SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Asal Usul Orientalisme
Istilah “Timur” biasanya digunakan dalam tiga pengertian. Salah satu artinya yang paling kuno
adalah suatu persepsi yang mengingatkan orang-orang Eropa mengenai khayalan, tempat berbagai
petualangan mengagumkan, kenangan, dan negeri yang ajaib, serta berbagai pengalaman unik dan
aneh. Sebagian lagi memahami “Timur” sebagai negeri-negeri jajahan negara-negara Eropa yang paling
luas, paling kaya, dan tertua. Namun sebagian lagi menganggap “Timur” sebagai tempat dengan
beragam peradaban dan bahasa yang menjadi rival budaya Barat dan dari sisi kultural mesti dijadikan
sebagai lawan dari peradaban Barat.
Munculnya istilah orientalisme dari sisi kultural, berawal dari latar budaya Barat. Definisi orientalisme
yang paling sederhana adalah pengetahuan tentang Timur di lingkungan ilmiah yang dilakukan para
sosiolog, sejarawan, pakar bahasa dan antropolog. Atau lebih tepatnya lagi, orientalisme adalah sejenis
gaya pemikiran yang berlandaskan pada prinsip perbedaan antara Barat dan Timur. Kajian mengenai
perbedaan Timur dan Barat merupakan titik awal munculnya beragam teori sosial, politik, dan budaya di
ranah orientalisme. Berasal dari kata-kata perancis “Orient” yang berarti “timur”, kata-kata dan tersebut
berarti ‘ilmu-ilmu’ yang berhubungan dengan dunia timur. Orang-orang yang mempelajari atau
mendalami ilmu-ilmu tersebut disebut orientalist atau ahli ketimuran.
Orientalis adalah segolongan sarjana-sarjana barat yang mendalami bahasa-bahasa dunia timur dan
kesusastraannya, dan mereka juga mennaruh perhatian besar terhadap agama-agama dunia timur,
sejarahnya, adat istiadatnya dan ilmu-ilmunya. Hubungan dunia barat dengan dunia timur telah dimulai
sejak masa kejayaan dunia timur, yaitu ketika dunia timur ini penuh dengan pusat-pusat ilmu
pengetahuan, perpustakaan dan buku-buku berharga. Orang-orang barat pada waktu itu belajar pada
ulama-ulama timur, pada filosif-filosofnya dan pada ahli matematikanya.Orientalis adalah gelombang
pemikiran yang mencerminkan berbagai studi ketimuran yang islami. Yang dijadikan objek studi ini
mencangkup peradapan agama seni sastra bahasa dan kebudayaan.
Akar Pemikiran dan Sifat Idiologinya Sebenarnya orientalisme adl akibat gesekan yg terjadi antara Timur
dan Barat pada masa Perang Salib melalui delegasi-delegasi resmi ataupun melalui perjalanan-
perjalanan. Pendorong utamanya adl teologi Nasrani yg berambisi menghancurkan Islam dari dalam dgn
cara tipu daya dan kecurangan.
Pada masa-masa terakhir ini orientalisme bagaimanapun juga mulai tampak melepaskan diri dari
belenggu tersebut dan beralih mendekati semangat ilmiah. Penyebaran dan Kawasan Pengaruhnya
Barat merupakan arena gerakan kaum orientalis. Mereka terdiri atas orang-orang Jerman Inggris Prancis
Belanda dan Hongaria. Mereka sebagian muncul di Italia dan Spanyol. Sekarang Amerika merupakan
pusat orientalisme dan pengkajian Islam. Pemerintah lembaga-lembaga ekonomi yayasan dan bahkan
gereja tidak segan-segan menguras dana keuangan dan dukungan.
Mereka menyediakan fasilitas untuk pengkajian keislaman di universitas-universitas sampai jumlah
orientalis menjadi ribuan orang. Gerakan orientalisme diciptakan untuk mengabdi kepada gerakan
Kristenisasi dan penjajahan. Terakhir gerakan ini dimanfaatkan kaum Yahudi dan Zionisme untuk
kepentingannya dalam rangka melumpuhkan Timur dan menancapkan dominasinya baik langung
maupun tidak lansung.
Pengaruh Orientalisme Terhadap Islam
Pada dasarnya tidak seluruhnya orientalis mempunyai visi dan misi yang sama, artinya tidak semua
orientalis memusuhi dan berhasrat untuk menghancurkan Islam melainkan terdapat pula orientalis yang
jujur, tidak memutarbalikkan fakta sehingga karya- karyanya bernilai positif dan tidak terdapat fitnah
terhadap agama Islam, tetapi ada juga orientalis yang sengaja ingin menghancurkan umat Islam dengan
menyebarkan fitnah dan keragu-raguan terhadap umat Islam serta memutarbalikan dan memanipulasi
hukum Islam.
Adanya gelombang pemikir orientalis ini mempengaruhi dan memberikan andil besar dalam membentuk
persepsi barat terhadap islam dan dunia islam. Dengan banyaknya motivasi-motivasi para orientalisme
yang oleh sebagian muslim menyatakan bahwa tujuan mereka adalah menghancurkan islam. Anggapan
ini tidak serta merta muncul begitu saja, anggapan ini muncul karena adanya fakta dan fenomena dari
para pemikir orientalis ini yang mana memiliki orientasi dan motivasi dengan latar belakang agama.
Dengan tujuan yaitu menumbuhkan keragu-raguan terhadap keyakinan umat atas kerasulan Muhammad
sebagai salah satu contonya. Ataupun mencari titik-titik kesalahan dalam Al-qur`an agar umat islam tidak
lagi mempercayai akan keabsahan Al-qur`an.
Pengaruh-pengaruh negative yang dimuncukan oleh sebagian pemikir orientalis menjadikan banyak
pertentangan dan perdebatan panjang dalam umat muslim dalam mempercayai pemikir-pemikir islam.
Dalam contoh utamanya dimana pengaruhnya terhadap studi Al-qur`an yang dikembangkan oleh kaum
Oreintalis. Yang mana mengembangkan penafsiran Al-qur`an hanya bermodalkan pengetahuan mereka
dan menyamakan dengan hermenuitik injil.
Para orientalis mengatakan bahwasanya sudah tiba saat dimana umat muslim mengkritisi Al-qur`an
sebagaimana mereka mengkritisi kitab suci mereka. Kurt Aland dan Barbara Aland, dalam The Text of
the New Testament (Michigan: Grand Rapids, 1995) mengatakan bahwa sampai pada permulaan abad
ke empat, teks perjanjian baru dikembangkan secara leluasa. Artinya, banyak yang melakukan koreksi.
Demikian pula Saint Jerome, seorang rahib Katolik Roma yang belajar teologi, megeluhkan fakta
banyaknya penulis Bible yang diketahui bukan menyalin perkataan yang mereka temukan, tetapi
menuliskan apa yang mereka pikir sebagai maknanya. Sehingga mereka bukan membetulkan kesalahan
akan tetapi menambah kesalahan.
Background-background yang dilatar belakangi oleh pemikiran atas dasar kekecewaan akan kitab suci
mereka sehingga dibawa kepada kritikan-kritikan terhadap keabsahan Al-qur`an sehingga memunculkan
spekulasi yang bermakna negative. Yaitu menjatuhkan Al-qur`an sebagai kitab suci islam. Latar belakang
yang dari awal sudah tidak sesuai dengan tujuan dalam mengkaji Al-qur`an ini mengakibatkan pengaruh-
pengaruh buruk dalam islam.
Pengaruh yang buruk dalam pengkajian Al-qur`an oleh kaum oorientalis ini menjadikan umat islam tidak
mempercayai 100 persen kajian ataupun tafsiran ilmu-ilmu yang dikaji oleh pemikir-pemikir orientalis.
Karena munculnya kecurugaan-kecurigaan terhadap para orientalis dalam subjektivitas keilmuan yang
mereka sumbangkan. Pengaruh yang muncul tidak serta merta mempengaruhi pemikir-pemikir islam
Pemikir-pemikir islam pada awalnya memiliki satu pemikiran yang negative tentang kajian dan kritikan
terutama tentang Al-qur`an dan bahkan akidah. Akan tetapi para pemikir ini memiliki celah untuk
membangun islam lewat pemikiran islam. Mereka menggunakan jawaban-jawaban yang ilmiah dan dasar
pengetahuan yang luas dalam menjawab persoalan yang diajukan oleh pemikir-pemikir orientalis.
Orientalis dalam pandangan agama meski tidak selalu membawa dampak positif terhadap islam akan
tetapi memberikan satu pencerahan terhadap islam agar mendalami agama mereka dan bahkan
menghilangkan keragu-raguan dan ketidakpercayaan mereka terhadap islam.
Bagian-bagian positif dalam islam tidak selalu muncul dengan gamblang dan jelas. Sisi positif muncul
setelah adanya dampak negative yang memang telah muncul. Pengaruh-pengaruh negative yang
memunculkan pemikir-pemikir islam dalam mengkritisi paham yang diajukan oleh kaum orientalis.
Dan tidak selalu para orientalis memusuhi apa yang menjadi konsennya tersebut. Banyak para orientalis
telah mengabdikan diri mereka terhadap pembahasan-pembahasan keilmuan. Meskipun corak penelitian
mereka belum tentu sama dengan corak peneliti-peneliti islam akan tetapi sesuai dengan backgruod
yang mereka pelajari sebelumnya. Ini menjadi penyebab utama penelitian mereka cenderung
baerbanding terbalik dengan peneliti-peneliti islam.
Seperti contoh terbesar sumbangan mereka adalah Enciklopedia of Islam, dimana mereka bekerja sama
dan saling membantu dalam menerbitkannya, masing-masing menurut keahliannya. Karya tersebut
dipublikasikan untuk pertama kalinya tahun 1908 dalam beberapa jilid, dan sejak beberapa tahun yang
lalu diulangi lagi penerbitannya dengan mendapat bantuan pula dari sarjana-sarjana dunia timur. Dan
telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Hal ini tidak bisa dielakkan lagi bahwa para orientalis
