SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Isu – Isu Pendidikan”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Gerak perubahan luas sekali cakupannya di era globalisasi saat ini,
kecepatan dan penetrasinya yang begitu instan, telah menimbulkan banyak
problema, setidaknya telah memunculkan pendapat pro dan kontra. Bagi
mereka yang merasa siap untuk menghadapi era tersebut, menganggap tidak
ada permasalahan yang perlu ditakuti. Ini adalah sesuatu yang wajar, satu
konsekuensi logis bagi perkembangan kecerdasan manusia yang ditandai
dengan perkembangan segala aspek kehidupan, terutama di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tetapi di sisi lain, bagi mereka yang belum atau
tidak siap menghadapi era tersebut, menganggap globalisasi adalah momok
yang sangat luar biasa beratnya, bahkan mereka menentang keras arus
globalisasi dengan berbagai macam alasan, mulai dari kecemasan akan dapat
merusak sendi-sendi kehidupan yang diyakini kebenarannya selama ini,
hingga ketakutan akan timbulnya penindasan-penindasan dan eksploitasi
model baru terhadap kehidupan umat manusia di muka bumi.
Era globalisasi tersebut juga merasuki dunia pendidikan Islam, sistem
pendidikan terbentuk sesuai dengan pandangan hidup bangsa yang
bersangkutan. Apabila pandangan hidup suatu bangsa adalah terbuka, maka
akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan
zaman. Dalam sistem pendidikanpun akan banyak memberikan kesempatan
kepada generasi muda untuk mengembangkan dan mempersiapkan diri guna
menghadapi tantangan dan perkembangan zaman yang selalu berubah. Di
sisi lain, ada pula pandangan hidup suatu bangsa yang tertutup. Mereka tidak
mau menerima pengaruh dari luar. Bangsa yang seperti ini tidak akan
mungkin dapat mencapai kemajuan, mereka tidak akan mampu untuk
menghadapi tantangan-tantangan baru kehidupan yang menghadang. Bangsa
yang pandangan hidupnya tertutup tentunya akan menggunakan sistem
pendidikan yang bersifat tradisional.
Tanggungjawab akan keberhasilan dan keberlangsungan pendidikan
Indonesia sebenarnya adalah salah satu tugas pemerintah. Ironisnya, apabila
kita ingin menyelamatkan pendidikan, justru yang harus dibenahi terlebih
dahulu adalah kebijakan-kebijakan pemerintah. Artinya bahwa penyebab
utama kemunduran pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan Islam,
lebih disebabkan oleh kebijakan pemerintah itu sendiri. Kebijakan
pemerintah selama ini tidak pernah menjawab tantangan-tantangan
pendidikan di Indonesia maupun tantangan-tantangan pendidikan yang
bersifat universal.
Permasalahan-permasalahan mulai dari substansi pendidikan hingga
ke praktek pendidikan tidak pernah secara tuntas diselesaikan. Wacanawacana yang berkembang pun hanya berkisar pada dekonstruksidekonstruksi kebijakan yang pernah ada sebelumnya, tanpa ada solusi yang
pasti, dengan kata lain bahwa setelah paradigma lama dianggap sudah tidak
mampu lagi menjawab tantangan zaman, dan sekuat tenaga “dihancurkan”,
namun paradigma baru pun belum juga bisa dipetakan secara jelas. Oleh
karena itu, hasilnya bukan seberkas sinar terang yang memberikan
pencerahan, melainkan sesuatu yang membingungkan dan menjadikan wajah
pendidikan Indonesia semakin carut-marut. Dengan kata lain bahwa para
pelaksana yang seharusnya bertanggungjawab di bidang pendidikan
khususnya pemerintah tidak serius dan telah gagal menterjemahkan hakikat
pendidikan nasional dalam bingkai perkembangan kehidupan sosial budaya
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian-uraian pada latar belakang di atas, maka
dapatlah dikemukakan bahwa pokok permasalahan yang menjadi bahasan
dalam makalah ini adalah “bagaimana pendidikan Islam di era globalisasi”.
Permasalahan pokok ini terdiri dari sub masalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana problematika pendididkan Islam di era globalisasi ?
2.

Bagaimana solusi problematika pendididkan Islam di era globalisasi ?

3.

Bagaimana orientasi pendididkan Islam di era globalisasi ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Problematika Pendididkan Islam di Era Globalisasi
Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan
Nasional dapat dilihat dalam tiga hal, yakni : Pertama, Pendidikan Islam
sebagai lembaga, terbukti dengan

diakuinya keberadaan lembaga

pendidikan Islam secara eksplisit. Kedua, Pendidikan Islam sebagai Mata
Pelajaran, terbukti dengan diakuinya pendidikan agama sebagai salah satu
pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
Ketiga, Pendidikan Islam sebagai nilai (value) yakni ditemukannya nilai-nilai
islami dalam sistem pendidikan. 1[1]
Walaupun demikian, pendidikan Islam tidak luput dari problematika
yang muncul di era globalisasi saat ini. Terdapat dua faktor dalam
problematika tersebut, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
a. Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan pada dasarnya hanya satu, yaitu memanusiakan
manusia, atau mengangkat harkat dan martabat manusia atau human dignity,
yaitu menjadi khalifah di muka bumi dengan tugas dan tanggung jawab
memakmurkan kehidupan dan memelihara lingkungan. Tujuan pendidikan
yang selama ini diorientasikan memang sangat ideal bahkan, lantaran terlalu
ideal, tujuan tersebut tidak pernah terlaksana dengan baik.
Orientasi pendidikan, sebagaimana yang dicita-citakan secara
nasional, barangkali dalam konteks era sekarang ini menjadi tidak menentu,
atau kabur kehilangan orientasi mengingat adalah tuntutan pola kehidupan
pragmatis dalam masyarakat Indonesia. Hal ini patut untuk dikritisi bahwa
globalisasi bukan semata mendatangkan efek positif, dengan kemudahankemudahan yang ada, akan tetapi berbagai tuntutan kehidupan yang
1[1] Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Cet. I,
Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 44-45
disebabkan olehnya menjadikan disorientasi pendidikan. Pendidikan
cenderung berpijak pada kebutuhan pragmatis, atau kebutuhan pasar,
lapangan kerja, sehingga ruh pendidikan Islam sebagai pondasi budaya,
moralitas, dan social movement (gerakan sosial) menjadi hilang. 2[2]
b. Masalah Kurikulum
Sistem sentralistik terkait erat dengan birokrasi atas-bawah yang
sifatnya otoriter yang terkesan pihak “bawah” harus melaksanakan seluruh
keinginan pihak “atas”. Dalam sistem yang seperti ini inovasi dan pembaruan
tidak akan muncul. Dalam bidang kurikulum sistem sentralistik ini juga
mempengaruhi output pendidikan. Tilaar menyebutkan bahwa kurikulum
yang terpusat, penyelenggaraan sistem manajemen yang dikendalikan dari
atas, telah menghasilkan output pendidikan manusia robot. Selain kurikulum
yang sentralistik, terdapat pula beberapa kritikan kepada praktek pendidikan
yang berkaitan dengan saratnya kurikulum, sehingga seolah-olah kurikulum
itu kelebihan muatan. Hal ini mempengaruhi juga kualitas pendidikan. Anakanak terlalu banyak dibebani oleh mata pelajaran.3[3]
Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum Pendidikan
Islam tersebut mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun
paradigma sebelumnya tetap dipertahankan. Hal ini dapat dicermati dari
fenomena berikut : (1) perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingat
tentang teks-teks dari ajaran-ajaran agama Islam, serta disiplin mental
spiritual sebagaimana pengaruh dari timur tengah, kepada pemahaman
tujuan makna dan motivasi beragama Islam untuk mencapai tujuan
pembelajaran Pendidikan Islam. (2) perubahan dari cara berfikir tekstual,
normatif, dan absolutis kepada cara berfikir historis, empiris, dan
kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai
Islam. (3) perubahan dari tekanan dari produk atau hasil pemikiran

