SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
Pak/bu… ini saya buat ringkasan tentang governance… mohon ibu/bapak melengkapi

dengan masalah yang akan diangkat… terimakasih…..


       Untuk mewujudkan suatu system tata kelolaan pemerintahan yang baik atau sering

disebut dengan governance, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah adanya reformasi

birokrasi.Reformasi birokrasi adalah suatu usaha untuk mengubah dan memperbaharui sistem

pemerintah yang meliputi beberapa aspek-aspek penting yang terkait. Menurut Peraturan

Menpan No: PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam

reformasi birokrasi adalah: organisasi, proses bisnis, dan peraturan tentang tenaga kerja.

Untuk itu, reformasi diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah dalam pelaksanaan sistem

pemerintahan yang baik.


       Untuk mewujudkan reformasi birokrasi maka diperlukaan beberapa perbaikan di

seluruh aspek. Hal tersebut bias dilakukan sesuai dengan Peraturan Menpan No:

PER/15/M.PAN/7/2008 yaitu: kelembagaan, budaya kerja organisasi, ketatalaksanaan

(proses bisnis), regulasi/deregulasi birokrasi dan penataan sumber daya manusia.


       Penataan kelembagaan dilakukan dengan melakukan penataan organisasi, unit

organisasi, serta sistem organisasi.Hal ini diharapkan untuk mewujudkan suatu organisasi

yang tepat fungsi dan tepat ukuran.Penataan budaya kerja organisasi dilaksanakan melalui

arahan strategi budaya kerja serta manejemen perubahan budaya kerja.Dengan penataan

budaya kerja, organisasi diharapkan dapat menciptakan birokrasi dengan intergritas dan

kinerja yang tinggi. Penyempurnaan proses bisnis (ketatalaksanaan) diwujudkan dengan

arahan strategi ketatalaksaan serta penataan tata laksana. Dengan ini, organisasi diharapkan
akan memperoleh sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif dan efisien sesuai

dengan     prinsip-prinsip   governance,    (Solusi,   2011    dan   Peraturan   Menpan    No:

PER/15/M.PAN/7/2008).


         Regulasi dan deregulasi dilaksanakan dengan penyusunan peraturan perundang-

undangan baik yang terkait dengan sektor industri maupun terkait dengan internal

Kementerian Perindustrian.Hasil yang ingin dicapai dari aspek ini adalah lahirnya produk-

produk peraturan yang lebih tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif.Aspek terakhir adalah

melalui penataan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan dengan penataan sistem

manajemen SDM serta pengawasan internal SDM, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh

SDM yang memiliki intergritas, kompeten, profesional, berkinerja tinggi, dan sejahtera,

(Abubakar, 2011).


         Reformasi birokrasi dilaksanakan bukan hanya sekedar untuk mewujudkan

governancetetapi juga untuk menciptakan clean government, sebab reformasi birokrasi

adalah salah satu langkah strategi dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang lebih baik,

(Mustopadidjaja, 2001;TIM Menpan;Priyantha, 2007;Prasojo & Teguh, 2008; dan Samin,

2011).Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa ketika reformasi birokrasi berjalan dengan sukses

maka     governanceakan      tercipta   dengan   sendirinya,   karena   prinsip-prinsip   dalam

governanceakan diimplementasikan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, sehingga kinerja

organisasi akan menjadi lebih baik – dalam studi ini adalah kinerja Kementerian

Perindustrian. Hal ini konsisten dengan Kouzmin, Klages, Kakabadse (1999); Chaudhry, et.al

(2009); CIPFA (2004) yang berpendapat bahwa governanceadalah kunci sukses dalam

keberhasilan kinerja organisasi.
Implementasi governancedapat meningkatkan transparansi organisasi, sehingga

organisasi akan berusahan untuk meningkatkan kinerja mereka sebab publik dapat melihat

hasil kinerja mereka, (Mardiasmo, 2006). Menurut Institute on Governance (2003),

governance adalah sebuah proses dimana masyarakat atau organisasi membuat keputusan-

keputusan penting, menentukan siapa saja yang terlibat dalam proses tersebut dan bagaimana

mereka mempertanggungjawabkan keputusan-keputusan tersebut. Governanceselalu menjadi

sesuatu hal (kunci) yang penting bagi organisasi, bahkan sebelum governance menjadi suatu

topik yang popular, (Bridgman, 2007).Hal tersebut merupakan suatu gagasan yang bagus,

sebab prinsip-prinsip dalam governance relevan terhadap semua aspek-aspek pada setiap

manajemen organisasi dan khususnya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik.


       Tujuan utama dari governanceadalah untuk meningkatkan kinerja sektor publik

(pemerintah), baik kinerja keuangan ataupun non-keuangan.Biasanya masyarakat menilai

kesuksesan kinerja sektor publik dari pelayanan yang mereka dapatkan, ketika mereka

mendapatkan pelayanan yang lebih baik maka mereka menilai bahwa kinerja pemerintah

baik.Sebaliknya, ketika pelayanan yang disediakan tidak sesuai dengan keinganan mereka

(pelayanan yang buruk) maka mereka menilai bahwa kinerja pemerintah jelek, (Mardiasmo,

Barnes, & Sakurai, 2008 dan Santiso, 2001).


