Penelitian ini mengkaji relevansi antara pengalaman belajar di SMK Teknik Audio-Video dengan kebutuhan kompetensi teknisi elektronika. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan teori dan sikap kerja sesuai, namun keterampilan praktik dan fasilitasnya kurang memadai. Temuan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan SMK agar sesuai dengan kebutuhan industri."
1. RELEVANSI ANTARA PENGALAMAN BELAJAR YANG
DIBERIKAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN
KEBUTUHAN DI INDUSTRI
ABSTRAK
Mufti Ma’sum
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi antara pengalaman belajar di SMK Program Keahlian Teknik
Audio-Video dengan kebutuhan teknisi elektronika pada Pusat Layanan Purna Jual Elektronika di Jakarta. Selanjutnya
dilakukan penelitian di SMK apakah pelaksanaan pengajarannya sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan teknisi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kompetensi tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan teknisi di
industri, tetapi kelompok sikap dan nilai dalam bekerja kesesuaiannya cukup tinggi (90%)
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
Dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan
tentang relevansi antara pengalaman belajar
dan teknologi menghasilkan perangkat
yang diberikan di SMK dengan kompetensi
elektronika yang semakin canggih sehingga
yang dibutuhkan teknisi di industri masa
menjadikan daya tarik bagi konsumen.
sekarang dan masa mendatang.
Konsumen kelas menengah ke atas cenderung
membeli barang elektronika yang ada jaminan Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat
garansinya. Garansi atau layanan purna jual menjadi masukan untuk memperbaiki kualitas
biasanya diselenggarakan oleh industri tamatan SMK Program keahlian Audio-Video,
pemegang merek atau rekanannya yang khusus agar dapat memasuki lapangan kerja sebagai
menangani merek tersebut. Untuk menjadi teknisi elektronika Audio-Video, atau
teknisi elektronika yang handal harus mengelola usaha jasa perbaikan elektronika
mempunyai pengetahuan dasar elektronika Audio-Video.
yang kuat dan diperlukan pengalaman kerja
KERANGKA TEORI
yang relatif lama.
Teknisi adalah orang yang mempunyai
Sekolah menengah Kejuruan (SMK) yang
keahlian untuk suatu tingkat pekerjaan tertentu
mendidik calon teknisi seharusnya mengikuti
yang akan menerima instruksi dalam suatu
perkem bangan teknologi di masyarakat. Hal
pelayanan/perbaikan (Educational Technology
ini penting agar materi/topik yang diajarkan
a Glossary term). Thorndike dan Barnhart
relevan dengan kebutuhan masyarakat
(1968), mengatakan bahwa seorang teknisi
termasuk kebutuhan teknisi di industri. Salah
adalah orang yang mempunyai pengalaman
satu cara untuk meningkatkan relevansi adalah
dalam dasar-dasar teknik suatu subyek dan ahli
dilakukan pendidikan sistem ganda, dimana
dalam keteknikan.
