SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
5 Hikmah Idul Fitri
IDUL FITRI selalu hadir sebagai penutup ibadah puasa Ramadhan setiap tahun. Sudah barang tentu
kita semua bersama seluruh kaum muslimin senantiasa menyambut dan merayakannyadengan rasa
penuh kegembiraan, keceriaan, kebahagiaan dan kesuka citaan. Namun yang perlu menjadi
pertanyaanadalah: sudah benarkah sikap dan carakita selama ini dalam memaknai, menyambut
dan merayakanIdul Fitri? Ini yang harus selalu menjadi bahan renungan
danmuhasabah (introspeksiatau evaluasidiri) kita setiap saat, khususnya setiap kali kita berjumpa
dengan Idul Fitri seperti hari ini.
Mari kita tengok sejenak beragam pemaknaan dan penyikapan yangada di masyarakat kita terhadap
hari raya idul fitri ini. Diantara masyarakat ada yang memelesetkan idul fitri yang juga biasa disebut
hari lebaran menjadi haribubaran dengan arti: bubar puasanya, bubar pula ke masjidnya, bubar
baca Qur’annya, dan seterusnyadan seterusnya. Artinya bubar Ramadhan-nya berarti bubar pula
ketaatannya(?). Sementara itu banyak kalangan yangmemaknai dan memahami hari rayalebaran
ini hampir hanyasebagai hari yang identik dengan segala yang serba baru dan anyar; baju baru,
celana baru, jilbab baru, dan lain-lain yang serba baru. Bahkan ada juga sebagian masyarakat kita
yang tidak memahami hari rayaIdul Fitri melainkan sekadar sebagai ajang pesta kembang api dan
‘perang’ petasan! Meskipun yang disebutkan terakhir ini sudah sangat berkurang sekarang jika
dibandingkan dengan beberapatahun yang lalu.
Sebagaimana, berdasarkanfakta dan realita kebiasaan masyarakat kita, selama ini telah terbangun
opini publik yang rasanya sangat sulit untuk diubah, yakni bahwa hari idul fitri itu sama dengan hari
mudik dan pulang kampung massal untuk berkumpul dengan keluargadan handai tolan. Tapidisini,
tentu bukanmangan gak mangan ngumpul, tapi justru ngumpul-ngumpul untuk mangan-mangan,
karena pada hari rayahampir bisa dipastikan di setiap rumah keluarga muslim makanan dan
jajanan selalu banyak dan bermacam ragam. Disamping itu telah terbentuk pula kebiasaan yang
sudah merata di masyarakat kita bahwa, hari idul fitri adalah hari salam salaman, hari maaf
maafan, hari saling beranjang sana dan bersilaturrahim antar keluarga, kerabat, handai tolan,
tetangga dan sahabat.
Itu adalah sekelumit gambaran tentang beragam pemaknaan, penyikapandan fenomena seputar
hari raya idul fitri di masyarakat kita. Tentumasih banyak lagi yang lainnya. Dan tentu saja bukan
berartiitu semua salah. Sebagiannya adalah benar, baik, positif dan justru merupakan salah
satu sunnah hasanah(kebiasaan baik) yang harus tetap dipertahankan, seperti kebiasaan
silaturrahim itu misalnya. Namun jika yang kita pahami dan dapatkan dari idul fitriyang merupakan
penutup dan sekaligus pelengkap ibadah Ramadhan, hanyalah yang sepertiitu saja, tentu sangat
tidak tepat.
Karena Idul Fitri dan Idul Adha adalah dua hari rayadalam Islam yang ditetapkan langsung oleh
Allah sebagai pengganti hari-hari rayayang pernah dikenal oleh masyarakat Arab sebelum Islam
datang.
َ‫م‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ ِ‫ان‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫م‬ِ‫د‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬َ‫ل‬‫ا‬َََ‫ف‬ ‫ا‬“‫؟‬ِ‫ان‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ان‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ا‬َ‫م‬”‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ ُ‫ب‬َ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ن‬ ‫ا‬‫ه‬‫ن‬ُ‫ك‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
ْ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َََ‫ف‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬“‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ح‬ْ‫ض‬َ ْ‫اْل‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬َ‫د‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ َ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬”‫وأحمد‬ ‫والنسائي‬ ‫داود‬ ‫أبو‬ ‫(رواه‬
.)‫ان‬ّ‫ب‬‫ح‬ ‫وابن‬
Dari Anas dia berkata;“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah, sedangkan
penduduknyamemiliki dua hari khusus yang mereka rayakandengan permainan, maka beliau
bersabda: “Apakahmaksud dari dua hari ini?” mereka menjawab; “Kami biasa merayakankeduanya
dengan permainan semasa masih Jahiliyah.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda; “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari
kedua hari tersebut, yaitu hari (raya) kurban (Iedul Adha) dan hari rayaIedul fithri.” (HR. Abu
Dawud, An-Nasaa-i, Ahmad dan Ibnu Hibban ).
Dan kedua hari raya Islam tersebut dikaitkan dan digandengkan dengan dua rukun utama ajaran
Islam yakni: puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah di TanahSuci Mekkah. Maka Idul Fitri dengan
demikian – sebagaimana Idul Adha – adalah merupakan salah satu diantara hari-hari dan syi’ar-
syi’ar Allah yang harus kitasambut dan rayakandengan sikap penuh rasa ibadah, pemuliaan dan
pengagungan – dalam batas-batas koridor syar’i – sebagai bukti ketaqwaan hati kita. Allah Ta’ala
berfirman
”Begitulah, dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah maka sesungguhnya itu termasuk
(bukti) ketaqwaan hati” (QS Al-Hajj : 32).
Nah, sebagai salah satu syi’ar Allah yang istimewa, tentu saja idul fitri memiliki muatan makna dan
kandungan hikmah yangbanyak dan istimewa pula, dan yang sangat kita butuhkan sebagai bekal
utama dalam perjalanan hidup kita selanjutnya pasca Ramadhan.
Dan dalam kesempatan khutbah kali ini, sayaingin mengajak para jamaah dan seluruh kaum
muslimin dan muslimat untuk mentadabburi dan merenungkan tentang beberapahikmah besar di
balik momentum syi’ar hari rayaidul fitri ini.
1. Hikmah Kegembiraan dan Kesyukuran
Hikmah pertama yang sangat menonjol dari momen idul fitri adalah hikmah kegembiraan dan
kesyukuran. Ya, semua kita bergembira dan bersukaria saat menyambut Idul Fitri seperti sekarang
ini. Dan memang dibenarkan bahkan disunnahkan kita bergembira, berbahagia dan bersukacita
pada hari ini. Karena makna dari kata ‘ied itu sendiri adalah hari raya, hari perayaan, hari yang
dirayakan. Dan perayaantentu identik dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah menegaskan itu dalam hadits shahihnya.
‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ي‬ ِ‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬“ٍ‫ْف‬‫ع‬ ِ‫ض‬ ‫َة‬‫ئ‬‫ا‬ِ‫م‬‫ْع‬‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ ْ‫م‬َ‫أ‬ ُ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫َف‬‫ع‬‫َا‬‫ض‬ُ‫ي‬ َ‫م‬َ‫د‬‫آ‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ُّ‫ل‬ُ‫ك‬
)‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ط‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬ َ‫ْو‬‫ه‬َ‫ش‬ ُ‫ع‬َ‫د‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ ِ‫ز‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫م‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ ‫ه‬‫َّل‬ِ‫إ‬( ‫ه‬‫ل‬َ‫ج‬َ‫و‬ ‫ه‬‫ز‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ء‬‫ا‬ََِ‫ل‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ٌ‫ة‬َ‫ح‬ْ‫ر‬َ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ٌ‫ة‬َ‫ح‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ ِ‫َان‬‫ت‬َ‫ح‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ ِ‫م‬
ِ‫ك‬ْ‫س‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫يح‬ ِ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ُ‫ب‬َ‫ي‬ْ‫ط‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫وف‬ُ‫ل‬ُ‫خ‬َ‫ل‬َ‫و‬”.)‫عليه‬ ‫ّفق‬‫ت‬‫(م‬
Dari AbuHurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata;Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan
diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman; ‘Selain puasa, karena
puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku-lahyang langsung akan memberinyapahala. Sebab, ia telah
meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannyakarena-Ku.’ Dan bagi orang yang berpuasa ada
