2. Mikha, seperti yang Yesaya lakukan, melaksanakan
pelayanan kenabiannya pada periode kritis dari paruh
kedua abad ke-8 SM, ketika Asyur merupakan kekuatan
dunia yang dominan. Di negerinya sendiri Yotam, raja
Yehuda, ketika ia memulai pelayanan kenabiannya,
"melakukan apa yang benar di mata TUHAN" meskipun
masyarakat di kerajaannya "mempersembahkan dan
membakar korban di bukit-bukit" (2 Raja-raja 15:34, 35).
Ahas, anak dan pengganti Yotam, berbuat sepenuhnya
terhadap penyembahan berhala, bahkan "membakar anak-
anaknya sebagai korban dalam api, sesuai dengan
perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalaukan
TUHAN" (2 Taw. 28:3). Dia tidak ragu untuk mengatur ulang
dan mengubah mezbah tembaga korban bakaran, dan
bejana, dan untuk menempatkan di dalam Bait Allah yang
suci altar berhala yang ia lihat di Damaskus (2 Raja-raja
16:10-12, 14-17). Hal-hal ini dan perbuatan salah lainnya
menentang penyembahan Allah yang benar membuat Ahas
mungkin raja yang paling musyrik (memuja berhala) yang
telah memerintah atas Yehuda. Selama masa ini
kemerosotan rohani di antara penduduk Yerusalem dan
Yehuda, Mikha melaksanakan tugas kenabiannya. Isi dari
bukunya menetapkan kondisi moral dan keagamaan di
kalangan bangsa itu selama masa pemerintahan yang
disebutkan. (SDA Bible Commentary, Introduction to Micah)
3. “Karena inilah aku hendak berkeluh kesah dan meratap, hendak berjalan
dengan tidak berkasut dan telanjang, hendak melolong seperti serigala dan
meraung seperti burung unta.” (Mikha 1:8)
Mengapa sang nabi meratap seperti itu?
Perasaan Mikha bercampur aduk tentang
penghakiman Allah.
Di satu sisi, ia harus memberitakan
penghakiman Ilahi dan kehancuran bangsanya.
Di sisi lain, ia sangat mengasihi saudara-
saudaranya dan dirinya dikenal oleh mereka.
Rasa sakit yang dirasakannya bagi bangsanya
ditunjukkan dengan ratapan nyaring dan
keinginan yang kuat untuk pertobatan,
sehingga tidak perlu terjadi kehancuran.
4. Ada banyak nabi
di sepanjang
zaman juga
merasakan
perasaan yang
campur aduk.
“Hai anak manusia, lihat,
Aku hendak mengambil dari
padamu dia yang sangat
kaucintai seperti yang kena
tulah, tetapi janganlah
meratap ataupun menangis
dan janganlah
mengeluarkan air mata.”
(Yehezkiel 24:15-18)
“Aku banyak berjerih lelah
dan bekerja berat; kerap
kali aku tidak tidur; aku
lapar dan dahaga; kerap kali
aku berpuasa, kedinginan
dan tanpa pakaian,dan,
dengan tidak menyebut
banyak hal lain lagi,
urusanku sehari-hari, yaitu
untuk memelihara semua
jemaat-jemaat.”
(2 Korintus 11:23-28)
Terkait tentang
mengadakan pekerjaan
pencetakan, pendidikan
Advent atau pekabaran
kesehatan tetap berjalan.
Kemiskinan, perjuangan
dari dalam ...
(Catatan riwayat hidup Ellen
G. White)
“Aku seorang diri tidak
dapat memikul
tanggung jawab atas
seluruh bangsa ini,
sebab terlalu berat
bagiku.”
