SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
JOKO RISDIYANTO
BAG. HUKUM SETDAKAB. MAGETAN
 Pasal 13 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil,
 Mengamanatkan agar Pejabat Pembina Kepegawaian
masing-masing instansi menetapkan Kode Etik Instansi;
 Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
 Kode Etik adalah norma dan asas yang harus dipatuhi oleh pegawai dalam
melaksanakan tugas dan fungsi organisasi.
 Kode Perilaku adalah pedoman sikap dan perbuatan pegawai dalam melaksanakan
tugas dan fungsi organisasi yang sesuai dengan kode etik.
 Pelanggaran Etik dan Perilaku adalah sikap, perilaku, perbuatan, tulisan, dan ucapan
Pegawai bertentangan dengan Kode Etik dan Kode Perilaku.
 Terlapor adalah Pegawai yang diduga melakukan Pelanggaran Etik dan Perilaku.
 Pelapor adalah pihak yang melaporkan tentang dugaan telah atau sedang terjadinya
Pelanggaran Etik dan Perilaku Pegawai.
 Sidang Kode Etik dan Kode Perilaku yang selanjutnya disebut Sidang Etik adalah suatu
proses untuk memeriksa dan memutuskan Pelanggaran Etik dan Perilaku Pegawai.
 Pelanggaran Kode Etik Pegawai ASN adalah segala bentuk ucapan, tulisan atau
perbuatan yang bertentangan dengan butir-butir jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai
ASN.
 ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
 kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945;
 semangat nasionalisme;
 mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi
atau golongan;
 ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
 penghormatan terhadap hak asasi manusia;
 tidak diskriminatif;
 profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; dan
 semangat jiwa korps.
Dalam pelaksanaan
tugas kedinasan dan
kehidupan sehari-hari
setiap ASN wajib
bersikap dan
berpedoman pada:
1.etika dalam
bernegara dan dalam
penyelenggaraan
Pemerintahan;
2.etika dalam
berorganisasi;
3.etika dalam
bermasyarakat;
4.etika terhadap diri
sendiri; dan
5.etika sesama Pegawai
ASN.
1. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
2. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan bernegara;
3. tidak bersikap dan bertindak diskriminatif dalam menjalankan kewenangan yang
diatur dalam perundang-undangan;
4. menghormati dan menjunjung tinggi toleransi antar sesama suku dan umat
beragama;
5. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
6. menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan
tugas;
7. transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa;
8. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap
kebijaksanaan dan program Pemerintah;
9. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efesien dan
efektif; dan
10. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.
1. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku;
2. menjujung tinggi kehormatan institusi dalam pelaksanaan tugas
kedinasan maupun di luar kedinasan serta menempatkankepentingan
organisasi di atas kepentingan pribadi/golongan;
3. menjaga informasi yang bersifat rahasia;
4. melaksanakan setiap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pejabat yang
berwenang;
5. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;
6. menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang
terkait dalam rangka pencapaian tujuan;
7. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
8. patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja serta
ketentuan jam kerja;
9. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi;
10. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja;
11. menunjukkan sikap kepemimpinan melalui keteladanan, ketulusan dan
kewibawaan dalam pelaksanaan tugas untuk tujuan organisasi;
12. dalam melaksanakan perintah kedinasan tidak melampaui batas
kewenangannya dan wajib menyampaikan pertanggungjawaban tugas kepada
atasan langsungnya;
13. membangun dan mengembangkan sikap toleran, tanggung jawab, dan
pengendalian diri dalam menghadapi perbedaan pendapat diantara sesama
PNS dan pihak terkait lainnya;
14. mematuhi jenjang kewenangan dan bertindak disiplin berdasarkan aturan dan
tata cara yang berlaku;
15. setiap atasan tidak dibenarkan memberi perintah yang bertentangan dengan
norma yang berlaku dan wajib bertanggungjawab atas pelaksanaan perintah
kepada bawahannya; dan
16. tidak menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi saat jam kerja
ataupun diluar jam kerja.
1. mewujudkan pola hidup sederhana;
2. memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun, tanpa pamrih dan tanpa
unsur pemaksaan;
3. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;
4. bersikap terbuka dan responsif terhadap kritik, saran,keluhan, laporan serta pendapat
dari lingkungan masyarakat;
5. berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat untuk kepentingan masyarakat umum;
6. menunjukan sikap keteladanan dan kewibawaan dalamkehidupan bermasyarakat; dan
7. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas;
8. memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mendapatkan hak dan kewajiban di
bidang penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan prinsip hak asasi manusia;
9. menghormati dan menjaga kerukunan antar tetangga;
10. berperan aktif dalam menjaga keamanan lingkungan masyarakat; dan
11. tangap terhadap keadaan lingkungan masyarakat
1. jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang
tidak benar;
2. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
3. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun
golongan;
4. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
kemampuan, ketrampilan, dan sikap;
5. memiliki daya juang yang tinggi;
6. memelihara kesehatan rohani dan jasmani;
7. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
8. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan;
9. tidak melakukan perbuatan perzinaan, prostitusi, perjudian
dan minuman yang memabukkan;
10. tidak menggunakan dan/atau mengedarkan zat psikotropika, narkotika
dan/atau sejenisnya yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan;
11. meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kompetensi sesuai tugas
dibidangnya masing-masing untuk menjaga pemerintah, bangsa dan negara;
12. tidak melakukan penyalahgunaan wewenang, jabatan dan kolusi, korupsi
dan nepotisme;
13. tidak melakukan pemungutan di luar ketentuan yang berlaku dan
kepentingan pribadi, golongan dan pihak lain yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan pemerintah, masyarakat, bangsa dan negara;
14. tidak menerima hadiah, pemberian, dan gratifikasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas;
15. loyalitas dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam memberikan pelayanan
terhadap masyarakat; dan
16. menjaga keutuhan rumah tagga dengan tidak melakukan perbuatan tercela
dan perbuatan tidak bermoral lainnya.
1. saling menghormati sesama warga negara yang memeluk
agama/kepercayaan atau suku yang berlainan;
2. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Pegawai ASN;
3. saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun
horizontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi;
4. menghargai perbedaan pendapat;
5. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai ASN;
6. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Pegawai
ASN;
7. saling menghormati sesama PNS sebagai rekan kerja yang memiliki hak
dan kewajiban yang sama dalam suatu unit kerja, instansi maupun
