Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik bidan bermutu. Bidan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan standar mutu tinggi agar dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Bidan harus mampu memberikan pelayanan dengan hati, kepekaan, serta keterampilan yang tepat sesuai standar. Selain itu, bidan juga perlu membina hubungan baik dengan pasien melalui sikap yang ramah dan terbu
1. 1
Nama : Yuli Hardiyanti
NIM : P07124013 047
Kelas : 1A Kebidanan
Bagaimana karakteristik bidan bermutu ?
Dewasa ini kita melihat banyak terjadi kematian AKI dan AKB. Baerdasarkan data pada
tahun 2012 dan 2013, jumlah AKI dan AKB meningkat. Wakil menteri kesehatan, Ali Gufron
Mukti mengatakan bahwa angka kematian ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup dan
angka kematian bayi mencapai 32 per 100 ribu kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu
pada tahun 2013 mencapai 5.019 . hal ini disebabkan mayoritas pada saat ibu mengalami
kehamilan dan persalinan.
Pelayanan yang bermutu merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh seorang
bidan dalam menjalankan tugasnya. Jika mutu pelayanan tidak baik, maka tingkat kepuasan
pasien juga tidak maksimal. Hal tersebut akan berdampak pada tingkat kesejahteraan ibu dan
bayi.
Seorang bidan dituntut harus mampu mengatasi masalah di atas. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan introspeksi diri bagaimana dia melakukan tugasnya sebagai amanat bangsa..
Mengingat bahwa masyarakat melihat lebih condong kearah hati nurani bidan, dimana setiap
masalah selalu dilayani dengan hati yang tulus dan ikhlas. Ketua Stikes DHB , Dr. Hj. Suryani
Soepardan saat dies natalis kesembilan Stikes DHB mengatakan bahwa bidan harus melayani
pasiennya dengan 3 H yaitu hand, head, heart (pikiran, tangan, dan hati). Pelayanan pasien
bukan sebatas kemampuan pengetahuan atau keterampilan melainkan juga dengan hati nurani.
Masyarakat membutuhkan uluran tangan dari tenaga kesehatan, namun pelayanannya harus
dilandasi dengan hati nurani. Untuk itu Stikes Darma Husada secara rutin mengadakan
pelatihan ESQ, zikir bersama, maupun kegiatan-kegiatan lain yang langsung menyentuh hati,
ungkap beliau.
2. 2
Membina hubungan yang baik merupakan dasar dalam melakukan komunikasi.
Membina hubungan yang baik dilakukan oleh bidan sejak kontak awal dengan klien dan harus
dipertahankan. Perilaku respon positif yang mendukung terciptanya hubungan baik meliputi
bersalaman dengan ramah, mempersilakan duduk, bersabar, tidak memotong pembicaraan,
menjaga kerahasiaan klien, tidak melakukan penilaian, menanyakan alsan kedatangan klien,
menghargai apaun pertanyaan dan pendapat klien, bersikap hangat, menghormati, menerima
klien apa adanya, empati dan tulus.
Penampilan yang lebih dewasa dan menunjukkan keramahan sangat penting dalam
membina hubungan yang baik. Masyarakat juga melihat dari penampilan dan sikap ramah.
Dengan penampilan yang memberikan wibawa akan membuat pasien yakin akan kemampuan
bidan baik dari segi ilmu maupun keterampilan. Penampilan bidan penting karena bidan
dipercaya oleh Negara dan masyarakat untuk membantu ibu hamil, melahirkan, pasca
persalinan bahkan wanita sepanjang siklus kehidupannya. Jadi jika bidan suka hobi marah-
marah, cemberut, suka ngomel pasti akan mendapat komentar negatif dari masyarakat. Selain
itu masyarakat juga merasa tersembuhkan tanpa pengobatan hanya karena penampilan yang
meyakinkan. Kesembuhan bukan melalui obat-obatan saja mereka akan aman, nyaman
bahagia ditambah lagi dengan kemampuan bidan berkomunikasi yang bertujuan
menyembuhkan alias komunikasi terapiutik., memungkinkan pasien lebih cepat sembuh, jaga
penampilan kuku, rambut panjang terurai, dan baju yang rapi
Bidan menerapkan keterbukaan melalui pemberian informasi lengkap. Sikap terbuka
berarti saling memberikan pengalaman guna membahas masalah yang agak rumit untuk
diselesaikan. Keterbukaan bidan sebenarnya dapat membuat pasien menjadi terbuka. Dengan
bertanya tentang keluhan dan menceritakan pengalaman akan membuat pasien merasa sangat
diperhatikan. Faktor yang mendukung keterbukaan adalah penguasaan bahasa daerah,
penguasaan materi komunikasi, penggunaan pilihan kata dan tata bahasa Indonesia yang baik
dan penyediaan media.
Seorang bidan dituntut untuk melatih kepekaan. Kepekaan tercerminn dari cara ia
mengamati tingkah laku pasien baik tingkah laku verbal maupun non verbal, salah satunya yaitu
rasa simpati yang tinggi. Rasa simpati ini akan membuat pasien merasa tidak ada ruang antara
bidan dan pasien. Kepekaan ini dapat berupa respon bidan terhadap masalah. Kemampuan
dalam merespon ini dapat dilihat dari cara menawarkan ide atau gagasan dalam
3. 3
menyelesaikan masalah. Dengan kepekaan yang dimilikinya, ia akan mampu melakukan
pengamatan.
Melakukan pelayanan sesuai dengan standar dimana harus didasari dengan
kemampuan teknis yang benar. Bidan perlu meningkatkan keterampilannya dengan mengikuti
pelatihan. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu kebidanan juga mengalami perubahan.