Dokumen tersebut membahas tentang kehidupan berbangsa dan bernegara, yang melibatkan hubungan antara bangsa, negara, bahasa, dan pemerintahan. Dokumen juga menyoroti peran agama dalam masyarakat berbangsa dan bernegara serta etika kepemimpinan politik menurut ajaran Islam.
2. Bangsa dan negara merupakan satu
kesatuan antara sekumpulan manusia
yang hidup bersama mendiami suatu
wilayah, terdapatnya bahasa, dan
pemerintahan yang berdaulat. Untuk
mewujudkan ketentraman, kemajuan,
dan kemakmuran suatu bangsa dan
negara dibutuhkan peran rakyat dan
pemerintah yang sadar akan menjadi
warga negara yang baik.
3. Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara
pentingnya penyadaran
untuk kita sebagai umat
islam agar kembali
kepada Al-Qur`an serta
nilai-nilai moral
sebagai bangsa yang
beragama dan beradab
untuk bersama-sama
mejadikan nilai-nilai
tersebut sebagai
landasan kita dalam
berbangsa dan
bernegara.
4. Dalam surat An-Nisa ayat 59 Allah Berfirman :
“Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasulullah dan mereka yang
memegang kekuasaan di antara kamu. Jika
kamu berselisih mengenai sesuatu
kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya
kalau kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Itulah yang terbaik dan
penyelesaian yang tepat.”
5. Di dalam Al-Qur`an Allah SWT
memerintahkan persatuan dan
kesatuan secara jelas, Tercantum
pada Al-Qur`an surat Al-Anbiya
ayat 92 :
“Sesungguhnya umat ini adalah
umat yang satu”.
6. 1. Warga Muhammadiyah perlu
mengambil bagian dan tidak
boleh apatatis
2. Beberapa prinsip dalam
berpolitik harus ditagakkan
dengan sejujur-jujurnya dan
sesungguh-sungguhnya
3. Berpolitik demi kepentingan
umat dan bangsa sebagai wujud
ibadah kepada Allah
7. 4. Para politisi Muhammadiyah
berkewajiban menunjukkan
keteladanan diri (uswah hasanah)
5. Berpolitik dengan sikap positif dan
memiliki cita-cita bagi terwujudnya
masyarakat utama dengan fungsi
amar ma’ruf dan nahi munkar
8. Etika Politik Dalam Islam
Untuk mewujudkan Pemerintahan yang baik di Indonesia
dibutuhkan kepemimpinan nasional dan adil
dengan kriteria sebagai berikut:
– Integritas
– Kapabilitas
– Populis
– Visioner
– Berjiwa Reformis
9. Jabatan (kedudukan) pada
permulaannya penyesalan, pada
pertengahannya kesengsaraan
(kekesalan hati) dan pada akhirnya
azab pada hari kiamat. (HR. Ath-
Thabrani)
• Keterangan: Hal tersebut karena dia
menyalah-gunakan jabatannya
dengan berbuat yang zhalim dan
menipu (korupsi dll).