antar instansi; dan
8. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang
menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai ASN
dalam memperjuangkan hak-haknya.
1. BERORIENTASI
PELAYANAN
yaitu komitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat
2. AKUNTABEL yaitu bertanggungjawab atas kepercayaan
diberikan;
3. KOMPETEN yaitu terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas;
4. HARMONIS yaitu saling peduli dan menghargai
perbedaan;
5. LOYAL yaitu berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara
6. ADAPTIF yaitu terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakkan serta menghadapi
perubahan
7. KOLABORATIF yaitu membangun kerjasama yang
sinergis.
NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN
1. BERORIENTASI
PELAYANAN:
yaitu komitmen
memberikan
pelayanan
prima demi
kepuasan
masyarakat
1. memahami dan
memenuhi kebutuhan
masyarakat;
1. memberikan pelayanan terbaik
dengan tulus dan tanpa pamrih; dan
2. memberikan pelayanan sesuai
kompetensi dan dalam hal terdapat
permasalahan, bekerja sama dengan
pihak terkait dalam penyelesaian
permasalahan.
menerima pihak lain yang tidak
terkait dengan pekerjaan pada jam
kerja tanpa seizin atasan yang
dapat mengganggu pekerjaan atau
layanan.
2. ramah, cekatan,
solutif dan dapat
diandalkan; dan
1. melaksanakan prinsip 5S (senyum,
salam, sapa, sopan, santun) dan 5R
(ringkas, rapi, resik, rawat, rajin);
2. profesional, responsif, tepat sasaran,
terbuka, tepat waktu, taat aturan,
adil, serta tidak diskriminatif;
3. mengindahkan etika berkomunikasi
dalam bercakap cakap, bertelepon,
menerima tamu, dan surat-menyurat
termasuk surat elektronik (e-mail)
serta media komunikasi lainnya;
4. berpenampilan rapi, sopan, dan
menggunakan tanda pengenal
resmi;dan
5. memberikan pelayanan sesuai dengan
standar layanan.
1) bertindak sewenang-wenang
terhadap stakeholder baik di
dalam maupun di luar
lingkungan kerja; dan
2) menerima imbalan yang dapat
mempengaruhi pelayanan yang
diberikan.
3. melakukan perbaikan
tiada henti;
menerima dan menindaklanjuti kritik dan
saran yang dapat meningkatkan kinerja.
tidak menanggapi keluhan
stakeholder/masyarakat.
NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN
2. AKUNTABEL
yaitu
bertanggung-
jawab atas
kepercayaan
diberikan;
1. melaksanakan tugas
dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin,
dan berintegritas tinggi;
1. bekerja dengan jujur sesuai tugas dan
fungsinya;
2. memberikan informasi yang dibutuhkan
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. melaporkan setiap penerimaan gratifikasi
kepada unit pengendalian gratifikasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
4. menolak segala imbalan atau janji dalam
bentuk apapun yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan tugas; dan
5. mengakui jika terjadi kesalahan dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya.
1. memberikan informasi yang belum dipastikan
kebenaran dan keakuratannya; dan
2. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
2. menggunakan kekayaan
dan barang milik negara
secara bertanggung
jawab, efektif, dan
efisien;
menjaga dan memelihara aset daerah sesuai
dengan ketentuan pengendalian aset.
menggunakan aset daerah selain untuk keperluan
kedinasan.
3.tidak menyalahgunakan
kewenangan jabatan;
1. bekerja sesuai dengan tugas dan
wewenangnya;
2. menolak setiap pemberian gratifikasi yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau
berlawanan dengan tugas kedinasan dan
kewajiban; dan
3. mengajukan permohonan izin setiap akan
melakukan perjalanan ke luar negeri untuk
kepentingan pribadi.
1. melakukan pemalsuan tanda tangan dalam
pengambilan keputusan;
2. melakukan pekerjaan atau memiliki usaha/badan
usaha yang memberikan jasa layanan maupun usaha
dagang yang bergerak di bidang yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi dan berpotensi
menimbulkan benturan kepentingan;
3. menerima segala bentuk pemberian yang berpotensi
mengarah kepada penyuapan;
4. mengikutsertakan keluarga atau pihak lain yang
tidak terkait dengan pelaksanaan tugas kedinasan
dengan menggunakan APBD; dan
NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN
3. KOMPETEN:
yaitu terus belajar dan
mengembangkan
kapabilitas;
1. meningkatkan
kompetensi diri
untuk
menjawab
tantangan yang
selalu berubah;
1. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan
perilaku;
2. melakukan perbaikan dan peningkatan kapasitas diri
secara berkelanjutan berdasarkan hasil monitoring
dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja melalui
coaching, counselling, dan mentoring;
3. mengikuti pelatihan terkait pengembangan
kompetensi yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas/pekerjaan; dan
4. memiliki keingintahuan yang tinggi dan selalu
mengikuti perkembangan terkait topik/keahlian yang
sesuai dengan tugas dan fungsi.
1. menolak masukan dari
atasan/sesama pegawai dalam
hal pengembangan diri; dan
2. merasa cukup dengan
kompetensi yang dimiliki.
2. membantu
orang lain
belajar; dan
berbagi ide, informasi, dan pengetahuan. menghindari penugasan untuk
membantu mengembangkan
kompetensi orang lain tanpa
alasan yang jelas.
3. melaksanakan
tugas dengan
kualitas
terbaik;
1. disiplin dalam kehadiran dan pemanfaatan waktu
bekerja;
2. fokus dalam bekeija sesuai dengan target dalam
sasaran kinerja Pegawai;
3. aktif dalam rapat/diskusi untuk memberikan
pendapat;
4. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan
prosedur dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
5. bekerja secara efektif, efisien, dan berkinerja tinggi.
1. tidak peduli dengan
pemenuhan peraturan
perundang- undangan yang
berlaku; dan
2. menunda penyelesaian
pekerjaan.
NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN
4. HARMONIS:
yaitu saling peduli
dan menghargai
perbedaan;
1. menghargai
setiap orang
apapun latar
belakangnya
1. menghindari konflik kepentingan pribadi,
kelompok, maupun golongan;
2. memperlakukan setiap manusia dengan
adil tanpa membeda-bedakan derajat,
hak, dan kewajiban;
3. peduli dan tenggang rasa terhadap
sesama manusia; dan
4. menghargai perbedaan pendapat.
1. bertindak sewenang-wenang terhadap
pegawai atau pihak lain baik di dalam
maupun di luar lingkungan kerja;
2. melakukan perundungan (bullying)
dan/ atau pelecehan terhadap
pegawai atau pihak lain baik di dalam
maupun di luar lingkungan kerja; dan
3. melakukan perbuatan yang dapat
menimbulkan konflik suku, agama,
ras, dan antar golongan.
2.suka
menolong
orang lain;
berinisiatif membantu orang lain yang
membutuhkan pertolongan sesuai dengan
kapasitas.
1. tidak peduli terhadap orang lain yang
membutuhkan pertolongan; dan
2. tidak peduli terhadap masalah yang
dihadapi tim kerja dalam mencapai
target kinerja.
3. membangun
lingkungan
kerja yang
kondusif;
1. memelihara kebersihan lingkungan kerja;
2. menjaga kerapihan area kerja;
3. menjaga keamanan dan kenyamanan
ruang kerja;
4. memelihara komunikasi yang efektif dan
menjaga hubungan baik dalam bekerja;
dan
5. melaksanakan protocol kesehatan.
1. menyebarkan berita yang belum
dipastikan kebenarannya; dan
2. melakukan pencemaran dan
perusakan lingkungan.
NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN
5. LOYAL:
yaitu berdedikasi
dan
mengutamakan
kepentingan
bangsa dan
negara
1. memegang teguh
ideologi Pancasila,
UUD 1945, setia
kepada NKRI serta