dua momen kegembiraan: kebahagiaan ketikaia berbuka(baca: berhari rayafitri), dan kegembiraan
lain ketikaia bertemudengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih
wangi di sisi Allah daripada aroma kesturi.” (HR. Muttafaq ’alaih).
Tapiyang perlu menjadi perenungan, introspeksi dan pertanyaankita adalah: kegembiraan seperti
apakah yang harus kita miliki dan tunjukkan pada hari rayafitri seperti saat ini? Dan jawabannya
bahwa, kegembiraan yangharus kita miliki dan rasakan haruslah merupakan kegembiraan syukur
kepada Allah yang telah mengkaruniakan taufiq kepada kita untuk bisa mengoptimalkan
pengistimewaan Ramadhan dengan amal-amal yang serba istimewa, dalam rangka menggapai taqwa
yang istimewa. Dan bukan kegembiraan lainnya misalnya yang muncul karena merasa telah lepas
dari Ramadhan yangdisikapi sebagai bulan beban yang serbamemberatkan, mengekang dan
membelenggu!
Itulah kebembiraan kita sebagai orang beriman: gembira karena ketaatan, kebaikandan kesalehan.
Dan bukan gembira karenasebaliknya, karena kemaksiatan, keburukandan kejahatan. Sepertiyang
terjadi di zaman modern seperti sekarang ini, dimana banyak orang yangjustru gembira dan bangga
dengan kemaksiatan dan penyimpangannya. Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa,
“ٌ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ،ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ئ‬ِّ‫ي‬َ‫س‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ َ‫و‬ ،ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬‫ه‬‫ر‬َ‫س‬ ْ‫ن‬َ‫م‬”.)‫براني‬ّ‫ط‬‫ال‬ ‫(رواه‬
”Barangsiapa bersenang hati dengan amal kebaikannya, dan bersedih hati dengan keburukanyang
diperbuatnya, maka berarti dia orang beriman” (HSR Ath-Thabrani).
Begitu pula kegembiraan orang berima adalah kegembiraan karena syukur atas berbagai kenikmatan
Allah yang tak terhitung. Sepertifirman-Nyayang artinya):
“Dan jika kamu mau menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu
menghitungnya” (QS. Ibrahim [14]:34; QS. An-Nahl [16]: 18).
Dan nikmat yangpaling utama tentulah nikmat hidayah, nikmat keimanan, nikmat keislaman dan
nikmat ketaatan.
2. Hikmah Ketauhidan, Keimanan dan Ketaqwaan
Dalam menyambut ‘Iedul Fithri, disunnahkan bagi kita untuk banyak mengumandangkan takbir,
tahlil, tasbih dan tahmid sebagai bentuk penegasan dan pembaharuan deklarasiiman dan tauhid. Itu
berartibahwa identitas iman dan tauhid harus selalu kita perbaharui dan kitatunjukkan, termasuk
dalam momen-momen kegembiraan dan perayaan, dimana biasanya justru kebanyakanorang lalai
dari berdzikir dan mengingat Allah.
“… dan hendaklah kamu mencukupkanbilangannya (puasa Ramadhan), dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas hidayah-Nyayangdiberikan kepadamu, dan supayakamu (lebih)
bersyukur” (QS. Al-Baqarah: 185).
Sepertijuga yang diperintahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, saat memperoleh
karunia kenikmatan puncak yang telah diidam-idamkan selama bertahun-tahun oleh beliau dan
para sahabat, berupa kemenangan dakwah Islam yang gilang gemilang, penaklukkankotaMekkah
dan berbondong-bondongnyamasyarakat Jazirah Arab dalam memeluk Islam. Dimana dalam
rangka mensyukuridan merayakankemenangan puncak itu, beliau justru diperintahkan untuk
bertasbih, bertahmid dan beristighfar.
“Apabila telah datang pertolonganAllah dan kemenangan (penaklukan Mekkah).Dan kamu lihat
manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka (sebagai bentuk syukur)
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan beristighfarlahkepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penerima taubat” (QS. An-Nashr: 1-3).
Nah jika kita tetap banyak bertakbir, bertasbih, bertahmid dan bertahlil serta berdzikir
mengagungkan Allah, pada momen kemenangan, keberhasilan, kegembiraan dan perayaan – yang
biasanya melalaikan – maka harapannya, pada momen-momen dan kesempatan-kesempatan lain,
insyaa-allah akan lebih mudah lagi bagi kita untuk bisa menjaga dan melakukan itu semua.
Maka ma’asyiral muslimin, setelah ditempa dan ditarbiyahdi bulan keimanan, dan dengan bekal
taqwa lebih istimewa yangtelah kita raih darinya, marilah dalam perjalanan hidup selanjutnya, kita
jaga, kita buktikan dan kita tunjukkan selalu identitas keimanan, keislaman, ketaqwaan dan
kedekatankita dengan Allah ‘Azza wa Jalla.
Karena itulah buktibahwa, kita telah berhasil dan sakses dalam menjalani ibadah puasa beserta
seluruh rangkaian amal ibadah yang menyertainyaselama bulan Ramadhan. Bukankah tujuan
dan goal utama dari ibadah Ramadhan adalah untuk mendapatkan ijazah taqwa ?
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu (lebih) bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 183).
Oleh karena itu, selepas Ramadhan ini, dan pada momen iedul fitri ini, kita harus terlahir kembali
menjadi pribadi-pribadi muslim dan muslimah baru yang lebih murni tauhidnya, lebih indah
imannya, dan lebih istimewa taqwanya, bagi kehidupan yang lebih islami dan lebih baik, dalam diri
pribadi, dalam keluarga, dalam masyarakat, bangsa dan negara.
3. Hikmah Kefitrahan
Biasa juga dikatakanbahwa, dengan hadirnya Iedulfitri berartikita kaum muslimin kembali kepada
fitrah, kembali kepadakesucian. Dan itu benar. Karena jika benar-benar dioptimalkan, maka
Ramadhan dengan segala amaliah istimewanya adalah salah satu momentum terbaik bagi peleburan
dosa dan penghapusan noda yang mengotori hati dan jiwa kita serta membebani diri kita selama ini.
َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬“ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬‫ه‬‫د‬َََ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ ْ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬”.)‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫ّفق‬‫ت‬‫(م‬
Dari AbuHurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang
berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscayadiampuni dosa-
dosanyayang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih).
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬“ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬‫ه‬‫د‬َََ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ ْ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬”.)‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫هفق‬‫ت‬‫(م‬
Dari AbuHurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
melakukan qiyamullail pada bulan Ramadlan karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah),
maka niscaya diampuni dosa-dosanyayang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih).
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ي‬ ِ‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬“َ‫م‬‫ه‬‫د‬َََ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ ْ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫إ‬ ِ‫ر‬ْ‫د‬ََْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬”.)‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫هفق‬‫ت‬‫(م‬
Dari AbuHurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:
“Barangsiapa yang melakukan qiyamullailpada (malam) lailatul qadar (mengisi dengan ibadah)
karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka niscayaakan diampuni
dosa-dosanyayang telah lalu… “ (HR. Muttafaq ‘alaih).
Nah setelah kebersihan diri, kesucian jiwa dan kefitran hati itu kitadapatkan kembali, sehingga kita
menjadi bak bayisuci yang baru dilahirkan ibunya, atau ibarat lembar kertas putih nan bersih,
marilah pada hari rayafitri ini kitatuluskan niat, bulatkan tekad dan kuatkan semangat untuk
menjaga kebersihan, kesuciandan kefitrahanitu seterusnyadalam hidup kita. Sehingga sebisa
mungkin jangan lagi kembali kepada dosa-dosa yang akan membuat noda-noda baru. Semoga Allah
selalu memberikan kekuatan, taufiq dan hidayah-Nyakepada kita semua. Aamiin.
4. Hikmah Kepedulian
Islam adalah agama peduli. Oleh karenanyauammatnyapun adalah ummat peduli. Dan sifat serta
karakter kepedulian itu begitu tampak nyata dan terbukti secaramencolok selama bulan mulia yang
