Publicité
Publicité

Contenu connexe

Publicité

Teori belajar behavioristik.pptx

  1. TEORI BELAJAR BEHAVIORITIK Orientasi Baru Dalam Pedagogik
  2. Paham Organismik Paham Empirisme Paham Nativisme TEORI BELAJAR
  3. TEORI BEHAVIORISTIK Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia. Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian. Desmita (2009:44)
  4. 1. IVAN PAVLOV  Pendekatan classical conditioning  Penerapan classical conditioning merupakan metode terapi dalam merubah perilaku yang bersifat maladaptive dan merubah perilaku yang adabtif. TOKOH-TOKOH TEORI BEHAVIORISTIK
  5. Penrapan metode ini misalnya dalam sebuah pembelajaran ada siswa yang takut dengan pembelajaran di ubah menjadi rasa senang dengan pembelajaran Matematika, Selain itu metode ini dapat di gunakan untuk membuat seseorang menjadi pobia pada sesuatu.
  6.  Tidak mengakui adanya mental, kesadaran dan predisposisi yang dimiliki manusia  Yang dimiliki manusia : raga, fisik, badan dan refleks  Kondisioning merupakan suatu upaya untuk memperkuat ikatan S- R dan memberi perangsang sehingga menimbulkan refleks (perilaku)  Prilaku manusia merupakan proses dari kegiatan fisik dan hubunganya dengan lingkunganya. 2. John R. Watson 3 Kategori Perilaku Bersifat Insting Kebiasaan Reaksi emosi
  7. 3. Edward L. Thorndike Pengaruh hubungan antara stimulus dan respons dalam pembentukan prilaku dan konsekuensinya dalam pembetukan prilaku Yang diinginkan.  Tiga hukum utama terkait dengan stimulus dan respons: a. Law of Effect Respons akan sangat bertambah kuat akan di ikuti dengan hal-hal yang menyenangkan (Positive Reinforcement) dan sebaliknya. a. Low of Readiness Berkaitan dengan struktur dan fungsi kematangan fisik dan mental a. Low of Exercise Hubungan antara stimulus dan respons akan bertambah kuat jika dilat
  8. Dalam konteks pembelajaran Classikal conditioning dapat menjelaskan mengapa siswa menunjukan prilaku menyukai atau tidak menyukai pembelajaran atau mata pemebelajaran tertentu. Selanjutnya prilaku yang ditampilkan seorang guru merupakan salah satu faktor penyebab hal tersebut.
  9. 4. SKINNER (OPERANT CONDITIONING) Manusia dan hewan selalu berada dalam proses “OPERATING” (melakukan sesuatu) terhadap lingkungannya. Selama melakukan sesuatu tersebut mahkluk hidup menemukan “Reinforcing stimulus” atau stimulus pendorong. Skinner Box Perilaku yang diikuti dengan reinforcing stimulus atau stimulus penguat akan diulangi lagi di masa mendatang. Pembentukan prilaku yang sesuai dengan pembentukan di sebut dengan SHAPING, Shaping adalah metode untuk mengarahkan prilaku pada prilaku yang dinginkan. Selain Reinforcment Skinner juga memperlakukan Punishment
  10. Kesuksesan operant conditioningtergantung pada penerapan reinforcement dan phunisment. Reinforcement dalam pembelajaran dapat dengan pembelajaran dengan bermain, dengan media, serta metode lain yang menyenangkan.
  11. PENERAPAN BEHAVIORSME DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Modifikasi Prilaku Pembelajaran Berbasis Behavior Pembelajaran Terprogram
  12. MODIFIKASI PRILAKU ⯈ Behavior modification merupakan teknik terapi yang di kembangkan berdasarkan hasil penelitian dari skiner “operant conditioning”.teknik ini lakukan dengan cara mengatur reinforcement untuk menghilangkan prilaku yang tidak diinginkan. Metode ini di gunakan untuk mengatasi prilaku pemalu, autis, tergantungan pada obat dll. Melakukan evaluasi dan revisi Menetapkan tujuan perubahan prilaku Menetapkan reinforcement yang sesuai Menetapkan Prosedur perubahan prilaku Melaksanakan prosedur dan mencatat hasil 1 2 3 4 5
  13. Modifikasi Prilaku Memperkuat prilaku Positive Reinforcement Andi tidak lagi ribut setelah gurunya memberikan pujian pada waktu ia duduk dan belajar dengan tenang Melemahkan Prilaku Negative Reinforcement Guru mendudukan siswa di bangku depan untuk mengurangi kebiasaan ribut dan mengobrol pada waktu belajar
  14. PEMBELAJARAN BERBASISBEHAVIORISME ⯈ Penerapan teori behaviorisme dalam pembelajaran di mulai dengan melakukan analisis kebutuhan siswa, kemudian di lanjutkan dengan menetapkan tujuan pembelajaran (behavioral outcome). ⯈ Tujuan pembelajaran menurut behaviorisme:  A – Audience adalah siswa  B – Behavior prilaku atau kopetensi yang perlu ditampilkan setelah proses belajar  berlangsung.  c –Condition menyelesaikan unit pelajaran yang di evaluasi diakhiri proses  pembelajaran.  D – Degree pencapaian hasil belajar Siswa kelas 5 SD dapat menjawab dengan benar soal-soal yang berkaitan dengan orasi bilangan setelah mempelajari materi orasi bilangan dengan tingkat pencapaian 90%
  15. PEMBELAJARAN TERPROGRAM Menetapkan tujuan Pembelajaran yang harus di kuasai peserta didik Memecah kopetensi menjadi lebih spesifik Merumuskan Kopetensi yang perlu di kuasai dalam rangka mencapai tujuan Mengembangkan Materi sesuai dengan tujuan yang akan di capai Memberikan kesempatan peserta didik mencapai tujuan sesuai kemampuannya Memberikan umpan balik Setelah sukses dengan operaant conditioning Skinner yang di bantu oleh Holland menerapkan hasi Pembelajaran yang terkaal dengan Programmed Instruction. Pembelajaran terperogram merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang diprogram khususDengan tujuan peserta didik dapat membelajarkan dirinya sendiri.
  16. CIRI-CIRI BEHAVIORISTIK ⯈ 1. Mempelajari perbuatan manusia, bukan kesadarannya ⯈ 2. Segala perbuatan di kembalikan pada refleks ⯈ 3. Waktu di lahirkan semua orang adalah sama ⯈ 4. Pendidikan adalah “Maha Kuasa”
  17. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK 1. Obyek psikologi adalah tingkah laku 2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek 3. Mementingkan pembentukan kebiasaan
  18. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN PENDEKATAN BEHAVIORSITIK Kelebihan 1. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan. 2.Mempermudah hasil penelitian karena prilaku dapat di kuantitatifkan 3. Pendekatan ini efektif untuk merubah prilaku Kekurangan 1. Pembelajaran peserta didik hanya perpusat pada guru 2. Tidak memperhatikan faktor internal 3. Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi
Publicité