pemerintahan yang
sah;
1. memiliki sikap dan
perilaku yang
berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945; dan
2. berpartisipasi dalam
kegiatan yang melibatkan
seluruh pegawai.
1. mengikuti kegiatan/menjadi anggota organisasi radikal
yang dilarang Pemerintah;
2. terlibat dan berpartisipasi dalam politik praktis;
3. menunjukkan keberpihakan kepada salah satu calon
Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD;
4. mengutamakan kepentingan pribadi dalam
melaksanakan tugas
2.menjaga nama baik
sesama ASN,
pimpinan, instansi,
dan negara;
1. berperilaku sesuai dengan
norma dan peraturan yang
berlaku dimanapun
berada;
2. menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab dengan
penuh integritas dan
komitmen;
3. menggunakan media sosial
dengan bijak; dan
4. mendukung secara positif
keputusan pimpinan.
1. menyebarkan informasi yang dapat merusak citra
Pemerintah Daerah kabupaten Magetan;
2. menyalahgunakan kartu tanda pengenal, surat tugas,
ataupun bukti kepegawaian lainnya baik dalam
pelaksanaan tugas kedinasan maupun untuk
kepentingan pribadi;
3. menggunakan dan/atau mengedarkan zat psikotropika,
narkotika, dan/atau sejenisnya yang bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan;
4. memasuki tempat yang dapat mencemarkan atau
menurunkan harkat dan martabat Pegawai; dan
5. melakukan perbuatan yang melanggar norma
kesusilaan (perzinahan, prostitusi, dan perjudian).
3.menjaga rahasia
jabatan dan negara
mengetahui, peduli, dan
melaksanakan pengelolaan
informasi sesuai klasifikasi
informasi yang berlaku.
ceroboh dalam pengelolaan informasi yang mengakibatkan
kerugian pada Instansi.
NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN
6. ADAPTIF:
yaitu terus
berinovasi dan
antusias dalam
menggerakkan
serta
menghadapi
perubahan
1. cepat
menyesuaikan diri
menghadapi
perubahan;
1. melakukan monitoring dan evaluasi
secara berkala atas beban tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, yang
tertuang dalam sasaran kinerja
pegawai; dan
2. terbuka terhadap kritik, saran, dan
usulan perbaikan.
1. resisten terhadap perubahan organisasi;
dan
2. mempengaruhi orang lain untuk tidak
ikut serta dalam melakukan perubahan.
2. terus berinovasi
dan
mengembangkan
kreativitas
1. kreatif dalam menghasilkan produk
ataupun outcome yang bermanfaat
bagi kemajuan organisasi,
masyarakat, dan negara; dan
2. terbuka terhadap
ide/kreativitas/gagasan/ pendapat
yang bernilai tambah demi kemajuan
organisasi.
menghalangi upaya inovasi yang tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. bertindak
proaktif
1. berpikir positif dalam setiap
keadaan;
2. bertanggung jawab pada setiap
tindakan yang dilakukan; dan
3. berperan aktif dalam melakukan
perubahan untuk kemajuan
organisasi.
1. mengeluh terhadap kondisi keadaan;
2. bersikap apatis atau tidak punya
keinginan untuk maju; dan
3. menyalahkan keadaan atau orang lain
jika terjadi kesalahan.
NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN
6. KOLABORATIF
yaitu
membangun
kerjasama yang
sinergis.
1. memberi
kesempatan
kepada berbagai
pihak untuk
berkontribusi;
saling menghormati sesama Pegawai
sebagai rekan kerja yang memiliki hak
dan kewajiban dalam suatu unit kerja,
instansi, maupun antar instansi.
1. menganggap rendah kemampuan orang
lain; dan
2. menutup peluang orang lain yang ingin
bergabung dalam penyelesaian suatu
pekerjaan.
2. terbuka dalam
bekerjasama
untuk
menghasilkan
nilai tambah;
1. memiliki pola pikir global dalam
mencapai tujuan dan sasaran
Pemerintah Daerah;
2. bersedia untuk ditugaskan dengan
siapa pun dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan; dan
3. terbuka terhadap setiap bentuk
partisipasi, dukungan, dan
pengawasan masyarakat.
1. memiliki ego sektoral dalam
melaksanakan pekerjaan; dan
2. menolak penugasan dalam tim lintas
unit kerja tanpa alasan yang jelas.
3. menggerakan
pemanfaatan
berbagai sumber
daya untuk
tujuan bersama.
1. aktif berpartisipasi dalam
pencapaian tujuan dan sasaran
Pemerintah Daerah; dan
2. menjalin hubungan kerja sama yang
baik dengan para stakeholder dalam
penyelesaian suatu pekerjaan.
Menolak untuk menyediakan sumber daya
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
UPAYA DILAKUKAN MELALUI
1. INTERNALISASI
penghayatan
terhadap suatu
ajaran, doktrin atau
nilai, sehingga
merupakan
keyakinan dan
kesadaran akan
kebenaran doktrin
atau nilai yang
diwujudkan dalam
sikap dan perilaku.
1. penggunaan logo BerAKHLAK dan tagar Bangga Melayani Bangsa dalam poster, konten media sosial,
latar virtual, twibbon, bahan paparan, dan lain-lain;
2. penyisipan informasi BerAKHLAK dan Bangga Melayani Bangsa dalam setiap kegiatan seperti apel,
rapat koordinasi/pertemuan, sosialisasi, dan lain- lain;
3. penulisan panduan perilaku BerAKHLAK dalam konten media sosial, poster, x-banner, dan lain-lain;
4. pemutaran video panduan perilaku BerAKHLAK di media sosial, media elektronik, dan media
lainnya;
5. pemberian apresiasi atau hal-hal lain kepada pegawai ASN sebagai bentuk bangga melayani bangsa;
6. menyiapkan berbagai sarana sosialisasi dan komunikasi baik melalui media konvensional, media
digital dan media lainnya seperti pembuatan modul sosialisasi, leaflet, buku saku, banner,
pertemuan daring/luring, infografis, audio dan/atau visual, serta metode lainnya untuk sosialisasi;
7. sosialisasi atau orientasi tugas kepada Pegawai baru;
8. sosialisasi kepada pejabat yang baru dilantik;
9. sosialisasi secara berkala kepada seluruh Pegawai;
10. penguatan peran agen perubahan reformasi birokrasi dengan melakukan pengawasan dan pelaporan
apabila teijadi pelanggaran kode etik dan kode perilaku di unit kerja, serta memberikan teladan
dalam pelaksanaan penerapan Nilai Dasar, Kode Etik, dan Kode Perilaku; dan
11. melakukan kegiatan lainnya guna mendukung internalisasi.
UPAYA DILAKUKAN MELALUI
2. INSTITUSIONALISASI,
Pelembagaan: proses di mana suatu unsur
atau pun norma menjadi bagian dari suatu
lembaga sehingga bisa dikatakan bahwa
unsur norma tersebut merupakan unsur dasar
dari lembaga.
a) pemeliharaan komitmen 1. monitoring secara langsung oleh atasan;
2. menerapkan Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistleblowing system) atau membuka
pengaduan baik dari kalangan internal maupun masyarakat terhadap pelanggaran kode etik
dan kode perilaku;
3. membangun budaya beretika;
4. menerapkan reward and punishment;
5. memberikan konsultasi dan pembimbingan;
6. memberikan pelatihan kelas maupun di tempat kerja;
7. merancang pembelajaran elektronik (e-leaming) yang dapat diakses oleh seluruh Pegawai;
8. menerapkan keteladanan dari jabatan pimpinan tinggi ke seluruh Pegawai, dan jabatan
fungsional senior ke seluruh seluruh jabatan fungsional di bawahnya.
b) pencegahan 1. mengidentifikasi berbagai kemungkinan risiko akibat pelanggaran Nilai Dasar, Kode Etik dan
Kode Perilaku;
2. menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh setiap berbagai kemungkinan pelanggaran Nilai
Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku;
3. mengidentifikasi langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil;
4. menyusun media dan menyampaikan langkah- langkah pencegahan terhadap risiko
pelanggaran Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku kepada seluruh Pegawai; dan
5. merespon secara cepat setiap pengaduan pelanggaran Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode
Perilaku agar tidak menjadi pembiaran.
UPAYA DILAKUKAN MELALUI
3.EKSTERNALISASI SECARA
BERKELANJUTAN
mendorong dan memastikan pihak-
pihak di luar di lingkup Pemerintah
Kabupaten Magetan memahami Kode
Etik dan Kode Perilaku
1. menyiapkan berbagai sarana sosialisasi dan komunikasi baik
melalui media konvensional, media digital dan media lainnya
seperti pembuatan modul sosialisasi, leaflet, buku saku, banner,
pertemuan daring/luring, infografis, audio dan/atau visual,
serta metode lainnya untuk sosialisasi; dan
2. memasukkan ketentuan terkait Kode Etik dan Kode Perilaku
dalam klausul kerja sama, kontrak kerja, dan perjanjian kerja
sama lainnya.
Dugaan pelanggaran diterima melalui
mekanisme:
1. whistle blowing system;
2. pengaduan masyarakat;
3. temuan BPK;
4. temuan Aparat Penegak Hukum;
5. laporan dari pejabat/pegawai; dan
6. media lain yang dapat dipertanggungjawabkan
Diterapkan jika:
1. ASN diduga
tidak
menjalankan
kewajiban nilai
dasar, kode
etik dan kode
perilaku; atau
2. ASN diduga
melanggar nilai
dasar, kode
etik dan kode
perilaku.
Pengaduan dapat diterima oleh:
1. Aparat Pengawas Instansi Pemerintah;
2. Pejabat Pembina Kepegawaian;
3. Pejabat yang Berwenang;
4. Pejabat yang menangani manajemen
sumber daya manusiaASN;
5. Atasan pegawai terlapor;
6. Unit pengelola pengaduan.
Pegawai ASN yang melakukan
pelanggaran Kode Etik dikenakan
sanksi moral
Sanksi moral berupa:
PERNYATAAN SECARA TERBUKA:
disampaikan oleh pejabat yang
berwenang melalui forum-forum
pertemuan resmi ASN, upacara
bendera, media massa, papan
pengumuman, dan/atau forum lain
yang dipandang sesuai untuk itu
Sanksi moral berupa:
PERNYATAAN SECARA TERTUTUP:
disampaikan oleh pejabat yang
berwenang dalam ruangan tertutup
yang hanya diketahui oleh Pegawai
ASN yang bersangkutan serta pejabat
lain yang terkait,  tidak boleh
berpangkat lebih rendah dari Pegawai
ASN yang bersangkutan
Pegawai ASN yang diberikan
sanksi moral harus
menindaklanjuti dengan
membuat pernyataan:
a. permohonan maaf secara
tertulis; dan/atau
b. pernyataan penyesalan
secara tertulis;
Selain diberikan sanksi moral  dapat dikenakan sanksi administratif sesuai Per-UU-an
>>>>>>berdasarkan rekomendasi Majelis Kode Etik<<<<<<
Keanggotaan berjumlah ganjil
yang terdiri atas:
a. Ketua merangkap anggota ()
(Sekda)
b. Wakil Ketua merangkap
anggota (Asisten
Administrasi dan Umum);
c. Sekretaris merangkap
anggota (Kepala BKD);
d. Paling banyak 6 (enam)
orang anggota, yang terdiri
dari unsur Inspektorat,
unsur Bagian Hukum, unsur
atasan langsung terlapor
dan/atau Bidang
pengendalian disiplin
pegawai pada BKD.
Tugas MKEKP:
a. melakukan persidangan dan menetapkan jenis pelanggaran
kode etik;
b.membuat putusan sidang sebagai bahan rekomendasi
pemberian sanksi moral kepada Pejabat yang berwenang;
dan
c. membuat rekomendasi pemberian tindakan administratif
kepada Bupati.
MKEKP berwenang untuk:
a. memanggil terlapor untuk didengar keterangannya;
b. menghadirkan saksi untuk didengar keterangannya guna
kepentingan pemeriksaan;
c. mengajukan pertanyaan secara langsung kepada terlapor
atau saksi mengenai sesuatu yang diperlukan dan
berkaitandengan pelanggaran yang dilakukan oleh terlapor;
d. memutuskan/menetapkan terlapor terbukti atau tidak
terbukti melakukan pelanggaran;
e. memutuskan/menetapkan sanksi jika terlapor terbukti
melakukan pelanggaran Kode Etik; dan
f. merekomendasikan sanksi moral dan tindakan
administratif.
 Pegawai ASN yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku dipanggil untuk
diperiksa oleh MKEKP.
 Apabila diperlukan, Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku dapat memanggil orang lain untuk
dimintai keterangan guna kepentingan pemeriksaan.
 Panggilan dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh Ketua atau Sekretaris Majelis Kode
Etik dan Kode Perilaku.
 Pemeriksaan dilakukan secara tertutup, hanya diketahui dan dihadiri oleh Pegawai ASN yang
diperiksa dan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku.
 Pegawai ASN yang diperiksa karena diduga melakukan pelanggaran kode etik, wajib menjawab
segala pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku.
 Apabila Pegawai ASN yang diperiksa tidak mau menjawab pertanyaan, maka yang bersangkutan
dianggap mengakui dugaan pelanggaran kode etik dan kode perilaku yang dilakukannya.
 Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan.
 Berita Acara Pemeriksaan ditandatangani oleh anggota Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku
yang memeriksa dan Pegawai ASN yang diperiksa.
 Apabila Pegawai ASN yang diperiksa tidak bersedia menandatangani Berita Acara Pemeriksaan,
maka Berita Acara Pemeriksaan tersebut cukup ditandatangani oleh Majelis Kode Etik dan Kode
Perilaku yang memeriksa, dengan memberikan catatan dalam Berita Acara Pemeriksaan,
bahwa Pegawai ASN yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan.
 MKEKP mengambil keputusan setelah memeriksa Pegawai ASN yang diduga melanggar kode
etik.
 MKEKP mengambil keputusan setelah Pegawai ASN yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri  disampaikan pada saat pemeriksaan.
 Keputusan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku diambil secara musyawarah mufakat dalam
Sidang MKEKP tanpa dihadiri Pegawai ASN yang diperiksa.
 Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai, Keputusan diambil dengan suara terbanyak.
 Sidang Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku dianggap sah apabila dihadiri oleh Ketua,
Sekretaris, dan paling kurang 1 (satu) orang anggota.
 Keputusan Sidang Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku berupa rekomendasi dan bersifat final.
 Rekomendasi ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
 Sidang MKEKP tetap dilaksanakan walaupun tanpa dihadiri oleh terlapor setelah dipanggil 2
(dua) kali secara sah dengan tenggang waktu antara pemanggilan kesatu dan pemanggilan
kedua selama 3 (tiga) hari kerja.
 Sidang MKEKP tetap memberikan keputusan sidang walaupun terlapor tidak hadir dalam
sidang.
 Keputusan MKEKP bersifat final.
HAK KEWAJIBAN
TERLAPOR 1. menerima salinan berkas
laporan/ pengaduan baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama;
2. mengajukan pembelaan;
3. mengajukan saksi dalam proses
persidangan; dan
4. menerima salinan putusan sidang
3 (tiga) hari kerjasetelah
keputusan dibacakan.
1. menghadiri sidang;
2. menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh
Ketua dan anggota Majelis Kode Etik;
3. memberikan keterangan untuk memperlancar
jalannya sidang Majelis Kode Etik;
4. menaati semua ketentuan yang dikeluarkan oleh
Majelis Kode Etik;dan
5. berlaku sopan.
PELAPOR/
PENGADU
1. mengajukan saksi dalam proses
persidangan; dan
2. mendapatkan salinan berita
acara pemeriksaan.
1. memberikan identitas yang jelas;
2. mengajukan saksi dalam proses persidangan;
3. memberikan laporan/pengaduan yang dapat
dipertanggungjawabkan;
4. menjaga kerahasiaan laporan/pengaduan yang
disampaikan kepada pejabat yang berwenang;
5. memenuhi semua panggilan dari Majelis Kode Etik;
dan
6. memberikan keterangan untuk memperlancar
jalannya sidang Majelis Kode Etik.
 Pegawai ASN yang tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik
berdasarkan keputusan hasil pemeriksaan Majelis Kode Etik
direhabilitasi nama baiknya.
 Rehabilitasi ditetapkan dengan Keputusan Majelis Kode Etik.
BAHAN BAG HUKUM - PERBUB 43 TAHUN 2022 NILAI DASAR KODE ETIK.ppt