belajar secara terencana dilakukan di dua
tempat yaitu di sekolah dan di industri. Selain Pekerjaan seorang teknisi tidak hanya sekedar
itu yang lebih penting adalah meningkatkan kebiasaan tetapi lebih luas dari itu,
kemampuan guru karena gurulah yang akan memerlukan pengetahuan, sikap dan
menstranfer janji-janji kurikulum kepada keterampilan dalam menetapkan suatu langkah
siswa. untuk mendeteksi suatu gejala yang terjadi dari
suatu peralatan yang kemudian memecahkan
Informasi dari beberapa Supervisor Pusat
masalah-masalah yang telah diketahui. Adapun
Layanan Purnajual Elekronika bahwa
menurut Developing Vocational Instruktion
kemampuan praktek tamatan SMK umumnya
(1975:7), deskripsi jabatan teknisi elektronika
rendah, indikator ini dapat dilihat pada saat
adalah wajib menginstalasi, memelihara, dan
menjalani masa percobaan menjadi karyawan
memperbaiki penerima radio, televisi,
tetap. Kenyataan lain adalah fasilitas praktek
amplifier HIFI, dan tape recorder
di SMK sudah usang dan kurang lengkap
sehingga kemungkinan pelaksanaan Sesuai dengan konteks penelitian ini maka
pengajarannya tidak sesuai dengan janji-janji tugas teknisi elektronika Audio-Video adalah
kurikulum. mengintalasi sistem Audio-Video,
Relevansi Antara Pengalaman Belajar Yang Diberikan Di Sekolah Menengah 11
Kejuruan Dengan Kebutuhan Di Industrin (Mufti Maksum)
2. memperbaiki kerusakan perangkat elektronika (1989)adalah perbedaan atau jarak antara yang
Audio-Video. Sedangkan teknisi yang bekerja optimal dan yang aktual. Penekanan optimal
diluar (panggilan) harus dapat mengendarai disini adalah pada pengetahuan (knowledge),
mobil, dapat mengintalasi antena televisi di keterampilan (skill) dan sikap (attitudes)agar
atap rumah. tamatannya dapat melakukan pekerjaaannya
dengan baik. Yang dimaksud dengan aktual
Kompetensi yang dibutuhkan teknisi
adalah apa yang diketahui dan dikerjakan di
Houston dan Owsam, (1976)menyebutkan masyarakat.
bahwa “Competency is ordinarily defined as
Menurut Dick & Carey (1985), kebutuhan
adequacy for task or a profession of required
adalah suatu kesenjangan antara apa yang ada
knowledge, skill and abilities”. Jadi
(what is) dan apa yang seharusnya ada (what
kompetensi adalah kemampuan atau
shoud be). Sedangkan Zainudin Arif (1990),
kesanggupan melaksanakan tugas dimana
mengatakan bahwa kebutuhan belajar adalah
profesi tersebut memerlukan pengetahuan,
kesenjangan perilaku yang diinginkan dengan
keterampilan dan kecakapan yang diperoleh
penampilan perilaku yang sekarang. Suatu
melalui pengalaman belajar. Pendapat yang
kebutuhan dirasakan ada apabila terdapat
sama dari Amidjaya (1981), yang mengatakan
kesenjangan antara hal yang seharusnya ada
bahwa istilah kompetensi menunjukkan
dengan hal yang ada pada saat ini. Sebagai
kepada kemampuan melaksanakan sesuatu
contoh suatu kebutuhan normatif adalah
yang diperoleh melalui pendidikan atau
kesenjangan antara keadaan
latihan.
individu/kelompok dan norma yang sudah ada
Kompetensi yang dipersyaratkan untuk atau norma standar. Kebutuhan yang
memegang suatu jabatan dapat diketahui diharapkan adalah kesenjangan antara apa
dengan melakukan analisis jabatan. Dengan yang ada sekarang dan apa yang diharapkan
mengetahui pengetahuan, keterampilan dan untuk masa yang akan datang.
kecakapan yang dipersyaratkan maka
Kebutuhan yang menjadi prioritas untuk
seseorang akan lebih siap dalam memasuki
dipecahkan adalah masalah, sehingga dapat
atau memegang jabatan tersebut. Hal tersebut
dikatakan kalau orang menyebut kebutuhan,
diperkuat oleh Rustiyah (1982), yang
maka pikiran kita mengaitkannya dengan
mendefinisikan bahwa kompetensi juga dapat
masalah (Suparman, 1989). Kaufman (1979)
diartikan sebagai suatu tugas yang memadai
mengatakan kesenjangan antara masukan dari
atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap dengan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan
keluaran dari keterampilan, pengetauan, dan
tertentu.
sikap disebut juga kebutuhan. Pengetahuan
Dari beberapa pendapat di atas jelaslah bahwa dan sikap yang diperlukan dunia luar untuk
yang dimaksd kompetensi adalah rangkaian dapat bekerja dan sumbangan yang diberikan
pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan kepada masyarakat disebut juga kebutuhan.
