3. Al Amanah
(Jujur, Dapat
Sesuatu yang Dipercaya)
dipercayakan kepada seseorang,baik harta ataupun
ilmu atau rahasia atau lainnya yang wajib dipelihara atau disampaikan
kepada yang berhak menerimanya.
Hartawan hendaknya memberikan hak orang lain yang
dipercayakan kepadanya, penuh bertanggung jawab atasnya, ilmuwan
hendaknya memberikan ilmunya kepada orang yang memerlukan, orang
yang diberi rahasia hendaknya menyimpan, memelihara rahasia itu sesuai
dengan kehendak yang mempercayakan rahasia itukepadanya.
Pemerintah hendaknya berlaku dan bertindak sesuai dengan tugas dan
kewajibannya.
Seorang mukmin hendaknya berlaku amanat, jujur dengan segala
anugerah Allah SWT. Kepada dirinya, menjaga anggota lahir dan anggota
batin dari segala maksiat, serta mengerjakan perintah – perintah Allah
SWT. Secara komplet dan permanent, dimana pada akhirnya kawan dan
lawan akan menghargai serta menaruh respect dan simpati yang baik.
4. DALIL
(Q.S An-Nisa [04] : 58)
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.”
5. (Q.S Al-Ahzab [33]: 72)
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gununggunung, maka semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
lalim dan amat bodoh, “
6. Al Aliefah
(Disenangi)
Hidup dalam masyarakat yang heterogen memang
tidak mudah sebab anggota-anggota masyarakat terdiri dari
bermacam-macam sifat, watak, kebiasaan dan kegemaran.
Orang yang bijaksana tentulah dapat menyelami
segala anasir yang hidup di tengah masyarakat, menaruh
perhatian kepada segenap situasi dan senantiasamengikuti
setiap fakta dan keadaan yang penuh dengan aneka
perubahan.
Pandai mendudukkan sesuatu pada proporsi yang
sebenarnya, bijaksna dalam sikap, perkataan dan
perbuatan, niscaya anggota pribadi akan disenangi oleh
anggota masyarakat dalam kehidupan dan pergaulan sehari-
hari.
7. HADITS
“Sesungguhnya Allah menyukai tiga sikap yang kita lakukan
dan membenci tiga sikap yang ada pada kita. Tiga sikap yang disukai
Allah adalah: Pertama, selalu bertauhid, beribadah hanya kepada-
Nya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.
Kedua, bersatu dalam ajaran-ajaran Allah, dan tidak terpecah belah
dalam menghadapi situasi yang sulit. Ketiga, selalu saling menasehati
terhadap orang-orang di sekeliling kita, dan terutama kepada mereka
yang menjadi ulil amri. Tiga sikap yang dibenci Allah adalah:
Pertama, selalu menerbitkan isu-isu ataupun hal-hal yang tidak jelas
sumbernya. Kedua, mengemukakan banyak pertanyaan-pertanyaan
yang tidak sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Ketiga, menghambur-
hamburkan rezeki.”
(Hadits dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim)
8. SELALU BERKATA BAIK
Selalu berkata yang baik harus menjadi sikap hidup
bagi orang yang beriman. Dari Abu Hurairah
Rasulullah bersabda:
“ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
kiamat maka hendaklah ia berkata baik atau diam”.
(Bukhari dan Muslim).
9. TIDAK BERDUSTA
Para ahli bahasa telah bersepakat bahwa dusta atau bohong ialah
menyampaikan informasi (laporan, data, pertanggung jawaban) yang
tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Firman Allah :
” Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu katakan”. (QS 61:3).
10. Rasulullah bersabda:
Empat perkara apabila ada pada diri seseorang, maka ia adalah seorang
munafik tulen, dan barang siapa yang ada dalam dirinya salah
satunya, maka ia telah memiliki salah satu sifat kemunafikan sampai ia
meningalkannya : Apabila diberi kepercayaan ia berkhianat, apabila
berbicara ia bohong, apabila berjanji ia melanggarnya, dan apabila
berbantahan (bermusuhan ) ia berbuat fasik. (muttafaqun ‘alaih ).
11. TIDAK MENGGUNJING
Firman Allah yang artinya:
“ Dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain”.(QS 49:12).
Sedangkan yang dimaksud dengan menggunjing ialah
seperti yang disabdakan oleh Rasulullah :
“Ghibah ialah engkau menyebut saudaramu tentang
apa-apa yang tidak disenanginya”. (H.R Muslim).
12. TIDAK MENGHINA SESAMA
MUSLIM
Sebagai orang yang beriman kita tidak boleh
menghina, mencela dan melaknat seseorang, sebagaimana firman
Allah I yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu
kaum memperolok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka (yang
diolok-olok) lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan
pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain, karena boleh
jadi wanita-wanita (yang diolok-olok itu) lebih baik dari wanita yang
mengolok-olok, dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan buruk sesudah iman dan
barang siapa tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang
zalim”.(QS 49 :11).
13. TIDAK BERKATA KOTOR
Yaitu perkataan yang tidak sopan, tidak pantas didengar dan
jorok, hal tersebut bisa mengakibatkan orang yang mendengarnya
menjadi tersinggung dan sakit hati. Allah I tidak menyukai orang yang
berkata-kata kotor. Sabda Rasulullah :
“ Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang kotor
perkataannya menyebabkan orang lain berkata kotor pula”. (Lihat :
Ibnu Hibban 5177, Mawaridu Al-Dzam’an 1566, Ahmad 6514, Kasyfu
Al-Khafa 736, Hadits Hasan).
