SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  70
Télécharger pour lire hors ligne
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan lingkungan strategis global dan domestik pada sektor pertanian
secara langsung maupun tidak langsung telah dan akan mempengaruhi pembangunan
pertanian nasional maupun wilayah spesifik lokasi. Mencermati dinamika perubahan
lingkungan strategis tersebut, program dan kegiatan pengkajian dan pengembangan
teknologi spesifik lokasi diarahkan untuk merakit berbagai inovasi pertanian spesifik
agroekosistem yang menghasilkan produk berdaya saing tinggi baik di pasar domestik
maupun internasional. Ini dilakukan dalam rangka mengakselerasi pembangunan
pertanian wilayah, dengan mengembangkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
berbasis sumberdaya lokal.
Tahun 2015, merupakan tahun awal dari operasional strategi pembangunan
pertanian dalam kurun waktu lima tahunan (2015-2019).Secara umum, arah kebijakan
pembangunan pertanian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2015-2019 antara lain:
1. Meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatanproduktivitas dan
perluasan areal pertanian.
2. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditi pertanian.
3. Meningkatkan produksi dan diversifikasi sumber daya pertanian.
4. Pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati.
5. Memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Sebagai institusi pusat yang berada di daerah dan merupakan ujung tombak
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) dalam
melakukan pengkajian bidang pertanian, maka Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sumatera Selatan pada Tahun 2015 tetap berperan aktif dalam menumbuhkan
inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah melalui
impementasi kegiatan-kegiatannya(Peraturan Menteri Pertanian
No:20/Permentan/OT.140/3/2013). Hal ini terkait dengan arah, visi, misi, dan sasaran
utama pembangunan pertanian dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP)
2015-2045, dimana pembangunan pertanian sebagai motor penggerak pembangunan
nasional, dan penempatan sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan
kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan pertanian yang bermartabat, mandiri,
maju, adil dan makmur. Diyakini, bahwa berkembangnya sektor pertanian yang maju
2
akan mendorong berkembangnya sektor lain, terutama sektor hilir (agriculture
industries and services) yang maju pula.
Laporan Akhir Tahun BPTP Sumsel ini disusun untuk menginformasikan
implementasi pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel selama Tahun 2015. Laporan ini pun
tentunya dapat dijadikan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan lain yang sejenis agar
lebih baik lagi di masa mendatang.
1.2. Tugas, Visi dan Misi BPTP Sumatera Selatan
1.2.1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/2006, BPTP
Sumsel mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian, perakitan dan
pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Beberapa fungsi yang
diselenggarakan oleh BPTP Sumsel untuk melaksanakan tugasnya antara lain:
a. Pelaksanaan inventarisasi dan indentifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik
lokasi
b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi
c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta
perakitan materi penyuluhan
d. Menyiapkan kerja sama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi
pertanian tepat guna spesifik lokasi
e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan
teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai
1.2.2. Visi
Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia
dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan.
1.2.3. Misi
a. Merakit, menguji dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul berdaya
saing mendukung pertanian bio-industri.
b. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatan
scientific recognition dan impact recognition.
3
1.3. Struktur Organisasi
Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BPTP Sumatera Selatan yang
merupakan unit kerja Eselon IIIa, berada di bawah lingkup Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Dalam pelaksanaan kegiatan, secara
struktural Kepala Balai dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Sub Bag. TU),
kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP). Secara fungsional dibantu
oleh Tim Program dan 4 (empat) Kelompok Pengkaji (kelji) yang terdiri dari: (1). Kelji.
Sumberdaya, (2). Kelji. Budidaya, (3). Kelji. Pasca Panen dan (4). Kelji. Sosial Ekonomi.
Tugas penelitian dan pengkajian dari masing-masing kelji berbeda-beda, namun saling
mendukung dan bekerjasama. Pada SeksiKSPP terdapat unsur penting yang
mendukung pelaksanaan kegiatan yaitu kebun percobaan (KP), laboratorium dan
perpustakaan.
Sub Bag. TU bertugas dalam urusan administrasi, keuangan, kepegawaian dan
rumah tangga Balai. Seksi KSPPbertugas dalam penyiapan dan pengelolaan informasi,
komunikasi, diseminasi hasil penelitian dan pengkajian (litkaji), sarana laboratorium
dan sarana lapangan. Dalam tugasnya Kepala Balai dibantu Tim Program dalam
menyiapkan, penyusunan dan perumusan program litkaji. Tim Program bekerjasama
dengan Kelji yang didukung oleh Seksi KSPP dan Sub Bag. TU.
Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sumatera Selatan
Kepala
Ka. Sie KSPP
Ka. Sub Bag. TU
Kelji Sosial
Ekonomi
Kelji Pasca
Panen
Kelji
Budidaya
Kelji
Sumberdaya
4
1.4. Sarana dan Prasarana
Keberhasilan pelaksanaan penelitian dan pengkajian perlu ditunjang dengan
tersedianya sarana dan prasarana. Kantor BPTP Sumsel berada di atas lahan seluas
5.100 m2
. Di tanah ini berdiri beberapa gedung yang difungsikan untuk kegiatan
administrasi dan tenaga fungsional dengan luas lantai dasar 369,36 m2
, gedung
keuangan 178,22 m2
, gedung pelayanan teknis (laboratorium, perpustakaan) dengan
luas lantai dasar 470,69 m2
, luas garasi kendaraan bagian bawah 173,46 m2
dengan
bagian belakang berlantai dua, Pos Satpam 36,19 m2
, gudang 78,59 m2
, menara air
14,34 m2
dan luas aula 648,65 m2
.
Kebun Percobaan Kayuagung dengan luas lahan 26,6 ha, status tanahnya
adalah hak guna pakai. Berada di Desa Sidakersa Kecamatan Kota Kayu Agung
Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan agroekosistem Lebak. Kebun ini dapat
dijangkau dengan mudah dari Palembang dengan kendaraan roda empat. Berada di
tepi jalan Trans Sumatera. Berdasarkan tipenya maka KP ini memiliki lahan lebak
dalam 49,4%, lebak tengahan 19,4% dan lebak dangkal 31,2% dari luas lahan. Kebun
ini berada pada ketinggian 31 m di atas permukaan laut. Adapun KP. Karang Agung
dengan luas 20 ha, status tanahnya adalah pinjaman. Berada di Desa Sukamulia
Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin. Untuk menjangkau kebun ini, setelah
mengendarai kendaraan roda empat dari Palembang kurang lebih 3,5 jam, maka
dilanjutkan dengan menggunakan speed boat selama 30 menit. Agroekosistem kebun
ini pasang surut, bertipe luapan B/C yang berada pada ketinggian 29 m di atas
permukaan laut.
Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, maka di lingkup BPTP Sumsel saat ini
terdapat 8 kendaraan dinas roda empat, sedangkan fasilitas lapangan terdiri dari alat
angkut bermotor roda tiga 4 unit, traktor tangan 4 unit, Transplanter 1 unit, perontok
gabah 2 unit, box dryer 2 unit dan ditunjang dengan beberapa fasilitas untuk
pengolahan benih.
Lebih lanjut mengenai keadaan kekayaan barang bergerak lingkup BPTP
Sumatera Selatan sampai akhir tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
5
Tabel 1. Keadaan Kekayaan Barang Bergerak yang Dikelola Lingkup BPTP
Sumatera Selatan tahun 2015
No Jenis Kendaraan No. Polisi Pemakai Keterangan
1. Suzuki Vitara BG.1501 LZ Ka. Balai Kendaraan R.4
2. Toyota Kijang BG.2194LZ Pool Kendaraan Kendaraan R.4
3. Toyota Kijang BG.1472MQ Pool Kendaraan Kendaraan R.4
4. Toyota Kijang BG.1073 RZ Pool Kendaraan Kendaraan R.4
5. Toyota Kijang - Pool Kendaraan Kendaraan R.4
6. Toyota Hilux B.9158 DQ Pool kendaraan Kendaraan R.4
7. Toyota Hilux Pickup BG 9505 MZ Pool kendaraan Kendaraan R.4
8. Toyota Hilux Pickup F 8466 A KP. Kayuagung Kendaraan R.4
9. Yamaha YT 115 BG. 6291 NZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.2
10. Yamaha YT 115 BG. 6292 NZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.2
11. Suzuki Trail BG. 5849 NZ KP. Karang Agung Kendaraan R.2
12. Yamaha YT 115 BG. 6295 NZ Susno (RT) Kendaraan R.2
13. Yamaha YT 115 BG. 6294 NZ M. Arif Sidik P Kendaraan R.2
12. Yamaha YT 115 BG. 6290 NZ Juwedi Kendaraan R.2
13. Yamaha YT 115 BG. 6293 NZ Tukiran Kendaraan R.2
14. Viar BG 6414 PZ KP Kayuagung Kendaraan R.3
15 Viar F 5371 A KP Kayuagung Kendaraan R.3
16. Viar F 5398 A KP Kayugung Kendaraan R.3
17. Viar BG 6415 P2 KP Karang Agung Kendaraan R.3
18. Suzuki A100 BG 5844 NZ Pool Kendaraan R.2
1.5. Sumber Daya Manusia
Untuk menjalankan program dalam wujud beberapa kegiatan, BPTP Sumsel
memiliki sumber daya manusia sebanyak 82 orang, yang menyebar di kantor BPTP
Sumsel 64 orang, KP. Kayuagung 12 orang dan KP. Karang Agung 6orang. Ditinjau dari
tingkat pendidikannya, saat ini terdapat 3 orang yang berpendidikan strata 3;18 orang
berpendidikan strata 2 dan 33 orang berpendidikan strata 1. Pegawai yang
berpendidikan Diploma (2-4) sebanyak 6orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 18
orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 2 orang dan yang berpendidikan Sekolah
Dasar 2 orang.
Bila dilihat dari fungsinya, maka SDM yang sudah memiliki fungsional peneliti
19 orang, fungsional penyuluh 10 orang, fungsional pustakawan 1 orang, fungsional
tehnisi litkayasa 1 orang dan fungsional umum 53 orang. Untuk meningkatkan kinerja
pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan
SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan dengan menyekolahkan staf ke jenjang
yang lebih tinggi. Ini sudah merupakan komitmen Balitbangtan untuk meningkatkan
kemampuan SDM melalui pendidikan tinggi. Saat ini terdapat satu orang staf peneliti
6
yang mengikuti pendidikan Strata3 dan dua orang yang mengikuti pendidikan Strata 2.
Berikut rekapitulasi pegawai menurut beberapa kriteria per Desember 2015.
Tabel 2. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan Ruang per Desember 2015
No Golongan Ruang
A B C D Jumlah
1 Golongan I 2 - 2
2 Golongan II 3 3 3 5 14
3 Golongan III 12 20 10 11 53
4 Golongan IV 9 2 2 - 13
Total 24 25 17 16 82
Tabel 3. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan/Ruang dan Pendidikan Akhir
per Desember 2015
No Gol/Ruang S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah
1 I/c 2 2
2 I/d - -
3 II/a 2 1 3
4 II/b 2 1 3
5 II/c 1 2 3
6 II/d 1 4 5
7 III/a 6 2 1 3 12
8 III/b 3 11 1 5 20
9 III/c 5 5 10
10 III/d 1 3 7 11
11 IV/a 2 5 2 9
12 IV/b 1 1 2
13 IV/c 1 1 2
Jumlah 3 18 33 2 4 18 2 2 82
Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan dan Kelompok Umur per
Desember2015
NO Gol/
Ruang
21-25
tahun
26-30
tahun
31-35
tahun
36-40
tahun
41-45
tahun
46-50
tahun
51-55
tahun
56-60
tahun
Jumlah
1 I 2 2
2 II 1 2 2 5 4 14
3 III 5 11 2 9 9 11 7 54
4 IV 1 1 6 4 12
Jumlah 6 13 2 12 15 23 11 82
7
Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan dan Pendidikan Akhir per
Desember 2015
NO Gol/
Ruang
S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah
1 I 2 2
2 II 2 10 2 14
3 III 1 11 29 2 2 8 53
4 IV 2 7 4 13
Jumlah 3 18 33 2 4 18 2 2 82
Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional per Desember
2015
No. Nama Fungsional Jumlah
1. Peneliti 19
2. Penyuluh 10
3. Pustakawan 1
4. Teknisi Litkayasa 1
Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Peneliti per
Desember 2015
Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Penyuluh
per Desember 2015
No. Nama Fungsional Jumlah
1 Penyuluh Pertanian Madya 3
2 Penyuluh Pertanian Muda 3
3 Penyuluh Pertanian Pertama 4
4 Penyuluh Terampil Penyelia 0
5 Penyuluh Terampil Pelaksana L 0
6 Penyuluh Terampil Pelaksana 0
7 Penyuluh Terampil Pelaksana P 0
8 Penyuluh Non Klasifikasi 0
Jumlah 10
No. Nama Fungsional Jumlah
1. Peneliti Utama 0
2. Peneliti Madya 5
3. Peneliti Muda 10
4. Peneliti Pertama 4
5. Peneliti Non Klasifikasi -
Jumlah 19
8
Tabel 9. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Pustakawan
No. Nama Fungsional Jumlah
1 Pustakawan Pertama 1
Jumlah 1
Tabel 10. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Litkayasa
No. Nama Fungsional JUMLAH
1 Teknisi Litkaya Pemula 1
Jumlah 1
Tabel 11. Rekapitulasi Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
per Desember 2015
No
Jenis
kelamin
20-25
Tahun
26-30
Tahun
31-35
Tahun
36-40
Tahun
41-45
Tahun
46-50
Tahun
51-55
Tahun
56-60
Tahun
Jumlah
1 Laki-Laki 2 4 6 12 17 6 47
2 Perempuan 4 9 2 6 3 6 5 35
Jumlah 6 12 4 11 19 27 2 82
Tabel 12. Rekapitulasi Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Golongan/Ruang
perDesember 2015
No Golongan
Jenis Kelamin
JumlahLaki-Laki Perempuan
1 I/c 2 - 2
2 I/d - - -
Jumlah Gol. I 2 - 2
3 II/a 3 - 3
II/b 3 3
4 II/c 2 1 3
5 II/d 5 - 5
Jumlah Gol. II 13 1 14
6 III/a 5 7 12
7 III/b 9 11 20
8 III/c 2 8 10
9 III/d 7 4 11
Jumlah Gol. III 23 30 53
10 IV/a 7 2 9
11 IV/b 1 1 2
12 IV/C 1 1 2
Jumlah Gol. IV 9 4 13
Total 82
9
Tabel 13. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan, Pendidikan Akhir dan
Jenis Kelamin per Desember 2015
No Golongan
/Ruang
Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin
S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah
L P L P L P L P L P L P L P L P
1 GOL. I - - - - - - - - - - - - - - 2 - 2
2 GOL. II - - - - - - - - 1 1 10 - 2 - - - 14
3 GOL. III 1 - 3 9 10 19 1 1 2 - 6 2 - - - - 54
4 GOL. IV 1 1 6 - 2 2 - - - - - - - - - - 12
Jumlah 2 1 9 9 12 21 1 1 3 1 16 2 2 - 2 - 82
10
II. HASIL KEGIATAN
2.1. Sub Bagian Tata Usaha
2.1.1. Pendidikan dan Latihan
Untuk meningkatkan pendidikan tenaga peneliti dan non peneliti telah
dilakukan berbagai upaya melalui jalur formal dengan biaya pemerintah maupun
dengan biaya sendiri. Jenjang pendidikan yang diikuti adalah S2 dan S3 dengan
berbagai disiplin Ilmu seperti terlihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Pegawai BPTP Sumsel yang sedang mengikuti pendidikan Tahun 2015
No Nama Program Jurusan Tempat Sumber
Biaya
Tahun
mulai
Tahun
Selesai
1. Ir. Yustisia, Msi S3 Agronomi UGM
Yogyakarta
Balitbangtan 2006 2015
2. Budi Rahardjo,
STP MSi
S3 Tek.Industri
Pertanian
UNSRI
Palembang
Pribadi 2011
3. Ir. Dedeh
Hadiyanti
S2 Agronomi UNSRI
Palembang
Pribadi 2011 2015
4. Susilawati, SP S2 Agronomi UNSRI
Palembang
Pribadi 2011 2015
5. Herwenita, SP S2 Community
Development
UPLB
Filipina
Balitbangtan 2013
6. Drh. Aulia Evi S S2 Budidaya
Ternak
UGM
Yogyakarta
Balitbangtan 2013 2015
7. Agus Suprihatin,
SP, M.Sc
S3 Ilmu Tanah UGM
Yogyakarta
Balitbangtan 2015
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Penanggung Jawab
Kepegawaian pada tahun anggaran 2015 sejak triwulan I sampai pada triwulan
IVadalah sebagai berikut : 1) Kenaikan Gaji Berkala, 2) Kenaikan Pangkat, 3)
Pembuatan Karpeg, 4) Taspen, 5) Pembuatan Karis dan Karsu dan 6) Pembuatan
Askes.
Untuk pengoperasian Software SIMPEG, pada tahun anggaran 2015telah
dapat dilaksanakan dengan baik, dengan demikian diharapkan dalam penampilan dan
penyajian data-data kepegawaian dapat lebih akurat dan cepat seperti penampilan
daftar Nominatif pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, umur, pangkat/golongan
dan Eselon, penampilan jadwal kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala, masa
pensiun dan pembebasan sementara jabatan fungsional.
11
2.1.2. Perlengkapan
Perlengkapan BPTP Sumatera Selatan meliputi barang tidak bergerak dan
barang bergerak. Barang tidak bergerak antara lain meliputi tanah dan bangunan,
sedangkan barang bergerak berupa kendaraan dan alat mesin lainnya.
Pada tahun 2015 telah dilakukan renovasi pada gedung BPTP Sumsel yaitu
berupa pergantian atap dan plavon gedung pelayanan teknis serta renovasi pintu
gedung utama.
2.1.3. Keuangan
Anggaran BPTP Sumsel dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA Tahun
Anggaran 2015 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia.Untuk menjalankan
kegiatan tersebut di atas, pada tahun 2015 anggaran pada DIPA BPTP Sumsel sebesar
Rp. 22.882.773.000,- yang terdiri dari: 1). Belanja Pegawai Rp 5.542.882.000,- 2).
Belanja Barang Rp 16.111.491.000 dan 3) Belanja Modal Rp 1.228.400.000,-.Apabila
dana tersebut dirinci menurut jenis belanjanya, maka persentase realisasi belanja
pegawai sebesar 99,06%, belanja barang 94,77% dan belanja modal 93,58% seperti
pada tabel berikut
Tabel 15. Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP Sumsel Tahun 2015
No. Jenis PAGU (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%)
1. Belanja Pegawai 5.542.882.000,- 5.490.914.376,- 99,06
2. Belanja Barang 16.111.491.000,- 15.268.535.777,- 94,77
3. Belanja Modal 1.228.400.000,- 1.149.543.500,- 93,58
Jumlah 22.882.773.000,- 21.908.993.653,- 95,74
Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP tahun 2015 tersebut sebesar
95,74%. Realisasi belanja barang dan modal tersebut tidak terealiasi seluruhnya
dikarenakan adanya revisi anggaran. Selain itu adanya kesediaan petani untuk
melakukan sharing dalam pelaksanaan kegiatan sehingga terjadi penghematan dana.
Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan
dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(RKA-KL).
12
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan juga menyetorkan hasil
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2015 sebesar Rp 283.577.200,- yang
terdiri dari penerimaan fungsional dan penerimaan umum dengan rincian seperti pada
Tabel 16 berikut
Tabel 16. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPTP Sumsel Tahun 2015
No. Penerimaan Jumlah (Rp)
1. Fungsional
- KP. Kayuagung 9.540.000,-
- KP. Karangagung 47.001.000,-
- Unit Pengelolaan Benih Sumber 179.659.500,-
Jumlah penerimaan fungsional 236.200.500,-
2. Jumlah Penerimaan umum 47.376.700,-
Jumlah PNBP 283.577.200,-
Dari PNBP tersebut, maka sebesar 83,30% bersumber dari penerimaan fungsional dan
16,70% diperoleh dari penerimaan umum.
Selain dari DIPA, terdapat tiga kegiatan (Kerjasama Kemitraan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Spesifik Lokasi (KKP3SL) yang didanai dari Sustainable
Management of Agricultural Research and Technology Dissemination (SMARTD)
yaitusebesar Rp 417.260.000,-, terdiri dari kegiatan :
1. Kajian Pengolahan Buah Pisang Local Untuk Meningkatkan Nilai Tambah
Kabupaten OKI dan Kota Palembang, dengan dana Rp 139.930.000,-, terealisasi
100%.
2. Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Inovasi (m-P2BBI) Berbasis
Usahatani Padi Pada Lahan Pasang Surut di Kecamatan Muara Telang
KabupatenBanyuasin Sumatera Selatan, dengan dana Rp. 146.900.000,-,
terealisasi 100%.
3. Pengembangan Model Usahatani Tanaman Pangan Sebagai Tanaman Sela
Diantara Karet di Daerah Pasang Surut Sumatera Selatan, dengan dana Rp.
130.430.000,-, terealisasi 90%.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanianmelalui SMARTD juga menyediakan
dana sebesar Rp. 700.000.000,-untuk BPTP Sumselmelaksanakan kegiatan Hari
Pangan Sedunia (HPS) ke-35 tahun 2015 yang dipusatkan di Stadion Jakabaring
Palembang. Realisasi keuangan kegiatan ini sebesar 100%.
13
2.1.4. Penyusunan Laporan Keuangan SAI pada Sekretariat UAPPA/B-W
Semakin meningkatnya kebutuhan akan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan Negara, makadiperlukan perangkat hukum yang didasarkan
atas prinsip umum yang sehat, modern dan dinamis. Untuk menjawab tantangan
tersebut, maka pemerintah telah membuat suatu program SistemAkutansi Pemerintah
Pusat (SAPP) yang telah diperbaharui untuk memonitor apakah keuangan negara telah
dijalankan secara efektif dan efisien serta telah sesuai dengan tujuan pengeluaran
belanja sebagaimana tercantum dalam DIPA. Diperlukan informasi yang relevan dalam
bentuk laporan-laporan yang seragam untuk seluruh instansi pusat sampai ketingkat
satuan unit kerja di daerah.
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem
Akutansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sumatera Selatan adalah penanggung jawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna
Anggaran (UAKPA), yang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan
laporan keuangan BPTP berupa laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas
Laporan Keuangan. Dengan demikian penyusunan dan penyajian laporan BPTP ini
merupakan perwujudan pertanggung jawaban atas penggunaan anggaran maupun
barang pada BPTP Sumsel.
Untuk menunjang pelaksanaan program SAI pada Satuan Kerja dengan
mempergunakan Sistem Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) pada BPTP
Sumsel, pada tahun 2015 telah dibentuk UAKPA. Untuk pelaksanaan operasional
kegiatan tersebut BPTP Sumsel telah dilengkapi dengan struktur organisasi dan telah
mendapat alokasi dana melalui DIPA Nomor DIPA-018.09.2.567495/2015 tanggal 14
November 2015 TA. 2015sebesar Rp. 22.883.133.000,- (Dua puluh dua milyar delapan
ratus delapan puluh tiga juta seratus tiga puluh tiga ribu rupiah)
Laporan akhir kegiatan Sistem UAKPA tahun 2015 ini disusun berdasarkan
laporan keuangan satker serta disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
24 tahun 2005 tentang Standar Akutansi Pemerintah (SAP).
Darihasil pelaksanaan kegiatan SAKPA yang dilaksanakan BPTP Sumsel untuk
tahun anggaran 2015 maka dihasilkan laporan keuangan yang disusun berdasarkan
laporan keuangan satker serta disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
24 tahun 2005 tentang Standard Akutansi Pemerintah. Secara kumulatif, realisasi
anggaran pada TA 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan TA 2014. Pada
14
TA. 2015, pencairan anggaran selain belanja pegawai/gaji baru terealisasi pada bulan
Februari. Oleh karena itu, data realisasi baru terlaporkan mulai bulan Maret 2015.
Perkembangan pencairan dana dari bulan April hingga Oktober terlihat membentuk
garis lurus dengan gradien yang hampir sama, yang berarti pada bulan-bulan tersebut
terjadi pencairan anggaran dalam jumlah yang hampir sama. Pada bulan–bulan
berikutnya (Nopember dan Desember), pencairan anggaran berlangsung lebih cepat,
hingga akhirnya mencapai persentase realisasi anggaran DIPA Umum sebesar
95,74%.Angka ini berdasarkan pencairan anggaran melalui Surat perintah Membayar
(SPM) yang Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) nya diterbitkan oleh Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Palembang.
Peningkatan pencairan dana pada bulan Nopember dan Desember disebabkan
transaksi pembayaran belanja modal pada umumnya baru dilaksanakan pada bulan-
bulan tersebut.Neraca Semester II 2015 per 31 Desember, disusun berdasarkan
Laporan Keuangan Kementerian Pertanian tahun 2015, dan adanya proses kapitalisasi
SIMAK-BMN. Gambaran Posisi Neraca BPTP Sumsel pada Semester II/ 31 Desember
2015 seperti terbaca berikut ini:
A. Jumlah Aset Tetap sebesar Rp 227.325.150.474,-terdiri dari:
1) TanahRp 212.122.829.960,- 2) Peralatan dan MesinRp 6.868.264.459,- 3) Gedung
dan BangunanRp 19.557.235.512,- 4) Jalan Irigasi dan Jaringan Rp
21.002.460.850,- , 5) Konstruksi dalam pengerjaan Rp 0,- dan 6) Aset Tetap
LainnyaRp 3.786.638.483,-, kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutan
aset tetap senilai Rp 36.012.278.790,-.
B. Jumlah Aset Lainnya sebesar Rp 160.986.023,- terdiri dari:
1). Aset tak berwujud Rp 151.930.553,- dan2) Aset lain-lain Rp 91.179.979,-kemudian
dikurangi dengan penyusutan aset lainnya senilai Rp 82.124.509,-
Pengelolaan SAI pada BPTP Sumsel dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya
walaupun dalam operasionalnya masih terdapat kendala dan hambatan.
2.1.5. Sistem Pengendalian Intern/Wilayah Bebas Korupsi
Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan
penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan
efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional.
Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi, diantaranya adalah
penyalahgunaan wewenang, praktek KKN, dan lemahnya pengawasan. Sejalan dengan
hal tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
15
Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan
program reformasi birokrasi. Peraturan tersebut menargetkan tercapainya tiga sasaran
hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang
bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik. Dalam rangka
mengakselerasi pencapaian sasaran hasil tersebut, maka instansi pemerintah perlu
untuk membangun pilotproject pelaksanaan reformasi birokrasi yang dapat menjadi
percontohan penerapan pada unit-unit kerja lainnya. Untuk itu, perlu secara konkret
dilaksanakan program reformasi birokrasi pada unit kerja melalui upaya pembangunan
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani (WBBM).
Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan
dan akuntabel menuju WBK/WBBM maka diperlukan sistem pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan dilaksanakan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP). Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. SPI
diselenggarakan secara menyeluruh baik di lingkungan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
Pengawasan Intern (PI) adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
Sistem pengendalian intern ini dilandasi pada pemikiran bahwa pengendalian
intern melekat sepanjang kegiatan, dipengaruhi oleh sumber daya manusia untuk
memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan mutlak. Penyusunan dan
pengembangan unsur SPI berfungsi sebagai pedoman penyelenggara dan tolok ukur
pengujian efektivitas penyelenggaraan SPI. Pengembangan SPI perlu
mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat (cost and benefit), sumber daya manusia,
kejelasan kriteria, pengukuran efektivitas dan perkembangan teknologi informasi, serta
dilaksanakan secara komprehensif.
16
Dalam Undang-undang No. 28 tahun 1999, UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1
Tahun 2004, PP No. 8 Tahun 2006, PP No. 60 Tahun 2008, Kepres No. 80 Tahun 2003,
Perpres No. 95 Tahun 2007, Perpres No. 9 Tahun 2005, Perpres No. 20 Tahun 2008,
Permentan No. 341/Kpts/OT.140/ 9/2005, dan Permentan No.
12/Permentan/OT.140/2/2007, bahwa SPI harus berjalan sebagaimana yang
diindikasikan dan diisaratkan. Sejalan dengan hal tersebut, maka diterbitkan Keputusan
Kepala BPTP SumselNomor 026/Kpts/PW.420/12.8/01/2015 tanggal 2 januari 2015
tentang Organisasi dan Uraian Tugas Satlak SPI BPTP Sumsel.
Sebenarnya ada atau tidak ada Satlak SPI, pengendalian intern harus berjalan,
karena SPI ada dan melekat pada pimpinan. Keberadaan Satlak SPI hanyalah sebagai
“alat”, sehingga berjalan atau tidaknya Satlak SPI sangat bergantung kepada
komitmen pimpinan, apakah “alat” tersebut mau digunakan atau tidak digunakan.
Sistem Pengendalian Intern bertujuan untuk: (1) Mewujudkan sistem
pengendalian intern; (2) Mendorong terlaksananya kegiatan organisasi yang efisien
dan efektif (3) Mendorong terwujudnya kehandalan laporan keuangan; (4) Mendorong
terlaksananya pengamanan aset negara; dan (5) Mendorong meningkatnya ketaatan
terhadap peraturan perundangan. Sedangkan keluaran yang diharapkan adalah: (1)
Terwujudnya sistem pengendalian; (2) Terlaksananya kegiatan organisasi yang efisien
dan efektif; (3) Terwujudnya kehandalan laporan keuangan; (4) Terlaksananya
pengamanan aset negara; (5) Meningkatnya ketaatan terhadap peraturan
perundangan.
Kegiatan Satlak PI BPTP Sumsel pada triwulan-1 tahun 2015 ini, meliputi
pembuatan Surat Keputusan yang diperlukan dalam memulai kegiatan tahun anggaran
2015, pembahasan proposal kegiatan, pemaparan RKTM/ROPP/RDHP serta membuat
rencana kerja SPI tahun 2015. Masing-masing kegiatan tersebut telah menghasilkan
rekomendasi antara lain pelaksanaan masing-masing kegiatan sesuai surat keputusan
yang telah dibuat, melakukan penajaman proposal dan perbaikan RKTM/ROPP/RODHP.
Di samping itu, pemantauan juga dilakukan Satlak PI sehubungan dengan persiapan
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan pada awal tahun anggaran.
Satlak PI BPTP Sumsel pada triwulan-II tahun 2015 ini, telah melaksanakan
beberapa kegiatan yang meliputi persiapan audit external oleh tim survilence dan
pengembangan SDM. Masing-masing kegiatan tersebut telah menghasilkan
rekomendasi antara lain membuat revisi jika terdapat ketidak sesuaian, pembuatan
roadmap pengembangan pegawai sesuai dengan kompetensi pegawai.
17
Padatriwulan-III tahun 2015 Satlak PI BPTP Sumsel telah melaksanakan
kegiatan pengendalian inventarisasi di KP. Kayu Agung dan Karang Agung dengan
menghasilkan rekomendasi untuk segera melakukan penataan kelengkapan dokumen
di masing-masing bagian KP.
Satlak PI BPTP Sumsel pada triwulan-IV tahun 2015, telah melaksanakan Audit
BMN PT.RPM Sembawa, Inventarisasi dan Pembinaan BMN di Balitbun Sembawa
Kabupaten Banyuasin Oleh Tim dari Balitbangtan Kementerian Pertanian, Monitoring
dan Evaluasi Kegiatan Penyediaan Benih Sumber Oleh Tim Monev dari Puslitbangtan
dan telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi kegiatan Taman Teknologi Pertanian (TTP)
oleh Tim dari Balitbangtan Kementerian Pertanian. Masing-masing telah menghasilkan
rekomendasi yaitu Untuk melakukan invetarisasi BMN di Balitbun Sembawa dan
mengajukan Penetapan Status Pengguna (PSP), selanjutnya barang-barang yang
sudah tidak layak pakai untuk diajukan penghapusan, dan untuk mempercepat
realisasi pengadaan alat dan mesin pertanian, bangunan dan melakukan persiapan
tanam untuk padi, jagung, kedelai dan sayuran.
18
Tabel 17.Jenis Kegiatan, Ringkasan Hasil dan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan
Kegiatan Satlak PI BPTP Sumsel Triwulan-1 Tahun 2015
No Jenis Kegiatan Ringkasan Hasil Rekomendasi Catatan
Tindak Lanjut
dari Kepala
BPTP
1 Pembuatan SK Struktur
Organisasi BPTP
Sumsel, SK Organisasi
Satlak PI, SK Pengelola
Keuangan, SK
Pengadaan Barang
Jasa, SK Pemeriksaan
Barang dan Jasa, SK
Pengelola Asset, SK
penanganan tindak
lanjut LHP
Pembuatan SK
berdasarkan
tupoksi dan
kompetensi
masing-masing
penanggung
jawab
Setelah SK
dikeluarkan
ditindaklanjuti
dengan
pelaksanaan
kegiatan
berdasarkan
tugas masing-
masing
penanggung
jawab
Untuk di
laksanakan
dengan baik
2 Pembahasan proposal Pembahasan
dihadiri oleh
semua
penanggung
jawab kegiatan
Proposal kegiatan
dipersempit, agar
lebih fokus dalam
pelaksanaannya
Untuk
dilaksanakan
dengan baik
dan
memperbaiki
proposal
3 Pemaparan
RKTM/ROPP/RODHP
Pemaparan
dihadiri oleh
semua
penanggung
jawab kegiatan
dan tim TPK
Perbaikan
RKTM/ROPP/ROD
HP agar segera
dilakukan
Untuk
laksanakan
dan
secepatnya
melakukan
perbaikan
proposal
4 Pembuatan Rencana
Kerja SPI tahun 2015
Dilakukan oleh
Tim Satlak SPI
- Rencana Kerja
SPI perlu
dukungan penuh
dari pimpinan
dan pegawai
BPTP Sumsel
Untuk
dilaksanakan
pembuatan
rencana kerja
berkoordinasi
dengan
kepala balai
19
Tabel 18. Jenis Kegiatan, Ringkasan Hasil dan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan
Kegiatan Satlak PI BPTP SUMSEL Triwulan-II Tahun 2015
No Jenis Kegiatan Ringkasan Hasil Rekomendasi Catatan Tindak
Lanjut Dari
Kepala BPTP
1 Persiapan Audit
External oleh
tim Survilence
Mempersiapkan
Dokumen-
dokumen terkait
- Merevisi apabila
terdapat
ketidaksesuaian
Di laksanakan
dan segera
dikoordinasikan
dengan Tim SPI
2 Pengembangan
SDM
Telah dilakukan
relokasi pegawai
dengan
memperhatikan
kompetensi agar
kegiatan dapat
berjalan secara
efektif
Kedepan harus
dilakukan evaluasi
terhadap
kompetensi seluruh
pegawai sehingga
bisa disusun
roadmap
pengembangan
pegawai
Dilaksanakan
evaluasi SDM
sesuai
kompetensi
Tabel 19.Jenis Kegiatan, Ringkasan Hasil dan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan
Kegiatan Satlak PI BPTP SUMSEL Triwulan-III Tahun 2015
No Jenis Kegiatan Ringkasan Hasil Rekomendasi Catatan
Tindak Lanjut
Dari Kepala
BPTP
1 Pengendalian
Inventarisasi
Di Kebun
Percobaan
Kayu Agung
dan Karang
Agung
 Tim Pengendalian
berasal dari BPTP
Sumsel
 Pelaksanaan audit
dilakukan selama 3
hari
 Dalam pelaksanaan
tim mengajukan
pertannyaan dan
kelengkapan
dokumen ke bagian
perlengkapan
Melakukan penataan
kelengkapan
dokumen di masing-
masing bagian KP
Kayu Agung dan
Karang Agung
Untuk
dilaksanakan
dengan
segera
20
Tabel 20.Jenis Kegiatan, Ringkasan Hasil dan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan
Kegiatan Satlak PI BPTP SUMSEL Triwulan-IV Tahun 2015
No Jenis Kegiatan Ringkasan Hasil Rekomendasi Catatan Tindak
Lanjut Dari
Kepala BPTP
1 Invetarisasi dan
Pembinaan
BMN di Balitbun
Sembawa
Kabupaten
Banyuasin
Audit dilakukan
oleh Tim
Balitbangtan
pada Bulan
Oktober 2015
Untuk melakukan
invetarisasi BMN di
Balitbun Sembawa dan
mengajukan Penetapan
Status Pengguna (PSP),
selanjutnya barang-
barang yang sudah tidak
layak pakai untuk
diajukan penghapusan
Untuk
dilaksanakan
sesuai dengan
hasil
inventarisasi
2 Monev Keg
Penyediaan
Benih Sumber
Puslitbangtan
Monev dilakukan
oleh Tim
Puslitbangtan
pada Tanggal
12-17 November
2015
3 MONEV
kegiatan TTP
Balitbangtan
Monev dilakukan
oleh tim Monev
Balitbangtan Bpk
Dr. Haryono
Untuk mempercepat
realisasi pengadaan
Alsin, bangunan dan
melakukan persiapan
tanam untuk padi,
jagung, kedelai dan
sayuran.
Untuk segera
melakukan
percepatan
realisasi tanam
dan realisasi
pengadaan
barang dan jasa
Tabel 21. Program Kerja Satlak PI BPTP Sumsel Tahun 2015
No. Judul Kegiatan Target Waktu Keterangan
1. PenetapanSK Struktur Organisasi BPTP
Sumsel TA. 2015
Februari