memilki peranan penting dalam mengembangkan keilmuan islam. Meskipun dunia islam juga harus
meneliti ulang spekulasi mereka terhadap hasil penelitian mereka. Karena mereka para orientalis
mengedepankan factor pemikiran mereka dan terkadang tidak sejalan dengan islam dan bahkan
bertentangan.
Sedangkan tanggapan mengenai orientalisme yang muncul dari kalangan Islam dapat dibedakan dalam
dua bagian. Yaitu, kalangan yang dengan tegas menolak kajian-kajian yang dilakukan oleh orientalis dan
kelompok yang dapat menerima jika memberi manfaat bagi Islam. Untuk menyebut salah seorang dari
kelompok pertama adalah Mazin bin Shalah Muthabaqani, seorang guru besar orientalisme di Arab
Saudi. Penolakan yang dilakukan Muthabaqani ini didasarkan pada pengaruh-pengaruh negatif yang
ditimbulkan oleh orientalisme, yaitu :
Pertama pengaruh aqidah : berupa lahirnya generasi sekuler, baik di kalangan intelektual, pemerintah,
militer, maupun orang awam di Dunia Islam. Mereka semuanya menjadi satu arus dan trend yang
meneriakkan pemisahan agama dari kehidupan. Padahal aqidah ini sangat bertolak belakang dengan
aqidah Islam yang terikat dengan segala bidang kehidupan dengan seperangkat hukum-hukum
syariahnya. Pengaruh lainnya, adalah merebaknya kecenderungan terhadap ide-ide marjinal yang
menyimpang dari aqidah Islam, seperti tasawuf Ibnu Arabiy (wahdatul wujud) yang mendapat perhatian
khusus dari kalangan orientalis.
Kedua, pengaruh sosial : karena didorong kebenciannya terhadap Islam dan umat Islam, kalangan
orientalis berusaha mencari faktor yang dapat merusak soliditas masyarakat muslim. Contohnya, di
Aljazair, orientalis menghapuskan kepemilikan umum (atas tanah publik) yang akhirnya membuat
terpecah belahnya beberapa kabilah. Padahal sebelumnya mereka hidup rukun dan damai dengan
konsep kepemilikan umum yang ada dalam ajaran Islam. Pengaruh sosial lainnya adalah terancamnya
keutuhan keluarga, karena kaum orientalis menaruh perhatian besar pada ide-ide gender dan feminisme
yang membodohi sekaligus memprovokasi kaum muslimah untuk memberontak terhadap hukum-hukum
Islam tetang pengaturan keluarga (misalnya masalah ketaatan kepada suami, nafkah, dan hak cerai).
Ketiga, pengaruh politik-ekonomi : mempropagandakan sistem demokrasi dan dikatakannya sebagai
sistem politik paling ideal untuk umat manusia. Pada saat yang sama, mereka menyerang dan menjelek -
jelekkan sistem politik Islam, yaitu khilafah. Thomas W. Arnold, misalnya, menuding bahwa Abu Bakar
Ash-Shiddiq dan Umar bin Khaththab dapat menjadi khalifah, lantaran keduanya telah melakukan suatu
persekongkolan. Orientalis lain, Bernard Lewis, menyatakan bahwa sistem politik Islam adalah sistem
diktator yang memaksakan ketundukan dan kehinaan atas bangsa-bangsa muslim. Bahkan lebih dari itu,
Bernard Lewis menganggap sistem politik Islam menyerupai sistem komunis dalam hal kediktatoran dan
kesewenang-wenangannya. Sementara itu dalam bidang ekonomi, orientalis mempropagandakan system
ekonomi kapitalis dan sosialis. Pada saat yang sama, mereka menyerang sistem ekonomi Islam.
Keempat, pengaruh budaya-pemikiran: cara pandang atau perspektif orientalis telah menjadi sumber
pemahaman bagi umat untuk memahami Islam, setelah sebelumnya umat Islam hanya menggunakan
cara pandang dari Al-Qur`an dan As-Sunnah, menurut tuntunan para ulama muslim. Umat Islam kini
meyakini demokrasi, sebagai ganti dari keyakinan terhadap sistem politik Islam (khilafah). Umat Islam
lebih meyakini sistem ekonomi kapitalisme, daripada sistem ekonomi Islam. Demikian pula cara pandang
orientalis di bidang ilmu sosiologi, psikologi, sejarah, dan sebagainya telah mengisi, memenuhi, sekaligus
meracuni otak generasi muda Islam, yang sebelumnya terisi dengan pemikiran-pemikiran Islam yang
cemerlang.
Kalangan lainnya yang melakukan penolakan terhadap obyektivitas kajian orientalis ini muncul dalam
bentuk nativisme (pandangan yang menyatakan bahwa natives atau pelaku adalah satu-satunya yang
mengetahui tentang dirinya). Pandangan ini di antaranya dikemukakan Mahmud Shakr yang berpendapat
bahwa untuk dapat memahami Islam seseorang harus menjadi Muslim dahulu, karena Islam sebagai
agama juga terekspresi dalam bentuk budaya dan bahasa. Pijakan ini mendorong Shakr untuk tidak
melihat adanya kebenaran dalam karya orientalis tentang Islam maupun Arab. Baginya, orientalis yang
berlatar belakang budaya Barat dan beragama non Islam tidak mungkin dapat mengerti tentang Islam.
Pandangan ini sebenarnya cukup umum di kalangan umat Islam. Kelebihannya adalah kemampuan
Shakr untuk menerjemahkan penolakannya terhadap Barat dalam rumusan dan kaidah ilmiah.
Di samping itu, Aijaz Ahmed juga menolak kajian-kajian orientalisme karena penyelidikan-
penyelidikannya kemudian memunculkan dikotomi antara Barat dan Timur. Lebih lanjut, hasil kajian Barat
melalui orientalisme menciptakan teori Dunia Ketiga (third world) yang membagi-bagi dunia menjadi tiga
kategori wilayah, yaitu negara maju, sedang berkembang dan negara miskin. Padahal menurutnya, dunia
ini hanya satu, bukan tiga sebagaimana kategori Barat, dan dunia yang satu ini termasuk di dalamnya
pengalaman kolonisasi dan imperialisasi yang dilakukan Barat.
Kelompok kedua yang memberi tanggapan atas kajian orientalis adalah kalangan yang dapat menerima
jika upaya tersebut bermanfaat bagi Islam. Kalangan ini biasanya melandaskan pendirian dan
penilaiannya mengenai orientalisme berdasarkan ilmu pengetahuan atau ilmiah. Menurut mereka, cukup
banyak karya tulis kaum orientalis yang berisi informasi dan analisis obyektif tentang Islam dan
ummatnya, karena memang tidak semua karya orientalis bertolak belakang dengan Islam melainkan
hanya sebagian kecilnya saja.
Salah satu contohnya adalah Maryam Jamilah yang menyatakan bahwa orientalisme tidak sama sekali
buruk. Sejumlah pemikir besar di Barat, kata Jamilah, telah menghabiskan umurnya untuk mengkaji Islam
lantaran mereka secara jujur tertarik terhadap kajian-kajian itu. Tanpa usaha mereka, banyak di antara
pengetahuan berharga dalam buku-buku Islam kuno akan hilang tanpa bekas atau tidak terjamah orang.
Para orientalis dari Inggris seperti mendiang Reynold Nicholson dan Arthur J. Arberry berhasil menulis
karya penting berupa penerjemahan karya-karya Islam klasik sehingga terjemahan-terjemahan itu untuk
pertama kalinya dapat dikaji oleh para pembaca di Eropa.
Menurut Jamilah, pada umumnya para orientalis itu benar-benar menekuni pekerjaan penerjemahan ini.
Mereka yang cenderung membatasi cakupan pengkajiannya hanya pada deskripsi, kadang-kadang
berhasil menulis buku-buku yang sangat bermanfaat, informatif dan membuka cakrawala pemikiran baru.
Persoalan timbul pada saat mereka melangkah terlalu jauh dari batas-batas yang benar dan berusaha
menafsirkan Islam dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Dunia Islam berdasarkan pandangan-
pandangan pribadi yang tidak cocok.
Contoh lainnya dari kalangan Islam kelompok kedua ini adalah Muhammad Abdul Rauf, yang tidak begitu
saja menyamaratakan karya-karya orientalis Barat. Baginya tidak semua karya orientalis harus ditolak
dan dianggap tidak berguna, sebab di antara mereka terdapat orientalis yang jujur (fair-minded
orientalist). Rauf tidak menafikan adanya bias serta distorsi yang muncul dari kalangan orientalis. Namun
peristiwa semacam ini hanya terjadi jika orientalis yang menulis bersikap tidak jujur. Asaf Hussain,
sependapat dengan Abdul Rauf bahwa sebagian orientalis memang bermaksud untuk mendiskreditkan
Islam. Beberapa di antaranya adalah Duncan Mac Donald yang secara eksplisit menginginkan
kehancuran Islam.
Begitu juga dengan Guilbert de Nogent yang begitu tinggi keinginannya untuk menghancurkan Islam.
Bahkan untuk tujuan ini, de Nogent secara terang-terangan merasa tidak perlu lagi menggunakan data
untuk berbicara tentang Islam. Baginya berbicara apapun tentang Islam tetap sah adanya, sebab
siapapun bebas berbicara tentang keburukan seseorang yang kejahatannya sudah melampaui kejahatan
apapun di dunia. Jika demikian banyak kalangan sepakat bahwa orientalis seperti ini sudah keluar dari
etika akademik dan keilmuan yang diakui secara universal, yang tujuannya tidak lain adalah untuk
mendiskreditkan Islam.
Kritik terhadap para Orientalis :
Para orientalis tidak terlepas dari fanatic agama atau fanatic rasial. Oleh karena itu pembahasan-
pembahasan mereka penuh dengan kekeliruan dan bahkan kebohongan yang disengaja, di mana para
pembacanya harus berhati-hati. Bahkan banyak persoalan bahasa dan kesusasteraan serta sejarah yang