baru saja berlalu. Dimana semangat berbagi dan spirit memberi melaui sunnah berinfak dan
bersedekahserta kewajiban berzakat, begitu indah menghiasi hari-hari penuh peduli sepanjang
bulan Ramadhan. Dan itu semua tidak lain dalam rangka meniru dan mencontohketeladanan
terbaik dari Baginda Rasul tercinta shallallahu ‘alaihi wasallam.
َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫اس‬‫ه‬‫ب‬َ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ْ‫َن‬‫ع‬ٍ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬‫ا‬ََْ‫ل‬َ‫ي‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬َ‫و‬ ُ‫ل‬‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬ ُ‫ه‬‫ا‬ََْ‫ل‬َ‫ي‬ َ‫ن‬‫ي‬ ِ‫ح‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫د‬ َ‫و‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬َ‫و‬ ِ‫اس‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ َ‫د‬ َ‫و‬ْ‫ج‬َ‫أ‬
ِّ‫ر‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫د‬ َ‫و‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ن‬‫آ‬ْ‫ر‬َُْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬ُ‫س‬ ِ‫َار‬‫د‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ا‬ ِ‫يح‬.)‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫هفق‬‫ت‬‫(م‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ل‬
Dari Ibnu ‘Abbas berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang
paling dermawan, lebih-lebih pada bulan Ramadlan ketikamalaikat Jibril ‘alaihis
salam menemuinya, dan adalah Jibril ‘alaihis salammendatanginya setiap malam di bulan
Ramadlan, untuk bertadarus AlQur’an dengan beliau. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam jauh lebih ermawan dengan kebajikan daripada angin yang bertiup (HR. Muttafaq ‘alaih).
Dan kewajiban kitasekarang, di hari fitri ini, adalah menjaga keistiqamahan dengan melanjutkan
semangat berbagi dan karakter memberisebagai bukti taqwa ini, pasca Ramadhan pada hari-hari
kehidupan kita selanjutnya.
Karena bukankan kita berbagi adalah dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan? Bukankah
kita memberi adalah untuk mereka-merekayang menunggu uluran tangan? Bukankah kitaberinfak,
bersedekahdan berzakat, disamping untuk melaksanakan sunnah dan menunaikan kewajiban,
adalah untuk menutup kebutuhan ummat dan memenuhi kemaslahatan Islam? Nah jika pasca
Ramadhan kita berhenti berbagi dan memberi, apakah berartibahwa, semua yangmembutuhkan
kepedulian kita itu hanya ada di bulan Ramadhan, dan langsung hilang tanpa sisa begitu bulan suci
berakhir?
Tentusaja tidak! Maka mari kita jaga dan pertahankan hikmah kepedulian ini, sebagai bukti taqwa
dan sekaligus wujud syukur yangtelah kita raih melalui seluruh amaliah Ramadhan yang baru saja
berlalu.
5. Hikmah Kebersamaan dan Persatuan
Selama Ramadhan, suasana dan nuansa kebersamaan serta persatuan ummat begitu kental, begitu
terasa dan begitu indah. Mengawali puasa bersama-sama (seharusnya dan sewajibnya), bertarawih
bersama (disamping jamaah shalat lima waktu juga lebih banyak selama Ramadhan), bertadarus
bersama, berbukabersama, beri’tikaf bersama, berzakat fitrah bersama, dan beriedul fitri bersama
(semestinya!).
Dan hal itu karena memang ibadah dan amaliah Ramadhan serta ‘Iedul Fithri adalah
bersifat jama’iyah, kolektif, danserba bersama-sama. Tidak bisa dan tidak bolehsendiri-sendiri.
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬“َ‫ن‬‫و‬ُّ‫ح‬َ‫ض‬ُ‫ت‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ‫ى‬َ‫ح‬ْ‫ض‬َ ْ‫اْل‬َ‫و‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ط‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ُ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬َ‫ت‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬”َ‫ر‬‫ه‬‫س‬َ‫ف‬َ‫و‬ ‫ى‬َ‫س‬‫ي‬ِ‫ع‬ ‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
‫ا‬َََ‫ف‬ َ‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ُ‫ْض‬‫ع‬َ‫ب‬‫ماج‬ ‫وابن‬ ‫داود‬ ‫وأبو‬ ّ‫ّرمذي‬‫ت‬‫ال‬ ‫(رواه‬ ِ‫اس‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ ِ‫م‬ْ‫ُظ‬‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫م‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ل‬‫حه‬ّ‫ح‬‫وص‬ ،‫ة‬
.)ّ‫واْللباني‬ ‫شاكر‬ ‫أحمد‬
Dari AbuHurairah bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Berpuasa itu adalah
pada hari dimana kalian semua berpuasa (secara bersama-sama), dan beriedulfitri itu adalah pada
hari dimana kalian semua beeiedulfitri (secara bersama-sama), demikian juga dengan Iedul Adlha,
yaitupada hari dimana kalian semuanya beriedul adha (secara bersama-sama).” (HR Tirmidzi, Abu
Dawud dan Ibnu Majah; dishahihkan oleh Ahmad Syakir dan Al-Albani. Imam Abu ‘Isa At-Tirmidzi
berkata: sebagian ulama menafsirkan hadits ini bahwa maksudnya, sesungguhnya shaum dan iedul
fitri (dan juga iedul adha – pen.) itu (harus) bersama jama’ah dan mayoritasummat manusia
(ummat Islam).
Oleh karena itu kita semua patut bergembiradan bersyukur setiapkali bisa memulai puasa
Ramadhan secara serempak, berbareng dan bersama-sama, tanpa ada perbedaan dan perselisihan
yang berarti( kecualidari beberapa kelompok kecilUmmat yang tetap “istiqamah” dengan pilihan
“madzhab” uniknyamasing-masing). Begitu pula dalam berbahagia menyambut dan merayakan
‘Iedul Fitri atau ‘Iedul Adha, saat terjadi secaraserempak. Dimana nuansa kebersamaandan
persatuan terasa begitu indah. Suasana kegembiraan dan rasa kebahagianpun tampak demikian
total dan seakan sempurna. Dan itulah memang esensi dan hakekat makna berhari rayadan beriedul
fitri.
Meskipun sebenarnyamasih ada saja yangmengganjal dan terasakurang plong. Yaknikarena
terjadinyakebersamaan dan kesamaan dalam penetapan awal Ramadhan dan atau ‘Iedul Fitri serta
‘Iedul Adha khusus di negeri ini sampai detik ini, masih bersifat by accident (baca: by ketepatandan
kebetulan, dimana secara ketepatandan kebetulan, baik penganut madzhab hisab maupun rukyah
sama-sama menetapkan keputusan yang sama.), dan belum bersifat by design(baca: by kesepakatan
antar seluruh atau mayoritaskaum muslimin bersama Pemerintah berdasarkan pola dan kaidah
penyatuan tertentu). Padahal kondisi terakhir inilah yang wajib terjadi, dan yang selama ini masih
selalu sangat kita harap-harap, tunggu-tunggu dan angan-angankan.
Karena sebelum tercapainyasebuah pola kesepakatantertentu itu, berdasarkan fikihtoleransi dan
kompromi disamping tentu keluasan wawasan, kelapangan dada, kedewasaan sikap dan semangat
penyatuan, maka perbedaan dan perselisihan – di tataran penerapan – masih selalu saja sangat
mungkin terjadi sewaktu-waktu, ketikahilal berada pada posisi yang “tidak aman”. Sehingga
terjadinyaperbedaan dan perselisihan itupun akan selalu terulang lagi dan lagi. Dan, akibatnya,
dengan perselisihan yang belum mampu ditoleransikandan dikompromikan itu, ibadah-ibadah yang
semestinya menjadi syi’ar ukhuwah, kebersamaan dan persatuan kaum muslimin tersebut, justru
bisa berubah menjadi simbol ananiyah (egoisme), ‘ashabiyah (fanatisme) dan perpecahan antar
kelompok-kelompok Umat.
Maka marilah hikmah kebersamaandan persatuan yang menjadi salah satu ruh ibadah Ramadhan
dan esensi iedul fitriini, kita jaga, pertahankan dan tingkatkan terus, sehingga benar-benar menjadi
karakter tetapdiri kita sebagai kaum mukminin yang senantiasa bersaudara secara harmonis dan
mesra.
”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalahkepada Allah, supayakamu mendapat
rahmat” (QS. Al-Hujuraat: 10).
Dan tentu kita semua tahu dan sadar bahwa, persaudaraan, kebersamaan serta persatuan adalah
bagian terpenting dari pilar kekuatandan kekokohanummat Islam, yang wajib terusmenjadi
idealita dan cita-citasetiap kita untuk direalisir dan diwujudkan.
Itulah 5 hikmah penting dari amaliah ibadah Ramadhan dan keindahan iedul fitri yang seharusnya
kita nikmati dan dapatkan. Semoga kita semua selalu bisa meraup bagian terbaik dan terbanyak dari
hikmah-hikmah besar itu. Dan selanjutnya terus bisa mempertahankan dan
meningkatkannya. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin

More Related Content

What's hot

Khutbah Idul Fitri Singkat.docx
Khutbah Idul Fitri Singkat.docxKhutbah Idul Fitri Singkat.docx
Khutbah Idul Fitri Singkat.docxedisusanto92
 
Tarhib ramadhan
Tarhib ramadhanTarhib ramadhan
Tarhib ramadhanimuska
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 
Indahnya kebersamaan
Indahnya kebersamaanIndahnya kebersamaan
Indahnya kebersamaanmusniumar
 
Khutbah 33 memaknai 1 muharram
Khutbah 33   memaknai 1 muharramKhutbah 33   memaknai 1 muharram
Khutbah 33 memaknai 1 muharramZhang Li
 
Keutamaan puasa ramadhan
Keutamaan puasa ramadhanKeutamaan puasa ramadhan
Keutamaan puasa ramadhanUmi Sa'adah
 
Spiritual ibadah haji
Spiritual ibadah hajiSpiritual ibadah haji
Spiritual ibadah hajiAman Kadis
 
Khutbah jumat keutamaan muharram
Khutbah jumat keutamaan muharramKhutbah jumat keutamaan muharram
Khutbah jumat keutamaan muharramMahros Darsin
 
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 07 Nomor 03 Menuju Haji Mabrur.pdf
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 07 Nomor 03 Menuju Haji Mabrur.pdfBuletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 07 Nomor 03 Menuju Haji Mabrur.pdf
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 07 Nomor 03 Menuju Haji Mabrur.pdfmuslimdocuments
 
Hadits tentang hormat kepada orang tua dan guru
Hadits tentang hormat kepada orang tua dan guruHadits tentang hormat kepada orang tua dan guru
Hadits tentang hormat kepada orang tua dan guruMabsus Abu Fatih
 
Beginilah jalan dakwah mengajarkan kami
Beginilah jalan dakwah mengajarkan kamiBeginilah jalan dakwah mengajarkan kami
Beginilah jalan dakwah mengajarkan kamiDian Permana
 
Awas Terjebak Ritual Ramadhan
Awas Terjebak Ritual Ramadhan Awas Terjebak Ritual Ramadhan
Awas Terjebak Ritual Ramadhan tammi prastowo
 

What's hot (19)

Khutbah Idul Fitri Singkat.docx
Khutbah Idul Fitri Singkat.docxKhutbah Idul Fitri Singkat.docx
Khutbah Idul Fitri Singkat.docx
 
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAMKEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM
 
Tarhib ramadhan
Tarhib ramadhanTarhib ramadhan
Tarhib ramadhan
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
Indahnya kebersamaan
Indahnya kebersamaanIndahnya kebersamaan
Indahnya kebersamaan
 
Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang TuaHadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
 
Khutbah 33 memaknai 1 muharram
Khutbah 33   memaknai 1 muharramKhutbah 33   memaknai 1 muharram
Khutbah 33 memaknai 1 muharram
 
Keutamaan puasa ramadhan
Keutamaan puasa ramadhanKeutamaan puasa ramadhan
Keutamaan puasa ramadhan
 
F0lio agama
F0lio agamaF0lio agama
F0lio agama
 
Spiritual ibadah haji
Spiritual ibadah hajiSpiritual ibadah haji
Spiritual ibadah haji
 
Hiwar Edisi Aidil Adha
Hiwar Edisi Aidil AdhaHiwar Edisi Aidil Adha
Hiwar Edisi Aidil Adha
 
Khotbah Tahun Baru Islam 1435 H
Khotbah Tahun Baru Islam 1435 HKhotbah Tahun Baru Islam 1435 H
Khotbah Tahun Baru Islam 1435 H
 
Khutbah jumat keutamaan muharram
Khutbah jumat keutamaan muharramKhutbah jumat keutamaan muharram
Khutbah jumat keutamaan muharram
 
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 07 Nomor 03 Menuju Haji Mabrur.pdf
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 07 Nomor 03 Menuju Haji Mabrur.pdfBuletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 07 Nomor 03 Menuju Haji Mabrur.pdf
Buletin Jumat Al Furqon Tahun 04 Volume 07 Nomor 03 Menuju Haji Mabrur.pdf
 
KHUTBAH_SYABAN_1.pdf
KHUTBAH_SYABAN_1.pdfKHUTBAH_SYABAN_1.pdf
KHUTBAH_SYABAN_1.pdf
 
Fiqh Zakat
Fiqh ZakatFiqh Zakat
Fiqh Zakat
 
Hadits tentang hormat kepada orang tua dan guru
Hadits tentang hormat kepada orang tua dan guruHadits tentang hormat kepada orang tua dan guru
Hadits tentang hormat kepada orang tua dan guru
 
Beginilah jalan dakwah mengajarkan kami
Beginilah jalan dakwah mengajarkan kamiBeginilah jalan dakwah mengajarkan kami
Beginilah jalan dakwah mengajarkan kami
 
Awas Terjebak Ritual Ramadhan
Awas Terjebak Ritual Ramadhan Awas Terjebak Ritual Ramadhan
Awas Terjebak Ritual Ramadhan
 

Viewers also liked

BPV Capital Market Update - May 2016
BPV Capital Market Update - May 2016BPV Capital Market Update - May 2016
BPV Capital Market Update - May 2016Ginger Wallace
 
Silver ball pr slideshow
Silver ball pr slideshowSilver ball pr slideshow
Silver ball pr slideshowalexcrisp91
 
Invisible water marking within media files using state of-the-art technology
Invisible water marking within media files using state of-the-art technologyInvisible water marking within media files using state of-the-art technology
Invisible water marking within media files using state of-the-art technologyIAEME Publication
 
ویران شده کشورها و ملل. فارسی (Persian)
ویران شده کشورها و ملل. فارسی (Persian)ویران شده کشورها و ملل. فارسی (Persian)
ویران شده کشورها و ملل. فارسی (Persian)HarunyahyaPersian
 
Caminhoverdadevidal20
Caminhoverdadevidal20Caminhoverdadevidal20
Caminhoverdadevidal20Manoel Gamas
 
10 группа отчет январь
10 группа отчет январь10 группа отчет январь
10 группа отчет январьivelena
 
Economist September 3rd
Economist September 3rdEconomist September 3rd
Economist September 3rdMark Tuminello
 
SQL Database Recovery Tool
SQL Database Recovery ToolSQL Database Recovery Tool
SQL Database Recovery ToolEllis White
 

Viewers also liked (14)

BPV Capital Market Update - May 2016
BPV Capital Market Update - May 2016BPV Capital Market Update - May 2016
BPV Capital Market Update - May 2016
 
250 th
250 th250 th
250 th
 
Tiago Peixoto: Pessimism of the Intellect and Open Government
Tiago Peixoto: Pessimism of the Intellect and Open GovernmentTiago Peixoto: Pessimism of the Intellect and Open Government
Tiago Peixoto: Pessimism of the Intellect and Open Government
 
Live Your Dream JCI konferencija 2012
Live Your Dream JCI konferencija 2012Live Your Dream JCI konferencija 2012
Live Your Dream JCI konferencija 2012
 
Silver ball pr slideshow
Silver ball pr slideshowSilver ball pr slideshow
Silver ball pr slideshow
 
Invisible water marking within media files using state of-the-art technology
Invisible water marking within media files using state of-the-art technologyInvisible water marking within media files using state of-the-art technology
Invisible water marking within media files using state of-the-art technology
 
