak akan berhasil tanpa penilaian yang baik (Irwanto, 2016).
  • 8. Oleh karena itu, untuk mendukung peningkatan kualitas kegiatan praktikum berbasis model pembelajaran 5E perlu dikembangkan juga instrumen penilaian yang sesuai. Instrumen penilaian tersebut tentu harus mengandung tahapan belajar yang dianut oleh model pembelajaran 5E, yaitu Engage, Explore, Explain, Elaborate, dan Evaluate. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apa jenis model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan praktikum peserta didik di sekolah? 2. Bagaimana sistem penilaian psikomotorik dalam kegiatan praktikum yang biasa digunakan di sekolah? 3. Bagaimana implementasi instrumen penilaian psikomotorik dalam mengevaluasi kegiatan praktikum peserta didik di sekolah? 4. Bagaimana penerapan model pembelajaran 5e jika digunakan untuk mengembangkan instrumen penilaian kegiatan praktikum peserta didik di sekolah? C. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini, ialah “Lembar penilaian berbasis model 5E seperti apa dan bagaimana implementasinya dalam menunjang kegiatan praktikum peserta didik pada materi koloid?”
  • 9. KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran 5E (5E-Learning Cycle) Model pembelajaran atau siklus pembelajaran 5E dengan tahapan Engage, Explore, Explain, Elaborate, dan Evaluate, adalah model konstruktivis untuk perencanaan dan penerapan sains. Hubungan Utama telah menjelaskan tujuan dari setiap fase (AAS, 2008). Model ini mencakup penekanan pembelajaran konstruktivis pribadi dan sosial (Yore, Anderson & Shymansky, 2005). Investigasi ilmiah dengan penekanan pada keterampilan inkuiri ilmu pengetahuan, yang tertanam dalam siklus, seperti praktik penilaian diagnostik, formatif, dan sumatif.
  • 10. Menurut Bybee (2006), fase-fase dalam model pembelajaran 5E adalah sebagai berikut: 1. Engagement (Persiapan). Pada fase ini guru mengasses pengetahuan awal (prior knowledge) peserta didik dan membantu mereka untuk tertarik dengan konsep-konsep baru melalui penggunaan kegiatan singkat untuk memicu rasa ingin tahu. Kegiatan yang dilakukan harus menghubungkan antara pengalaman belajar sebelumnya dengan pengalaman belajar yang akan dilakukan, mengekspos konsepsi awal yang telah dimiliki peserta didik, dan mengorganisasikan pemikiran peserta didik untuk mencapai tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Exploration (eksplorasi). Pada fase exploration (eksplorasi) peserta didik mempunyai kesempatan melakukan kegiatan di mana konsep yang telah mereka miliki, miskonsepsi, proses belajar dan keterampilan-keterampilan diidentifikasi, dan perubahan konsepsi difasilitasi. Peserta didik dapat menyelesaikan kegiatan laboratorium yang akan membantu mereka menggunakan pengetahuan awal untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru, mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan dan kemungkingan-kemungkinan, dan mendesain dan melaksanakan penyelidikan. 3. Explanation (penjelasan). Pada fase explanation (penjelasan) memfokuskan perhatian peserta didik pada suatu aspek tertentu dari pengalaman belajar mereka pada fase engagement (persiapan) dan exploration (eksplorasi) dan menyediakan kesempatan untuk mendemonstrasikan pemahaman konsep-konsep, keterampilan-keterampilan proses sains, atau tingkah laku tertentu. Fase ini juga menyediakan kesempatan kepada guru untuk secara langsung
  • 11. menyampaikan konsep-konsep, proses-proses, atau keterampilan-keterampilan. Peserta didik menjelaskan pemahaman mereka terhadap konsep-konsep. Penjelasan dari guru dapat membimbing mereka menuju pemahaman yang lebih mendalam, yang merupakan bagian terpenting dari fase ini. 4. Elaboration (elaborasi). Pada fase elaboration (elaborasi) guru menantang dan memperluas pemahaman konseptual dan keterampilan-keterampilan peserta didik. Melalui pengalaman- pengalaman belajar yang baru peserta didik membangun pemahaman yang lebih dalam dan luas, memperoleh informasi-informasi, dan keterampilan-keterampilan. Peserta didik mengaplikasikan pemahaman mereka tentang konsep-konsep tertentu dengan melakukan kegiatan-kegiatan tambahan. 5. Evaluation (evaluasi). Pada fase terakhir dari model siklus belajar 5E ini, yaitu fase evaluation (evaluasi), peserta didik berupaya mengasses pemahaman dan kemampuan mereka. Selain itu pada fase ini guru juga mempunyai kesempatan untuk mengevaluasi kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.  Kelebihan Model Pembelajaran 5E Menurut Wibowo (2010), penerapan model siklus belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan sebagai berikut: 1. Meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar (peserta didik) dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. 2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah pembelajar
  • 12. 3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna  Kekurangan Model Pembelajaran 5E Adapun kekurangan penerapan model siklus belajar yang harus selalu diantisipasi adalah sebagai berikut: 1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran 2. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran 3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi 4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran. B. Kegiatan Praktikum Proses pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang bertujuan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Zulfiani dkk. (2009) “metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur ketika menyampaikan bahan ajar/materi pelajaran”. Metode mengajar menjadi acuan prosedur, urutan, dan langkah-langkah yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Untuk menentukan metode mengajar yang paling tepat, salah satu aspek yang harus dipertimbangkan adalah materi pelajaran terkait.