2[2] Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis
Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi (Cet. II, Yogyakarta: Teras,
2010), h. 20-21
3[3]Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam : Dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia (Cet. I, Jakarta : Kencana, 2004), h. 205-208
keagamaan dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinya
sehingga menghasilkan produk tersebut. (4) perubahan dari pola
pengembangan kurikulum Pendidikan Islam yang hanya mengandalkan pada
para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum Pendidikan Islam ke
arah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik, masyarakat
untuk

mengidentifikasikan

tujuan

Pendidikan

Islam

dan

cara-cara

mencapainya. 4[4]
c. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Peran guru atau dosen sangat besar dalam meningkatkan kualitas
kompetensi

siswa/mahasiswa.

membangkitkan

potensi,

Dalam

memotifasi,

mengajar,

ia

memberikan

harus

mampu

suntikan

dan

menggerakkan siswa/mahasiswa melalui pola pembelajaran yang kreatif dan
kontekstual (konteks sekarang menggunakan teknologi yang memadai). Pola
pembelajaran yang demikian akan menunjang tercapainya sekolah yang
unggul dan kualitas lulusan yang siap bersaing dalam arus perkembangan
zaman.
Siswa atau mahasiswa bukanlah manusia yang tidak memiliki
pengalaman. Sebaliknya, berjuta-juta pengalaman yang cukup beragam
ternyata ia miliki. Oleh karena itu, dikelas pun siswa/mahasiswa harus kritis
membaca kenyataan kelas, dan siap mengkritisinya. Bertolak dari kondisi
ideal tersebut, kita menyadari, hingga sekarang ini siswa masih banyak yang
senang diajar dengan metode yang konservatif, seperti ceramah, didikte,
karena lebih sederhana dan tidak ada tantangan untuk berfikir.
d. Profesionalitas dan Kualitas SDM
Salah satu masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di
Indonesia sejak masa Orde Baru adalah profesionalisme guru dan tenaga
pendidik yang masih belum memadai. Secara kuantitatif, jumlah guru dan
tenaga kependidikan lainnya agaknya sudah cukup memadai, tetapi dari segi
mutu dan profesionalisme masih belum memenuhi harapan.

4[4]Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 11
Banyak

guru

dan

tenaga

kependidikan

masih

unqualified,

underqualified, dan mismatch, sehingga mereka tidak atau kurang mampu
menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar kualitatif.
5[5]
e. Biaya Pendidikan
Faktor biaya pendidikan adalah hal penting, dan menjadi persoalan
tersendiri yang seolah-olah menjadi kabur mengenai siapa yang bertanggung
jawab atas persoalan ini. Terkait dengan amanat konstitusi sebagaimana
termaktub dalam UUD 45 hasil amandemen, serta UU Sisdiknas No. 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang memerintahkan negara
mengalokasikan dana minimal 20% dari APBN dan APBD di masing-masing
daerah, namun hingga sekarang belum terpenuhi. Bahkan, pemerintah
mengalokasikan anggaran pendidikan genap 20% hingga tahun 2009
sebagaimana yang dirancang dalam anggaran strategis pendidikan.
2. Faktor Eksternal
a. Dichotomic
Masalah besar yang dihadapi dunia Pendidikan Islam adalah
dichotomy dalam beberapa aspek yaitu antara Ilmu Agama dengan Ilmu
Umum, antara Wahyu dengan Akal serta antara Wahyu dengan Alam.
Munculnya

problem

dikotomi

dengan

segala

perdebatannya

telah

berlangsung sejak lama. Boleh dibilang gejala ini mulai tampak pada masamasa pertengahan. Menurut Rahman, dalam melukiskan watak ilmu
pengetahuan Islam zaman pertengahan menyatakan bahwa, muncul
persaingan yang tak berhenti antara hukum dan teologi untuk mendapat
julukan sebagai mahkota semua ilmu.
b. To General Knowledge
Kelemahan dunia Pendidikan Islam berikutnya adalah sifat ilmu
pengetahuannya

yang

masih

terlalu

general/umum

dan

kurang

memperhatikan kepada upaya penyelesaian masalah (problem solving).
Produk-produk yang dihasilkan cenderung kurang membumi dan kurang

5[5] Musthofa Rembangy, op. cit., h. 28
selaras dengan dinamika masyarakat. Menurut Syed Hussein Alatas
menyatakan bahwa, kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan,
mendefinisikan,

menganalisis

dan

selanjutnya

mencari

jalan

keluar/pemecahan masalah tersebut merupakan karakter dan sesuatu yang
mendasar kualitas sebuah intelektual. Ia menambahkan, ciri terpenting yang
membedakan dengan non-intelektual adalah tidak adanya kemampuan untuk
berfikir dan tidak mampu untuk melihat konsekuensinya.
c. Lack of Spirit of Inquiry
Persoalan besar lainnya yang menjadi penghambat kemajuan dunia
Pendidikan Islam ialah rendahnya semangat untuk melakukan penelitian/
penyelidikan. Syed Hussein Alatas merujuk kepada pernyataan The Spiritus
Rector dari Modernisme Islam, Al Afghani, Menganggap rendahnya “The
Intellectual Spirit” (semangat intelektual) menjadi salah satu faktor
terpenting yang menyebabkan kemunduran Islam di Timur Tengah.
d. Memorisasi
Rahman menggambarkan bahwa, kemerosotan secara gradual dari
standar-standar akademis yang berlangsung selama berabad-abad tentu
terletak pada kenyataan bahwa, karena jumlah buku-buku yang tertera
dalam kurikulum sedikit sekali, maka waktu yang diperlukan untuk belajar
juga terlalu singkat bagi pelajar untuk dapat menguasai materi-materi yang
seringkali sulit untuk dimengerti, tentang aspek-aspek tinggi ilmu
keagamaan pada usia yang relatif muda dan belum matang. Hal ini pada
gilirannya menjadikan belajar lebih banyak bersifat studi tekstual daripada
pemahaman pelajaran yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan dorongan
untuk belajar dengan sistem hafalan (memorizing) daripada pemahaman
yang sebenarnya. Kenyataan menunjukkan bahwa abad-abad pertengahan
yang akhir hanya menghasilkan sejumlah besar karya-karya komentar dan
bukan karya-karya yang pada dasarnya orisinal.
e. Certificate Oriented
Pola yang dikembangkan pada masa awal-awal Islam, yaitu thalab
al’ilm, telah memberikan semangat dikalangan muslim untuk gigih mencari
ilmu, melakukan perjalanan jauh, penuh resiko, guna mendapatkan
kebenaran suatu hadis, mencari guru diberbagai tempat, dan sebagainya. Hal
tersebut memberikan isyarat bahwa karakteristik para ulama muslim masamasa awal didalam mencari ilmu adalah knowledge oriented. Sehingga tidak
mengherankan jika pada masa-masa itu, banyak lahir tokoh-tokoh besar yang
memberikan banyak konstribusi berharga, ulama-ulama encyclopedic, karyakarya besar sepanjang masa. Sementara, jika dibandingkan dengan pola yang
ada pada masa sekarang dalam mencari ilmu menunjukkan kecenderungan
adanya pergeseran dari knowledge oriented menuju certificate oriented
semata. Mencari ilmu hanya merupakan sebuah proses untuk mendapatkan
sertifikat atau ijazah saja, sedangkan semangat dan kualitas keilmuan
menempati prioritas berikutnya.6[6]
2.2 Solusi Problematikan Pendididkan Islam di Era Globalisasi
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan
tidak mungkin mengesampingkan proses globalisasi yang akan mewujudkan
masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus
melakukan