ویران شده کشورها و ملل. فارسی (Persian)
ویران شده کشورها و ملل. فارسی (Persian)ویران شده کشورها و ملل. فارسی (Persian)
ویران شده کشورها و ملل. فارسی (Persian)
 
rgls present
rgls presentrgls present
rgls present
 
Caminhoverdadevidal20
Caminhoverdadevidal20Caminhoverdadevidal20
Caminhoverdadevidal20
 
10 группа отчет январь
10 группа отчет январь10 группа отчет январь
10 группа отчет январь
 
Economist September 3rd
Economist September 3rdEconomist September 3rd
Economist September 3rd
 
Below boulevard article
Below boulevard articleBelow boulevard article
Below boulevard article
 
SQL Database Recovery Tool
SQL Database Recovery ToolSQL Database Recovery Tool
SQL Database Recovery Tool
 
Insignia
InsigniaInsignia
Insignia
 

Similar to 5 hikmah idul

Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8Asep Hidayat
 
DJOKO PURDIYANTO.docx
DJOKO PURDIYANTO.docxDJOKO PURDIYANTO.docx
DJOKO PURDIYANTO.docxFuadAlHafiizh
 
khutbah hari raya idul fitri
khutbah hari raya idul fitrikhutbah hari raya idul fitri
khutbah hari raya idul fitrisetya share
 
Edisi seputar perayaan natal bagimu agamamu, bagiku agamaku
Edisi seputar perayaan natal  bagimu agamamu, bagiku agamakuEdisi seputar perayaan natal  bagimu agamamu, bagiku agamaku
Edisi seputar perayaan natal bagimu agamamu, bagiku agamakuMa'i Suhartono
 
Khutbah aidil fitri tahun 2016
Khutbah aidil fitri tahun 2016Khutbah aidil fitri tahun 2016
Khutbah aidil fitri tahun 2016Samsul Akbar
 
Id virtues of_ramadan_fasting_baz
Id virtues of_ramadan_fasting_bazId virtues of_ramadan_fasting_baz
Id virtues of_ramadan_fasting_bazLoveofpeople
 
Ramadhan sepanjang tahun
Ramadhan sepanjang tahunRamadhan sepanjang tahun
Ramadhan sepanjang tahunforsilam
 
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdfHAZWABINSHARIFHASSAN
 
Ramadhan dan Misi Pembebasan
Ramadhan dan Misi PembebasanRamadhan dan Misi Pembebasan
Ramadhan dan Misi PembebasanAbdul Ghani
 

Similar to 5 hikmah idul (20)

Risalah ramadhan
Risalah ramadhanRisalah ramadhan
Risalah ramadhan
 
Risalah ramadhan
Risalah ramadhanRisalah ramadhan
Risalah ramadhan
 
khutbah ied 2022.docx
khutbah ied 2022.docxkhutbah ied 2022.docx
khutbah ied 2022.docx
 
Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8Khutbah idul-fitri-8
Khutbah idul-fitri-8
 
Khutbah Ramadhan.pdf
Khutbah Ramadhan.pdfKhutbah Ramadhan.pdf
Khutbah Ramadhan.pdf
 
DJOKO PURDIYANTO.docx
DJOKO PURDIYANTO.docxDJOKO PURDIYANTO.docx
DJOKO PURDIYANTO.docx
 
khutbah hari raya idul fitri
khutbah hari raya idul fitrikhutbah hari raya idul fitri
khutbah hari raya idul fitri
 
Edisi seputar perayaan natal bagimu agamamu, bagiku agamaku
Edisi seputar perayaan natal  bagimu agamamu, bagiku agamakuEdisi seputar perayaan natal  bagimu agamamu, bagiku agamaku
Edisi seputar perayaan natal bagimu agamamu, bagiku agamaku
 
Pidato islam
Pidato islamPidato islam
Pidato islam
 
Ramadhan
RamadhanRamadhan
Ramadhan
 
Ramadhan
RamadhanRamadhan
Ramadhan
 
Ramadhan
RamadhanRamadhan
Ramadhan
 
Khutbah aidil fitri tahun 2016
Khutbah aidil fitri tahun 2016Khutbah aidil fitri tahun 2016
Khutbah aidil fitri tahun 2016
 
KUMPULAN KULTUM
KUMPULAN KULTUMKUMPULAN KULTUM
KUMPULAN KULTUM
 
Id virtues of_ramadan_fasting_baz
Id virtues of_ramadan_fasting_bazId virtues of_ramadan_fasting_baz
Id virtues of_ramadan_fasting_baz
 
Ramadhan sepanjang tahun
Ramadhan sepanjang tahunRamadhan sepanjang tahun
Ramadhan sepanjang tahun
 
Kbkk assigment 2
Kbkk assigment 2Kbkk assigment 2
Kbkk assigment 2
 
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
01 SYAWWAL 1443H (RUMI) RAMADHAN DIINGATI, IDULFITRI DISYUKURI.pdf
 
Ramadhan dan Misi Pembebasan
Ramadhan dan Misi PembebasanRamadhan dan Misi Pembebasan
Ramadhan dan Misi Pembebasan
 
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015 KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
 

More from Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pekalongan

More from Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pekalongan (13)

Lk 1 & 2 telaah rpp kelompok 4
Lk 1 & 2 telaah rpp kelompok 4Lk 1 & 2 telaah rpp kelompok 4
Lk 1 & 2 telaah rpp kelompok 4
 
Topik 3-menilai-buku-5-
Topik 3-menilai-buku-5-Topik 3-menilai-buku-5-
Topik 3-menilai-buku-5-
 
Paparan materi pesta siaga 2015
Paparan materi pesta siaga 2015Paparan materi pesta siaga 2015
Paparan materi pesta siaga 2015
 
264 juknis penilaian prestasi kerja pns [compatibility mode]
264 juknis penilaian prestasi kerja pns [compatibility mode]264 juknis penilaian prestasi kerja pns [compatibility mode]
264 juknis penilaian prestasi kerja pns [compatibility mode]
 
01.2 salinan permen 11 thn 2009 ttg akreditasi sd mi
01.2 salinan permen 11 thn 2009 ttg akreditasi sd mi01.2 salinan permen 11 thn 2009 ttg akreditasi sd mi
01.2 salinan permen 11 thn 2009 ttg akreditasi sd mi
 
Penilaian kinerja kepala sekolah dasar (me)
Penilaian kinerja kepala sekolah dasar (me)Penilaian kinerja kepala sekolah dasar (me)
Penilaian kinerja kepala sekolah dasar (me)
 
Pp5507
Pp5507Pp5507
Pp5507
 
141599671 peran-guru-dalam-implementasi-kurikulum-2013
141599671 peran-guru-dalam-implementasi-kurikulum-2013141599671 peran-guru-dalam-implementasi-kurikulum-2013
141599671 peran-guru-dalam-implementasi-kurikulum-2013
 
Bencana alam
Bencana alamBencana alam
Bencana alam
 
Bencana alam
Bencana alamBencana alam
Bencana alam
 
Administrasi kepala sd
Administrasi kepala sdAdministrasi kepala sd
Administrasi kepala sd
 
Penyusunan rencana strategis
Penyusunan rencana strategisPenyusunan rencana strategis
Penyusunan rencana strategis
 
Malformasi arnold chiari
Malformasi arnold chiariMalformasi arnold chiari
Malformasi arnold chiari
 

Recently uploaded

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 

Recently uploaded (20)