disalah gunakan dari kebenaran. Dalam pembahasan-pembahasan di Encyclopedia of islam kesalahan-
kesalahan mereka lebih menonjol lagi, terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan soal
keagamaan murni.
Dalam kaitannya tentang kaidah pemahaman Al-qur`an para orientalis sering tidak mengindahkannya.
Karena dalam memahami A-qur`an tidak sembarang orang menginterpretasikan atau memaknai Al-
qur`an dengan semaunya atau sesuai dengan pemikirannya karena berkaitan dengan keterbatas pikiran
manusia itu sendiri. Karena Al-qur`an diturunkan dalam bahasa arab yang jelas maka kaidah yang
diperlukan untuk memahaminya berpatokan pada kaidah bahasa tersebut. Seperti tersebut dalam Q.S
Yusuf ayat 2.
¯$!RÎ) çm»oYø9t“ Rr$ &ºRºuäö•è% $wŠÎ/t•tã öNä3¯=yè©9 š cqè=É)÷ès? ÇËÈ
“ Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.”
Sehingga orang yang ingin memahami kaedah dengan benar, ia harus menguasai kaidah bahasa arab
yang meliputi ilmu nahwu, sharaf, balaghoh, maani dan lain-lain. Pemahaman dalam ilmu-ilmu tersebut
bersifat mutlak. Sebab jika tidak, hasil pemahamannya terhadap Al-qur`an ia rubah dengan seenaknya.
Apabila ada tindakan yang dilaukan oleh pemikir orientalis dalam menafsirkan Al-qur`an tidak sesuai
dengan kaidah yang dianjurkan maka sudah pasti orientalis tersebut memilki niatan untuk
mengahncurkan Al-qur`an dan menimbulkan adanya perpecahan agama.
Setelah menguasai kaidah bahasa Arab, seseorang yang hendak memahami AI-Qur’an harus menguasai
kaidah syar’iyah yang sudah disepakati oleh kaum muslimin. Kaidah tersebut meliputi:
l memahami Al-Qur’an dengan Al-Qur’an. Inilah penafisaran Al-Qur’an yang tertinggi. Seperti tercantum
dalam Q.S An Nakhl ayat 64:
$!tBur $uZø9t“ Rr&y7ø‹ n=tã |=»tGÅ3ø9$# ž wÎ) tûÎiüt7çFÏ9 ÞOçlm; “ Ï%©!$# (#qàÿn=tG÷z$#
ÏmŠÏù “ Y‰èdur ZpuH÷qu‘ ur 5Qöqs)Ïj9 š cqãZÏB÷sãƒÇÏÍÈ
“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan
kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman.”
l memahami Al-Qur’an dengan Sunnah. Dalilnya firman Allah Q.S Ali Imron ayat 18.:
y‰Îgx© ª!$# ¼çm¯Rr&Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd èps3Í´¯»n=yJø9$#ur (#qä9′ré&ur ÉOù=Ïèø9$# $JJͬ!$s%
ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 Iw tm»s9Î) ž wÎ) uqèd â“ ƒ Í– yêø9$# ÞOŠÅ6yÛø9$# ÇÊÑÈ
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga menyatakan yang
demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”
Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.Anehnya, banyak kalangan yang mengaku
Islam tapi menolak hadits Nabi SAW dengan alasan kebenarannya tidak mutlak. Sungguh penolakan ini
sangat berbahaya. Tan pa hadits Nabi SAW, kita tidak bisa melaksanakan shalat, puasa, haji dan
sebagainya karena secara teknis tidak diterangkan dalam Al-Qur’an.
l bila tidak juga ditemukan Sunnah yang menerangkai ayat tersebut, langkah selanjutm dicarikan
perkataan dari sahabat, salnya dari tim pencatat wahyu yang memang diakui Nabi SAW sebagai hablul
ummah (penyambung ummat) yaitu Abdullah bin Abbas (Tafsir Ibn Abbas),juga sahabat yang lain seperti
Abdullah bin Mas’ud dan lain-lain. Peran para sahabat tersebut tidak bisa diremehkan karena mereka
mengetahui betul teks dan konteks ayat diturunkan. Belum lagi, mereka sebagai generasi pertama
menghafal Alquran yang tsubut (percaya). Mengingkari peran para sahabat sama saja memo-tong mata
rantai tafsir Al-Qur’an.
l bila tidak ada perkataan sahabat mengenai tafsir sebuah ayat, maka kita melacaknya dari perkataan
para tabi’in, seperti Hasan Basri, Ibnu Qatadah,Mujahid,dan lain-lain.Mereka adalah para pengikut
sahabat yang setia sehingga kepercayaannya terjamin dan pantas diikuti oleh generasi kemudian.
l setelah perkataan generasi tabi’in pun tidak ada, baru dicarikan pendapat para imam,seperti
Syafi’i,Maliki, Hanbali, Hanafi, dan sebagainya.
Edward Saeed, penulis Palestina yang telah bertahun-tahun melakukan riset mengenai negara-negara
kolonialis dan negeri-negeri jajahannya, menyatakan, “Dalam pemetaan Timur dan Barat, Islam, serta
agama dan kepercayaan sebagian masyarakat Timur diperkenalkan. Namun pengertian Islam yang
diperkenalkan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan hakikat Islam yang sebenarnya. Sekitar satu
setengah miliar pemeluk, jutaan kilometer persegi wilayah, puluhan bangsa, pemerintahan, sejarah,
geografi dan budayanya yang beragama tak satupun sesuai dengan pengertian mereka (Barat) tentang
Islam”.
Edward menambahkan, “Karekteristik yang dikaitkan dengan Islam oleh media-media Barat, umumnya
berdasarkan analisa dari pandangan mereka sendiri ketimbang berlandaskan pada realitas agama besar
(Islam) dan pengikutnya ini. Sebagai misal, pada saat koran New York Times mengabarkan tentang
semangat perlawanan sengit rakyat Iran menghadapi agresi rezim Saddam ke Iran, koran ini hanya
mengungkapkan hasrat kuat para pejuang Iran untuk membunuh. Pemberitaan semacam itu tentu akan
dipahami secara dangkal oleh publik. Padahal dibalik itu terdapat bagian besar dari kenyataan yang tidak
diketahui oleh sang reporter, tetap tersembunyi. Tidak adanya penguasaan bahasa untuk berdialog,
ketidaktahuan tentang filosofi mati syahid dan prinsip-prinsip keyakinan dan nasional untuk membela
tanah air merupakan sejumlah ketidaktahuan Barat yang berpengaruh terhadap penggambaran tentang
Islam secara cacat”.
Namun kesalahan mereka tampaknya dapat di mengerti, kalau di ingat mereka sebenarnya membahas
agama orang lain beserta bahasa dan kesasteraannya. Secara jujur kita harus membedakan antara
kebaikan dengan ketidakbaikan mereka, sehingga kita tidak akan menolak karya-karya dan pikiran
mereka seluruhnya.
Kritik Terhadap Muslim
Banyak umat muslim sendiri tidak memahapi akan kaidah-kaidah dalam pemahaman baik agama atau
secara specific tentang kitab suci yang mereka miliki. Kebanyakan dati umat muslim menerima apa yang
telah tertulis tanpa dasar apapun kecuali percaya. Keyakinan tersebut memilki tingkatan keimanan yang
sangat rapuh dari pengaruh luar. Dengan semakin pahamnya umat islam dalam memahami Al-qur`an
maka tidak akan mudah keyakinan mereka menjadi terombang-ambing dengan pemikiran-pemikiran baru
yang dimunculkan. Karena mereka tahu akan dasar apa dan paham akan kitab suci mereka.
Umat muslim cenderung bersifat eksklusif terhadap pemikiran luar padahal sangat berbeda dengan islam
dan ajrannya itu sendiri yang mana dalam kitab sucinya selalu mengulang-ulang kata “tahukan kamu“
atau kata-kata yang merujuk pada selalu mengkaji dan mengkaji isi dari Al-qur`an tersebut.
Dalam Q.S Ali Imron:
y‰Îgx© ª!$# ¼çm¯Rr&Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd èps3Í´¯»n=yJø9$#ur (#qä9′ré&ur ÉOù=Ïèø9$# $JJͬ!$s%
ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 Iw tm»s9Î) ž wÎ) uqèd â“ ƒ Í– yêø9$# ÞOŠÅ6yÛø9$# ÇÊÑÈ
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga menyatakan yang
demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.”
Banyaknya pemahaman umat islam saat ini yang serba instan sama sekali tidak mengindahkan kaedah-
kaedah yang berlaku. Banyak dari mereka selalu mempercayai apapun kata pendahulu mereka tanpa
mengetahui asal mula dari tafsiran ataupun kajian dengan basis islam. Padahal dengan jelas ayat diatas
menjelaskan akan mulianya orang-orang yang menuntut ilmu.
Penutup
Pada dasarnya islam memiliki keterbukaan secara meluas dalam mengkaji agamanya. Islam tidak
bersifat eksklusif tapi lebih besifat terbuka dalam mengkaji agamanya. Munculnya para pemikir orientalis
dengan pengkajian misalanya tentang Muhammad ataupun tentang Al-qur`an yang menjadi satu konsen
mereka memiliki satu pengaruh yang segnifikan terhadap islam. Justifikasi para nonmuslim yang
mengkaji Al-qur`an tidak harus serta merta kita menyalahkan tanggapan atau pikiran mereka. Kekeliruan
dalam memahami Al-Qur’an akibatnya akan fatal sebagaimana yang disabdakan Rasulullah: “Siapa yang
menafsiri AI-Quran dengan ra’yunya (akalnya), siapsiaplah untuk menempati tempat duduknya di
neraka.” (HR. Turmt,ldzi).
Daftar Pustaka:
Hanafi, A. Orientalisme Ditinjau Menurut Kacamata Agama (Al-qur`an Dan Hadist),Jakarta: Pustaka
Alhusna, 1981.
Amal, Adnan, Taufik, dan Pangabean, Rizal, Syamsul, Tafsir Kontekstual Al-Qur`an Sebuah Kerangka
Konseptual, Bandung: Mizan, 1989.
Shihab Umar, Editor Noer M. Hasan, Kontekstualitas Al-Qur`an Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Al-Qur`an,
Jakarta: PT. Penamadani, 2003.
Ushama Thameem, Penerjemah Basri Hasan, Metodologi Tafsir Al-qur`an: Kajian Kritis, Objektif dan
Komprehensif, Jakarta: Riora Cipta, 2000.

More Related Content

What's hot

Spi andalusia
Spi andalusiaSpi andalusia
Spi andalusiaLtfltf
 
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by AbdillahPengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillahabdillahmandar
 
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)Rizal Fuadi Muhammad
 
Bab 6 perkembangan islam masa daulah bani umayyah di andalusia
Bab 6 perkembangan islam masa daulah bani umayyah di andalusiaBab 6 perkembangan islam masa daulah bani umayyah di andalusia
Bab 6 perkembangan islam masa daulah bani umayyah di andalusiahadisukmo
 
Peperangan di zaman rasulullah SAW
Peperangan di zaman rasulullah SAWPeperangan di zaman rasulullah SAW
Peperangan di zaman rasulullah SAWNur Fauzi
 
Kesahihan kitab-kitab samawi terdahulu dan kaitannya dengan Al-Quran
Kesahihan kitab-kitab samawi terdahulu dan kaitannya dengan Al-Quran Kesahihan kitab-kitab samawi terdahulu dan kaitannya dengan Al-Quran
Kesahihan kitab-kitab samawi terdahulu dan kaitannya dengan Al-Quran Najwa Norizam
 
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)Mush'ab Abdurrahman
 
Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam LBB. Mr. Q
 
Inovasi dalam Al-Quran
Inovasi dalam Al-QuranInovasi dalam Al-Quran
Inovasi dalam Al-Quran8arbi8
 
Studi islam dalam tradisi orientalisme
Studi islam dalam tradisi orientalismeStudi islam dalam tradisi orientalisme
Studi islam dalam tradisi orientalismeRia Sari
 
Pengurusan strategik dari perspektif islam
Pengurusan strategik dari perspektif islamPengurusan strategik dari perspektif islam
Pengurusan strategik dari perspektif islamKamarudin Jaafar
 
Imam ghazali
Imam ghazaliImam ghazali
Imam ghazalifirdurs
 

What's hot (20)

Spi andalusia
Spi andalusiaSpi andalusia
Spi andalusia
 
Agama islam orientalisme
Agama islam   orientalismeAgama islam   orientalisme
Agama islam orientalisme
 
Bab II Dakwah Islam di Nusantara.pptx
Bab II Dakwah Islam di Nusantara.pptxBab II Dakwah Islam di Nusantara.pptx
Bab II Dakwah Islam di Nusantara.pptx
 
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by AbdillahPengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
PengaruhPeradaban Islam di Eropa by Abdillah
 
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
خَفْضُ الصَّوْتِ (Merendahkan Suara)
 
Bab 6 perkembangan islam masa daulah bani umayyah di andalusia
Bab 6 perkembangan islam masa daulah bani umayyah di andalusiaBab 6 perkembangan islam masa daulah bani umayyah di andalusia
Bab 6 perkembangan islam masa daulah bani umayyah di andalusia
 
Dustur
DusturDustur
Dustur
 
Wewenang Khalifah
Wewenang KhalifahWewenang Khalifah
Wewenang Khalifah
 
Peperangan di zaman rasulullah SAW
Peperangan di zaman rasulullah SAWPeperangan di zaman rasulullah SAW
Peperangan di zaman rasulullah SAW
 
Kesahihan kitab-kitab samawi terdahulu dan kaitannya dengan Al-Quran
Kesahihan kitab-kitab samawi terdahulu dan kaitannya dengan Al-Quran Kesahihan kitab-kitab samawi terdahulu dan kaitannya dengan Al-Quran
Kesahihan kitab-kitab samawi terdahulu dan kaitannya dengan Al-Quran
 
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
 
Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam Pengantar Studi Islam
Pengantar Studi Islam
 
Zaman kegelapan
Zaman kegelapanZaman kegelapan
Zaman kegelapan
 
Inovasi dalam Al-Quran
Inovasi dalam Al-QuranInovasi dalam Al-Quran
Inovasi dalam Al-Quran
 
Studi islam dalam tradisi orientalisme
Studi islam dalam tradisi orientalismeStudi islam dalam tradisi orientalisme
Studi islam dalam tradisi orientalisme
 
IMAN DAN TAQWA
IMAN DAN TAQWAIMAN DAN TAQWA
IMAN DAN TAQWA
 
Pengurusan strategik dari perspektif islam
Pengurusan strategik dari perspektif islamPengurusan strategik dari perspektif islam
Pengurusan strategik dari perspektif islam
 
Imam ghazali
Imam ghazaliImam ghazali
Imam ghazali
 
Aliran maturidiyah
Aliran maturidiyahAliran maturidiyah
Aliran maturidiyah
 
Ghozwul fikri
Ghozwul fikri Ghozwul fikri
Ghozwul fikri
 

Viewers also liked

Penjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-IslamPenjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-IslamAdotbdotz Sokawati
 
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke KhayalanAjaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke KhayalanAhmadi Muslim
 
makalah perang salib, Rifki Aminuddin
makalah perang salib, Rifki Aminuddinmakalah perang salib, Rifki Aminuddin
makalah perang salib, Rifki AminuddinRifki Aminuddin
 
Al-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi OrientalisAl-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi OrientalisQosim Nursheha
 
An Introduction of Orientalism (Post Colonialism Literature)
An Introduction of Orientalism (Post Colonialism Literature)An Introduction of Orientalism (Post Colonialism Literature)
An Introduction of Orientalism (Post Colonialism Literature)bhumivajani88
 

Viewers also liked (10)

Orientalism
OrientalismOrientalism
Orientalism
 
Penjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-IslamPenjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
Penjelasan Sebenarnya Tentang-Islam
 
PPKN Bab 2
PPKN Bab 2PPKN Bab 2
PPKN Bab 2
 
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke KhayalanAjaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
Ajaran Kristen Perjalanan Dari Kenyataan Ke Khayalan
 
makalah perang salib, Rifki Aminuddin
makalah perang salib, Rifki Aminuddinmakalah perang salib, Rifki Aminuddin
makalah perang salib, Rifki Aminuddin
 
Kritik hadits (2)
Kritik hadits (2)Kritik hadits (2)
Kritik hadits (2)
 
4. revolusi industri
4. revolusi industri4. revolusi industri
4. revolusi industri
 
Al-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi OrientalisAl-Quran dalam Studi Orientalis
Al-Quran dalam Studi Orientalis
 
Sejarah Peradaban Islam - Perang Salib
Sejarah Peradaban Islam - Perang SalibSejarah Peradaban Islam - Perang Salib
Sejarah Peradaban Islam - Perang Salib
 
An Introduction of Orientalism (Post Colonialism Literature)
An Introduction of Orientalism (Post Colonialism Literature)An Introduction of Orientalism (Post Colonialism Literature)
An Introduction of Orientalism (Post Colonialism Literature)
 

Similar to Asal Usul Orientalisme

metodologi studi islam
metodologi studi islammetodologi studi islam
metodologi studi islamAkhmad Muzaka
 
1107-3036-1-PB.pdf
1107-3036-1-PB.pdf1107-3036-1-PB.pdf
1107-3036-1-PB.pdfahmad219599
 
Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, PluralismeSekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, PluralismeSuardi Al-Bukhari
 
Dr. budi handrianto (kritik terhadap sains barat modern perspektif nasr)
Dr. budi handrianto (kritik terhadap sains barat modern perspektif nasr)Dr. budi handrianto (kritik terhadap sains barat modern perspektif nasr)
Dr. budi handrianto (kritik terhadap sains barat modern perspektif nasr)Edi Awaludin
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Meninjau Pemikiran Edward Wadie Said Dalam Orientalism: Perihal Konstruksi Ba...
Meninjau Pemikiran Edward Wadie Said Dalam Orientalism: Perihal Konstruksi Ba...Meninjau Pemikiran Edward Wadie Said Dalam Orientalism: Perihal Konstruksi Ba...
Meninjau Pemikiran Edward Wadie Said Dalam Orientalism: Perihal Konstruksi Ba...Syed Ahmad Fathi
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesiaMarhamah Saleh
 
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat IlmuSejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat IlmuMunawwarah Nasir
 
Fisafat Patristik Timur dan Patrtistik Barat.docx
Fisafat Patristik Timur dan  Patrtistik Barat.docxFisafat Patristik Timur dan  Patrtistik Barat.docx
Fisafat Patristik Timur dan Patrtistik Barat.docxZukét Printing
 
Fisafat Patristik Timur dan Patrtistik Barat.pdf
Fisafat Patristik Timur dan  Patrtistik Barat.pdfFisafat Patristik Timur dan  Patrtistik Barat.pdf
Fisafat Patristik Timur dan Patrtistik Barat.pdfZukét Printing
 
Titik temu islam kristen
Titik temu islam kristenTitik temu islam kristen
Titik temu islam kristenIdul Choliq
 
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdfAhmadIlhamRiwaldi
 
Komparasi Filsuf muslim klasik dan filsuf muslim modern.pdf
Komparasi Filsuf muslim klasik dan filsuf muslim modern.pdfKomparasi Filsuf muslim klasik dan filsuf muslim modern.pdf
Komparasi Filsuf muslim klasik dan filsuf muslim modern.pdfIrfan Pathurahman
 
tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamInggrid Cliquers
 
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDFMELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDFRusdhyAn
 

Similar to Asal Usul Orientalisme (20)

metodologi studi islam
metodologi studi islammetodologi studi islam
metodologi studi islam
 
1107-3036-1-PB.pdf
1107-3036-1-PB.pdf1107-3036-1-PB.pdf
1107-3036-1-PB.pdf
 
Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, PluralismeSekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
 
Dr. budi handrianto (kritik terhadap sains barat modern perspektif nasr)
Dr. budi handrianto (kritik terhadap sains barat modern perspektif nasr)Dr. budi handrianto (kritik terhadap sains barat modern perspektif nasr)
Dr. budi handrianto (kritik terhadap sains barat modern perspektif nasr)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Meninjau Pemikiran Edward Wadie Said Dalam Orientalism: Perihal Konstruksi Ba...
Meninjau Pemikiran Edward Wadie Said Dalam Orientalism: Perihal Konstruksi Ba...Meninjau Pemikiran Edward Wadie Said Dalam Orientalism: Perihal Konstruksi Ba...
Meninjau Pemikiran Edward Wadie Said Dalam Orientalism: Perihal Konstruksi Ba...
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia
 
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat IlmuSejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
 
3 93-1-pb
3 93-1-pb3 93-1-pb
3 93-1-pb
 
Fundmentalisme
FundmentalismeFundmentalisme
Fundmentalisme
 
Fisafat Patristik Timur dan Patrtistik Barat.docx
Fisafat Patristik Timur dan  Patrtistik Barat.docxFisafat Patristik Timur dan  Patrtistik Barat.docx
Fisafat Patristik Timur dan Patrtistik Barat.docx
 
Fisafat Patristik Timur dan Patrtistik Barat.pdf
Fisafat Patristik Timur dan  Patrtistik Barat.pdfFisafat Patristik Timur dan  Patrtistik Barat.pdf
Fisafat Patristik Timur dan Patrtistik Barat.pdf
 
Islamisasi sains dan penolakan fazlur rahman
Islamisasi sains dan penolakan fazlur rahmanIslamisasi sains dan penolakan fazlur rahman
Islamisasi sains dan penolakan fazlur rahman
 
Titik temu islam kristen
Titik temu islam kristenTitik temu islam kristen
Titik temu islam kristen
 
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
14. Buku Studi Islam Interdisipliner - Editor 2015.pdf
 
Komparasi Filsuf muslim klasik dan filsuf muslim modern.pdf
Komparasi Filsuf muslim klasik dan filsuf muslim modern.pdfKomparasi Filsuf muslim klasik dan filsuf muslim modern.pdf
Komparasi Filsuf muslim klasik dan filsuf muslim modern.pdf
 
tantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islamtantangan islam menurut filsafat islam
tantangan islam menurut filsafat islam
 
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDFMELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
MELIHAT FILSAFAT DALAM ZAMAN KEGELAPAN PDF
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Asal Usul Orientalisme