More Related Content

Similar to BAHAN BAG HUKUM - PERBUB 43 TAHUN 2022 NILAI DASAR KODE ETIK.ppt

Identifikasi nilai nilai dasar pns
Identifikasi nilai nilai dasar pnsIdentifikasi nilai nilai dasar pns
Identifikasi nilai nilai dasar pnsAlfonsus Liguori
 
NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN KEMENAG (1).pptx
NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN KEMENAG (1).pptxNILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN KEMENAG (1).pptx
NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN KEMENAG (1).pptxMrArjiman
 
Tugas Haswadi angk. IX etika publik
Tugas Haswadi angk. IX etika publikTugas Haswadi angk. IX etika publik
Tugas Haswadi angk. IX etika publikWadhy Alonk
 
_PENDALAMAN SIKAP PERLAKU_1.pptx
_PENDALAMAN SIKAP PERLAKU_1.pptx_PENDALAMAN SIKAP PERLAKU_1.pptx
_PENDALAMAN SIKAP PERLAKU_1.pptxBiroAdmPembangunan
 
pembangunan integritas.pptx
pembangunan integritas.pptxpembangunan integritas.pptx
pembangunan integritas.pptxfaisalhasan48
 
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)Tini Wartini
 
Etika org-pmrnth
Etika org-pmrnthEtika org-pmrnth
Etika org-pmrnthRatna Maula
 
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdfPKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdfNuryonoAdiRahman
 
Nilai Dasar SDM.pptx
Nilai Dasar SDM.pptxNilai Dasar SDM.pptx
Nilai Dasar SDM.pptxZhafif2
 
Peraturan kapolri nomor 7 tahun 2006 tentang kode etik profesi polri
Peraturan kapolri nomor 7 tahun 2006 tentang kode etik profesi polriPeraturan kapolri nomor 7 tahun 2006 tentang kode etik profesi polri
Peraturan kapolri nomor 7 tahun 2006 tentang kode etik profesi polriBobby D'Arch
 

Similar to BAHAN BAG HUKUM - PERBUB 43 TAHUN 2022 NILAI DASAR KODE ETIK.ppt (20)

Resume MOOC.pdf
Resume MOOC.pdfResume MOOC.pdf
Resume MOOC.pdf
 
Identifikasi nilai nilai dasar pns
Identifikasi nilai nilai dasar pnsIdentifikasi nilai nilai dasar pns
Identifikasi nilai nilai dasar pns
 
Persentase kelompok 4
Persentase kelompok 4Persentase kelompok 4
Persentase kelompok 4
 
NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN KEMENAG (1).pptx
NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN KEMENAG (1).pptxNILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN KEMENAG (1).pptx
NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN KEMENAG (1).pptx
 
Tugas Haswadi angk. IX etika publik
Tugas Haswadi angk. IX etika publikTugas Haswadi angk. IX etika publik
Tugas Haswadi angk. IX etika publik
 
Makalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pnsMakalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pns
 
Makalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pnsMakalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pns
 
_PENDALAMAN SIKAP PERLAKU_1.pptx
_PENDALAMAN SIKAP PERLAKU_1.pptx_PENDALAMAN SIKAP PERLAKU_1.pptx
_PENDALAMAN SIKAP PERLAKU_1.pptx
 
pembangunan integritas.pptx
pembangunan integritas.pptxpembangunan integritas.pptx
pembangunan integritas.pptx
 
Makalah etika provesi...pa jabbar
Makalah etika provesi...pa jabbarMakalah etika provesi...pa jabbar
Makalah etika provesi...pa jabbar
 
Makalah etika provesi...pa jabbar
Makalah etika provesi...pa jabbarMakalah etika provesi...pa jabbar
Makalah etika provesi...pa jabbar
 
Makalah etika provesi...
Makalah etika provesi...Makalah etika provesi...
Makalah etika provesi...
 
Makalah etika provesi...
Makalah etika provesi...Makalah etika provesi...
Makalah etika provesi...
 
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
Vidio etika publik pb 2 latsar (2)
 
ETIKA PUBLIK
ETIKA PUBLIKETIKA PUBLIK
ETIKA PUBLIK
 
Etika org-pmrnth
Etika org-pmrnthEtika org-pmrnth
Etika org-pmrnth
 
Etika pmrintahan
Etika pmrintahanEtika pmrintahan
Etika pmrintahan
 
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdfPKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
PKN-KELAS-XII-HAK-DAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA.pdf
 
Nilai Dasar SDM.pptx
Nilai Dasar SDM.pptxNilai Dasar SDM.pptx
Nilai Dasar SDM.pptx
 
Peraturan kapolri nomor 7 tahun 2006 tentang kode etik profesi polri
Peraturan kapolri nomor 7 tahun 2006 tentang kode etik profesi polriPeraturan kapolri nomor 7 tahun 2006 tentang kode etik profesi polri
Peraturan kapolri nomor 7 tahun 2006 tentang kode etik profesi polri
 

Recently uploaded

2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 

Recently uploaded (10)