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 

5 hikmah idul

  • 1. 5 Hikmah Idul Fitri IDUL FITRI selalu hadir sebagai penutup ibadah puasa Ramadhan setiap tahun. Sudah barang tentu kita semua bersama seluruh kaum muslimin senantiasa menyambut dan merayakannyadengan rasa penuh kegembiraan, keceriaan, kebahagiaan dan kesuka citaan. Namun yang perlu menjadi pertanyaanadalah: sudah benarkah sikap dan carakita selama ini dalam memaknai, menyambut dan merayakanIdul Fitri? Ini yang harus selalu menjadi bahan renungan danmuhasabah (introspeksiatau evaluasidiri) kita setiap saat, khususnya setiap kali kita berjumpa dengan Idul Fitri seperti hari ini. Mari kita tengok sejenak beragam pemaknaan dan penyikapan yangada di masyarakat kita terhadap hari raya idul fitri ini. Diantara masyarakat ada yang memelesetkan idul fitri yang juga biasa disebut hari lebaran menjadi haribubaran dengan arti: bubar puasanya, bubar pula ke masjidnya, bubar baca Qur’annya, dan seterusnyadan seterusnya. Artinya bubar Ramadhan-nya berarti bubar pula ketaatannya(?). Sementara itu banyak kalangan yangmemaknai dan memahami hari rayalebaran ini hampir hanyasebagai hari yang identik dengan segala yang serba baru dan anyar; baju baru, celana baru, jilbab baru, dan lain-lain yang serba baru. Bahkan ada juga sebagian masyarakat kita yang tidak memahami hari rayaIdul Fitri melainkan sekadar sebagai ajang pesta kembang api dan ‘perang’ petasan! Meskipun yang disebutkan terakhir ini sudah sangat berkurang sekarang jika dibandingkan dengan beberapatahun yang lalu. Sebagaimana, berdasarkanfakta dan realita kebiasaan masyarakat kita, selama ini telah terbangun opini publik yang rasanya sangat sulit untuk diubah, yakni bahwa hari idul fitri itu sama dengan hari mudik dan pulang kampung massal untuk berkumpul dengan keluargadan handai tolan. Tapidisini, tentu bukanmangan gak mangan ngumpul, tapi justru ngumpul-ngumpul untuk mangan-mangan, karena pada hari rayahampir bisa dipastikan di setiap rumah keluarga muslim makanan dan jajanan selalu banyak dan bermacam ragam. Disamping itu telah terbentuk pula kebiasaan yang sudah merata di masyarakat kita bahwa, hari idul fitri adalah hari salam salaman, hari maaf maafan, hari saling beranjang sana dan bersilaturrahim antar keluarga, kerabat, handai tolan, tetangga dan sahabat. Itu adalah sekelumit gambaran tentang beragam pemaknaan, penyikapandan fenomena seputar hari raya idul fitri di masyarakat kita. Tentumasih banyak lagi yang lainnya. Dan tentu saja bukan berartiitu semua salah. Sebagiannya adalah benar, baik, positif dan justru merupakan salah satu sunnah hasanah(kebiasaan baik) yang harus tetap dipertahankan, seperti kebiasaan silaturrahim itu misalnya. Namun jika yang kita pahami dan dapatkan dari idul fitriyang merupakan penutup dan sekaligus pelengkap ibadah Ramadhan, hanyalah yang sepertiitu saja, tentu sangat tidak tepat.
  • 2. Karena Idul Fitri dan Idul Adha adalah dua hari rayadalam Islam yang ditetapkan langsung oleh Allah sebagai pengganti hari-hari rayayang pernah dikenal oleh masyarakat Arab sebelum Islam datang. َ‫م‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ ِ‫ان‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ن‬‫ي‬ِ‫د‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫م‬ِ‫د‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬َ‫ل‬‫ا‬َََ‫ف‬ ‫ا‬“‫؟‬ِ‫ان‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ان‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ا‬َ‫م‬”‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫يه‬ِ‫ف‬ ُ‫ب‬َ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ن‬ ‫ا‬‫ه‬‫ن‬ُ‫ك‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َََ‫ف‬ ِ‫ة‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬“‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ح‬ْ‫ض‬َ ْ‫اْل‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬َ‫د‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ َ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬”‫وأحمد‬ ‫والنسائي‬ ‫داود‬ ‫أبو‬ ‫(رواه‬ .)‫ان‬ّ‫ب‬‫ح‬ ‫وابن‬ Dari Anas dia berkata;“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah, sedangkan penduduknyamemiliki dua hari khusus yang mereka rayakandengan permainan, maka beliau bersabda: “Apakahmaksud dari dua hari ini?” mereka menjawab; “Kami biasa merayakankeduanya dengan permainan semasa masih Jahiliyah.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari kedua hari tersebut, yaitu hari (raya) kurban (Iedul Adha) dan hari rayaIedul fithri.” (HR. Abu Dawud, An-Nasaa-i, Ahmad dan Ibnu Hibban ). Dan kedua hari raya Islam tersebut dikaitkan dan digandengkan dengan dua rukun utama ajaran Islam yakni: puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah di TanahSuci Mekkah. Maka Idul Fitri dengan demikian – sebagaimana Idul Adha – adalah merupakan salah satu diantara hari-hari dan syi’ar- syi’ar Allah yang harus kitasambut dan rayakandengan sikap penuh rasa ibadah, pemuliaan dan pengagungan – dalam batas-batas koridor syar’i – sebagai bukti ketaqwaan hati kita. Allah Ta’ala berfirman ”Begitulah, dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah maka sesungguhnya itu termasuk (bukti) ketaqwaan hati” (QS Al-Hajj : 32). Nah, sebagai salah satu syi’ar Allah yang istimewa, tentu saja idul fitri memiliki muatan makna dan kandungan hikmah yangbanyak dan istimewa pula, dan yang sangat kita butuhkan sebagai bekal utama dalam perjalanan hidup kita selanjutnya pasca Ramadhan. Dan dalam kesempatan khutbah kali ini, sayaingin mengajak para jamaah dan seluruh kaum muslimin dan muslimat untuk mentadabburi dan merenungkan tentang beberapahikmah besar di balik momentum syi’ar hari rayaidul fitri ini. 1. Hikmah Kegembiraan dan Kesyukuran Hikmah pertama yang sangat menonjol dari momen idul fitri adalah hikmah kegembiraan dan kesyukuran. Ya, semua kita bergembira dan bersukaria saat menyambut Idul Fitri seperti sekarang ini. Dan memang dibenarkan bahkan disunnahkan kita bergembira, berbahagia dan bersukacita pada hari ini. Karena makna dari kata ‘ied itu sendiri adalah hari raya, hari perayaan, hari yang dirayakan. Dan perayaantentu identik dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah menegaskan itu dalam hadits shahihnya.
  • 3. ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ي‬ ِ‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬“ٍ‫ْف‬‫ع‬ ِ‫ض‬ ‫َة‬‫ئ‬‫ا‬ِ‫م‬‫ْع‬‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ ْ‫م‬َ‫أ‬ ُ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫َف‬‫ع‬‫َا‬‫ض‬ُ‫ي‬ َ‫م‬َ‫د‬‫آ‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ُّ‫ل‬ُ‫ك‬ )‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ط‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬ َ‫ْو‬‫ه‬َ‫ش‬ ُ‫ع‬َ‫د‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ ِ‫ز‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ ُ‫ه‬‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫م‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ ‫ه‬‫َّل‬ِ‫إ‬( ‫ه‬‫ل‬َ‫ج‬َ‫و‬ ‫ه‬‫ز‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ه‬‫ص‬‫ل‬ِ‫ل‬ِ‫ه‬ِّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ء‬‫ا‬ََِ‫ل‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ٌ‫ة‬َ‫ح‬ْ‫ر‬َ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ ِ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ٌ‫ة‬َ‫ح‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ ِ‫َان‬‫ت‬َ‫ح‬ْ‫ر‬َ‫ف‬ ِ‫م‬ ِ‫ك‬ْ‫س‬ِ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫يح‬ ِ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫د‬ْ‫ن‬ِ‫ع‬ ُ‫ب‬َ‫ي‬ْ‫ط‬َ‫أ‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫وف‬ُ‫ل‬ُ‫خ‬َ‫ل‬َ‫و‬”.)‫عليه‬ ‫ّفق‬‫ت‬‫(م‬ Dari AbuHurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata;Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman; ‘Selain puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku-lahyang langsung akan memberinyapahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannyakarena-Ku.’ Dan bagi orang yang berpuasa ada dua momen kegembiraan: kebahagiaan ketikaia berbuka(baca: berhari rayafitri), dan kegembiraan lain ketikaia bertemudengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada aroma kesturi.” (HR. Muttafaq ’alaih). Tapiyang perlu menjadi perenungan, introspeksi dan pertanyaankita adalah: kegembiraan seperti apakah yang harus kita miliki dan tunjukkan pada hari rayafitri seperti saat ini? Dan jawabannya bahwa, kegembiraan yangharus kita miliki dan rasakan haruslah merupakan kegembiraan syukur kepada Allah yang telah mengkaruniakan taufiq kepada kita untuk bisa mengoptimalkan pengistimewaan Ramadhan dengan amal-amal yang serba istimewa, dalam rangka menggapai taqwa yang istimewa. Dan bukan kegembiraan lainnya misalnya yang muncul karena merasa telah lepas dari Ramadhan yangdisikapi sebagai bulan beban yang serbamemberatkan, mengekang dan membelenggu! Itulah kebembiraan kita sebagai orang beriman: gembira karena ketaatan, kebaikandan kesalehan. Dan bukan gembira karenasebaliknya, karena kemaksiatan, keburukandan kejahatan. Sepertiyang terjadi di zaman modern seperti sekarang ini, dimana banyak orang yangjustru gembira dan bangga dengan kemaksiatan dan penyimpangannya. Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa, “ٌ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ،ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ئ‬ِّ‫ي‬َ‫س‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ َ‫و‬ ،ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬‫ه‬‫ر‬َ‫س‬ ْ‫ن‬َ‫م‬”.)‫براني‬ّ‫ط‬‫ال‬ ‫(رواه‬ ”Barangsiapa bersenang hati dengan amal kebaikannya, dan bersedih hati dengan keburukanyang diperbuatnya, maka berarti dia orang beriman” (HSR Ath-Thabrani). Begitu pula kegembiraan orang berima adalah kegembiraan karena syukur atas berbagai kenikmatan Allah yang tak terhitung. Sepertifirman-Nyayang artinya): “Dan jika kamu mau menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya” (QS. Ibrahim [14]:34; QS. An-Nahl [16]: 18). Dan nikmat yangpaling utama tentulah nikmat hidayah, nikmat keimanan, nikmat keislaman dan nikmat ketaatan. 2. Hikmah Ketauhidan, Keimanan dan Ketaqwaan
  • 4. Dalam menyambut ‘Iedul Fithri, disunnahkan bagi kita untuk banyak mengumandangkan takbir, tahlil, tasbih dan tahmid sebagai bentuk penegasan dan pembaharuan deklarasiiman dan tauhid. Itu berartibahwa identitas iman dan tauhid harus selalu kita perbaharui dan kitatunjukkan, termasuk dalam momen-momen kegembiraan dan perayaan, dimana biasanya justru kebanyakanorang lalai dari berdzikir dan mengingat Allah. “… dan hendaklah kamu mencukupkanbilangannya (puasa Ramadhan), dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nyayangdiberikan kepadamu, dan supayakamu (lebih) bersyukur” (QS. Al-Baqarah: 185). Sepertijuga yang diperintahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, saat memperoleh karunia kenikmatan puncak yang telah diidam-idamkan selama bertahun-tahun oleh beliau dan para sahabat, berupa kemenangan dakwah Islam yang gilang gemilang, penaklukkankotaMekkah dan berbondong-bondongnyamasyarakat Jazirah Arab dalam memeluk Islam. Dimana dalam rangka mensyukuridan merayakankemenangan puncak itu, beliau justru diperintahkan untuk bertasbih, bertahmid dan beristighfar. “Apabila telah datang pertolonganAllah dan kemenangan (penaklukan Mekkah).Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka (sebagai bentuk syukur) bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan beristighfarlahkepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat” (QS. An-Nashr: 1-3). Nah jika kita tetap banyak bertakbir, bertasbih, bertahmid dan bertahlil serta berdzikir mengagungkan Allah, pada momen kemenangan, keberhasilan, kegembiraan dan perayaan – yang biasanya melalaikan – maka harapannya, pada momen-momen dan kesempatan-kesempatan lain, insyaa-allah akan lebih mudah lagi bagi kita untuk bisa menjaga dan melakukan itu semua. Maka ma’asyiral muslimin, setelah ditempa dan ditarbiyahdi bulan keimanan, dan dengan bekal taqwa lebih istimewa yangtelah kita raih darinya, marilah dalam perjalanan hidup selanjutnya, kita jaga, kita buktikan dan kita tunjukkan selalu identitas keimanan, keislaman, ketaqwaan dan kedekatankita dengan Allah ‘Azza wa Jalla. Karena itulah buktibahwa, kita telah berhasil dan sakses dalam menjalani ibadah puasa beserta seluruh rangkaian amal ibadah yang menyertainyaselama bulan Ramadhan. Bukankah tujuan dan goal utama dari ibadah Ramadhan adalah untuk mendapatkan ijazah taqwa ? “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu (lebih) bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 183). Oleh karena itu, selepas Ramadhan ini, dan pada momen iedul fitri ini, kita harus terlahir kembali menjadi pribadi-pribadi muslim dan muslimah baru yang lebih murni tauhidnya, lebih indah
  • 5. imannya, dan lebih istimewa taqwanya, bagi kehidupan yang lebih islami dan lebih baik, dalam diri pribadi, dalam keluarga, dalam masyarakat, bangsa dan negara. 3. Hikmah Kefitrahan Biasa juga dikatakanbahwa, dengan hadirnya Iedulfitri berartikita kaum muslimin kembali kepada fitrah, kembali kepadakesucian. Dan itu benar. Karena jika benar-benar dioptimalkan, maka Ramadhan dengan segala amaliah istimewanya adalah salah satu momentum terbaik bagi peleburan dosa dan penghapusan noda yang mengotori hati dan jiwa kita serta membebani diri kita selama ini. َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬“ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬‫ه‬‫د‬َََ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ ْ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬”.)‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫ّفق‬‫ت‬‫(م‬ Dari AbuHurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscayadiampuni dosa- dosanyayang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih). َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬“ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬‫ه‬‫د‬َََ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ ْ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬”.)‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫هفق‬‫ت‬‫(م‬ Dari AbuHurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa melakukan qiyamullail pada bulan Ramadlan karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanyayang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih). َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِّ‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ ْ‫َن‬‫ع‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ي‬ ِ‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬“َ‫م‬‫ه‬‫د‬َََ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ ْ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬‫ي‬ِ‫إ‬ ِ‫ر‬ْ‫د‬ََْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬”.)‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫هفق‬‫ت‬‫(م‬ Dari AbuHurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Barangsiapa yang melakukan qiyamullailpada (malam) lailatul qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka niscayaakan diampuni dosa-dosanyayang telah lalu… “ (HR. Muttafaq ‘alaih). Nah setelah kebersihan diri, kesucian jiwa dan kefitran hati itu kitadapatkan kembali, sehingga kita menjadi bak bayisuci yang baru dilahirkan ibunya, atau ibarat lembar kertas putih nan bersih, marilah pada hari rayafitri ini kitatuluskan niat, bulatkan tekad dan kuatkan semangat untuk menjaga kebersihan, kesuciandan kefitrahanitu seterusnyadalam hidup kita. Sehingga sebisa mungkin jangan lagi kembali kepada dosa-dosa yang akan membuat noda-noda baru. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan, taufiq dan hidayah-Nyakepada kita semua. Aamiin. 4. Hikmah Kepedulian Islam adalah agama peduli. Oleh karenanyauammatnyapun adalah ummat peduli. Dan sifat serta karakter kepedulian itu begitu tampak nyata dan terbukti secaramencolok selama bulan mulia yang baru saja berlalu. Dimana semangat berbagi dan spirit memberi melaui sunnah berinfak dan bersedekahserta kewajiban berzakat, begitu indah menghiasi hari-hari penuh peduli sepanjang bulan Ramadhan. Dan itu semua tidak lain dalam rangka meniru dan mencontohketeladanan terbaik dari Baginda Rasul tercinta shallallahu ‘alaihi wasallam. َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫اس‬‫ه‬‫ب‬َ‫ع‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ ْ‫َن‬‫ع‬ٍ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ِّ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬‫ا‬ََْ‫ل‬َ‫ي‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬َ‫و‬ ُ‫ل‬‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬ ُ‫ه‬‫ا‬ََْ‫ل‬َ‫ي‬ َ‫ن‬‫ي‬ ِ‫ح‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫د‬ َ‫و‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ك‬َ‫و‬ ِ‫اس‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ َ‫د‬ َ‫و‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ِّ‫ر‬‫ال‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ُ‫د‬ َ‫و‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ِ ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َ‫ن‬‫آ‬ْ‫ر‬َُْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ه‬ُ‫س‬ ِ‫َار‬‫د‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ َ‫ن‬‫َا‬‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬‫ا‬ ِ‫يح‬.)‫ْه‬‫ي‬َ‫ل‬‫ع‬ ‫هفق‬‫ت‬‫(م‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ل‬