  • 1. Asal Usul Orientalisme Istilah “Timur” biasanya digunakan dalam tiga pengertian. Salah satu artinya yang paling kuno adalah suatu persepsi yang mengingatkan orang-orang Eropa mengenai khayalan, tempat berbagai petualangan mengagumkan, kenangan, dan negeri yang ajaib, serta berbagai pengalaman unik dan aneh. Sebagian lagi memahami “Timur” sebagai negeri-negeri jajahan negara-negara Eropa yang paling luas, paling kaya, dan tertua. Namun sebagian lagi menganggap “Timur” sebagai tempat dengan beragam peradaban dan bahasa yang menjadi rival budaya Barat dan dari sisi kultural mesti dijadikan sebagai lawan dari peradaban Barat. Munculnya istilah orientalisme dari sisi kultural, berawal dari latar budaya Barat. Definisi orientalisme yang paling sederhana adalah pengetahuan tentang Timur di lingkungan ilmiah yang dilakukan para sosiolog, sejarawan, pakar bahasa dan antropolog. Atau lebih tepatnya lagi, orientalisme adalah sejenis gaya pemikiran yang berlandaskan pada prinsip perbedaan antara Barat dan Timur. Kajian mengenai perbedaan Timur dan Barat merupakan titik awal munculnya beragam teori sosial, politik, dan budaya di ranah orientalisme. Berasal dari kata-kata perancis “Orient” yang berarti “timur”, kata-kata dan tersebut berarti ‘ilmu-ilmu’ yang berhubungan dengan dunia timur. Orang-orang yang mempelajari atau mendalami ilmu-ilmu tersebut disebut orientalist atau ahli ketimuran. Orientalis adalah segolongan sarjana-sarjana barat yang mendalami bahasa-bahasa dunia timur dan kesusastraannya, dan mereka juga mennaruh perhatian besar terhadap agama-agama dunia timur, sejarahnya, adat istiadatnya dan ilmu-ilmunya. Hubungan dunia barat dengan dunia timur telah dimulai sejak masa kejayaan dunia timur, yaitu ketika dunia timur ini penuh dengan pusat-pusat ilmu pengetahuan, perpustakaan dan buku-buku berharga. Orang-orang barat pada waktu itu belajar pada ulama-ulama timur, pada filosif-filosofnya dan pada ahli matematikanya.Orientalis adalah gelombang pemikiran yang mencerminkan berbagai studi ketimuran yang islami. Yang dijadikan objek studi ini mencangkup peradapan agama seni sastra bahasa dan kebudayaan. Akar Pemikiran dan Sifat Idiologinya Sebenarnya orientalisme adl akibat gesekan yg terjadi antara Timur dan Barat pada masa Perang Salib melalui delegasi-delegasi resmi ataupun melalui perjalanan- perjalanan. Pendorong utamanya adl teologi Nasrani yg berambisi menghancurkan Islam dari dalam dgn cara tipu daya dan kecurangan. Pada masa-masa terakhir ini orientalisme bagaimanapun juga mulai tampak melepaskan diri dari belenggu tersebut dan beralih mendekati semangat ilmiah. Penyebaran dan Kawasan Pengaruhnya Barat merupakan arena gerakan kaum orientalis. Mereka terdiri atas orang-orang Jerman Inggris Prancis Belanda dan Hongaria. Mereka sebagian muncul di Italia dan Spanyol. Sekarang Amerika merupakan pusat orientalisme dan pengkajian Islam. Pemerintah lembaga-lembaga ekonomi yayasan dan bahkan gereja tidak segan-segan menguras dana keuangan dan dukungan. Mereka menyediakan fasilitas untuk pengkajian keislaman di universitas-universitas sampai jumlah orientalis menjadi ribuan orang. Gerakan orientalisme diciptakan untuk mengabdi kepada gerakan Kristenisasi dan penjajahan. Terakhir gerakan ini dimanfaatkan kaum Yahudi dan Zionisme untuk
  • 2. kepentingannya dalam rangka melumpuhkan Timur dan menancapkan dominasinya baik langung maupun tidak lansung. Pengaruh Orientalisme Terhadap Islam Pada dasarnya tidak seluruhnya orientalis mempunyai visi dan misi yang sama, artinya tidak semua orientalis memusuhi dan berhasrat untuk menghancurkan Islam melainkan terdapat pula orientalis yang jujur, tidak memutarbalikkan fakta sehingga karya- karyanya bernilai positif dan tidak terdapat fitnah terhadap agama Islam, tetapi ada juga orientalis yang sengaja ingin menghancurkan umat Islam dengan menyebarkan fitnah dan keragu-raguan terhadap umat Islam serta memutarbalikan dan memanipulasi hukum Islam. Adanya gelombang pemikir orientalis ini mempengaruhi dan memberikan andil besar dalam membentuk persepsi barat terhadap islam dan dunia islam. Dengan banyaknya motivasi-motivasi para orientalisme yang oleh sebagian muslim menyatakan bahwa tujuan mereka adalah menghancurkan islam. Anggapan ini tidak serta merta muncul begitu saja, anggapan ini muncul karena adanya fakta dan fenomena dari para pemikir orientalis ini yang mana memiliki orientasi dan motivasi dengan latar belakang agama. Dengan tujuan yaitu menumbuhkan keragu-raguan terhadap keyakinan umat atas kerasulan Muhammad sebagai salah satu contonya. Ataupun mencari titik-titik kesalahan dalam Al-qur`an agar umat islam tidak lagi mempercayai akan keabsahan Al-qur`an. Pengaruh-pengaruh negative yang dimuncukan oleh sebagian pemikir orientalis menjadikan banyak pertentangan dan perdebatan panjang dalam umat muslim dalam mempercayai pemikir-pemikir islam. Dalam contoh utamanya dimana pengaruhnya terhadap studi Al-qur`an yang dikembangkan oleh kaum Oreintalis. Yang mana mengembangkan penafsiran Al-qur`an hanya bermodalkan pengetahuan mereka dan menyamakan dengan hermenuitik injil. Para orientalis mengatakan bahwasanya sudah tiba saat dimana umat muslim mengkritisi Al-qur`an sebagaimana mereka mengkritisi kitab suci mereka. Kurt Aland dan Barbara Aland, dalam The Text of the New Testament (Michigan: Grand Rapids, 1995) mengatakan bahwa sampai pada permulaan abad ke empat, teks perjanjian baru dikembangkan secara leluasa. Artinya, banyak yang melakukan koreksi. Demikian pula Saint Jerome, seorang rahib Katolik Roma yang belajar teologi, megeluhkan fakta banyaknya penulis Bible yang diketahui bukan menyalin perkataan yang mereka temukan, tetapi menuliskan apa yang mereka pikir sebagai maknanya. Sehingga mereka bukan membetulkan kesalahan akan tetapi menambah kesalahan. Background-background yang dilatar belakangi oleh pemikiran atas dasar kekecewaan akan kitab suci mereka sehingga dibawa kepada kritikan-kritikan terhadap keabsahan Al-qur`an sehingga memunculkan spekulasi yang bermakna negative. Yaitu menjatuhkan Al-qur`an sebagai kitab suci islam. Latar belakang
  • 3. yang dari awal sudah tidak sesuai dengan tujuan dalam mengkaji Al-qur`an ini mengakibatkan pengaruh- pengaruh buruk dalam islam. Pengaruh yang buruk dalam pengkajian Al-qur`an oleh kaum oorientalis ini menjadikan umat islam tidak mempercayai 100 persen kajian ataupun tafsiran ilmu-ilmu yang dikaji oleh pemikir-pemikir orientalis. Karena munculnya kecurugaan-kecurigaan terhadap para orientalis dalam subjektivitas keilmuan yang mereka sumbangkan. Pengaruh yang muncul tidak serta merta mempengaruhi pemikir-pemikir islam Pemikir-pemikir islam pada awalnya memiliki satu pemikiran yang negative tentang kajian dan kritikan terutama tentang Al-qur`an dan bahkan akidah. Akan tetapi para pemikir ini memiliki celah untuk membangun islam lewat pemikiran islam. Mereka menggunakan jawaban-jawaban yang ilmiah dan dasar pengetahuan yang luas dalam menjawab persoalan yang diajukan oleh pemikir-pemikir orientalis. Orientalis dalam pandangan agama meski tidak selalu membawa dampak positif terhadap islam akan tetapi memberikan satu pencerahan terhadap islam agar mendalami agama mereka dan bahkan menghilangkan keragu-raguan dan ketidakpercayaan mereka terhadap islam. Bagian-bagian positif dalam islam tidak selalu muncul dengan gamblang dan jelas. Sisi positif muncul setelah adanya dampak negative yang memang telah muncul. Pengaruh-pengaruh negative yang memunculkan pemikir-pemikir islam dalam mengkritisi paham yang diajukan oleh kaum orientalis. Dan tidak selalu para orientalis memusuhi apa yang menjadi konsennya tersebut. Banyak para orientalis telah mengabdikan diri mereka terhadap pembahasan-pembahasan keilmuan. Meskipun corak penelitian mereka belum tentu sama dengan corak peneliti-peneliti islam akan tetapi sesuai dengan backgruod yang mereka pelajari sebelumnya. Ini menjadi penyebab utama penelitian mereka cenderung baerbanding terbalik dengan peneliti-peneliti islam. Seperti contoh terbesar sumbangan mereka adalah Enciklopedia of Islam, dimana mereka bekerja sama dan saling membantu dalam menerbitkannya, masing-masing menurut keahliannya. Karya tersebut dipublikasikan untuk pertama kalinya tahun 1908 dalam beberapa jilid, dan sejak beberapa tahun yang lalu diulangi lagi penerbitannya dengan mendapat bantuan pula dari sarjana-sarjana dunia timur. Dan telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Hal ini tidak bisa dielakkan lagi bahwa para orientalis memilki peranan penting dalam mengembangkan keilmuan islam. Meskipun dunia islam juga harus meneliti ulang spekulasi mereka terhadap hasil penelitian mereka. Karena mereka para orientalis mengedepankan factor pemikiran mereka dan terkadang tidak sejalan dengan islam dan bahkan bertentangan. Sedangkan tanggapan mengenai orientalisme yang muncul dari kalangan Islam dapat dibedakan dalam dua bagian. Yaitu, kalangan yang dengan tegas menolak kajian-kajian yang dilakukan oleh orientalis dan kelompok yang dapat menerima jika memberi manfaat bagi Islam. Untuk menyebut salah seorang dari kelompok pertama adalah Mazin bin Shalah Muthabaqani, seorang guru besar orientalisme di Arab Saudi. Penolakan yang dilakukan Muthabaqani ini didasarkan pada pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh orientalisme, yaitu :