reformasi

dalam

proses

pendidikan,

dengan

tekanan

menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif, dan fleksibel,
sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan
masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidikan harus dirancang
sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan
potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh
kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab. Disamping itu, pendidikan
harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan
segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang
yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu
alternatif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang
berwawasan global.7[7]
6[6] Abdul Wahid, Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam (Cet. I, Semarang :
Need’s Press, 2008), h. 14-23
7[7] Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan (Cet. I, Jogjakarta : Gigraf
Publishing, 2000) h. 90-91
Selain itu, program pendidikan harus diperbaharui, dibangun kembali
atau dimoderenisasi sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang
dipikulkan kepadanya. Sedangkan solusi pokok menurut Rahman adalah
pengembangan wawasan intelektual yang kreatif dan dinamis dalam sinaran
dan terintegrasi dengan Islam harus segera dipercepat prosesnya. Sementara
itu, menurut Tibi, solusi pokoknya adalah secularization, yaitu industrialisasi
sebuah masyarakat yang berarti diferensiasi fungsional dari struktur sosial
dan sistem keagamaannya.8[8]
Berbagai macam tantangan tersebut menuntut para pengelola
lembaga pendidikan, terutama lembaga Pendidikan Islam untuk melakukan
perenungan dan penelitian kembali apa yang harus diperbuat dalam
mengantisipasi tantangan tersebut, model-model Pendidikan Islam seperti
apa yang perlu ditawarkan di masa depan, yang sekiranya mampu mencegah
dan atau mengatasi tantangan tersebut. Melakukan perenungan dapat berarti
at-taammul wa al’fahsh, yakni melakukan perenungan atau menguji dan
memeriksanya secara cermat dan mendalam, dan bisa berarti taqlib albashar wa al-bashirah li idrak al-syai’ wa ru’yatihi, yakni melakukan
perubahan pandangan (cara pandang) dan cara penalaran (kerangka pikir)
untuk menangkap dan melihat sesuatu, termasuk di dalamnya adalah
berpikir dan berpandangan alternatif serta mengkaji ide-ide dan rencana
kerja yang telah dibuat dari berbagai perspektif guna mengantisipasi masa
depan yang lebih baik.9[9]
2.3 Solusi Problematikan Pendididkan Islam di Era Globalisasi
Menurut Ahmad Tantowi, dengan adanya era globalisasi ini perlu
adanya

rumusan

orientasi

Pendidikan

Islam

yang

sesuai

dengan

perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Orientasi tersebut ialah
sebagai berikut :
1. Pendidikan Islam sebagai Proses Penyadaran

8[8] Abdul Wahid, op.cit., h. 27-28
9[9]Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam : mengurai benang kusut dunia
pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 86-89
Pendidikan Islam harus diorientasikan untuk menciptakan “kesadaran
kritis” masyarakat. Sehingga dengan kesadaran kritis ini akan mampu
menganalisis hubungan faktor-faktor sosial dan kemudian mencarikan jalan
keluarnya. Hubungan antara kesadaran tersebut dengan Pendidikan Islam
dan globalisasi ialah agar umat Islam bisa melihat secara kritis bahwa
implikasi-implikasi dari globalisasi bukanlah sesuatu yang given atau takdir
yang sudah digariskan oleh Tuhan, akan tetapi sebagai konsekuensi logis dari
sistem dan struktur globalisasi itu sendiri.
2. Pendidikan Islam sebagai Proses Humanisasi
Proses Humanisasi dalam Pendidikan Islam dimaksudkan sebagai
upaya mengembangkan manusia sebagai makhluk hidup yang tumbuh dan
berkembang dengan segala potensi (fitrah) yang ada padanya. Manusia dapat
dibesarkan (potensi jasmaninya) dan diberdayakan (ptoensi rohaninya) agar
dapat berdiri sendiri dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Pendidikan Islam sebagai Pembinaan Akhlak al-Karimah
Akhlak merupakan domain penting dalam kehidupan masyarakat,
apalagi di era globalisasi ini. Tidak adanya akhlak dalam tata kehidupan
masyarakat akan menyebabkan hancurnya masyarakat itu sendiri. Hal ini
bisa diamati pada kondisi yang ada di negeri ini. Hal seperti ini pada awalnya
hanya menerpa sebagian kecil elit politik (penguasa), tetapi kini ia telah
menjalar kepada masyarakat luas, termasuk kalangan pelajar.
Bagi Pendidikan Islam, masalah pembinaan akhlak sesungguhnya
bukan sesuatu yang baru. Sebab akhlak memang merupakan misi utama
agama Islam. Hanya saja, akibat penetrasi budaya sekuler barat, belakangan
ini masalah pembinaan akhlak dalam institusi Pendidikan Islam tampak
lemah. Untuk itu, pendidikan Islam harus dikembalikan kepada fitrahnya
sebagai pembinaan akhlaq al-karimah, dengan tanpa mengesampingkan
dimensi-dimensi penting lainnya yang harus dikembangkan dalam institusi
pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal.
Pembinaan akhlak sebagai (salah satu) orientasi Pendidikan Islam di
era globalisasi ini adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar. Sebab eksis
tidaknya suatu bangsa sangat ditentukan oleh akhlak masyarakatnya.10[10]

10[10] Ahmad Tantowi, op. cit., h. 90-104
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Problematika Pendidikan Islam di era global ini dapat dibagi menjadi
dua, yaitu faktor internal yang didalamnya ada : Relasi Kekuasaan dan
Orientasi Pendidikan Islam, Masalah Kurikulum, Pendekatan/Metode
Pembelajaran, Profesionalitas dan Kualitas SDM, dan Biaya Pendidikan. Dan
faktor eksternal yang meliputi Dichotomic, To General Knowledge, Lack of
Spirit of Inquiry, Memorisasi, dan Certificate Oriented.
2. Solusi dari problematika tersebut ialah bahwa Pendidikan Islam harus
dikembalikan kepada fitrahnya dengan tanpa mengesampingkan dimensidimensi penting lainnya yang harus dikembangkan dalam institusi
pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal. Serta pendidikan
harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik
mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam
suasana penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab.
3. Pendidikan Islam di Era Global ini diorientasikan bahwa Pendidikan
Islam sebagai Proses Penyadaran, sebagai Proses Humanisasi, dan sebagai
Pembinaan Akhlak al-Karimah
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih telalu banyak kesalahan dan
kekhilafan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasmiyati Gani, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Quantum Teaching
Ciputat Press Group, 2008
Daulay, Haidar Putra, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta :
Rineka Cipta, 2009
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam : mengurai benang kusut dunia
pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006
Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Teoritis, dan
Praktis, Jakarta : Ciputat Pers, 2002
Rembangy,

Musthofa,

Pendidikan

Transformatif

:

Pergulatan

Kritis

Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi,
Yogyakarta : Teras, 2010
SM, Isma’il, Strategi Pembelajaran Islam Berbasis PAIKEM : Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang : Rasail,
2008
Tantowi, Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang :
Pustaka Rizki Putra, 2009
Wahid, Abdul, Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam, Semarang : Need’s
Press, 2008
Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Jogjakarta : Gigraf Publishing,
2000

Contenu connexe

Tendances

Globalisasi dalam pendidikan
Globalisasi dalam pendidikanGlobalisasi dalam pendidikan
Globalisasi dalam pendidikanHelman Talib
 
Pendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf duniaPendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf duniaDurratun Dian
 
Pembelajaran sepanjang hayat
Pembelajaran sepanjang hayatPembelajaran sepanjang hayat
Pembelajaran sepanjang hayatRamathevi Kuppan
 
permasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikropermasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikromuhammadsucahyo
 
Pendidikan muhammadiyah menuju indonesia berkemajuan zamroni (doc)
Pendidikan muhammadiyah menuju indonesia berkemajuan zamroni (doc)Pendidikan muhammadiyah menuju indonesia berkemajuan zamroni (doc)
Pendidikan muhammadiyah menuju indonesia berkemajuan zamroni (doc)Anjaya Wibawana
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaPPS Universitas Sriwijaya
 
Quo vadis pendidikan call for paper
Quo vadis pendidikan call for paperQuo vadis pendidikan call for paper
Quo vadis pendidikan call for paperDenny Kodrat
 
Irma (rasional pengembangan k13)
Irma (rasional pengembangan k13)Irma (rasional pengembangan k13)
Irma (rasional pengembangan k13)Irma Rahmawati
 
Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi
Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan TinggiBuku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi
Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggirika yunita sari
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diEko Pratiwiningsih
 
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIASEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIAPotpotya Fitri
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Cabaran guru 12
Cabaran guru 12Cabaran guru 12
Cabaran guru 12ammart852
 
Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)e pai
 
Permasalahan Pendidikan Bab V
Permasalahan Pendidikan Bab VPermasalahan Pendidikan Bab V
Permasalahan Pendidikan Bab VSusi Novita
 
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja  Profesi Tenaga PendidikPeningkatan Kinerja  Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidiksman 2 mataram
 

Tendances (20)

makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
Globalisasi dalam pendidikan
Globalisasi dalam pendidikanGlobalisasi dalam pendidikan
Globalisasi dalam pendidikan
 
Pendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf duniaPendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf dunia
 
Pembelajaran sepanjang hayat
Pembelajaran sepanjang hayatPembelajaran sepanjang hayat
Pembelajaran sepanjang hayat
 
permasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikropermasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikro
 
Pendemokrasian
PendemokrasianPendemokrasian
Pendemokrasian
 
Pendidikan muhammadiyah menuju indonesia berkemajuan zamroni (doc)
Pendidikan muhammadiyah menuju indonesia berkemajuan zamroni (doc)Pendidikan muhammadiyah menuju indonesia berkemajuan zamroni (doc)
Pendidikan muhammadiyah menuju indonesia berkemajuan zamroni (doc)
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
 
Quo vadis pendidikan call for paper
Quo vadis pendidikan call for paperQuo vadis pendidikan call for paper
Quo vadis pendidikan call for paper
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Irma (rasional pengembangan k13)
Irma (rasional pengembangan k13)Irma (rasional pengembangan k13)
Irma (rasional pengembangan k13)
 
Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi
Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan TinggiBuku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi
Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIASEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Cabaran guru 12
Cabaran guru 12Cabaran guru 12
Cabaran guru 12
 
Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)
 
Permasalahan Pendidikan Bab V
Permasalahan Pendidikan Bab VPermasalahan Pendidikan Bab V
Permasalahan Pendidikan Bab V
 
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja  Profesi Tenaga PendidikPeningkatan Kinerja  Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidik
 

En vedette

Kandungan berbahaya pada makanan
Kandungan berbahaya pada makananKandungan berbahaya pada makanan
Kandungan berbahaya pada makananVJ Asenk
 
Alat ukur
Alat ukur Alat ukur
Alat ukur VJ Asenk
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganVJ Asenk
 
Pengertian hukum qisas
Pengertian hukum qisasPengertian hukum qisas
Pengertian hukum qisasVJ Asenk
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuVJ Asenk
 
Koperasi barokah man koto baru 2
Koperasi barokah man koto baru 2Koperasi barokah man koto baru 2
Koperasi barokah man koto baru 2VJ Asenk
 
Pengenalanpasarmodal 100128004255-phpapp02
Pengenalanpasarmodal 100128004255-phpapp02Pengenalanpasarmodal 100128004255-phpapp02
Pengenalanpasarmodal 100128004255-phpapp02VJ Asenk
 
Pasarmodal2 131023121044-phpapp01
Pasarmodal2 131023121044-phpapp01Pasarmodal2 131023121044-phpapp01
Pasarmodal2 131023121044-phpapp01VJ Asenk
 
Kandungan rokok
Kandungan rokokKandungan rokok
Kandungan rokokVJ Asenk
 
Komponen abiotik
Komponen abiotikKomponen abiotik
Komponen abiotikVJ Asenk
 
Karya seni kriya manca negara
Karya seni kriya manca negaraKarya seni kriya manca negara
Karya seni kriya manca negaraVJ Asenk
 
Karya seni terapan minang kabau
Karya seni terapan minang kabauKarya seni terapan minang kabau
Karya seni terapan minang kabauVJ Asenk
 
Konflik sosial2
Konflik sosial2Konflik sosial2
Konflik sosial2VJ Asenk
 
Pengenalan lembaran kerja microsoft excel 2010
Pengenalan lembaran kerja microsoft excel 2010Pengenalan lembaran kerja microsoft excel 2010
Pengenalan lembaran kerja microsoft excel 2010VJ Asenk
 
Buku tamu sma n 1 sitiung
Buku tamu sma n 1 sitiungBuku tamu sma n 1 sitiung
Buku tamu sma n 1 sitiungVJ Asenk
 
Negara inggris
Negara inggrisNegara inggris
Negara inggrisVJ Asenk
 
Alat alat komputer
Alat alat komputer Alat alat komputer
Alat alat komputer VJ Asenk
 
Pembentukan masyarakat dalam wawasan 2020
Pembentukan masyarakat dalam wawasan 2020Pembentukan masyarakat dalam wawasan 2020
Pembentukan masyarakat dalam wawasan 2020asyikin hashim
 

En vedette (20)

Kandungan berbahaya pada makanan
Kandungan berbahaya pada makananKandungan berbahaya pada makanan
Kandungan berbahaya pada makanan
 
Alat ukur
Alat ukur Alat ukur
Alat ukur
 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
 
Pengertian hukum qisas
Pengertian hukum qisasPengertian hukum qisas
Pengertian hukum qisas
 
Partai
PartaiPartai
Partai
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
 
Koperasi barokah man koto baru 2
Koperasi barokah man koto baru 2Koperasi barokah man koto baru 2
Koperasi barokah man koto baru 2
 
Pengenalanpasarmodal 100128004255-phpapp02
Pengenalanpasarmodal 100128004255-phpapp02Pengenalanpasarmodal 100128004255-phpapp02
Pengenalanpasarmodal 100128004255-phpapp02
 
Pasarmodal2 131023121044-phpapp01
Pasarmodal2 131023121044-phpapp01Pasarmodal2 131023121044-phpapp01
Pasarmodal2 131023121044-phpapp01
 