yang harus dimiliki oleh seorang agar dapat
Dari beberapa pendapat para ahli tentang
melaksanakan tugasnya dengan baik. Menurut
kebutuhan tersebut maka dapat diterapkan
Edward (1982), kompetensi mencakup tiga
untuk menentukan kebutuhan bagi calon
ranak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
teknisi elektronika di Pusat layanan purna jual
Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang
elektronika Audio-Video. Analisis kebutuhan
dicapai oleh seseorang melalui pengetahuan
yang digunakan adalah servei dengan
dan keterampilan intelektualnya. Ranah afektif
wawancara dan penyebaran kuesioner.
adalah hasil belajar yang diperoleh melalui
minat, sikap dan nilai. Kedua ranah tadi METODOLOGI PENELITIAN
melibatkan otak dan perasaan. Sedangkan
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Layanan
ranah psikomotorik adalah hasil belajar yang
Purnajual industri elektronika Audio-Video
diperoleh melalui keterampilan yang
(PT.AGIS dan PT.TOP Jaya Sarana Utama)
melibatkan kekuatan fisik.
dan SMK (SMK 5 dan SMK 56 Jakarta).
Kebutuhan Jumlah teknisi dan supervisor rata-rata 10
orang, diambil 8 orang sebagai sampel. Jadi
Kebutuhan (needs) atau kesenjangan
jumlah sampel teknisi industri 16 orang.
(discrepancy) menurut Rossett dan Arwady
Pevote, Vol.1, No. 1, September 2006: 11 - 15 12
3. Jumlah siswa kelas 3 Program keahlian Audio- Hasil penilaian kompetensi yang diperlukan
Video rata-rata 30 orang, masing-masing oleh teknisi di Pusat layanan purnajual
diambil 20 orang untuk sampel. Jadi jumlah elektronika, menunjukkan berbagai hal.
sampel siswa SMK sebanyak 40 orang.
Dari tabel 2 dapat disimpulkan bahwa
Untuk mengambil data di Pusat Layanan penguasaan pengetahuan teori, keterampilan
Purnajual elektronika digunakan kuesioner praktek, penggunaan administrasi, sikap dan
yang diberikan kepada teknisi. Sedangkan nilai dalam bekerja termasuk dalam kategori
untuk mengambil data di SMK digunakan “sangat diperlukan”.
kuesioner yang diberikan kepada siswa kelas
2. Data dari SMK dikelompokkan menjadi 4
3. Keabsahan instrumen dilakukan dengan
kelompok kemudian dihitung persentasenya.
validitas isi. Kuesioner dibuat berskala,
(Lihat tabel 3)
perbedaannya adalah untuk teknisi di industri
menggunakan 4 pilihan jawaban yaitu sangat Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa
diperlukan, diperlukan, kurang diperlukan, pengetahuan teori “diajarkan cukup dalam”,
tidak diperlukan. Kuesioner untuk siswa SMK Praktek elektronika “diajarkan kurang dalam”,
menggunakan 4 pilihan, yaitu diajarkan sangat penggunaan administrasi “diajarkan cukup
dalam, diajarkan cukup dalam, diajarkan dalam”, sikap dan nilai dalam bekerja
kurang dalam, tidak diajarkan. “diajarkan sangat dalam”.