       Namun, Hermalin dan Weisbach (2003); Himmelberg et, al. (1999); Denis dan Kruse

(2000); dan Wintoki et, al. (2008) berpendapat bahwa sebenarnya tidak ada hubungan antara

kinerja dengan good corporate governance, karena kinerja perusahaan dan good corporate

governance secara bersama-sama ditentukan oleh faktor-faktor lain. Lebih jauh lagi,

Heracleous, (2001) menemukan bahwa hubungan antara implementasi yang baik dari

governance dan kinerja organisasi tidak berhubungan secara signifikan. Hal tersebut
dimungkinkan karena organisasi terlalu fokus pada bagaimana cara menerapkan governance

dan mengabaikan kinerja mereka. Selain itu, dimungkinkan karena mereka masih dalam

proses belajar tentang governance, sehingga mereka hanya fokus pada prinsip-prinsip dan

aturan-aturan dalam governance. Lebih jauh lagi World Bank (2010);Daniri (2008); Sachiko

& Zaelke (2007) menyatakan bahwa penerapan governancedipengaruhi oleh law

enforcement, ketika law enforcement lemah maka implementasi governance tidak akan

berjalan maksimal. Novianti (2009) berpendapat bahwa, implementasi governance

dipengaruhi oleh tingkat komitmen, ketika tingkat komitmen pelaksana tinggi maka

implementasinya akan berhasil.


       OECD (1993:7) mendefinisikan corporate governance menjadi dua bagian, yaitu

sistem dan struktur.Menurut definisi sistem, corporate governance menjelaskan bagaimana

mengatur perusahaan untuk dapat diarahkan dan dikendalikan guna meningkatkan

kemakmuran bisnis yang akuntabel bagi para pemegang saham dalam jangka panjang dengan

tidak mengesampingkan kepentingan stakeholder lainnya.Sedangkan menurut definisi

struktur, corporate governance memberikan kejelasan atas fungsi, hak, kewajiban, dan

tanggungjawab antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan, termasuk

pengendalian internal dan eksternal yang efektif guna menciptakan keseimbangan

pengendalian dari pihak internal dan eksternal.Dalam konteks sektor publik, governance

berarti bahwa pemerintah harus dapat mengatur pihak-pihak yang terlibat dalam sektor

publik untuk diarahkan dan dikendalikan dalam meningkatkan pelayanan publik guna

memenuhi kebutuhan/kepentingan stakeholder.


       UNDP (1997:4) mendefinisikan governance, antara lain, partisipatif, transparan, dan

akuntabel.Hal ini juga efektif dan adil dalam membuat aturan hukum.Governance menjamin
bahwa prioritas politik, sosial, dan ekonomi didasarkan pada konsensus/kesepakatan yang

luas dalam masyarakat dan bahwa suara kaum miskin dan paling rentan didengar dalam

pengambilan keputusan atas alokasi sumber daya pembangunan.Selain itu, CIPFA (2004)

menyatakan bahwagovernance berfokus pada tujuan organisasi dan hasil bagi warga dan

pengguna pelayanan publik, itu berarti bahwa pengguna menerima layanan berkualitas tinggi

dan pembayar pajak menerima nilai untuk uang (value for money).Lebih lanjut lagi,

governance mencakup semua mekanisme, proses dan lembaga-lembaga di mana warga dan

kelompok masyarakat untuk menyalurkan aspirasi mereka, penggunaan hak hukum, dan

kewajiban serta menjembatani perbedaan di antara mereka(Krina, 2003).


         Governance merupakan suatu pengendalian yang memiliki kekuatan dalam

mengendalikan strategi dan arah suatu entitas untuk meningkatkan kesuksesan entitas dalam

jangka    panjang,   dengan   memperhitungkan    resiko   dan   lingkungan   di   mana    ia

beroperasi(Uhrig, 2003: 2). Selanjutnya, dalam konteks pembangungan, governance adalah

mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial untuk tujuan pembangunan,

sehingga dapat disimpulkan bahwa governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan

sumber daya ekonomi dan sosial yang subtansial dan penerapannya untuk menunjang

pembangunan yang stabil dengan syarat utama efisien dan merata – adil (Krina, 2003).


         Lebih jauh lagi, governancememiliki manfaat dalam mengurangi tingkat korupsi di

birokrasi, sebab governancemenciptakan suatu sistem birokrasi yang efisien, efketif,

transparan, professional, dan akuntabel, serta meningkatkan peran serta masyarakat umum

dalam pembuatan kebijakan publik sehingga dapat tercipta konsistensi dalam penegakan

hukum baik di tingkat daerah ataupun pusat. Hasil akhirnya adalah terciptanya birokrasi yang

bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) (Solihin, 2007).Sedangkan, Wirijadinata (2005)
berpendapat bahwa governance memiliki orientasi terhadap pencapaian tujuan nasional yang

mengacu pada kondisi demokrasi dalam elemen kehidupan (legitimasi, akuntabilitas,

mengamankan hak asasi manusia, otonomi dan devolusi kekuasaan, pengendalian jaminan

sipil) dan pelaksanaan fungsi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan nasional. Oleh

karena itu, governance memiliki dua arti, yaitu: 1) aspek fungsional dari pemerintahan yang

efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan 2) nilai-nilai yang dihargai meliputi: kehendak

rakyat dan tujuan rakyat untuk meningkatkan kapasitas nasional untuk kemandirian,

pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial.


       Implementasi governance di Indonesia mengacu pada Undang-Undang                No.   28

Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN, SK Menpan

No: 63/Kep/M.Pan/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dan

Undang-Undang      No.   25   Tahun    2009    tentang   Pelayanan   Publik.   Dari    semua

peraturan/undang-undang tersebut,governance memiliki makna: pertama, tata kelola

pemerintahan yang baik, manajemen pemerintahan yang baik, penegakan pemerintahan yang

baik, dan pemerintahan yang tertib administrasi. Kedua, governance berarti adanya

implementasi transparansi, partisipasi dari masyakarat, akuntabilitas sebagai tonggak dalam

mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik.Makna yang terakhir adalah governance dapat

menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara pemerintah, sektor swasta, dan

masyarakat.


       Menurut aturan tersebut diatas, untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik

memerlukan dua kunci sukses, yaitu komitmen yang kuat, konsistensi dan proses jangka

panjang, pembelajaran, pemahaman, serta implementasi tata kelola pemerintahan yang baik

kepada para pemangku kepentingan. Kedua adalah kesepakatan dan keoptimisan dari semua
pihak bahwa tata kelola pemerintahan yang baik akan memberikan masa depan yang lebih

   baik, (Solihin, 2007).


            Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

   dan Bebas dari KKN, SK Menpan No: 63/Kep/M.Pan/7/2003 tentang Pedoman

   Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang

   Pelayanan Publik, menyatakan prinsip-prinsip dalamgovernance, yaitu: penegakan hukum,

   tertib   penyelenggaraan    negara,   kepentingan   umum,   keterbukaan,   proporsionalitas,

   profesionalitas, dan akuntabilitas.




DAFTAR PUSTAKA

   Abubakar, Azwar. (2011). “Agar Tidak Sebatas Paper Work Reformasi Birokrasi Perlu
         Sistem Evaluasi Yang Kredible”. Biro Hukum dan Humas Kementerian PAN dan
         Reformasi Birokrasi. Jakarta
   CIPFA.(2004). “The Independent Commission on                    Governance      in   Public
         Services”.Governance Standard for Public Services.
   Daniri.(2008). “Saatnya Berubah Dengan GCG”.Bisnis Indonesia. Edisi: 30/3/2008.
   Denis DJ., Kruse TA. (2000). “Managerial Discipline and Corporate Performance”.Journal of
          Corporate Finance. Vol. 7, pp. 209 – 233.
   Hermalin, BE., Weisbach, MS. (2003). “Board of Directors as an Endogenously Determined
         Institution: A Survey of the Economics Literature”.Economic Policy Review.Federal
         Reserve Bank of New York. pp. 7 – 26. April.
   Himmelberg, C., Hubbard, G., Palia, D. (1999). “Understanding the Determinants of
        Managerial Ownership and the Link Between Ownership and Performance”.Journal
        of Financial Economics.
   Institute on Governance. (2003).”Principle for Governance in the 21st Century”. Policy Brief
           No. 15, Canada.
   Kouzmin, Alexander., Elke, Loffler., Helmut Klages., Nada, Korac-Kakabadse. (1999).
        “Benchmarking and Performance Measurement in Public Sektors – Toward Learning
for Agency Effectiveness”.The International Journal of Public Sektor Management.
       Vol. 12, No. 2, pp. 121 – 144.
Mardiasmo.(2004). “Akuntansi Sektor Publik”. Andi.Yogyakarta.
---------------.(2006). “Perwujudan transparansi dan akuntabilitas public melalui akuntansi
         sektor public suatu sarana Governance”. Jurnal Akutansi Pemerintah, Vol.2, No. 1,
         Mei 2006 (pp. 1- 17).
Mustopadidjaja.(2001). “Reformasi Birokrasi, Perwujudan Governance, dan Pembangunan
      Masyarakat Mandani”.Makalah disampaikan pada Silaknas ICMI 2001.
Novianti, Leny. (2009). “Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia”.Jurnal
      Akuntansi dan Keuangan.Vol.14, No.2.
OECD. (1993). “Public Management Development: Survey”.OCED pp.7. Paris.
.
Bridgman, Peter. (2007). “Performance, Conformance, and Governance in the Public
      Sektor”.Chartered Secretaries Australia’s Public Sektor.
Prasojo, Eko & Teguh, Kurniawan. (2008). “Reformasi Birokrasi dan Governance: Kasus
       Best Practice dari Sejumlah Daerah di Indonesia”. The 5th International Symposium
       of Jurnal Antropoligi Indonesia.
Sachiko, Morita., Zaelke, Durwood. (2007). “Rule of Law, Governance, And Suistainable
       Development”. Seventh International Conference on Environmental Compliance and
       Eforcement.
Samin, Rumzi. (2011). “Reformasi Birokrasi”. Jurnal FISIP UMRAH. Vol. 2, No. 2, pp 172
       – 182.
Solihin, Dadang. (2007).“ PengukurangGovernance Index”. BAPPENAS.
Solusi. (2011). “ReformasiBirokrasi: Antara Harapan dan Kenyataan”. Jakarta. Kementerian
        Perindustrian. Vol. 4, No. 1.
TIM Menpan. “Pedoman Umum Reformasi Birokrasi”. Jakarta.
Uhrig, John. (2003). “Review of the Corporate Governance of Statutory Authorities and
       Office Holders”.Department of Communication, Information Technology and the
       Arts. http://wwwdcita.gov.au/cca
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN.
UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Wintoki, MB., Linck, JS., Netter, JM., (2010). “Endogeneity and the Dynamics of Internal
      Corporate Governance”. SSRN: http://ssrn.com.
World Bank.(1992). “Report of the ad hoc Committee on Board Procedures”. May 26.
      Washington, DC: World Bank.
---------------. (1989). “Sub-Saharan Africa: From Crisis to Sustainable Development”.
         Washington, DC: World Bank.