Kandungan rokok
Kandungan rokokKandungan rokok
Kandungan rokok
 
Komponen abiotik
Komponen abiotikKomponen abiotik
Komponen abiotik
 
Karya seni kriya manca negara
Karya seni kriya manca negaraKarya seni kriya manca negara
Karya seni kriya manca negara
 
Karya seni terapan minang kabau
Karya seni terapan minang kabauKarya seni terapan minang kabau
Karya seni terapan minang kabau
 
Konflik sosial2
Konflik sosial2Konflik sosial2
Konflik sosial2
 
Pengenalan lembaran kerja microsoft excel 2010
Pengenalan lembaran kerja microsoft excel 2010Pengenalan lembaran kerja microsoft excel 2010
Pengenalan lembaran kerja microsoft excel 2010
 
Buku tamu sma n 1 sitiung
Buku tamu sma n 1 sitiungBuku tamu sma n 1 sitiung
Buku tamu sma n 1 sitiung
 
Negara inggris
Negara inggrisNegara inggris
Negara inggris
 
Alat alat komputer
Alat alat komputer Alat alat komputer
Alat alat komputer
 
Usaha wawasan 2020
Usaha wawasan 2020Usaha wawasan 2020
Usaha wawasan 2020
 
Pembentukan masyarakat dalam wawasan 2020
Pembentukan masyarakat dalam wawasan 2020Pembentukan masyarakat dalam wawasan 2020
Pembentukan masyarakat dalam wawasan 2020
 

Similaire à Isu pendidikan

ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMLiseu Taqillah
 
Dampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesia
Dampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesiaDampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesia
Dampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesiaEman Syukur
 
Nampak globlisai terhadap pendidikan
Nampak globlisai terhadap pendidikanNampak globlisai terhadap pendidikan
Nampak globlisai terhadap pendidikanTjoetnyak Izzatie
 
Nampak globlisai terhadap pendidikan
Nampak globlisai terhadap pendidikanNampak globlisai terhadap pendidikan
Nampak globlisai terhadap pendidikanTjoetnyak Izzatie
 
Presentasi problematika pendidikan islam.pptx
Presentasi problematika pendidikan islam.pptxPresentasi problematika pendidikan islam.pptx
Presentasi problematika pendidikan islam.pptxDiyahSiti
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANharjunode
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfNyokap Toto
 
Ppt sejarah pendidikan masa reformasi
Ppt sejarah pendidikan masa reformasiPpt sejarah pendidikan masa reformasi
Ppt sejarah pendidikan masa reformasiDewi_Sejarah
 
Curriculum Development
Curriculum DevelopmentCurriculum Development
Curriculum DevelopmentEs Be
 
Makalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modernMakalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modernDwi Cahyo
 
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanendha96
 
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...novakarisamaharani1
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Dadang DjokoKaryanto
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Woro Handayani
 
permasalahan kurikulum dalam pendidikan.docx
permasalahan kurikulum dalam pendidikan.docxpermasalahan kurikulum dalam pendidikan.docx
permasalahan kurikulum dalam pendidikan.docxMellyArdiesty
 

Similaire à Isu pendidikan (20)

ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
 
Dsar Ilmu Pendidikan
Dsar Ilmu PendidikanDsar Ilmu Pendidikan
Dsar Ilmu Pendidikan
 
Dampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesia
Dampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesiaDampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesia
Dampak globalisasi terhadap pendidikan di indonesia
 
Nampak globlisai terhadap pendidikan
Nampak globlisai terhadap pendidikanNampak globlisai terhadap pendidikan
Nampak globlisai terhadap pendidikan
 
Nampak globlisai terhadap pendidikan
Nampak globlisai terhadap pendidikanNampak globlisai terhadap pendidikan
Nampak globlisai terhadap pendidikan
 
Presentasi problematika pendidikan islam.pptx
Presentasi problematika pendidikan islam.pptxPresentasi problematika pendidikan islam.pptx
Presentasi problematika pendidikan islam.pptx
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
Ppt sejarah pendidikan masa reformasi
Ppt sejarah pendidikan masa reformasiPpt sejarah pendidikan masa reformasi
Ppt sejarah pendidikan masa reformasi
 
Curriculum Development
Curriculum DevelopmentCurriculum Development
Curriculum Development
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
Makalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modernMakalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modern
 
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
 
Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi
 
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
 
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
 
Tugas 5
Tugas 5Tugas 5
Tugas 5
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
 
permasalahan kurikulum dalam pendidikan.docx
permasalahan kurikulum dalam pendidikan.docxpermasalahan kurikulum dalam pendidikan.docx
permasalahan kurikulum dalam pendidikan.docx
 

Plus de VJ Asenk

Prakerin Budidaya teh Hitam Orthodox
Prakerin Budidaya teh Hitam OrthodoxPrakerin Budidaya teh Hitam Orthodox
Prakerin Budidaya teh Hitam OrthodoxVJ Asenk
 
Surat kuasa
Surat kuasaSurat kuasa
Surat kuasaVJ Asenk
 
Surat keterangan pelepasan hak
Surat keterangan pelepasan hakSurat keterangan pelepasan hak
Surat keterangan pelepasan hakVJ Asenk
 
Sultan agung hanyakrakusuma
Sultan agung hanyakrakusumaSultan agung hanyakrakusuma
Sultan agung hanyakrakusumaVJ Asenk
 
Sistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobilSistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobilVJ Asenk
 
Rumus persegi
Rumus persegiRumus persegi
Rumus persegiVJ Asenk
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitamVJ Asenk
 
Pers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabPers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabVJ Asenk
 
Perilaku sombong
Perilaku sombongPerilaku sombong
Perilaku sombongVJ Asenk
 
Pengertian zakat
Pengertian zakatPengertian zakat
Pengertian zakatVJ Asenk
 
Pemanfaatan tanaman buah
Pemanfaatan tanaman buahPemanfaatan tanaman buah
Pemanfaatan tanaman buahVJ Asenk
 
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesiaPelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesiaVJ Asenk
 
Panitia pelaksana training motivasi
Panitia pelaksana training motivasiPanitia pelaksana training motivasi
Panitia pelaksana training motivasiVJ Asenk
 
Nankobes fc
Nankobes fcNankobes fc
Nankobes fcVJ Asenk
 
Manusia purba
Manusia purbaManusia purba
Manusia purbaVJ Asenk
 
Laporan triwulan paudni
Laporan triwulan paudniLaporan triwulan paudni
Laporan triwulan paudniVJ Asenk
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanVJ Asenk
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...VJ Asenk
 
Jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani tahun 2014
Jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani tahun 2014Jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani tahun 2014
Jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani tahun 2014VJ Asenk
 

Plus de VJ Asenk (20)

Prakerin Budidaya teh Hitam Orthodox
Prakerin Budidaya teh Hitam OrthodoxPrakerin Budidaya teh Hitam Orthodox
Prakerin Budidaya teh Hitam Orthodox
 
Surat kuasa
Surat kuasaSurat kuasa
Surat kuasa
 
Surat keterangan pelepasan hak
Surat keterangan pelepasan hakSurat keterangan pelepasan hak
Surat keterangan pelepasan hak
 
Sultan agung hanyakrakusuma
Sultan agung hanyakrakusumaSultan agung hanyakrakusuma
Sultan agung hanyakrakusuma
 
Soal
SoalSoal
Soal
 
Sistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobilSistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobil
 
Rumus persegi
Rumus persegiRumus persegi
Rumus persegi
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Pers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawabPers bebas dan bertanggungjawab
Pers bebas dan bertanggungjawab
 
Perilaku sombong
Perilaku sombongPerilaku sombong
Perilaku sombong
 
Pengertian zakat
Pengertian zakatPengertian zakat
Pengertian zakat
 
Pemanfaatan tanaman buah
Pemanfaatan tanaman buahPemanfaatan tanaman buah
Pemanfaatan tanaman buah
 
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesiaPelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
Pelanggaran ham-berat-yang-terjadi-di-indonesia
 
Panitia pelaksana training motivasi
Panitia pelaksana training motivasiPanitia pelaksana training motivasi
Panitia pelaksana training motivasi
 
Nankobes fc
Nankobes fcNankobes fc
Nankobes fc
 
Manusia purba
Manusia purbaManusia purba
Manusia purba
 
Laporan triwulan paudni
Laporan triwulan paudniLaporan triwulan paudni
Laporan triwulan paudni
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
 
Jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani tahun 2014
Jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani tahun 2014Jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani tahun 2014
Jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani tahun 2014
 

Isu pendidikan

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Isu – Isu Pendidikan”. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis
  • 2. DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak perubahan luas sekali cakupannya di era globalisasi saat ini, kecepatan dan penetrasinya yang begitu instan, telah menimbulkan banyak problema, setidaknya telah memunculkan pendapat pro dan kontra. Bagi mereka yang merasa siap untuk menghadapi era tersebut, menganggap tidak ada permasalahan yang perlu ditakuti. Ini adalah sesuatu yang wajar, satu konsekuensi logis bagi perkembangan kecerdasan manusia yang ditandai dengan perkembangan segala aspek kehidupan, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi di sisi lain, bagi mereka yang belum atau tidak siap menghadapi era tersebut, menganggap globalisasi adalah momok yang sangat luar biasa beratnya, bahkan mereka menentang keras arus globalisasi dengan berbagai macam alasan, mulai dari kecemasan akan dapat merusak sendi-sendi kehidupan yang diyakini kebenarannya selama ini, hingga ketakutan akan timbulnya penindasan-penindasan dan eksploitasi model baru terhadap kehidupan umat manusia di muka bumi. Era globalisasi tersebut juga merasuki dunia pendidikan Islam, sistem pendidikan terbentuk sesuai dengan pandangan hidup bangsa yang bersangkutan. Apabila pandangan hidup suatu bangsa adalah terbuka, maka akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan zaman. Dalam sistem pendidikanpun akan banyak memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengembangkan dan mempersiapkan diri guna menghadapi tantangan dan perkembangan zaman yang selalu berubah. Di sisi lain, ada pula pandangan hidup suatu bangsa yang tertutup. Mereka tidak mau menerima pengaruh dari luar. Bangsa yang seperti ini tidak akan mungkin dapat mencapai kemajuan, mereka tidak akan mampu untuk menghadapi tantangan-tantangan baru kehidupan yang menghadang. Bangsa
  • 4. yang pandangan hidupnya tertutup tentunya akan menggunakan sistem pendidikan yang bersifat tradisional. Tanggungjawab akan keberhasilan dan keberlangsungan pendidikan Indonesia sebenarnya adalah salah satu tugas pemerintah. Ironisnya, apabila kita ingin menyelamatkan pendidikan, justru yang harus dibenahi terlebih dahulu adalah kebijakan-kebijakan pemerintah. Artinya bahwa penyebab utama kemunduran pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan Islam, lebih disebabkan oleh kebijakan pemerintah itu sendiri. Kebijakan pemerintah selama ini tidak pernah menjawab tantangan-tantangan pendidikan di Indonesia maupun tantangan-tantangan pendidikan yang bersifat universal. Permasalahan-permasalahan mulai dari substansi pendidikan hingga ke praktek pendidikan tidak pernah secara tuntas diselesaikan. Wacanawacana yang berkembang pun hanya berkisar pada dekonstruksidekonstruksi kebijakan yang pernah ada sebelumnya, tanpa ada solusi yang pasti, dengan kata lain bahwa setelah paradigma lama dianggap sudah tidak mampu lagi menjawab tantangan zaman, dan sekuat tenaga “dihancurkan”, namun paradigma baru pun belum juga bisa dipetakan secara jelas. Oleh karena itu, hasilnya bukan seberkas sinar terang yang memberikan pencerahan, melainkan sesuatu yang membingungkan dan menjadikan wajah pendidikan Indonesia semakin carut-marut. Dengan kata lain bahwa para pelaksana yang seharusnya bertanggungjawab di bidang pendidikan khususnya pemerintah tidak serius dan telah gagal menterjemahkan hakikat pendidikan nasional dalam bingkai perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Berangkat dari uraian-uraian pada latar belakang di atas, maka dapatlah dikemukakan bahwa pokok permasalahan yang menjadi bahasan dalam makalah ini adalah “bagaimana pendidikan Islam di era globalisasi”. Permasalahan pokok ini terdiri dari sub masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana problematika pendididkan Islam di era globalisasi ?
  • 5. 2. Bagaimana solusi problematika pendididkan Islam di era globalisasi ? 3. Bagaimana orientasi pendididkan Islam di era globalisasi ?
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Problematika Pendididkan Islam di Era Globalisasi Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan Nasional dapat dilihat dalam tiga hal, yakni : Pertama, Pendidikan Islam sebagai lembaga, terbukti dengan diakuinya keberadaan lembaga pendidikan Islam secara eksplisit. Kedua, Pendidikan Islam sebagai Mata Pelajaran, terbukti dengan diakuinya pendidikan agama sebagai salah satu pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Ketiga, Pendidikan Islam sebagai nilai (value) yakni ditemukannya nilai-nilai islami dalam sistem pendidikan. 1[1] Walaupun demikian, pendidikan Islam tidak luput dari problematika yang muncul di era globalisasi saat ini. Terdapat dua faktor dalam problematika tersebut, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor Internal a. Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam Tujuan pendidikan pada dasarnya hanya satu, yaitu memanusiakan manusia, atau mengangkat harkat dan martabat manusia atau human dignity, yaitu menjadi khalifah di muka bumi dengan tugas dan tanggung jawab memakmurkan kehidupan dan memelihara lingkungan. Tujuan pendidikan yang selama ini diorientasikan memang sangat ideal bahkan, lantaran terlalu ideal, tujuan tersebut tidak pernah terlaksana dengan baik. Orientasi pendidikan, sebagaimana yang dicita-citakan secara nasional, barangkali dalam konteks era sekarang ini menjadi tidak menentu, atau kabur kehilangan orientasi mengingat adalah tuntutan pola kehidupan pragmatis dalam masyarakat Indonesia. Hal ini patut untuk dikritisi bahwa globalisasi bukan semata mendatangkan efek positif, dengan kemudahankemudahan yang ada, akan tetapi berbagai tuntutan kehidupan yang 1[1] Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, (Cet. I, Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 44-45
  • 7. disebabkan olehnya menjadikan disorientasi pendidikan. Pendidikan cenderung berpijak pada kebutuhan pragmatis, atau kebutuhan pasar, lapangan kerja, sehingga ruh pendidikan Islam sebagai pondasi budaya, moralitas, dan social movement (gerakan sosial) menjadi hilang. 2[2] b. Masalah Kurikulum Sistem sentralistik terkait erat dengan birokrasi atas-bawah yang sifatnya otoriter yang terkesan pihak “bawah” harus melaksanakan seluruh keinginan pihak “atas”. Dalam sistem yang seperti ini inovasi dan pembaruan tidak akan muncul. Dalam bidang kurikulum sistem sentralistik ini juga mempengaruhi output pendidikan. Tilaar menyebutkan bahwa kurikulum yang terpusat, penyelenggaraan sistem manajemen yang dikendalikan dari atas, telah menghasilkan output pendidikan manusia robot. Selain kurikulum yang sentralistik, terdapat pula beberapa kritikan kepada praktek pendidikan yang berkaitan dengan saratnya kurikulum, sehingga seolah-olah kurikulum itu kelebihan muatan. Hal ini mempengaruhi juga kualitas pendidikan. Anakanak terlalu banyak dibebani oleh mata pelajaran.3[3] Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum Pendidikan Islam tersebut mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun paradigma sebelumnya tetap dipertahankan. Hal ini dapat dicermati dari fenomena berikut : (1) perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingat tentang teks-teks dari ajaran-ajaran agama Islam, serta disiplin mental spiritual sebagaimana pengaruh dari timur tengah, kepada pemahaman tujuan makna dan motivasi beragama Islam untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Islam. (2) perubahan dari cara berfikir tekstual, normatif, dan absolutis kepada cara berfikir historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam. (3) perubahan dari tekanan dari produk atau hasil pemikiran 2[2] Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi (Cet. II, Yogyakarta: Teras, 2010), h. 20-21 3[3]Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam : Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia (Cet. I, Jakarta : Kencana, 2004), h. 205-208
  • 8. keagamaan dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut. (4) perubahan dari pola pengembangan kurikulum Pendidikan Islam yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum Pendidikan Islam ke arah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengidentifikasikan tujuan Pendidikan Islam dan cara-cara mencapainya. 4[4] c. Pendekatan/Metode Pembelajaran Peran guru atau dosen sangat besar dalam meningkatkan kualitas kompetensi siswa/mahasiswa. membangkitkan potensi, Dalam memotifasi, mengajar, ia memberikan harus mampu suntikan dan menggerakkan siswa/mahasiswa melalui pola pembelajaran yang kreatif dan kontekstual (konteks sekarang menggunakan teknologi yang memadai). Pola pembelajaran yang demikian akan menunjang tercapainya sekolah yang unggul dan kualitas lulusan yang siap bersaing dalam arus perkembangan zaman. Siswa atau mahasiswa bukanlah manusia yang tidak memiliki pengalaman. Sebaliknya, berjuta-juta pengalaman yang cukup beragam ternyata ia miliki. Oleh karena itu, dikelas pun siswa/mahasiswa harus kritis membaca kenyataan kelas, dan siap mengkritisinya. Bertolak dari kondisi ideal tersebut, kita menyadari, hingga sekarang ini siswa masih banyak yang senang diajar dengan metode yang konservatif, seperti ceramah, didikte, karena lebih sederhana dan tidak ada tantangan untuk berfikir. d. Profesionalitas dan Kualitas SDM Salah satu masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia sejak masa Orde Baru adalah profesionalisme guru dan tenaga pendidik yang masih belum memadai. Secara kuantitatif, jumlah guru dan tenaga kependidikan lainnya agaknya sudah cukup memadai, tetapi dari segi mutu dan profesionalisme masih belum memenuhi harapan. 4[4]Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 11
  • 9. Banyak guru dan tenaga kependidikan masih unqualified, underqualified, dan mismatch, sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar kualitatif. 5[5] e. Biaya Pendidikan Faktor biaya pendidikan adalah hal penting, dan menjadi persoalan tersendiri yang seolah-olah menjadi kabur mengenai siapa yang bertanggung jawab atas persoalan ini. Terkait dengan amanat konstitusi sebagaimana termaktub dalam UUD 45 hasil amandemen, serta UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang memerintahkan negara mengalokasikan dana minimal 20% dari APBN dan APBD di masing-masing daerah, namun hingga sekarang belum terpenuhi. Bahkan, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan genap 20% hingga tahun 2009 sebagaimana yang dirancang dalam anggaran strategis pendidikan. 2. Faktor Eksternal a. Dichotomic Masalah besar yang dihadapi dunia Pendidikan Islam adalah dichotomy dalam beberapa aspek yaitu antara Ilmu Agama dengan Ilmu Umum, antara Wahyu dengan Akal serta antara Wahyu dengan Alam. Munculnya problem dikotomi dengan segala perdebatannya telah berlangsung sejak lama. Boleh dibilang gejala ini mulai tampak pada masamasa pertengahan. Menurut Rahman, dalam melukiskan watak ilmu pengetahuan Islam zaman pertengahan menyatakan bahwa, muncul persaingan yang tak berhenti antara hukum dan teologi untuk mendapat julukan sebagai mahkota semua ilmu. b. To General Knowledge Kelemahan dunia Pendidikan Islam berikutnya adalah sifat ilmu pengetahuannya yang masih terlalu general/umum dan kurang memperhatikan kepada upaya penyelesaian masalah (problem solving). Produk-produk yang dihasilkan cenderung kurang membumi dan kurang 5[5] Musthofa Rembangy, op. cit., h. 28
  • 10. selaras dengan dinamika masyarakat. Menurut Syed Hussein Alatas menyatakan bahwa, kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan, mendefinisikan, menganalisis dan selanjutnya mencari jalan keluar/pemecahan masalah tersebut merupakan karakter dan sesuatu yang mendasar kualitas sebuah intelektual. Ia menambahkan, ciri terpenting yang membedakan dengan non-intelektual adalah tidak adanya kemampuan untuk berfikir dan tidak mampu untuk melihat konsekuensinya. c. Lack of Spirit of Inquiry Persoalan besar lainnya yang menjadi penghambat kemajuan dunia Pendidikan Islam ialah rendahnya semangat untuk melakukan penelitian/ penyelidikan. Syed Hussein Alatas merujuk kepada pernyataan The Spiritus Rector dari Modernisme Islam, Al Afghani, Menganggap rendahnya “The Intellectual Spirit” (semangat intelektual) menjadi salah satu faktor terpenting yang menyebabkan kemunduran Islam di Timur Tengah. d. Memorisasi Rahman menggambarkan bahwa, kemerosotan secara gradual dari standar-standar akademis yang berlangsung selama berabad-abad tentu terletak pada kenyataan bahwa, karena jumlah buku-buku yang tertera dalam kurikulum sedikit sekali, maka waktu yang diperlukan untuk belajar juga terlalu singkat bagi pelajar untuk dapat menguasai materi-materi yang seringkali sulit untuk dimengerti, tentang aspek-aspek tinggi ilmu keagamaan pada usia yang relatif muda dan belum matang. Hal ini pada gilirannya menjadikan belajar lebih banyak bersifat studi tekstual daripada pemahaman pelajaran yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan dorongan untuk belajar dengan sistem hafalan (memorizing) daripada pemahaman yang sebenarnya. Kenyataan menunjukkan bahwa abad-abad pertengahan yang akhir hanya menghasilkan sejumlah besar karya-karya komentar dan bukan karya-karya yang pada dasarnya orisinal. e. Certificate Oriented Pola yang dikembangkan pada masa awal-awal Islam, yaitu thalab al’ilm, telah memberikan semangat dikalangan muslim untuk gigih mencari ilmu, melakukan perjalanan jauh, penuh resiko, guna mendapatkan
  • 11. kebenaran suatu hadis, mencari guru diberbagai tempat, dan sebagainya. Hal tersebut memberikan isyarat bahwa karakteristik para ulama muslim masamasa awal didalam mencari ilmu adalah knowledge oriented. Sehingga tidak mengherankan jika pada masa-masa itu, banyak lahir tokoh-tokoh besar yang memberikan banyak konstribusi berharga, ulama-ulama encyclopedic, karyakarya besar sepanjang masa. Sementara, jika dibandingkan dengan pola yang ada pada masa sekarang dalam mencari ilmu menunjukkan kecenderungan adanya pergeseran dari knowledge oriented menuju certificate oriented semata. Mencari ilmu hanya merupakan sebuah proses untuk mendapatkan sertifikat atau ijazah saja, sedangkan semangat dan kualitas keilmuan menempati prioritas berikutnya.6[6] 2.2 Solusi Problematikan Pendididkan Islam di Era Globalisasi Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin mengesampingkan proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif, dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab. Disamping itu, pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.7[7] 6[6] Abdul Wahid, Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam (Cet. I, Semarang : Need’s Press, 2008), h. 14-23 7[7] Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan (Cet. I, Jogjakarta : Gigraf Publishing, 2000) h. 90-91
  • 12. Selain itu, program pendidikan harus diperbaharui, dibangun kembali atau dimoderenisasi sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang dipikulkan kepadanya. Sedangkan solusi pokok menurut Rahman adalah pengembangan wawasan intelektual yang kreatif dan dinamis dalam sinaran dan terintegrasi dengan Islam harus segera dipercepat prosesnya. Sementara itu, menurut Tibi, solusi pokoknya adalah secularization, yaitu industrialisasi sebuah masyarakat yang berarti diferensiasi fungsional dari struktur sosial dan sistem keagamaannya.8[8] Berbagai macam tantangan tersebut menuntut para pengelola lembaga pendidikan, terutama lembaga Pendidikan Islam untuk melakukan perenungan dan penelitian kembali apa yang harus diperbuat dalam mengantisipasi tantangan tersebut, model-model Pendidikan Islam seperti apa yang perlu ditawarkan di masa depan, yang sekiranya mampu mencegah dan atau mengatasi tantangan tersebut. Melakukan perenungan dapat berarti at-taammul wa al’fahsh, yakni melakukan perenungan atau menguji dan memeriksanya secara cermat dan mendalam, dan bisa berarti taqlib albashar wa al-bashirah li idrak al-syai’ wa ru’yatihi, yakni melakukan perubahan pandangan (cara pandang) dan cara penalaran (kerangka pikir) untuk menangkap dan melihat sesuatu, termasuk di dalamnya adalah berpikir dan berpandangan alternatif serta mengkaji ide-ide dan rencana kerja yang telah dibuat dari berbagai perspektif guna mengantisipasi masa depan yang lebih baik.9[9] 2.3 Solusi Problematikan Pendididkan Islam di Era Globalisasi Menurut Ahmad Tantowi, dengan adanya era globalisasi ini perlu adanya rumusan orientasi Pendidikan Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Orientasi tersebut ialah sebagai berikut : 1. Pendidikan Islam sebagai Proses Penyadaran 8[8] Abdul Wahid, op.cit., h. 27-28 9[9]Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam : mengurai benang kusut dunia pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 86-89
  • 13. Pendidikan Islam harus diorientasikan untuk menciptakan “kesadaran kritis” masyarakat. Sehingga dengan kesadaran kritis ini akan mampu menganalisis hubungan faktor-faktor sosial dan kemudian mencarikan jalan keluarnya. Hubungan antara kesadaran tersebut dengan Pendidikan Islam dan globalisasi ialah agar umat Islam bisa melihat secara kritis bahwa implikasi-implikasi dari globalisasi bukanlah sesuatu yang given atau takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan, akan tetapi sebagai konsekuensi logis dari sistem dan struktur globalisasi itu sendiri. 2. Pendidikan Islam sebagai Proses Humanisasi Proses Humanisasi dalam Pendidikan Islam dimaksudkan sebagai upaya mengembangkan manusia sebagai makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang dengan segala potensi (fitrah) yang ada padanya. Manusia dapat dibesarkan (potensi jasmaninya) dan diberdayakan (ptoensi rohaninya) agar dapat berdiri sendiri dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 3. Pendidikan Islam sebagai Pembinaan Akhlak al-Karimah Akhlak merupakan domain penting dalam kehidupan masyarakat, apalagi di era globalisasi ini. Tidak adanya akhlak dalam tata kehidupan masyarakat akan menyebabkan hancurnya masyarakat itu sendiri. Hal ini bisa diamati pada kondisi yang ada di negeri ini. Hal seperti ini pada awalnya hanya menerpa sebagian kecil elit politik (penguasa), tetapi kini ia telah menjalar kepada masyarakat luas, termasuk kalangan pelajar. Bagi Pendidikan Islam, masalah pembinaan akhlak sesungguhnya bukan sesuatu yang baru. Sebab akhlak memang merupakan misi utama agama Islam. Hanya saja, akibat penetrasi budaya sekuler barat, belakangan ini masalah pembinaan akhlak dalam institusi Pendidikan Islam tampak lemah. Untuk itu, pendidikan Islam harus dikembalikan kepada fitrahnya sebagai pembinaan akhlaq al-karimah, dengan tanpa mengesampingkan dimensi-dimensi penting lainnya yang harus dikembangkan dalam institusi pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal.
  • 14. Pembinaan akhlak sebagai (salah satu) orientasi Pendidikan Islam di era globalisasi ini adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar. Sebab eksis tidaknya suatu bangsa sangat ditentukan oleh akhlak masyarakatnya.10[10] 10[10] Ahmad Tantowi, op. cit., h. 90-104
  • 15. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Problematika Pendidikan Islam di era global ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal yang didalamnya ada : Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam, Masalah Kurikulum, Pendekatan/Metode Pembelajaran, Profesionalitas dan Kualitas SDM, dan Biaya Pendidikan. Dan faktor eksternal yang meliputi Dichotomic, To General Knowledge, Lack of Spirit of Inquiry, Memorisasi, dan Certificate Oriented. 2. Solusi dari problematika tersebut ialah bahwa Pendidikan Islam harus dikembalikan kepada fitrahnya dengan tanpa mengesampingkan dimensidimensi penting lainnya yang harus dikembangkan dalam institusi pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal. Serta pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan, dan tanggung jawab. 3. Pendidikan Islam di Era Global ini diorientasikan bahwa Pendidikan Islam sebagai Proses Penyadaran, sebagai Proses Humanisasi, dan sebagai Pembinaan Akhlak al-Karimah 3.2 Saran Penulis menyadari bahwa masih telalu banyak kesalahan dan kekhilafan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Ali, Hasmiyati Gani, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Quantum Teaching Ciputat Press Group, 2008 Daulay, Haidar Putra, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta : Rineka Cipta, 2009 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam : mengurai benang kusut dunia pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis, Jakarta : Ciputat Pers, 2002 Rembangy, Musthofa, Pendidikan Transformatif : Pergulatan Kritis Merumuskan Pendidikan di Tengah Pusaran Arus Globalisasi, Yogyakarta : Teras, 2010 SM, Isma’il, Strategi Pembelajaran Islam Berbasis PAIKEM : Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang : Rasail, 2008 Tantowi, Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009 Wahid, Abdul, Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam, Semarang : Need’s Press, 2008 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Jogjakarta : Gigraf Publishing, 2000