MAKALAH KDTK
POSISI PASIEN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
1. Amelia Nur Halizah
2. Aurullia Yusmetha
3. Tri Wulandari
4. Yolanda Nur Fadillah
SMK KESEHATAN ATHALLA PUTRA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas “Posisi Pasien”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Palembang, 20 Agustus 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Tujuan ...................................................................................................................4
C. Rumusan Masalah....................................................................................................5
D. Manfaat..................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................6
A. Pengertian Pengaturan Posisi Pasien...........................................................................6
B. Jenis Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien.........................................................6
1. Posisi Fowler......................................................................................................6
2. Posisi Semi Fowler..............................................................................................7
3. Posisi sim ...........................................................................................................8
4. Posisi trendelenburg............................................................................................9
5. Posisi dorsal recumbent.....................................................................................10
6. Posisi Litotomi..................................................................................................11
7. Posisi Genu pectrocal/ Knee chest......................................................................12
8. Posisi orthopeneic .............................................................................................13
9. Posisi Supinasi..................................................................................................13
10. Posisi pronasi .....................................................................................................14
11. Posisi lateral.......................................................................................................14
BAB III.............................................................................................................................16
PENUTUP.........................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................16
B. Saran ...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tuibuh.
Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem muskulus
skeletal, serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh. Abnormalitas postur
dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya sehingga membatasi rentang
gerak pada beberapa sendi,
Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan
posisi pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi
pasien, adanya paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik, toleransi aktivitas, tingkat
kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi juga penting
dilakukan.
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh. Prinsip mekanika tubuh, pergerakan dasar dalam
mekanika tubuh merupakan kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi. Untuk menilai
kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik, penggunaan alat
bantu gerak, cara menggapai benda, naik/turun dan berjalan adalah dengan cara
melakukan proses keperawatan pada pasien melalui pengkajian, diagnosa, intervensi
dan tindakan keperawatan. Dengan adanya proses keperawatan pada pasien dengan
gangguan ambulasi ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi, meningkatkan
kekuatan otot dan mobilitas, mencegah komplikasi dari imobilitas dan meningkatkan
harga diri serta kemandirian.
B. Tujuan
1. Untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur.
2. Untuk mengatur posisi di tempat tidur.
3. Untuk membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.
4. Untuk membantu pasien berjalan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian pengaturan posisi pasien ?
2. Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien ?
3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien ?
D. Manfaat
Mahasiswa dapat memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat
tidur, mengatur posisi di tempat tidur, membantu memindahkan pasien dari tempat tidur
ke kursi roda, membantu pasien berjalan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianPengaturanPosisiPasien
Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang
baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek
keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu
apabila dilakukan dalam waktu yang lama. (Potter dan perry,2009)
Tujuan merubah posisi :
1. Mencegah nyeri otot
2. Mengurangi tekanan
3. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
4. Mencegah kontraktur otot
5. Mempertahankan tonus otot dan reflek
6. Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan
B. Jenis Jenis Pemberian PosisiTubuh Pada Pasien
1. PosisiFowler
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Posisi Fowler
Tujuan
a. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
b. Meningkatkan rasa nyaman
c. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan
ventilasi paru
d. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
Indikasi
a. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
b. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Alatdan bahan :
a. Tempat tidur khusus
b. Selimut
Cara kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Dudukkan pasien
c. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur.
d. Untuk posisi semi fowler (30-45˚) dan untuk fowler (90˚).
e. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.
2. Posisi Semi Fowler
Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat. Posisi
semi fowler dengan derajat kemiringan 45o, yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi
untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada
diagfragma.
Posisi Semi Fowler
Tujuan
a. Mobilisasi
b. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
c. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
Cara / prosedur
a. Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat ( 45-90 derajat)
b. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas
klien lumpuh
c. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut
dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya tekanan di bawah jarak poplital ( di
bawah lutut )
3. Posisisim
Definisi :
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau kekiri, posisi ini dilakukan untuk
memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria).
Posisi Sim
Tujuan :
a. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
b. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
c. Memasukkan obat supositoria
d. Mencegah dekubitus
Indikasi :
a. Untuk pasien yang akan di huknah
b. Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
Alat dan bahan :
a. Tempat tidur khusus
b. Selimut
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan posisi
badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk
diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas
tempat tidur.
4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki
kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas
tempat tidur.
4. Posisitrendelenburg
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah dari pada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran
darah keotak.
Posisi trendelenburg
Alat dan bahan :
a. Tempat tidur khusus
b. Selimut
Indikasi :
a. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
b. Pasien shock
c. Pasien hipotensi.
Alat dan bahan :
a. Tempat tidur khusus
b. Selimut
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan posisi badan
setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat
tidur.
4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kanan
lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakanke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat
tidur
5. Posisidorsalrecumbent
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau
direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa
genetalia serta pada proses persalinan.
Posisi dorsal recumbent
Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung
belakang.
Indikasi :
a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia
b. Untuk persalinan
Alat dan bahan :
a. Tempat tidur
b. Selimut
Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala dan ujung
tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan lutut
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus
dengan meninggikan bagian kaki pasien.
6. PosisiLitotomi
Definisi :
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Indikasi :
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
Alat dan bahan :
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
Cara kerja:
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan
tarik kearah perut
2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
4. Pasang selimut
7. PosisiGenu pectrocal/Knee chest
Definisi :
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah
rectum dan sigmoid.
Posisi Genu pectrocal/ Knee chest
Tujuan :
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
Indikasi :
1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.
Cara kerja :
1. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada kasur tempat tidur.
2. Pasang selimut pada pasien.
8. Posisiorthopeneic
Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar
dada, seperti pada meja.
Posisi Orthopeneic
Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang
ekstrim dan tidak bias tidur terlentang atau posisi kepala hanya bias pada elevasi
sedang.
Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bias tidur terlentang.
9. Posisi Supinasi
Pengertian
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh
sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
Posisi Supinasi
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama
pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Indikasi
1. Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
2. Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.
10. Posisipronasi
Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap
kebantal.
Posisi Pronasi
Tujuan
1. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
Indikasi
1. Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
2. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.
11. Posisilateral
Posisi Lateral
Pengertian
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat
tubuh berada pada pinggul dan bahu.
Tujuan
1. Mempertahankan body aligement
2. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3. Meningkankan rasa nyaman
4. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang
menetap.
Indikasi
1. Pasien yang ingin beristirahat
2. Pasien yang ingin tidur
3. Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
4. Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang
baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan perry, 2009).
2. Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :
· Posisi Supinasi (Telentang)
· Posisi Lateral (Side-Lying)
· Posisi Dorsal Recumbent
· Posisi Trendelenberg
· Posisi Sims
· Posisi Lithotomi
· Posisi Pronasi (Telungkup)
· Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)
· Posisi Fowler
· Posisi Semi Fowler
· Posisi ortopnea
3. Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara pengaturan
posisi pasien yang satu dengan yang lain.
B. Saran
Diharapkan ebagai seorang calon tenaga kesehatan dapat memahami dengan benar
prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya, dan dapat melakukan
prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya dalam praktik
keperawatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Alimul Aziz, 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.
Salemba Medika : Jakarta
Darliana, Devi, dkk. 2014. Kebutuhan Aktivitas dan Mobilisasi.
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.