2. Membentuk struktur organisasi Satlak PI
dengan Keputusan Kepala Balai berikut uraian
tugas dan fungsinya
Maret
3. Penyusunan RKTM Februari
4. Penyusunan program kerja PI April-Mei
5. Penyusunan juknis PI Juni
6. Rapat Koordinasi
Pertemuan Rutin Berkala Satlak PI
Juni-November
7. Penyusunan/penambahan SOP April
8. Pengendalian Internal/Audit Juni-Desember
9. Monev Ex-Ante dan SPI Mei dan
November
21
No. Judul Kegiatan Target Waktu Keterangan
10. Monev On-Going dan SPI Maret, Juni,
September,
Desember
11. Monev Ex-Post dan SPI Insidentil
12. Penyusunan Laporan
 Laporan Bulanan
 Laporan Triwulan
 Laporan Semester
 Laporan Tahunan
September-
Oktober
13. Melakukan penataan arsip yang tertib (bisa
dalam hard copy, soft copy, rekaman suara
digital, video, dll).
November
14. Menyiapkan pelaksanaan audit surveillance
dan resertifikasi ISO 9001:2008
Juni
15. Penyelesaian LHP (BPK;Itjen:Lembaga
Pemeriksa Lainnya)
Paling lambat
dua bulan
setelah
menerima LHP
16. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Setiap 6 bulan
2.2. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian
2.2.1. Kerjasama Penelitian
Salah satu fungsi dari BPTP adalah menyiapkan kerjasama, informasi,
dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan
dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. BPTP Sumsel
sebagai salah satu lembaga publik yang mengkaji dan menghasilkan teknologi
pertanian spesifik lokasi dituntut untuk lebih mengembangkan potensi yang dimilikinya
melalui kerjasama dengan para pemangku kepentingan (stakeholder). Kerjasama
tersebut diperlukan dalam upaya menumbuhkembangkan jaringan penelitian guna
meningkatkan kemampuan pemanfaatan serta penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kerjasama BPTP Sumsel dalam tahun 2015 ini terdiri dari kerjasama dalam
dan luar negeri. Kerjasama dalam negeri terdiri dari: 1). Kerjasama dengan BMKG
Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang dan 2). Kerjasama dengan PT. Pinago
Utama tentang Uji Efektifitas Pupuk Organik Hayati ImproBioTM
pada tanaman padi.
Adapun Kerjasama luar negeri adalah: Closing Rice Yield Gaps in Asia (CORIGAP), yang
merupakan bagian kerjasama Balitbangtan Kementerian Pertanian dengan
International Rice Research Institute (IRRI). Dari kerjasama BPTP Sumsel dengan
BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, diperoleh informasi tentang cuaca
22
melalui buku dan bulletin yang tiap bulan diterima. Kegiatan Uji Efektifitas Pupuk
Organik Hayati ImproBioTM
pada tanaman padi dilanjutkan sampai bulan Juni 2015.
Kegiatan Closing Rice Yield Gaps in Asia (CORIGAP) sudah dilakukan dengan
penanaman padi menggunakan alat tanam benih langsung, pemupukan tanaman padi,
survey potensi rumah tangga petani dan uji coba perbaikan pasca panen padi
diantaranya dengan penggunaan solar bubble dryer. Kegiatan CORIGAP ini pada tahun
2015 dilanjutkan untuk memperluas jangkauan penggunaan inovasi baik untuk
meningkatkan produktivitas maupun peningkatan indeks pertanaman dan melanjutkan
pascapanen padi.
2.2.2. Pengelolaan Kebun Percobaan Kayuagung
Padakegiatanpengelolaan KP Kayuagunginidilakukanpenanaman
percobaandanpenelitianpadikerjasamadenganBalaiBesarPenelitianPadiSukamandi.Peneli
tiantersebutdiantaranya: pengendalian penyakit Blast, UjiDayaHasilPendahuluan (UDHP)
padi rawa lebak MT.1 2015, observasi pengelolaandan identifikasi gulma padiRawa Set
1. Untuktanamanpalawijakacangtanahditanam di surjanseluas 500 m2 terdiridari 2
varietasyaitu bison dangajah.Pemeliharaankebunkaret yang siapsadapsebanyak 300
batangumur 6 tahun, dankelapasawit 75 batangmasihbuahpasir,
denganpendekatanpemupukan,pembersihangulma, pengendalianpenyakit.
PemeliharaankebunentreskaretadalahkerjasamadenganBalaiPenelitianSungaiPuti
h Medan yang terdiridari 6 klonyaitu IRR 104, GT 1, BP 260,BPM 1,BPM 24 dan RRIC
100, masing-masing 600 batang. Denganjaraktanam 1,2 X 1,2 m , waktutanam 13
Nopember 1012.
Budidayaikan nila sebanyak 2000 ekordanikan patinsebanyak 2000
ekordenganpemeliharaansecaraintensif dengan sistimwaringukuran 4 x 6 m. Selain itu
Pengujian pupuk kerjasama dengan
PT. Pinago Utama
Pengujian solar bubble dryer kerjasama
dengan IRRI
23
dilakukanjugaperbanyakan bibit buahuntukmemenuhikebutuhan KRPL, pembesaran
Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) denganjumlahindukayam28 ekor,
Jago/pejantan 4 ekor, anakan14 ekor, DOC45 ekor.
PemeliharaankebunkoleksimeliputitanamanDuku 60 batang, Durian 50
batangdantanamanmanggis 50 batang yang ditanam tahun 2013. Sementarapada
tahun 2015 ditanam 10 pohon duku, 10 pohonmanggisdan 10 pohondurian
untukpenyulaman. Jugadilakukanpendataantanamankoleksi yang ada di
lingkungankomplek KP Kayuagung. Budidaya ternak sapi dengan sistem kandang
komunal dengan jumlah 3 ekor betina dan 1 jantan.
2.2.3. Pengelolaan Kebun Percobaan Karang Agung
Pengelolaan kebun ini bertujuannya
untukmengoptimalkanpemanfaatanKP.KarangAgung agar berfungsisebagai media
pendidikandan transfer teknologikepadapenggunadengancaramemperlihatkan,
memperagakandanmemberikancontohkeunggulansehinggalahanrawapasangsurutmenj
adilahanpertanianproduktif, meningkatkanproduktivitasdanproduksipetani.
Kegiatan yang dilaksanakanmeliputidemonstrasi plot beberapa varietas/ galur
padi rawa, jagungmanis, perawatan kelapasawit dan kelapa, koleksi plasma nutfah
durian, manggisdanduku. Pada kegiatankerjasamadenganBalaiBesarPadiSukamandi,
pertumbuhantanamanpadisecaraumum kurang baik, pada MT 1 kekurangan air
disebabkan musim kemarau. Padi yang ditanam pada MT1 yaitu ; Inpara 1,Inpara
2,Inpara 3,Inpara 4,Inpara 7,Inpara 8, Banyuasin, BatangHari, Mendawak dan IR 42.
Dai penanaman padi di MT. 1 ini diperoleh hasil 4.400 kg Benih Pokok (BP). Pada MT.
2 (tanam pada bulanDesember 2015) yang ditanamadalahInpara 2,Inpara 3,Inpara 7,
Banyuasin dan Mendawak. Pada saat pelaporan ini masih dalam tahap pertumbuhan.
Pertanaman sayuran Penimbangan sampel
24
Penanamanjagungmanisseluas 0,05 ha, diperolehhasil 170
kg.Pemeliharaankebunkelapasawitseluas 2,5 ha terdiridari 60 batangusia produktif,
diperoleh hasil 4.500 kg TandanBuah Segar (TBS), sebanyak 320
batangbelumproduktif (TBM). Pemeliharaankelapasebanyak 40 batang diperoleh hasil
800 butir.Pemeliharan tanaman pada kegiatanPengelolaanSumberDayaGenetikbuah-
buahanseluas 1 ha, tetap dilakukan pada tahun 2015 ini.
Kelapa HibridaJagung Manis
2.2.4. Pengelolaan Perpustakaan
Perpustakaan BPTP Sumatera Selatan memiliki peran dalam mendukung fungsi
dan tugas pokok melalui penyediaan informasi-informasi pertanian. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sumatera Selatan pada era teknologi informasi dan komunikasi
saat ini ingin meningkatkan pelayanan informasi pertanian. Untuk mewujudkan
keinginan ini, BPTP Sumsel melakukan kegiatan pengelolaan perpustakaan. Ruang
lingkup kegiatan ini, meliputi: 1).Pengumpulan data 2).Pengolahan data, 3).Pelatihan,
4).Pengambilan materi dan 5).Pembuatan laporan. Harapan dari kegiatan ini, BPTP
Sumatera Selatan dapat memberikan pelayanan informasi pertanian dengan cepat dan
lengkap sehingga memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi pemustaka.
Pada TA. 2015 penerimaan bahan koleksi sebanyak 195 judul (442 eks).
Jumlah pemustaka yang berkunjung sebanyak 28 orang. Jumlah pencarian bahan
koleksi 34 bahan. Pengolahan bahan pustaka, dengan rincian klasifikasi & pelabelan
52 judul dari rencana target 50 judul dan unggahan ke data simpertan V2 10 judul.
Juga dilakukan pengambilan beberapa materi pertanian baik berupa foto koleksi, file
video terbaru sebagai bahan untuk membuat buletin atau publikasi lainnya ataupun
juknis-juknis pertanian.
Koordinasi team perpustakaan BPTP Sumsel dilakukan dalam bentuk rapat
ataupun diskusi kecil. Untuk pengembangan SDM pengelola perpustakaan, BPTP
25
Sumsel telah mengikutsertakan satu orang pengelola ke kegiatan yang diadakan oleh
PUSTAKA, yaitu pada 1). Produksi Workshop dan Bahan Promosi Teknologi Pertanian
Lingkup Balitbangtan yang berlangsung di Aula BP2TP Bogor 29 Juni – 2 Juli 2015. 2).
Temu Teknis pengelola perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian dengan tema
“Peningkatan Kinerja Pengelolaan perpustakaan melalui Sistem Informasi Manajemen
Perpustakaan Pertanian” yang dilaksanakan di Makasar pada tanggal 7 – 10 Mei 2015.
2.2.5. Pengelolaan Website
Kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat
dan dinamis sangat membantu untuk pengelolaan informasi terutama dalam
menyajikan produk informasi kepada para pimpinan, pengelola dan perlaksana
program serta pengguna lain yang membutuhkannya. Dengan kemajuan di bidang
teknologi informasi dan komunikkasi, pelayanan informasi dapat dikemas dan disajikan
secara lebih menarik, cepat, dan meluas melalui jaringan elektronik, sehingga dapat
menjembatani kesenjangan komunikasi antara pembuat kebijakan di tingkat pusat
dengan para pengelola dan pelaksana program di lapangan. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sumatera Selatan sebagai salah satu lembaga publik memiliki tanggung
jawab untuk memberikan akses informasi yang terbuka kepada masyarakat. Kewajiban
tersebut sebagai bagian dari fungsi birokrasi pemerintah yang dituangkan dengan
disyahkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (UU KIP). Penetapan UU tersebut bertujuan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab (good governence) melalui penerapan
prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi dan supremasi hukum serta melibatkan
partisipasi masyarakat dalam setiap proses kebijakan publik.
Aktivitas kunjungan di perpustakaan
26
Update website dilakukan untuk memperbaharui berita/artikel/informasi yang
telah ditayangkan dalam website. Sampai akhir tahun 2015, kegiatan ini telah
dilakukan sebanyak 91 kali, dengan rincian update berita 88 kali dan pengumuman
(lelang dan non lelang) tiga kali. Bahan kegiatan ini diperoleh dari liptan, prosiding,
pelatihan, temu lapang, atau laporan perjalanan pelaksanaan kegiatan, workshop,
buku dan laporan.Update pada konten dalam website juga dilakukan diantaranya
dengan penambahan konten informasi publik yang berisi Laporan Akhir Balai, LAKIP
dan IKM.
2.2.6. Pengelolaan Laboratorium
Pada tahun 2015 ini pengelolalaboratorium berupaya meningkatkan pelayanan
kepada pengguna, baik internal BPTP Sumsel maupun pengguna luar. Peningkatan
pelayanan dilakukan melalui peningkatan kapasitas laboratorium dengan melakukan
pemeliharaan alat dan penyediaan sarana yang dibutuhkan oleh pengguna, selain itu
upaya pelayanan pengguna dalam analisis sampel tanah terus dilakukan.
Sampai akhir tahun 2015, kegiatan pengelolaan laboratorium secara umum
berjalan dengan baik. Kegiatan pemeliharan dilakukan dengan memelihara kebersihan
dan fungsi alat laboratorium yang sering digunakan. Bantuan renovasi laboratorium
yang semula dijadwalkan tahun 2015 direvisi menjadi tahun 2016. Sampai bulan
Desember tercatat 123 kunjungan pengguna ke laboratorium. Kunjungan pengguna
berasal dari internal dan eksternal kantor BPTP Sumsel, kegiatan pengunjung internal
beragam mulai dari menimbang, mengoven sampai pengamatan kegiatan penelitian.
Tercatat ada enam kegiatan pengkajian yang rutin menggunakan fasilitas
laboratorium yaitu: 1). Kajian Cemaran Pestisida pada Beberapa Komoditas
Hortikultura, 2). Pengujian Pupuk Agrotain, 3). Kajian Paket Teknologi Kedelai Ramah
Kunjungan Wapres pada HPS 35 di Stadion
JaKabupatenaring Palembang
Aktivitas kegiatan Tim Upsus di Kabupaten
Banyuasin
27
Lingkungan di Lahan Pasang Surut, 4). Pengelolaan Sumber Daya Genetik 5).Penelitian
Disertasi a.n NP Sri Ratmini, MSc dan 6). BIOINDUSTRI Jagung. Ini menunjukkan
bahwa Laboratorium merupakan salah satu sarana yang menunjang tugas dan fungsi
utama BPTP Sumsel dalam melakukan pengkajian teknologi selain itu juga membantu
Peneliti BPTP Sumsel khususnya dalam penelitian sebagai bagian tugas belajar.
Pengguna eksternal selain berasal dari perguruan tinggi ada juga yang berasal dari
instansi dan masyarakat, layanan yang diminta antara lain permohonan analisa.
Berdasarkan laporan hasil pengujian tercatat ada duabelas pemohon yang mengajukan
permohonan layanan analisa dengan total sampel 72 sampel, dengan rincian 36
sampel untuk dianalisa kimia (PUTK/PUTS/pH meter) dan36 sampel ditimbang
bobot/beratnya.
Penimbangan sampel
2.3. Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi
2.3.1. Pembangunan Taman Teknologi Pertanian Tanjung Lago
Taman Teknologi Pertanian (TTP) merupakan salah satu program Quick
Winspemerintahan saat ini yang pelaksanaannya dimulai pada tahun 2015.
Kementerian Pertanian melalui Balitbangtan ditugaskan untuk melaksanakan progam
tersebut sebagai sarana akselerasi impact recognition inovasi pertanian, dan terobosan
untuk meningkatkan arus inovasi pertanian kepada masyarakat.
Pada tahun 2015, Balitbangtan melalui kerjasama dengan para pihak mulai
mengembangkan TTP di 16 Kabupaten/Kota di Indonesia,salah satunyaadalah TTP
Tanjung Lago. Lokasi TTP Tanjung Lago terletak di kawasan Kota Terpadu Mandiri
(KTM) Telang, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. Tujuan
pengembangan kawasan TTP dalam jangka pendek (3 tahun) adalah mencapai
kemandirian dalam pengelolaan usaha agribisnis melalui upaya antara lain: 1).
membangun model percontohan pertanian terpadu yang mengintegrasikan pertanian,
28
peternakan, dan perikanan dalam satu siklus produksi di bidang agroteknologi dan
agribisnis, 2). mendukung upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang
terampil danmandiri di bidang agroteknologi dan agribisnis, 3). mendukung upaya
peningkatan produktivitas pertanian dan pendapatan petani atau pelaku pertanian.
Sementara dalam jangka menengah (5 tahun) adalah mengembangkan pertanian
modern berbasis inovasi, dan jangka panjang (>10) menjadikan kawasan TTP Tanjung
Lago sebagai pusat pertumbuhan agroteknologi dan agribisnis baru dan maju di
Sumsel. Sasaran kegiatan TTP Tanjung Lago adalah meningkatkan perekonomian
masyarakat di sekitar lokasi TTP Tanjung Lago.
Kegiatan TTP Tanjung Lago yang telah dilakukan, yaitu: identifikasi potensi
sumberdaya, Participatory Rural Appraisal (PRA), penimbunan dan pematangan lahan
seluas 5.775 m2
, pembuatan papan nama TTP, pembangunan gudang alsintan seluas
150 m2
, pagar depan sepanjang 75 m, pos keamanan seluas 10 m2
, screen house
seluas 330 m2
, jaringan irigasi dan surjan 400 m2
, jalan usaha tani 1.152 m,
pemasangan instalasi listrik dan air, pembelian alsintan, pelatihan pengoperasian
traktor roda empat dan alat panen padi dan peningkatan kemampuan SDM untuk
pengelola TTP, serta pembuatan demplot tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai).
Sementara itu untuk pembangunan bangunan kantor utama, RMU, laboratorium
diseminasi, bangunan produksi, kandang, gudang pakan, dan pengolah pupuk organik,
serta pembelian ternak sapi akan dilaksanakan pada tahun 2016. Teknologi yang telah
diimplementasikan di lahan demplot TTP Tanjung Lago, yaitu:cara tanam jajar legowo
2:1,display varietas unggul baru padi (Inpara 4), kedelai (Anjasmoro), dan jagung
(Bima).
2.3.2. Pengujian Teknologi Pengendalian OPT Penting Kedelai Di Sumatera
Selatan
Cara tanam jajar legowo 2:1 Sistem tumpang sari padi-jagung-kedelai
29
Kehilangan hasil akibat serangan OPT dapat mencapai 80%, bahkan puso jika
tidak dikendalikan. Oleh karena itu penting untuk dilakukan Pengujian Teknologi
Pengendalian OPT Penting Kedelai di Sumsel. Tujuan kegiatan yakni menguji pengaruh
paket teknologi pengendalian terhadap tingkat serangan OPT penting tanaman kedelai
di lahan pasang surut Sumsel. Kajian dilaksanakan di lahan petani seluas 1,5 ha di
Desa Banyuurip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, dari bulan Januari
hingga Desember 2015.
Kajian disusun berdasarkan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design).
Sebagai petak utama yakni varietas kedelai (V) yang terdiri atas: V1= Gepak Kuning;
V2= Anjasmoro, V3= Panderman. Anak petak yakni perlakuan pengendalian (P)
mengikuti prosedur Balitkabi (2014) dimodifikasi yang terdiri atas: P1=kontrol penyakit
(serangan penyakit tidak dikendalikan, semua serangan hama dikendalikan dengan
insektisida kimia yang sesuai), P2=biopestisida (serangan hama dan penyakit
dikendalikan dengan biopestisida), P3= kontrol hama (populasi hama tidak
dikendalikan, semua serangan penyakit dikendalikan dengan fungisida kimia yang
sesuai), P4 = pestisida kimia (serangan hama dan penyakit dikendalikan dengan
pestisida kimia sesuai anjuran). Setiap perlakuan disusun dalam 3kelompok.
Biopestisida yang digunakan antara lain berbahan aktif Beauveria bassiana dan
Trichoderma spp. Teknologi budidaya mengikuti rekomendasi yang sudah ditetapkan.
Data yang dikumpulkan meliputi data pertumbuhan dan hasil tanaman serta tingkat
serangan OPT penting. Hasil kajian menunjukkan bahwa beberapa OPT yang
ditemukan pada stadia vegetatif di antaranya serangga pemakan daun seperti belalang,
kumbang, ulat jengkal, dan ulat grayak. Sedangkan pada saat stadia generatif
ditemukan dalam jumlah sedikit serangan pengisap polong. Serangan ulat grayak dan
ulat jengkal pada 3 mst sangat tinggi yakni berturut-turut 12,2-18,1% dan 7,2-9,7%
dan menurun pada 8 mst berkisar 0,3-1,6% dan 0-0,2%. Tingkat serangan ulat grayak
dan ulat jengkal pada berbagai varietas tertinggi terjadi pada kontrol hama (P1) dan
terendah terjadi pada perlakuan pestisida kimia (P4). Penyakit yang menyerang yakni
penyakit karat daun dengan intensitas yang sangat rendah yakni <5%. Untuk
pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku
subur, dan jumlah polong berturut-turut 30,6-40,0 cm; 0,6-4,4 cabang; 3,2-13,2 buku
subur dan 6,4-26,4 polong. Namun demikian, pertumbuhan tanaman yang cukup baik
saat stadia vegetatif tidak diikuti dengan pertumbuhan saat stadia pembentukan dan
pengisian polong, dimana pertumbuhan tanaman tidak optimal karena rendahnya
30
intensitas curah hujan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil panen yakni hanya
berkisar 0,5-1,0 t/ha. Berdasarkan hasil ini, peluang penerapan teknologi pengendalian
melalui penggunaan varietas tahan yang dikombinasikan dengan penggunaan
biopestisida berpeluang diterapkan di tingkat petani untuk menekan serangan OPT
penting.
Gejala serangan ulat grayak pada kedelai
2.3.3. Taman Agroinovasi
Kehadiran BPTP merupakan ujung tombak Balitbangtan di daerah dalam upaya
mempercepat proses adopsi dan difusi teknologi pertanian. Untuk mewujudkan hal
tersebut berbagai upaya dilakukan, dengan mengupayakan kemudahan dan
menimbulkan ketertarikan pengguna teknologi. Pembuatan taman yang menarik dan
menimbulkan kesan nyaman dan rilek diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi
pengguna untuk mengunjungi dan mempelajari inovasi yang diterapkan, mencari
informasi melalui media cetak yang disediakan dan dapat dilanjutkan dengan
konsultasi teknologi. Dengan cara ini diharapkan inovasi teknologi akan lebih mudah
diadopsi bahkan oleh calon pengguna.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasi teknologi tepat guna yang
merupakan hasil inovasi Balitbangtan melalui Taman Agro Inovasi. Taman Agro
Inovasi diimplementasikan di Kebun Percobaan Karang Agung Desa Sukamulia
Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin, dengan agroekosistem pasang surut.
Menempati areal 4.255 m2
. Kegiatan ini dimulai tahun 2015, direncanakan berlangsung
3 tahun.
Inovasi teknologi ditampilkan dalam bentuk display/visitor plot dan demo.
Display ditampilkan berupa penggunaan media pertanaman untuk tanaman sayuran,
penggunaan varietas unggul. Sedangkan dalam bentuk demo, dapat dipertunjukkan
cara pembuatan pupuk organik, aplikasi penggunaan pestisida nabati. Selain itu pada
Taman Agroinovasi ini juga disediakan wadah untuk berkonsultasi tentang pertanian
31
yang dapat diperoleh di klinik agribisnis. Klinik agribisnis ini menyediakan juga bahan
publikasi berupa media cetak yang dapat dibagikan ke pengguna. Aktivitas yang
dilakukan pada tahun 2015 adalah perencanaan penataan lahan, pengolahan lahan,
perbaikan screen house dan pendalaman kolam. Aktivitas ini dilanjutkan dengan
pertanaman yang menyesuaikan dengan keadaan cuaca seperti pertanaman padi,
buah-buahan (sirsak, pisang, jambu), sayuran (bayam, kangkung, sawi, selada, cabai,
tomat, seledri), tanaman pakan ternak (gliricidia, indigofera). Penggunaan sistem
tanam yang diimplementasikan di Taman Agro Inovasi selain membentuk bedengan,
tabukan, puntukan, juga dengan menggunakan polybag baik di rak vertikultur maupun
tanpa rak.
Gazebo pada taman agro inovasi Pertanaman kacang panjang di depan
rumah pesemaian
2.3.4. ModelPertanian Bioindustri BerbasisTanaman Palawija Di Lahan
Kering Sumatera Selatan
Penelitian tentang model pertanian bioindustri berbasis tanaman palawija di
lahan kering di Sumatera Selatan, pada tahun pertama bertujuan untuk:
1). Mengindentifikasi potensi wilayah, cabang usaha dan produksi; seperti potensi
wilayah, serta komponen teknologi yang memengaruhi model pertanian bioindustri
berbasis tanaman palawija di lahan kering; 2). Merintis rancangan bangun dengan
mengindentifikasi komponen teknologi jagung dan ternak, skema pengembangan
(causal loop) dan dukungan infrastruktur serta kelembagaan sosial ekonomi; 3).
Membangun model pertanian bioindustri berbasis tanaman palawija di lahan kering; 4).
Menerapkan berbagai inovasi sistem produksi dan pasca panen jagung serta ternak; 5).
Rekayasa kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan
usaha bioindustri berbasis tanaman palawija di lahan kering.
Lokasi kegiatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan
mulai tahun 2015 sampai dengan 2017. Pendekatan yang digunakan yakni identifikasi
32
potensi wilayah, identifikasi cabang usaha yang produktif identifikasi potensi produk
dan perancangan model.
Produksi jagung yang dihasilkan di lapangan untuk varietas Sukmaraga sebesar
5,5 ton/ha, Bisma 4,2 t/ha, Lamuru 3,3 t/ha, dan Anoman-1 3,0 t/ha. Penerapan
pakan fermentasi limbah jagung dan limbah pertanian lainnya pada ternak induk sapi
secara ad-libitum selama sebulan sebelum dikawinkan memperlihatkan bahwa terjadi
peningkatan S/C 2-3 menjadi S/C 1-2 dan memperpendek jarak beranak dari 14-16
bulan menjadi 13-14 bulan. Perkembangan populasi ternak selama kegiatan
meningkat. Populasi pada awal kegiatan 67 ekor, populasi setelah kegiatan 153 ekor
dengan melibatkan 37 petani. Dari 153 ekor, 29 ekor diantaranya ternak bantuan
selebihnya yaitu 57 ekor merupakan perkembangan ternak selama kegiatan.
Ternak sapi yang dikelola dikandang kolektif sebanyak 30 ekor menghasilkan
kotoran rata-rata 150 kg per hari, sehingga rata-rata per ekor sapi menghasilkan 5 kg
kotoran sapi dengan populasi ternak sapi di kelompok tani 153 ekor bisa menghasilkan
kotoran sebanyak 765 kg per hari, untuk satu bulan menghasilkan 22.950 kg kotoran
sapi basah atau 11,47 ton pupuk kompos. Produksi urine ternak sapi di kandang
kolektif 40 liter per hari sehingga produksi urine per bulan 1.200 liter yang telah
diproses menjadi pupuk urine. Instalasi biogas diaplikasikan yang difasilitasi oleh Dinas
Peternakan Provinsi Sumatera Selatan dengan kapasitas 17 m3
digunakan untuk 15 titik
lampu dan 15 buah lampu di tempatkan di kandang kolektif kelompok. Kelembagaan
yang ada masih perlu ditingkatkan peran dan kemampuannya, sehingga saling
mendukung satu dengan yang lainnya
Pertanaman JagungPermentasi pakan dari jerami jagung
2.3.5. Model Pertanian Bioindustri Berbasis Tanaman Pangan Di Lahan
Pasang Surut Sumatera Selatan
33
Pertanian bioindustri merupakan suatu sistem pertanian yang terpadu dari hulu
sampai hilir sehingga terwujud pertanian berkelanjutan dengan input luar rendah.
Kegiatan Model Pertanian Bioindustri Berbasis Tanaman Pangan di Lahan Pasang Surut
Sumatera Selatan yang bertujuan: 1).Menyusun rancang bangun model pertanian
bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan pangan surut; 2). Memfasilitasi
penumbuhan dan pembinaan percontohan sistem usahatani ramah lingkungan dan
usaha agibisnis berbasis teknologi inovatif yang bersifat bioindustri; 3).
Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan
kegiatan bioindustri berbasis tanaman pangan; dan 4). Memperoleh umpan balik
mengenai karakteristik teknologi tepat-guna spesifik pengguna dan lokasi yang
berkelanjutan.
Kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin. Data
yang dikumpulkan meliputi: 1). Data potensi wilayah; 2). Data keragaan teknis; 3).
Data kelayakan teknis dan finansial dari teknologi yang dikaji; 4). Penyebarluasan
inovasi yang diterapkan (luasan dan jumlah petani yang mengikuti yang dapat
dipantau); 5). Tanggapan petani terhadap teknologi yang dikaji; dan 6). Kinerja
kelembagaan gapoktan dan lembaga keuangan yang ada, partisipasi petani baik pada
pelatihan, demfarm dan pengkajian yang dilakukan. Data dianalisis secara deskriptif,
finansial dan statistik. Analisis deskriptif mencakup karakteristik wilayah; analisis
finansial mencakup analisis biaya dan pendapatan (analisis kelayakan teknologi); dan
analisis statistik digunakan untuk mengetahui konsistensi penerapan teknologi.
Hasil yang telah diperoleh pada tahun pertama adalah kondisi pertanian
eksisting setempat: dengan kepemilikan yang luas dan permodalan kurang,
pemanfaatan pupuk masih rendah, belum termanfaatkan limbah pertanian,
kelembagaan sudah cukup memadai namun belum dioptimalkan. Setelah dilakukan
demplot dan temu lapang, petani mulai memanfaatkan kotoran ternak dan urine sapi
sebagai sumber pupuk. Kotoran sapi sekitar 11 kg/ekor/hari setara dengan kompos
2,5 – 5 kg/ekor/hari sehingga akan didapat 1-2 t/tahun/ekor sapi. Produksi urine yang
dapat ditampung adalah 1 liter/ekor/hari. Beberapa penyakit yang pernah menyerang
sapi di lokasi bioindustri, diantaranya penyakit pink eye (mata merah), cacingan,
timpani (kembung), defisiensi mineral dan diare.
34
2.3.6. Peningkatan Kualitas Lahan Sub Optimal Dengan Pemberian Bahan
Pembenah Tanah
Lahan sub optimalmemiliki potensi yang sangat besar sebagai penyedia pangan
namun mempunyai keterbatasan karena kualitasnya relatif rendah. Salah satu
penyebab rendahnya kualitas lahan ini adalah erosi dan pemiskinan hara. Penurunan
kualitas lahan dicirikan dengan kandungan hara P, K dan bahan organik rendah, KTK
dan KB rendah serta kadar Al tinggi serta struktur tanah tidak stabil.
Pengkajian ini dilaksanakan di Kabupaten Banyuasin di lahan petani seluas + 2
ha. Teknologi yang dikaji adalah membandingkan: A). Teknologi Cara Petani (Kontrol)
dengan B). Teknologi bahan pembenah tanah yang telah dihasilkan sebelumnya.Data
yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer seperti 1).
pertumbuhan tanaman maksimal, 2). komponen hasil, dan 3). produktivitas jagung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman tidak tumbuh
sempurna karena terjadi musim kemarau yang sangat panjang, sehingga tanaman
mengalami kekeringan terutama saat proses pembungaan. Pertumbuhan yang tidak
normal ditunjukkan dengan pertumbuhan tanaman jagung yang lebih pendek dari
pertumbuhan normal. Pemberian bahan amelioran dapat meningkatkan produksi
jagung lebih tinggi dari perlakuan petani dan mampu mengurangi kebutuhan pupuk
sampai 50%.
Pembuatan POC Pengolahan Kompos
Pertanaman jagung Jagung siap panen
35
2.3.7. Pengkajian Perbenihan Padi Dilahan Rawa Lebak Sumatera Selatan
Pengembangan model usahatani dilahan rawa lebak menghadapi beberapa
kendala diantaranya tata air (genangan atau kekeringan yang datangnya belum dapat
diramal dengan tepat). Namundemikian kendala tersebut dapat dikurangi dengan
penerapan teknologi yang tepat diantaranya penggunaan varietas unggul yang adaptif
danpenerapaan pola tanam pada lahan rawa lebak. Adapun tujuan dari pengkajian ini
adalah menguji varietas unggul baru (VUB) padi yang adaptif pada lahan rawa lebak
dangkal dan lebak tengahan serta berproduksi tinggi dan bernilai ekonomi.
Pengkajian ini dilakukan di lahan rawa lebak dangkal dan rawa lebak tengahan
di Desa Kota Daro II, Kecamatan Rantau panjang Kabupaten Ogan Ilir Sumatera
Selatan. Pendekatan pengkajian menganut azas-azas partisipatif yang keterkaitan
antara peneliti, penyuluh dan petani serta bimbingan teknis selama pengujian kepada
petani. Kegiatan ini meliputi: 1).Pengkajian adaptasi varietas padi di lahan rawa lebak
Dangkal dan 2).Pengkajian uji adaptasi varietas padi di lahan rawa lebak lebak
Tengahan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di lahan petani dengan melibatkan Balai
Besar Padi, sebagai sumber varietasnya. Data dianalisis dengan sidik ragam dan
dilanjutkan dengan uji beda BNT.
Pengkajian pada lahan rawa lebak dangkalmenunjukkan hasil dari lima varietas
yang dikaji adalah sebagai berikut Inpari 6 (7,9 t/ha), Inpari 22 (7,0 t/ha), Inpari 15
(6,6 t/ha), Situbagendit (6,4 t/ha), dan Inpari 1 (6,0 t/ha). Sedangkan hasil yang
diperoleh dari lahan rawa lebak tengahan adalah Inpari 30 (7,5 t/ha), Inpari 20 (6,6
t/ha), Inpari 6 (5,8 t/ha), Inpara 6 (5,0 t/ha), dan Inpara 4 (4,2 t/ha). Lahan rawa
lebak mempunyai prospek cukup baik untuk pengembangan tanaman padi apabila
dikelola sesuai dengan teknologi spesifik lokasi.
Varietas Inpari 15 di lahan lebak Varietas Inpari 22 di lahan lebak
36
2.3.8. Pembinaan Penangkaran dan Penguatan Sarana Prasarana UPBS
Sebagian besar kelompok penangkar dan penangkar yang ada di Sumatera
Selatan tidak mampu menyediakan kebutuhan benih dalam jumlah besar
dibandingkan dengan potensi luas tanam yang tersedia karena keterbatasan teknis,
sarana dan prasarana pendukung serta permodalan. Kondisi tersebut mengindikasikan
bahwa Sumatera Selatan memiliki peluang untuk mengembangkan usahatani benih
padi, jagung dan kedelai berkualitas untuk memenuhi kebutuhan benihnya. Adapun
tujuan dari kegiatan adalah: 1). Meningkatkan pengetahuan tentang teknik produksi,
pengolahan dan penyimpanan benih yang benar dan bermutu. 2). Menghasilkan
penangkar benih sumber padi, jagung dan kedelai (SS) agar selalu terjamin
ketersediaannya sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan 3). Mempercepat
pengembangan dan penyebarluasan VUB yang mampu meningkatan produktivitas,
produksi, dan mutu hasil.
Penanaman padi di Kabupaten Lahat dilakukan bulan April 2015, di Kabupaten
OKU Timur penanaman jagung pada bulan Agustus 2015, dan Kabupaten Musi rawas
penananaman kedelai pada bulan Juli 2015. Penggunaan VUB mempunyai peran
penting dalam peningkatan produksi. Beberapa varietas Inpari cocok diusahakan di
lahan sawah irigasi di Kabupaten Lahat, antara lain varietas Inpari 22 dengan
produktivitas 6,5 t gkg/ha, Kedelai varietas panderman di Kabupaten Musi Rawas
dengan produktivitas 1,5 t/ha, dan jagung varietas Sukmaraga dengan produktivitas
5,5 t/ha pipilan kering, cukup baik di Kabupaten OKU Timur.
Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan sumberdaya manusia
petani yang tergabung dalam kelompok penangkaran padi, jagung dan kedelai telah
dilakukan pembinaan terhadap kelompok penangkar benih padi 4 kelompok, jagung
4 kelompokdan kedelai 2 kelompok penangkar. BPTP Sumsel dapat berperan
mendukung sistemperbenihanmelalui penguatan kelembagaanprodusen benihdasar
(FS), yang akan dikembangkan olehBBI,BBUdankelompok penangkar benih untuk
menghasilkan benih pokok (SS), danselanjutnya benihpokok dikembangkan
olehkelompokpenangkar benihbinaanuntukmenghasilkan benih sebar (ES) yang akan
digunakan oleh petani.
37
2.3.9. Manajemen dan Penguatan UPBS/Penangkar
Manajemen dan penguatan UPBS bertujuan untuk 1).Meningkatkan pengetahuan
kelompok penangkar benih tentang manajemen dan penguatan UPBS, dan 2).
Menumbuh kembangkan kelompok penangkar/penangkar benih dalam meningkatkan
kualitas SDM kelompok penangkar/penangkar. Kegiatan dilakukan di Kabupaten OKU
Timur, dan dimulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Desember 2015. Kegiatan
demplot dengan luasan 1 ha untuk tanaman padi. Selama pelaksanaan kegiatan
berlangsung yang dimulai dari penyiapan lahan, persemaian, penanaman, pemupukan,
pengairan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, rouging/seleksi, persiapan
panen, panen, proses panen, pengeringan benih (penjemuran, pengeringan dengan
alat pengering), prosesing, pengemasan, dan penyimpanan mengacu pada pedoman
umum produksi benih sumber padi. Kegiatan manajemen dan penguatan UPBS
meliputi penyiapan dokumen kelengkapan UPBS, manajemen mutu UPBS, demfarm,
penyusunan sistem informasi UPBS, dan KTI.
Hasil kegiatan yang telah diberikan kepada kelompok penangkar antara lain
kegiatan 1). Tersosialisasinya prosedur penangkaran padi kepada penangkar benih dan
petani padi di Kabupaten OKU Timur, meliputi permohonan sertifikasi, pemeriksaan
Koordinasi kegiatan
Demfarm Pembinaan kelompok
Penangkaran jagung
Demfarm Pembinaan kelompok
Penangkaran Kedelai
Demfarm Pembinaan kelompok
Penangkaran padi
38
lapangan, pengambilan contoh benih, pengujian benih,dan pelabelan 2). Format
kelengkapan administrasi manajemen dan penguatan UPBS, terdiri dari i). Instrumen
manajemen, ii). Instrumen produksi, iii). Instrumen sertifikasi, iv). Instrumen
pengangkutan benih, v). Instrumen penyimpanan, vi). Instrumen distribusi benih, vii).
Instrumen pelaporan UPBS di SI UPBS, dan Sistem manajemen mutu. Sedangkan dari
kegiatan demplot secara umum pertumbuhan varietas Inpari 29 cukup baik, hal ini
dicirikan dengan persentase tumbuh cukup tinggi (>90%), dengan produktivitas
sebesar 7,5 t/ha.
2.3.10. Produksi Benih Sebar (FS 6 Ton, SS 28,9 Ton) Padi Di Sumatera
Selatan
Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam
peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Kontribusi nyata varietas unggul
terhadap peningkatan produksi padi Nasional antara lain tercermin dari pencapaian
swasembada beras pada tahun 1984. Hal ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh
varietas unggul padi, antara lain berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan
penyakit utama, umur genjah sehingga sesuai dikembangkan dalam pola tanam
tertentu, dan rasa nasi enak (pulen) dengan kadar protein relatif tinggi. Adapun tujuan
dari kegiatan ini adalah 1). Meningkatkan produksi, mutu dan distribusi benih sumber
(FS 6 ton, dan SS 28,9 ton) padi agar selalu terjamin ketersediaanya sesuai dengan
kebutuhan pengguna. 2). Memantapkan kelembagaan perbenihan untuk menjamin
distribusi benih berjalan dengan cepat dan tepat, dan 3). Mendukung upaya
penyediaan benih unggul bermutu bagi petani.
Kegiatan produksi benih sumber dilaksanakan dari bulan Januari sampai
Desember 2015 di lahan sawah irigasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan di
Kabupaten Musi Rawas. Sebagai pusat unit pengolahan ditempatkan Di KP. Kayu
Pertemuan kegiatan Manajemen
dan Penguatan UPBS
Demfarm kegiatan Manajemen dan
Penguatan UPBS
39
Agung. Secara teknis, waktu pelaksanaan kegiatan lapangan menyesuaikan kondisi
lapangan.Produksi benih sebar padi di Sumatera Selatan klas FS, dan SS,
menggunakan varietas Inpari 9, Inpari 22, Inpari 27, Inpari 28, Inpari 29, Inpari 30, 31,
Inpara 3 dan Inpara 4 dengan luas tanam 20 ha, rencana target produksi benih dari
varietas tersebut adalah 6 ton kelas FS, 28,9 ton kelas SS.
Hasil akhir dari kegiatanini adalah Produksi benih yang sudah disertifikasi pada
tahun 2015 di Kabupaten OKU Timur milik UPBS sebanyak 11.300 kg , dan milik
petani sebanyak 38.723 kg, sedangkan di Kabupaten MURA milik UPBS Sumsel
sebanyak 11.195 kg, sedangkan milik petani sebesar 48.565 kg. Benih sumber padi
yang dihasilkan sudah bersertifikat sebanyak 22.495 kg benih padi, yang terdiri dari
varietas Inpari 27 (FS) sebesar 1.270 kg, Inpari 28 (FS) 1.680 kg), Inpari 29 (FS)
2.160 kg, Inpari 30 (SS) 775 kg, Inpara 3 (SS) 1.400 kg, Inpari 4 (SS) 1.410 kg, Inpari
9 (SS) 8.425, Inpari 31 (SS) 1.600 kg dan Inpari 28(SS) 1.965 kg. Sedangkan benih
yang sudah di distribusikan ke pengguna benih sumber sampai bulan Desember 2015
sebanyak 15.945 kg, dari total produksi 22.495 kg.
2.3.11. Produksi Benih Sumber Padi
Pengunaan benih bermutu dari Varietas Unggul Baru (VUB) merupakan salah
satu upaya mengatasi permasalahan rendahnya produkivitas padi di Provinsi Sumatera
Selatan akibat penyediaan benih yang belum tepat (varietas, mutu, jumlah, dan
waktu). Kegiatan bertujuan untuk: 1).Menyediakan benih sumber padi (SS), secara
tepat (varietas, mutu, jumlah, dan waktu) sesuai dengan kebutuhan masyarakat tani,
2).Meningkatkan produktivitas padi ( 10%) melalui penggunaan benih bermutu(VUB),
dan 3).Menginisiasipenangkar benih padi. Produksi benih sumber padi dilaksanakan di
tigalokasi: 1). Desa Marga Cinta, KecamatanBelitang Madang Raya,
KabupatenOKUTimur (10 ha), 2). Desa Sumber Rejo, Kecamatan Megang Sakti,
Varietas Inpara22 saat primordia Pengamatan Varietas Inpara 3
40
Kabupaten MURA (10 ha), dan 3). Desa Tanjung Aro, KecamatanPagaralam Utara,
Kota Pagaralam (3 ha). Varietasyang diproduksi adalah Inpari 15, Inpari 20, Inpari 22,
dan Inpari 28. Prosesing benih dilaksanakan di Sentra Prosesing Unit Pengelolaan
Benih Sumber Padi (UPBS) KP. Kayu Agung.
Dari pelaksanaan kegiatan dihasilkan: Produksi padi di Kabupaten OKUT (milik
UPBS 8.665 kg, milik petani 12.673kg), di Kabupaten MURA (milik UPBS 9.688 kg, milik
petani 10.993 kg), dan di Kota Pagaralam (milik UPBS1.260 kg, milik petani 9.170 kg).
Jumlah benih bersertifikatyang dihasilkan sebanyak 31.768 kg (milik UPBS sebanyak
9.925 kg,milik petani 21.843 kg). Jumlah benih bersertifikatmilik UPBSterdiri dari
varietasInpari 15 sebanyak 1.720 kg,varietasInpari 20 sebanyak 1.500 kg,
varietasInpari 22 sebanyak 6.105 kg, dan varietasInpari 28 sebanyak 600 kg, (2)
Produktivitaspadi di Kabupaten OKUTimur, Inpari 15 (7,15 t GKG/ha), Inpari 20 (6,79t
GKG/ha) dan Inpari 22 (7,39 t GKG/ha), sedangkan Ciherang hanya 5,39 t GKG /ha.
Produktivitaspadi di KabupatenMURA,Inpari 15 (6,42 t GKG/ha), Inpari 20 (7,52t
GKG/ha) dan Inpari 22 (7,30 t GKG/ha), sedangkan Ciherang hanya 5,42 t GKG
/ha.Hasil kegiatan ini menunjukkan penggunaan benih bermutuVUB
Inparimeningkatkan produktivitas  10% (17,5 -37,7%) dibandingkan
penggunaanVUBCiherang.
2.3.12. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Wilayah
Sumatera Selatan
Lahan pekaranganmempunyaipotensiuntukpenyediaanbahanpangankeluarga,
bermanfaatdalammengurangipengeluarankebutuhansehari-
haridanmemungkinkanuntukmenambahpenghasilankeluarga.Kegiatan pendampingan
dilaksanakan pada tiga lokasi KRPL dariBadanKetahananPangan (BKP) dan satu lokasi
Varietas Inpari15 saat keluar malai
primordia
Pengamatan Varietas Inpari 22
primordia
41
M-KRPL pada tigaKabupaten (Banyuasin, Palembang danOganIlir) dari bulan Januari –
Desember 2015. Tujuannyaadalah 1).Menerapkanteknologibudidaya model
kawasanrumahpanganlestari ( budidayavertikultur model rak, model
polibagdanbudidaya model konvensional), 2).Menerapkanteknologibudidayasayuran,
sumberpanganlokal, tanamanobatdanbuahuntukpenguatanKebunBibitDesa (KBD) dan
3).
Mendapatkaninformasipenghematanpengeluaranbelanjadanpenambahanpendapatankel
uarga /KK/bulan.Bentukimplementasikegiatanterdiridaritiga model budidayayaitu 1).
teknologibudidayavertikultur model rak, 2). teknologibudidayavertikultur model
polibagdan 3). teknologibudidaya model konvensional. Komponen teknologi yang
diterapkan di RPL terdiri dari: benih tanaman varietas unggul, pupuk kandang, media
tanam, pupuk NPK, mulsa plastik hitam perak, pengendalian hama/penyakit secara
terpadu termasuk penggunaan perangkap dan pestisida nabati. Metode yang
digunakan adalah observasi lapang.
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa tanaman sayuran yang diusahakan di
pekarangan pada pendampingan KRPL di Desa Regan Agung, Desa Seterio, Desa
Purwosari dan Desa Rawangsari Kabupaten Banyuasin bervariasi, dimana tanaman
sayuran yang ditanam di KRPL tersebut yaitu, terong, cabe rawit, cabe merah,
kangkung, caisin, tomat ranti, seledri dan kacang panjang rata-rata 27,5%-72,5%.
tanaman cabe merah hanya 27,5% yang paling sedikit diusahakan pada empat desa
pendampingan KRPL dan terbanyak tanaman caisin 72,5%.
Pendampingan KRPL di Kabupaten Ogan Ilir yaitu, Desa Arisan Deras, Desa
Payalingkung, Desa Tanjung Gelam dan Desa Sukamulia, menunjukkan bahwa
tanaman sayuran yang diusahakan yaitu, bayam, cabe rawit, kangkung, caisin, kacang
panjang, gambas rata-rata 45%-87,5%. Tanaman gambas yang paling sedikit
diusahakan di empat desa pendampingan KRPL yaitu 45%, dan tanaman caisin
terbanyak diusahakan yaitu, 87,5%.
Pendampingan KRPL di Kodya Palembang yaitu, Desa Suak Bujang, Desa
Talang Jawa, Desa Talang Betutu dan Desa Sukodadi menunjukkan bahwa tanaman
sayuran yang diusahakan yaitu, bayam, cabe rawit, kangkung, caisin, terong, seledri,
bawang daun, tomat ranti, kacang panjang rata-rata 7,5%-70 %. Tanaman kacang
panjang yang paling sedikit diusahakan di empat desa pendampingan KRPL, yaitu
7,5%, dan tanaman sayuran caisin terbanyak diusahakan yaitu 70%.
42
Pendistribusian hasil tanaman sayuran yang diusahakan di pekarangan desa
pendampingan KRPL di Kabupaten Banyuasin, yaitu Desa Regan Agung
memperlihatkan bahwa hasil sayuran dimakan 59,7%, dijual 22,4% dan dibagikan ke
tetangga (sosialkan) 17,9%. Pendampingan KRPL di Desa Seterio menunjukkan
bahwa hasil sayuran dijual 78,9%, sebanyak 19,6% untuk dimakan dan 1,5%
diberikan ke tetangga. Pendampingan KRPL di Desa Rawangsari menunjukkan bahwa
hasil sayuran dimakan sendiri 80,6% dan 19,4% dijual. Pendampingan KRPL di Kodya
Palembang Desa Talang Jawa menunjukkan bahwa hasil sayuran dari pekarangan
dijual 56,2%, sebanyak 30,2% untuk dimakan dan 13,6% disosialkan. Di Desa Suak
Bujang hasil sayuran di pekarangan dimakan sendiri 91,3% dan 8,7% dijual.
Sedangkan di Desa Sukodadi hasil sayuran dimakan sendiri 74,8% dan disosialkan
25,2% tanpa dijual.
Pendampingan KRPL di Kabupaten Ogan ilir Desa Arisan Deras menunjukkan
bahwa hasil sayuran dimakan sendiri 43,9%, sebanyak 39,2% dijual dan 16,9%
disosialkan. Pendampingan KRPL di desa Payalingkung menunjukkan bahwa hasil
sayuran dimakan sendiri 81%, sebanyak 10% dijual dan 9% disosialkan.
Pendampingan KRPL di desa Tanjung Gelam menunjukkan bahwa hasil sayuran
dimakan sendiri 45,8%, sebanyak 25,9% dijual dan 28,3% disosialkan. Selanjutnya di
Desa Sukamulia menunjukkan bahwa hasil sayuran dijual sekitar 63,1%, sebanyak
27,8% dimakan sendiri dan 9,1% disosialkan.
Pada lahan pekarangan sempit dapat digunakan model vertikultur dengan rak
talang air dan polybag. Model vertikultur rak talang air yang ditanami sayuran daun
seperti caisin dengan hasil sekitar 3,2 kg/5 talang, sedangkan tanaman terong yang
ditanam dalam polybag menghasilkan 1,5 kg/5 polybag dan tanaman cabe rawit dalam
polybag menghasilkan 1,3 kg/5 polybag pada panen pertama. Pada lahan pekarangan
sedang dapat dikombinasikan model vertikultur dan model budidaya konvensional
dengan bedengan. Hasil tanaman terong yang ditanam pada bedengan sekitar 3,2
kg dan tanaman cabe rawit menghasilkan 0,7 kg.
43
Pembuatan kompos Pembuatan pestisida nabati
Pembuatan perangkap lalat buah Pembuatan POC buah
Pembibitan di KBD Camat dan robongan meninjau tanaman
2.3.13. Pengembangan Kebun Bibit Inti
ProgramPengembangan Kebun Bibit Inti (KBI) tahun 2015 dilaksanakan di KP
Kayu Agung. Program ini merupakan kelanjutan pengembangan KBI tahun sebelumnya.
Tujuan pengembangan KBI adalah:1). Melayanikebutuhan benih dan bibit secara
tepat varietas,mutu,jumlah dan waktu kepada kelompok KBD,2). Menyediakan bibit
dan benih untuk keperluan Rumah Pangan Lestari.
44
Membangun KRPL membutuhkan berbagai jenis benih dan bibit tanaman
hortikultura (sayuran, buah-buahan dan tanaman Obat),tanaman bahan pangan non
beras (umbi jalan, ubi kayu, talas, gayong, garut), kacang-kacangan, tanaman
biofarmaka (obat) dan tanaman buah. Benih dan bibit tersebut dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak dan tepat waktu tanam, oleh karena itu Kebun Bibit (KBI dan KDB)
menjadi penting dalam pemenuhan kebutuhan benih dan bibit dalam membangun
KRPL. Dengan adanya program pengembangan KBI ini diharapkan tersedianya benih
dan bibit secara tepat varietas, bermutu, tepat jumlah dan waktu kepada kelompok
KBD. Rumah tangga kelompok KBD dapat memperoleh benih dan bibit secara tepat
varietas, mutu, jumlah, dan waktu sesuai dengan kebutuhan kelompok KBD.
Pada tahun 2015 ini pengembangan KBI lebih diperbanyak pada tanaman
buah-buahan seperti bibit pisang sebanyak 200 batang, sirsak ratu 250 batang, jambu
biji merah 200 batang dan jambu air 250 batang, bibit buah-buahan tersebut didapat
dari BALITBU Solok. Selain bibit buah, juga mengembangkan benih sayuran seperti:
benih kacang panjang 4,5 kg, benih timun 250 gram, benih kangkung 4 kg, benih sawi
100 gram, benih cabe 80 gram, benih bayam 200 gram. Hasil benih dan bibit KBI
didistribusikan ke tiga KBD Kabupaten/kota sebanyak 12 desa.
Pesemaian sayuran (cabai,terung) Tanaman cabai dan terung
Distribusi bibit buah jambu air Distribusi bibit sirsak
2.3.14. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman Padi Lokal Di Sumatera
Selatan
45
Sumber Daya Genetik (SDG) tanaman padi merupakan bagian dari plasma
nutfah dan memiliki arti yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan
kebutuhan pangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanasan global
dan bencana alam dapat memacu terjadinya erosi genetik terhadap SDG tanaman
yang ada. Oleh karena itu, SDG tanaman perlu dilestarikan agar dapat tersedia secara
berkelanjutan dalam mendukung ketersediaan dan ketahanan pangan.
Kegiatanpenelitian plasma nutfahmeliputikoleksi, rejuvinasi,
karakterisasidanevaluasikultivarlokal, kultivar liar atauintroduksidariluarnegeri,
kultivarunggulmasalaludanmasakini. Dari
hasilkegiataninventarisasisumberdayagenetiktahun 2013 dan 2014, BPTP Sumsel
telahmemilikikoleksipadilokalsebanyak 56 varietas yang terdiridari; 9
varietaspadilokalexisting di lahanrawalebak, 26 varietaspadilokalexisting di lahankering,
dan 21 varietaspadilokalexisting di lahanrawapasangsurut. Hasilkoleksiex situ
padatahun 2014 di KPKayu Agungada 3 varietaspadilokal yang
telahtanamdandikarakterisasi, yaitupadi Bone, Siam, danSiputih. Padatahun 2015,
karakterisasidilanjutkan di KP KarangAgung.
Dengan adanya kegiatan karakterisasi dan evaluasi yang lebih intensif pada
varietas padi lokal, maka akan semakin banyak informasi berupa varietas yang
potensial dikembangkan sebagai varietas unggul.
IdentifikasidanKarakterisasisecarain-situ danex-situ telahdilakukanterhadap 21
varietaspadilokal, baik di lahanpetanimaupun di KP KarangAgung.Dari 21
varietaspadilokal di lahanrawapasang yang telahdiidentifikasi, terdapat delapan
varietas yang terpilihuntukdilakukankarakterisasisecaraex-situ di kebunkoleksi, KP
KarangAgung.Delapanvarietaspadilokaltersebutadalah; Sanapi, LembuSawah,
LembuKuning, Nona Cantik, KetekMuri, Tapanuli, Talang I danTalang II.
Padivarietaslokaltersebutditanam di kebunkoleksi, KP
KarangAgungpadabulanAgustus/September 2015.Koordinasidansinkronisasi program
dalambentukpertemuan/rapatsosialisasidanpenyusunan program dilakukan
untukmemperkuatkelembagaanKomisi Daerah (KOMDA) Provinsi Sumatera Selatan.
46
2.3.15. Pendampingan Pengembangan Kawasan Tanaman Padi Di Sumatera
Selatan
Kegiatan pendampingan kawasan tanaman padi di Sumatera Selatan telah
dilakukan di Kabupaten OI, OKI, Banyuasin dan OKU Timur. Pendampingan ini
bertujuan mendiseminasikan VUB padi (Inpari 6 dan 26), cara tanam jajar legowo 2:1,
dan pemupukan berimbang (urea:TSP:KCl = 100:100:100) di lahan rawa lebak dan
pasang surut.
Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan kawasan pertanian. Kawasan
pertanian adalah gabungan dari sentra-sentra pertanian yang terkait secara fungsional
baik dalam faktor sumber daya alam, sosial budaya, maupun infrastruktur, sehingga
memenuhi batasan luasan minimal skala ekonomi dan efektivitas manajemen
pembangunan wilayah. Kawasan tanaman pangan adalah kawasan usaha tanaman
pangan yang disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan infrastruktur fisik
buatan, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa sehingga
mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha tanaman pangan. Kawasan
tanaman pangan dapat berupa kawasan yang telah eksis atau calon lokasi baru dan
lokasinya dapat berupa hamparan atau spot partial namun terhubung dengan
aksesibilitas memadai. Kriteria khusus kawasan tanaman pangan dalam aspek luas
agregat kawasan untuk padi minimal 2.500 hektar.
Hasil kegiatan di Desa Tapus, Kecamatan Pampangan, Kabupaten
OKImemperlihatkan bahwa produksi varietas Inpari 26 adalah 7,46 ton GKP/ha, di
Desa BerkatKecamatanS.P. PadangKabupaten OKI untuk varietas Inpari 6 dan Inpari
26 masing-masing sebesar 7,38 ton GKP/ha dan 7,41 ton GKP/ha. Hasil ini lebiih baik
dibanding produksi padi milik petani sekitarnya. Rata-rata produksi padi mereka 4,5
ton GKP/ha.
Padi lokal Varietas lembu kuning
di lahan petani
Persemaian in situ padi lokal (Siputih, Siam
dan Bone)
47
2.3.16. Pendampingan Pengembangan Kawasan Tanaman Jagung Di
Sumatera Selatan
Jagung merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa
daerah, jugamenjadi bahan makanan pokok setelah beras. Mempunyai arti penting
dalam pengembangan industri di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk
industri pangan dan pakan ternak khususnya pakan ayam. Kementerian Pertanian
telah menetapkan upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan jagung
melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan kegiatan pendukung lainnya
antara lain pengembangan jaringan irigasi, optimalisasi lahan, Gerakan Penerapan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Jagung, Perluasan Areal Tanam jagung (PAT
Jagung), Penyediaan sarana dan prasaranan pertanian (benih, pupuk, pestisida dan
alat/mesin pertanian), dan pengawalan/pendampingan.
Untuk mendukung program UPSUS agar terlaksana dengan baik, BPTP Sumsel
telah melaksanakan pengawalan kegiatan dengan tujuan 1).Melaksanakan
pendampingan pengembangan kawasan jagung, 2).Menyiapkan dan menyampaikan
materi dalam pendampingan, 3).Menyusunrekomendasi teknologi yang diterapkan
dalam pendampingan.
Hasilnya pendampingan adalah terlaksananya pendampingan pada satu
kawasan pengembangan jagung di Kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur, meliputi gabungan kelompok tani jagung pada lahan seluas 797
ha, serta terlaksana demplot untuk sosialisasi 4 varietas unggul baru (VUB) jagung
hibrida seluas 3 ha di Kelompok Tani Mekar Jaya Desa Taraman Jaya. Adapun produksi
jagung (kering panen) yang ditanam pada demplot adalah sebagai berikut: Bima 3
sebanyak7,70 ton/ha, Bima 4sebanyak 8,25 ton/ha, Bima 19sebanyak 8,35 ton/ha, dan
Bima 20 sebanyak 9,1 ton/ha.Melalui kegiatan pendampingan ini juga telah disusun
Padi varietas Inpari 26 Mengubin hasil panen
48
materi pendampingan berupa: Buku Juknis Teknologi Budidaya Tanaman Jagung, Buku
Deskripsi Varietas Unggul Jagung 3 Edisi, dan Lembar Informasi Pertanian1 judul, serta
terdistribusinya materi tersebut ke Instansi terkait (Dinas Lingkup SKPD Provinsi
Sumsel, BP4K seluruh Kabupaten di Sumsel. 3). Tersusunnya 1 paket teknologi
budidaya jagung (Pengolahan lahan, VUB Jagung, pemupukan, jarak tanam,
Pengelolaan Tanaman Terpadu).
Pemeliharaaan tanaman jagung Panen Tanaman Jagung
2.3.17. Pendampingan Pengembangan Kawasan Kedelai
Tujuan jangka panjang kegiatan pendampingan pengembangan kawasan
Kedelai di Sumatera Selatan adalah Peningkatan produksi dan produktivitas yang
dihasilkan oleh petani pada kawasan kedelai di Provinsi Sumatera Selatan.Sedangkan
Tujuan tahun 2015 adalah; 1).Memberikan pendampingan dan pengawalan teknologi
budidaya kedelai pada kegiatan GP-PTT Kawasan di Sumatera Selatan,
2).Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan pendampingan GP-PTT
Kawasan kedelai di Sumatera Selatan, dan 3).Memperlihatkan dan memberikan contoh
kepada petani/ masyarakat keunggulan dan tata cara penerapan teknologi budidaya
kedelai spesifik yang direkomendasikan dalam bentuk demplot sosialisasi VUB seluas 5
(lima) ha.
Pendampingan yang dilaksanakan dalam bentuk: 1). Menyusun dan
menyampaikan rekomendasi teknologi budidaya kedelai pada berbagai agroekosistem,
2). Koordinasi dengan dinas teknis pada level provinsi dan kabupaten terkait pelaksana
program, 3). Pendampingan dan pengawalan teknologi dalam bentuk menjadi nara
sumber pada saat workshop, pelatihan dan pertemuan lapang, 4). Monitoring dan
evaluasi pelaksanaan GP-PTT di beberapa Kabupaten, 5). Membuat demplot sosialisasi
VUB kedelai seluas 5 ha yang dilaksanakan di Kabupaten Banyuasin, dan (6).
49
Menyusun dan mencetak materi diseminasi terkait program pengembangan
kedelai,Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan Januari sampai Desember 2015.
Kegiatan pendampingan dan pengawalan teknologi difokuskan pada
pelaksanaan program GP-PTT Kedelai khususnya di Kabupaten Banyuasin seluas 1.500
dan Kabupaten Empat Lawang serta program lain diantaranya program IP-300 Kedelai
di Kecamatan Muara Telang seluas 320 ha. Pembuatan demplot sosialisasi VUB Kedelai
seluas 5 ha yang tersebar di 5 (lima) desa pada Kecamatan Air Saleh Kabupaten
Banyuasin.
Hasil pendampingan memperlihatkan Varietas Anjasmoro mempunyai hasil
1.536,6 kg/ha. Setelah itu disusul dengan Varietas Wilis dengan produksi 750 kg/ha,
selanjutnya Varietas Panderman dengan produksi 700 kg/ha, disusul Varietas Gema
dan Argomulyo dengan produksi 500 kg/ha. Produksi yang dicapai oleh masing-masing
varietas masih jauh dibawa potensi produksinya dan bahkan beberapa varietas tidak
dapat dipanen (Dering I, Grobogan, Tanggamus dan Sinabung)karena beratnya kondisi
kekeringan sebagai dampak dari el-nino dan serangan hama tikus. Secara umum
pengembangan kedelai di Sumatera Selatan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan, 1). Luas tanam meningkat dari 8.627 ha (2014) menjadi 13.042 ha
(Angka Ramalan II BPS 2015); 2). Luas panen meningkat dari 7.237 ha (2014)
menjadi 12.421 ha (Angka Ramalan II BPS 2015);3). Produktivitas mengalami
penurunan dari 17,34 ku/ha (2014) menjadi 15,46 ku/ha (Angka Ramalan II BPS 2015),
dan 4). Produksi meningkat dari 12.500 ton (2014) menjadi 19.196 ton (Angka
Ramalan II BPS 2015).
Pertemuan tim UPSUS di lokasi GPPTT
Kedelai Air Saleh
Pertanaman Kedelai pada IP 300 di
Desa Mekarsari Kecamatan. Muara
Telang
50
2.3.18. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Tanaman Hortikultura Di Sumatera Selatan
Kegiatan Pendampingan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Hortikultura di
Sumatera Selatan bertujuan untuk ; 1).Melaksanakan pendampingan dan pengawalan
teknologi cabe, bawang merah dan jeruk, 2). Memberikan dukungan teknologi untuk
pengembangan kawasan agribisnis hortikultura dalam bentuk penyediaan
bahan/materi penyuluhan dan, bimbingan teknis, dan 3).Menjadinara sumber pada
pelatihan/pertemuan petani dan petugas lapang di wilayah pendampingan. Kegiatan ini
telah dilaksanakan di 12 lokasi wilayah pendampingan yang ada di
enamKabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan, yaitu di Kota Palembang, Kabupaten
Banyuasin, OI, OKI, OKU dan Kabupaten Musi Rawas. Pelaksanaan pendampingan
dimulai dari bulan Januari hingga Desember 2015.
Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan adalah; 1).Koordinasi dengan Dinas
Pertanian Provinsi dan Dinas Kabupaten Ogan Ilir, OKI, Banyuasin, OKU, Mura dan
Kota Palembang. Adapun kawasan tanaman hortikultura di Kabupaten Ogan Ilir
merupakan kawasan cabai dan jeruk, Kabupaten OKI kawasan bawang dan cabai,
Kabupaten OKU kawasan bawang, Mura kawasan bawang, Banyuasin kawasan cabai
dan Kota Palembang kawasan cabai. Namun demikian setelah koordinasi dengan Dinas
Pertanian Provinsi bahwa pendampingan untuk demplot diarahkan di Kabupaten OKI
untuk pendampingan kawasan bawang dan demplot tanaman cabai di Kota Palembang.
Sedangkan untuk Kabupaten yang lain pendampingan dalam bentuk bimbingan
teknologi melalui pertemuan kelompok, 2). Identifikasi Potensi sudah dilaksanakan
pada 6 (enam) kelompok yang merupakan kawasan cabai, bawang dan jeruk yang ada
di Kabupaten Mura, OKU, OKI, OI, Banyuasin dan Kota Palembang, 3). Pendampingan
dalam bentuk Pelatihan Budidaya Bawang Merah sudah dilaksanakan di Desa Sindang
Sari Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI dan Pelatihan Budidaya Tanaman Cabai
sudah dilaksanakan di Kelurahan Suka Mulya Kecamatan Sematang Borang Kota
Palembang, 4). Pendampingan dan Pengawalan Teknologi dalam Bentuk Demplot
tanaman bawang sudah dilaksanakan di Desa Sindang Sari Kecamatan Lempuing
Kabupaten OKI dan Pendampingan Demplot Tanaman Cabai masih berjalan di
Kelurahan Suka Mulya Kota Palembang, Desa Lubuk Saung Kecamatan Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin, dan di Kelurahan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir.
Pendampingan Demplot merupakan display VUB Budidaya Bawang Merah
menggunakan varietas BIMA seluas ±2.500 m². Sedangkan pendampingan demplot
51
tanaman cabai menggunakan varietas Kencana dan Ciko. Varietas komoditas tersebut
semuanya dari Balitsa.
Hasil Demplot tanaman bawang merah di Desa Sindang Sari hanya mencapai
1,33 ton/2.500 m², hal ini disebabkan pada saat menjelang panen terserang hama ulat.
Sedangkan untuk demplot tanaman cabai di Kelurahan Suka Mulya Kota Palembang,
Desa Lubuk Saung Banyuasin, dan Kelurahan Indralaya Ogan Ilir, pada saat ini baru
berumur antara 1-2 bulan.
Penanaman Bawang oleh Ka. BPTP Penyiangan pada umur 45 HST
Pelatihan Budidaya Jeruk yang sehat Praktek pemangkasan tanaman jeruk
Demplot Tanaman Cabai di Desa Lubuk Saung Demplot Tanaman Cabai di Kelurahan Suka Mulya
52
2.3.19. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Tanaman Perkebunan
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Perkebunan
dilakukan pada 3 komoditas unggulan perkebunan di Sumatera Selatan, yaitu kopi,
karet, dan tebu. Pengembangan kawasan untuk komoditas kopi terletak di Kabupaten
Muara Enim, komoditas karet di Kabupaten Musi Rawas, dan komoditas tebu dilakukan
di Kabupaten Ogan Ilir. Pendampingan ini bertujuan untuk: 1). Mengidentifikasi paket
teknologi rekomendasi pengembangan kawasan perkebunan karet (Musi Rawas), Kopi
(Muara Enim), dan Tebu (OKI atau OI), 2). Melaksanakan pelatihan paket teknologi
rekomendasi pengembangan kawasan perkebunan karet (Musi Rawas) dan Tebu (OKI
atau OI), 3).Melaksanakan percontohan paket teknologi rekomedasi pengembangan
kawasan perkebunan Tebu (OKI atau OI).
Hasil identifikasi di Kabupaten Muara Enim, menunjukkan kebutuhan
peremajaan perkebunan kopi rakyat yang produksinya tidak ekonomis lagi dengan
klon-klon robusta unggulan yang direkomendasikan oleh Balitbangtan. Selain itu,
petani kopi di Kabupaten Muara Enim perlu mendapat pelatihan teknologi budidaya
kopi yang baik dan benar, pemupukan dan kesuburan tanah, serta OPT dan
pengendaliannya. Kondisi tanaman karet di kawasan pengembangan di Kabupaten
Musi Rawas pada umumnya perlu ditingkatkan produktivitasnya. Populasi tanaman
yangterlalu padat per satuan luas menyebabkan produktivitas yang rendah
danmeningkatkan ancaman serangan OPT. Selain itu, petani karet di
kawasanpengembangan perlu diperkuat kelembagaannya melalui pembinaan
danpembentukan koperasi, sehingga dapat menjual produknya dengan kualitas
yangbaik dan harga yang kompetitif.Produktivitas tanaman tebu di Kabupaten Ogan Ilir
masih sangat rendahdibandingkan potensi yang bisa dioptimalkan di kawasan tersebut.
Peningkatanpengetahuan dan motivasi sumberdaya manusia, serta koordinasi instansi
yangterkait diperlukan untuk memperbaiki produktivitas tebu rakyat di Kabupaten
OganIlir. Selain itu, sosialisasi teknologi budidaya tebu intensif masih diperlukan untuk
mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi ke petani dan petugas.
53
2.3.20. Pendampingan Pengembangan Kawasan Peternakan Kerbau
Ternak Kerbau merupakan komoditas yang memiliki potensi cukup besar sebagai
ternak penghasil daging dan menjadi prioritas dalam pembangunan peternakan di
Sumatera Selatan. Kegiatan pendampingan pengembangan kawasan peternakan
kerbau dilaksanakan antara bulan Januari – Desember 2015, di Kabupaten Ogan
Komering Ilir. Kegiatan yang bersifat partisipatif ini dilaksanakan di Kecamatan
Pampangan, yaitu Desa Kuro,Pampangan, Pulau Layang, Bangsal serta di Kecamatan
Pangkalan Lampam, yaitu Desa Pangkalan Lampam serta Desa Deling. Lokasi
pendampingan diperoleh berdasarkan koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi
dan Kabupaten OKI.
Pendampingan teknologi yang dilaksanakan meliputi teknologi pemanfaatan
limbah pertanian sebagai sumber pakan pada usaha pembibitan, perbaikan pakan pada
kerbau dan pembuatan pakan fermentasi. Pelaksanaan display teknologi pembuatan
Fermentasi Jerami dilaksanakan di kelompok Karya Bersama, Desa Kuro,Kecamatan
Pampangan. Hasil kegiatan pendampingan dari aplikasi pemberian pakan 7
Kg/ekor/hari pada 20 ekor kerbau terdiri atas 5 ekor dari Kelompok Harapan Jaya Desa
Deling KecamatanPangkalan Lampam dan 15 ekor dari kelompok Karya Bersama Desa
Kuro Kecamatan Pampangan. Dari hasil penimbangan, diperolehPenambahan Berat
Badan Harian (PBBH) induk kerbau sebesar 0.7 Kg untuk kerbau yang menggunakan
aplikasi pakan fermentasi jerami dan 0.5 Kg untuk kontrol sedangkan PBBH anak
kerbau sebesar 1,43 Kg untuk kerbau yang menggunakan aplikasi pakan fermentasi
jerami dan 1,06 Kg untuk kontrol. Hasil pengukuran kegiatan penyuluhan dan
pelatihan dari aspek pengetahuan, Efektifitas Penyuluhan (EP) 51,2% (Efektif) dan
Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP) 91 % (sangat efektif); aspek sikap/minat nilai EP
37% (efektif) dan EPP 81,8% (sangat efektif) serta aspek ketrampilan nilai EP 43,75%
(efektif) dan nilai EPP 76% (sangat efektif). Hasil pendampingan menunjukkan bahwa
Peserta pelatihan budidaya tebu Display teknologi tebu intensif
54
perbaikan pakan dengan fermentasi jerami memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan kebiasaan petani. Kegiatan penyuluhan untuk mengaplikasikan
fermentasi jerami padi sebagai pakan kerbau dikategorikan berhasil.
2.3.21. Pendampingan Budidaya Tanaman Krisan Di Kota Pagaralam
Sumatera Selatan
Kegiatan Pendampingan Budidaya Krisan di Kota Pagar Alam, bertujuan untuk:
1). Memberikan pendampingan dan pengawalan teknologi budidaya krisan dengan
penerapan teknologi varietas, dan 2). Mendapatkan varietas yang cocok dan disukai
oleh konsumen. Kegiatan initelah dilaksanakan di dua kelompok tani, yaitu :
Kelompok Dahlia di Kelurahan Muara Siban dan kelompok Wanita Karya di Kelurahan
Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam dari bulan Januari sampai
bulan Desember 2015. Pola pendampingan yang dilakukan yakni dengan memberikan
pelatihan mengenai budidaya krisan dan percontohan atau demplot penerapan
teknologi varietas krisan yang dihasilkan Balitbangtan, pada lahan petani dengan
menggunakan 7 (tujuh) varietas krisan yaitu; Varietas Kineta, Limeron, Solenda
Pelangi, Azzura, Asmarandana, Puspita Nusantara dan Arosuko Pelangi. Ke-tujuh
varietas ini merupakan varietas dari Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi). Data yang
dikumpulkan berdasarkan pengamatan langsung yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,
lebar daun, panjang daun, jumlah bunga dan diameter bunga mekar.
Hasil kegiatan pendampingan melalui pelatihan telah dilaksanakan di kelompok
Dahlia pada tanggal 30 Mei 2015. Pelatihan diikuti oleh 4 (empat) kelompok wanita
tani; 1).Kelompok Wanita Tani Dahlia, 2).Kelompok Wanita Karya, 3).Kelompok Balqis
dan 4).Kelompok Merygold City yang berjumlah 50 orang dengan narasumber dari
Balithi. Hasil kegiatan demplot yang dilaksanakan di Kelompok Dahlia, menunjukkan
bahwa tinggi tanaman tertinggi diperoleh varietas Solenda Pelangi (69,7 cm), jumlah
daun terendah varietas Kineta (11), Daun terlebar varietas Puspita Nusantara (7,8 cm),
Pemerahan susu kerbau Pengolahan susu untuk dibuat gula
55
Daun terpanjang varietas Asmarandana (9,4 cm), jumlah bunga terbanyak varietas
Asmarandana (11,2) dan diameter bunga terpanjang diperoleh varietas Puspita
Nusantara (7,4 cm).
Nara sumber pelatihan budidaya Krisan Peserta pelatihan budidaya krisan
dari Balithi dan BPTP Sumsel
Demplot tanaman krisan di kelompok Dahlia
2.3.22. Kajian Paket Teknologi KedelaiRamah Lingkungan Di Lahan Pasang
Surut
Kegiatan ini dilaksanakan di lahan pasang surut Kabupaten Banyuasin, dalam
bentuk demplotyang bersifat partisipatif, melibatkan petani kooperator sebagai
pelaksana kegiatan lapangan. Rancangan percobaan menggunakan Randomized
Complete Block Design (RCBD). Perlakuannya terdiri dari P0 : kontrol (tanpa pupuk
kimia + pukan + 1 t/ha arang sekam), P1 : dosis pemupukan mengikuti rekomendasi
BPTP Sumsel, P2 : ½ dosis rekomendasi + 2 t/ha arang sekam + pupuk organik cair
dan penggunaan pestisida organik, P3 : ½ dosis rekomendasi + 1 t/ha arang sekam +
1 t/ha dolomit + pupuk organik cair dan penggunaan pestisida organik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 6 MST, tinggi tanaman pada
perlakuan P3 berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan P0, P1, dan P2. Perlakuan
P3 menghasilkan kedelai yang lebih tinggi (32,05 cm) dibandingkan dengan perlakuan
56
lainnya. Varietas kedelai juga memperlihatkan respon yang berbeda. Varietas Kaba dan
Argo Mulyo lebih tinggi dibandingkan varietas Tanggamus pada tiap minggu
pengamatan.
Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang. Varietas Kaba
mempunyai polong 25,37% lebih banyak dibandingkan jumlah cabang pada varietas
Argo Mulyo. Sedangkan jumlah cabang pada varietas Tanggamus secara statistik tidak
berbeda nyata dengan jumlah cabang pada varietas Kaba. Perlakuan P3 berpengaruh
nyata terhadap jumlah cabang dibandingkan perlakuan P0, dan tidak berbeda nyata
dengan perlakuan P1 dan P2.
Perbedaan varietas dan perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
polong yang dihasilkan. Varietas Tanggamus, Kaba, dan Argo Mulyo, dengan perlakuan
P0, P1, P2, maupun P3, menghasilkan jumlah polong yang tidak berbeda nyata.
2.3.23. Peningkatan Komunikasi dan Koordinasi Akselerasi Inovasi
Teknologi Pertanian
Peningkatankapasitas SDM dan penguatan kelembagaan penyuluhan dilakukan
di BP3K Purwodadi, Kecamatan Belitang Mulya kaupaten OKU Timur. Tujuan
kegiatan ini agar kelembagaan penyuluh yang ada dapat berfungsi sebagai wadah
konsultasi, informasi, pembelajaran dan pusat percontohan dalam rangka
penyebaran teknologi kepada pengguna. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah :
1). Identifikasi kebutuhan teknologi dan kelembagaan penyuluhan; 2). Pemberdayaan
BPP model sebagai wahana penyuluhan; 3). Pelatihan penyuluh dan
Gapoktan/petani; 4). Gelar Teknologi pertanian dan Temu lapang; 5). Pembinaan
penyuluhan. Untuk memotivasi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhannya,
Penimbangan pupuk untuk perlakuanPenanggulangan H/P pada tanaman
kedelai
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN
OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN

Contenu connexe

Tendances

Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014Dpc Pkb Aceh Tamiang
 
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniPetunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniMuliadin Forester
 
Pedoman teknis pengembangan system of rice intensification ta. 2014
Pedoman teknis pengembangan system of rice intensification ta. 2014Pedoman teknis pengembangan system of rice intensification ta. 2014
Pedoman teknis pengembangan system of rice intensification ta. 2014Dpc Pkb Aceh Tamiang
 
Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014
Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014
Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014Dpc Pkb Aceh Tamiang
 
Pedoman Teknis SL-PTT 2013
Pedoman Teknis SL-PTT 2013Pedoman Teknis SL-PTT 2013
Pedoman Teknis SL-PTT 2013Oki
 
Permentan no.82 tahun 2013
Permentan no.82 tahun 2013Permentan no.82 tahun 2013
Permentan no.82 tahun 2013Misbahul-Munir
 
Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanJuklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanMuliadin Forester
 
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015ignasius dh purba
 
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415Hamdan In'ami
 
Road map-bbpp-batu-2015-2019
Road map-bbpp-batu-2015-2019Road map-bbpp-batu-2015-2019
Road map-bbpp-batu-2015-2019BBPP_Batu
 
Buku saku tanaman pertanian kec.sttu.jehe1
Buku saku tanaman pertanian kec.sttu.jehe1Buku saku tanaman pertanian kec.sttu.jehe1
Buku saku tanaman pertanian kec.sttu.jehe1pandirambo900
 
Laporan kinerja bbpp batu tahun 2015
Laporan kinerja bbpp batu tahun 2015Laporan kinerja bbpp batu tahun 2015
Laporan kinerja bbpp batu tahun 2015BBPP_Batu
 

Tendances (20)

Lakip bptp sumsel 2012
Lakip bptp sumsel 2012Lakip bptp sumsel 2012
Lakip bptp sumsel 2012
 
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
 
Lakip bptp sumsel 2010
Lakip bptp sumsel 2010Lakip bptp sumsel 2010
Lakip bptp sumsel 2010
 
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniPetunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
 
Laporan beressss
Laporan beressssLaporan beressss
Laporan beressss
 
Pedoman teknis pengembangan system of rice intensification ta. 2014
Pedoman teknis pengembangan system of rice intensification ta. 2014Pedoman teknis pengembangan system of rice intensification ta. 2014
Pedoman teknis pengembangan system of rice intensification ta. 2014
 
Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014
Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014
Pedoman teknis pengembangan unit pengolah pupuk organik (uppo) 2014
 
Pedoman Teknis SL-PTT 2013
Pedoman Teknis SL-PTT 2013Pedoman Teknis SL-PTT 2013
Pedoman Teknis SL-PTT 2013
 
Permentan no.82 tahun 2013
Permentan no.82 tahun 2013Permentan no.82 tahun 2013
Permentan no.82 tahun 2013
 
Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan PoktanJuklak Penilaian Kemampuan Poktan
Juklak Penilaian Kemampuan Poktan
 
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)Infrastruktur kelembagaan   fgd serasi (yuti)
Infrastruktur kelembagaan fgd serasi (yuti)
 
Kostratani
KostrataniKostratani
Kostratani
 
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
 
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
 
Road map-bbpp-batu-2015-2019
Road map-bbpp-batu-2015-2019Road map-bbpp-batu-2015-2019
Road map-bbpp-batu-2015-2019
 
Notulensi 2021
Notulensi 2021Notulensi 2021
Notulensi 2021
 
Buku manualkompos
Buku manualkomposBuku manualkompos
Buku manualkompos
 
Kertas kerja ke ch pelajar dpli
Kertas kerja ke ch pelajar dpliKertas kerja ke ch pelajar dpli
Kertas kerja ke ch pelajar dpli
 
Buku saku tanaman pertanian kec.sttu.jehe1
Buku saku tanaman pertanian kec.sttu.jehe1Buku saku tanaman pertanian kec.sttu.jehe1
Buku saku tanaman pertanian kec.sttu.jehe1
 
Laporan kinerja bbpp batu tahun 2015
Laporan kinerja bbpp batu tahun 2015Laporan kinerja bbpp batu tahun 2015
Laporan kinerja bbpp batu tahun 2015
 

Similaire à OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN

Laporan kegiatan public hearing 2015
Laporan kegiatan public hearing 2015Laporan kegiatan public hearing 2015
Laporan kegiatan public hearing 2015BBPP_Batu
 
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boykeProfil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boykePertanianburu
 
Laporan amelia wior 22
Laporan amelia wior 22Laporan amelia wior 22
Laporan amelia wior 22JERRYRUNTUWENE
 
Proposal bantuan kapal motor
Proposal bantuan kapal motorProposal bantuan kapal motor
Proposal bantuan kapal motorcibenk langsa
 

Similaire à OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN (20)

Laporan akhir balai 2018
Laporan akhir balai 2018Laporan akhir balai 2018
Laporan akhir balai 2018
 
Lakip 2015
Lakip 2015Lakip 2015
Lakip 2015
 
Lakip BPTP Sumsel
Lakip BPTP SumselLakip BPTP Sumsel
Lakip BPTP Sumsel
 
Lakip bptp sumsel 2011
Lakip bptp sumsel 2011Lakip bptp sumsel 2011
Lakip bptp sumsel 2011
 
Laphir balai 2021.pdf
Laphir balai 2021.pdfLaphir balai 2021.pdf
Laphir balai 2021.pdf
 
Rktm pemeliharaan akreditasi manajemen
Rktm pemeliharaan akreditasi manajemenRktm pemeliharaan akreditasi manajemen
Rktm pemeliharaan akreditasi manajemen
 
Rktm program
Rktm programRktm program
Rktm program
 
Lakin BPTP Sumsel 2017
Lakin BPTP Sumsel 2017 Lakin BPTP Sumsel 2017
Lakin BPTP Sumsel 2017
 
Laporan kegiatan public hearing 2015
Laporan kegiatan public hearing 2015Laporan kegiatan public hearing 2015
Laporan kegiatan public hearing 2015
 
Rktm monev
Rktm monevRktm monev
Rktm monev
 
Laporan pkl yuk piks 2
Laporan pkl yuk piks 2Laporan pkl yuk piks 2
Laporan pkl yuk piks 2
 
Rktm kp karang agung
Rktm kp karang agungRktm kp karang agung
Rktm kp karang agung
 
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boykeProfil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
Profil dinas pertanian kabupaten buru bappeda boyke
 
Revisi renstra 2020 2024 bptp sumatera selatan
Revisi renstra 2020 2024 bptp sumatera selatanRevisi renstra 2020 2024 bptp sumatera selatan
Revisi renstra 2020 2024 bptp sumatera selatan
 
Laporan amelia wior 22
Laporan amelia wior 22Laporan amelia wior 22
Laporan amelia wior 22
 
Rptp kajian kedelai lahan kering masam
Rptp kajian kedelai lahan kering masamRptp kajian kedelai lahan kering masam
Rptp kajian kedelai lahan kering masam
 
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
 
Proposal bantuan kapal motor
Proposal bantuan kapal motorProposal bantuan kapal motor
Proposal bantuan kapal motor
 
Sos dak 2012 pertanian
Sos dak 2012   pertanianSos dak 2012   pertanian
Sos dak 2012 pertanian
 
Ppt pkl
Ppt pklPpt pkl
Ppt pkl
 

Plus de BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN

Plus de BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN (20)

daftar-aset-2021.pdf
daftar-aset-2021.pdfdaftar-aset-2021.pdf
daftar-aset-2021.pdf
 
PENCEGAHAN COVID-19.pdf
PENCEGAHAN COVID-19.pdfPENCEGAHAN COVID-19.pdf
PENCEGAHAN COVID-19.pdf
 
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdfMITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
 
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdfEVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
 
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdfSurat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
 
simak bmn.pdf
simak bmn.pdfsimak bmn.pdf
simak bmn.pdf
 
Laporan Keuangan 2021.pdf
Laporan Keuangan 2021.pdfLaporan Keuangan 2021.pdf
Laporan Keuangan 2021.pdf
 
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdfNOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
 
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdfNOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
 
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdfSURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
 
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdfRealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
 
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdfRealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
 
STATISTIK LAP KEU 2022.pdf
STATISTIK LAP KEU 2022.pdfSTATISTIK LAP KEU 2022.pdf
STATISTIK LAP KEU 2022.pdf
 
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdfREKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
 
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdfJUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
 
Agenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdfAgenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdf
 
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdfSURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
 
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdfDaftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
 
SE Larangan Mudik.pdf
SE Larangan Mudik.pdfSE Larangan Mudik.pdf
SE Larangan Mudik.pdf
 
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
 

Dernier

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxRyanWinter25
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptRyanWinter25
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 

Dernier (14)

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptxPENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
PENERAPAN IURAN DALAM PROGRAM PAMSIMAS 2023.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.pptOPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM DALAM PROGRAM PAMSIMAS.ppt
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 

OPTIMASI PERTANIAN DI SUMATERA SELATAN

  • 1. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan strategis global dan domestik pada sektor pertanian secara langsung maupun tidak langsung telah dan akan mempengaruhi pembangunan pertanian nasional maupun wilayah spesifik lokasi. Mencermati dinamika perubahan lingkungan strategis tersebut, program dan kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi spesifik lokasi diarahkan untuk merakit berbagai inovasi pertanian spesifik agroekosistem yang menghasilkan produk berdaya saing tinggi baik di pasar domestik maupun internasional. Ini dilakukan dalam rangka mengakselerasi pembangunan pertanian wilayah, dengan mengembangkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal. Tahun 2015, merupakan tahun awal dari operasional strategi pembangunan pertanian dalam kurun waktu lima tahunan (2015-2019).Secara umum, arah kebijakan pembangunan pertanian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 antara lain: 1. Meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatanproduktivitas dan perluasan areal pertanian. 2. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditi pertanian. 3. Meningkatkan produksi dan diversifikasi sumber daya pertanian. 4. Pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. 5. Memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Sebagai institusi pusat yang berada di daerah dan merupakan ujung tombak Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) dalam melakukan pengkajian bidang pertanian, maka Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan pada Tahun 2015 tetap berperan aktif dalam menumbuhkan inovasi serta mengembangkan teknologi pertanian spesifik lokasi di daerah melalui impementasi kegiatan-kegiatannya(Peraturan Menteri Pertanian No:20/Permentan/OT.140/3/2013). Hal ini terkait dengan arah, visi, misi, dan sasaran utama pembangunan pertanian dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, dimana pembangunan pertanian sebagai motor penggerak pembangunan nasional, dan penempatan sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan pertanian yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur. Diyakini, bahwa berkembangnya sektor pertanian yang maju
  • 2. 2 akan mendorong berkembangnya sektor lain, terutama sektor hilir (agriculture industries and services) yang maju pula. Laporan Akhir Tahun BPTP Sumsel ini disusun untuk menginformasikan implementasi pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel selama Tahun 2015. Laporan ini pun tentunya dapat dijadikan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan lain yang sejenis agar lebih baik lagi di masa mendatang. 1.2. Tugas, Visi dan Misi BPTP Sumatera Selatan 1.2.1. Tugas Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/2006, BPTP Sumsel mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Beberapa fungsi yang diselenggarakan oleh BPTP Sumsel untuk melaksanakan tugasnya antara lain: a. Pelaksanaan inventarisasi dan indentifikasi kebutuhan teknologi pertanian spesifik lokasi b. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi c. Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan d. Menyiapkan kerja sama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi e. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai 1.2.2. Visi Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan. 1.2.3. Misi a. Merakit, menguji dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul berdaya saing mendukung pertanian bio-industri. b. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatan scientific recognition dan impact recognition.
  • 3. 3 1.3. Struktur Organisasi Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BPTP Sumatera Selatan yang merupakan unit kerja Eselon IIIa, berada di bawah lingkup Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Dalam pelaksanaan kegiatan, secara struktural Kepala Balai dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Sub Bag. TU), kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP). Secara fungsional dibantu oleh Tim Program dan 4 (empat) Kelompok Pengkaji (kelji) yang terdiri dari: (1). Kelji. Sumberdaya, (2). Kelji. Budidaya, (3). Kelji. Pasca Panen dan (4). Kelji. Sosial Ekonomi. Tugas penelitian dan pengkajian dari masing-masing kelji berbeda-beda, namun saling mendukung dan bekerjasama. Pada SeksiKSPP terdapat unsur penting yang mendukung pelaksanaan kegiatan yaitu kebun percobaan (KP), laboratorium dan perpustakaan. Sub Bag. TU bertugas dalam urusan administrasi, keuangan, kepegawaian dan rumah tangga Balai. Seksi KSPPbertugas dalam penyiapan dan pengelolaan informasi, komunikasi, diseminasi hasil penelitian dan pengkajian (litkaji), sarana laboratorium dan sarana lapangan. Dalam tugasnya Kepala Balai dibantu Tim Program dalam menyiapkan, penyusunan dan perumusan program litkaji. Tim Program bekerjasama dengan Kelji yang didukung oleh Seksi KSPP dan Sub Bag. TU. Gambar 1. Struktur Organisasi BPTP Sumatera Selatan Kepala Ka. Sie KSPP Ka. Sub Bag. TU Kelji Sosial Ekonomi Kelji Pasca Panen Kelji Budidaya Kelji Sumberdaya
  • 4. 4 1.4. Sarana dan Prasarana Keberhasilan pelaksanaan penelitian dan pengkajian perlu ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana. Kantor BPTP Sumsel berada di atas lahan seluas 5.100 m2 . Di tanah ini berdiri beberapa gedung yang difungsikan untuk kegiatan administrasi dan tenaga fungsional dengan luas lantai dasar 369,36 m2 , gedung keuangan 178,22 m2 , gedung pelayanan teknis (laboratorium, perpustakaan) dengan luas lantai dasar 470,69 m2 , luas garasi kendaraan bagian bawah 173,46 m2 dengan bagian belakang berlantai dua, Pos Satpam 36,19 m2 , gudang 78,59 m2 , menara air 14,34 m2 dan luas aula 648,65 m2 . Kebun Percobaan Kayuagung dengan luas lahan 26,6 ha, status tanahnya adalah hak guna pakai. Berada di Desa Sidakersa Kecamatan Kota Kayu Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan agroekosistem Lebak. Kebun ini dapat dijangkau dengan mudah dari Palembang dengan kendaraan roda empat. Berada di tepi jalan Trans Sumatera. Berdasarkan tipenya maka KP ini memiliki lahan lebak dalam 49,4%, lebak tengahan 19,4% dan lebak dangkal 31,2% dari luas lahan. Kebun ini berada pada ketinggian 31 m di atas permukaan laut. Adapun KP. Karang Agung dengan luas 20 ha, status tanahnya adalah pinjaman. Berada di Desa Sukamulia Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin. Untuk menjangkau kebun ini, setelah mengendarai kendaraan roda empat dari Palembang kurang lebih 3,5 jam, maka dilanjutkan dengan menggunakan speed boat selama 30 menit. Agroekosistem kebun ini pasang surut, bertipe luapan B/C yang berada pada ketinggian 29 m di atas permukaan laut. Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, maka di lingkup BPTP Sumsel saat ini terdapat 8 kendaraan dinas roda empat, sedangkan fasilitas lapangan terdiri dari alat angkut bermotor roda tiga 4 unit, traktor tangan 4 unit, Transplanter 1 unit, perontok gabah 2 unit, box dryer 2 unit dan ditunjang dengan beberapa fasilitas untuk pengolahan benih. Lebih lanjut mengenai keadaan kekayaan barang bergerak lingkup BPTP Sumatera Selatan sampai akhir tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
  • 5. 5 Tabel 1. Keadaan Kekayaan Barang Bergerak yang Dikelola Lingkup BPTP Sumatera Selatan tahun 2015 No Jenis Kendaraan No. Polisi Pemakai Keterangan 1. Suzuki Vitara BG.1501 LZ Ka. Balai Kendaraan R.4 2. Toyota Kijang BG.2194LZ Pool Kendaraan Kendaraan R.4 3. Toyota Kijang BG.1472MQ Pool Kendaraan Kendaraan R.4 4. Toyota Kijang BG.1073 RZ Pool Kendaraan Kendaraan R.4 5. Toyota Kijang - Pool Kendaraan Kendaraan R.4 6. Toyota Hilux B.9158 DQ Pool kendaraan Kendaraan R.4 7. Toyota Hilux Pickup BG 9505 MZ Pool kendaraan Kendaraan R.4 8. Toyota Hilux Pickup F 8466 A KP. Kayuagung Kendaraan R.4 9. Yamaha YT 115 BG. 6291 NZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.2 10. Yamaha YT 115 BG. 6292 NZ KP. Kayu Agung Kendaraan R.2 11. Suzuki Trail BG. 5849 NZ KP. Karang Agung Kendaraan R.2 12. Yamaha YT 115 BG. 6295 NZ Susno (RT) Kendaraan R.2 13. Yamaha YT 115 BG. 6294 NZ M. Arif Sidik P Kendaraan R.2 12. Yamaha YT 115 BG. 6290 NZ Juwedi Kendaraan R.2 13. Yamaha YT 115 BG. 6293 NZ Tukiran Kendaraan R.2 14. Viar BG 6414 PZ KP Kayuagung Kendaraan R.3 15 Viar F 5371 A KP Kayuagung Kendaraan R.3 16. Viar F 5398 A KP Kayugung Kendaraan R.3 17. Viar BG 6415 P2 KP Karang Agung Kendaraan R.3 18. Suzuki A100 BG 5844 NZ Pool Kendaraan R.2 1.5. Sumber Daya Manusia Untuk menjalankan program dalam wujud beberapa kegiatan, BPTP Sumsel memiliki sumber daya manusia sebanyak 82 orang, yang menyebar di kantor BPTP Sumsel 64 orang, KP. Kayuagung 12 orang dan KP. Karang Agung 6orang. Ditinjau dari tingkat pendidikannya, saat ini terdapat 3 orang yang berpendidikan strata 3;18 orang berpendidikan strata 2 dan 33 orang berpendidikan strata 1. Pegawai yang berpendidikan Diploma (2-4) sebanyak 6orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 18 orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 2 orang dan yang berpendidikan Sekolah Dasar 2 orang. Bila dilihat dari fungsinya, maka SDM yang sudah memiliki fungsional peneliti 19 orang, fungsional penyuluh 10 orang, fungsional pustakawan 1 orang, fungsional tehnisi litkayasa 1 orang dan fungsional umum 53 orang. Untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan BPTP Sumsel, maka perlu dilakukan peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan dan pendidikan lanjutan dengan menyekolahkan staf ke jenjang yang lebih tinggi. Ini sudah merupakan komitmen Balitbangtan untuk meningkatkan kemampuan SDM melalui pendidikan tinggi. Saat ini terdapat satu orang staf peneliti
  • 6. 6 yang mengikuti pendidikan Strata3 dan dua orang yang mengikuti pendidikan Strata 2. Berikut rekapitulasi pegawai menurut beberapa kriteria per Desember 2015. Tabel 2. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan Ruang per Desember 2015 No Golongan Ruang A B C D Jumlah 1 Golongan I 2 - 2 2 Golongan II 3 3 3 5 14 3 Golongan III 12 20 10 11 53 4 Golongan IV 9 2 2 - 13 Total 24 25 17 16 82 Tabel 3. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan/Ruang dan Pendidikan Akhir per Desember 2015 No Gol/Ruang S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah 1 I/c 2 2 2 I/d - - 3 II/a 2 1 3 4 II/b 2 1 3 5 II/c 1 2 3 6 II/d 1 4 5 7 III/a 6 2 1 3 12 8 III/b 3 11 1 5 20 9 III/c 5 5 10 10 III/d 1 3 7 11 11 IV/a 2 5 2 9 12 IV/b 1 1 2 13 IV/c 1 1 2 Jumlah 3 18 33 2 4 18 2 2 82 Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan dan Kelompok Umur per Desember2015 NO Gol/ Ruang 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 46-50 tahun 51-55 tahun 56-60 tahun Jumlah 1 I 2 2 2 II 1 2 2 5 4 14 3 III 5 11 2 9 9 11 7 54 4 IV 1 1 6 4 12 Jumlah 6 13 2 12 15 23 11 82
  • 7. 7 Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan dan Pendidikan Akhir per Desember 2015 NO Gol/ Ruang S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah 1 I 2 2 2 II 2 10 2 14 3 III 1 11 29 2 2 8 53 4 IV 2 7 4 13 Jumlah 3 18 33 2 4 18 2 2 82 Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional per Desember 2015 No. Nama Fungsional Jumlah 1. Peneliti 19 2. Penyuluh 10 3. Pustakawan 1 4. Teknisi Litkayasa 1 Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Peneliti per Desember 2015 Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Penyuluh per Desember 2015 No. Nama Fungsional Jumlah 1 Penyuluh Pertanian Madya 3 2 Penyuluh Pertanian Muda 3 3 Penyuluh Pertanian Pertama 4 4 Penyuluh Terampil Penyelia 0 5 Penyuluh Terampil Pelaksana L 0 6 Penyuluh Terampil Pelaksana 0 7 Penyuluh Terampil Pelaksana P 0 8 Penyuluh Non Klasifikasi 0 Jumlah 10 No. Nama Fungsional Jumlah 1. Peneliti Utama 0 2. Peneliti Madya 5 3. Peneliti Muda 10 4. Peneliti Pertama 4 5. Peneliti Non Klasifikasi - Jumlah 19
  • 8. 8 Tabel 9. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Pustakawan No. Nama Fungsional Jumlah 1 Pustakawan Pertama 1 Jumlah 1 Tabel 10. Rekapitulasi Pegawai Menurut Kelompok Fungsional Litkayasa No. Nama Fungsional JUMLAH 1 Teknisi Litkaya Pemula 1 Jumlah 1 Tabel 11. Rekapitulasi Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur per Desember 2015 No Jenis kelamin 20-25 Tahun 26-30 Tahun 31-35 Tahun 36-40 Tahun 41-45 Tahun 46-50 Tahun 51-55 Tahun 56-60 Tahun Jumlah 1 Laki-Laki 2 4 6 12 17 6 47 2 Perempuan 4 9 2 6 3 6 5 35 Jumlah 6 12 4 11 19 27 2 82 Tabel 12. Rekapitulasi Pegawai Menurut Jenis Kelamin dan Golongan/Ruang perDesember 2015 No Golongan Jenis Kelamin JumlahLaki-Laki Perempuan 1 I/c 2 - 2 2 I/d - - - Jumlah Gol. I 2 - 2 3 II/a 3 - 3 II/b 3 3 4 II/c 2 1 3 5 II/d 5 - 5 Jumlah Gol. II 13 1 14 6 III/a 5 7 12 7 III/b 9 11 20 8 III/c 2 8 10 9 III/d 7 4 11 Jumlah Gol. III 23 30 53 10 IV/a 7 2 9 11 IV/b 1 1 2 12 IV/C 1 1 2 Jumlah Gol. IV 9 4 13 Total 82
  • 9. 9 Tabel 13. Rekapitulasi Pegawai Menurut Golongan, Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin per Desember 2015 No Golongan /Ruang Pendidikan Akhir dan Jenis Kelamin S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD Jumlah L P L P L P L P L P L P L P L P 1 GOL. I - - - - - - - - - - - - - - 2 - 2 2 GOL. II - - - - - - - - 1 1 10 - 2 - - - 14 3 GOL. III 1 - 3 9 10 19 1 1 2 - 6 2 - - - - 54 4 GOL. IV 1 1 6 - 2 2 - - - - - - - - - - 12 Jumlah 2 1 9 9 12 21 1 1 3 1 16 2 2 - 2 - 82
  • 10. 10 II. HASIL KEGIATAN 2.1. Sub Bagian Tata Usaha 2.1.1. Pendidikan dan Latihan Untuk meningkatkan pendidikan tenaga peneliti dan non peneliti telah dilakukan berbagai upaya melalui jalur formal dengan biaya pemerintah maupun dengan biaya sendiri. Jenjang pendidikan yang diikuti adalah S2 dan S3 dengan berbagai disiplin Ilmu seperti terlihat pada Tabel 14. Tabel 14. Pegawai BPTP Sumsel yang sedang mengikuti pendidikan Tahun 2015 No Nama Program Jurusan Tempat Sumber Biaya Tahun mulai Tahun Selesai 1. Ir. Yustisia, Msi S3 Agronomi UGM Yogyakarta Balitbangtan 2006 2015 2. Budi Rahardjo, STP MSi S3 Tek.Industri Pertanian UNSRI Palembang Pribadi 2011 3. Ir. Dedeh Hadiyanti S2 Agronomi UNSRI Palembang Pribadi 2011 2015 4. Susilawati, SP S2 Agronomi UNSRI Palembang Pribadi 2011 2015 5. Herwenita, SP S2 Community Development UPLB Filipina Balitbangtan 2013 6. Drh. Aulia Evi S S2 Budidaya Ternak UGM Yogyakarta Balitbangtan 2013 2015 7. Agus Suprihatin, SP, M.Sc S3 Ilmu Tanah UGM Yogyakarta Balitbangtan 2015 Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Penanggung Jawab Kepegawaian pada tahun anggaran 2015 sejak triwulan I sampai pada triwulan IVadalah sebagai berikut : 1) Kenaikan Gaji Berkala, 2) Kenaikan Pangkat, 3) Pembuatan Karpeg, 4) Taspen, 5) Pembuatan Karis dan Karsu dan 6) Pembuatan Askes. Untuk pengoperasian Software SIMPEG, pada tahun anggaran 2015telah dapat dilaksanakan dengan baik, dengan demikian diharapkan dalam penampilan dan penyajian data-data kepegawaian dapat lebih akurat dan cepat seperti penampilan daftar Nominatif pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, umur, pangkat/golongan dan Eselon, penampilan jadwal kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala, masa pensiun dan pembebasan sementara jabatan fungsional.
  • 11. 11 2.1.2. Perlengkapan Perlengkapan BPTP Sumatera Selatan meliputi barang tidak bergerak dan barang bergerak. Barang tidak bergerak antara lain meliputi tanah dan bangunan, sedangkan barang bergerak berupa kendaraan dan alat mesin lainnya. Pada tahun 2015 telah dilakukan renovasi pada gedung BPTP Sumsel yaitu berupa pergantian atap dan plavon gedung pelayanan teknis serta renovasi pintu gedung utama. 2.1.3. Keuangan Anggaran BPTP Sumsel dicairkan sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA Tahun Anggaran 2015 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia.Untuk menjalankan kegiatan tersebut di atas, pada tahun 2015 anggaran pada DIPA BPTP Sumsel sebesar Rp. 22.882.773.000,- yang terdiri dari: 1). Belanja Pegawai Rp 5.542.882.000,- 2). Belanja Barang Rp 16.111.491.000 dan 3) Belanja Modal Rp 1.228.400.000,-.Apabila dana tersebut dirinci menurut jenis belanjanya, maka persentase realisasi belanja pegawai sebesar 99,06%, belanja barang 94,77% dan belanja modal 93,58% seperti pada tabel berikut Tabel 15. Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP Sumsel Tahun 2015 No. Jenis PAGU (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%) 1. Belanja Pegawai 5.542.882.000,- 5.490.914.376,- 99,06 2. Belanja Barang 16.111.491.000,- 15.268.535.777,- 94,77 3. Belanja Modal 1.228.400.000,- 1.149.543.500,- 93,58 Jumlah 22.882.773.000,- 21.908.993.653,- 95,74 Realisasi penggunaan dana dari DIPA BPTP tahun 2015 tersebut sebesar 95,74%. Realisasi belanja barang dan modal tersebut tidak terealiasi seluruhnya dikarenakan adanya revisi anggaran. Selain itu adanya kesediaan petani untuk melakukan sharing dalam pelaksanaan kegiatan sehingga terjadi penghematan dana. Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL).
  • 12. 12 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan juga menyetorkan hasil Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2015 sebesar Rp 283.577.200,- yang terdiri dari penerimaan fungsional dan penerimaan umum dengan rincian seperti pada Tabel 16 berikut Tabel 16. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPTP Sumsel Tahun 2015 No. Penerimaan Jumlah (Rp) 1. Fungsional - KP. Kayuagung 9.540.000,- - KP. Karangagung 47.001.000,- - Unit Pengelolaan Benih Sumber 179.659.500,- Jumlah penerimaan fungsional 236.200.500,- 2. Jumlah Penerimaan umum 47.376.700,- Jumlah PNBP 283.577.200,- Dari PNBP tersebut, maka sebesar 83,30% bersumber dari penerimaan fungsional dan 16,70% diperoleh dari penerimaan umum. Selain dari DIPA, terdapat tiga kegiatan (Kerjasama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Spesifik Lokasi (KKP3SL) yang didanai dari Sustainable Management of Agricultural Research and Technology Dissemination (SMARTD) yaitusebesar Rp 417.260.000,-, terdiri dari kegiatan : 1. Kajian Pengolahan Buah Pisang Local Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Kabupaten OKI dan Kota Palembang, dengan dana Rp 139.930.000,-, terealisasi 100%. 2. Model Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Inovasi (m-P2BBI) Berbasis Usahatani Padi Pada Lahan Pasang Surut di Kecamatan Muara Telang KabupatenBanyuasin Sumatera Selatan, dengan dana Rp. 146.900.000,-, terealisasi 100%. 3. Pengembangan Model Usahatani Tanaman Pangan Sebagai Tanaman Sela Diantara Karet di Daerah Pasang Surut Sumatera Selatan, dengan dana Rp. 130.430.000,-, terealisasi 90%. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanianmelalui SMARTD juga menyediakan dana sebesar Rp. 700.000.000,-untuk BPTP Sumselmelaksanakan kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-35 tahun 2015 yang dipusatkan di Stadion Jakabaring Palembang. Realisasi keuangan kegiatan ini sebesar 100%.
  • 13. 13 2.1.4. Penyusunan Laporan Keuangan SAI pada Sekretariat UAPPA/B-W Semakin meningkatnya kebutuhan akan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan Negara, makadiperlukan perangkat hukum yang didasarkan atas prinsip umum yang sehat, modern dan dinamis. Untuk menjawab tantangan tersebut, maka pemerintah telah membuat suatu program SistemAkutansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang telah diperbaharui untuk memonitor apakah keuangan negara telah dijalankan secara efektif dan efisien serta telah sesuai dengan tujuan pengeluaran belanja sebagaimana tercantum dalam DIPA. Diperlukan informasi yang relevan dalam bentuk laporan-laporan yang seragam untuk seluruh instansi pusat sampai ketingkat satuan unit kerja di daerah. Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akutansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan adalah penanggung jawab Unit Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA), yang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan BPTP berupa laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan demikian penyusunan dan penyajian laporan BPTP ini merupakan perwujudan pertanggung jawaban atas penggunaan anggaran maupun barang pada BPTP Sumsel. Untuk menunjang pelaksanaan program SAI pada Satuan Kerja dengan mempergunakan Sistem Akutansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) pada BPTP Sumsel, pada tahun 2015 telah dibentuk UAKPA. Untuk pelaksanaan operasional kegiatan tersebut BPTP Sumsel telah dilengkapi dengan struktur organisasi dan telah mendapat alokasi dana melalui DIPA Nomor DIPA-018.09.2.567495/2015 tanggal 14 November 2015 TA. 2015sebesar Rp. 22.883.133.000,- (Dua puluh dua milyar delapan ratus delapan puluh tiga juta seratus tiga puluh tiga ribu rupiah) Laporan akhir kegiatan Sistem UAKPA tahun 2015 ini disusun berdasarkan laporan keuangan satker serta disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akutansi Pemerintah (SAP). Darihasil pelaksanaan kegiatan SAKPA yang dilaksanakan BPTP Sumsel untuk tahun anggaran 2015 maka dihasilkan laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan keuangan satker serta disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standard Akutansi Pemerintah. Secara kumulatif, realisasi anggaran pada TA 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan TA 2014. Pada
  • 14. 14 TA. 2015, pencairan anggaran selain belanja pegawai/gaji baru terealisasi pada bulan Februari. Oleh karena itu, data realisasi baru terlaporkan mulai bulan Maret 2015. Perkembangan pencairan dana dari bulan April hingga Oktober terlihat membentuk garis lurus dengan gradien yang hampir sama, yang berarti pada bulan-bulan tersebut terjadi pencairan anggaran dalam jumlah yang hampir sama. Pada bulan–bulan berikutnya (Nopember dan Desember), pencairan anggaran berlangsung lebih cepat, hingga akhirnya mencapai persentase realisasi anggaran DIPA Umum sebesar 95,74%.Angka ini berdasarkan pencairan anggaran melalui Surat perintah Membayar (SPM) yang Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) nya diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Palembang. Peningkatan pencairan dana pada bulan Nopember dan Desember disebabkan transaksi pembayaran belanja modal pada umumnya baru dilaksanakan pada bulan- bulan tersebut.Neraca Semester II 2015 per 31 Desember, disusun berdasarkan Laporan Keuangan Kementerian Pertanian tahun 2015, dan adanya proses kapitalisasi SIMAK-BMN. Gambaran Posisi Neraca BPTP Sumsel pada Semester II/ 31 Desember 2015 seperti terbaca berikut ini: A. Jumlah Aset Tetap sebesar Rp 227.325.150.474,-terdiri dari: 1) TanahRp 212.122.829.960,- 2) Peralatan dan MesinRp 6.868.264.459,- 3) Gedung dan BangunanRp 19.557.235.512,- 4) Jalan Irigasi dan Jaringan Rp 21.002.460.850,- , 5) Konstruksi dalam pengerjaan Rp 0,- dan 6) Aset Tetap LainnyaRp 3.786.638.483,-, kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutan aset tetap senilai Rp 36.012.278.790,-. B. Jumlah Aset Lainnya sebesar Rp 160.986.023,- terdiri dari: 1). Aset tak berwujud Rp 151.930.553,- dan2) Aset lain-lain Rp 91.179.979,-kemudian dikurangi dengan penyusutan aset lainnya senilai Rp 82.124.509,- Pengelolaan SAI pada BPTP Sumsel dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya walaupun dalam operasionalnya masih terdapat kendala dan hambatan. 2.1.5. Sistem Pengendalian Intern/Wilayah Bebas Korupsi Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional. Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi, diantaranya adalah penyalahgunaan wewenang, praktek KKN, dan lemahnya pengawasan. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
  • 15. 15 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan program reformasi birokrasi. Peraturan tersebut menargetkan tercapainya tiga sasaran hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik. Dalam rangka mengakselerasi pencapaian sasaran hasil tersebut, maka instansi pemerintah perlu untuk membangun pilotproject pelaksanaan reformasi birokrasi yang dapat menjadi percontohan penerapan pada unit-unit kerja lainnya. Untuk itu, perlu secara konkret dilaksanakan program reformasi birokrasi pada unit kerja melalui upaya pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel menuju WBK/WBBM maka diperlukan sistem pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dilaksanakan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. SPI diselenggarakan secara menyeluruh baik di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pengawasan Intern (PI) adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Sistem pengendalian intern ini dilandasi pada pemikiran bahwa pengendalian intern melekat sepanjang kegiatan, dipengaruhi oleh sumber daya manusia untuk memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan mutlak. Penyusunan dan pengembangan unsur SPI berfungsi sebagai pedoman penyelenggara dan tolok ukur pengujian efektivitas penyelenggaraan SPI. Pengembangan SPI perlu mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat (cost and benefit), sumber daya manusia, kejelasan kriteria, pengukuran efektivitas dan perkembangan teknologi informasi, serta dilaksanakan secara komprehensif.
  • 16. 16 Dalam Undang-undang No. 28 tahun 1999, UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, PP No. 8 Tahun 2006, PP No. 60 Tahun 2008, Kepres No. 80 Tahun 2003, Perpres No. 95 Tahun 2007, Perpres No. 9 Tahun 2005, Perpres No. 20 Tahun 2008, Permentan No. 341/Kpts/OT.140/ 9/2005, dan Permentan No. 12/Permentan/OT.140/2/2007, bahwa SPI harus berjalan sebagaimana yang diindikasikan dan diisaratkan. Sejalan dengan hal tersebut, maka diterbitkan Keputusan Kepala BPTP SumselNomor 026/Kpts/PW.420/12.8/01/2015 tanggal 2 januari 2015 tentang Organisasi dan Uraian Tugas Satlak SPI BPTP Sumsel. Sebenarnya ada atau tidak ada Satlak SPI, pengendalian intern harus berjalan, karena SPI ada dan melekat pada pimpinan. Keberadaan Satlak SPI hanyalah sebagai “alat”, sehingga berjalan atau tidaknya Satlak SPI sangat bergantung kepada komitmen pimpinan, apakah “alat” tersebut mau digunakan atau tidak digunakan. Sistem Pengendalian Intern bertujuan untuk: (1) Mewujudkan sistem pengendalian intern; (2) Mendorong terlaksananya kegiatan organisasi yang efisien dan efektif (3) Mendorong terwujudnya kehandalan laporan keuangan; (4) Mendorong terlaksananya pengamanan aset negara; dan (5) Mendorong meningkatnya ketaatan terhadap peraturan perundangan. Sedangkan keluaran yang diharapkan adalah: (1) Terwujudnya sistem pengendalian; (2) Terlaksananya kegiatan organisasi yang efisien dan efektif; (3) Terwujudnya kehandalan laporan keuangan; (4) Terlaksananya pengamanan aset negara; (5) Meningkatnya ketaatan terhadap peraturan perundangan. Kegiatan Satlak PI BPTP Sumsel pada triwulan-1 tahun 2015 ini, meliputi pembuatan Surat Keputusan yang diperlukan dalam memulai kegiatan tahun anggaran 2015, pembahasan proposal kegiatan, pemaparan RKTM/ROPP/RDHP serta membuat rencana kerja SPI tahun 2015. Masing-masing kegiatan tersebut telah menghasilkan rekomendasi antara lain pelaksanaan masing-masing kegiatan sesuai surat keputusan yang telah dibuat, melakukan penajaman proposal dan perbaikan RKTM/ROPP/RODHP. Di samping itu, pemantauan juga dilakukan Satlak PI sehubungan dengan persiapan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan pada awal tahun anggaran. Satlak PI BPTP Sumsel pada triwulan-II tahun 2015 ini, telah melaksanakan beberapa kegiatan yang meliputi persiapan audit external oleh tim survilence dan pengembangan SDM. Masing-masing kegiatan tersebut telah menghasilkan rekomendasi antara lain membuat revisi jika terdapat ketidak sesuaian, pembuatan roadmap pengembangan pegawai sesuai dengan kompetensi pegawai.
  • 17. 17 Padatriwulan-III tahun 2015 Satlak PI BPTP Sumsel telah melaksanakan kegiatan pengendalian inventarisasi di KP. Kayu Agung dan Karang Agung dengan menghasilkan rekomendasi untuk segera melakukan penataan kelengkapan dokumen di masing-masing bagian KP. Satlak PI BPTP Sumsel pada triwulan-IV tahun 2015, telah melaksanakan Audit BMN PT.RPM Sembawa, Inventarisasi dan Pembinaan BMN di Balitbun Sembawa Kabupaten Banyuasin Oleh Tim dari Balitbangtan Kementerian Pertanian, Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penyediaan Benih Sumber Oleh Tim Monev dari Puslitbangtan dan telah dilakukan Monitoring dan Evaluasi kegiatan Taman Teknologi Pertanian (TTP) oleh Tim dari Balitbangtan Kementerian Pertanian. Masing-masing telah menghasilkan rekomendasi yaitu Untuk melakukan invetarisasi BMN di Balitbun Sembawa dan mengajukan Penetapan Status Pengguna (PSP), selanjutnya barang-barang yang sudah tidak layak pakai untuk diajukan penghapusan, dan untuk mempercepat realisasi pengadaan alat dan mesin pertanian, bangunan dan melakukan persiapan tanam untuk padi, jagung, kedelai dan sayuran.
  • 18. 18 Tabel 17.Jenis Kegiatan, Ringkasan Hasil dan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Satlak PI BPTP Sumsel Triwulan-1 Tahun 2015 No Jenis Kegiatan Ringkasan Hasil Rekomendasi Catatan Tindak Lanjut dari Kepala BPTP 1 Pembuatan SK Struktur Organisasi BPTP Sumsel, SK Organisasi Satlak PI, SK Pengelola Keuangan, SK Pengadaan Barang Jasa, SK Pemeriksaan Barang dan Jasa, SK Pengelola Asset, SK penanganan tindak lanjut LHP Pembuatan SK berdasarkan tupoksi dan kompetensi masing-masing penanggung jawab Setelah SK dikeluarkan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan berdasarkan tugas masing- masing penanggung jawab Untuk di laksanakan dengan baik 2 Pembahasan proposal Pembahasan dihadiri oleh semua penanggung jawab kegiatan Proposal kegiatan dipersempit, agar lebih fokus dalam pelaksanaannya Untuk dilaksanakan dengan baik dan memperbaiki proposal 3 Pemaparan RKTM/ROPP/RODHP Pemaparan dihadiri oleh semua penanggung jawab kegiatan dan tim TPK Perbaikan RKTM/ROPP/ROD HP agar segera dilakukan Untuk laksanakan dan secepatnya melakukan perbaikan proposal 4 Pembuatan Rencana Kerja SPI tahun 2015 Dilakukan oleh Tim Satlak SPI - Rencana Kerja SPI perlu dukungan penuh dari pimpinan dan pegawai BPTP Sumsel Untuk dilaksanakan pembuatan rencana kerja berkoordinasi dengan kepala balai
  • 19. 19 Tabel 18. Jenis Kegiatan, Ringkasan Hasil dan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Satlak PI BPTP SUMSEL Triwulan-II Tahun 2015 No Jenis Kegiatan Ringkasan Hasil Rekomendasi Catatan Tindak Lanjut Dari Kepala BPTP 1 Persiapan Audit External oleh tim Survilence Mempersiapkan Dokumen- dokumen terkait - Merevisi apabila terdapat ketidaksesuaian Di laksanakan dan segera dikoordinasikan dengan Tim SPI 2 Pengembangan SDM Telah dilakukan relokasi pegawai dengan memperhatikan kompetensi agar kegiatan dapat berjalan secara efektif Kedepan harus dilakukan evaluasi terhadap kompetensi seluruh pegawai sehingga bisa disusun roadmap pengembangan pegawai Dilaksanakan evaluasi SDM sesuai kompetensi Tabel 19.Jenis Kegiatan, Ringkasan Hasil dan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Satlak PI BPTP SUMSEL Triwulan-III Tahun 2015 No Jenis Kegiatan Ringkasan Hasil Rekomendasi Catatan Tindak Lanjut Dari Kepala BPTP 1 Pengendalian Inventarisasi Di Kebun Percobaan Kayu Agung dan Karang Agung  Tim Pengendalian berasal dari BPTP Sumsel  Pelaksanaan audit dilakukan selama 3 hari  Dalam pelaksanaan tim mengajukan pertannyaan dan kelengkapan dokumen ke bagian perlengkapan Melakukan penataan kelengkapan dokumen di masing- masing bagian KP Kayu Agung dan Karang Agung Untuk dilaksanakan dengan segera
  • 20. 20 Tabel 20.Jenis Kegiatan, Ringkasan Hasil dan Rekomendasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Satlak PI BPTP SUMSEL Triwulan-IV Tahun 2015 No Jenis Kegiatan Ringkasan Hasil Rekomendasi Catatan Tindak Lanjut Dari Kepala BPTP 1 Invetarisasi dan Pembinaan BMN di Balitbun Sembawa Kabupaten Banyuasin Audit dilakukan oleh Tim Balitbangtan pada Bulan Oktober 2015 Untuk melakukan invetarisasi BMN di Balitbun Sembawa dan mengajukan Penetapan Status Pengguna (PSP), selanjutnya barang- barang yang sudah tidak layak pakai untuk diajukan penghapusan Untuk dilaksanakan sesuai dengan hasil inventarisasi 2 Monev Keg Penyediaan Benih Sumber Puslitbangtan Monev dilakukan oleh Tim Puslitbangtan pada Tanggal 12-17 November 2015 3 MONEV kegiatan TTP Balitbangtan Monev dilakukan oleh tim Monev Balitbangtan Bpk Dr. Haryono Untuk mempercepat realisasi pengadaan Alsin, bangunan dan melakukan persiapan tanam untuk padi, jagung, kedelai dan sayuran. Untuk segera melakukan percepatan realisasi tanam dan realisasi pengadaan barang dan jasa Tabel 21. Program Kerja Satlak PI BPTP Sumsel Tahun 2015 No. Judul Kegiatan Target Waktu Keterangan 1. PenetapanSK Struktur Organisasi BPTP Sumsel TA. 2015 Februari 2. Membentuk struktur organisasi Satlak PI dengan Keputusan Kepala Balai berikut uraian tugas dan fungsinya Maret 3. Penyusunan RKTM Februari 4. Penyusunan program kerja PI April-Mei 5. Penyusunan juknis PI Juni 6. Rapat Koordinasi Pertemuan Rutin Berkala Satlak PI Juni-November 7. Penyusunan/penambahan SOP April 8. Pengendalian Internal/Audit Juni-Desember 9. Monev Ex-Ante dan SPI Mei dan November
  • 21. 21 No. Judul Kegiatan Target Waktu Keterangan 10. Monev On-Going dan SPI Maret, Juni, September, Desember 11. Monev Ex-Post dan SPI Insidentil 12. Penyusunan Laporan  Laporan Bulanan  Laporan Triwulan  Laporan Semester  Laporan Tahunan September- Oktober 13. Melakukan penataan arsip yang tertib (bisa dalam hard copy, soft copy, rekaman suara digital, video, dll). November 14. Menyiapkan pelaksanaan audit surveillance dan resertifikasi ISO 9001:2008 Juni 15. Penyelesaian LHP (BPK;Itjen:Lembaga Pemeriksa Lainnya) Paling lambat dua bulan setelah menerima LHP 16. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Setiap 6 bulan 2.2. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian 2.2.1. Kerjasama Penelitian Salah satu fungsi dari BPTP adalah menyiapkan kerjasama, informasi, dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. BPTP Sumsel sebagai salah satu lembaga publik yang mengkaji dan menghasilkan teknologi pertanian spesifik lokasi dituntut untuk lebih mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui kerjasama dengan para pemangku kepentingan (stakeholder). Kerjasama tersebut diperlukan dalam upaya menumbuhkembangkan jaringan penelitian guna meningkatkan kemampuan pemanfaatan serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerjasama BPTP Sumsel dalam tahun 2015 ini terdiri dari kerjasama dalam dan luar negeri. Kerjasama dalam negeri terdiri dari: 1). Kerjasama dengan BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang dan 2). Kerjasama dengan PT. Pinago Utama tentang Uji Efektifitas Pupuk Organik Hayati ImproBioTM pada tanaman padi. Adapun Kerjasama luar negeri adalah: Closing Rice Yield Gaps in Asia (CORIGAP), yang merupakan bagian kerjasama Balitbangtan Kementerian Pertanian dengan International Rice Research Institute (IRRI). Dari kerjasama BPTP Sumsel dengan BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, diperoleh informasi tentang cuaca
  • 22. 22 melalui buku dan bulletin yang tiap bulan diterima. Kegiatan Uji Efektifitas Pupuk Organik Hayati ImproBioTM pada tanaman padi dilanjutkan sampai bulan Juni 2015. Kegiatan Closing Rice Yield Gaps in Asia (CORIGAP) sudah dilakukan dengan penanaman padi menggunakan alat tanam benih langsung, pemupukan tanaman padi, survey potensi rumah tangga petani dan uji coba perbaikan pasca panen padi diantaranya dengan penggunaan solar bubble dryer. Kegiatan CORIGAP ini pada tahun 2015 dilanjutkan untuk memperluas jangkauan penggunaan inovasi baik untuk meningkatkan produktivitas maupun peningkatan indeks pertanaman dan melanjutkan pascapanen padi. 2.2.2. Pengelolaan Kebun Percobaan Kayuagung Padakegiatanpengelolaan KP Kayuagunginidilakukanpenanaman percobaandanpenelitianpadikerjasamadenganBalaiBesarPenelitianPadiSukamandi.Peneli tiantersebutdiantaranya: pengendalian penyakit Blast, UjiDayaHasilPendahuluan (UDHP) padi rawa lebak MT.1 2015, observasi pengelolaandan identifikasi gulma padiRawa Set 1. Untuktanamanpalawijakacangtanahditanam di surjanseluas 500 m2 terdiridari 2 varietasyaitu bison dangajah.Pemeliharaankebunkaret yang siapsadapsebanyak 300 batangumur 6 tahun, dankelapasawit 75 batangmasihbuahpasir, denganpendekatanpemupukan,pembersihangulma, pengendalianpenyakit. PemeliharaankebunentreskaretadalahkerjasamadenganBalaiPenelitianSungaiPuti h Medan yang terdiridari 6 klonyaitu IRR 104, GT 1, BP 260,BPM 1,BPM 24 dan RRIC 100, masing-masing 600 batang. Denganjaraktanam 1,2 X 1,2 m , waktutanam 13 Nopember 1012. Budidayaikan nila sebanyak 2000 ekordanikan patinsebanyak 2000 ekordenganpemeliharaansecaraintensif dengan sistimwaringukuran 4 x 6 m. Selain itu Pengujian pupuk kerjasama dengan PT. Pinago Utama Pengujian solar bubble dryer kerjasama dengan IRRI
  • 23. 23 dilakukanjugaperbanyakan bibit buahuntukmemenuhikebutuhan KRPL, pembesaran Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) denganjumlahindukayam28 ekor, Jago/pejantan 4 ekor, anakan14 ekor, DOC45 ekor. PemeliharaankebunkoleksimeliputitanamanDuku 60 batang, Durian 50 batangdantanamanmanggis 50 batang yang ditanam tahun 2013. Sementarapada tahun 2015 ditanam 10 pohon duku, 10 pohonmanggisdan 10 pohondurian untukpenyulaman. Jugadilakukanpendataantanamankoleksi yang ada di lingkungankomplek KP Kayuagung. Budidaya ternak sapi dengan sistem kandang komunal dengan jumlah 3 ekor betina dan 1 jantan. 2.2.3. Pengelolaan Kebun Percobaan Karang Agung Pengelolaan kebun ini bertujuannya untukmengoptimalkanpemanfaatanKP.KarangAgung agar berfungsisebagai media pendidikandan transfer teknologikepadapenggunadengancaramemperlihatkan, memperagakandanmemberikancontohkeunggulansehinggalahanrawapasangsurutmenj adilahanpertanianproduktif, meningkatkanproduktivitasdanproduksipetani. Kegiatan yang dilaksanakanmeliputidemonstrasi plot beberapa varietas/ galur padi rawa, jagungmanis, perawatan kelapasawit dan kelapa, koleksi plasma nutfah durian, manggisdanduku. Pada kegiatankerjasamadenganBalaiBesarPadiSukamandi, pertumbuhantanamanpadisecaraumum kurang baik, pada MT 1 kekurangan air disebabkan musim kemarau. Padi yang ditanam pada MT1 yaitu ; Inpara 1,Inpara 2,Inpara 3,Inpara 4,Inpara 7,Inpara 8, Banyuasin, BatangHari, Mendawak dan IR 42. Dai penanaman padi di MT. 1 ini diperoleh hasil 4.400 kg Benih Pokok (BP). Pada MT. 2 (tanam pada bulanDesember 2015) yang ditanamadalahInpara 2,Inpara 3,Inpara 7, Banyuasin dan Mendawak. Pada saat pelaporan ini masih dalam tahap pertumbuhan. Pertanaman sayuran Penimbangan sampel
  • 24. 24 Penanamanjagungmanisseluas 0,05 ha, diperolehhasil 170 kg.Pemeliharaankebunkelapasawitseluas 2,5 ha terdiridari 60 batangusia produktif, diperoleh hasil 4.500 kg TandanBuah Segar (TBS), sebanyak 320 batangbelumproduktif (TBM). Pemeliharaankelapasebanyak 40 batang diperoleh hasil 800 butir.Pemeliharan tanaman pada kegiatanPengelolaanSumberDayaGenetikbuah- buahanseluas 1 ha, tetap dilakukan pada tahun 2015 ini. Kelapa HibridaJagung Manis 2.2.4. Pengelolaan Perpustakaan Perpustakaan BPTP Sumatera Selatan memiliki peran dalam mendukung fungsi dan tugas pokok melalui penyediaan informasi-informasi pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan pada era teknologi informasi dan komunikasi saat ini ingin meningkatkan pelayanan informasi pertanian. Untuk mewujudkan keinginan ini, BPTP Sumsel melakukan kegiatan pengelolaan perpustakaan. Ruang lingkup kegiatan ini, meliputi: 1).Pengumpulan data 2).Pengolahan data, 3).Pelatihan, 4).Pengambilan materi dan 5).Pembuatan laporan. Harapan dari kegiatan ini, BPTP Sumatera Selatan dapat memberikan pelayanan informasi pertanian dengan cepat dan lengkap sehingga memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi pemustaka. Pada TA. 2015 penerimaan bahan koleksi sebanyak 195 judul (442 eks). Jumlah pemustaka yang berkunjung sebanyak 28 orang. Jumlah pencarian bahan koleksi 34 bahan. Pengolahan bahan pustaka, dengan rincian klasifikasi & pelabelan 52 judul dari rencana target 50 judul dan unggahan ke data simpertan V2 10 judul. Juga dilakukan pengambilan beberapa materi pertanian baik berupa foto koleksi, file video terbaru sebagai bahan untuk membuat buletin atau publikasi lainnya ataupun juknis-juknis pertanian. Koordinasi team perpustakaan BPTP Sumsel dilakukan dalam bentuk rapat ataupun diskusi kecil. Untuk pengembangan SDM pengelola perpustakaan, BPTP
  • 25. 25 Sumsel telah mengikutsertakan satu orang pengelola ke kegiatan yang diadakan oleh PUSTAKA, yaitu pada 1). Produksi Workshop dan Bahan Promosi Teknologi Pertanian Lingkup Balitbangtan yang berlangsung di Aula BP2TP Bogor 29 Juni – 2 Juli 2015. 2). Temu Teknis pengelola perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian dengan tema “Peningkatan Kinerja Pengelolaan perpustakaan melalui Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Pertanian” yang dilaksanakan di Makasar pada tanggal 7 – 10 Mei 2015. 2.2.5. Pengelolaan Website Kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat dan dinamis sangat membantu untuk pengelolaan informasi terutama dalam menyajikan produk informasi kepada para pimpinan, pengelola dan perlaksana program serta pengguna lain yang membutuhkannya. Dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikkasi, pelayanan informasi dapat dikemas dan disajikan secara lebih menarik, cepat, dan meluas melalui jaringan elektronik, sehingga dapat menjembatani kesenjangan komunikasi antara pembuat kebijakan di tingkat pusat dengan para pengelola dan pelaksana program di lapangan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan sebagai salah satu lembaga publik memiliki tanggung jawab untuk memberikan akses informasi yang terbuka kepada masyarakat. Kewajiban tersebut sebagai bagian dari fungsi birokrasi pemerintah yang dituangkan dengan disyahkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). Penetapan UU tersebut bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab (good governence) melalui penerapan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi dan supremasi hukum serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap proses kebijakan publik. Aktivitas kunjungan di perpustakaan
  • 26. 26 Update website dilakukan untuk memperbaharui berita/artikel/informasi yang telah ditayangkan dalam website. Sampai akhir tahun 2015, kegiatan ini telah dilakukan sebanyak 91 kali, dengan rincian update berita 88 kali dan pengumuman (lelang dan non lelang) tiga kali. Bahan kegiatan ini diperoleh dari liptan, prosiding, pelatihan, temu lapang, atau laporan perjalanan pelaksanaan kegiatan, workshop, buku dan laporan.Update pada konten dalam website juga dilakukan diantaranya dengan penambahan konten informasi publik yang berisi Laporan Akhir Balai, LAKIP dan IKM. 2.2.6. Pengelolaan Laboratorium Pada tahun 2015 ini pengelolalaboratorium berupaya meningkatkan pelayanan kepada pengguna, baik internal BPTP Sumsel maupun pengguna luar. Peningkatan pelayanan dilakukan melalui peningkatan kapasitas laboratorium dengan melakukan pemeliharaan alat dan penyediaan sarana yang dibutuhkan oleh pengguna, selain itu upaya pelayanan pengguna dalam analisis sampel tanah terus dilakukan. Sampai akhir tahun 2015, kegiatan pengelolaan laboratorium secara umum berjalan dengan baik. Kegiatan pemeliharan dilakukan dengan memelihara kebersihan dan fungsi alat laboratorium yang sering digunakan. Bantuan renovasi laboratorium yang semula dijadwalkan tahun 2015 direvisi menjadi tahun 2016. Sampai bulan Desember tercatat 123 kunjungan pengguna ke laboratorium. Kunjungan pengguna berasal dari internal dan eksternal kantor BPTP Sumsel, kegiatan pengunjung internal beragam mulai dari menimbang, mengoven sampai pengamatan kegiatan penelitian. Tercatat ada enam kegiatan pengkajian yang rutin menggunakan fasilitas laboratorium yaitu: 1). Kajian Cemaran Pestisida pada Beberapa Komoditas Hortikultura, 2). Pengujian Pupuk Agrotain, 3). Kajian Paket Teknologi Kedelai Ramah Kunjungan Wapres pada HPS 35 di Stadion JaKabupatenaring Palembang Aktivitas kegiatan Tim Upsus di Kabupaten Banyuasin
  • 27. 27 Lingkungan di Lahan Pasang Surut, 4). Pengelolaan Sumber Daya Genetik 5).Penelitian Disertasi a.n NP Sri Ratmini, MSc dan 6). BIOINDUSTRI Jagung. Ini menunjukkan bahwa Laboratorium merupakan salah satu sarana yang menunjang tugas dan fungsi utama BPTP Sumsel dalam melakukan pengkajian teknologi selain itu juga membantu Peneliti BPTP Sumsel khususnya dalam penelitian sebagai bagian tugas belajar. Pengguna eksternal selain berasal dari perguruan tinggi ada juga yang berasal dari instansi dan masyarakat, layanan yang diminta antara lain permohonan analisa. Berdasarkan laporan hasil pengujian tercatat ada duabelas pemohon yang mengajukan permohonan layanan analisa dengan total sampel 72 sampel, dengan rincian 36 sampel untuk dianalisa kimia (PUTK/PUTS/pH meter) dan36 sampel ditimbang bobot/beratnya. Penimbangan sampel 2.3. Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi 2.3.1. Pembangunan Taman Teknologi Pertanian Tanjung Lago Taman Teknologi Pertanian (TTP) merupakan salah satu program Quick Winspemerintahan saat ini yang pelaksanaannya dimulai pada tahun 2015. Kementerian Pertanian melalui Balitbangtan ditugaskan untuk melaksanakan progam tersebut sebagai sarana akselerasi impact recognition inovasi pertanian, dan terobosan untuk meningkatkan arus inovasi pertanian kepada masyarakat. Pada tahun 2015, Balitbangtan melalui kerjasama dengan para pihak mulai mengembangkan TTP di 16 Kabupaten/Kota di Indonesia,salah satunyaadalah TTP Tanjung Lago. Lokasi TTP Tanjung Lago terletak di kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Telang, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. Tujuan pengembangan kawasan TTP dalam jangka pendek (3 tahun) adalah mencapai kemandirian dalam pengelolaan usaha agribisnis melalui upaya antara lain: 1). membangun model percontohan pertanian terpadu yang mengintegrasikan pertanian,
  • 28. 28 peternakan, dan perikanan dalam satu siklus produksi di bidang agroteknologi dan agribisnis, 2). mendukung upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang terampil danmandiri di bidang agroteknologi dan agribisnis, 3). mendukung upaya peningkatan produktivitas pertanian dan pendapatan petani atau pelaku pertanian. Sementara dalam jangka menengah (5 tahun) adalah mengembangkan pertanian modern berbasis inovasi, dan jangka panjang (>10) menjadikan kawasan TTP Tanjung Lago sebagai pusat pertumbuhan agroteknologi dan agribisnis baru dan maju di Sumsel. Sasaran kegiatan TTP Tanjung Lago adalah meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi TTP Tanjung Lago. Kegiatan TTP Tanjung Lago yang telah dilakukan, yaitu: identifikasi potensi sumberdaya, Participatory Rural Appraisal (PRA), penimbunan dan pematangan lahan seluas 5.775 m2 , pembuatan papan nama TTP, pembangunan gudang alsintan seluas 150 m2 , pagar depan sepanjang 75 m, pos keamanan seluas 10 m2 , screen house seluas 330 m2 , jaringan irigasi dan surjan 400 m2 , jalan usaha tani 1.152 m, pemasangan instalasi listrik dan air, pembelian alsintan, pelatihan pengoperasian traktor roda empat dan alat panen padi dan peningkatan kemampuan SDM untuk pengelola TTP, serta pembuatan demplot tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai). Sementara itu untuk pembangunan bangunan kantor utama, RMU, laboratorium diseminasi, bangunan produksi, kandang, gudang pakan, dan pengolah pupuk organik, serta pembelian ternak sapi akan dilaksanakan pada tahun 2016. Teknologi yang telah diimplementasikan di lahan demplot TTP Tanjung Lago, yaitu:cara tanam jajar legowo 2:1,display varietas unggul baru padi (Inpara 4), kedelai (Anjasmoro), dan jagung (Bima). 2.3.2. Pengujian Teknologi Pengendalian OPT Penting Kedelai Di Sumatera Selatan Cara tanam jajar legowo 2:1 Sistem tumpang sari padi-jagung-kedelai
  • 29. 29 Kehilangan hasil akibat serangan OPT dapat mencapai 80%, bahkan puso jika tidak dikendalikan. Oleh karena itu penting untuk dilakukan Pengujian Teknologi Pengendalian OPT Penting Kedelai di Sumsel. Tujuan kegiatan yakni menguji pengaruh paket teknologi pengendalian terhadap tingkat serangan OPT penting tanaman kedelai di lahan pasang surut Sumsel. Kajian dilaksanakan di lahan petani seluas 1,5 ha di Desa Banyuurip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, dari bulan Januari hingga Desember 2015. Kajian disusun berdasarkan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Sebagai petak utama yakni varietas kedelai (V) yang terdiri atas: V1= Gepak Kuning; V2= Anjasmoro, V3= Panderman. Anak petak yakni perlakuan pengendalian (P) mengikuti prosedur Balitkabi (2014) dimodifikasi yang terdiri atas: P1=kontrol penyakit (serangan penyakit tidak dikendalikan, semua serangan hama dikendalikan dengan insektisida kimia yang sesuai), P2=biopestisida (serangan hama dan penyakit dikendalikan dengan biopestisida), P3= kontrol hama (populasi hama tidak dikendalikan, semua serangan penyakit dikendalikan dengan fungisida kimia yang sesuai), P4 = pestisida kimia (serangan hama dan penyakit dikendalikan dengan pestisida kimia sesuai anjuran). Setiap perlakuan disusun dalam 3kelompok. Biopestisida yang digunakan antara lain berbahan aktif Beauveria bassiana dan Trichoderma spp. Teknologi budidaya mengikuti rekomendasi yang sudah ditetapkan. Data yang dikumpulkan meliputi data pertumbuhan dan hasil tanaman serta tingkat serangan OPT penting. Hasil kajian menunjukkan bahwa beberapa OPT yang ditemukan pada stadia vegetatif di antaranya serangga pemakan daun seperti belalang, kumbang, ulat jengkal, dan ulat grayak. Sedangkan pada saat stadia generatif ditemukan dalam jumlah sedikit serangan pengisap polong. Serangan ulat grayak dan ulat jengkal pada 3 mst sangat tinggi yakni berturut-turut 12,2-18,1% dan 7,2-9,7% dan menurun pada 8 mst berkisar 0,3-1,6% dan 0-0,2%. Tingkat serangan ulat grayak dan ulat jengkal pada berbagai varietas tertinggi terjadi pada kontrol hama (P1) dan terendah terjadi pada perlakuan pestisida kimia (P4). Penyakit yang menyerang yakni penyakit karat daun dengan intensitas yang sangat rendah yakni <5%. Untuk pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku subur, dan jumlah polong berturut-turut 30,6-40,0 cm; 0,6-4,4 cabang; 3,2-13,2 buku subur dan 6,4-26,4 polong. Namun demikian, pertumbuhan tanaman yang cukup baik saat stadia vegetatif tidak diikuti dengan pertumbuhan saat stadia pembentukan dan pengisian polong, dimana pertumbuhan tanaman tidak optimal karena rendahnya
  • 30. 30 intensitas curah hujan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil panen yakni hanya berkisar 0,5-1,0 t/ha. Berdasarkan hasil ini, peluang penerapan teknologi pengendalian melalui penggunaan varietas tahan yang dikombinasikan dengan penggunaan biopestisida berpeluang diterapkan di tingkat petani untuk menekan serangan OPT penting. Gejala serangan ulat grayak pada kedelai 2.3.3. Taman Agroinovasi Kehadiran BPTP merupakan ujung tombak Balitbangtan di daerah dalam upaya mempercepat proses adopsi dan difusi teknologi pertanian. Untuk mewujudkan hal tersebut berbagai upaya dilakukan, dengan mengupayakan kemudahan dan menimbulkan ketertarikan pengguna teknologi. Pembuatan taman yang menarik dan menimbulkan kesan nyaman dan rilek diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi pengguna untuk mengunjungi dan mempelajari inovasi yang diterapkan, mencari informasi melalui media cetak yang disediakan dan dapat dilanjutkan dengan konsultasi teknologi. Dengan cara ini diharapkan inovasi teknologi akan lebih mudah diadopsi bahkan oleh calon pengguna. Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasi teknologi tepat guna yang merupakan hasil inovasi Balitbangtan melalui Taman Agro Inovasi. Taman Agro Inovasi diimplementasikan di Kebun Percobaan Karang Agung Desa Sukamulia Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin, dengan agroekosistem pasang surut. Menempati areal 4.255 m2 . Kegiatan ini dimulai tahun 2015, direncanakan berlangsung 3 tahun. Inovasi teknologi ditampilkan dalam bentuk display/visitor plot dan demo. Display ditampilkan berupa penggunaan media pertanaman untuk tanaman sayuran, penggunaan varietas unggul. Sedangkan dalam bentuk demo, dapat dipertunjukkan cara pembuatan pupuk organik, aplikasi penggunaan pestisida nabati. Selain itu pada Taman Agroinovasi ini juga disediakan wadah untuk berkonsultasi tentang pertanian
  • 31. 31 yang dapat diperoleh di klinik agribisnis. Klinik agribisnis ini menyediakan juga bahan publikasi berupa media cetak yang dapat dibagikan ke pengguna. Aktivitas yang dilakukan pada tahun 2015 adalah perencanaan penataan lahan, pengolahan lahan, perbaikan screen house dan pendalaman kolam. Aktivitas ini dilanjutkan dengan pertanaman yang menyesuaikan dengan keadaan cuaca seperti pertanaman padi, buah-buahan (sirsak, pisang, jambu), sayuran (bayam, kangkung, sawi, selada, cabai, tomat, seledri), tanaman pakan ternak (gliricidia, indigofera). Penggunaan sistem tanam yang diimplementasikan di Taman Agro Inovasi selain membentuk bedengan, tabukan, puntukan, juga dengan menggunakan polybag baik di rak vertikultur maupun tanpa rak. Gazebo pada taman agro inovasi Pertanaman kacang panjang di depan rumah pesemaian 2.3.4. ModelPertanian Bioindustri BerbasisTanaman Palawija Di Lahan Kering Sumatera Selatan Penelitian tentang model pertanian bioindustri berbasis tanaman palawija di lahan kering di Sumatera Selatan, pada tahun pertama bertujuan untuk: 1). Mengindentifikasi potensi wilayah, cabang usaha dan produksi; seperti potensi wilayah, serta komponen teknologi yang memengaruhi model pertanian bioindustri berbasis tanaman palawija di lahan kering; 2). Merintis rancangan bangun dengan mengindentifikasi komponen teknologi jagung dan ternak, skema pengembangan (causal loop) dan dukungan infrastruktur serta kelembagaan sosial ekonomi; 3). Membangun model pertanian bioindustri berbasis tanaman palawija di lahan kering; 4). Menerapkan berbagai inovasi sistem produksi dan pasca panen jagung serta ternak; 5). Rekayasa kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha bioindustri berbasis tanaman palawija di lahan kering. Lokasi kegiatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan mulai tahun 2015 sampai dengan 2017. Pendekatan yang digunakan yakni identifikasi
  • 32. 32 potensi wilayah, identifikasi cabang usaha yang produktif identifikasi potensi produk dan perancangan model. Produksi jagung yang dihasilkan di lapangan untuk varietas Sukmaraga sebesar 5,5 ton/ha, Bisma 4,2 t/ha, Lamuru 3,3 t/ha, dan Anoman-1 3,0 t/ha. Penerapan pakan fermentasi limbah jagung dan limbah pertanian lainnya pada ternak induk sapi secara ad-libitum selama sebulan sebelum dikawinkan memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan S/C 2-3 menjadi S/C 1-2 dan memperpendek jarak beranak dari 14-16 bulan menjadi 13-14 bulan. Perkembangan populasi ternak selama kegiatan meningkat. Populasi pada awal kegiatan 67 ekor, populasi setelah kegiatan 153 ekor dengan melibatkan 37 petani. Dari 153 ekor, 29 ekor diantaranya ternak bantuan selebihnya yaitu 57 ekor merupakan perkembangan ternak selama kegiatan. Ternak sapi yang dikelola dikandang kolektif sebanyak 30 ekor menghasilkan kotoran rata-rata 150 kg per hari, sehingga rata-rata per ekor sapi menghasilkan 5 kg kotoran sapi dengan populasi ternak sapi di kelompok tani 153 ekor bisa menghasilkan kotoran sebanyak 765 kg per hari, untuk satu bulan menghasilkan 22.950 kg kotoran sapi basah atau 11,47 ton pupuk kompos. Produksi urine ternak sapi di kandang kolektif 40 liter per hari sehingga produksi urine per bulan 1.200 liter yang telah diproses menjadi pupuk urine. Instalasi biogas diaplikasikan yang difasilitasi oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan dengan kapasitas 17 m3 digunakan untuk 15 titik lampu dan 15 buah lampu di tempatkan di kandang kolektif kelompok. Kelembagaan yang ada masih perlu ditingkatkan peran dan kemampuannya, sehingga saling mendukung satu dengan yang lainnya Pertanaman JagungPermentasi pakan dari jerami jagung 2.3.5. Model Pertanian Bioindustri Berbasis Tanaman Pangan Di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan
  • 33. 33 Pertanian bioindustri merupakan suatu sistem pertanian yang terpadu dari hulu sampai hilir sehingga terwujud pertanian berkelanjutan dengan input luar rendah. Kegiatan Model Pertanian Bioindustri Berbasis Tanaman Pangan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan yang bertujuan: 1).Menyusun rancang bangun model pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan pangan surut; 2). Memfasilitasi penumbuhan dan pembinaan percontohan sistem usahatani ramah lingkungan dan usaha agibisnis berbasis teknologi inovatif yang bersifat bioindustri; 3). Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan bioindustri berbasis tanaman pangan; dan 4). Memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat-guna spesifik pengguna dan lokasi yang berkelanjutan. Kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin. Data yang dikumpulkan meliputi: 1). Data potensi wilayah; 2). Data keragaan teknis; 3). Data kelayakan teknis dan finansial dari teknologi yang dikaji; 4). Penyebarluasan inovasi yang diterapkan (luasan dan jumlah petani yang mengikuti yang dapat dipantau); 5). Tanggapan petani terhadap teknologi yang dikaji; dan 6). Kinerja kelembagaan gapoktan dan lembaga keuangan yang ada, partisipasi petani baik pada pelatihan, demfarm dan pengkajian yang dilakukan. Data dianalisis secara deskriptif, finansial dan statistik. Analisis deskriptif mencakup karakteristik wilayah; analisis finansial mencakup analisis biaya dan pendapatan (analisis kelayakan teknologi); dan analisis statistik digunakan untuk mengetahui konsistensi penerapan teknologi. Hasil yang telah diperoleh pada tahun pertama adalah kondisi pertanian eksisting setempat: dengan kepemilikan yang luas dan permodalan kurang, pemanfaatan pupuk masih rendah, belum termanfaatkan limbah pertanian, kelembagaan sudah cukup memadai namun belum dioptimalkan. Setelah dilakukan demplot dan temu lapang, petani mulai memanfaatkan kotoran ternak dan urine sapi sebagai sumber pupuk. Kotoran sapi sekitar 11 kg/ekor/hari setara dengan kompos 2,5 – 5 kg/ekor/hari sehingga akan didapat 1-2 t/tahun/ekor sapi. Produksi urine yang dapat ditampung adalah 1 liter/ekor/hari. Beberapa penyakit yang pernah menyerang sapi di lokasi bioindustri, diantaranya penyakit pink eye (mata merah), cacingan, timpani (kembung), defisiensi mineral dan diare.
  • 34. 34 2.3.6. Peningkatan Kualitas Lahan Sub Optimal Dengan Pemberian Bahan Pembenah Tanah Lahan sub optimalmemiliki potensi yang sangat besar sebagai penyedia pangan namun mempunyai keterbatasan karena kualitasnya relatif rendah. Salah satu penyebab rendahnya kualitas lahan ini adalah erosi dan pemiskinan hara. Penurunan kualitas lahan dicirikan dengan kandungan hara P, K dan bahan organik rendah, KTK dan KB rendah serta kadar Al tinggi serta struktur tanah tidak stabil. Pengkajian ini dilaksanakan di Kabupaten Banyuasin di lahan petani seluas + 2 ha. Teknologi yang dikaji adalah membandingkan: A). Teknologi Cara Petani (Kontrol) dengan B). Teknologi bahan pembenah tanah yang telah dihasilkan sebelumnya.Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer seperti 1). pertumbuhan tanaman maksimal, 2). komponen hasil, dan 3). produktivitas jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman tidak tumbuh sempurna karena terjadi musim kemarau yang sangat panjang, sehingga tanaman mengalami kekeringan terutama saat proses pembungaan. Pertumbuhan yang tidak normal ditunjukkan dengan pertumbuhan tanaman jagung yang lebih pendek dari pertumbuhan normal. Pemberian bahan amelioran dapat meningkatkan produksi jagung lebih tinggi dari perlakuan petani dan mampu mengurangi kebutuhan pupuk sampai 50%. Pembuatan POC Pengolahan Kompos Pertanaman jagung Jagung siap panen
  • 35. 35 2.3.7. Pengkajian Perbenihan Padi Dilahan Rawa Lebak Sumatera Selatan Pengembangan model usahatani dilahan rawa lebak menghadapi beberapa kendala diantaranya tata air (genangan atau kekeringan yang datangnya belum dapat diramal dengan tepat). Namundemikian kendala tersebut dapat dikurangi dengan penerapan teknologi yang tepat diantaranya penggunaan varietas unggul yang adaptif danpenerapaan pola tanam pada lahan rawa lebak. Adapun tujuan dari pengkajian ini adalah menguji varietas unggul baru (VUB) padi yang adaptif pada lahan rawa lebak dangkal dan lebak tengahan serta berproduksi tinggi dan bernilai ekonomi. Pengkajian ini dilakukan di lahan rawa lebak dangkal dan rawa lebak tengahan di Desa Kota Daro II, Kecamatan Rantau panjang Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Pendekatan pengkajian menganut azas-azas partisipatif yang keterkaitan antara peneliti, penyuluh dan petani serta bimbingan teknis selama pengujian kepada petani. Kegiatan ini meliputi: 1).Pengkajian adaptasi varietas padi di lahan rawa lebak Dangkal dan 2).Pengkajian uji adaptasi varietas padi di lahan rawa lebak lebak Tengahan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di lahan petani dengan melibatkan Balai Besar Padi, sebagai sumber varietasnya. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda BNT. Pengkajian pada lahan rawa lebak dangkalmenunjukkan hasil dari lima varietas yang dikaji adalah sebagai berikut Inpari 6 (7,9 t/ha), Inpari 22 (7,0 t/ha), Inpari 15 (6,6 t/ha), Situbagendit (6,4 t/ha), dan Inpari 1 (6,0 t/ha). Sedangkan hasil yang diperoleh dari lahan rawa lebak tengahan adalah Inpari 30 (7,5 t/ha), Inpari 20 (6,6 t/ha), Inpari 6 (5,8 t/ha), Inpara 6 (5,0 t/ha), dan Inpara 4 (4,2 t/ha). Lahan rawa lebak mempunyai prospek cukup baik untuk pengembangan tanaman padi apabila dikelola sesuai dengan teknologi spesifik lokasi. Varietas Inpari 15 di lahan lebak Varietas Inpari 22 di lahan lebak
  • 36. 36 2.3.8. Pembinaan Penangkaran dan Penguatan Sarana Prasarana UPBS Sebagian besar kelompok penangkar dan penangkar yang ada di Sumatera Selatan tidak mampu menyediakan kebutuhan benih dalam jumlah besar dibandingkan dengan potensi luas tanam yang tersedia karena keterbatasan teknis, sarana dan prasarana pendukung serta permodalan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa Sumatera Selatan memiliki peluang untuk mengembangkan usahatani benih padi, jagung dan kedelai berkualitas untuk memenuhi kebutuhan benihnya. Adapun tujuan dari kegiatan adalah: 1). Meningkatkan pengetahuan tentang teknik produksi, pengolahan dan penyimpanan benih yang benar dan bermutu. 2). Menghasilkan penangkar benih sumber padi, jagung dan kedelai (SS) agar selalu terjamin ketersediaannya sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan 3). Mempercepat pengembangan dan penyebarluasan VUB yang mampu meningkatan produktivitas, produksi, dan mutu hasil. Penanaman padi di Kabupaten Lahat dilakukan bulan April 2015, di Kabupaten OKU Timur penanaman jagung pada bulan Agustus 2015, dan Kabupaten Musi rawas penananaman kedelai pada bulan Juli 2015. Penggunaan VUB mempunyai peran penting dalam peningkatan produksi. Beberapa varietas Inpari cocok diusahakan di lahan sawah irigasi di Kabupaten Lahat, antara lain varietas Inpari 22 dengan produktivitas 6,5 t gkg/ha, Kedelai varietas panderman di Kabupaten Musi Rawas dengan produktivitas 1,5 t/ha, dan jagung varietas Sukmaraga dengan produktivitas 5,5 t/ha pipilan kering, cukup baik di Kabupaten OKU Timur. Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan sumberdaya manusia petani yang tergabung dalam kelompok penangkaran padi, jagung dan kedelai telah dilakukan pembinaan terhadap kelompok penangkar benih padi 4 kelompok, jagung 4 kelompokdan kedelai 2 kelompok penangkar. BPTP Sumsel dapat berperan mendukung sistemperbenihanmelalui penguatan kelembagaanprodusen benihdasar (FS), yang akan dikembangkan olehBBI,BBUdankelompok penangkar benih untuk menghasilkan benih pokok (SS), danselanjutnya benihpokok dikembangkan olehkelompokpenangkar benihbinaanuntukmenghasilkan benih sebar (ES) yang akan digunakan oleh petani.
  • 37. 37 2.3.9. Manajemen dan Penguatan UPBS/Penangkar Manajemen dan penguatan UPBS bertujuan untuk 1).Meningkatkan pengetahuan kelompok penangkar benih tentang manajemen dan penguatan UPBS, dan 2). Menumbuh kembangkan kelompok penangkar/penangkar benih dalam meningkatkan kualitas SDM kelompok penangkar/penangkar. Kegiatan dilakukan di Kabupaten OKU Timur, dan dimulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Desember 2015. Kegiatan demplot dengan luasan 1 ha untuk tanaman padi. Selama pelaksanaan kegiatan berlangsung yang dimulai dari penyiapan lahan, persemaian, penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, rouging/seleksi, persiapan panen, panen, proses panen, pengeringan benih (penjemuran, pengeringan dengan alat pengering), prosesing, pengemasan, dan penyimpanan mengacu pada pedoman umum produksi benih sumber padi. Kegiatan manajemen dan penguatan UPBS meliputi penyiapan dokumen kelengkapan UPBS, manajemen mutu UPBS, demfarm, penyusunan sistem informasi UPBS, dan KTI. Hasil kegiatan yang telah diberikan kepada kelompok penangkar antara lain kegiatan 1). Tersosialisasinya prosedur penangkaran padi kepada penangkar benih dan petani padi di Kabupaten OKU Timur, meliputi permohonan sertifikasi, pemeriksaan Koordinasi kegiatan Demfarm Pembinaan kelompok Penangkaran jagung Demfarm Pembinaan kelompok Penangkaran Kedelai Demfarm Pembinaan kelompok Penangkaran padi