World Bank. (2010). “Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC)”.retrieved
      athttp://www.worldbank.org/ifa/rosc_cg.html.

Contenu connexe

Tendances

13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasiEva Hany Fanida
 
It governance support good governance
It governance   support good governanceIt governance   support good governance
It governance support good governanceGlobal School
 
Transparansi akuntabilitas pelayanan publik
Transparansi akuntabilitas pelayanan publikTransparansi akuntabilitas pelayanan publik
Transparansi akuntabilitas pelayanan publikMuslimin B. Putra
 
Menciptakan Organisasi Fleksibel
Menciptakan Organisasi FleksibelMenciptakan Organisasi Fleksibel
Menciptakan Organisasi FleksibelAnnisa Wasistiana
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...eko budi sudrajat
 
Inovasi kebijakan dalam perspektif administrasi publik
Inovasi kebijakan dalam perspektif administrasi publikInovasi kebijakan dalam perspektif administrasi publik
Inovasi kebijakan dalam perspektif administrasi publiksyahrimeza
 
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM NFORMASI...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM NFORMASI...TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM NFORMASI...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM NFORMASI...ArifPrasetyo19
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...Bobby Sirait
 
It governance sektor publik di indonesia
It governance sektor publik di indonesiaIt governance sektor publik di indonesia
It governance sektor publik di indonesiasyahrimeza
 
BE & GG1, Basori, Hapzi Ali, Konsep & Teori Etika Bisnis, UMB, 2017
BE & GG1, Basori, Hapzi Ali, Konsep & Teori Etika Bisnis, UMB, 2017BE & GG1, Basori, Hapzi Ali, Konsep & Teori Etika Bisnis, UMB, 2017
BE & GG1, Basori, Hapzi Ali, Konsep & Teori Etika Bisnis, UMB, 2017Basori Basori
 
Pertemuan IX - Lingkungan Organisasi (Teori Organisasi)
Pertemuan IX - Lingkungan Organisasi (Teori Organisasi)Pertemuan IX - Lingkungan Organisasi (Teori Organisasi)
Pertemuan IX - Lingkungan Organisasi (Teori Organisasi)sudarsono mr
 

Tendances (16)

Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
 
13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi13. lingkungan organisasi
13. lingkungan organisasi
 
Paper 2
Paper 2Paper 2
Paper 2
 
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf6 dimensi dalam administrasi publik pdf
6 dimensi dalam administrasi publik pdf
 
It governance support good governance
It governance   support good governanceIt governance   support good governance
It governance support good governance
 
Transparansi akuntabilitas pelayanan publik
Transparansi akuntabilitas pelayanan publikTransparansi akuntabilitas pelayanan publik
Transparansi akuntabilitas pelayanan publik
 
Menciptakan Organisasi Fleksibel
Menciptakan Organisasi FleksibelMenciptakan Organisasi Fleksibel
Menciptakan Organisasi Fleksibel
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzai Ali, Good Government Corporate Governance,...
 
