2. Pengertian-Pengertian
• Moral
Kata moral berasal dari bahsa Yunani mores yang berarti
kebiasaan, yang baik dan yang buruk yang diterima secara
umum mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban.
• Susila
Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta yang telah menjadi
bahasa jawa, susilo. Susilo terdiri dari dua kata: su berarti
baik, dan silo berarti budiperkerti, tingkahlaku.
• Etika
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti
kebiasaan baik atau buruk.
• Akhlaq
Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab khuluq yang berarti
kebiasaan, dorongan jiwa untuk berbuat secara spontan, tak
perlu dipikir, tetapi telah menjadi kebiasaan.
3. Struktur Keberagamaan
Iman dalam hati
Dinyatakan dalam perbuatan (Islam)
Pelaksanaan dalam tingkat sebaik-baiknya (Ihsan)
Terbiasa /habitat berbuat baik (akhlaq)
4. Implikasi
• Atas dasar perbedaan standard ukuran baik-buruk
diantara keempatnya adalah sesuatu yang dianggap baik
menurut moral, belum tentu baik menurut akhlaq,
demikian pula sebaliknya (kadang-kadang).
• Contoh-contoh:
– Makan dengan tangan kiri tidak baik menurut adat
Jawa, biasa-biasa saja menurut orang-orang Eropa
dan Amerika.
– Sek di luar nikah asal saling suka baik menurut etika,
tidak baik menurut akhlaq.
– Terlalu berterus terang baik menurut moral, etika,
akhlaq, belum tentu baik menurut susila Jawa.
5. Pertentangan nilai
• Jika terjadi pertentangan nilai antara etika versus
akhlaq, antara moral versus akhlaq, maka akhlaq lah
yang harus dimenangkan
• Dasar prioritas Pemenangan Akhlaq
1. Misi Islam hanya satu: Aku diutus hanyalah untuk
menyempurkan akhlaq
2. Nilai moral hanya berlaku di kehidupan dunia, sedang nilai
akhlaq berlaku hingga akhira t kelak.
3. Allah menyeru agar kita takut kepada-Nya bukan kepada
manusia, sebagaimana tersebut dalam QS.
6. Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke
arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada,
maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi
manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara
mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu,
dan supaya kamu mendapat petunjuk( QS al-Baqarah/2:150
7. - Tahlilan yang pahalanya dikirmkan kepada orang yang meninggal baik
menurut moral (masyarakat tertentu), tidak baik menurut syariat
karena tidak dicontohkan oleh Rsulullah hingga generasi ke 4 Islam
- Yasinan yang pahalanya dikirmkan kepada orang yang telah
meninggal baik menurut moral (masyarakat tertentu) tidak baik
menurut akhlaq (syariat) karena tidak dituntunkan oleh
Rasulullah, alias mengada-ada. Semua hadis tentang yasinan yang
dikaitkan dengan peristiwa kematian tidak ada yang shahih.
- Membaca al-Qur’an secara koor baik menurut masyarakat
tertentu, sebenarnya tidak baik menurut petunjuk berikut:
Dan apabila dibacakan Al Quran, maka
dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat (Qs
al-A’raf/7:204) .
8. Jadi, menurut ayat tersebut, yang satu membaca, yang lainnya
mendengarkan dan memahami, menghayati kandungan pesan ayat
tersebut.
- Dalam peristiwa kematian terdapat tradisi memutar rekaman bacaan
al-Qur’an, sementara para pelayat asyik ngomong ke sana-sini sesuai
groupnya. Hal ini dipandang baik menurut moral masyarakat, tidak
baik menurut akhlaq karena petunjuk ayat al-Qur’an surat al-A’raf
ayat 204 di atas.
- Takhtimul Qur’an dengan cara membaca sendiri tetapi berjamaah
yang masing-masing juz yang dibaca berlainan sehingga satu orang
satu juz dalam waktu relatif singkat satu al-Qur’an terbaca semua
adalah baik menurut masyarakat (moralis) tertentu, sebenarnya tidak
baik menurut akhlaq, sebagaimana petunjuk ayat 204 dari surat al-
A’raf di atas.
- Puji-pujian dengan pengeras suara menunggu datangnya imam dalam
posisi sudah azan baik menurut moral masyarakat tertentu
sebenarnya agak kurang baik menurut akhlaq jika sampai tidak shalat
rawatib, atas dasar hadis-hadis berikut:
9. • Shalat fajar terdiri atas dua rakaat dan dilaksanakan
sebelum shalat subuh
Artinya:
Ibnu Umar berkata: Aku memperhatikan Nabi saw
selama satu bulan, beliau selalu membaca “Qul yaa
ayyuhal kafirun dan Qul Huwallaahu Ahad (HR. at-
Turmuzi: 382).
