Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan prinsip-prinsip dasar bank syariah. Bank syariah didasarkan pada prinsip tidak adanya bunga dan spekulasi serta mengedepankan aspek keadilan dan keuntungan bersama. Bank syariah menerapkan akad-akad seperti mudharabah, musyarakah, murabahah dan lainnya dalam mengelola dana masyarakat.
3. Kata bank berasal dari kata banque dalam
bahasa prancis, dan dari banco dalam bahasa
italia, yang berarti peti atau lemari atau
bangku. Dalam al-quran, istilah bank
disebutkan secara eksplisit. Tetapi jika yang
dimaksud adalah sesuatu yang memiliki
unsur-unsur seperti struktur, manajemen,
fungsi, hak, dan kewajiban, mka semua itu
disebutkan dengan jelas seperti zakat,
shodakoh, ghonimah, jual beli dll.
SUMBER : PENGERTIAN BANK SYARIAH(HERI
SUDARSONO,BANK DAN LEMNBAGA KEUANGAN
SYARIAH,EKONIS,2008,YOGYAKARTA
4. Bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah,
Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah(BPRS).
SUMBER:
Dr. Andri Soemitra, bank & lembaga
keuangan syariah , cetakan 5 2015,jakarta
5. Secara filosofi bank syariah adalah bank yang aktivitasnya
meninggalkan maslah riba. Dengan demikian, penghindaran
bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan
Kemudian alasan paktis lain adalah sistem perbankan berbasis
bunga atau konvensional mengandung beberapa kelemahan si
berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis
Tidak fleksibelnya sistem transaksi berbasis bunga
menyebabkan kebangkrutan
Komitmen bank untuk keamanan yang deposan berikut
bunganya membuat bank cemas untuk mengembalikan pokok
dan bunganya.
Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi minculnya
inovasi oleh usaha kecil
Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam
kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian
pengambilan modal dan pendapatan bunga mereka.
6. Beberapa kelemahan bank konvensional
tersebut, maka bank syariah diharapkan
mendapat kebebasan dalam mengembangkan
produk sendiri sesuai dengan teori perbankan
syariah. Jika kebebasan ini dapat diwujudkan,
secara ideal akan memberikan manfaat. Yaitu :
1. Terpeliharanya aspek keadilan
2. Lebih menguntungkan
3. Dapat memelihara kestabilan nilai tukar mata
uang
4. Transparansi
5. Memperluas aplikasi syariah
7. Tercapai suatu hal yang saling
menguntungkan karena adanya
neoisasi antar pihak nasabah
dengan bank.
Dengann prinsip bagi hasil
dapat menanggung resiko lebih
rendah
Dapat mendorong pengusaha
kecil mengembangkan usahanya
dengan baik
Resiko kerugian lebih kecil
dengan prinsip ini
8. Peranan bank syariah dalam perekonomian relatif
masih sangat kecil dengan pelaku tunggal. Ada
beberapa kendala pengembangan perbankan
syariah, yaitu sebagai berikut :(hal 7-8)
Peraturan perbankan yang belum sepenuhnya
mengakomodasi operasional bank syariah.
Pemahaman masyarakat belum tepat terhadap
operasional bank syariah.
Sosialisasi belum dilakukan secara optimal
Jaringan kantor bank syariah masih terbatas
Sumber daya manusia yang memiliki keahlian
mengenai bank syariah masih terbatas
Persaingan produk perbankan konvensiaonal sangat
ketat.
9. Falsafah : pada bank syariah tidak berdasarkan atas bunga,
spekulasi, dan ketidakjelasan, sedangkan bank konvensional
berdasarkan atas bunga.
Operasional : pada bank syariah, dana masyarakat berupa
titipan dan investasi baru akan mendapatkan hasil jika
diusahakan lebih dahulu, sedangkan pada bank konvensional,
dana masyarakat berupa simpanan yang harus dibayar
bunganya pada saat jatuh tempo.
Sosial : pada bank syariah, aspek sosial dinyatakan
secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi misi
perusahaan, sedangkan pada bank konvensional tidak tersirat
secara tegas.
Organisasi : Bank syariah harus memiliki DPS.
Sementara itu, bank konvensional tidak memiliki
Dewan Pengawas Syariah.
10. Modal inti adalah modal yang berasal dari
para pemilik bank, yang terdiri dari modal
yang disetor oleh para pemegang saham,
cadangan dan laba ditahan. Modal inti inilah
yang berfungsi sebagai penyangga dan
penyerap kegagalan atau kerugian bank.
Kemudian dana pihak kedua , dan dana pihak
ketiga. Dana pihak ketiga tersebut terdiri
dari titipan (wadiah) dan investasi
(mudharabah).
11. Akad tabarru
Qard : pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali.
Wadi'ah : mewakilkan orang lain memelihara harta tertenu
dengan cara tertentu.
Wakalah : akad pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk
melaksanakan suatu tugas.
Kafalah : jaminan yang diberikan kepada penanggung kepada
pihak ketiga
Rahn : gadai
Dhaman : menggabungkan dua beban untuk membayar utang,
menggadaikan barang, atau menghadirkan orang pada tempat
yang telah ditentukan .
Hiwalah : akad yang mengharuskan pemindahan utang dari yang
bertanggung jawab kepada penanggung jawab lain.
12. akad tijaroh
Murabahah : jual beli barang
Salam : pembelian barang yang diserahkan lain hari, sementara
pembayaran di muka.
Istisna : kontrak penjualan
Ijaroh : akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan
kepemilikan .
Musyarikah : akad kerja sama antara dua orang atau lebih untuk
usaha tertentu.
Muzara'ah : bentuk kontrak bagi hasil yang diterapkan pada
tanaman pertanian setahun.
Musaqah : bentuk kontrak bagi hasil yang diterapkan pada
tanaman pertanian tahunan.
Mukhabaroh : muzaroah tetapi bibitnya dari pemilik tanah.