Teks tersebut membahas perjalanan spiritual Petrus dari seorang nelayan biasa menjadi pemimpin gereja perdana. Teks tersebut menggambarkan bagaimana Petrus belajar dari kesalahannya melalui interaksinya dengan Yesus, serta perannya sebagai pemimpin gereja dan koreksinya oleh Paulus."
1. Pelajaran 1 untuk 01 April 2017
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Matius 14:30,31
“Tetapi ketika dirasanya tiupan
angin, takutlah ia dan mulai
tenggelam lalu berteriak:
"Tuhan, tolonglah aku!" Segera
Yesus mengulurkan tangan-Nya,
memegang dia dan berkata:
"Hai orang yang kurang
percaya, mengapa engkau
bimbang?"
2. Ketika kita menelaah kehidupan rasul Petrus, kita akan menemukan sesosok
pribadi yang penuh dengan hal-hal yang kontras. Ia adalah seorang yang
tidak banyak pertimbangan sebelum bertindak namun juga rendah hati dan
bijaksana. YESUS dapat menghaluskan batu yang kasar karena ia mengasihi
YESUS. YESUS mengubah Petrus menjadi sebuah batu yang hidup yang
sangat berguna dalam menyebarkan berita injil.
3. DOSA DAN KESUCIAN
“Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun
tersungkur di depan Yesus dan berkata:
"Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini
seorang berdosa!’” (Lukas 5:8)
Andreas membawa
saudaranya Simon kepada
YESUS – Sang Mesias –ke
tepi sungai Yordan. Ketika
YESUS melihatnya, Ia
berkata: “engkau akan
dinamakan Kefas (artinya:
Petrus)."” (Yohanes 1:42).
Kakak beradik itu melanjutkan pekerjaan sehari-hari mereka sebagai
nelayan untuk sementara waktu ketika mereka sesekali mengikuti Sang
Guru.
Suatu hari, YESUS meminta tolong kepada Petrus: Untuk mengizinkannya
berkhotbah dari perahunya karena orang banyak mengurumuni YESUS di
tepi danau Genesaret. (Lukas 5:1-3).
4. DOSA DAN
KESUCIAN
“Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun
tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan,
pergilah dari padaku, karena aku ini seorang
berdosa!’” (Lukas 5:8)
Ketika Petrus melihat perahunya secara ajaib
dipenuhi dengan ikan, ia melihat kesucian
YESUS. Ia juga menyadari keberdosaannya
dan mengakuinya secara terbuka.
Petrus adalah seorang rohaniawan yang siap
mengikuti YESUS apapun resikonya.
Ketika YESUS selesai berkhotbah, Ia meminta Petrus
agar menebarkan jalanya untuk menangkap ikan.
Hati Petrus dipenuhi dengan iman sekaligus
kebimbangan. Ia menjelaskan kepada YESUS bahwa
itu bukanlah waktu yang tepat untuk menangkap
ikan, karena mereka telah berusaha semalam-
malaman namun tidak berhasil menangkap seekor
ikanpun. Namun, Petrus tetap rela hati untuk
menebarkan jalanya karena YESUS-lah Yang
memintanya untuk melakukannya. (Lukas 5:5).
5. IMAN DAN KEEGOISAN
“Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias,
Anak Allah yang hidup.’” (Matius 16:16)
Pemahaman yang egois tentang kerajaan
ALLAH itu menyebabkan ia menegor YESUS
(“Hal itu sekali-kali takkan menimpa
Engkau!”), sehingga ia menerima teguran
yang keras dari YESUS. (Matius 16:22-23).
Ia perlu mengesampingkan keegoisannya dan
belajar bahwa mengikut YESUS berartisiap
untuk menerima kesusahan (1 Petrus 4:12)
ROH KUDUS menggerakkan Petrus untuk
mengumumkan imannya kepada YESUS Sebagai Mesias
Yang telah dijanjikan.
Apakah yang Petrus pikirkan tentang Mesias?
Namun Petrus tidak siap menerima bahwa YESUS
harus “dibunuh” (Matius 16:21).
Petrus dan murid-murid lainnya mengharapkan YESUS
mendirikan kerajaan di bumi dan mereka
mengharapkan posisi yang terhormat di dalamnya.
6. PERCAYA DAN RASA TAKUT
“Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah
aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.“ Kata Yesus: "Datanglah!" Maka
Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi
ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak:
"Tuhan, tolonglah aku!" (Matius 14:28-30)
Petrus percaya penuh kepada YESUS, iapun
meminta kepada YESUS agar ia dapat berjalan di
atas air seperti YESUS.
Namun kemudian ia mulai bergantung pada
kemampuan dirinya sendiri dan berpaling dari
YESUS. Iapun mulai tenggelam dan merasa takut.
Ketika kita percaya kepada YESUS dan
memandang kepada-Nya, badai dalam kehidupan
tidak akan dapat menenggelamkan kita.
Jika kita berpaling dari YESUS dan mulai
bergantung pada diri kita sendiri, ombak yang
paling tenang dan ujian yang teringan sekalipun
akan membuat kita ketakutan dan akan
menenggelamkan iman kita.
7. NIAT YANG BAIK, KEPUTUSAN YANG BURUK
“Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa
Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini,
engkau telah tiga kali menyangkal Aku." Lalu ia pergi ke luar dan menangis
dengan sedihnyabitterly.” (Lukas 22:61-62)
“roh memang penurut, tetapi daging
lemah.” (Markus 14:38). Petrus memiliki
niat yang baik dan bersedia untuk “masuk
penjara dan mati bersama-sama” dengan
YESUS (Lukas 22:33).
Namun, Petrus tertidur ketika ia
seharusnya berdoa dan berjaga (Lukas
22:40). Sehingga, ketika pencobaan datang,
ia tidak memiliki kuasa yang cukup dan
akhirnya mengambil keputusan yang buruk.
Ia menyembunyikan identitasnya dan
menyangkal mengenal YESUS. Ketika ayam
jantan berkokok, ia belajar suatu pelajaran
besar seraya dia memandang kepada
YESUS: “di mana dosa bertambah banyak,
di sana kasih karunia menjadi berlimpah-
limpah.” (Roma 5:20).
8. “Pelajaran lain harus diberikan Kristus, yang khususnya
menyangkut Petrus. Penyangkalan Petrus akan Tuhannya
sangatlah memalukan perbedaannya dengan pengakuan
kesetiaannya yang terdahulu. la tidak menghormati Kristus dan
menyebabkan saudara-saudaranya kurang percaya kepadanya.
Mereka berpendapat bahwa ia tidak akan dibiarkan mengambil
kedudukannya yang terdahulu di antara mereka, dan ia sendiri
merasa bahwa ia telah kehilangan tanggung jawabnya. Sebelum
dipanggil untuk mengambil kembali pekerjaannya sebagai
rasul, ia harus memberikan bukti pertobatannya di hadapan
mereka semuanya. Tanpa hal ini, dosanya dapat merusakkan
pengaruhnya sebagai pekerja Kristus, meskipun ia telah
bertobat dari padanya. Juruselamat memberi dia kesempatan
untuk mendapat kembali keyakinan dari saudara-saudaranya,
dan sedapat-dapatnya melenyapkan celaan yang telah
didatangkannya ke atas Injil.”
E.G.W. (The Desire of Ages, cp. 85, p. 811)
9. KEPEMIMPINAN DAN KOREKSI
“Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas
dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan
dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang
tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat.” (Galatia 2:9)
Petrus adalah seorang pemimpin yang besar dalam gereja yang mula-mula.
Ia selalu menjadi yang pertama
ketika rasul-rasul disebutkan
namanya (Matius 10:2; Markus
3:16; Lukas 6:14).
Ia menyarankan penggantian
Yudas Iskariot. (Kisah 1:15-22).
Ia mengkhotbahkan pekabaran
misionaris yang pertama
(Kisah 2:14-36).
Ialah yang mengadakan mujizat
pertama setelah YESUS naik ke
surga. (Kisah 3:6).
Ialah yang pertama ditangkap
dan berkhotbah di hadapan
Sanhedrin. (Kisah 4:1-20).
Bangsa Non-Yahudi pertama yang
bertobat dan berterimakasih
kepadanya. (Kisah 10:1-48).
Ialah rasul pertama yang
menerima Paulus (Galatia
1:18).
Ia dihormati sebagai salah satu
dari 3 Sokoguru Jemaat. (Galatia
2:9).
10. KEPEMIMPINAN
DAN KOREKSI
“Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia,
aku berterang-terang menentangnya,
sebab ia salah.” (Galatia 2:11)
Meskipun ia adalah seorang pemimpin, ia tidaklah sempurna.
Petrus hidup bersama orang-orang Kristen Non-Yahudi, namun ia berhenti
bergaul dengan mereka ketika beberapa orang Yahudi datang dari Yerusalem ke
Antiokhia. (Galatia 2:11-14).
Oleh karena mengikuti teladannya, beberapa orang percaya mulai melupakan
ajaran tentang pembenaran oleh iman dan mulai men-Yahudi-kan orang-orang
Kristen Non-Yahudi (pembenaran oleh perbuatan).
Rasul Paulus tidak senang dengan
sikap Petrus tersebut sehingga ia
menegurnya secara terbuka.
Ketika kita membaca surat Petrus
berikutnya, kita melihat bahwa ia
belajar dari kesalahannya dan
mengizinkan ROH KUDUS bekerja
serta mengubahkan dirinya.