Akuntabilitas
AkuntabilitasAkuntabilitas
Akuntabilitas
 
Birokrasi
BirokrasiBirokrasi
Birokrasi
 
Inovasi kebijakan dalam perspektif administrasi publik
Inovasi kebijakan dalam perspektif administrasi publikInovasi kebijakan dalam perspektif administrasi publik
Inovasi kebijakan dalam perspektif administrasi publik
 
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM NFORMASI...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM NFORMASI...TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM NFORMASI...
TUGAS SIM, EVI YULIANA SARI, YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M. Si, SISTEM NFORMASI...
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...
 
It governance sektor publik di indonesia
It governance sektor publik di indonesiaIt governance sektor publik di indonesia
It governance sektor publik di indonesia
 
BE & GG1, Basori, Hapzi Ali, Konsep & Teori Etika Bisnis, UMB, 2017
BE & GG1, Basori, Hapzi Ali, Konsep & Teori Etika Bisnis, UMB, 2017BE & GG1, Basori, Hapzi Ali, Konsep & Teori Etika Bisnis, UMB, 2017
BE & GG1, Basori, Hapzi Ali, Konsep & Teori Etika Bisnis, UMB, 2017
 
Pertemuan IX - Lingkungan Organisasi (Teori Organisasi)
Pertemuan IX - Lingkungan Organisasi (Teori Organisasi)Pertemuan IX - Lingkungan Organisasi (Teori Organisasi)
Pertemuan IX - Lingkungan Organisasi (Teori Organisasi)
 

Similaire à REFORMASI BIOKRASI

Administrasi Berasal Dari Bahasa Latin
Administrasi Berasal Dari Bahasa LatinAdministrasi Berasal Dari Bahasa Latin
Administrasi Berasal Dari Bahasa Latinamaen
 
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governanceAdimarsi
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...Rizki Aditama
 
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...eko budi sudrajat
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...eko budi sudrajat
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...Rizki Aditama
 
55118120078 yuwan ditra krahara BE & GG
55118120078 yuwan ditra krahara BE & GG55118120078 yuwan ditra krahara BE & GG
55118120078 yuwan ditra krahara BE & GGyuwan ditra krahara
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...Rudy Harland
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadiMea Meong
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...Antoni Butarbutar
 
BE & GG, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, good ...
BE & GG, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, good ...BE & GG, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, good ...
BE & GG, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, good ...Nadiatur Rakhma
 
EKMA 4116 - Modul 12 Good Governance & Good Corporate Governance
EKMA 4116 - Modul 12 Good Governance & Good Corporate GovernanceEKMA 4116 - Modul 12 Good Governance & Good Corporate Governance
EKMA 4116 - Modul 12 Good Governance & Good Corporate GovernanceAncilla Kustedjo
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Eka Yulianto
 

Similaire à REFORMASI BIOKRASI (20)

Administrasi Berasal Dari Bahasa Latin
Administrasi Berasal Dari Bahasa LatinAdministrasi Berasal Dari Bahasa Latin
Administrasi Berasal Dari Bahasa Latin
 
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
21947378 manajemen-strategi-sektor-publik-langkah-tepat-menuju-good-governance
 
Fix
FixFix
Fix
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Ethics and Bussiness The Corporate Culture...
 
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
BE & GG, Eko BUdi SUdrajat, Hapzi Ali, Good Governemt Corporate Governance, U...
 
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
BE & GG, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance, ...
 
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...
 
55118120078 yuwan ditra krahara BE & GG
55118120078 yuwan ditra krahara BE & GG55118120078 yuwan ditra krahara BE & GG
55118120078 yuwan ditra krahara BE & GG
 
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
BE & GG, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, Governance Rati...
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Good governance
Good governanceGood governance
Good governance
 
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...
BE & GG, Antoni Butarbutar, Hapzi Ali, Ethics and Business; Audit & Internal ...
 
BE & GG, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, good ...
BE & GG, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, good ...BE & GG, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, good ...
BE & GG, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, good ...
 
Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasiReformasi birokrasi
Reformasi birokrasi
 
Teori ins
Teori insTeori ins
Teori ins
 
EKMA 4116 - Modul 12 Good Governance & Good Corporate Governance
EKMA 4116 - Modul 12 Good Governance & Good Corporate GovernanceEKMA 4116 - Modul 12 Good Governance & Good Corporate Governance
EKMA 4116 - Modul 12 Good Governance & Good Corporate Governance
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
 
Sop
SopSop
Sop
 
5902 14320-1-sm
5902 14320-1-sm5902 14320-1-sm
5902 14320-1-sm
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
 