  • 4. Pertama pengaruh aqidah : berupa lahirnya generasi sekuler, baik di kalangan intelektual, pemerintah, militer, maupun orang awam di Dunia Islam. Mereka semuanya menjadi satu arus dan trend yang meneriakkan pemisahan agama dari kehidupan. Padahal aqidah ini sangat bertolak belakang dengan aqidah Islam yang terikat dengan segala bidang kehidupan dengan seperangkat hukum-hukum syariahnya. Pengaruh lainnya, adalah merebaknya kecenderungan terhadap ide-ide marjinal yang menyimpang dari aqidah Islam, seperti tasawuf Ibnu Arabiy (wahdatul wujud) yang mendapat perhatian khusus dari kalangan orientalis. Kedua, pengaruh sosial : karena didorong kebenciannya terhadap Islam dan umat Islam, kalangan orientalis berusaha mencari faktor yang dapat merusak soliditas masyarakat muslim. Contohnya, di Aljazair, orientalis menghapuskan kepemilikan umum (atas tanah publik) yang akhirnya membuat terpecah belahnya beberapa kabilah. Padahal sebelumnya mereka hidup rukun dan damai dengan konsep kepemilikan umum yang ada dalam ajaran Islam. Pengaruh sosial lainnya adalah terancamnya keutuhan keluarga, karena kaum orientalis menaruh perhatian besar pada ide-ide gender dan feminisme yang membodohi sekaligus memprovokasi kaum muslimah untuk memberontak terhadap hukum-hukum Islam tetang pengaturan keluarga (misalnya masalah ketaatan kepada suami, nafkah, dan hak cerai). Ketiga, pengaruh politik-ekonomi : mempropagandakan sistem demokrasi dan dikatakannya sebagai sistem politik paling ideal untuk umat manusia. Pada saat yang sama, mereka menyerang dan menjelek - jelekkan sistem politik Islam, yaitu khilafah. Thomas W. Arnold, misalnya, menuding bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khaththab dapat menjadi khalifah, lantaran keduanya telah melakukan suatu persekongkolan. Orientalis lain, Bernard Lewis, menyatakan bahwa sistem politik Islam adalah sistem diktator yang memaksakan ketundukan dan kehinaan atas bangsa-bangsa muslim. Bahkan lebih dari itu, Bernard Lewis menganggap sistem politik Islam menyerupai sistem komunis dalam hal kediktatoran dan kesewenang-wenangannya. Sementara itu dalam bidang ekonomi, orientalis mempropagandakan system ekonomi kapitalis dan sosialis. Pada saat yang sama, mereka menyerang sistem ekonomi Islam. Keempat, pengaruh budaya-pemikiran: cara pandang atau perspektif orientalis telah menjadi sumber pemahaman bagi umat untuk memahami Islam, setelah sebelumnya umat Islam hanya menggunakan cara pandang dari Al-Qur`an dan As-Sunnah, menurut tuntunan para ulama muslim. Umat Islam kini meyakini demokrasi, sebagai ganti dari keyakinan terhadap sistem politik Islam (khilafah). Umat Islam lebih meyakini sistem ekonomi kapitalisme, daripada sistem ekonomi Islam. Demikian pula cara pandang orientalis di bidang ilmu sosiologi, psikologi, sejarah, dan sebagainya telah mengisi, memenuhi, sekaligus meracuni otak generasi muda Islam, yang sebelumnya terisi dengan pemikiran-pemikiran Islam yang cemerlang. Kalangan lainnya yang melakukan penolakan terhadap obyektivitas kajian orientalis ini muncul dalam bentuk nativisme (pandangan yang menyatakan bahwa natives atau pelaku adalah satu-satunya yang mengetahui tentang dirinya). Pandangan ini di antaranya dikemukakan Mahmud Shakr yang berpendapat bahwa untuk dapat memahami Islam seseorang harus menjadi Muslim dahulu, karena Islam sebagai agama juga terekspresi dalam bentuk budaya dan bahasa. Pijakan ini mendorong Shakr untuk tidak melihat adanya kebenaran dalam karya orientalis tentang Islam maupun Arab. Baginya, orientalis yang berlatar belakang budaya Barat dan beragama non Islam tidak mungkin dapat mengerti tentang Islam.
  • 5. Pandangan ini sebenarnya cukup umum di kalangan umat Islam. Kelebihannya adalah kemampuan Shakr untuk menerjemahkan penolakannya terhadap Barat dalam rumusan dan kaidah ilmiah. Di samping itu, Aijaz Ahmed juga menolak kajian-kajian orientalisme karena penyelidikan- penyelidikannya kemudian memunculkan dikotomi antara Barat dan Timur. Lebih lanjut, hasil kajian Barat melalui orientalisme menciptakan teori Dunia Ketiga (third world) yang membagi-bagi dunia menjadi tiga kategori wilayah, yaitu negara maju, sedang berkembang dan negara miskin. Padahal menurutnya, dunia ini hanya satu, bukan tiga sebagaimana kategori Barat, dan dunia yang satu ini termasuk di dalamnya pengalaman kolonisasi dan imperialisasi yang dilakukan Barat. Kelompok kedua yang memberi tanggapan atas kajian orientalis adalah kalangan yang dapat menerima jika upaya tersebut bermanfaat bagi Islam. Kalangan ini biasanya melandaskan pendirian dan penilaiannya mengenai orientalisme berdasarkan ilmu pengetahuan atau ilmiah. Menurut mereka, cukup banyak karya tulis kaum orientalis yang berisi informasi dan analisis obyektif tentang Islam dan ummatnya, karena memang tidak semua karya orientalis bertolak belakang dengan Islam melainkan hanya sebagian kecilnya saja. Salah satu contohnya adalah Maryam Jamilah yang menyatakan bahwa orientalisme tidak sama sekali buruk. Sejumlah pemikir besar di Barat, kata Jamilah, telah menghabiskan umurnya untuk mengkaji Islam lantaran mereka secara jujur tertarik terhadap kajian-kajian itu. Tanpa usaha mereka, banyak di antara pengetahuan berharga dalam buku-buku Islam kuno akan hilang tanpa bekas atau tidak terjamah orang. Para orientalis dari Inggris seperti mendiang Reynold Nicholson dan Arthur J. Arberry berhasil menulis karya penting berupa penerjemahan karya-karya Islam klasik sehingga terjemahan-terjemahan itu untuk pertama kalinya dapat dikaji oleh para pembaca di Eropa. Menurut Jamilah, pada umumnya para orientalis itu benar-benar menekuni pekerjaan penerjemahan ini. Mereka yang cenderung membatasi cakupan pengkajiannya hanya pada deskripsi, kadang-kadang berhasil menulis buku-buku yang sangat bermanfaat, informatif dan membuka cakrawala pemikiran baru. Persoalan timbul pada saat mereka melangkah terlalu jauh dari batas-batas yang benar dan berusaha menafsirkan Islam dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Dunia Islam berdasarkan pandangan- pandangan pribadi yang tidak cocok. Contoh lainnya dari kalangan Islam kelompok kedua ini adalah Muhammad Abdul Rauf, yang tidak begitu saja menyamaratakan karya-karya orientalis Barat. Baginya tidak semua karya orientalis harus ditolak dan dianggap tidak berguna, sebab di antara mereka terdapat orientalis yang jujur (fair-minded orientalist). Rauf tidak menafikan adanya bias serta distorsi yang muncul dari kalangan orientalis. Namun peristiwa semacam ini hanya terjadi jika orientalis yang menulis bersikap tidak jujur. Asaf Hussain, sependapat dengan Abdul Rauf bahwa sebagian orientalis memang bermaksud untuk mendiskreditkan Islam. Beberapa di antaranya adalah Duncan Mac Donald yang secara eksplisit menginginkan kehancuran Islam.