  • 13. Kegiatan praktikum yang berlandaskan pada metode ilmiah dapat mendukung proses pembelajaran sains. Dalam pelaksanaanya, proses belajar mengajar sains lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses yang memfasilitasi peserta didik untuk dapat menemukan fakta- fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori, dan sikap ilmiah peserta didik secara mandiri (Trianto, 2010). Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang dipelopori J.Piaget dan Vygotsky, dimana peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam kegiatan pembelajaran (Zulfiani dkk., 2009). Materi pelajaran yang diperoleh melalui pengalaman langsung juga akan lebih mudah dipelajari, dipahami, dan diingat dalam jangka waktu yang lebih lama C. Penilaian Aspek Psikomotorik dalam Kegiatan Praktikum “Mengajar dan menilai adalah dua dimensi dalam proses pembelajaran. Baik penilaian dapat berdiri sendiri atau mengajar dapat dianggap komprehensif jika evaluasi belum terjadi” (Halarie, 2007). Penilaian digunakan untuk tiga tujuan luas: untuk membantu pembelajaran, untuk mengukur pencapaian individu, dan untuk mengevaluasi program (Pellegrino et al., 2001). Di antara alat penilaian, persediaan konsep telah digunakan dengan sukses di berbagai bidang ilmu. Depdikbud (Arifin: 2011) mendefinisikan penilaian sebagai “suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik”. Istilah penilaian kadang disebut sebagai asesmen yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, assessment. Bagi seorang guru, penilaian dalam pembelajaran adalah kegiatan utama yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.
  • 14. Melalui kegiatan penilaian guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian peserta didik. (Sofyan, dkk: 2006) Penilaian Aspek Psikomotor Konsep penilaian pada Kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan adalah penilaian secara menyeluruh mencakup tiga kompetensi utama yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian aspek psikomotor termasuk ke dalam penilaian kompetensi keterampilan. Keterampilan didefinisikan oleh Direktorat Pembinaan SMA sebagai “kemampuan berpikir dan bertindak untuk merespon tuntutan keadaan lingkungan berupa perintah, situasi mendesak, atau kesadaran diri untuk bertindak”. Berdasarkan pengertian tersebut, keterampilan terbagi menjadi dua komponen berupa keterampilan berpikir dan keterampilan bertindak. Keterampilan berpikir merupakan bentuk keterampilan abstrak sedangkan keterampilan bertindak adalah keterampilan konkret D. Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotorik Telah dijelaskan sebelumnya, dalam penilaian kinerja terdapat dua komponen penting yakni tugas dan rubrik. Dalam kegiatan praktikum, tugas berupa rangkaian prosedur praktikum yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam bentuk kinerja atau tindakan nyata. Media yang digunakan dalam kegiatan praktikum berupa lembar kerja praktikum yang memuat soal atau perintah kerja yang menuntut peserta didik untuk menunjukkan kinerjanya, dimana penyusunan soal atau perintah kerja didasarkan atas tujuan pembelajaran dan indikator pembelajaran yang disesuaikan dengan materi terkait. Kinerja yang ditunjukkan peserta didik dalam melakukan kegiatan praktikum menjadi kriteria dalam rubrik penilaian yang dirumuskan
  • 15. dalam bentuk aspek penilaian, untuk kemudian dinyatakan kualitasnya menggunakan gradasi mutu yang telah ditetapkan pada aspek penilaian tersebut. Dalam pengertian umum, instrumen atau alat adalah sesuatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang dalam melaksanakan tugas secara lebih efektif dan efisien (Arikunto, 2012). Sedangkan penilaian menurut Depdikbud (dalam Arifin, 2011) adalah “suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik”. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian adalah sesuatu yang digunakan untuk menggambarkan atau menilai hasil belajar peserta didik. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan sebelumnya instrumen penilaian pada penilaian kinerja adalah rubrik penilaian beserta gradasi mutu dari yang paling sempurna hingga yang paling tidak sempurna (Rasyid & Mansur, 2009). Dalam penilaian kinerja, rubrik penilaian digunakan karena kinerja peserta didik tidak ditentukan benar atau salahnya, melainkan dinyatakan dalam bentuk kualitas atau mutu kinerja pada beberapa tingkatan. Sementara, penilaian kinerja diberikan secara langsung oleh guru atau penilai. Oleh karena itu, untuk menghindari penilaian subjektif yang mudah kehilangan validitas dan reliabilitasnya maka digunakanlah rubrik penilaian sebagai instrumen penilaian kinerja (Zainul, 2001). Untuk mengembangakan rubrik dalam penilaian kinerja, Donna Szpyrka dan Ellyn B. Smith (dalam Zainul, 2001) menetapkan sembilan langkah pengembangan dengan penjelasan di tiap-tiap langkah sebagai berikut: a. Menentukan konsep, keterampilan, atau kinerja yang akan diases (asesmen)
  • 16. b. Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutan konsep dan atau keterampilan yang akan diases ke dalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja. c. Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas (task) yang harus diases. d. Menentukan skala yang digunakan e. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai kinerja yang tidak diharapkan. f. Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja mahapeserta didik dengan rubrik yang telah dikembangkan. g. Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja mahapeserta didik dari uji coba tersebut kemudian dilakukan revisi, terhadap deskripsi kinerja, maupun konsep dan keterampilan yang akan diases. h. Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan. Apakah skala tersebut memang telah membedakan secara jelas tentang kinerja yang ditunjukkan oleh mahapeserta didik. i. Merevisi skala yang digunakan
  • 17. DAFTAR PUSTAKA AAS. 2008. Making connections: A guide for facilitators. Canberra: Australian Academy of Science Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Brown, Corina E. 2013. Design, Development, and Psychometric Analysis of a General, Organic, and Biological Chemistry Topic Inventory Based on The Identified Main Chemistry Topics Relevant to Nursing Clinical Practice. Colorado: University of Northern Colorado. Bybee, R. W., Taylor, J. A., Gardner, A., Scotter, P. V., Powell, J. C., Westbrook, A., & Landes, N. 2006. The BSCS 5E instructional model: Origins and effectiveness. Colorado: BSCS Duran, L. B. & Duran, Emilio. 2004. The 5E Instructional Model: A Learning Cycle Approach for Inquiry-Based Science Teaching. The Science Education Review, 3(2), 49-58. Halarie, A. 2007. Teaching and Assessing in Nursing: A Worth Remembering Educational Experience. Health Science Journal, 11, 1-5. Hofstein A. and Lunetta V.N., 2004. The Laboratory in Science Education: Foundation for The 21st Century. Science Education, 88, 28-54. Hofstein, A. and Mamlok-Naaman, R. (2007). The Laboratory in Science Education: The State of The Art. Chemistry Education Research and Practice, 8(2), 105-107. Irwanto. 2016. The Development of An Integrated Assessment Instrumen for Measuring Analytical Thinking and Science Process Skills. American Institute of Physics.
  • 18. Kong, S. C., & Song, Y. 2014. The Impact of A Principle-Based Pedagogical Design on Inquiry-Based Learning in A Seamless Learning Environment in Hong Kong. Educational Technology & Society, 17(2), 127-141. PELLEGRINO, J. W., CHUDOWSKY, N. & GLASER, R. 2001. Knowing What Students Know: The Science and Design of Educational Assessment. Washington D. C.: National Academy Press Sen, S. & Ozyalcin Oskay, O. 2016. The Effects of 5E Inquiry Learning Activities on Achievement and Attitude toward Chemistry. Journal of Education and Learning, 6 (1) Sofyan, A., Feronika, T., & Milama, B. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Yore, Larry D.; Anderson, John O.; Shymansky, James A. 2005. Sensing the Impact of Elementary School Science Reform: A Study of Stakeholder Perceptions of Implementation, Constructivist Strategies, and School-Home Collaboration. Journal of Science Teacher Education