Tabel 1.Nilai Patokan yang Digunakan Menganalisis Data
Skor total Kategori Predikat penilaian
Data dari industri Data dari SMK
<25% Tidak diperlukan Tidak diajarkan
26% sampai 50% Kurang diperlukan Diajarkan kurang mendalam
51% sampai 75% Diperlukan Diajarkan cukup mendalam
>76% Sangat diperlukan Diajarkan sangat mendalam
Data yang diperoleh ditabulasi dibuat daftar
frekuensi jawaban perkelompok, selanjutnya di Tabel 3. Hasil Penilaian Siswa SMK Per
analisis secara deskriptip. Patokan yang Kelompok
digunakan untuk menganalisis data dari
industri dan dari SMK dapat dilihat pada tabel Kelompok Persentase
1. di atas
A. pengetahuan teori 84,3%
HASIL PENELITIAN
B. Praktek elektronika 85,2%
1. Data dari industri dikelompok kan menjadi
4 kelompok dihitung persentasenya. Lihat C. Penggunaan administrasi 84,4%
tabel 2
D. Sikap dan nilai dalam bekerja 88,8%
Tabel 2. Hasil Penilaian Kompetensi
Kesesuaian antara pengalaman belajar yang
diberikan di SMK dengan hasil analisis
Kelompok Persentase kompetensi yang diperlukan di industri
diperoleh dari hasil transfer ke persentase
A. Pengetahuan teori 68,78% antara tabel 2 dan tabel 3. Hasilnya disajikan
B. Praktek elektronika 59,78% pada tabel 4
C. Administrasi praktis 75,00%
D. Sikap dan nilai dalam bekerja 80,78%
Relevansi Antara Pengalaman Belajar Yang Diberikan Di Sekolah Menengah 13
Kejuruan Dengan Kebutuhan Di Industrin (Mufti Maksum)
4. Tabel 4. Kesesuaian Antar Pengalaman Belajar di SMK dengan Kompetensi
yang Dibutuhkan Teknisi di Industri
Kebutuhan di dunia Pengalaman belajar Keterangan
usaha/industri di SMK
a. Pengetahuan teori a.Pengetahuan teori 81,5% sesuai
b. Praktek elektronika b.Praktek elektronika 70,1% sesuai
c. Penggunaan c.Penggunaan 88,8% sesuai
administrasi administrasi
90% sesuai
d. Sikap dan nilai d.Sikap dan nilai
dalam bekerja dalam bekerja
Tabel 4. menunjukkan bahwa pelaksanaan Dari tabel 3, dapat dibaca bahwa persentase
pengajaran di SMK belum sepenuhnya sesuai penilaian terhadap praktek elektronika sebesar
dengan kebutuhan di dunia usaha/industri. 59,78% Dengan adanya kesenjangan tersebut
Kelompok pengetahuan teori 81,5% sesuai, maka pelaksanaan pengajaran di SMK perlu
kelompok praktek elektronika 70,1% sesuai, ditingkatkan guna menutup kesenjangan
kelompok penggunaan administrasi 88,8% sekarang dan mengantisipasi perkembangan
sesuai, kelompok sikap dan nilai dalam bekerja teknologi 5 tahun mendatang.
90% sesuai. Jadi masih ada kesenjangan antara Keterbatasan Penelitian
kebutuhan teknisi elektronika di dunia
Penelitian ini menggunakan data tunggal
usaha/industri dengan pengalaman belajar
(informasi hanya dari siswa SMK saja).
yang diberikan di SMK.
Apabila menggunakan 3 sumber data
Oleh karena itu keempat kelompok/aspek (siswa,guru, Lab) mungkin akan lebih
kompetensi tersebut masih perlu perbaikan memperkuat hasil penelitiannya.
untuk menutupi kesenjangan. Materi
KESIMPULAN
pengajaran teori hendaknya memberikan
dasar-dasar yang kuat dan dapat diaplikasikan Pengalaman belajar yang diberikan di SMK
secara luas sesuai dengan perkembangan program keahlian Audio-Video belum
teknologi. Media untuk praktek hendaknya sepenuhnya sesuai dengan kompetensi yang
diperbarui mengikuti perkembangan teknologi, dibutuhkan teknisi elektronika di dunia
sehingga pengalaman yang diperoleh up to usaha/industri layanan purna jual Audio-
date. Guru/instruktur harus memberi Video. Kesesuaian terendah (70%) pada
bimbingan menanamkan sikap dan nilai dalam pelaksanaan praktek, dan kesesuaian tertinggi
bekerja kepada siswa pada saat praktek. (90%) pada sikap dan nilai dalam bekerja.
Pengajaran teori kesesuaiannya 88,1%, dan
Pembahasan Hasil Penelitian
penggunaan administrasi dalam praktek
Hasil penelitian dari Pusat Layanan Purnajual kesesuaiannya 88,8%.
Elektronika menunjukkan bahwa ke empat
Dari 62 topik, ada 5 topik/materi yang
kelompok kompetensi yaitu: penguasaan
diajarkan kurang dalam, dan 4 topik/materi
pengetahuan teori, keterampilan praktek,
yang tidak diajarkan padahal menurut 50%
penggunaan administrasi, sikap dan nilai
dari 16 teknisi, topik/materi tesebut
dalam bekerja adalah sangat dibutuhkan oleh
dikategorikan sangat diperlukan.
teknisi elektronika.
Jadi masih ada kesenjangan antara kebutuhan
Hasil penelitian dari SMK menunjukkan
teknisi di lapangan dengan pengalaman belajar
bahwa ke empat kelompok kompetensi yang
yang diberikan di SMK seperti pelaksanaan
dibutuhkan teknisi elektronika di dunia
praktek, dimana sarananya tidak memadai baik
usaha/industri belum sepenuhnya diberikan di
secara kualitas maupun kuantitas.
SMK.
Pevote, Vol.1, No. 1, September 2006: 11 - 15 14
5. Implikasi Kaufman, RA. & English. (1979). Needs
Assesment: Concept and Aplication.
Berdasar hasil penelitian, ada beberapa hasil
Englewoo Cliffs. New Jersey:
yang perlu diperhatikan yaitu pengajaran sikap
Educational Technology Publications,
dan nilai dalam bekerja, kesesuaiannya
Inc.
terhadap kebutuhan teknisi di dunia
usaha/industri cukup tinggi. Oleh karena itu Kubr, Milan & Prokopenko, Joseph. (1989).
pola pengajarannya bisa dipertahankan Diagnosing Management Training and
meskipun masih perlu penyempurnaan. Development Needs. Concepts and
Techniques. Geneva:International Labour
Pelaksanaan praktek masih kurang. Oleh
Office.
karena itu perlu penambahan sarana praktek
yang disesuaikan dengan perkembangan Semiawan Conny.(1991). “Menghubungkan
teknologi yang ada di masyarakat. Perolehan Pendidikan dan Persyaratan
Dunia Kerja”. Mimbar Pendidikan.
Saran
Suyanto. (1993). “Persoalan Link and Match
Pengalaman belajar yang diberikan di SMK
dalam Pendidikan”. Kompas 2 Mei 1993.
harus mempunyai pengaruh secara ekonomis
terhadap kehidupannya kelak di tengah
masyarakat, bukan suatu yang usang,
orientasinya kedepan yaitu setelah siswa
menyelesaikan pendidikan. Jangan diajarkan “Jurnal ini ditulis oleh
pengetahuan yang sudah tidak digunakan lagi SONY TRI BARATA (5215070246)
di masyarakat. untuk memenuhi tugas
Guru harus dapat beradaptasi dengan Metodologi Penelitian semester
perkembangan teknologi di masyarakat, 093”
sehingga siap mengajarkan pengetahuan yang
up to date pada siswa. Perlu menjalin kerja
sama (institusi pasangan) dengan industri yang
sesuai dengan program keahliannya, sehingga
mengetahui kebutuhan industri.
Daftar Pustaka
Brunner, J.S. (1973). The Relevance of
Education. New York: www. Norton &
Company.
Butler,Coit F. (1979).Instructional System
Development for Vocational and
Technical Training. Englewood Clief,
New Jersey: Educational Technology
Publication, Inc.
Finch and Crunkilton. (1979). Curriculum
Development in Vocatinal and Technical
Education: Planning,Content, and
implementation. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.
Jorlin Pakpahan. (1994). Sistem Ganda Pada
SMK, Implementasi Link and Match
dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan teknologi dan kejuruan.
Disampaikan pada seminar nasional
Forum Komunikasi FPTK se Indonesia di
Surabaya.
Relevansi Antara Pengalaman Belajar Yang Diberikan Di Sekolah Menengah 15
Kejuruan Dengan Kebutuhan Di Industrin (Mufti Maksum)