REFORMASI BIOKRASI

  • 1. Pak/bu… ini saya buat ringkasan tentang governance… mohon ibu/bapak melengkapi dengan masalah yang akan diangkat… terimakasih….. Untuk mewujudkan suatu system tata kelolaan pemerintahan yang baik atau sering disebut dengan governance, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah adanya reformasi birokrasi.Reformasi birokrasi adalah suatu usaha untuk mengubah dan memperbaharui sistem pemerintah yang meliputi beberapa aspek-aspek penting yang terkait. Menurut Peraturan Menpan No: PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam reformasi birokrasi adalah: organisasi, proses bisnis, dan peraturan tentang tenaga kerja. Untuk itu, reformasi diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah dalam pelaksanaan sistem pemerintahan yang baik. Untuk mewujudkan reformasi birokrasi maka diperlukaan beberapa perbaikan di seluruh aspek. Hal tersebut bias dilakukan sesuai dengan Peraturan Menpan No: PER/15/M.PAN/7/2008 yaitu: kelembagaan, budaya kerja organisasi, ketatalaksanaan (proses bisnis), regulasi/deregulasi birokrasi dan penataan sumber daya manusia. Penataan kelembagaan dilakukan dengan melakukan penataan organisasi, unit organisasi, serta sistem organisasi.Hal ini diharapkan untuk mewujudkan suatu organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran.Penataan budaya kerja organisasi dilaksanakan melalui arahan strategi budaya kerja serta manejemen perubahan budaya kerja.Dengan penataan budaya kerja, organisasi diharapkan dapat menciptakan birokrasi dengan intergritas dan kinerja yang tinggi. Penyempurnaan proses bisnis (ketatalaksanaan) diwujudkan dengan arahan strategi ketatalaksaan serta penataan tata laksana. Dengan ini, organisasi diharapkan
  • 2. akan memperoleh sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip governance, (Solusi, 2011 dan Peraturan Menpan No: PER/15/M.PAN/7/2008). Regulasi dan deregulasi dilaksanakan dengan penyusunan peraturan perundang- undangan baik yang terkait dengan sektor industri maupun terkait dengan internal Kementerian Perindustrian.Hasil yang ingin dicapai dari aspek ini adalah lahirnya produk- produk peraturan yang lebih tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif.Aspek terakhir adalah melalui penataan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan dengan penataan sistem manajemen SDM serta pengawasan internal SDM, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh SDM yang memiliki intergritas, kompeten, profesional, berkinerja tinggi, dan sejahtera, (Abubakar, 2011). Reformasi birokrasi dilaksanakan bukan hanya sekedar untuk mewujudkan governancetetapi juga untuk menciptakan clean government, sebab reformasi birokrasi adalah salah satu langkah strategi dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang lebih baik, (Mustopadidjaja, 2001;TIM Menpan;Priyantha, 2007;Prasojo & Teguh, 2008; dan Samin, 2011).Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa ketika reformasi birokrasi berjalan dengan sukses maka governanceakan tercipta dengan sendirinya, karena prinsip-prinsip dalam governanceakan diimplementasikan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, sehingga kinerja organisasi akan menjadi lebih baik – dalam studi ini adalah kinerja Kementerian Perindustrian. Hal ini konsisten dengan Kouzmin, Klages, Kakabadse (1999); Chaudhry, et.al (2009); CIPFA (2004) yang berpendapat bahwa governanceadalah kunci sukses dalam keberhasilan kinerja organisasi.
  • 3. Implementasi governancedapat meningkatkan transparansi organisasi, sehingga organisasi akan berusahan untuk meningkatkan kinerja mereka sebab publik dapat melihat hasil kinerja mereka, (Mardiasmo, 2006). Menurut Institute on Governance (2003), governance adalah sebuah proses dimana masyarakat atau organisasi membuat keputusan- keputusan penting, menentukan siapa saja yang terlibat dalam proses tersebut dan bagaimana mereka mempertanggungjawabkan keputusan-keputusan tersebut. Governanceselalu menjadi sesuatu hal (kunci) yang penting bagi organisasi, bahkan sebelum governance menjadi suatu topik yang popular, (Bridgman, 2007).Hal tersebut merupakan suatu gagasan yang bagus, sebab prinsip-prinsip dalam governance relevan terhadap semua aspek-aspek pada setiap manajemen organisasi dan khususnya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik. Tujuan utama dari governanceadalah untuk meningkatkan kinerja sektor publik (pemerintah), baik kinerja keuangan ataupun non-keuangan.Biasanya masyarakat menilai kesuksesan kinerja sektor publik dari pelayanan yang mereka dapatkan, ketika mereka mendapatkan pelayanan yang lebih baik maka mereka menilai bahwa kinerja pemerintah baik.Sebaliknya, ketika pelayanan yang disediakan tidak sesuai dengan keinganan mereka (pelayanan yang buruk) maka mereka menilai bahwa kinerja pemerintah jelek, (Mardiasmo, Barnes, & Sakurai, 2008 dan Santiso, 2001). Namun, Hermalin dan Weisbach (2003); Himmelberg et, al. (1999); Denis dan Kruse (2000); dan Wintoki et, al. (2008) berpendapat bahwa sebenarnya tidak ada hubungan antara kinerja dengan good corporate governance, karena kinerja perusahaan dan good corporate governance secara bersama-sama ditentukan oleh faktor-faktor lain. Lebih jauh lagi, Heracleous, (2001) menemukan bahwa hubungan antara implementasi yang baik dari governance dan kinerja organisasi tidak berhubungan secara signifikan. Hal tersebut