  • 6. Begitu juga dengan Guilbert de Nogent yang begitu tinggi keinginannya untuk menghancurkan Islam. Bahkan untuk tujuan ini, de Nogent secara terang-terangan merasa tidak perlu lagi menggunakan data untuk berbicara tentang Islam. Baginya berbicara apapun tentang Islam tetap sah adanya, sebab siapapun bebas berbicara tentang keburukan seseorang yang kejahatannya sudah melampaui kejahatan apapun di dunia. Jika demikian banyak kalangan sepakat bahwa orientalis seperti ini sudah keluar dari etika akademik dan keilmuan yang diakui secara universal, yang tujuannya tidak lain adalah untuk mendiskreditkan Islam. Kritik terhadap para Orientalis : Para orientalis tidak terlepas dari fanatic agama atau fanatic rasial. Oleh karena itu pembahasan- pembahasan mereka penuh dengan kekeliruan dan bahkan kebohongan yang disengaja, di mana para pembacanya harus berhati-hati. Bahkan banyak persoalan bahasa dan kesusasteraan serta sejarah yang disalah gunakan dari kebenaran. Dalam pembahasan-pembahasan di Encyclopedia of islam kesalahan- kesalahan mereka lebih menonjol lagi, terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan soal keagamaan murni. Dalam kaitannya tentang kaidah pemahaman Al-qur`an para orientalis sering tidak mengindahkannya. Karena dalam memahami A-qur`an tidak sembarang orang menginterpretasikan atau memaknai Al- qur`an dengan semaunya atau sesuai dengan pemikirannya karena berkaitan dengan keterbatas pikiran manusia itu sendiri. Karena Al-qur`an diturunkan dalam bahasa arab yang jelas maka kaidah yang diperlukan untuk memahaminya berpatokan pada kaidah bahasa tersebut. Seperti tersebut dalam Q.S Yusuf ayat 2. ¯$!RÎ) çm»oYø9t“ Rr$ &ºRºuäö•è% $wŠÎ/t•tã öNä3¯=yè©9 š cqè=É)÷ès? ÇËÈ “ Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” Sehingga orang yang ingin memahami kaedah dengan benar, ia harus menguasai kaidah bahasa arab yang meliputi ilmu nahwu, sharaf, balaghoh, maani dan lain-lain. Pemahaman dalam ilmu-ilmu tersebut bersifat mutlak. Sebab jika tidak, hasil pemahamannya terhadap Al-qur`an ia rubah dengan seenaknya. Apabila ada tindakan yang dilaukan oleh pemikir orientalis dalam menafsirkan Al-qur`an tidak sesuai dengan kaidah yang dianjurkan maka sudah pasti orientalis tersebut memilki niatan untuk mengahncurkan Al-qur`an dan menimbulkan adanya perpecahan agama. Setelah menguasai kaidah bahasa Arab, seseorang yang hendak memahami AI-Qur’an harus menguasai kaidah syar’iyah yang sudah disepakati oleh kaum muslimin. Kaidah tersebut meliputi: l memahami Al-Qur’an dengan Al-Qur’an. Inilah penafisaran Al-Qur’an yang tertinggi. Seperti tercantum dalam Q.S An Nakhl ayat 64:
  • 7. $!tBur $uZø9t“ Rr&y7ø‹ n=tã |=»tGÅ3ø9$# ž wÎ) tûÎiüt7çFÏ9 ÞOçlm; “ Ï%©!$# (#qàÿn=tG÷z$# ÏmŠÏù “ Y‰èdur ZpuH÷qu‘ ur 5Qöqs)Ïj9 š cqãZÏB÷sãƒÇÏÍÈ “Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” l memahami Al-Qur’an dengan Sunnah. Dalilnya firman Allah Q.S Ali Imron ayat 18.: y‰Îgx© ª!$# ¼çm¯Rr&Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd èps3Í´¯»n=yJø9$#ur (#qä9′ré&ur ÉOù=Ïèø9$# $JJͬ!$s% ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 Iw tm»s9Î) ž wÎ) uqèd â“ ƒ Í– yêø9$# ÞOŠÅ6yÛø9$# ÇÊÑÈ “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.Anehnya, banyak kalangan yang mengaku Islam tapi menolak hadits Nabi SAW dengan alasan kebenarannya tidak mutlak. Sungguh penolakan ini sangat berbahaya. Tan pa hadits Nabi SAW, kita tidak bisa melaksanakan shalat, puasa, haji dan sebagainya karena secara teknis tidak diterangkan dalam Al-Qur’an. l bila tidak juga ditemukan Sunnah yang menerangkai ayat tersebut, langkah selanjutm dicarikan perkataan dari sahabat, salnya dari tim pencatat wahyu yang memang diakui Nabi SAW sebagai hablul ummah (penyambung ummat) yaitu Abdullah bin Abbas (Tafsir Ibn Abbas),juga sahabat yang lain seperti Abdullah bin Mas’ud dan lain-lain. Peran para sahabat tersebut tidak bisa diremehkan karena mereka mengetahui betul teks dan konteks ayat diturunkan. Belum lagi, mereka sebagai generasi pertama menghafal Alquran yang tsubut (percaya). Mengingkari peran para sahabat sama saja memo-tong mata rantai tafsir Al-Qur’an. l bila tidak ada perkataan sahabat mengenai tafsir sebuah ayat, maka kita melacaknya dari perkataan para tabi’in, seperti Hasan Basri, Ibnu Qatadah,Mujahid,dan lain-lain.Mereka adalah para pengikut sahabat yang setia sehingga kepercayaannya terjamin dan pantas diikuti oleh generasi kemudian. l setelah perkataan generasi tabi’in pun tidak ada, baru dicarikan pendapat para imam,seperti Syafi’i,Maliki, Hanbali, Hanafi, dan sebagainya. Edward Saeed, penulis Palestina yang telah bertahun-tahun melakukan riset mengenai negara-negara kolonialis dan negeri-negeri jajahannya, menyatakan, “Dalam pemetaan Timur dan Barat, Islam, serta agama dan kepercayaan sebagian masyarakat Timur diperkenalkan. Namun pengertian Islam yang diperkenalkan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan hakikat Islam yang sebenarnya. Sekitar satu setengah miliar pemeluk, jutaan kilometer persegi wilayah, puluhan bangsa, pemerintahan, sejarah,
  • 8. geografi dan budayanya yang beragama tak satupun sesuai dengan pengertian mereka (Barat) tentang Islam”. Edward menambahkan, “Karekteristik yang dikaitkan dengan Islam oleh media-media Barat, umumnya berdasarkan analisa dari pandangan mereka sendiri ketimbang berlandaskan pada realitas agama besar (Islam) dan pengikutnya ini. Sebagai misal, pada saat koran New York Times mengabarkan tentang semangat perlawanan sengit rakyat Iran menghadapi agresi rezim Saddam ke Iran, koran ini hanya mengungkapkan hasrat kuat para pejuang Iran untuk membunuh. Pemberitaan semacam itu tentu akan dipahami secara dangkal oleh publik. Padahal dibalik itu terdapat bagian besar dari kenyataan yang tidak diketahui oleh sang reporter, tetap tersembunyi. Tidak adanya penguasaan bahasa untuk berdialog, ketidaktahuan tentang filosofi mati syahid dan prinsip-prinsip keyakinan dan nasional untuk membela tanah air merupakan sejumlah ketidaktahuan Barat yang berpengaruh terhadap penggambaran tentang Islam secara cacat”. Namun kesalahan mereka tampaknya dapat di mengerti, kalau di ingat mereka sebenarnya membahas agama orang lain beserta bahasa dan kesasteraannya. Secara jujur kita harus membedakan antara kebaikan dengan ketidakbaikan mereka, sehingga kita tidak akan menolak karya-karya dan pikiran mereka seluruhnya. Kritik Terhadap Muslim Banyak umat muslim sendiri tidak memahapi akan kaidah-kaidah dalam pemahaman baik agama atau secara specific tentang kitab suci yang mereka miliki. Kebanyakan dati umat muslim menerima apa yang telah tertulis tanpa dasar apapun kecuali percaya. Keyakinan tersebut memilki tingkatan keimanan yang sangat rapuh dari pengaruh luar. Dengan semakin pahamnya umat islam dalam memahami Al-qur`an maka tidak akan mudah keyakinan mereka menjadi terombang-ambing dengan pemikiran-pemikiran baru yang dimunculkan. Karena mereka tahu akan dasar apa dan paham akan kitab suci mereka. Umat muslim cenderung bersifat eksklusif terhadap pemikiran luar padahal sangat berbeda dengan islam dan ajrannya itu sendiri yang mana dalam kitab sucinya selalu mengulang-ulang kata “tahukan kamu“ atau kata-kata yang merujuk pada selalu mengkaji dan mengkaji isi dari Al-qur`an tersebut. Dalam Q.S Ali Imron: y‰Îgx© ª!$# ¼çm¯Rr&Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd èps3Í´¯»n=yJø9$#ur (#qä9′ré&ur ÉOù=Ïèø9$# $JJͬ!$s% ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 Iw tm»s9Î) ž wÎ) uqèd â“ ƒ Í– yêø9$# ÞOŠÅ6yÛø9$# ÇÊÑÈ “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga menyatakan yang
  • 9. demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Banyaknya pemahaman umat islam saat ini yang serba instan sama sekali tidak mengindahkan kaedah- kaedah yang berlaku. Banyak dari mereka selalu mempercayai apapun kata pendahulu mereka tanpa mengetahui asal mula dari tafsiran ataupun kajian dengan basis islam. Padahal dengan jelas ayat diatas menjelaskan akan mulianya orang-orang yang menuntut ilmu. Penutup Pada dasarnya islam memiliki keterbukaan secara meluas dalam mengkaji agamanya. Islam tidak bersifat eksklusif tapi lebih besifat terbuka dalam mengkaji agamanya. Munculnya para pemikir orientalis dengan pengkajian misalanya tentang Muhammad ataupun tentang Al-qur`an yang menjadi satu konsen mereka memiliki satu pengaruh yang segnifikan terhadap islam. Justifikasi para nonmuslim yang mengkaji Al-qur`an tidak harus serta merta kita menyalahkan tanggapan atau pikiran mereka. Kekeliruan dalam memahami Al-Qur’an akibatnya akan fatal sebagaimana yang disabdakan Rasulullah: “Siapa yang menafsiri AI-Quran dengan ra’yunya (akalnya), siapsiaplah untuk menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Turmt,ldzi). Daftar Pustaka: Hanafi, A. Orientalisme Ditinjau Menurut Kacamata Agama (Al-qur`an Dan Hadist),Jakarta: Pustaka Alhusna, 1981. Amal, Adnan, Taufik, dan Pangabean, Rizal, Syamsul, Tafsir Kontekstual Al-Qur`an Sebuah Kerangka Konseptual, Bandung: Mizan, 1989. Shihab Umar, Editor Noer M. Hasan, Kontekstualitas Al-Qur`an Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Al-Qur`an, Jakarta: PT. Penamadani, 2003. Ushama Thameem, Penerjemah Basri Hasan, Metodologi Tafsir Al-qur`an: Kajian Kritis, Objektif dan Komprehensif, Jakarta: Riora Cipta, 2000.