SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Télécharger pour lire hors ligne
1

Etnografi

Dayak Punan:
Eksploitasi Gaharu dan Ancaman Subsistensi
Marahalim Siagian1) 
Pendahuluan
Studi lapangan ini melihat subsistensi
masyarakat Dayak Punan di interior hutan
Kalimantan Timur (Kaltim) yang terisolasi, di
mana gaharu (Aquilaria becacariana)
merupakan hasil hutan utama yang
diperdagangkan dan merupakan produk
yang terintegrasi dengan pasar internasional.
Tingginya harga dan permintaan pasar
menyebabkan gaharu terus dieksploitasi.
Akibat eksploitasi gaharu yang terusmenerus, gaharu menjadi sangat langka
dan pencaharian Punan mulai terancam.
Studi dilakukan di dua kecamatan,
yakni Kecamatan Malinau Selatan dan
Kecamatan Mentarang. Dua Kecamatan ini
merupakan bagian dari Kabupaten Malinau
di mana 55% dari 8.956 jiwa Punan (Cifor,
2004), berada di Kabupaten Malinau,
Provinsi Kaltim.
Studi tentang Dayak Punan di
Kalimantan Timur (Kaltim) masih relatif
sedikit. Lars Kaskija (1995) menulis tentang
ketidakstabilan budaya Punan di resettlement
penduduk (respen) di Malinau Utara. Studi
lain tentang populasi Punan di Kaltim (Cifor,
2004) dan sejarah etnis Dayak di
Kabupaten Bulungan (Lars Kaskija, 2004).
Studi tentang pemanfaatan gaharu di
Kalimantan Timur dilakukan Cifor tahun
1998. Studi tentang pemanfaatan gaharu
pada masyarakat Punan di Malinau dan
Tubu –di mana penelitian ini berlangsung,
belum banyak diketahui.
Studi lapangan ini dilakukan pada
November 2005 di sejumlah desa dalam
Kecamatan Malinau Selatan dan Mentarang,
yakni Desa Pelancau, permukiman 1 di Desa
Tanjung Naga, Desa Metut, permukiman
Liu Mutai, Desa Laban Nyarit, Desa
Halanga, Desa Long Mirau, dan Desa Long
Rat.
Semua
desa/permukiman
yang

1
Istilah permukiman dimaksudkan untuk sekelompok Punan yang
merupakan bagian dari desa tertentu.

1)

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

dikunjungi tersebut merupakan bagian dari
Kecamatan Malinau Selatan.
Selanjutnya desa/permukiman Punan di
Sungai Tubu meliputi; permukiman di Kuala
Avang, Desa Long Pada, Desa Long
Ranau, permukiman Long Tami, Desa Long
Titi, permukiman Kuala Penai, serta Desa
Kuala Rian, semuanya merupakan bagian
dari Kecamatan Mentarang.
Secara umum permukiman Punan di
sepanjang Sungai Malinau lebih terakses
karena adanya transportasi darat yang
menghubungkan kota kabupaten dengan
pusat kota Kecamatan Malinau Selatan.
Namun, angkutan perdesaan hanya dapat
menjangkau
Desa
Tanjung
Nanga.
Sementara Desa Punan yang berada di
DAS Ran sub-DAS Malinau lebih terisolasi
karena hanya bisa dijangkau dengan
transportasi air seperti ketinting atau
longbot (perahu bermesin). Kondisi akses
ini
kurang
lebih
sama
dengan
desa/permukiman Punan di Sungai Tubu.
Perbedaan sistem transportasi di Malinau,
daerah
aliran
sungai
(DAS)
Tubu
mempengaruhi biaya transportasi, harga
kebutuhan pokok, akses terhadap pasar,
pendidikan dan kesehatan.
Jumlah penduduk desa umumnya kecil,
hanya 190-300 jiwa. Jumlah itu hanya
setara dengan satu dusun di Sumatera
Utara atau satu RT (rukun tetangga) di
Pulau Jawa. Desa dengan karakter khas
seperti itu sulit mengembangakan diri
karena perangkat desa belum berfungsi
semestinya, bahkan sebagian belum terisi.
Salah satu faktornya adalah kelangkaan
individu yang melek huruf atau kecakapan
sebagai perangkat desa. Kondisi ini membuat
seseorang silih berganti menduduki posisi
di pemerintahan atau bertukar posisi ke
lembaga adat. Keterbatasan lainnya adalah
sarana pendukung desa yang belum
tersedia seperti pasar, puskesmas, balai
desa, balai adat, sarana ibadah, bahkan
sekolah dasar.

Kerabat/Angga

 
 
2

Gaharu dan Pertaukean
Pasar Gaharu terutama dibutuhkan
negara Arab Saudi, Jepang, Cina yang
merupakan bahan untuk ritual agama dan
bahan baku parfum. Produksi gaharu dari
Indonesia
berasal
dari
Sumatera,
Kalimantan dan Irian Jaya (Papua).
Saat ini, gaharu masih termasuk dalam
urutan hasil hutan bernilai ekonomi tinggi
yang diperdagangkan di seluruh dunia.
Hasil temuan pada tahun 1998 ini
menyebutkan bahwa sejak tahun 1993,
harga yang dibayarkan kepada para
pemungut di Kalimantan Timur untuk jenis
berkualitas tinggi melonjak naik (belum
pernah terjadi sebelumnya), dan saat ini
merupakan masa pemungutan kayu gaharu
yang paling intensif sepanjang sejarah
(Cifor, 2005).
Di Kabupaten Malinau, khususnya
Kecamatan
Malinau
Selatan
dan
Kecamatan Mentarang, eksploitasi gaharu
meningkat tajam sebagai akibat dari
tingginya harga dan permintaan pasar
terutama oleh penduduk Punan di hulu
sungai yang terisolasi, di mana sungai
sebagai sistem transportasi utama berbiaya
tinggi. Sampai saat ini, hanya gaharu yang
merupakan hasil hutan nonkayu yang dapat
diperdagang-kan
untuk
mengimbangi
tingginya biaya transportasi.
Pengambilan gaharu dilakukan berkelompok yang terdiri dari 5 – 15 aliansi rumah
tangga. Umumnya kelompok rumah tangga
menghabiskan waktunya di hutan bervariasi
antara 1 – 3 minggu. Untuk kelompok kecil
dengan biaya mandiri, memasuki hutan
yang lebih dekat untuk mengurangi risiko
kerugian. Sedangkan kelompok rumah
tangga yang lebih besar yang dapat
menyediakan modal kerja utang, dapat
menjangkau sumber-sumber gaharu yang
masih potensial, namun semakin jauh
dengan biaya besar.
Jumlah pengeluaran kelompok berkisar
Rp 1.500.000,- – Rp 4.500.000,- atau
Rp 300.000,- per individu. Modal kerja
terutama untuk bensin dan sewa perahu
yang ditanggung bersama, sedangkan
kebutuhan beras, gula, kopi, tembakau/
rokok, obat, mi instan, dan baterai dibiayai
secara individual. Strategi untuk mengurangi
biaya operasional yaitu dengan melibatkan

Buletin Kerabat

anggota keluarga dekat. Dengan demikian
sewa perahu dan mesin tidak diperhitungkan.
Kebutuhan lainnya dicukupi dengan berburu
dan menangkap ikan bersama.
Bensin
merupakan
komponen
pengeluaran paling besar. Harga bensin di
pusat kota kabupaten berkisar Rp 5.500,-/
liter dan Rp 8.000,- – Rp 9.000,-/liter di
pusat kecamatan. Di desa yang lebih
terisolir harus membeli bensin di kecamatan
dengan waktu tempuh 1 – 3 jam dan
menghabiskan minyak 3 – 6 liter pp (pulang
pergi). Perbandingan harga pokok dapat
dilihat dalam Appendix 1.
Organisasi kerja gaharu membutuhkan
mobilitas yang tinggi karena mobilitas
merupakan kunci untuk mendapatkan
gaharu yang semakin langka. Rata-rata
perpindahan kelompok sebanyak 4 – 7 kali.
Dengan demikian, mengharuskan mereka
membangun pondok-pondok kerja agar
dapat memanfaatkan waktu malam untuk
membersihkan gaharu yang didapat.
Hasil gaharu tergantung pada jumlah
yang didapatkan individu. Hasil yang
didapatkan, seperti dapat diduga tidak
merata. Untuk mengurangi risiko kerugian,
anggota yang dilibatkan dalam kelompok
terdiri atas keluarga dekat. Dengan
demikian seseorang rela membagi batang
gaharu yang dia temukan kepada anggota
kelompok lainnya, dengan hak istimewa
menentukan bagian mana yang menjadi
miliknya.
Punan
sangat
percaya
bahwa
keberhasilan pencarian gaharu bukan pada
kecanggihan organisasi kerja namun
karena nasib. Hal ini terlegitimasi dengan
kasus-kasus di mana seseorang mendadak
kaya karena mendapat banyak gaharu.
Pendapatan penduduk dari gaharu 100 – 500
ribu rupiah per minggu. Secara relatif
pendapatan umum pengumpul gaharu
dapat dikatakan tinggi jika inflasi rendah.
Pasar gaharu sangat terbuka luas,
namun biaya transportasi untuk membawa
gaharu ke kota cukup tinggi, 2 juta rupiah,
sehingga
penduduk
terjebak
dalam
pertaukean di mana eksploitasi berlangsung.
Eksploitasi tauke dilakukan melalui harga
dan sistem klasifikasi mutu gaharu yang
bermotif menipu.

Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu…
Volume I Nomor 2 Juli 2006

Kerabat/Angga

Etnografi
3

Etnografi
Tauke sengaja membuat sistem
klasifikasi yang semakin banyak dan harga
yang berbeda-beda sehingga tidak ada
klasifikasi dan harga yang dapat diacu
bersama.
Harga Gaharu di Kota Malinau
Kelas 1 super
: 10 juta
Kelas 1
: 5 juta
Kelas 2 keras
: 2-2,5 juta
Kelas 2 kepala : 400 – 600 ribu
Kelas 3
: 100 – 300 ribu
Plagun
: 40 ribu
Harga Gaharu di Malinau Selatan
Kelas 1 super
: 6 juta
Kelas 1
: 4 juta
Kelas 2a
: 800 ribu
Kelas 2b
: 300 ribu
Kelas 3
: 150 ribu
Plagun
: 50 ribu
Kecamatan Mentarang (Tubu)
Kelas 1
: 4 juta
Kelas 2a
: 2,5 juta
Kelas 2b
: 2 juta
Kelas 3
: 900 ribu
Plagun
: 50 ribu
Kecenderungan baru, yakni meningkatnya
jumlah manusia dari luar yang mencari
gaharu sangat merisaukan Punan. Dapat
diperkirakan gaharu akan semakin langka
tanpa aturan pengelolaan.
Kelangkaan gaharu memicu penduduk
untuk memasuki wilayah Taman Nasional
Kayan Mentarang, di mana ada dasar
melakukannya karena sebagian wilayah
taman diklaim sebagai wilayah dari desa;
Long Titi, Long Tami, dan Kuala Rian.
Respons Punan dalam membatasi
pemanfaatan gaharu di wilayah desa adalah
dengan membuat aturan pemanfaatan hasil
gaharu. Beberapa desa telah menerapkan
iuran 300 ribu rupiah per kepala untuk
kelompok yang berasal dari luar. Aturan
tersebut sebenarnya tidak efektif karena
aktivitas manusia dalam hutan sulit diawasi.
Faktanya, orang lebih menyukai masuk
dengan cara menyusup.
Subsistensi

Buletin Kerabat

Punan lebih menyukai kehidupan di
hutan karena dekat dengan “sayur” (babi,
ikan, sayuran, dan hasil hutan lainnya),
selain untuk mendapatkan tanah subur bagi
pertanian.
Cara hidup ini di sisi lain membuat
mereka sangat meguasai sumber daya
hutan tetapi tidak terakses pendidikan dan
kesehatan. Rendahnya pendidikan berindikator
pada angka buta huruf sebesar 41% dari
populasi Punan di Kaltim. Kondisi negatif ini
juga tergambar pada aspek kesehatan di
mana tingkat kematian anak tinggi dan usia
harapan hidup yang rendah (Cifor, 2004 p.
20). Komposisi penduduk berdasarkan jenis
kelamin dan usia mengikuti model piramida
kerucut menyerupai model piramida negara
berkembang umumnya.
Masalah utama pertanian adalah kondisi
tanah yang secara umum kurang subur,
curam, mudah tererosi, berbatu, dan lapisan
tanahnya tipis. Beberapa faktor lain yang
mempengaruhi
keberhasilan
pertanian
seperti hasil padi dipengaruhi oleh cuaca
dan hama. Kemarau panjang membuat padi
cepat mati, curah hujan tinggi membuat
pembakaran kayu tebangan tidak sempurna,
yang akhirnya mempengaruhi kesuburan
tanah.
Luas lahan yang dapat dibuka satu
rumah tangga ½ sampai 1 hektar,
membutuhkan 5 kg bibit padi. Hasil padi
(dipanen dalam
umur 5 bulan) dalam
kondisi baik hasilnya mencapai 100 kg atau
30 – 50 kg dalam kondisi gagal. Jumlah ini
hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan
rumah tangga 3 – 6 bulan, kekurangan
pangan disubstitusi ubi kayu (inau) dan atau
sagu hutan (lo’ hulung). Satu batang sagu
besar dapat mencukupi kebutuhan makan
satu rumah tangga dalam satu minggu. Jadi,
sagu menjadi jaring pengaman pangan
dalam kegagalan panen.
Hasil pertanian lainnya tidak ada yang
dapat meningkatkan perekonomian secara
substansial. Walaupun kopi ditanam di
Desa Long Titi dan di beberapa desa
lainnya menanam coklat, keduanya hanya
untuk konsumsi sendiri dan produksinya
tidak berarti. Perhatian yang lebih
meningkat terhadap pertanian kopi atau
coklat yang berorientasi pasar sebenarnya
terdukung oleh lahan, tetapi Punan tidak

Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu…
Volume I Nomor 2 Juli 2006
4

Etnografi
melakukannya karena harga dan ongkos
mengeluarkannya tidak sebanding, bahkan
jika kopi dan coklat mengalami kenaikan
harga 200 – 300 persen. Praktis, hanya
gaharu yang menjadi sumber pendapatan
tetap.
Di sisi lain, hasil perburuan masih
sangat baik, terutama ikan, babi, dan
binatang lainnya. Peranan anjing sangat
besar dan alat berburu yang dipergunakan
–sumpit dan tombak (bujak), sangat murah
dan efektif. Racun untuk sumpit (tacom)
dapat diproduksi dari berbagai akar, daun,
dan getah yang sumbernya melimpah.
Pada musim buah, terjadi migrasi babi
(bavui nyatung) dari Malinau ke Tubu (dari
timur ke barat) dan sebaliknya, di mana
babi sangat mudah untuk dibunuh. Surplus
lemak babi diolah menjadi minyak (lanyih)
yang berfungsi sebagai pengganti minyak
sayur. Pada musim ini penduduk dapat
menyimpan minyak babi 5 – 25 kg/rumah
tangga.
Sumber daya khusus seperti sungai, air
asin (van), sagu, rotan, daun untuk atap,
racun, dan lain-lain memang dilindungi
secara ketat dan aturan pemanfaatan
sumber daya tersebut terdukung dengan
dipatuhinya lembaga adat.
Cara subsistensi Punan ini merupakan
pola umum pada masyarakat peburuperamu di dunia. Hal fundamental yang
membedakannya
dengan
masyarakat
perburu peramu yang lain –misalnya Kubu
di Sumatera, Punan sangat konsumeris dan
mereka telah mengacu cara hidup
masyarakat luar secara umum.
Di permukiman yang terisolasi, yang
hanya terjangkau dengan jalan kaki berharihari, mereka menikmati siaran televisi dari
berbagai negara di dunia yang diakses
melalui parabola dan pembangkit listrik
tenaga surya. Televisi, parabola, VCD,
generator listrik, pembangkit listrik tenaga
surya, dan lain-lain juga merupakan bride
price (tiran atau purut) dan cara
mempertahankan perkawinan, 2 sehingga
2
Semua perkawinan yang stabil dijamin melalui pertukaran barang
(resiprositas terbatas) antara keluarga laki-laki dengan perempuan,
di mana laki-laki memberikan purut/tiran dan ulang dari pihak
perempuan. Pemberian sejumlah barang dimulai dalam rangkaian
proses perkawinan. Pertukaran ini dilakukan sepanjang hidup agar
perkawinan stabil. Barang-barang itu dapat berupa tempayan,

Buletin Kerabat

barang disebut di atas tidak
dipisahkan dari kehidupan Punan.

dapat

Kesimpulan
Punan
marginal
karena
gaharu
merupakan sumber pendapatan utama
yang kondisinya semakin langka dan dalam
kondisi
itu
Punan
terjebak
dalam
pertaukean yang eksploitatif.
Pertanian belum signifikan meningkatkan
pendapatan dan distribusinya terbatasi oleh
sistem transportasi sungai yang berbiaya
mahal. Secara umum hal ini juga
mempengaruhi layanan pendidikan dan
kesehatan.
Daftar Pustaka
Kaskija, Lars. 1995. Punan Malinau: The
Persistence of Unstable Culture,
Thesis.
---------. 2004. Claiming the Forest Punan
Local
Histories
and
Rescent
Development
in
Bulungan,
East
Kalimantan, Bogor: Cifor.
Sitorus, Soaduon, dkk. 2005. Potret Punan
Kalimantan Timur: Sensus Punan 20022003, Bogor: Cifor.
Website Center for International Forestry
Research (Cifor). 2005

gong, mesin perahu, perahu, emas, TV, VCD, generator listrik
bahkan chain-saw. Jumlah nominalnya sangat besar. Perkawinan
yang terjadi tanpa membayarkan sejumlah barang yang disepakati
mewajibkan laki-laki untuk mengabdi di tempat mertuanya
(ngiban) sekaligus mempersiapkan tiran yang disyaratkan. Ia tidak
dapat membawa istrinya meninggalkan mertuanya tanpa
membayar tiran.
Setelah pemberian itu, ritual perkawinan mengesahkan hubungan
perkawinan di mana perempuan tinggal pada keluarga suaminya
(patrilokal). Perempuan dipandang sebagai tambahan tenaga kerja
penting, di mana ia harus menunjukkan kerja keras dalam
pekerjaan rumah tangga serta melakukan fungsi reproduksi dengan
baik.
Ulang merupakan sejumlah barang yang dapat berupa tikar,
anjing, parang, babi peliharaan, sumpit, dan barang lain yang kirakira setengah dari nilai tiran yang diterima. Aliansi perkawinan
juga terpelihara dengan pertukaran jasa dalam berbagai macam
kegiatan.

Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu…
Volume I Nomor 2 Juli 2006
5

Etnografi
Appendix 1
Tabel 1: Perbandingan Harga di Kabupaten Malinau dan Kecamatan Malinau Selatan dan
Mentarang (Tubu)
Nama Barang
Malinau
Malinau Selatan
Mentarang (Tubu)
Bensin
5.500/liter
8.000/liter
10-15.000/liter
Minyak sayur
7.000/kg
8.500/kg
Minyak tanah
4.000/liter
8.000/liter
8.000/ liter
Rokok
4.000/bks
5.000/bks
7.000/bks
Tembakau
4.000/bks
5.000/bks
4.000/bks
Gula
7.000/9 ons
10.000/9 ons
10.000/9 ons
Obat malaria
8.000/bks
10.000/bks
10.000/bks
Obat sakit kepala
2.500/bks
3.000/bks
4.000/bks
Baterai
6.000/pasang
8.000/pasang
3.000/bks
Garam
1.500/bks kecil
2.500/bks kecil
3.000/bks
Mi instan
1.000/bks
1.500/bks
2.000/bks

Buletin Kerabat

Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu…
Volume I Nomor 2 Juli 2006

Contenu connexe

En vedette

Talleres de sociologia
Talleres de sociologiaTalleres de sociologia
Talleres de sociologiamaribel1995
 
Cara belajar siswa aktif
Cara belajar siswa aktifCara belajar siswa aktif
Cara belajar siswa aktif1234aq
 
RST2014_Voronezh_Oil&FatIndustryAdsorbent
 RST2014_Voronezh_Oil&FatIndustryAdsorbent RST2014_Voronezh_Oil&FatIndustryAdsorbent
RST2014_Voronezh_Oil&FatIndustryAdsorbentRussianStartupTour
 
allen & Allen -basin-analysis
allen & Allen -basin-analysisallen & Allen -basin-analysis
allen & Allen -basin-analysisZubair Kamboh
 
малые зимние олимпийские игры.
малые зимние олимпийские игры.малые зимние олимпийские игры.
малые зимние олимпийские игры.olesy7
 
ข้อสอบOnet50
ข้อสอบOnet50ข้อสอบOnet50
ข้อสอบOnet50Supaluck
 
Trainingshandboek artv de_adelaar
Trainingshandboek artv de_adelaarTrainingshandboek artv de_adelaar
Trainingshandboek artv de_adelaarMartin Grefte
 
Strategic challenges in global energy –the contribution from the oil and gas ...
Strategic challenges in global energy –the contribution from the oil and gas ...Strategic challenges in global energy –the contribution from the oil and gas ...
Strategic challenges in global energy –the contribution from the oil and gas ...International Energy Agency
 
ข อสอบ O net 50
ข อสอบ O net  50ข อสอบ O net  50
ข อสอบ O net 50Trd Wichai
 
استمارة
استمارةاستمارة
استمارةfatennn
 
Matematika 2
Matematika 2Matematika 2
Matematika 2Nugradini
 
SANTAFLOW Y PORTA
SANTAFLOW Y PORTASANTAFLOW Y PORTA
SANTAFLOW Y PORTAlocomas
 

En vedette (14)

Talleres de sociologia
Talleres de sociologiaTalleres de sociologia
Talleres de sociologia
 
CV JAKFAR SIDDIQ
CV JAKFAR SIDDIQCV JAKFAR SIDDIQ
CV JAKFAR SIDDIQ
 
Cara belajar siswa aktif
Cara belajar siswa aktifCara belajar siswa aktif
Cara belajar siswa aktif
 
RST2014_Voronezh_Oil&FatIndustryAdsorbent
 RST2014_Voronezh_Oil&FatIndustryAdsorbent RST2014_Voronezh_Oil&FatIndustryAdsorbent
RST2014_Voronezh_Oil&FatIndustryAdsorbent
 
allen & Allen -basin-analysis
allen & Allen -basin-analysisallen & Allen -basin-analysis
allen & Allen -basin-analysis
 
малые зимние олимпийские игры.
малые зимние олимпийские игры.малые зимние олимпийские игры.
малые зимние олимпийские игры.
 
My Resume
My ResumeMy Resume
My Resume
 
ข้อสอบOnet50
ข้อสอบOnet50ข้อสอบOnet50
ข้อสอบOnet50
 
Trainingshandboek artv de_adelaar
Trainingshandboek artv de_adelaarTrainingshandboek artv de_adelaar
Trainingshandboek artv de_adelaar
 
Strategic challenges in global energy –the contribution from the oil and gas ...
Strategic challenges in global energy –the contribution from the oil and gas ...Strategic challenges in global energy –the contribution from the oil and gas ...
Strategic challenges in global energy –the contribution from the oil and gas ...
 
ข อสอบ O net 50
ข อสอบ O net  50ข อสอบ O net  50
ข อสอบ O net 50
 
استمارة
استمارةاستمارة
استمارة
 
Matematika 2
Matematika 2Matematika 2
Matematika 2
 
SANTAFLOW Y PORTA
SANTAFLOW Y PORTASANTAFLOW Y PORTA
SANTAFLOW Y PORTA
 

Similaire à Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu dan Ancaman Subsistensi

Kearifan lokal lestari, sumber daya air terjaga
Kearifan lokal lestari, sumber daya air terjagaKearifan lokal lestari, sumber daya air terjaga
Kearifan lokal lestari, sumber daya air terjagaZulham Hafid
 
Bunga rampai alamku 2007 hutan papua
Bunga rampai alamku 2007 hutan papuaBunga rampai alamku 2007 hutan papua
Bunga rampai alamku 2007 hutan papuasumardi basri
 
suku pedalaman talang mamak
suku pedalaman talang mamaksuku pedalaman talang mamak
suku pedalaman talang mamakjhoi jhoiim
 
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di KalimantanTransformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di KalimantanTri Widodo W. UTOMO
 
37271-75676614176-1-PB.pdf
37271-75676614176-1-PB.pdf37271-75676614176-1-PB.pdf
37271-75676614176-1-PB.pdfsmkyapis4
 
Jurnal Praktikum Ilmu Lingkungan: Degradasi Kearifan Lokal Sistem Pertanian S...
Jurnal Praktikum Ilmu Lingkungan: Degradasi Kearifan Lokal Sistem Pertanian S...Jurnal Praktikum Ilmu Lingkungan: Degradasi Kearifan Lokal Sistem Pertanian S...
Jurnal Praktikum Ilmu Lingkungan: Degradasi Kearifan Lokal Sistem Pertanian S...Mulawarman University
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanaErick Ruing
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanaErick Ruing
 
Kalimantan dan Papua ppt.pptx
Kalimantan dan Papua ppt.pptxKalimantan dan Papua ppt.pptx
Kalimantan dan Papua ppt.pptxMadarinafitria
 
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat DayakBerhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat DayakMasPandjiOfficial
 
Buku areal konflik Riau
Buku areal konflik RiauBuku areal konflik Riau
Buku areal konflik RiauSelvia Sari
 
daya tarik wisata yang ada di desa wisata Namang Kabupaten Bangka Tengah
daya tarik wisata yang ada di desa wisata Namang Kabupaten Bangka Tengahdaya tarik wisata yang ada di desa wisata Namang Kabupaten Bangka Tengah
daya tarik wisata yang ada di desa wisata Namang Kabupaten Bangka Tengahkharismanurhawwa
 
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungun
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungunLegenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungun
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungunChia Ie
 
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxPresentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxSukirahSukirah1
 
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptxKEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptxDEKAJEGaminG
 
Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
Profil Kewilayahan Waduk Batu TegiProfil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
Profil Kewilayahan Waduk Batu TegiFitri Indra Wardhono
 
Kondisi Desa Cikahuripan
Kondisi Desa CikahuripanKondisi Desa Cikahuripan
Kondisi Desa CikahuripanHardi yuan
 

Similaire à Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu dan Ancaman Subsistensi (20)

Pitos 107 in
Pitos 107 inPitos 107 in
Pitos 107 in
 
Kearifan lokal lestari, sumber daya air terjaga
Kearifan lokal lestari, sumber daya air terjagaKearifan lokal lestari, sumber daya air terjaga
Kearifan lokal lestari, sumber daya air terjaga
 
Bunga rampai alamku 2007 hutan papua
Bunga rampai alamku 2007 hutan papuaBunga rampai alamku 2007 hutan papua
Bunga rampai alamku 2007 hutan papua
 
suku pedalaman talang mamak
suku pedalaman talang mamaksuku pedalaman talang mamak
suku pedalaman talang mamak
 
Trial Slide Show
Trial Slide ShowTrial Slide Show
Trial Slide Show
 
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di KalimantanTransformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir & Pedalaman di Kalimantan
 
37271-75676614176-1-PB.pdf
37271-75676614176-1-PB.pdf37271-75676614176-1-PB.pdf
37271-75676614176-1-PB.pdf
 
Jurnal Praktikum Ilmu Lingkungan: Degradasi Kearifan Lokal Sistem Pertanian S...
Jurnal Praktikum Ilmu Lingkungan: Degradasi Kearifan Lokal Sistem Pertanian S...Jurnal Praktikum Ilmu Lingkungan: Degradasi Kearifan Lokal Sistem Pertanian S...
Jurnal Praktikum Ilmu Lingkungan: Degradasi Kearifan Lokal Sistem Pertanian S...
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
 
kebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopanakebudayaan desa baopana
kebudayaan desa baopana
 
Kalimantan dan Papua ppt.pptx
Kalimantan dan Papua ppt.pptxKalimantan dan Papua ppt.pptx
Kalimantan dan Papua ppt.pptx
 
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat DayakBerhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
Berhuma: Sebuah Kearifan Lokal Budaya Masyarakat Dayak
 
Buku areal konflik Riau
Buku areal konflik RiauBuku areal konflik Riau
Buku areal konflik Riau
 
daya tarik wisata yang ada di desa wisata Namang Kabupaten Bangka Tengah
daya tarik wisata yang ada di desa wisata Namang Kabupaten Bangka Tengahdaya tarik wisata yang ada di desa wisata Namang Kabupaten Bangka Tengah
daya tarik wisata yang ada di desa wisata Namang Kabupaten Bangka Tengah
 
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungun
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungunLegenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungun
Legenda cerita rakyat sumatra utara legenda sima-sima na lungunan - simalungun
 
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptxPresentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
Presentasi Studi Keruangan dan Sistem Sosial Sem 2 30092019.pptx
 
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptxKEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
KEARIFAN_LOKAL NTT.pptx
 
Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
Profil Kewilayahan Waduk Batu TegiProfil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi
 
Kondisi Desa Cikahuripan
Kondisi Desa CikahuripanKondisi Desa Cikahuripan
Kondisi Desa Cikahuripan
 
Menggali potensi alam muna
Menggali potensi alam munaMenggali potensi alam muna
Menggali potensi alam muna
 

Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu dan Ancaman Subsistensi

  • 1. 1 Etnografi Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu dan Ancaman Subsistensi Marahalim Siagian1)  Pendahuluan Studi lapangan ini melihat subsistensi masyarakat Dayak Punan di interior hutan Kalimantan Timur (Kaltim) yang terisolasi, di mana gaharu (Aquilaria becacariana) merupakan hasil hutan utama yang diperdagangkan dan merupakan produk yang terintegrasi dengan pasar internasional. Tingginya harga dan permintaan pasar menyebabkan gaharu terus dieksploitasi. Akibat eksploitasi gaharu yang terusmenerus, gaharu menjadi sangat langka dan pencaharian Punan mulai terancam. Studi dilakukan di dua kecamatan, yakni Kecamatan Malinau Selatan dan Kecamatan Mentarang. Dua Kecamatan ini merupakan bagian dari Kabupaten Malinau di mana 55% dari 8.956 jiwa Punan (Cifor, 2004), berada di Kabupaten Malinau, Provinsi Kaltim. Studi tentang Dayak Punan di Kalimantan Timur (Kaltim) masih relatif sedikit. Lars Kaskija (1995) menulis tentang ketidakstabilan budaya Punan di resettlement penduduk (respen) di Malinau Utara. Studi lain tentang populasi Punan di Kaltim (Cifor, 2004) dan sejarah etnis Dayak di Kabupaten Bulungan (Lars Kaskija, 2004). Studi tentang pemanfaatan gaharu di Kalimantan Timur dilakukan Cifor tahun 1998. Studi tentang pemanfaatan gaharu pada masyarakat Punan di Malinau dan Tubu –di mana penelitian ini berlangsung, belum banyak diketahui. Studi lapangan ini dilakukan pada November 2005 di sejumlah desa dalam Kecamatan Malinau Selatan dan Mentarang, yakni Desa Pelancau, permukiman 1 di Desa Tanjung Naga, Desa Metut, permukiman Liu Mutai, Desa Laban Nyarit, Desa Halanga, Desa Long Mirau, dan Desa Long Rat. Semua desa/permukiman yang 1 Istilah permukiman dimaksudkan untuk sekelompok Punan yang merupakan bagian dari desa tertentu. 1) Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dikunjungi tersebut merupakan bagian dari Kecamatan Malinau Selatan. Selanjutnya desa/permukiman Punan di Sungai Tubu meliputi; permukiman di Kuala Avang, Desa Long Pada, Desa Long Ranau, permukiman Long Tami, Desa Long Titi, permukiman Kuala Penai, serta Desa Kuala Rian, semuanya merupakan bagian dari Kecamatan Mentarang. Secara umum permukiman Punan di sepanjang Sungai Malinau lebih terakses karena adanya transportasi darat yang menghubungkan kota kabupaten dengan pusat kota Kecamatan Malinau Selatan. Namun, angkutan perdesaan hanya dapat menjangkau Desa Tanjung Nanga. Sementara Desa Punan yang berada di DAS Ran sub-DAS Malinau lebih terisolasi karena hanya bisa dijangkau dengan transportasi air seperti ketinting atau longbot (perahu bermesin). Kondisi akses ini kurang lebih sama dengan desa/permukiman Punan di Sungai Tubu. Perbedaan sistem transportasi di Malinau, daerah aliran sungai (DAS) Tubu mempengaruhi biaya transportasi, harga kebutuhan pokok, akses terhadap pasar, pendidikan dan kesehatan. Jumlah penduduk desa umumnya kecil, hanya 190-300 jiwa. Jumlah itu hanya setara dengan satu dusun di Sumatera Utara atau satu RT (rukun tetangga) di Pulau Jawa. Desa dengan karakter khas seperti itu sulit mengembangakan diri karena perangkat desa belum berfungsi semestinya, bahkan sebagian belum terisi. Salah satu faktornya adalah kelangkaan individu yang melek huruf atau kecakapan sebagai perangkat desa. Kondisi ini membuat seseorang silih berganti menduduki posisi di pemerintahan atau bertukar posisi ke lembaga adat. Keterbatasan lainnya adalah sarana pendukung desa yang belum tersedia seperti pasar, puskesmas, balai desa, balai adat, sarana ibadah, bahkan sekolah dasar. Kerabat/Angga    
  • 2. 2 Gaharu dan Pertaukean Pasar Gaharu terutama dibutuhkan negara Arab Saudi, Jepang, Cina yang merupakan bahan untuk ritual agama dan bahan baku parfum. Produksi gaharu dari Indonesia berasal dari Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua). Saat ini, gaharu masih termasuk dalam urutan hasil hutan bernilai ekonomi tinggi yang diperdagangkan di seluruh dunia. Hasil temuan pada tahun 1998 ini menyebutkan bahwa sejak tahun 1993, harga yang dibayarkan kepada para pemungut di Kalimantan Timur untuk jenis berkualitas tinggi melonjak naik (belum pernah terjadi sebelumnya), dan saat ini merupakan masa pemungutan kayu gaharu yang paling intensif sepanjang sejarah (Cifor, 2005). Di Kabupaten Malinau, khususnya Kecamatan Malinau Selatan dan Kecamatan Mentarang, eksploitasi gaharu meningkat tajam sebagai akibat dari tingginya harga dan permintaan pasar terutama oleh penduduk Punan di hulu sungai yang terisolasi, di mana sungai sebagai sistem transportasi utama berbiaya tinggi. Sampai saat ini, hanya gaharu yang merupakan hasil hutan nonkayu yang dapat diperdagang-kan untuk mengimbangi tingginya biaya transportasi. Pengambilan gaharu dilakukan berkelompok yang terdiri dari 5 – 15 aliansi rumah tangga. Umumnya kelompok rumah tangga menghabiskan waktunya di hutan bervariasi antara 1 – 3 minggu. Untuk kelompok kecil dengan biaya mandiri, memasuki hutan yang lebih dekat untuk mengurangi risiko kerugian. Sedangkan kelompok rumah tangga yang lebih besar yang dapat menyediakan modal kerja utang, dapat menjangkau sumber-sumber gaharu yang masih potensial, namun semakin jauh dengan biaya besar. Jumlah pengeluaran kelompok berkisar Rp 1.500.000,- – Rp 4.500.000,- atau Rp 300.000,- per individu. Modal kerja terutama untuk bensin dan sewa perahu yang ditanggung bersama, sedangkan kebutuhan beras, gula, kopi, tembakau/ rokok, obat, mi instan, dan baterai dibiayai secara individual. Strategi untuk mengurangi biaya operasional yaitu dengan melibatkan Buletin Kerabat anggota keluarga dekat. Dengan demikian sewa perahu dan mesin tidak diperhitungkan. Kebutuhan lainnya dicukupi dengan berburu dan menangkap ikan bersama. Bensin merupakan komponen pengeluaran paling besar. Harga bensin di pusat kota kabupaten berkisar Rp 5.500,-/ liter dan Rp 8.000,- – Rp 9.000,-/liter di pusat kecamatan. Di desa yang lebih terisolir harus membeli bensin di kecamatan dengan waktu tempuh 1 – 3 jam dan menghabiskan minyak 3 – 6 liter pp (pulang pergi). Perbandingan harga pokok dapat dilihat dalam Appendix 1. Organisasi kerja gaharu membutuhkan mobilitas yang tinggi karena mobilitas merupakan kunci untuk mendapatkan gaharu yang semakin langka. Rata-rata perpindahan kelompok sebanyak 4 – 7 kali. Dengan demikian, mengharuskan mereka membangun pondok-pondok kerja agar dapat memanfaatkan waktu malam untuk membersihkan gaharu yang didapat. Hasil gaharu tergantung pada jumlah yang didapatkan individu. Hasil yang didapatkan, seperti dapat diduga tidak merata. Untuk mengurangi risiko kerugian, anggota yang dilibatkan dalam kelompok terdiri atas keluarga dekat. Dengan demikian seseorang rela membagi batang gaharu yang dia temukan kepada anggota kelompok lainnya, dengan hak istimewa menentukan bagian mana yang menjadi miliknya. Punan sangat percaya bahwa keberhasilan pencarian gaharu bukan pada kecanggihan organisasi kerja namun karena nasib. Hal ini terlegitimasi dengan kasus-kasus di mana seseorang mendadak kaya karena mendapat banyak gaharu. Pendapatan penduduk dari gaharu 100 – 500 ribu rupiah per minggu. Secara relatif pendapatan umum pengumpul gaharu dapat dikatakan tinggi jika inflasi rendah. Pasar gaharu sangat terbuka luas, namun biaya transportasi untuk membawa gaharu ke kota cukup tinggi, 2 juta rupiah, sehingga penduduk terjebak dalam pertaukean di mana eksploitasi berlangsung. Eksploitasi tauke dilakukan melalui harga dan sistem klasifikasi mutu gaharu yang bermotif menipu. Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu… Volume I Nomor 2 Juli 2006 Kerabat/Angga Etnografi
  • 3. 3 Etnografi Tauke sengaja membuat sistem klasifikasi yang semakin banyak dan harga yang berbeda-beda sehingga tidak ada klasifikasi dan harga yang dapat diacu bersama. Harga Gaharu di Kota Malinau Kelas 1 super : 10 juta Kelas 1 : 5 juta Kelas 2 keras : 2-2,5 juta Kelas 2 kepala : 400 – 600 ribu Kelas 3 : 100 – 300 ribu Plagun : 40 ribu Harga Gaharu di Malinau Selatan Kelas 1 super : 6 juta Kelas 1 : 4 juta Kelas 2a : 800 ribu Kelas 2b : 300 ribu Kelas 3 : 150 ribu Plagun : 50 ribu Kecamatan Mentarang (Tubu) Kelas 1 : 4 juta Kelas 2a : 2,5 juta Kelas 2b : 2 juta Kelas 3 : 900 ribu Plagun : 50 ribu Kecenderungan baru, yakni meningkatnya jumlah manusia dari luar yang mencari gaharu sangat merisaukan Punan. Dapat diperkirakan gaharu akan semakin langka tanpa aturan pengelolaan. Kelangkaan gaharu memicu penduduk untuk memasuki wilayah Taman Nasional Kayan Mentarang, di mana ada dasar melakukannya karena sebagian wilayah taman diklaim sebagai wilayah dari desa; Long Titi, Long Tami, dan Kuala Rian. Respons Punan dalam membatasi pemanfaatan gaharu di wilayah desa adalah dengan membuat aturan pemanfaatan hasil gaharu. Beberapa desa telah menerapkan iuran 300 ribu rupiah per kepala untuk kelompok yang berasal dari luar. Aturan tersebut sebenarnya tidak efektif karena aktivitas manusia dalam hutan sulit diawasi. Faktanya, orang lebih menyukai masuk dengan cara menyusup. Subsistensi Buletin Kerabat Punan lebih menyukai kehidupan di hutan karena dekat dengan “sayur” (babi, ikan, sayuran, dan hasil hutan lainnya), selain untuk mendapatkan tanah subur bagi pertanian. Cara hidup ini di sisi lain membuat mereka sangat meguasai sumber daya hutan tetapi tidak terakses pendidikan dan kesehatan. Rendahnya pendidikan berindikator pada angka buta huruf sebesar 41% dari populasi Punan di Kaltim. Kondisi negatif ini juga tergambar pada aspek kesehatan di mana tingkat kematian anak tinggi dan usia harapan hidup yang rendah (Cifor, 2004 p. 20). Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia mengikuti model piramida kerucut menyerupai model piramida negara berkembang umumnya. Masalah utama pertanian adalah kondisi tanah yang secara umum kurang subur, curam, mudah tererosi, berbatu, dan lapisan tanahnya tipis. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pertanian seperti hasil padi dipengaruhi oleh cuaca dan hama. Kemarau panjang membuat padi cepat mati, curah hujan tinggi membuat pembakaran kayu tebangan tidak sempurna, yang akhirnya mempengaruhi kesuburan tanah. Luas lahan yang dapat dibuka satu rumah tangga ½ sampai 1 hektar, membutuhkan 5 kg bibit padi. Hasil padi (dipanen dalam umur 5 bulan) dalam kondisi baik hasilnya mencapai 100 kg atau 30 – 50 kg dalam kondisi gagal. Jumlah ini hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga 3 – 6 bulan, kekurangan pangan disubstitusi ubi kayu (inau) dan atau sagu hutan (lo’ hulung). Satu batang sagu besar dapat mencukupi kebutuhan makan satu rumah tangga dalam satu minggu. Jadi, sagu menjadi jaring pengaman pangan dalam kegagalan panen. Hasil pertanian lainnya tidak ada yang dapat meningkatkan perekonomian secara substansial. Walaupun kopi ditanam di Desa Long Titi dan di beberapa desa lainnya menanam coklat, keduanya hanya untuk konsumsi sendiri dan produksinya tidak berarti. Perhatian yang lebih meningkat terhadap pertanian kopi atau coklat yang berorientasi pasar sebenarnya terdukung oleh lahan, tetapi Punan tidak Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu… Volume I Nomor 2 Juli 2006
  • 4. 4 Etnografi melakukannya karena harga dan ongkos mengeluarkannya tidak sebanding, bahkan jika kopi dan coklat mengalami kenaikan harga 200 – 300 persen. Praktis, hanya gaharu yang menjadi sumber pendapatan tetap. Di sisi lain, hasil perburuan masih sangat baik, terutama ikan, babi, dan binatang lainnya. Peranan anjing sangat besar dan alat berburu yang dipergunakan –sumpit dan tombak (bujak), sangat murah dan efektif. Racun untuk sumpit (tacom) dapat diproduksi dari berbagai akar, daun, dan getah yang sumbernya melimpah. Pada musim buah, terjadi migrasi babi (bavui nyatung) dari Malinau ke Tubu (dari timur ke barat) dan sebaliknya, di mana babi sangat mudah untuk dibunuh. Surplus lemak babi diolah menjadi minyak (lanyih) yang berfungsi sebagai pengganti minyak sayur. Pada musim ini penduduk dapat menyimpan minyak babi 5 – 25 kg/rumah tangga. Sumber daya khusus seperti sungai, air asin (van), sagu, rotan, daun untuk atap, racun, dan lain-lain memang dilindungi secara ketat dan aturan pemanfaatan sumber daya tersebut terdukung dengan dipatuhinya lembaga adat. Cara subsistensi Punan ini merupakan pola umum pada masyarakat peburuperamu di dunia. Hal fundamental yang membedakannya dengan masyarakat perburu peramu yang lain –misalnya Kubu di Sumatera, Punan sangat konsumeris dan mereka telah mengacu cara hidup masyarakat luar secara umum. Di permukiman yang terisolasi, yang hanya terjangkau dengan jalan kaki berharihari, mereka menikmati siaran televisi dari berbagai negara di dunia yang diakses melalui parabola dan pembangkit listrik tenaga surya. Televisi, parabola, VCD, generator listrik, pembangkit listrik tenaga surya, dan lain-lain juga merupakan bride price (tiran atau purut) dan cara mempertahankan perkawinan, 2 sehingga 2 Semua perkawinan yang stabil dijamin melalui pertukaran barang (resiprositas terbatas) antara keluarga laki-laki dengan perempuan, di mana laki-laki memberikan purut/tiran dan ulang dari pihak perempuan. Pemberian sejumlah barang dimulai dalam rangkaian proses perkawinan. Pertukaran ini dilakukan sepanjang hidup agar perkawinan stabil. Barang-barang itu dapat berupa tempayan, Buletin Kerabat barang disebut di atas tidak dipisahkan dari kehidupan Punan. dapat Kesimpulan Punan marginal karena gaharu merupakan sumber pendapatan utama yang kondisinya semakin langka dan dalam kondisi itu Punan terjebak dalam pertaukean yang eksploitatif. Pertanian belum signifikan meningkatkan pendapatan dan distribusinya terbatasi oleh sistem transportasi sungai yang berbiaya mahal. Secara umum hal ini juga mempengaruhi layanan pendidikan dan kesehatan. Daftar Pustaka Kaskija, Lars. 1995. Punan Malinau: The Persistence of Unstable Culture, Thesis. ---------. 2004. Claiming the Forest Punan Local Histories and Rescent Development in Bulungan, East Kalimantan, Bogor: Cifor. Sitorus, Soaduon, dkk. 2005. Potret Punan Kalimantan Timur: Sensus Punan 20022003, Bogor: Cifor. Website Center for International Forestry Research (Cifor). 2005 gong, mesin perahu, perahu, emas, TV, VCD, generator listrik bahkan chain-saw. Jumlah nominalnya sangat besar. Perkawinan yang terjadi tanpa membayarkan sejumlah barang yang disepakati mewajibkan laki-laki untuk mengabdi di tempat mertuanya (ngiban) sekaligus mempersiapkan tiran yang disyaratkan. Ia tidak dapat membawa istrinya meninggalkan mertuanya tanpa membayar tiran. Setelah pemberian itu, ritual perkawinan mengesahkan hubungan perkawinan di mana perempuan tinggal pada keluarga suaminya (patrilokal). Perempuan dipandang sebagai tambahan tenaga kerja penting, di mana ia harus menunjukkan kerja keras dalam pekerjaan rumah tangga serta melakukan fungsi reproduksi dengan baik. Ulang merupakan sejumlah barang yang dapat berupa tikar, anjing, parang, babi peliharaan, sumpit, dan barang lain yang kirakira setengah dari nilai tiran yang diterima. Aliansi perkawinan juga terpelihara dengan pertukaran jasa dalam berbagai macam kegiatan. Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu… Volume I Nomor 2 Juli 2006
  • 5. 5 Etnografi Appendix 1 Tabel 1: Perbandingan Harga di Kabupaten Malinau dan Kecamatan Malinau Selatan dan Mentarang (Tubu) Nama Barang Malinau Malinau Selatan Mentarang (Tubu) Bensin 5.500/liter 8.000/liter 10-15.000/liter Minyak sayur 7.000/kg 8.500/kg Minyak tanah 4.000/liter 8.000/liter 8.000/ liter Rokok 4.000/bks 5.000/bks 7.000/bks Tembakau 4.000/bks 5.000/bks 4.000/bks Gula 7.000/9 ons 10.000/9 ons 10.000/9 ons Obat malaria 8.000/bks 10.000/bks 10.000/bks Obat sakit kepala 2.500/bks 3.000/bks 4.000/bks Baterai 6.000/pasang 8.000/pasang 3.000/bks Garam 1.500/bks kecil 2.500/bks kecil 3.000/bks Mi instan 1.000/bks 1.500/bks 2.000/bks Buletin Kerabat Dayak Punan: Eksploitasi Gaharu… Volume I Nomor 2 Juli 2006