Dokumen tersebut membahas tentang karakter pemuda Indonesia yang semakin menurun, seperti korupsi, kekerasan, dan perilaku buruk lainnya. Dokumen ini menyarankan perlunya pendidikan karakter untuk memperbaiki moralitas pemuda. Zero defect harus menjadi prinsip utama seluruh komponen bangsa dalam memperbaiki karakter bangsa.
Beasiswa kuliah gerakan pemuda indonesia berani bermimpi
Karakter pemuda indonesia gerakan pemuda indonesia berani bermimpi
1. 12/4/12 Karakter Pemuda Indonesia | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
5th March Karakter Pemuda Indonesia
[http://3.bp.blogspot.com/-oepb3QvyXDg/T1RwZ9JHfzI/AAAAAAAAAHo/_C-
W72av6Vw/s1600/friendship-grey-children-image-31000.jpg]
Kita dapat menyaksikan sendiri bahwa akhir-akhir ini begitu banyak sosok manusia Indonesia yang tampil penuh
pamrih, tidak tulus ikhlas, tidak bersungguh-sungguh, senang yang semu, dan sifat-sifat buruk lainnya. Sifat dan sikap
yang demikian itu akan termanifestasikan pada perilaku yang suka menyalahkan orang lain, senang menghujat dan
tidak dapat dipegang janjinya, menjadi sosok yang pemarah, pendendam, tidak toleran, perilaku buruk dalam
berkendaraan, praktik korupsi, premanisme, perang antarkampung dan suku dengan tingkat kekejaman yang sangat
biadab, menurunnya penghargaan kepada para pemimpin, dan sebagainya. Bahkan yang lebih tragis, anak-anak kita
yang masih duduk di bangku kuliah pun sudah dapat saling menyakiti di jalanan. Untuk menjadi masyarakat
berperadaban tinggi sangat diperlukan aspek karakter yang baik pada setiap orang. Sehingga diperlukannya
pendidikan yang menyentuh aspek pengembangan karakter tidak saja dirasakan bangsa Indonesia yang memang
masih sedang berbenah diri menuju masyarakat berkeadaban. Namun, negara maju sekalipun seperi Amerika Serikat
merasakan hal yang sama. Kebutuhan dimaksud lebih didorong oleh adanya kenyataan semakin menurunnya
moralitas warga negara terutama sejak memasuki era global satu dekade terakhir ini. Seperti yang dikemukan oleh
Lickona (1992) di Amerika dirasakan telah terjadinya penurunan kualitas moralitas di kalangan pemuda termasuk pada
kaum terdidik. Berdasarkan hasil berbagai survey dilaporkan sebagai berikut. Sekitar 41% mengendarai mobil dalam
keadaan mabuk atau dalam pengaruh narkoba; 33% menipu teman baiknya mengenai hal yang penting; 38%
berbohong dalam melaporkan pajak pendapatan; 45 % termasuk di dalamnya 49% suami dan 44 % istri berselingkuh.
Seks bebas ? Narkoba ? kejahatan jalanan?
Secara lebih rinci masalah moralitas yang tampak dalam masyarakat adalah sebagai berikut.
Vandalime (Vandalism).
Kekerasan (violence)
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/03/karakter-pemuda-indonesia.html 1/4
2. 12/4/12 Karakter Pemuda Indonesia | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
Mencuri (Stealing).
Menyontek (Cheating).
Tidak hormat pada pejabat publik (Disrespect for authority).
Kekejaman terhadap teman sebaya (Peer cruelty).
Menyerang keyakinan orang lain yang berbeda (Bigotry).
Berbicara kasar/ tidak pantas/ tidak wajar (Bad language).
Perkosaan dan pelecehan seksual (Sexual precosity and abuse).
Bertambahnya orientasi pada diri sendiri dan menurunnya tanggung jawab sebagai warganegara (increasing sel-
centeredness and declining civic responsibility).
Perilaku merusak diri sendiri (Self-destructive behavior).
Korupsi
Aborsi
Perang antar suku
Melihat secuil fakta tersebut tentu kita akan merasa sedih dan menggurutu kesal didalam hati kenapa perbuatan itu
terjadi? Kenapa warga negara bangsa ini perilakunya tidak mencerminkan sebagai bangsa timur yang konon katanya baik
dan ramah? Kenapa nilai-nilai yang menjadi ciri khas bangsa ini sedikit demikit hilang? Jawabannya karakter bangsa kita
sudah mulai hilang.