(Bilangan 11:10-15)
“karena orang Israel
meninggalkan
perjanjian-Mu… hanya
aku seorang dirilah
yang masih hidup”
(1 Raja-raja 19:14)
“Karena luka puteri
bangsaku hatiku luka;
aku berkabung,”
(Yeremia 8:21-9:2)
5. Mikha
memperkenalkan
gambaran moral
Yehuda secara
nasional selama
pemerintahan Ahas:
Mereka berpikir tentang kejahatan (Mikha 2:1)
Mereka tamak dan mencuri, mereka membebani orang miskin
(Mikha 2:2)
Mereka mengambil alih harta benda para janda dan anak yatim
(Mikha 2:9)
Mereka mendengarkan dan menuruti nabi-nabi palsu (Mikha
2:11; 3:5)
Mereka membenci kebaikan dan mencintai kejahatan (Mikha 3:2)
E.G.W. (Conflict and Courage, January 2)
“Orang-orang berdosa yang bertobat tidaklah punya alasan untuk putus asa karena
mereka diingatkan atas pelanggaran-pelanggaran mereka dan diperingatkan bahaya
atas pelanggaran mereka. Upaya-upaya yang sungguh-sungguh ini demi kepentingan
mereka menunjukkan betapa Allah sangat mengasihi mereka dan berkeinginan untuk
menyelamatkan mereka. Mereka hanyalah perlu untuk mengikuti nasihat-Nya dan
melakukan kehendak-Nya, untuk mewarisi hidup yang kekal. Dihadapan mereka Allah
menetapkan dosa-dosa dari umat-Nya yang bersalah, sehingga di bawah terang
kebenaran lahi mereka dapat melihat dalam diri mereka akan kejahatan mereka.
Kemudian adalah kewajiban mereka untuk selamanya meninggalkan kejahatan.”
6. “Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan
para imamnya memberi pengajaran karena bayaran,
para nabinya menenung karena uang, padahal mereka
bersandar kepada TUHAN dengan berkata: "Bukankah
TUHAN ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang
malapetaka menimpa kita!"”” (Mikha 3:11)
Meskipun semua kejahatan ada dalam masyarakat, mereka masih memuji Allah
dan mempersembahkan korban. Mereka berpikir bahwa mereka tidak akan
dihancurkan meskipun pekerjaan mereka melanggar Hukum Ilahi.
Pekabaran ini harus menggerakkan hati kita untuk menyelidiki
diri kita sendiri dan hubungan kita dengan Tuhan.
Hanya ingatlah bahwa Allah "mengampuni kesalahan dan
pelanggaran" tapi "tetapi sekali-kali tidak membebaskan orang
yang bersalah dari hukuman" (Bilangan 14:18)
7. “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara
kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang
yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak
purbakala, sejak dahulu kala.” (Mikha 5:1)
Misteri yang paling indah diperkenalkan
dengan pekabaran yang singkat: Penjelmaan
atau inkarnasi Allah yang kekal.
Dan Dia tidak dilahirkan di kota besar atau
bagian dari keluarga berpengaruh atau
dikelilingi dengan kekayaan.
Ia dilahirkan disebuah perkampungan
sederhana di dalam suatu keluarga
sederhana. Dia menghidupkan suatu
kehidupan yang rendah hati: “Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:8)
Kebenaran besar ini memberi makna pada
hidup kita dan membawa harapan untuk
sesuatu yang lebih besar dari apa pun yang
dunia dapat tawarkan.
8. “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu
apa yang baik. Dan apakah yang dituntut
TUHAN dari padamu: selain berlaku adil,
mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah
hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8)
“Ada orang yang dapat mewakili sambil melakukan
keadilan dan mencintai belas kasihan, tapi yang tidak
memiliki prinsip yang benar dalam diri mereka, iman
yang akan menuntun mereka untuk hidup rendah
hati bersama Tuhan. Mereka mungkin tampaknya
memiliki setiap syarat yang dibutuhkan tetapi iman
yang menyucikan, meskipun kurang dalam hal ini,
mereka tidak memiliki semuanya. Kehidupan tidak
disucikan, dan tanpa penyucian ini terhadap motif
dan tujuan, adalah mustahil untuk menyenangkan
Tuhan ... Biarlah masing-masing membuktikan dalam
hidupnya haknya untuk tuntutan yang dia buat
untuk kewarganegaraan dalam Kerajaan Kristus dan
Allah.”
E.G.W. (The Review and Herald, September 30 1909)
9. “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan
kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita
ke dalam tubir-tubir laut.”
(Mikha 7:19)
Kabar baik yang ditampilkan oleh Mikha adalah bahwa hukuman bukanlah kata terakhir
dari Tuhan. Tindakan Allah dalam Alkitab secara konsisten bergerak dari penghakiman ke
pengampunan, dari hukuman ke kasih karunia, dan dari penderitaan ke pengharapan.