2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 

BAHAN BAG HUKUM - PERBUB 43 TAHUN 2022 NILAI DASAR KODE ETIK.ppt

  • 1. JOKO RISDIYANTO BAG. HUKUM SETDAKAB. MAGETAN
  • 2.  Pasal 13 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil,  Mengamanatkan agar Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing instansi menetapkan Kode Etik Instansi;
  • 3.  Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.  Kode Etik adalah norma dan asas yang harus dipatuhi oleh pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi.  Kode Perilaku adalah pedoman sikap dan perbuatan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi yang sesuai dengan kode etik.  Pelanggaran Etik dan Perilaku adalah sikap, perilaku, perbuatan, tulisan, dan ucapan Pegawai bertentangan dengan Kode Etik dan Kode Perilaku.  Terlapor adalah Pegawai yang diduga melakukan Pelanggaran Etik dan Perilaku.  Pelapor adalah pihak yang melaporkan tentang dugaan telah atau sedang terjadinya Pelanggaran Etik dan Perilaku Pegawai.  Sidang Kode Etik dan Kode Perilaku yang selanjutnya disebut Sidang Etik adalah suatu proses untuk memeriksa dan memutuskan Pelanggaran Etik dan Perilaku Pegawai.  Pelanggaran Kode Etik Pegawai ASN adalah segala bentuk ucapan, tulisan atau perbuatan yang bertentangan dengan butir-butir jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai ASN.
  • 4.  ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;  kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;  semangat nasionalisme;  mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan;  ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;  penghormatan terhadap hak asasi manusia;  tidak diskriminatif;  profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; dan  semangat jiwa korps.
  • 5. Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap ASN wajib bersikap dan berpedoman pada: 1.etika dalam bernegara dan dalam penyelenggaraan Pemerintahan; 2.etika dalam berorganisasi; 3.etika dalam bermasyarakat; 4.etika terhadap diri sendiri; dan 5.etika sesama Pegawai ASN.
  • 6. 1. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; 2. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan bernegara; 3. tidak bersikap dan bertindak diskriminatif dalam menjalankan kewenangan yang diatur dalam perundang-undangan; 4. menghormati dan menjunjung tinggi toleransi antar sesama suku dan umat beragama; 5. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6. menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan tugas; 7. transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa; 8. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap kebijaksanaan dan program Pemerintah; 9. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efesien dan efektif; dan 10. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.
  • 7. 1. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku; 2. menjujung tinggi kehormatan institusi dalam pelaksanaan tugas kedinasan maupun di luar kedinasan serta menempatkankepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi/golongan; 3. menjaga informasi yang bersifat rahasia; 4. melaksanakan setiap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang; 5. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi; 6. menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan; 7. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas; 8. patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja serta ketentuan jam kerja; 9. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja organisasi;
  • 8. 10. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja; 11. menunjukkan sikap kepemimpinan melalui keteladanan, ketulusan dan kewibawaan dalam pelaksanaan tugas untuk tujuan organisasi; 12. dalam melaksanakan perintah kedinasan tidak melampaui batas kewenangannya dan wajib menyampaikan pertanggungjawaban tugas kepada atasan langsungnya; 13. membangun dan mengembangkan sikap toleran, tanggung jawab, dan pengendalian diri dalam menghadapi perbedaan pendapat diantara sesama PNS dan pihak terkait lainnya; 14. mematuhi jenjang kewenangan dan bertindak disiplin berdasarkan aturan dan tata cara yang berlaku; 15. setiap atasan tidak dibenarkan memberi perintah yang bertentangan dengan norma yang berlaku dan wajib bertanggungjawab atas pelaksanaan perintah kepada bawahannya; dan 16. tidak menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan pribadi saat jam kerja ataupun diluar jam kerja.
  • 9. 1. mewujudkan pola hidup sederhana; 2. memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun, tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan; 3. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif; 4. bersikap terbuka dan responsif terhadap kritik, saran,keluhan, laporan serta pendapat dari lingkungan masyarakat; 5. berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat untuk kepentingan masyarakat umum; 6. menunjukan sikap keteladanan dan kewibawaan dalamkehidupan bermasyarakat; dan 7. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas; 8. memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mendapatkan hak dan kewajiban di bidang penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan prinsip hak asasi manusia; 9. menghormati dan menjaga kerukunan antar tetangga; 10. berperan aktif dalam menjaga keamanan lingkungan masyarakat; dan 11. tangap terhadap keadaan lingkungan masyarakat
  • 10. 1. jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar; 2. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan; 3. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan; 4. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, dan sikap; 5. memiliki daya juang yang tinggi; 6. memelihara kesehatan rohani dan jasmani; 7. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; 8. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan; 9. tidak melakukan perbuatan perzinaan, prostitusi, perjudian dan minuman yang memabukkan;
  • 11. 10. tidak menggunakan dan/atau mengedarkan zat psikotropika, narkotika dan/atau sejenisnya yang bertentangan dengan peraturan perundang- undangan; 11. meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kompetensi sesuai tugas dibidangnya masing-masing untuk menjaga pemerintah, bangsa dan negara; 12. tidak melakukan penyalahgunaan wewenang, jabatan dan kolusi, korupsi dan nepotisme; 13. tidak melakukan pemungutan di luar ketentuan yang berlaku dan kepentingan pribadi, golongan dan pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pemerintah, masyarakat, bangsa dan negara; 14. tidak menerima hadiah, pemberian, dan gratifikasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas; 15. loyalitas dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat; dan 16. menjaga keutuhan rumah tagga dengan tidak melakukan perbuatan tercela dan perbuatan tidak bermoral lainnya.
  • 12. 1. saling menghormati sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan atau suku yang berlainan; 2. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Pegawai ASN; 3. saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun horizontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi; 4. menghargai perbedaan pendapat; 5. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai ASN; 6. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Pegawai ASN; 7. saling menghormati sesama PNS sebagai rekan kerja yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar instansi; dan 8. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai ASN dalam memperjuangkan hak-haknya.
  • 13. 1. BERORIENTASI PELAYANAN yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat 2. AKUNTABEL yaitu bertanggungjawab atas kepercayaan diberikan; 3. KOMPETEN yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas; 4. HARMONIS yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan; 5. LOYAL yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara 6. ADAPTIF yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan 7. KOLABORATIF yaitu membangun kerjasama yang sinergis.
  • 14.
  • 15. NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN 1. BERORIENTASI PELAYANAN: yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat 1. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; 1. memberikan pelayanan terbaik dengan tulus dan tanpa pamrih; dan 2. memberikan pelayanan sesuai kompetensi dan dalam hal terdapat permasalahan, bekerja sama dengan pihak terkait dalam penyelesaian permasalahan. menerima pihak lain yang tidak terkait dengan pekerjaan pada jam kerja tanpa seizin atasan yang dapat mengganggu pekerjaan atau layanan. 2. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan 1. melaksanakan prinsip 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) dan 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin); 2. profesional, responsif, tepat sasaran, terbuka, tepat waktu, taat aturan, adil, serta tidak diskriminatif; 3. mengindahkan etika berkomunikasi dalam bercakap cakap, bertelepon, menerima tamu, dan surat-menyurat termasuk surat elektronik (e-mail) serta media komunikasi lainnya; 4. berpenampilan rapi, sopan, dan menggunakan tanda pengenal resmi;dan 5. memberikan pelayanan sesuai dengan standar layanan. 1) bertindak sewenang-wenang terhadap stakeholder baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja; dan 2) menerima imbalan yang dapat mempengaruhi pelayanan yang diberikan. 3. melakukan perbaikan tiada henti; menerima dan menindaklanjuti kritik dan saran yang dapat meningkatkan kinerja. tidak menanggapi keluhan stakeholder/masyarakat.