  • 38. 38 lapangan, pengambilan contoh benih, pengujian benih,dan pelabelan 2). Format kelengkapan administrasi manajemen dan penguatan UPBS, terdiri dari i). Instrumen manajemen, ii). Instrumen produksi, iii). Instrumen sertifikasi, iv). Instrumen pengangkutan benih, v). Instrumen penyimpanan, vi). Instrumen distribusi benih, vii). Instrumen pelaporan UPBS di SI UPBS, dan Sistem manajemen mutu. Sedangkan dari kegiatan demplot secara umum pertumbuhan varietas Inpari 29 cukup baik, hal ini dicirikan dengan persentase tumbuh cukup tinggi (>90%), dengan produktivitas sebesar 7,5 t/ha. 2.3.10. Produksi Benih Sebar (FS 6 Ton, SS 28,9 Ton) Padi Di Sumatera Selatan Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Kontribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan produksi padi Nasional antara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras pada tahun 1984. Hal ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul padi, antara lain berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit utama, umur genjah sehingga sesuai dikembangkan dalam pola tanam tertentu, dan rasa nasi enak (pulen) dengan kadar protein relatif tinggi. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah 1). Meningkatkan produksi, mutu dan distribusi benih sumber (FS 6 ton, dan SS 28,9 ton) padi agar selalu terjamin ketersediaanya sesuai dengan kebutuhan pengguna. 2). Memantapkan kelembagaan perbenihan untuk menjamin distribusi benih berjalan dengan cepat dan tepat, dan 3). Mendukung upaya penyediaan benih unggul bermutu bagi petani. Kegiatan produksi benih sumber dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2015 di lahan sawah irigasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan di Kabupaten Musi Rawas. Sebagai pusat unit pengolahan ditempatkan Di KP. Kayu Pertemuan kegiatan Manajemen dan Penguatan UPBS Demfarm kegiatan Manajemen dan Penguatan UPBS
  • 39. 39 Agung. Secara teknis, waktu pelaksanaan kegiatan lapangan menyesuaikan kondisi lapangan.Produksi benih sebar padi di Sumatera Selatan klas FS, dan SS, menggunakan varietas Inpari 9, Inpari 22, Inpari 27, Inpari 28, Inpari 29, Inpari 30, 31, Inpara 3 dan Inpara 4 dengan luas tanam 20 ha, rencana target produksi benih dari varietas tersebut adalah 6 ton kelas FS, 28,9 ton kelas SS. Hasil akhir dari kegiatanini adalah Produksi benih yang sudah disertifikasi pada tahun 2015 di Kabupaten OKU Timur milik UPBS sebanyak 11.300 kg , dan milik petani sebanyak 38.723 kg, sedangkan di Kabupaten MURA milik UPBS Sumsel sebanyak 11.195 kg, sedangkan milik petani sebesar 48.565 kg. Benih sumber padi yang dihasilkan sudah bersertifikat sebanyak 22.495 kg benih padi, yang terdiri dari varietas Inpari 27 (FS) sebesar 1.270 kg, Inpari 28 (FS) 1.680 kg), Inpari 29 (FS) 2.160 kg, Inpari 30 (SS) 775 kg, Inpara 3 (SS) 1.400 kg, Inpari 4 (SS) 1.410 kg, Inpari 9 (SS) 8.425, Inpari 31 (SS) 1.600 kg dan Inpari 28(SS) 1.965 kg. Sedangkan benih yang sudah di distribusikan ke pengguna benih sumber sampai bulan Desember 2015 sebanyak 15.945 kg, dari total produksi 22.495 kg. 2.3.11. Produksi Benih Sumber Padi Pengunaan benih bermutu dari Varietas Unggul Baru (VUB) merupakan salah satu upaya mengatasi permasalahan rendahnya produkivitas padi di Provinsi Sumatera Selatan akibat penyediaan benih yang belum tepat (varietas, mutu, jumlah, dan waktu). Kegiatan bertujuan untuk: 1).Menyediakan benih sumber padi (SS), secara tepat (varietas, mutu, jumlah, dan waktu) sesuai dengan kebutuhan masyarakat tani, 2).Meningkatkan produktivitas padi ( 10%) melalui penggunaan benih bermutu(VUB), dan 3).Menginisiasipenangkar benih padi. Produksi benih sumber padi dilaksanakan di tigalokasi: 1). Desa Marga Cinta, KecamatanBelitang Madang Raya, KabupatenOKUTimur (10 ha), 2). Desa Sumber Rejo, Kecamatan Megang Sakti, Varietas Inpara22 saat primordia Pengamatan Varietas Inpara 3
  • 40. 40 Kabupaten MURA (10 ha), dan 3). Desa Tanjung Aro, KecamatanPagaralam Utara, Kota Pagaralam (3 ha). Varietasyang diproduksi adalah Inpari 15, Inpari 20, Inpari 22, dan Inpari 28. Prosesing benih dilaksanakan di Sentra Prosesing Unit Pengelolaan Benih Sumber Padi (UPBS) KP. Kayu Agung. Dari pelaksanaan kegiatan dihasilkan: Produksi padi di Kabupaten OKUT (milik UPBS 8.665 kg, milik petani 12.673kg), di Kabupaten MURA (milik UPBS 9.688 kg, milik petani 10.993 kg), dan di Kota Pagaralam (milik UPBS1.260 kg, milik petani 9.170 kg). Jumlah benih bersertifikatyang dihasilkan sebanyak 31.768 kg (milik UPBS sebanyak 9.925 kg,milik petani 21.843 kg). Jumlah benih bersertifikatmilik UPBSterdiri dari varietasInpari 15 sebanyak 1.720 kg,varietasInpari 20 sebanyak 1.500 kg, varietasInpari 22 sebanyak 6.105 kg, dan varietasInpari 28 sebanyak 600 kg, (2) Produktivitaspadi di Kabupaten OKUTimur, Inpari 15 (7,15 t GKG/ha), Inpari 20 (6,79t GKG/ha) dan Inpari 22 (7,39 t GKG/ha), sedangkan Ciherang hanya 5,39 t GKG /ha. Produktivitaspadi di KabupatenMURA,Inpari 15 (6,42 t GKG/ha), Inpari 20 (7,52t GKG/ha) dan Inpari 22 (7,30 t GKG/ha), sedangkan Ciherang hanya 5,42 t GKG /ha.Hasil kegiatan ini menunjukkan penggunaan benih bermutuVUB Inparimeningkatkan produktivitas  10% (17,5 -37,7%) dibandingkan penggunaanVUBCiherang. 2.3.12. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Wilayah Sumatera Selatan Lahan pekaranganmempunyaipotensiuntukpenyediaanbahanpangankeluarga, bermanfaatdalammengurangipengeluarankebutuhansehari- haridanmemungkinkanuntukmenambahpenghasilankeluarga.Kegiatan pendampingan dilaksanakan pada tiga lokasi KRPL dariBadanKetahananPangan (BKP) dan satu lokasi Varietas Inpari15 saat keluar malai primordia Pengamatan Varietas Inpari 22 primordia
  • 41. 41 M-KRPL pada tigaKabupaten (Banyuasin, Palembang danOganIlir) dari bulan Januari – Desember 2015. Tujuannyaadalah 1).Menerapkanteknologibudidaya model kawasanrumahpanganlestari ( budidayavertikultur model rak, model polibagdanbudidaya model konvensional), 2).Menerapkanteknologibudidayasayuran, sumberpanganlokal, tanamanobatdanbuahuntukpenguatanKebunBibitDesa (KBD) dan 3). Mendapatkaninformasipenghematanpengeluaranbelanjadanpenambahanpendapatankel uarga /KK/bulan.Bentukimplementasikegiatanterdiridaritiga model budidayayaitu 1). teknologibudidayavertikultur model rak, 2). teknologibudidayavertikultur model polibagdan 3). teknologibudidaya model konvensional. Komponen teknologi yang diterapkan di RPL terdiri dari: benih tanaman varietas unggul, pupuk kandang, media tanam, pupuk NPK, mulsa plastik hitam perak, pengendalian hama/penyakit secara terpadu termasuk penggunaan perangkap dan pestisida nabati. Metode yang digunakan adalah observasi lapang. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa tanaman sayuran yang diusahakan di pekarangan pada pendampingan KRPL di Desa Regan Agung, Desa Seterio, Desa Purwosari dan Desa Rawangsari Kabupaten Banyuasin bervariasi, dimana tanaman sayuran yang ditanam di KRPL tersebut yaitu, terong, cabe rawit, cabe merah, kangkung, caisin, tomat ranti, seledri dan kacang panjang rata-rata 27,5%-72,5%. tanaman cabe merah hanya 27,5% yang paling sedikit diusahakan pada empat desa pendampingan KRPL dan terbanyak tanaman caisin 72,5%. Pendampingan KRPL di Kabupaten Ogan Ilir yaitu, Desa Arisan Deras, Desa Payalingkung, Desa Tanjung Gelam dan Desa Sukamulia, menunjukkan bahwa tanaman sayuran yang diusahakan yaitu, bayam, cabe rawit, kangkung, caisin, kacang panjang, gambas rata-rata 45%-87,5%. Tanaman gambas yang paling sedikit diusahakan di empat desa pendampingan KRPL yaitu 45%, dan tanaman caisin terbanyak diusahakan yaitu, 87,5%. Pendampingan KRPL di Kodya Palembang yaitu, Desa Suak Bujang, Desa Talang Jawa, Desa Talang Betutu dan Desa Sukodadi menunjukkan bahwa tanaman sayuran yang diusahakan yaitu, bayam, cabe rawit, kangkung, caisin, terong, seledri, bawang daun, tomat ranti, kacang panjang rata-rata 7,5%-70 %. Tanaman kacang panjang yang paling sedikit diusahakan di empat desa pendampingan KRPL, yaitu 7,5%, dan tanaman sayuran caisin terbanyak diusahakan yaitu 70%.
  • 42. 42 Pendistribusian hasil tanaman sayuran yang diusahakan di pekarangan desa pendampingan KRPL di Kabupaten Banyuasin, yaitu Desa Regan Agung memperlihatkan bahwa hasil sayuran dimakan 59,7%, dijual 22,4% dan dibagikan ke tetangga (sosialkan) 17,9%. Pendampingan KRPL di Desa Seterio menunjukkan bahwa hasil sayuran dijual 78,9%, sebanyak 19,6% untuk dimakan dan 1,5% diberikan ke tetangga. Pendampingan KRPL di Desa Rawangsari menunjukkan bahwa hasil sayuran dimakan sendiri 80,6% dan 19,4% dijual. Pendampingan KRPL di Kodya Palembang Desa Talang Jawa menunjukkan bahwa hasil sayuran dari pekarangan dijual 56,2%, sebanyak 30,2% untuk dimakan dan 13,6% disosialkan. Di Desa Suak Bujang hasil sayuran di pekarangan dimakan sendiri 91,3% dan 8,7% dijual. Sedangkan di Desa Sukodadi hasil sayuran dimakan sendiri 74,8% dan disosialkan 25,2% tanpa dijual. Pendampingan KRPL di Kabupaten Ogan ilir Desa Arisan Deras menunjukkan bahwa hasil sayuran dimakan sendiri 43,9%, sebanyak 39,2% dijual dan 16,9% disosialkan. Pendampingan KRPL di desa Payalingkung menunjukkan bahwa hasil sayuran dimakan sendiri 81%, sebanyak 10% dijual dan 9% disosialkan. Pendampingan KRPL di desa Tanjung Gelam menunjukkan bahwa hasil sayuran dimakan sendiri 45,8%, sebanyak 25,9% dijual dan 28,3% disosialkan. Selanjutnya di Desa Sukamulia menunjukkan bahwa hasil sayuran dijual sekitar 63,1%, sebanyak 27,8% dimakan sendiri dan 9,1% disosialkan. Pada lahan pekarangan sempit dapat digunakan model vertikultur dengan rak talang air dan polybag. Model vertikultur rak talang air yang ditanami sayuran daun seperti caisin dengan hasil sekitar 3,2 kg/5 talang, sedangkan tanaman terong yang ditanam dalam polybag menghasilkan 1,5 kg/5 polybag dan tanaman cabe rawit dalam polybag menghasilkan 1,3 kg/5 polybag pada panen pertama. Pada lahan pekarangan sedang dapat dikombinasikan model vertikultur dan model budidaya konvensional dengan bedengan. Hasil tanaman terong yang ditanam pada bedengan sekitar 3,2 kg dan tanaman cabe rawit menghasilkan 0,7 kg.
  • 43. 43 Pembuatan kompos Pembuatan pestisida nabati Pembuatan perangkap lalat buah Pembuatan POC buah Pembibitan di KBD Camat dan robongan meninjau tanaman 2.3.13. Pengembangan Kebun Bibit Inti ProgramPengembangan Kebun Bibit Inti (KBI) tahun 2015 dilaksanakan di KP Kayu Agung. Program ini merupakan kelanjutan pengembangan KBI tahun sebelumnya. Tujuan pengembangan KBI adalah:1). Melayanikebutuhan benih dan bibit secara tepat varietas,mutu,jumlah dan waktu kepada kelompok KBD,2). Menyediakan bibit dan benih untuk keperluan Rumah Pangan Lestari.
  • 44. 44 Membangun KRPL membutuhkan berbagai jenis benih dan bibit tanaman hortikultura (sayuran, buah-buahan dan tanaman Obat),tanaman bahan pangan non beras (umbi jalan, ubi kayu, talas, gayong, garut), kacang-kacangan, tanaman biofarmaka (obat) dan tanaman buah. Benih dan bibit tersebut dibutuhkan dalam jumlah yang banyak dan tepat waktu tanam, oleh karena itu Kebun Bibit (KBI dan KDB) menjadi penting dalam pemenuhan kebutuhan benih dan bibit dalam membangun KRPL. Dengan adanya program pengembangan KBI ini diharapkan tersedianya benih dan bibit secara tepat varietas, bermutu, tepat jumlah dan waktu kepada kelompok KBD. Rumah tangga kelompok KBD dapat memperoleh benih dan bibit secara tepat varietas, mutu, jumlah, dan waktu sesuai dengan kebutuhan kelompok KBD. Pada tahun 2015 ini pengembangan KBI lebih diperbanyak pada tanaman buah-buahan seperti bibit pisang sebanyak 200 batang, sirsak ratu 250 batang, jambu biji merah 200 batang dan jambu air 250 batang, bibit buah-buahan tersebut didapat dari BALITBU Solok. Selain bibit buah, juga mengembangkan benih sayuran seperti: benih kacang panjang 4,5 kg, benih timun 250 gram, benih kangkung 4 kg, benih sawi 100 gram, benih cabe 80 gram, benih bayam 200 gram. Hasil benih dan bibit KBI didistribusikan ke tiga KBD Kabupaten/kota sebanyak 12 desa. Pesemaian sayuran (cabai,terung) Tanaman cabai dan terung Distribusi bibit buah jambu air Distribusi bibit sirsak 2.3.14. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman Padi Lokal Di Sumatera Selatan
  • 45. 45 Sumber Daya Genetik (SDG) tanaman padi merupakan bagian dari plasma nutfah dan memiliki arti yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanasan global dan bencana alam dapat memacu terjadinya erosi genetik terhadap SDG tanaman yang ada. Oleh karena itu, SDG tanaman perlu dilestarikan agar dapat tersedia secara berkelanjutan dalam mendukung ketersediaan dan ketahanan pangan. Kegiatanpenelitian plasma nutfahmeliputikoleksi, rejuvinasi, karakterisasidanevaluasikultivarlokal, kultivar liar atauintroduksidariluarnegeri, kultivarunggulmasalaludanmasakini. Dari hasilkegiataninventarisasisumberdayagenetiktahun 2013 dan 2014, BPTP Sumsel telahmemilikikoleksipadilokalsebanyak 56 varietas yang terdiridari; 9 varietaspadilokalexisting di lahanrawalebak, 26 varietaspadilokalexisting di lahankering, dan 21 varietaspadilokalexisting di lahanrawapasangsurut. Hasilkoleksiex situ padatahun 2014 di KPKayu Agungada 3 varietaspadilokal yang telahtanamdandikarakterisasi, yaitupadi Bone, Siam, danSiputih. Padatahun 2015, karakterisasidilanjutkan di KP KarangAgung. Dengan adanya kegiatan karakterisasi dan evaluasi yang lebih intensif pada varietas padi lokal, maka akan semakin banyak informasi berupa varietas yang potensial dikembangkan sebagai varietas unggul. IdentifikasidanKarakterisasisecarain-situ danex-situ telahdilakukanterhadap 21 varietaspadilokal, baik di lahanpetanimaupun di KP KarangAgung.Dari 21 varietaspadilokal di lahanrawapasang yang telahdiidentifikasi, terdapat delapan varietas yang terpilihuntukdilakukankarakterisasisecaraex-situ di kebunkoleksi, KP KarangAgung.Delapanvarietaspadilokaltersebutadalah; Sanapi, LembuSawah, LembuKuning, Nona Cantik, KetekMuri, Tapanuli, Talang I danTalang II. Padivarietaslokaltersebutditanam di kebunkoleksi, KP KarangAgungpadabulanAgustus/September 2015.Koordinasidansinkronisasi program dalambentukpertemuan/rapatsosialisasidanpenyusunan program dilakukan untukmemperkuatkelembagaanKomisi Daerah (KOMDA) Provinsi Sumatera Selatan.
  • 46. 46 2.3.15. Pendampingan Pengembangan Kawasan Tanaman Padi Di Sumatera Selatan Kegiatan pendampingan kawasan tanaman padi di Sumatera Selatan telah dilakukan di Kabupaten OI, OKI, Banyuasin dan OKU Timur. Pendampingan ini bertujuan mendiseminasikan VUB padi (Inpari 6 dan 26), cara tanam jajar legowo 2:1, dan pemupukan berimbang (urea:TSP:KCl = 100:100:100) di lahan rawa lebak dan pasang surut. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan kawasan pertanian. Kawasan pertanian adalah gabungan dari sentra-sentra pertanian yang terkait secara fungsional baik dalam faktor sumber daya alam, sosial budaya, maupun infrastruktur, sehingga memenuhi batasan luasan minimal skala ekonomi dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah. Kawasan tanaman pangan adalah kawasan usaha tanaman pangan yang disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan infrastruktur fisik buatan, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa sehingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha tanaman pangan. Kawasan tanaman pangan dapat berupa kawasan yang telah eksis atau calon lokasi baru dan lokasinya dapat berupa hamparan atau spot partial namun terhubung dengan aksesibilitas memadai. Kriteria khusus kawasan tanaman pangan dalam aspek luas agregat kawasan untuk padi minimal 2.500 hektar. Hasil kegiatan di Desa Tapus, Kecamatan Pampangan, Kabupaten OKImemperlihatkan bahwa produksi varietas Inpari 26 adalah 7,46 ton GKP/ha, di Desa BerkatKecamatanS.P. PadangKabupaten OKI untuk varietas Inpari 6 dan Inpari 26 masing-masing sebesar 7,38 ton GKP/ha dan 7,41 ton GKP/ha. Hasil ini lebiih baik dibanding produksi padi milik petani sekitarnya. Rata-rata produksi padi mereka 4,5 ton GKP/ha. Padi lokal Varietas lembu kuning di lahan petani Persemaian in situ padi lokal (Siputih, Siam dan Bone)
  • 47. 47 2.3.16. Pendampingan Pengembangan Kawasan Tanaman Jagung Di Sumatera Selatan Jagung merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa daerah, jugamenjadi bahan makanan pokok setelah beras. Mempunyai arti penting dalam pengembangan industri di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan dan pakan ternak khususnya pakan ayam. Kementerian Pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian swasembada berkelanjutan jagung melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan kegiatan pendukung lainnya antara lain pengembangan jaringan irigasi, optimalisasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Jagung, Perluasan Areal Tanam jagung (PAT Jagung), Penyediaan sarana dan prasaranan pertanian (benih, pupuk, pestisida dan alat/mesin pertanian), dan pengawalan/pendampingan. Untuk mendukung program UPSUS agar terlaksana dengan baik, BPTP Sumsel telah melaksanakan pengawalan kegiatan dengan tujuan 1).Melaksanakan pendampingan pengembangan kawasan jagung, 2).Menyiapkan dan menyampaikan materi dalam pendampingan, 3).Menyusunrekomendasi teknologi yang diterapkan dalam pendampingan. Hasilnya pendampingan adalah terlaksananya pendampingan pada satu kawasan pengembangan jagung di Kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, meliputi gabungan kelompok tani jagung pada lahan seluas 797 ha, serta terlaksana demplot untuk sosialisasi 4 varietas unggul baru (VUB) jagung hibrida seluas 3 ha di Kelompok Tani Mekar Jaya Desa Taraman Jaya. Adapun produksi jagung (kering panen) yang ditanam pada demplot adalah sebagai berikut: Bima 3 sebanyak7,70 ton/ha, Bima 4sebanyak 8,25 ton/ha, Bima 19sebanyak 8,35 ton/ha, dan Bima 20 sebanyak 9,1 ton/ha.Melalui kegiatan pendampingan ini juga telah disusun Padi varietas Inpari 26 Mengubin hasil panen
  • 48. 48 materi pendampingan berupa: Buku Juknis Teknologi Budidaya Tanaman Jagung, Buku Deskripsi Varietas Unggul Jagung 3 Edisi, dan Lembar Informasi Pertanian1 judul, serta terdistribusinya materi tersebut ke Instansi terkait (Dinas Lingkup SKPD Provinsi Sumsel, BP4K seluruh Kabupaten di Sumsel. 3). Tersusunnya 1 paket teknologi budidaya jagung (Pengolahan lahan, VUB Jagung, pemupukan, jarak tanam, Pengelolaan Tanaman Terpadu). Pemeliharaaan tanaman jagung Panen Tanaman Jagung 2.3.17. Pendampingan Pengembangan Kawasan Kedelai Tujuan jangka panjang kegiatan pendampingan pengembangan kawasan Kedelai di Sumatera Selatan adalah Peningkatan produksi dan produktivitas yang dihasilkan oleh petani pada kawasan kedelai di Provinsi Sumatera Selatan.Sedangkan Tujuan tahun 2015 adalah; 1).Memberikan pendampingan dan pengawalan teknologi budidaya kedelai pada kegiatan GP-PTT Kawasan di Sumatera Selatan, 2).Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan pendampingan GP-PTT Kawasan kedelai di Sumatera Selatan, dan 3).Memperlihatkan dan memberikan contoh kepada petani/ masyarakat keunggulan dan tata cara penerapan teknologi budidaya kedelai spesifik yang direkomendasikan dalam bentuk demplot sosialisasi VUB seluas 5 (lima) ha. Pendampingan yang dilaksanakan dalam bentuk: 1). Menyusun dan menyampaikan rekomendasi teknologi budidaya kedelai pada berbagai agroekosistem, 2). Koordinasi dengan dinas teknis pada level provinsi dan kabupaten terkait pelaksana program, 3). Pendampingan dan pengawalan teknologi dalam bentuk menjadi nara sumber pada saat workshop, pelatihan dan pertemuan lapang, 4). Monitoring dan evaluasi pelaksanaan GP-PTT di beberapa Kabupaten, 5). Membuat demplot sosialisasi VUB kedelai seluas 5 ha yang dilaksanakan di Kabupaten Banyuasin, dan (6).
  • 49. 49 Menyusun dan mencetak materi diseminasi terkait program pengembangan kedelai,Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan Januari sampai Desember 2015. Kegiatan pendampingan dan pengawalan teknologi difokuskan pada pelaksanaan program GP-PTT Kedelai khususnya di Kabupaten Banyuasin seluas 1.500 dan Kabupaten Empat Lawang serta program lain diantaranya program IP-300 Kedelai di Kecamatan Muara Telang seluas 320 ha. Pembuatan demplot sosialisasi VUB Kedelai seluas 5 ha yang tersebar di 5 (lima) desa pada Kecamatan Air Saleh Kabupaten Banyuasin. Hasil pendampingan memperlihatkan Varietas Anjasmoro mempunyai hasil 1.536,6 kg/ha. Setelah itu disusul dengan Varietas Wilis dengan produksi 750 kg/ha, selanjutnya Varietas Panderman dengan produksi 700 kg/ha, disusul Varietas Gema dan Argomulyo dengan produksi 500 kg/ha. Produksi yang dicapai oleh masing-masing varietas masih jauh dibawa potensi produksinya dan bahkan beberapa varietas tidak dapat dipanen (Dering I, Grobogan, Tanggamus dan Sinabung)karena beratnya kondisi kekeringan sebagai dampak dari el-nino dan serangan hama tikus. Secara umum pengembangan kedelai di Sumatera Selatan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan, 1). Luas tanam meningkat dari 8.627 ha (2014) menjadi 13.042 ha (Angka Ramalan II BPS 2015); 2). Luas panen meningkat dari 7.237 ha (2014) menjadi 12.421 ha (Angka Ramalan II BPS 2015);3). Produktivitas mengalami penurunan dari 17,34 ku/ha (2014) menjadi 15,46 ku/ha (Angka Ramalan II BPS 2015), dan 4). Produksi meningkat dari 12.500 ton (2014) menjadi 19.196 ton (Angka Ramalan II BPS 2015). Pertemuan tim UPSUS di lokasi GPPTT Kedelai Air Saleh Pertanaman Kedelai pada IP 300 di Desa Mekarsari Kecamatan. Muara Telang
  • 50. 50 2.3.18. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Hortikultura Di Sumatera Selatan Kegiatan Pendampingan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Hortikultura di Sumatera Selatan bertujuan untuk ; 1).Melaksanakan pendampingan dan pengawalan teknologi cabe, bawang merah dan jeruk, 2). Memberikan dukungan teknologi untuk pengembangan kawasan agribisnis hortikultura dalam bentuk penyediaan bahan/materi penyuluhan dan, bimbingan teknis, dan 3).Menjadinara sumber pada pelatihan/pertemuan petani dan petugas lapang di wilayah pendampingan. Kegiatan ini telah dilaksanakan di 12 lokasi wilayah pendampingan yang ada di enamKabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan, yaitu di Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, OI, OKI, OKU dan Kabupaten Musi Rawas. Pelaksanaan pendampingan dimulai dari bulan Januari hingga Desember 2015. Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan adalah; 1).Koordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Kabupaten Ogan Ilir, OKI, Banyuasin, OKU, Mura dan Kota Palembang. Adapun kawasan tanaman hortikultura di Kabupaten Ogan Ilir merupakan kawasan cabai dan jeruk, Kabupaten OKI kawasan bawang dan cabai, Kabupaten OKU kawasan bawang, Mura kawasan bawang, Banyuasin kawasan cabai dan Kota Palembang kawasan cabai. Namun demikian setelah koordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi bahwa pendampingan untuk demplot diarahkan di Kabupaten OKI untuk pendampingan kawasan bawang dan demplot tanaman cabai di Kota Palembang. Sedangkan untuk Kabupaten yang lain pendampingan dalam bentuk bimbingan teknologi melalui pertemuan kelompok, 2). Identifikasi Potensi sudah dilaksanakan pada 6 (enam) kelompok yang merupakan kawasan cabai, bawang dan jeruk yang ada di Kabupaten Mura, OKU, OKI, OI, Banyuasin dan Kota Palembang, 3). Pendampingan dalam bentuk Pelatihan Budidaya Bawang Merah sudah dilaksanakan di Desa Sindang Sari Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI dan Pelatihan Budidaya Tanaman Cabai sudah dilaksanakan di Kelurahan Suka Mulya Kecamatan Sematang Borang Kota Palembang, 4). Pendampingan dan Pengawalan Teknologi dalam Bentuk Demplot tanaman bawang sudah dilaksanakan di Desa Sindang Sari Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI dan Pendampingan Demplot Tanaman Cabai masih berjalan di Kelurahan Suka Mulya Kota Palembang, Desa Lubuk Saung Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin, dan di Kelurahan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Pendampingan Demplot merupakan display VUB Budidaya Bawang Merah menggunakan varietas BIMA seluas ±2.500 m². Sedangkan pendampingan demplot
  • 51. 51 tanaman cabai menggunakan varietas Kencana dan Ciko. Varietas komoditas tersebut semuanya dari Balitsa. Hasil Demplot tanaman bawang merah di Desa Sindang Sari hanya mencapai 1,33 ton/2.500 m², hal ini disebabkan pada saat menjelang panen terserang hama ulat. Sedangkan untuk demplot tanaman cabai di Kelurahan Suka Mulya Kota Palembang, Desa Lubuk Saung Banyuasin, dan Kelurahan Indralaya Ogan Ilir, pada saat ini baru berumur antara 1-2 bulan. Penanaman Bawang oleh Ka. BPTP Penyiangan pada umur 45 HST Pelatihan Budidaya Jeruk yang sehat Praktek pemangkasan tanaman jeruk Demplot Tanaman Cabai di Desa Lubuk Saung Demplot Tanaman Cabai di Kelurahan Suka Mulya
  • 52. 52 2.3.19. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman Perkebunan Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Perkebunan dilakukan pada 3 komoditas unggulan perkebunan di Sumatera Selatan, yaitu kopi, karet, dan tebu. Pengembangan kawasan untuk komoditas kopi terletak di Kabupaten Muara Enim, komoditas karet di Kabupaten Musi Rawas, dan komoditas tebu dilakukan di Kabupaten Ogan Ilir. Pendampingan ini bertujuan untuk: 1). Mengidentifikasi paket teknologi rekomendasi pengembangan kawasan perkebunan karet (Musi Rawas), Kopi (Muara Enim), dan Tebu (OKI atau OI), 2). Melaksanakan pelatihan paket teknologi rekomendasi pengembangan kawasan perkebunan karet (Musi Rawas) dan Tebu (OKI atau OI), 3).Melaksanakan percontohan paket teknologi rekomedasi pengembangan kawasan perkebunan Tebu (OKI atau OI). Hasil identifikasi di Kabupaten Muara Enim, menunjukkan kebutuhan peremajaan perkebunan kopi rakyat yang produksinya tidak ekonomis lagi dengan klon-klon robusta unggulan yang direkomendasikan oleh Balitbangtan. Selain itu, petani kopi di Kabupaten Muara Enim perlu mendapat pelatihan teknologi budidaya kopi yang baik dan benar, pemupukan dan kesuburan tanah, serta OPT dan pengendaliannya. Kondisi tanaman karet di kawasan pengembangan di Kabupaten Musi Rawas pada umumnya perlu ditingkatkan produktivitasnya. Populasi tanaman yangterlalu padat per satuan luas menyebabkan produktivitas yang rendah danmeningkatkan ancaman serangan OPT. Selain itu, petani karet di kawasanpengembangan perlu diperkuat kelembagaannya melalui pembinaan danpembentukan koperasi, sehingga dapat menjual produknya dengan kualitas yangbaik dan harga yang kompetitif.Produktivitas tanaman tebu di Kabupaten Ogan Ilir masih sangat rendahdibandingkan potensi yang bisa dioptimalkan di kawasan tersebut. Peningkatanpengetahuan dan motivasi sumberdaya manusia, serta koordinasi instansi yangterkait diperlukan untuk memperbaiki produktivitas tebu rakyat di Kabupaten OganIlir. Selain itu, sosialisasi teknologi budidaya tebu intensif masih diperlukan untuk mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi ke petani dan petugas.
  • 53. 53 2.3.20. Pendampingan Pengembangan Kawasan Peternakan Kerbau Ternak Kerbau merupakan komoditas yang memiliki potensi cukup besar sebagai ternak penghasil daging dan menjadi prioritas dalam pembangunan peternakan di Sumatera Selatan. Kegiatan pendampingan pengembangan kawasan peternakan kerbau dilaksanakan antara bulan Januari – Desember 2015, di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kegiatan yang bersifat partisipatif ini dilaksanakan di Kecamatan Pampangan, yaitu Desa Kuro,Pampangan, Pulau Layang, Bangsal serta di Kecamatan Pangkalan Lampam, yaitu Desa Pangkalan Lampam serta Desa Deling. Lokasi pendampingan diperoleh berdasarkan koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi dan Kabupaten OKI. Pendampingan teknologi yang dilaksanakan meliputi teknologi pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber pakan pada usaha pembibitan, perbaikan pakan pada kerbau dan pembuatan pakan fermentasi. Pelaksanaan display teknologi pembuatan Fermentasi Jerami dilaksanakan di kelompok Karya Bersama, Desa Kuro,Kecamatan Pampangan. Hasil kegiatan pendampingan dari aplikasi pemberian pakan 7 Kg/ekor/hari pada 20 ekor kerbau terdiri atas 5 ekor dari Kelompok Harapan Jaya Desa Deling KecamatanPangkalan Lampam dan 15 ekor dari kelompok Karya Bersama Desa Kuro Kecamatan Pampangan. Dari hasil penimbangan, diperolehPenambahan Berat Badan Harian (PBBH) induk kerbau sebesar 0.7 Kg untuk kerbau yang menggunakan aplikasi pakan fermentasi jerami dan 0.5 Kg untuk kontrol sedangkan PBBH anak kerbau sebesar 1,43 Kg untuk kerbau yang menggunakan aplikasi pakan fermentasi jerami dan 1,06 Kg untuk kontrol. Hasil pengukuran kegiatan penyuluhan dan pelatihan dari aspek pengetahuan, Efektifitas Penyuluhan (EP) 51,2% (Efektif) dan Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP) 91 % (sangat efektif); aspek sikap/minat nilai EP 37% (efektif) dan EPP 81,8% (sangat efektif) serta aspek ketrampilan nilai EP 43,75% (efektif) dan nilai EPP 76% (sangat efektif). Hasil pendampingan menunjukkan bahwa Peserta pelatihan budidaya tebu Display teknologi tebu intensif
  • 54. 54 perbaikan pakan dengan fermentasi jerami memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kebiasaan petani. Kegiatan penyuluhan untuk mengaplikasikan fermentasi jerami padi sebagai pakan kerbau dikategorikan berhasil. 2.3.21. Pendampingan Budidaya Tanaman Krisan Di Kota Pagaralam Sumatera Selatan Kegiatan Pendampingan Budidaya Krisan di Kota Pagar Alam, bertujuan untuk: 1). Memberikan pendampingan dan pengawalan teknologi budidaya krisan dengan penerapan teknologi varietas, dan 2). Mendapatkan varietas yang cocok dan disukai oleh konsumen. Kegiatan initelah dilaksanakan di dua kelompok tani, yaitu : Kelompok Dahlia di Kelurahan Muara Siban dan kelompok Wanita Karya di Kelurahan Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara Kota Pagar Alam dari bulan Januari sampai bulan Desember 2015. Pola pendampingan yang dilakukan yakni dengan memberikan pelatihan mengenai budidaya krisan dan percontohan atau demplot penerapan teknologi varietas krisan yang dihasilkan Balitbangtan, pada lahan petani dengan menggunakan 7 (tujuh) varietas krisan yaitu; Varietas Kineta, Limeron, Solenda Pelangi, Azzura, Asmarandana, Puspita Nusantara dan Arosuko Pelangi. Ke-tujuh varietas ini merupakan varietas dari Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi). Data yang dikumpulkan berdasarkan pengamatan langsung yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun, jumlah bunga dan diameter bunga mekar. Hasil kegiatan pendampingan melalui pelatihan telah dilaksanakan di kelompok Dahlia pada tanggal 30 Mei 2015. Pelatihan diikuti oleh 4 (empat) kelompok wanita tani; 1).Kelompok Wanita Tani Dahlia, 2).Kelompok Wanita Karya, 3).Kelompok Balqis dan 4).Kelompok Merygold City yang berjumlah 50 orang dengan narasumber dari Balithi. Hasil kegiatan demplot yang dilaksanakan di Kelompok Dahlia, menunjukkan bahwa tinggi tanaman tertinggi diperoleh varietas Solenda Pelangi (69,7 cm), jumlah daun terendah varietas Kineta (11), Daun terlebar varietas Puspita Nusantara (7,8 cm), Pemerahan susu kerbau Pengolahan susu untuk dibuat gula
  • 55. 55 Daun terpanjang varietas Asmarandana (9,4 cm), jumlah bunga terbanyak varietas Asmarandana (11,2) dan diameter bunga terpanjang diperoleh varietas Puspita Nusantara (7,4 cm). Nara sumber pelatihan budidaya Krisan Peserta pelatihan budidaya krisan dari Balithi dan BPTP Sumsel Demplot tanaman krisan di kelompok Dahlia 2.3.22. Kajian Paket Teknologi KedelaiRamah Lingkungan Di Lahan Pasang Surut Kegiatan ini dilaksanakan di lahan pasang surut Kabupaten Banyuasin, dalam bentuk demplotyang bersifat partisipatif, melibatkan petani kooperator sebagai pelaksana kegiatan lapangan. Rancangan percobaan menggunakan Randomized Complete Block Design (RCBD). Perlakuannya terdiri dari P0 : kontrol (tanpa pupuk kimia + pukan + 1 t/ha arang sekam), P1 : dosis pemupukan mengikuti rekomendasi BPTP Sumsel, P2 : ½ dosis rekomendasi + 2 t/ha arang sekam + pupuk organik cair dan penggunaan pestisida organik, P3 : ½ dosis rekomendasi + 1 t/ha arang sekam + 1 t/ha dolomit + pupuk organik cair dan penggunaan pestisida organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 6 MST, tinggi tanaman pada perlakuan P3 berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan P0, P1, dan P2. Perlakuan P3 menghasilkan kedelai yang lebih tinggi (32,05 cm) dibandingkan dengan perlakuan
  • 56. 56 lainnya. Varietas kedelai juga memperlihatkan respon yang berbeda. Varietas Kaba dan Argo Mulyo lebih tinggi dibandingkan varietas Tanggamus pada tiap minggu pengamatan. Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang. Varietas Kaba mempunyai polong 25,37% lebih banyak dibandingkan jumlah cabang pada varietas Argo Mulyo. Sedangkan jumlah cabang pada varietas Tanggamus secara statistik tidak berbeda nyata dengan jumlah cabang pada varietas Kaba. Perlakuan P3 berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang dibandingkan perlakuan P0, dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P2. Perbedaan varietas dan perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong yang dihasilkan. Varietas Tanggamus, Kaba, dan Argo Mulyo, dengan perlakuan P0, P1, P2, maupun P3, menghasilkan jumlah polong yang tidak berbeda nyata. 2.3.23. Peningkatan Komunikasi dan Koordinasi Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian Peningkatankapasitas SDM dan penguatan kelembagaan penyuluhan dilakukan di BP3K Purwodadi, Kecamatan Belitang Mulya kaupaten OKU Timur. Tujuan kegiatan ini agar kelembagaan penyuluh yang ada dapat berfungsi sebagai wadah konsultasi, informasi, pembelajaran dan pusat percontohan dalam rangka penyebaran teknologi kepada pengguna. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah : 1). Identifikasi kebutuhan teknologi dan kelembagaan penyuluhan; 2). Pemberdayaan BPP model sebagai wahana penyuluhan; 3). Pelatihan penyuluh dan Gapoktan/petani; 4). Gelar Teknologi pertanian dan Temu lapang; 5). Pembinaan penyuluhan. Untuk memotivasi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhannya, Penimbangan pupuk untuk perlakuanPenanggulangan H/P pada tanaman kedelai