  • 6. Dari Ibnu ‘Abbas berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan, lebih-lebih pada bulan Ramadlan ketikamalaikat Jibril ‘alaihis salam menemuinya, dan adalah Jibril ‘alaihis salammendatanginya setiap malam di bulan Ramadlan, untuk bertadarus AlQur’an dengan beliau. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jauh lebih ermawan dengan kebajikan daripada angin yang bertiup (HR. Muttafaq ‘alaih). Dan kewajiban kitasekarang, di hari fitri ini, adalah menjaga keistiqamahan dengan melanjutkan semangat berbagi dan karakter memberisebagai bukti taqwa ini, pasca Ramadhan pada hari-hari kehidupan kita selanjutnya. Karena bukankan kita berbagi adalah dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan? Bukankah kita memberi adalah untuk mereka-merekayang menunggu uluran tangan? Bukankah kitaberinfak, bersedekahdan berzakat, disamping untuk melaksanakan sunnah dan menunaikan kewajiban, adalah untuk menutup kebutuhan ummat dan memenuhi kemaslahatan Islam? Nah jika pasca Ramadhan kita berhenti berbagi dan memberi, apakah berartibahwa, semua yangmembutuhkan kepedulian kita itu hanya ada di bulan Ramadhan, dan langsung hilang tanpa sisa begitu bulan suci berakhir? Tentusaja tidak! Maka mari kita jaga dan pertahankan hikmah kepedulian ini, sebagai bukti taqwa dan sekaligus wujud syukur yangtelah kita raih melalui seluruh amaliah Ramadhan yang baru saja berlalu. 5. Hikmah Kebersamaan dan Persatuan Selama Ramadhan, suasana dan nuansa kebersamaan serta persatuan ummat begitu kental, begitu terasa dan begitu indah. Mengawali puasa bersama-sama (seharusnya dan sewajibnya), bertarawih bersama (disamping jamaah shalat lima waktu juga lebih banyak selama Ramadhan), bertadarus bersama, berbukabersama, beri’tikaf bersama, berzakat fitrah bersama, dan beriedul fitri bersama (semestinya!). Dan hal itu karena memang ibadah dan amaliah Ramadhan serta ‘Iedul Fithri adalah bersifat jama’iyah, kolektif, danserba bersama-sama. Tidak bisa dan tidak bolehsendiri-sendiri. َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫م‬‫ه‬‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ ‫ه‬‫اَّلل‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ‫ص‬ ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬“َ‫ن‬‫و‬ُّ‫ح‬َ‫ض‬ُ‫ت‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ‫ى‬َ‫ح‬ْ‫ض‬َ ْ‫اْل‬َ‫و‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ط‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ُ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬َ‫ت‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬”َ‫ر‬‫ه‬‫س‬َ‫ف‬َ‫و‬ ‫ى‬َ‫س‬‫ي‬ِ‫ع‬ ‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ا‬َََ‫ف‬ َ‫يث‬ِ‫د‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ُ‫ْض‬‫ع‬َ‫ب‬‫ماج‬ ‫وابن‬ ‫داود‬ ‫وأبو‬ ّ‫ّرمذي‬‫ت‬‫ال‬ ‫(رواه‬ ِ‫اس‬‫ه‬‫ن‬‫ال‬ ِ‫م‬ْ‫ُظ‬‫ع‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ر‬ْ‫ط‬ِ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫م‬ ْ‫و‬‫ه‬‫ص‬‫ال‬ ‫ه‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ه‬ ‫ى‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬‫ه‬‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫ل‬‫حه‬ّ‫ح‬‫وص‬ ،‫ة‬ .)ّ‫واْللباني‬ ‫شاكر‬ ‫أحمد‬ Dari AbuHurairah bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: ” Berpuasa itu adalah pada hari dimana kalian semua berpuasa (secara bersama-sama), dan beriedulfitri itu adalah pada hari dimana kalian semua beeiedulfitri (secara bersama-sama), demikian juga dengan Iedul Adlha, yaitupada hari dimana kalian semuanya beriedul adha (secara bersama-sama).” (HR Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah; dishahihkan oleh Ahmad Syakir dan Al-Albani. Imam Abu ‘Isa At-Tirmidzi
  • 7. berkata: sebagian ulama menafsirkan hadits ini bahwa maksudnya, sesungguhnya shaum dan iedul fitri (dan juga iedul adha – pen.) itu (harus) bersama jama’ah dan mayoritasummat manusia (ummat Islam). Oleh karena itu kita semua patut bergembiradan bersyukur setiapkali bisa memulai puasa Ramadhan secara serempak, berbareng dan bersama-sama, tanpa ada perbedaan dan perselisihan yang berarti( kecualidari beberapa kelompok kecilUmmat yang tetap “istiqamah” dengan pilihan “madzhab” uniknyamasing-masing). Begitu pula dalam berbahagia menyambut dan merayakan ‘Iedul Fitri atau ‘Iedul Adha, saat terjadi secaraserempak. Dimana nuansa kebersamaandan persatuan terasa begitu indah. Suasana kegembiraan dan rasa kebahagianpun tampak demikian total dan seakan sempurna. Dan itulah memang esensi dan hakekat makna berhari rayadan beriedul fitri. Meskipun sebenarnyamasih ada saja yangmengganjal dan terasakurang plong. Yaknikarena terjadinyakebersamaan dan kesamaan dalam penetapan awal Ramadhan dan atau ‘Iedul Fitri serta ‘Iedul Adha khusus di negeri ini sampai detik ini, masih bersifat by accident (baca: by ketepatandan kebetulan, dimana secara ketepatandan kebetulan, baik penganut madzhab hisab maupun rukyah sama-sama menetapkan keputusan yang sama.), dan belum bersifat by design(baca: by kesepakatan antar seluruh atau mayoritaskaum muslimin bersama Pemerintah berdasarkan pola dan kaidah penyatuan tertentu). Padahal kondisi terakhir inilah yang wajib terjadi, dan yang selama ini masih selalu sangat kita harap-harap, tunggu-tunggu dan angan-angankan. Karena sebelum tercapainyasebuah pola kesepakatantertentu itu, berdasarkan fikihtoleransi dan kompromi disamping tentu keluasan wawasan, kelapangan dada, kedewasaan sikap dan semangat penyatuan, maka perbedaan dan perselisihan – di tataran penerapan – masih selalu saja sangat mungkin terjadi sewaktu-waktu, ketikahilal berada pada posisi yang “tidak aman”. Sehingga terjadinyaperbedaan dan perselisihan itupun akan selalu terulang lagi dan lagi. Dan, akibatnya, dengan perselisihan yang belum mampu ditoleransikandan dikompromikan itu, ibadah-ibadah yang semestinya menjadi syi’ar ukhuwah, kebersamaan dan persatuan kaum muslimin tersebut, justru bisa berubah menjadi simbol ananiyah (egoisme), ‘ashabiyah (fanatisme) dan perpecahan antar kelompok-kelompok Umat. Maka marilah hikmah kebersamaandan persatuan yang menjadi salah satu ruh ibadah Ramadhan dan esensi iedul fitriini, kita jaga, pertahankan dan tingkatkan terus, sehingga benar-benar menjadi karakter tetapdiri kita sebagai kaum mukminin yang senantiasa bersaudara secara harmonis dan mesra. ”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalahkepada Allah, supayakamu mendapat rahmat” (QS. Al-Hujuraat: 10).
  • 8. Dan tentu kita semua tahu dan sadar bahwa, persaudaraan, kebersamaan serta persatuan adalah bagian terpenting dari pilar kekuatandan kekokohanummat Islam, yang wajib terusmenjadi idealita dan cita-citasetiap kita untuk direalisir dan diwujudkan. Itulah 5 hikmah penting dari amaliah ibadah Ramadhan dan keindahan iedul fitri yang seharusnya kita nikmati dan dapatkan. Semoga kita semua selalu bisa meraup bagian terbaik dan terbanyak dari hikmah-hikmah besar itu. Dan selanjutnya terus bisa mempertahankan dan meningkatkannya. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin