Repositori ITB merupakan tempat penyimpanan dokumen digital yang dikelola oleh tim teknis repositori ITB. Terdapat dua repositori yaitu eprints-ITB yang berada di server ITB dan memerlukan registrasi, serta OSF-ITB yang berada di server OSF dan menggunakan SSO ITB. Kedua repositori digunakan untuk menyimpan berbagai jenis dokumen riset seperti tesis, disertasi, laporan riset, presentasi, dan artikel den
2. apakah pengarsipan mandiri (self-
archiving)?
● pengarsipan atas keinginan dan upaya diri sendiri,
● dengan memanfaatkan fasilitas gratis dan terbuka, terutama yang dibuat oleh
institusi,
● menggunakan prinsip-prinsip berbagi informasi secara bertanggung-jawab
(diantaranya bebas plagiarisme, bebas konflik dengan pemberi dana, bebas
konflik dengan penyedia data).
2
3. mengapa data riset perlu dibagikan?
● alasan utama:
○ backup berkas riset,
○ akuntabilitas riset,
○ diseminasi hasil riset secara menyeluruh,
○ meningkatkan replikasi data atau mengurangi pengulangan
yang tidak perlu,
○ meningkatkan visibilitas riset dan periset guna membina
jejaring dengan pihak-pihak yang bidangnya serumpun atau
beririsan fokus risetnya. 3
4. mengapa data riset perlu dibagikan?
(2)
● alasan tambahan (yang tidak kalah penting):
○ meningkatkan visibilitas institusi,
○ meningkatkan akses ke laman institusi,
○ meningkatkan peluang sitiran data (dampak
sekunder).
4
5. mengapa repositori ITB?
● Gratis,
● Mudah digunakan (relatif, perlu pelatihan),
● Mudah ditemukan mesin pencari,
● Spasi besar (relatif, spasi akan ditambah sesuai
kebutuhan),
● Handal.
5
6. di manakah repositori ITB?
● Dua repositori ITB:
○ https://eprints.itb.ac.id
○ https://osf.io/institutions/itb/
6
7. apa bedanya?
eprints-ITB:
1. tautan: https://eprints.itb.ac.id
2. server ITB, perlu registrasi surel
3. link permanen tidak ber-DOI
4. fitur: unggah, unduh, entri
metadata
5. diindeks Google dan Google
Scholar
OSF-ITB
1. tautan:
https://osf.io/institutions/itb/
2. server OSF (lokasi AS), menggunakan
SSO ITB
3. tautan permanen dan DOI
4. fitur: unggah, unduh, penggandaan,
pemberian komentar dan anotasi
5. diindeks Google dan Google Scholar
7
8. dokumen apa saja yang dapat
diunggah?
1. Dokumen utama: tesis, disertasi, laporan riset, slide presentasi, naskah
orasi/pidato,
2. Dokumen pendukung: dataset dalam format tabel, rekaman suara, rekaman
video, catatan laboratorium, internal report (laporan interim/laporan
sementara, short communication).
3. Artikel peer review: dalam versi preprint (pra peer review) dan versi postprint
(versi pasca peer review/versi diterima).
8
9. bagaimana dengan hak cipta?
● hak cipta masih dimiliki secara eksklusif oleh penulis (sebelum terjadi
pemindahan hak cipta melalui form Pengalihan Hak Cipta/copyright transfer
agreement),
● dalam hal tugas akhir, hak cipta ada di tangan mahasiswa dan
pembimbing/promotor,
9
10. bagaimana dengan hak cipta ? (2)
● ITB adakah institusi yang menjadi afiliasi penulis, yang menyediakan fasilitas
dan pendanaan. Oleh karena itu perlu diakui dan ditulis di dalam metadata,
misal kolom: “publisher” dan/atau “funder”,
● Pemberi dana (funder) juga berhak untuk mendapatkan pengakuan (credit)
dan juga kepemilikan atas data dan informasi yang dihasilkan.
10
11. “kepemilikan”
● penulis/periset - lembaga pendidikan (dalam hal ini ITB) - pemberi
dana, adalah tiga pihak yang paling berhak atas hasil riset, sehingga:
○ dalam hal pemberi dana adalah lembaga pemerintah, dengan
dana yang bersumber dari APBN, APBD (dll berasal dari dana
publik, misalnya pajak), maka hasil riset harus disebarkan seluas-
luasnya, kecuali dinyatakan sebaliknya.
○ dalam hal pemberi dana adalah lembaga swasta, maka kewajiban
diseminasi hasil riset akan sangat bergantung kepada “perjanjian
penggunaan/kepemilikan data” (data release/ownership.
agreement).
11
12. siapa yang bertanggungjawab atas
dokumen yang diunggah?
● tanggungjawab sepenuhnya ada
pada pemegang hak cipta atau
penulis.
12
13. pernyataan penulis
penulis atau pemegang hak cipta wajib menandatangani formulir Pernyataan
Penulis, yang terutama menyatakan tiga hal:
1. pernyataan "pemberian izin" (bisa dilakukan oleh penulis langsung atau
kepada pihak yang mengumumkan "ciptaan", misal ITB) untuk menerapkan
lisensi CC yang dipilih atau yang diwajibkan digunakan untuk para pengguna
ciptaan/karya [masukan dari Hilman Fathoni (HF) CC-ID],
2. dokumen bukan hasil penjiplakan dan bebas dari konflik dengan pemberi dana
dan penyedia data (responden),
3. pernyataan dari penulis bahwa akan bertanggungjawab bila ditemukan
masalah di kemudian hari.
13
14. bagaimana bila dokumen kita
digandakan tanpa izin?
● menjadi lazim apabila konten yang diumumkan secara terbuka di ranah daring,
selain dapat dibaca di tempat, juga dapat diunduh dan disebarkan kembali
dengan mudah [masukan dari Hilman Fathoni (HF) CC-ID].
● penggandaan melalui pengunduhan dokumen justru adalah kegiatan yang
sangat diharapkan, agar suatu karya dapat bermanfaat,
● sarana berupa lisensi terbuka yang terbaca mesin (machine-readable license)
memungkinkan penulis untuk meberikan izin langsung penggandaan dan
penyebarluasan konten sambil tetap mempertahankan hak moral dan hak
ekonominya sebagai pencipta [masukan dari Hilman Fathoni (HF) CC-ID].
14
15. bagaimana bila dokumen kita
digandakan tanpa izin?
● yang dapat dilakukan penulis adalah mengatur lisensi atau hak yang diberikan
kepada para pengguna. Kami merekomendasikan seri lisensi yang diterbitkan
oleh organisasi Creative Commons.
● Jenis lisensi yang kami rekomendasikan untuk penggunaan karya secara luas
adalah: CC-0, CC-BY, atau CC-BY-SA (kunjungi Creative Commons).
15
16. apakah mengunggah artikel (versi
pre/post print) melanggar peraturan
penerbit jurnal?
● Silahkan memeriksanya di laman self archiving policy atau memeriksanya di
direktori Sherpa-Romeo,
● Hasil pencarian tim sampai hari ini, menemukan bahwa penerbit-penerbit
besar (Elsevier, Springer dll), tidak melarang posting preprint dan postprint
(non-layout version) selama diunggah ke media non-profit,
● Pilihan populer banyak ilmuwan Indonesia, Research Gate dan Academia,
adalah media “for profit”. Jadi keduanya biasanya akan tidak sesuai dengan
syarat dan ketentuan yang tertera dalam self archiving policy jurnal.
16
17. apakah dokumen yang diunggah wajib
diperiksa kemiripannya?
● sementara ini tidak ada kewajiban untuk
memeriksa kemiripan, namun tanggungjawab
tetap dibebankan kepada para penulis sebagai
pemegang hak cipta dokumen.
17
18. apakah tim memiliki rekomendasi alur
pengarsipan data riset?
● opsi1:
○ alur kerja yang direkomendasikan adalah terbuka sejak awal,
○ bahkan sejak ide riset dicetuskan, biasanya dalam bentuk
proposal. Mengapa? Karena ide perlu diklaim, bukan hanya hasil
risetnya.
○ data juga dibagikan sejak awal dengan didampingi ringkasan
analisis ringkas pada setiap tahap riset.
18
19. apakah tim memiliki rekomendasi alur
pengarsipan data riset? (2)
● opsi 2:
○ mengarsipkan data sebagai backup tapi tidak dibuka untuk publik
dengan segera,
○ opsi untuk menyesuaikan periode embargo tersedia,
○ dokumen utama, data dan dokumen pendukung dibagikan ke
publik setelah masa embargo terlewati, umumnya dua tahun
setelah riset selesai. Dengan asumsi publikasi dalam bentuk artikel
terbit dalam kurun waktu embargo.
19
22. prinsip “sharing is caring”
berbagi data dan informasi adalah karakter dasar
yang perlu ditumbuhkan di kalangan akademik.
22
23. prinsip “terbuka atau tertinggal”
● merupakan jargon atas gagasan utama gerakan sainsterbuka di Indonesia,
● terbuka dalam konteks untuk menjaga prinsip akuntabilitas, diseminasi,
efisiensi-efektivitas,
● saat poin kedua dipenuhi, maka diharapkan dapat mengakselerasi
pengembangan ilmu (agar tidak tertinggal).
23
25. terima kasih
pertanyaan tambahan dapat disampaikan ke tim melalui:
● Dasapta Erwin Irawan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung
● Surel: dasaptaerwin3@gmail.com; Twitter: @dasaptaerwin
● cover credit: maxpixel CC-0
● Ref terkait: Irawan, DE and Rachmi, CN, 2018, Promoting data sharing among Indonesian scientists:
A proposal of generic university-level Research Data Management Plan (RDMP), RioJournal.
25