  • 16. NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN 2. AKUNTABEL yaitu bertanggung- jawab atas kepercayaan diberikan; 1. melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi; 1. bekerja dengan jujur sesuai tugas dan fungsinya; 2. memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. melaporkan setiap penerimaan gratifikasi kepada unit pengendalian gratifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; 4. menolak segala imbalan atau janji dalam bentuk apapun yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas; dan 5. mengakui jika terjadi kesalahan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya. 1. memberikan informasi yang belum dipastikan kebenaran dan keakuratannya; dan 2. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; menjaga dan memelihara aset daerah sesuai dengan ketentuan pengendalian aset. menggunakan aset daerah selain untuk keperluan kedinasan. 3.tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan; 1. bekerja sesuai dengan tugas dan wewenangnya; 2. menolak setiap pemberian gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan/atau berlawanan dengan tugas kedinasan dan kewajiban; dan 3. mengajukan permohonan izin setiap akan melakukan perjalanan ke luar negeri untuk kepentingan pribadi. 1. melakukan pemalsuan tanda tangan dalam pengambilan keputusan; 2. melakukan pekerjaan atau memiliki usaha/badan usaha yang memberikan jasa layanan maupun usaha dagang yang bergerak di bidang yang berkaitan dengan tugas dan fungsi dan berpotensi menimbulkan benturan kepentingan; 3. menerima segala bentuk pemberian yang berpotensi mengarah kepada penyuapan; 4. mengikutsertakan keluarga atau pihak lain yang tidak terkait dengan pelaksanaan tugas kedinasan dengan menggunakan APBD; dan
  • 17. NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN 3. KOMPETEN: yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas; 1. meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah; 1. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan perilaku; 2. melakukan perbaikan dan peningkatan kapasitas diri secara berkelanjutan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kinerja melalui coaching, counselling, dan mentoring; 3. mengikuti pelatihan terkait pengembangan kompetensi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan; dan 4. memiliki keingintahuan yang tinggi dan selalu mengikuti perkembangan terkait topik/keahlian yang sesuai dengan tugas dan fungsi. 1. menolak masukan dari atasan/sesama pegawai dalam hal pengembangan diri; dan 2. merasa cukup dengan kompetensi yang dimiliki. 2. membantu orang lain belajar; dan berbagi ide, informasi, dan pengetahuan. menghindari penugasan untuk membantu mengembangkan kompetensi orang lain tanpa alasan yang jelas. 3. melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik; 1. disiplin dalam kehadiran dan pemanfaatan waktu bekerja; 2. fokus dalam bekeija sesuai dengan target dalam sasaran kinerja Pegawai; 3. aktif dalam rapat/diskusi untuk memberikan pendapat; 4. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku; 5. bekerja secara efektif, efisien, dan berkinerja tinggi. 1. tidak peduli dengan pemenuhan peraturan perundang- undangan yang berlaku; dan 2. menunda penyelesaian pekerjaan.
  • 18. NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN 4. HARMONIS: yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan; 1. menghargai setiap orang apapun latar belakangnya 1. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan; 2. memperlakukan setiap manusia dengan adil tanpa membeda-bedakan derajat, hak, dan kewajiban; 3. peduli dan tenggang rasa terhadap sesama manusia; dan 4. menghargai perbedaan pendapat. 1. bertindak sewenang-wenang terhadap pegawai atau pihak lain baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja; 2. melakukan perundungan (bullying) dan/ atau pelecehan terhadap pegawai atau pihak lain baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja; dan 3. melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan konflik suku, agama, ras, dan antar golongan. 2.suka menolong orang lain; berinisiatif membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan sesuai dengan kapasitas. 1. tidak peduli terhadap orang lain yang membutuhkan pertolongan; dan 2. tidak peduli terhadap masalah yang dihadapi tim kerja dalam mencapai target kinerja. 3. membangun lingkungan kerja yang kondusif; 1. memelihara kebersihan lingkungan kerja; 2. menjaga kerapihan area kerja; 3. menjaga keamanan dan kenyamanan ruang kerja; 4. memelihara komunikasi yang efektif dan menjaga hubungan baik dalam bekerja; dan 5. melaksanakan protocol kesehatan. 1. menyebarkan berita yang belum dipastikan kebenarannya; dan 2. melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan.
  • 19. NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN 5. LOYAL: yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara 1. memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah; 1. memiliki sikap dan perilaku yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan 2. berpartisipasi dalam kegiatan yang melibatkan seluruh pegawai. 1. mengikuti kegiatan/menjadi anggota organisasi radikal yang dilarang Pemerintah; 2. terlibat dan berpartisipasi dalam politik praktis; 3. menunjukkan keberpihakan kepada salah satu calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD; 4. mengutamakan kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugas 2.menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara; 1. berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku dimanapun berada; 2. menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan penuh integritas dan komitmen; 3. menggunakan media sosial dengan bijak; dan 4. mendukung secara positif keputusan pimpinan. 1. menyebarkan informasi yang dapat merusak citra Pemerintah Daerah kabupaten Magetan; 2. menyalahgunakan kartu tanda pengenal, surat tugas, ataupun bukti kepegawaian lainnya baik dalam pelaksanaan tugas kedinasan maupun untuk kepentingan pribadi; 3. menggunakan dan/atau mengedarkan zat psikotropika, narkotika, dan/atau sejenisnya yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan; 4. memasuki tempat yang dapat mencemarkan atau menurunkan harkat dan martabat Pegawai; dan 5. melakukan perbuatan yang melanggar norma kesusilaan (perzinahan, prostitusi, dan perjudian). 3.menjaga rahasia jabatan dan negara mengetahui, peduli, dan melaksanakan pengelolaan informasi sesuai klasifikasi informasi yang berlaku. ceroboh dalam pengelolaan informasi yang mengakibatkan kerugian pada Instansi.
  • 20. NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN 6. ADAPTIF: yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan 1. cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan; 1. melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala atas beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya, yang tertuang dalam sasaran kinerja pegawai; dan 2. terbuka terhadap kritik, saran, dan usulan perbaikan. 1. resisten terhadap perubahan organisasi; dan 2. mempengaruhi orang lain untuk tidak ikut serta dalam melakukan perubahan. 2. terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas 1. kreatif dalam menghasilkan produk ataupun outcome yang bermanfaat bagi kemajuan organisasi, masyarakat, dan negara; dan 2. terbuka terhadap ide/kreativitas/gagasan/ pendapat yang bernilai tambah demi kemajuan organisasi. menghalangi upaya inovasi yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. bertindak proaktif 1. berpikir positif dalam setiap keadaan; 2. bertanggung jawab pada setiap tindakan yang dilakukan; dan 3. berperan aktif dalam melakukan perubahan untuk kemajuan organisasi. 1. mengeluh terhadap kondisi keadaan; 2. bersikap apatis atau tidak punya keinginan untuk maju; dan 3. menyalahkan keadaan atau orang lain jika terjadi kesalahan.
  • 21. NILAI DASAR Kode Etik KEWAJIBAN LARANGAN 6. KOLABORATIF yaitu membangun kerjasama yang sinergis. 1. memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi; saling menghormati sesama Pegawai sebagai rekan kerja yang memiliki hak dan kewajiban dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi. 1. menganggap rendah kemampuan orang lain; dan 2. menutup peluang orang lain yang ingin bergabung dalam penyelesaian suatu pekerjaan. 2. terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah; 1. memiliki pola pikir global dalam mencapai tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah; 2. bersedia untuk ditugaskan dengan siapa pun dalam rangka pelaksanaan pekerjaan; dan 3. terbuka terhadap setiap bentuk partisipasi, dukungan, dan pengawasan masyarakat. 1. memiliki ego sektoral dalam melaksanakan pekerjaan; dan 2. menolak penugasan dalam tim lintas unit kerja tanpa alasan yang jelas. 3. menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. 1. aktif berpartisipasi dalam pencapaian tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah; dan 2. menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan para stakeholder dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Menolak untuk menyediakan sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
  • 22. UPAYA DILAKUKAN MELALUI 1. INTERNALISASI penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai, sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. 1. penggunaan logo BerAKHLAK dan tagar Bangga Melayani Bangsa dalam poster, konten media sosial, latar virtual, twibbon, bahan paparan, dan lain-lain; 2. penyisipan informasi BerAKHLAK dan Bangga Melayani Bangsa dalam setiap kegiatan seperti apel, rapat koordinasi/pertemuan, sosialisasi, dan lain- lain; 3. penulisan panduan perilaku BerAKHLAK dalam konten media sosial, poster, x-banner, dan lain-lain; 4. pemutaran video panduan perilaku BerAKHLAK di media sosial, media elektronik, dan media lainnya; 5. pemberian apresiasi atau hal-hal lain kepada pegawai ASN sebagai bentuk bangga melayani bangsa; 6. menyiapkan berbagai sarana sosialisasi dan komunikasi baik melalui media konvensional, media digital dan media lainnya seperti pembuatan modul sosialisasi, leaflet, buku saku, banner, pertemuan daring/luring, infografis, audio dan/atau visual, serta metode lainnya untuk sosialisasi; 7. sosialisasi atau orientasi tugas kepada Pegawai baru; 8. sosialisasi kepada pejabat yang baru dilantik; 9. sosialisasi secara berkala kepada seluruh Pegawai; 10. penguatan peran agen perubahan reformasi birokrasi dengan melakukan pengawasan dan pelaporan apabila teijadi pelanggaran kode etik dan kode perilaku di unit kerja, serta memberikan teladan dalam pelaksanaan penerapan Nilai Dasar, Kode Etik, dan Kode Perilaku; dan 11. melakukan kegiatan lainnya guna mendukung internalisasi.
