Pemerintahan digital membutuhkan partisipasi publik yang lebih besar dalam pengambilan kebijakan. Pelaksanaan pemerintahan terbuka di Indonesia belum memadai, terutama dalam melibatkan masyarakat dan membuka proses pengumpulan data. Diperlukan langkah-langkah perbaikan seperti melanjutkan keterlibatan masyarakat dalam menentukan prioritas program dan membuka proses pengumpulan data, serta perlindungan terhadap partisipasi
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesia
1. DamarJuniarto
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
Pemerintahan Digital:
Refleksi Pelaksanaan
Pemerintahan Terbuka
di Indonesia
0 1
2. Poin Pemaparan
Pemerintahan Digital: Refleksi Pelaksanaan Pemerintahan Terbuka di Indonesia
0 2
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
Demokrasi deliberatif
membuka peluang
politik yang mengajak
publik untuk
berpartisipasi
GAGASAN
Perjalanan Open
Government Indonesia
sejak Indonesia
menjadi anggota di
tahun 2011 sampai kini
PERJALANAN
Sejumlah tantangan
dan hambatan atas
pelaksanaan
Pemerintahan Terbuka
di Indonesia
REFLEKSI
Apa yang dapat
diusulkan untuk
dijadikan pijakan
langkah perbaikan ke
depan
REKOMENDASI
3. Gagasan
Politik yang Mengajak
0 3
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
5. PublikTerlibat
Akibat dari Politik yang Mengajak
Aksi kolektif ataupun individual
yang didesain untuk mengenali
dan merespon kepentingan publik.
• Civic (seperti relawan, keanggotaan kelompok,
pencarian dana, penyelesaian masalah,
partisipasi publik)
• Elektoral (seperti pemilihan, kontribusi dalam
kampanye, menjadi relawan bagi kandidat atau
parpol)
• Suara Politik (seperti kontak dengan pejabat,
kontak dengan media, aksi protes, petisi, boikot,
diskusi terbuka)
0 5
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
6. Partisipasi
Apa yang diharapkan
Segala proses yang melibatkan publik
dalam menyelesaikan masalah atau
pengambilan keputusan dan menggunakan
masukan dari publik untuk membuat
keputusan.
Menyertakan individu yang terkena
dampak atau tertarik pada isu tersebut,
selain organisasi dan lembaga pemerintah.
Komunikasi dua arah dan penyelesaian
masalah yang kolaboratif untuk mencapai
keputusan yang lebih baik dan lebih
diterima.
0 6
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
Suara: yaitu hak dan tindakan warga
masyarakat menyampaikan aspirasi,
gagasan, kebutuhan, kepentingan, dan
tuntutan terhadap komunitas terdekatnya
maupun kebijakan pemerintah.
Akses: yaitu ruang dan kapasitas
masyarakat untuk masuk dalam arena
governance, yakni mempengaruhi dan
menentukan kebijakan serta terlibat aktif
mengelola barang-barang publik.Kendali: yaitu warga masyarakat terhadap
lingkungan komunitasnya maupun proses
politik yang terkait dengan pemerintah.
Substansi
8. Memberikan hak ekslusif bagi
negara untuk mengatur publik
Aktor di luarnya hanya dapat
disertakan sejauh negara
mengijinkannya.
Persoalan-persoalan publik adalah
urusan bersama pemerintah, civil
society dan dunia usaha sebagai tiga
aktor utama.
Government
Paradigma Lama
Governance
Paradigma Baru
0 8
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
9. Governance
Konteks
• Partisipasi bukanlah pemberian pemerintah
tetapi sebagai hak warga masyarakat.
• Masyarakat bukanlah sebagai hamba
(client) melainkan sebagai warga (citizen).
• Masyarakat bukan dalam posisi yang
diperintah tetapi sebagai partner
pemerintah dalam mengelola
pemerintahan dan pembangunan.
• Masyarakat bukan sekadar obyek pasif
penerima manfaat kebijakan pemerintah,
tetapi sebagai aktor atau subyek yang aktif
menentukan kebijakan.
0 9
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
10. Perjalanan
Pemerintahan Terbuka di Indonesia
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
1 0
11. Perjalanan
OGPdiIndonesia
Sejak 2011, Indonesia adalah salah satu negara
Anggota pendiri OGP bersama Afrika Selatan,
Amerika Serikat, Brasil, Filipina, Inggris, Meksiko,
dan Norwegia pada 2011. Tidak lama setelah OGP
dideklarasikan, pemerintah Indonesia membentuk
Sekretariat Nasional (Seknas) Open Government
Indonesia (OGI) di bawah Unit Kerja Presiden untuk
Pengawasan Percepatan Pembangunan (UKP4),
Pada 2015, setelah pergantian kepemimpinan dari Susilo Bambang
Yudhoyono ke Joko Widodo, pemerintah menyerahkan kepengurusan
OGI pada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) yang juga berperan sebagai kementerian yan
mengoordinasikan inisiatif OGP di Indonesia.
Komitmen yang dibuat adalah data terbuka (open data) dan
pemerintahan berbasis elektronik (e-government).
11
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
12. Nilai-nilai yang
didorong untuk
dicapai
Akses publik ke informasi yang dimiliki
pemerintah, bukan hanya informasi tentang
kegiatan pemerintah.
1. AKSESINFORMASI
Membuka partisipasi publik formal atau
mencipta lingkungan yang memungkinkan
partisipasi dalam ruang sipil.
2.PARTISIPASIWARGA
Hukum, peraturan dan mekanisme yang
meminta aktor pemerintah untuk secara
terbuka bertindak atas kritik, dan menerima
tanggung jawab atas kegagalan.
12
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
Apakah
Pemerintahan
Terbuka? 3.AKUNTABILITASPUBLIK
Memakai teknologi baru untuk berbagi
informasi, partisipasi publik, dan kolaborasi.
4.INOVASI&TEKNOLOGI
13. PP/Perpres • Peraturan Pemerintah (PP) No. 45/2017
tentang Partisipasi Publik dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
• Peraturan Presiden No. 39 tahun 2019 tentang
Satu Data Indonesia
• UU Nomor 14/2018 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (UU KIP)
• UU Nomor25/2009 tentang Pelayanan Publik
• Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-
RB) Nomor 56/2017
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
UU/SE
1 3
14. Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
1 4
Seluruh data pemerintah dan data instansi lain yang terkait dapat
bermuara di Portal Satu Data Indonesia (data.go.id)
15. Refleksi
Permenungan setelah membaca
Independent Research Monitoring 2017-2019
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
1 5
16. Keterlibatan publik memiliki dampak positif yang
signifikan pada perencanaan keterbukaan pemerintah
di sektor ekstraktif Sumber Daya Alam, kesehatan,
kemiskinan. Hal ini membuat layanan publik lebih
mudah diakses, hemat biaya, dan efisien.
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
Keterlibatan
Publik
1 6
17. Apayangdicapai?
Pembacaan dari temuan IRM 2017-2019
DIGITALISASIDATA KEBIJAKAN PEKERJAANRUMAH
Open data / Data Terbuka
baru sebatas dimaknai
sebagai online repositories,
belum sebagai membuka
proses pengumpulan data.
Pemerintah belum merestui
warga berpartisipasi dalam
menyusun kebijakan secara
bersama.
Tantangan besar dalam partisipasi
publik dalam menyampaikan ekspresi
adalah penyempitan ruang demokrasi
akibat pemidanaan dengan UU ITE.
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
1 7
18. Rekomendasi
Langkah tindak lanjut
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
1 8
19. Prioritas
Program
ProsesData
Dibuka
Pelibatan CSOs dalam
perencanaan apa yang menjadi
prioritas dalam Pemerintahan
Terbuka perlu diteruskan. Tapi
kali ini harus ikut dihadiri oleh
kehadiran pucuk pimpinan
Kementerian/Lembaga yang
terkait.
MELANJUTKANPELIBATAN
WARGADALAMMEMILIH
PRIORITAS
Proses bagaimana data
dikumpulkan, dipilah, dan
diolah harus ikut dibuka
sehingga bukan sekedar
kumpulan data belaka yang
ditampilkan dengan bantuan
teknologi.
OPENDATABUKANONLINE
REPOSITORIESBELAKA
Petisi terbuka, penyampaian
pendapat di muka umum, kritik
di media tidak diperlakukan
sebagai tindak kriminal, tetapi
justru harus dilindungi untuk
menjamin kontrol atas
pemerintahan terbuka.
MASUKANDANKRITIK
STOPDIPIDANAKAN
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
1 9
Perlindungan
Partisipasi
20. Terimakasih
Hubungi lewat email
info@safenet.or.id
hotline 08119223375
Southeast Asia Freedom of Expression Network/SAFEnet
adalah Badan Hukum Perkumpulan yang terdaftar dengan
Pembela Kebebasan Asia Tenggara yang didirikan pada 27
2013 dan berkedudukan di Denpasar, Bali.
Sebelumnya hanya berfokus pada advokasi kebebasan
Internet, baru pada tahun 2018, SAFEnet mulai advokasi
hak-hak digital.
Beranggota 40 orang yang berada di lebih dari 20 kota di
Indonesia. Anggota perkumpulan terdiri dari latar belakang
yang berbeda: blogger, jurnalis, akademisi, pakar tata
kelola Internet, minoritas gender, dan aktivis
SAFEnet berjejaring dengan organisasi masyarakat sipil di
kawasan Asia Tenggara dan internasional.
Southeast Asia Freedom of Expression Network FGD Pemerintahan Digital: Menuju Tata Kelola Pengambilan Kebijakan yang Terbuka dan Partisipatoris 30 Oktober 2020
2 0