  • 4. dimungkinkan karena organisasi terlalu fokus pada bagaimana cara menerapkan governance dan mengabaikan kinerja mereka. Selain itu, dimungkinkan karena mereka masih dalam proses belajar tentang governance, sehingga mereka hanya fokus pada prinsip-prinsip dan aturan-aturan dalam governance. Lebih jauh lagi World Bank (2010);Daniri (2008); Sachiko & Zaelke (2007) menyatakan bahwa penerapan governancedipengaruhi oleh law enforcement, ketika law enforcement lemah maka implementasi governance tidak akan berjalan maksimal. Novianti (2009) berpendapat bahwa, implementasi governance dipengaruhi oleh tingkat komitmen, ketika tingkat komitmen pelaksana tinggi maka implementasinya akan berhasil. OECD (1993:7) mendefinisikan corporate governance menjadi dua bagian, yaitu sistem dan struktur.Menurut definisi sistem, corporate governance menjelaskan bagaimana mengatur perusahaan untuk dapat diarahkan dan dikendalikan guna meningkatkan kemakmuran bisnis yang akuntabel bagi para pemegang saham dalam jangka panjang dengan tidak mengesampingkan kepentingan stakeholder lainnya.Sedangkan menurut definisi struktur, corporate governance memberikan kejelasan atas fungsi, hak, kewajiban, dan tanggungjawab antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan, termasuk pengendalian internal dan eksternal yang efektif guna menciptakan keseimbangan pengendalian dari pihak internal dan eksternal.Dalam konteks sektor publik, governance berarti bahwa pemerintah harus dapat mengatur pihak-pihak yang terlibat dalam sektor publik untuk diarahkan dan dikendalikan dalam meningkatkan pelayanan publik guna memenuhi kebutuhan/kepentingan stakeholder. UNDP (1997:4) mendefinisikan governance, antara lain, partisipatif, transparan, dan akuntabel.Hal ini juga efektif dan adil dalam membuat aturan hukum.Governance menjamin
  • 5. bahwa prioritas politik, sosial, dan ekonomi didasarkan pada konsensus/kesepakatan yang luas dalam masyarakat dan bahwa suara kaum miskin dan paling rentan didengar dalam pengambilan keputusan atas alokasi sumber daya pembangunan.Selain itu, CIPFA (2004) menyatakan bahwagovernance berfokus pada tujuan organisasi dan hasil bagi warga dan pengguna pelayanan publik, itu berarti bahwa pengguna menerima layanan berkualitas tinggi dan pembayar pajak menerima nilai untuk uang (value for money).Lebih lanjut lagi, governance mencakup semua mekanisme, proses dan lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok masyarakat untuk menyalurkan aspirasi mereka, penggunaan hak hukum, dan kewajiban serta menjembatani perbedaan di antara mereka(Krina, 2003). Governance merupakan suatu pengendalian yang memiliki kekuatan dalam mengendalikan strategi dan arah suatu entitas untuk meningkatkan kesuksesan entitas dalam jangka panjang, dengan memperhitungkan resiko dan lingkungan di mana ia beroperasi(Uhrig, 2003: 2). Selanjutnya, dalam konteks pembangungan, governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial untuk tujuan pembangunan, sehingga dapat disimpulkan bahwa governance merupakan suatu mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang subtansial dan penerapannya untuk menunjang pembangunan yang stabil dengan syarat utama efisien dan merata – adil (Krina, 2003). Lebih jauh lagi, governancememiliki manfaat dalam mengurangi tingkat korupsi di birokrasi, sebab governancemenciptakan suatu sistem birokrasi yang efisien, efketif, transparan, professional, dan akuntabel, serta meningkatkan peran serta masyarakat umum dalam pembuatan kebijakan publik sehingga dapat tercipta konsistensi dalam penegakan hukum baik di tingkat daerah ataupun pusat. Hasil akhirnya adalah terciptanya birokrasi yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) (Solihin, 2007).Sedangkan, Wirijadinata (2005)
