1. Farmakoterapi 1
Mual dan Muntah
Disusun Oleh :
Atikah Dwi Utami (154301009)
Franklin Andika Purba (15430116)
Fretty Flower Pasaribu (154301017)
Idham Chalid (154301022)
Justiya Ferayanti (154301024)
2. Definisi
Mual
Mual merupakan sensasi yang sangat tidak enak pada perut yang biasanya
terjadi sebelum keinginan untuk muntah, ini merupakan suatu respon yang
berasal dari respon penolakan yang dapat ditimbulkan oleh rasa, cahaya, atau
penciuman.
Muntah
Muntah adalah suatu gejala bukan merupakan sebuah penyakit. Gejala ini
berupa keluarnya isi lambung dan usus melalui mulut dengan paksa atau
dengan kekuatan. Muntah merupakan reflek protektif tubuh karena dapat
berfungsi melawan toksin yang tidak sengaja tertelan. Selain itu, muntah
merupakan usaha mengeluarkan racun dari tubuh dan bisa mengurangi
tekanan akibat adanya sumbatan atau pembesaran organ yang menyebabkan
penekanan pada saluran pencernaan.
3. Etiologi
01
02
03
Akibat rangsangan
langsung dari saluran
cerna
Melalui kulit otak
(cortex cerebri)
Content Here
Muntah diakibatkan oleh stimulasi dari pusat muntah di
sumsum-sambung (medulla oblongata) dan berlangsung
menurut beberapa mekanisme, yaitu :
Secara tak-langsung
melalui CTZ
4. Berikut beberapa penyebab mual muntah dari
berbagai faktor, antara lain:
Gangguan GI
track
Adanya agen yang menyerang
atau mengiritasi lapisan
lambung, seperti infeksi bakteri
H. Pylori, gastroentritis,
keracunan makanan , agen
iritan lambung (alkohol, rokok,
dan obat NSAID). Penyakit
peptic ulcer dan GERD juga
dapat menyebabkan mual
muntah.
Sinyal dari otak
• Luka pada kepala,
pembengkakan otak (gegar otak
atau trauma kepala), infeksi
(meningitis atau encephalitis),
tumor, atau keseimbangan
abnormal dari elektrolit dan air
dalam aliran darah.
• Noxious stimulus: bau-bau atau
suara-suara
• Kelelahan karena panas, terik
matahari yang ekstrem, atau
dehidrasi.
Terkait dengan
penyakit lain
Misalnya pada pasien diabetes
dapat mengalami
gastroparesis, yaitu kondisi
dimana lambung gagal
mengosongkan diri secara
tepat dan kemungkinan
disebabkan generized
neuropathy (kegagalan dari
syaraf untuk mengirim sinyal
yang tepat ke otak).
5. Next...
Obat dan
perawatan medis
• Terapi radiasi: mual dan
muntah dihubungkan
dengan terapi radiasi.
• Efek samping obat, seperti
pada obat nyeri narkotik,
anti-inflamasi (prednisone
dan ibuprofen), dan
antibiotik yang dapat
menyebabkan mual dan
muntah.
Kehamilan
Muntah pada kehamilan
terutama pada trisemester
pertama yang disebabkan oleh
perubahan hormon dalam
tubuh.
7. Terdapat tiga fase emesis, yaitu:
patofisiologi
Nausea, berupa
kebutuhan untuk
segera muntah atau
mual
Retcing , yaitu gerakan
yang diusahakan otot
perut dan dada
sebelum muntah
Vomiting atau muntah,
yaitu pengeluaran isi
lambung yang
disebabkan oleh
retroperistalsis GI.
10. CTZ merupakan daerah kemosensori utama pada proses emesis/muntah dan sering
dipicu oleh senyawa senyawa kimia. Obat obat sitotoksik pun memicu emesis melalui mekanisme
berinteraksi dengan CTZ. Beberapa neurotransmiter dan reseptor terdapat di pusat muntah, CTZ,
dan saluran cerna, meliputi kolinergik, histaminik, dopaminergik, opiat, serotonergik, neurokinin,
serta benzodiazepin. Nah dari sini juga terlihat bahwa adanya stimulasi pada satu ataupun beberapa
reseptor ini akan memicu muntah. Itulah sebabnya, mekanisme kerja obat antiemetik akan berkutat
dalam menghambat ataupun mengantagonis reseptor emetogenik tersebut seperti terlihat pada
gambar berikut :
11. Terapi
Tujuan terapi antiemetik adalah untuk mencegah
atau menghilangkan mual dan muntah, tanpa
menimbulkan efek samping.
1
Pasien dengan keluhan sederhana,
menghindari makanan tertentu atau
moderasi asupan makanan yang lebih
baik.
Terapi
Non-Farmakologi
Pasien dengan gejala penyakit
sistemik sebaiknya mengobati
kondisi yang mendasarinya.
Antisipasi mual atau muntah pada
pasien terapi kanker dengan
memberi profilaksis antiemetik.