  • 23. UPAYA DILAKUKAN MELALUI 2. INSTITUSIONALISASI, Pelembagaan: proses di mana suatu unsur atau pun norma menjadi bagian dari suatu lembaga sehingga bisa dikatakan bahwa unsur norma tersebut merupakan unsur dasar dari lembaga. a) pemeliharaan komitmen 1. monitoring secara langsung oleh atasan; 2. menerapkan Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistleblowing system) atau membuka pengaduan baik dari kalangan internal maupun masyarakat terhadap pelanggaran kode etik dan kode perilaku; 3. membangun budaya beretika; 4. menerapkan reward and punishment; 5. memberikan konsultasi dan pembimbingan; 6. memberikan pelatihan kelas maupun di tempat kerja; 7. merancang pembelajaran elektronik (e-leaming) yang dapat diakses oleh seluruh Pegawai; 8. menerapkan keteladanan dari jabatan pimpinan tinggi ke seluruh Pegawai, dan jabatan fungsional senior ke seluruh seluruh jabatan fungsional di bawahnya. b) pencegahan 1. mengidentifikasi berbagai kemungkinan risiko akibat pelanggaran Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku; 2. menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh setiap berbagai kemungkinan pelanggaran Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku; 3. mengidentifikasi langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil; 4. menyusun media dan menyampaikan langkah- langkah pencegahan terhadap risiko pelanggaran Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku kepada seluruh Pegawai; dan 5. merespon secara cepat setiap pengaduan pelanggaran Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku agar tidak menjadi pembiaran.
  • 24. UPAYA DILAKUKAN MELALUI 3.EKSTERNALISASI SECARA BERKELANJUTAN mendorong dan memastikan pihak- pihak di luar di lingkup Pemerintah Kabupaten Magetan memahami Kode Etik dan Kode Perilaku 1. menyiapkan berbagai sarana sosialisasi dan komunikasi baik melalui media konvensional, media digital dan media lainnya seperti pembuatan modul sosialisasi, leaflet, buku saku, banner, pertemuan daring/luring, infografis, audio dan/atau visual, serta metode lainnya untuk sosialisasi; dan 2. memasukkan ketentuan terkait Kode Etik dan Kode Perilaku dalam klausul kerja sama, kontrak kerja, dan perjanjian kerja sama lainnya.
  • 25. Dugaan pelanggaran diterima melalui mekanisme: 1. whistle blowing system; 2. pengaduan masyarakat; 3. temuan BPK; 4. temuan Aparat Penegak Hukum; 5. laporan dari pejabat/pegawai; dan 6. media lain yang dapat dipertanggungjawabkan Diterapkan jika: 1. ASN diduga tidak menjalankan kewajiban nilai dasar, kode etik dan kode perilaku; atau 2. ASN diduga melanggar nilai dasar, kode etik dan kode perilaku. Pengaduan dapat diterima oleh: 1. Aparat Pengawas Instansi Pemerintah; 2. Pejabat Pembina Kepegawaian; 3. Pejabat yang Berwenang; 4. Pejabat yang menangani manajemen sumber daya manusiaASN; 5. Atasan pegawai terlapor; 6. Unit pengelola pengaduan.
  • 26. Pegawai ASN yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral Sanksi moral berupa: PERNYATAAN SECARA TERBUKA: disampaikan oleh pejabat yang berwenang melalui forum-forum pertemuan resmi ASN, upacara bendera, media massa, papan pengumuman, dan/atau forum lain yang dipandang sesuai untuk itu Sanksi moral berupa: PERNYATAAN SECARA TERTUTUP: disampaikan oleh pejabat yang berwenang dalam ruangan tertutup yang hanya diketahui oleh Pegawai ASN yang bersangkutan serta pejabat lain yang terkait,  tidak boleh berpangkat lebih rendah dari Pegawai ASN yang bersangkutan Pegawai ASN yang diberikan sanksi moral harus menindaklanjuti dengan membuat pernyataan: a. permohonan maaf secara tertulis; dan/atau b. pernyataan penyesalan secara tertulis; Selain diberikan sanksi moral  dapat dikenakan sanksi administratif sesuai Per-UU-an >>>>>>berdasarkan rekomendasi Majelis Kode Etik<<<<<<
  • 27. Keanggotaan berjumlah ganjil yang terdiri atas: a. Ketua merangkap anggota () (Sekda) b. Wakil Ketua merangkap anggota (Asisten Administrasi dan Umum); c. Sekretaris merangkap anggota (Kepala BKD); d. Paling banyak 6 (enam) orang anggota, yang terdiri dari unsur Inspektorat, unsur Bagian Hukum, unsur atasan langsung terlapor dan/atau Bidang pengendalian disiplin pegawai pada BKD. Tugas MKEKP: a. melakukan persidangan dan menetapkan jenis pelanggaran kode etik; b.membuat putusan sidang sebagai bahan rekomendasi pemberian sanksi moral kepada Pejabat yang berwenang; dan c. membuat rekomendasi pemberian tindakan administratif kepada Bupati. MKEKP berwenang untuk: a. memanggil terlapor untuk didengar keterangannya; b. menghadirkan saksi untuk didengar keterangannya guna kepentingan pemeriksaan; c. mengajukan pertanyaan secara langsung kepada terlapor atau saksi mengenai sesuatu yang diperlukan dan berkaitandengan pelanggaran yang dilakukan oleh terlapor; d. memutuskan/menetapkan terlapor terbukti atau tidak terbukti melakukan pelanggaran; e. memutuskan/menetapkan sanksi jika terlapor terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik; dan f. merekomendasikan sanksi moral dan tindakan administratif.
  • 28.  Pegawai ASN yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku dipanggil untuk diperiksa oleh MKEKP.  Apabila diperlukan, Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku dapat memanggil orang lain untuk dimintai keterangan guna kepentingan pemeriksaan.  Panggilan dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh Ketua atau Sekretaris Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku.  Pemeriksaan dilakukan secara tertutup, hanya diketahui dan dihadiri oleh Pegawai ASN yang diperiksa dan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku.  Pegawai ASN yang diperiksa karena diduga melakukan pelanggaran kode etik, wajib menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku.  Apabila Pegawai ASN yang diperiksa tidak mau menjawab pertanyaan, maka yang bersangkutan dianggap mengakui dugaan pelanggaran kode etik dan kode perilaku yang dilakukannya.  Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan.  Berita Acara Pemeriksaan ditandatangani oleh anggota Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku yang memeriksa dan Pegawai ASN yang diperiksa.  Apabila Pegawai ASN yang diperiksa tidak bersedia menandatangani Berita Acara Pemeriksaan, maka Berita Acara Pemeriksaan tersebut cukup ditandatangani oleh Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku yang memeriksa, dengan memberikan catatan dalam Berita Acara Pemeriksaan, bahwa Pegawai ASN yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan.
  • 29.  MKEKP mengambil keputusan setelah memeriksa Pegawai ASN yang diduga melanggar kode etik.  MKEKP mengambil keputusan setelah Pegawai ASN yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri  disampaikan pada saat pemeriksaan.  Keputusan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku diambil secara musyawarah mufakat dalam Sidang MKEKP tanpa dihadiri Pegawai ASN yang diperiksa.  Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai, Keputusan diambil dengan suara terbanyak.  Sidang Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku dianggap sah apabila dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, dan paling kurang 1 (satu) orang anggota.  Keputusan Sidang Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku berupa rekomendasi dan bersifat final.  Rekomendasi ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.  Sidang MKEKP tetap dilaksanakan walaupun tanpa dihadiri oleh terlapor setelah dipanggil 2 (dua) kali secara sah dengan tenggang waktu antara pemanggilan kesatu dan pemanggilan kedua selama 3 (tiga) hari kerja.  Sidang MKEKP tetap memberikan keputusan sidang walaupun terlapor tidak hadir dalam sidang.  Keputusan MKEKP bersifat final.
  • 30. HAK KEWAJIBAN TERLAPOR 1. menerima salinan berkas laporan/ pengaduan baik sendiri- sendiri maupun bersama-sama; 2. mengajukan pembelaan; 3. mengajukan saksi dalam proses persidangan; dan 4. menerima salinan putusan sidang 3 (tiga) hari kerjasetelah keputusan dibacakan. 1. menghadiri sidang; 2. menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Ketua dan anggota Majelis Kode Etik; 3. memberikan keterangan untuk memperlancar jalannya sidang Majelis Kode Etik; 4. menaati semua ketentuan yang dikeluarkan oleh Majelis Kode Etik;dan 5. berlaku sopan. PELAPOR/ PENGADU 1. mengajukan saksi dalam proses persidangan; dan 2. mendapatkan salinan berita acara pemeriksaan. 1. memberikan identitas yang jelas; 2. mengajukan saksi dalam proses persidangan; 3. memberikan laporan/pengaduan yang dapat dipertanggungjawabkan; 4. menjaga kerahasiaan laporan/pengaduan yang disampaikan kepada pejabat yang berwenang; 5. memenuhi semua panggilan dari Majelis Kode Etik; dan 6. memberikan keterangan untuk memperlancar jalannya sidang Majelis Kode Etik.
  • 31.  Pegawai ASN yang tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik berdasarkan keputusan hasil pemeriksaan Majelis Kode Etik direhabilitasi nama baiknya.  Rehabilitasi ditetapkan dengan Keputusan Majelis Kode Etik.