  • 6. berpendapat bahwa governance memiliki orientasi terhadap pencapaian tujuan nasional yang mengacu pada kondisi demokrasi dalam elemen kehidupan (legitimasi, akuntabilitas, mengamankan hak asasi manusia, otonomi dan devolusi kekuasaan, pengendalian jaminan sipil) dan pelaksanaan fungsi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan nasional. Oleh karena itu, governance memiliki dua arti, yaitu: 1) aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan 2) nilai-nilai yang dihargai meliputi: kehendak rakyat dan tujuan rakyat untuk meningkatkan kapasitas nasional untuk kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan sosial. Implementasi governance di Indonesia mengacu pada Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN, SK Menpan No: 63/Kep/M.Pan/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dari semua peraturan/undang-undang tersebut,governance memiliki makna: pertama, tata kelola pemerintahan yang baik, manajemen pemerintahan yang baik, penegakan pemerintahan yang baik, dan pemerintahan yang tertib administrasi. Kedua, governance berarti adanya implementasi transparansi, partisipasi dari masyakarat, akuntabilitas sebagai tonggak dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik.Makna yang terakhir adalah governance dapat menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Menurut aturan tersebut diatas, untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik memerlukan dua kunci sukses, yaitu komitmen yang kuat, konsistensi dan proses jangka panjang, pembelajaran, pemahaman, serta implementasi tata kelola pemerintahan yang baik kepada para pemangku kepentingan. Kedua adalah kesepakatan dan keoptimisan dari semua
  • 7. pihak bahwa tata kelola pemerintahan yang baik akan memberikan masa depan yang lebih baik, (Solihin, 2007). Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN, SK Menpan No: 63/Kep/M.Pan/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, menyatakan prinsip-prinsip dalamgovernance, yaitu: penegakan hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas. DAFTAR PUSTAKA Abubakar, Azwar. (2011). “Agar Tidak Sebatas Paper Work Reformasi Birokrasi Perlu Sistem Evaluasi Yang Kredible”. Biro Hukum dan Humas Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi. Jakarta CIPFA.(2004). “The Independent Commission on Governance in Public Services”.Governance Standard for Public Services. Daniri.(2008). “Saatnya Berubah Dengan GCG”.Bisnis Indonesia. Edisi: 30/3/2008. Denis DJ., Kruse TA. (2000). “Managerial Discipline and Corporate Performance”.Journal of Corporate Finance. Vol. 7, pp. 209 – 233. Hermalin, BE., Weisbach, MS. (2003). “Board of Directors as an Endogenously Determined Institution: A Survey of the Economics Literature”.Economic Policy Review.Federal Reserve Bank of New York. pp. 7 – 26. April. Himmelberg, C., Hubbard, G., Palia, D. (1999). “Understanding the Determinants of Managerial Ownership and the Link Between Ownership and Performance”.Journal of Financial Economics. Institute on Governance. (2003).”Principle for Governance in the 21st Century”. Policy Brief No. 15, Canada. Kouzmin, Alexander., Elke, Loffler., Helmut Klages., Nada, Korac-Kakabadse. (1999). “Benchmarking and Performance Measurement in Public Sektors – Toward Learning
  • 8. for Agency Effectiveness”.The International Journal of Public Sektor Management. Vol. 12, No. 2, pp. 121 – 144. Mardiasmo.(2004). “Akuntansi Sektor Publik”. Andi.Yogyakarta. ---------------.(2006). “Perwujudan transparansi dan akuntabilitas public melalui akuntansi sektor public suatu sarana Governance”. Jurnal Akutansi Pemerintah, Vol.2, No. 1, Mei 2006 (pp. 1- 17). Mustopadidjaja.(2001). “Reformasi Birokrasi, Perwujudan Governance, dan Pembangunan Masyarakat Mandani”.Makalah disampaikan pada Silaknas ICMI 2001. Novianti, Leny. (2009). “Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan.Vol.14, No.2. OECD. (1993). “Public Management Development: Survey”.OCED pp.7. Paris. . Bridgman, Peter. (2007). “Performance, Conformance, and Governance in the Public Sektor”.Chartered Secretaries Australia’s Public Sektor. Prasojo, Eko & Teguh, Kurniawan. (2008). “Reformasi Birokrasi dan Governance: Kasus Best Practice dari Sejumlah Daerah di Indonesia”. The 5th International Symposium of Jurnal Antropoligi Indonesia. Sachiko, Morita., Zaelke, Durwood. (2007). “Rule of Law, Governance, And Suistainable Development”. Seventh International Conference on Environmental Compliance and Eforcement. Samin, Rumzi. (2011). “Reformasi Birokrasi”. Jurnal FISIP UMRAH. Vol. 2, No. 2, pp 172 – 182. Solihin, Dadang. (2007).“ PengukurangGovernance Index”. BAPPENAS. Solusi. (2011). “ReformasiBirokrasi: Antara Harapan dan Kenyataan”. Jakarta. Kementerian Perindustrian. Vol. 4, No. 1. TIM Menpan. “Pedoman Umum Reformasi Birokrasi”. Jakarta. Uhrig, John. (2003). “Review of the Corporate Governance of Statutory Authorities and Office Holders”.Department of Communication, Information Technology and the Arts. http://wwwdcita.gov.au/cca UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN. UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Wintoki, MB., Linck, JS., Netter, JM., (2010). “Endogeneity and the Dynamics of Internal Corporate Governance”. SSRN: http://ssrn.com.
  • 9. World Bank.(1992). “Report of the ad hoc Committee on Board Procedures”. May 26. Washington, DC: World Bank. ---------------. (1989). “Sub-Saharan Africa: From Crisis to Sustainable Development”. Washington, DC: World Bank. World Bank. (2010). “Report on the Observance of Standards and Codes (ROSC)”.retrieved athttp://www.worldbank.org/ifa/rosc_cg.html.