Intervensi perilaku dan termasuk
relaksasi, biofeedback, self-hypnosis.
2
3
4
12. Terapi Farmakologi
04
03
01
1
2
4
3
02
Faktor pemilihan terapi :
Gejala berdasarkan etiologi
Frekuensi, durasi, and tingkat
keparahan
Kemampuan pasien pada
penggunaan obat secara oral,
rektal, injeksi atau transdermal
Obat telah berhasil digunakan
sebagai antiemetik sebelumnya.
14. Next...
2
3
4
1
Obat -obat golongan ini paling banyak digunakan, meliputi klorpromazin, proklorperazin, prometazin.
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat reseptor dopamin di CTZ. Efek samping yang muncul dari
obat ini adalah reaksi ekstrapiramidal ataupun reaksi hipersensitivitas.
Agen ini meliputi siklizin, dimenhidrinat, difenhidramin, meklizin, hidroksizin, scopolamin, dan
trimethobenzamid. Sesuai namanya, mekanisme obat golongan ini adalah mengantagonis reseptor histamin
dan kolinergik yang ada pada CTZ. Efek samping dari penggunaan obat obat ini meliputi mengantuk,
penglihatan kabur, mulut kering, retensi urin ataupun takikardi. Efek samping tersebut memang khas akibat
penggunaan obat antikolinergik.
Obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter adalah yang mengandung difenhidramin ataupun
dimenhidrinat. Dosis dimenhidrinat yang dipakai adalah 50-100 mg setiap 4-6 jam jika perlu. Sedangkan
dosis difenhidramin adalah 25-50 mg setiap 4-6 jam jika perlu.
Sesuai namanya, golongan obat ini bekerja dengan mengantagonis atau menghambat reseptor
histamin yang terlibat dalam patofisiologi muntah.
Obat obat golongan ini meliputi ranitidin 75 mg, simetidin 200 mg, nizatidin 75 mg, dan famotidin10 mg
dengan dosis masing masing 2xsehari jika perlu saja. Obat ini diberikan jika mual muntah terkait dengan
adanya heartburn atau seperti rasa panas terbakar di dada.
Obat ini digunakan untuk mual muntah ringan yang terkait kelebihan asam lambung dengan cara
menetralkan asam lambung. Efek samping yang mungkin terjadi adalah konstipasi/sembelit akibat
kandungan alumunium hidroksida maupun garam kalsium, serta diare osmotik karena adanya magnesium
hidroksida. Efek samping ini tidak selalu terjadi. Dosis 15-30 ml setiap 4 jam jika perlu.
Antasida
Antagonis Reseptor
Histamin
Antihistamin-
Antikolinergik
Fenotizin
15. Next...
6
7
8
5
Mual muntah karena induksi kemoterapi dapat terjadi langsung ataupun tertunda. Substansi P
merupakan neurotransmiter yang dipercaya merupakan mediator utama pada mual muntah yang tertunda
tersebut.
Aprepitan merupakan contoh obat golongan ini, dan penggunaannya dikombinasikan dengan
deksametason dan golongan SSRI untuk mencegah mual muntah fase akut dari pemberian obat sitotoksik
yang berdaya emetogenik tinggi.
Obat ini bekerja dengan menghambat reseptor dopamin di CTZ. Obat ini bersama kombinasi dengan
deksametason digunakan untuk terapi profilaksis/pencegahan pada mual muntah yang diinduksi kemoterapi.
Dexametason merupakan contoh golongan ini yang sering digunakan untuk mual muntah dikarenakan
kemoterapi ataupun pasca operasi. Deksametason dapat digunakan sendiri ataupun dikombinasikan
bersama golongan SSRI.
Obat-obat golongan ini adalah haloperidol dan droperidol yang keduanya bekerja dengan cara
menghambat reseptor dopamin di CTZ. Butirofenon
Kortikosteroid
Metoklopramid
Antagonis Reseptor
Substansi
P/Neurokinin 1
9 Antagonis Reseptor
Seretonin
Contoh obat golongan ini meliputi ondansetron, granisetron, palonosetron, dan dolasetron. Golongan
ini biasa digunakan untuk mencegah mual muntah akibat kemoterapi ataupun pasca operasi. Efek samping
utama dari obat tersebut adalah sakit kepala dan konstipasi.
16. Sebagai pilihan utama terapi yang aman bagi ibu
hamil adalah menggunakan piridoksin (vitamin B6) baik
digunakan sendiri ataupun bersama dengan doksilamin.
Dosis piridoksin adalah 10-25 mg 1-4 x sehari, sedangkan
doksilamin menggunakan dosis 12,5-20 mg 1-4 x sehari. Jika
gejala belum teratasi, maka dapat ditambah dengan
difenhidramin atau dimenhidrinat, atau meklizin.
Kemudian untuk mual muntah akibat adanya
gangguan keseimbangan, misal dalam kasus naik kapal,
dapat menggunakan golongan antihistamin-antikolinergik.