Karakter bangsa; kata yang selalu muncul dan seringkali menjadi penutup diskusi perihal penyebab keterpurukan
Bangsa Indonesia di berbagai bidang. Bukan hal baru untuk menyatakan bahwa karakter bangsa kita, ekstrimnya, sedang
berada di titik nadir. Saya sangat meyakini bahwa perbaikan karakter bangsa merupakan satu kunci terpenting agar bangsa
yang besar jumlah penduduknya ini bisa keluar dari krisis dan menyongsong nasibnya yang baru. Pergilah ke kantor-kantor
yang berurusan dengan pelayanan publik, pasar, hingga jalan raya; dan bandingkan dengan kondisi tempat yang sama di
negara maju, anda akan bisa memaklumi puisi Taufik Ismail yang bertajuk Malu (Aku) Menjadi Bangsa Indonesia. Tak perlu
gerah dan membuat puisi tandingan, gunakan cermin besar untuk melihat keseharian bangsa kita (yang tentu saja turut
menelanjangi diri sendiri). Masih ada, jelas, bagian dari bangsa kita yang berkarakter mulia; hanya sayang, jumlahnya masih
minoritas. Sudah Habis Teori di Gudang; demikian ungkapan Professor Mahfud MD menjawab pertanyaan mahasiswanya
tentang teori apa lagi yang bisa digunakan untuk membawa bangsa ini keluar dari krisis (Kompas, 11 Oktober 2005).
Bangsa kita memang gudangnya teoritikus, yang nampak garang dan gagah manakala mendiskusikan dan merumuskan
sebuah konsep, namun hampir menjadi nihil, bahkan bertotak belakang dalam aplikasinya. Tidak sesuainya kata dan
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/03/karakter-pemuda-indonesia.html 2/4
3. 12/4/12 Karakter Pemuda Indonesia | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
perbuatan, demikian ungkapan dai-dai kondang kita yang berusaha mencari solusi bagi bangsa. Menjadi lebih menyedihkan
lagi manakala kita melihat ke dalam dan menemui bahwa mayoritas komponen bangsa kita mengklaim dirinya sebagai bangsa
yang religius. Banyak sudah orang mengatakan bahwa nilai-nilai religiusitas yang diyakini menjadi bagian integral Bangsa
Indonesia justru diaplikasikan dalam keseharian oleh bangsa maju yang notabene sekuler. Bangsa kita gagal dalam
melakukan internalisasi nilai-nilai luhur yang berasal dari Tuhan menjadi perilaku keseharian. Sedangkan bangsa lain memeras
otak mereka dan menghasilkan prinsip hidup yang terealisir. Nilai-nilai luhur bangsa kita jelas lebih unggul, karena berasal
dari Tuhan; perlu usaha keras dan luarbiasa untuk melakukan internalisasi. Tidak perlu malu untuk mengakui bahwa sebagian
besar lembaga pendidikan kita, baik pendidikan formal ataupun non-formal, umum ataupun keagamaan, belum berhasil
melakukan tugas utamanya: internalisasi nilai luhur menjadi perilaku.
Belum terlambat dan insya Allah tidak mustahil mengubah nasib Bangsa Indonesia. Jangan menunggu keajaiban
datang dari langit. Seluruh komponen bangsa: Pemerintah, Legislatif, Yudikatif, Militer, Penegak Hukum, Swasta, dan
Masyarakat harus bertekad kuat memperbaiki karakter bangsa melalui peran masing-masing. Tidak perlu membuat TAP
MPR atau UU Karakter Bangsa – pengalaman menunjukkan bahwa banyak peraturan di bumi pertiwi yang hanya berhenti di
lembaran negara. Zero defect harus menjadi prinsip utama seluruh komponen bangsa; baik untuk urusan kecil, seperti
membuang sampah, hingga pengamanan harta negara. Implementasi zero defect memerlukan kepemimpinan yang bersih,
kuat, tegas, dan berstamina tinggi. Zero defect tidak mustahil untuk dilaksanakan, karena ini masalah pembiasaan. Zero
defect bukan berarti mengingkari kodrat manusia yang memang tidak pernah bisa mencapai kesempurnaan; namun hal
tersebut menjadi the ultimate goal yang patut digantungkan di dinding kantor-kantor pemerintahan. Sedikit penyimpangan
terhadap zero defect yang masih berada dalam toleransi yang terukur bisa ditolerir dengan catatan adanya tekad bulat untuk
kembali menuju ke zero defect.
Posted 5th March by Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
Labels: Inspirasi
0 Add a comment
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/03/karakter-pemuda-indonesia.html 3/4
4. 12/4/12 Karakter Pemuda Indonesia | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
Mska kmna Ad..
aukn oetr na.
Beri komentar sebagai: Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi (Google) Keluar
Publikasikan Pratinjau Subscribe by email
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/03/karakter-pemuda-indonesia.html 4/4