10. - Atas dasar tiga argumentasi di atas, maka kurang
bijaksana ketika seseorang memiliki rasa ewuh-
perkewuh dengan tetangga, takut dikucilkan,
takut ada sanksi sosial ketika tidak mengikuti
acara-acara sosial yang jelas-jelas melangar
syar’i.
- Kita harus sadar bahwa mereka sangat egois,
tidak mau tahu apa yang namanya syariat, tidak
mau tahu apa akibatnya melanggar syar’i.
- Tidak pantas orang yang tahu berilmu, hanyut
hancur kepada orang yang tak mau tahu dengan
syariat.
11. Ibnu Umar berkata: Hal yang aku ingat (jaga) dari
Nabi saw adalah 10 rakaat yang terdiri atas: (1)
Dua rakaat sebelum dluhur, (2) Dua rakaat
sesudahnya, (3) Dua rakaat sesudah Maghrib di
rumahnya, (4) Dua Rakaat sesudah Isya’ di
rumahnya, dan (5) Dua rakaat sebelum shalat
Subuh (HR. al-Bukhari: 1109)
12. Shalat sunnah sebelum shalat ‘Ashar dapat dilakukan dua
atau empat rakaat:
Ali berkata: Nabi saw. Melaksanakan shalat empat
rakaat sebelum ‘ashar, dan beliau memisahkan
antara empat rakaat tersebut dengan
mengucapkan salam kepada Malaikat muqarrabin,
orang-orang Islam dan mukmin yang mengikutinya
(HR. at-Turmuzi:394). Nashiruddin mengatakan
hadis ini Hasan.
13. Sebelum Maghrib
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Jika seorang Muazzin
mengumandangkan azan (Maghrib), maka para
Sahabat Nabi saw berebut mendekati tiang-tiang
(untuk shalat sunnat) sampai Nabi Saw keluar,
sementara mereka tetap dalam keadaan menunaikan
shalat sunnat dua rakaat sebelum shalat Maghrib
(HR. al-Bukhari:1801).
14. Dari Ibnu Umar, ia berkata: Aku pernah shalat beserta
Rasulullah saw. Sebelum Dhuhur dua sujud (rakaat),
sesudahnya dua sujud (rakaat), sesudah Maghrib dua
sujud (rakaat), sesudah Isya’ dua sujud (rakaat), dan
sesudah Jum’ah dua sujud (rakaat) aku kerjakan
bersama Nabi saw di rumahnya (HR. Muslim: 1200).
15. Atas dasar sejumlah hadis tentang shalat sebelum
dan sesudah shalat fardlu tersebut dan inilah yang
telah menjadi akhlaq Rasulullah, mengindikasikan
begitu besar utama dan pentingnya shalat sunnah
rawatib tersebut dibanding sekedar puji-pujian yang
hanya karangan manusia. Akan kurang
mendatangkan simpatik massa kalau lagu dan jenis
fokalnya kurang merdu.
Maka, sebaiknya shalat sunnah rawatib dulu baru
puji-pujian kalau memungkinkan. Jasngan dibalik
melakukan puji-pujian tanpa shalat sunnah
Rawatib.
16. Urgensi Shalat Sunnah
Dari Tamim bahwa Nabi saw bersabda: perbuatan orang yang pertama kali dihisab
besuk di hari kiyamat adalah tentang shalat.jika telah ia kerjakan dengan sempurna,
dicatat baginya sempurna. Jika ia tidak kerjakannya dengan sempurna, maka Allah
akan bersabda kepada Malaikat: periksalah apakah kamu dapati perbuatan
tathawwu’ bagi hambaku untuk kamu lengkapkan dengannya shalat fardunya yang
sempit (kualitasnya jelek). Demikian juga tentang zakat, lalu diperhitungkan segala
perbuatan semacam itu (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan ad-Darimi
17. Jika kita mau berpikir
objektif, rasional, dan syar’I,
pasti memprioritaskan
shalat sunnah rawatib
daripada puji-pujian tanpa
shalat rawatib. Sebaiknya
shalat rawatib dulu baru
puji-pujian jika
memungkinkan.
18. Keharusan Warga Muhammadiyah
1. Harus berakhlaq mulia. Artianya, habitat WM
berbuat baik. Inilah dasarnya:
(Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudipekerti yang agung
9QS al-Qalam/68:4)
2.Dapat diteladani orang lain karena kebaikan akhlaqnya
sebagaimana Rasulullah, Demikian Dasarnya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah QS al-Ahzab/33:21).
19. Indikator Uswah Hasanah
a. Sidiq (jujur), warga Muhammadiyah harus jujur:
Dari Nabi saw bersabda: sesungguhnya benar (jujur) itu menuntun
kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga, dan seorang
itu (senantiasa) berlaku benar sehingga tercatat di sisi Allah sebagai
orang jujur. Dusta menuntun kepada lancung. Lancung menuntun
kepada neraka. Dan seorang (yang senantiasa) berdusta tercatat di sisi
Allah sebagai pendusta.