14. MENJAUHI PERTENGKARAN
DAN PERDEBATAN
Dalam suatu riwayat, Nabi pernah mendatangi sahabat beliau yang
sedang berdebat, seraya beliau menegur dan melarang perbuatan
itu, lalu beliau bersabda :
“Barang siapa yang meninggalkan dusta sedang dia dalam keadaan
salah, dibangunkan )(oleh Allah) I untuknya (sebuah rumah) dipinggir
surga. Dan barang siapa meninggalkan perdebatan sedangkan dia
dalam keadaan benar, dibangunkan (oleh Allah) untuknya
dipertengahannya dan barangsiapa yang baik akhlaknya dibangunkan
untuknya (rumah) yang paling tinggi”. (H.R Tirmidzi dan berkata:
Hadits Hasan).
15. Hadis tentang bagaimana kita bisa di hargai orang lain :
“Siapa yang tak menyayangi orang lain, Allah tak akan
menyayanginya.” (Kisah ini merujuk pada hadits dari Abu
Hurairah z dan Jarir bin Abdillah z, dalam Shahih Muslim no.
2318 dan 2319)
16. Al ‘AFWU
(Pemaaf)
Manusia tiada sunyi dari khilaf dan salah. Maka
apabila orang berbuat sesuatu terhadap dirimu yang
mungkin karena khilaf atau salah, maka patutlah
engkau pakai sifat lemah lembut (sebagai rahmat
Allah SWT kepadamu) terhadapnya, maafkanlah
kekhilafan atau kesalahannya, janganlah
mendendam serta mohonkanlah ampun kepada
Allah SWT untuknya, semoga ia surut dari
langkahnya yang salah, lalu berlaku baik di masa
depan sampai akhir hayatnya.
17. HADITS
"Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah
menambah bagi seorang hamba dengan sifat memaafkan kecuali
kemuliaan, serta tidaklah seorang hamba merendahkan diri karena
Allah melainkan Allah meninggikan darajatnya". (HR. Muslim)
Nabi bersabda, "Tidaklah seorang itu suka memaafkan, melainkan dia
akan semakin mulia." (HR. Muslim)
18. DALIL
An-nuur ; 22
"Dan hendaklah mereka memaafkan serta melupakan kesalahan
orang-orang itu, tidakkah kamu suka supaya Allah mengampunkan
dosa kamu? Dan ingatlah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mengasihani". (al-Nuur: 22)
19. ANIE SATUN
(Manis Muka)
Menghadapi sikap orang yang menjemukan
engkau, mendengar berita fitnah yang memburukkan
berita baikmu, sambutlah semuanya itu dengan manis
muka, dengan senyum kata orang.
Betapa banyaknya orang-orang pandai lagi
bijaksana memakai sikap ini dan banyak sekali terjadi di
dunia diplomasi orang memperoleh sukses dan
mencapai kemenangan, hanya dengan Keep Smiling
diplomatnya di meja perundingan.
Dengan muka yang manis, dengan senyum
menghias bibir, lawanmu jatuh tersungkur mengaku
kalah dan engkau akan selalu disenangi orang.
20. HADITS
–
Hadits riwayat AbuDzar Radhiyallahu’anhu,iaberkata:
“Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda kepadaku : Janganlah engkau memandang
rendah perbuatan baik sedikitpun, walaupun hanya dengan menemui saudaramu dengan
muka manis.”
“Jagalah kalian dari api neraka, walaupun dgn bersedekah sepotong kurma. Namun siapa yang
tak mendapatkan sesuatu yang bisa disedekahkannya maka dgn (berucap) kata-kata yang
baik.” (HR. Al-Bukhari no. 6023 & Muslim no. 2346)
21. DALIL
Surah al hijr : 88
“Rendahkanlah sayapmu kepada kaum mukminin.” (Al-Hijr: 88)
Maksudnya: bersikap lunaklah terhadap mereka & perbaiki akhlakmu
terhadap mereka karena mencintai, memuliakan, & mengasihi
mereka. (Taisir Al-Karimir Rahman, hal. 435)
22. KESIMPULAN
Orang yang memiliki sifat AL AMANAH, AL ALIEFAH, AL
‘AFWU, DAN ANIE SATUN akan dengan mudah diterima oleh
masyarakat dan orang-orang sekitarnya. Selain itu, orang yang
memiliki 4 sifat ini akan disenangi Allah SWT. Dari AL AMANAH yaitu
dapat dipercaya , jadi orang lain itu dengan sebuah sifat amanah kita
dapat memberi kepercayaan kepada kita, berkaitan pula dengan AL
ALIEFIAH di senangi orang lainnya , maksudnya bila kita sudah dapat
menjaga amanah atau kepercayaan itu dengan baik, kita akan di
senangi orang lain. Selain itu juga ada AL ‘AFWU yaitu pemaaf , dengan
itupun juga dengan sifat pemurah dan saling memaafkan satu sama
lain itu sesama masyarakat saling di segani. Begitupun dengan ANIE
SATUN yaitu sifat manis muka , maksudnya kita selama apapun
cobaan,tuduhan maupun fitnah menempa kita , kita dapat selalu
dapat menjaga senyuman dan kiasan muka agar sejuk di pandang
orang dan itulah sebuah hal yang di sukai oleh masyarakat. Itulah 4
sifat akhlakul mahmudah yang patut kita tiru dan teladani .