Itulah pentingnya Warga Muhammadiyah dituntut untuk jujur.
20. b. Amanah (dapat dipercaya), artinya setiap WM harus amanah. Hadis
berikut merupakan ancaman bagi yang tidak amanah:
Tiada seorang hamba yang Allah memberikan amanah
(tanggungjawab) kemudian tidak melaksanakannya dengan baik
kecuali ia tidak menemukan baunya surga (HR.Muttafaqun ‘alaih).
c.Fathanah (Cerdas). Sudah menjadi trade Mark, bahwa
Muhammadiyah adalah golongan sosial keagamaan paling modern,
istablis, acuntable di dunia hingga saat ini. Dalam bergama harus kritis
tetapi tetap dalam koridor syar’I, dan anti taklid buta.
d.Tabligh (menyampaikan) kebenaran. Muhammadiyah memiliki doktrin
amar ma’ruf nahi munkar bil hikmah, tanpa kekerasan, sehingga
dikenal moderat. Tetapi harus diingat senantiasa strik dalam
beribadah, hanya mencontoh Rasulullah.
23. 3. Dalam beribadah (dalam beragama) harus mukhlish (murni) tanpa
tercampur oleh agama apa pun selain Islam, maupun tercampur oleh
ciptaan manusia. Allah berfirman:
Peringatan
Perintah Allah untuk beragama secara murni ini diulang hingga 24 kali.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus (QS al-Bayyinah : 5).
24. 4. Setiap Warga Muhammadiyah harus menjauhkan
diri dari penyakit-penyakit hati seperti:
5.Setiap warga Muhammadiyah, di dalam mencari
rezeki, apa pun profesinya harus profesional,
menjauhi praktik KKN (korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme).
Hubuddunya (cinta dunia), rakus, riya’ (pamer), bakhi
(kikir), hasud(dengki), takabbur(sombong), sum’ah
(Kepingin terkenal/popularitas), ujub (egois), munafiq
(hipokrit), Jubun (pengecut), Kasl (pemalas), al-’ajz
(lemah), israf (berlebihan) fahsyak (keji), munkar (jahad),
fasad (membuat kerusakan), dll yang sejenis.
25. Ancaman Kolusi
Secara praktis, kolusi dapat diartikan kong kalikong, katabelece,
surat sakti, koneksi untuk mengegolkan suatu maksud seperti
diterima sebagai pegawai, diterima dalam sekolah,kuliah, jabatan,
dan sejenisnya yang diinginkan dengan “lewat belakang”. Dalam hal
ini, yang membutuhkan memberikan sesuatu (konsesi), paling
sering uang, bisa juga kedudukan dll.(
Dalam bahasa agama, hal tersebut dinamakan ar-Rasyi (suap/sogok).
Ancamannya neraka. Demikian sebuah hadis mengatakan:
Penyuap dan yang disuap di neraka.
26. Ancaman Korupsi
Koruptor tidak akan memperoleh syafaat Rasulullah, dasarnya:
. . . Demi Dzat yang Jiwa Muhammadi ada di Tangan-Nya. Tidaklah salah
seorang diantara kamu mengorup sesuatu, kecuali datang besok di
hari kiyamat sambil membawanya di atas tengkuk. Jika (yang dibawa
itu) unta, maka akan berbunyi. Jika yang (dibawa itu) sapi, maka akan
melenguh. Jika yang(dibawa itu) kambing, maka akan mengembik.
(yang penting) sungguh aku telah menyampaikan (HR Muttafaq ‘alaih
dari Abi Humaid as-Sa’idi).
27. Orang tersebut sangat berkesulitan. Suatu saat
ketemu Rasulullah, ia meminta tolong kepadanya:
Wahai Rasulullah, Tolonglah aku! Maka
Jawabku “Aku tidak memiliki hak sedikit
pun atas kamu, Aku dulu telah
menyampaikan (memperingatkan – HR
Mttafaqun ‘alaih dari Abi Hurairah).
28. Larangan Nepotisme
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang
melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah
kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji
Allah[520]. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat (Qs
al-An’am/6:152).
29. 3.Setiap Warga Muhammadiyah harus menghiasi
diri dengan iman yang kokoh, istiqamah dalam
beribadah sesuai tuntunan Rasulullah, luas ilmu
yang dimiliki, beramal shalih secara tulus.
Kesimpulan: Akhlaq
Muhammadiyah tidak ada yang
bertentangan dengan al-Qur’an
dan as-Sunnah. Oleh karena itu,
tidak ada alasan untuk keberatan,
apa lagi menentangnya kalau ingin
menjadi muslim yang benar.
30. Penutup
Semoga menjadi pencerah Ruhani dalam beragama
Point-point akhlaq tersebut semoga menjadi
pedoman hidup bagi setiap mahasiswa FK Unimus
baik dalam menjalani profesi maupun
kehidupannya sehari-hari.
Mari kuliah diakhiri dengan doa: