Tarbiyah Islamiyah adalah proses penyiapan manusia secara menyeluruh agar terbentuk kepribadian yang Islami melalui pendidikan agama, pengasuhan akhlak, dan penanaman nilai-nilai keislaman. Tujuannya adalah membentuk generasi yang beriman dan taat kepada Allah serta mampu memajukan umat. Sistem halaqoh dianggap paling efektif karena memungkinkan pengawasan dan bimbingan langsung dari guru.
2. 1. Aspek Internal Ajaran Islam
Rasul diutus oleh Allah ke dunia ini adalah
untuk mengeluarkan manusia dari
kejahiliyahan, dan menjadikannya sebagai
khairu ummah. Untuk melaksanakan tugas
ini, Rasulullah melaksanakan sebuah metode
pendidikan (tarbiyyah) yang bermula dari
tilawah, kemudian tazkiyyah, dan setelah itu
ta‟limul kitab wal hikmah (2:151, dan 62:2).
3. 2. Aspek Individu
a. Hakikat setiap jiwa manusia
membutuhkan pembinaan
b. Realitas ummat dewasa ini yang
terserang virus ghutsai (buih).
4. segi bahasa : Rabba-yarbu (tumbuh
berkembang), rabbiya-yarba (tumbuh secara
alami), rabba-yarabbu
(memperbaiki, meningkatkan).
secara istilah : memperbaiki sesuatu, menjaga serta
memeliharanya.
pengertian cara ideal dalam berinteraksi dengan fitrah
manusia, baik secara langsung (dengan kata-kata)
ataupun secara tidak langsung (dengan
keteladanan) untuk memproses perubahan dalam
diri manusia menuju kondisi yang lebih baik. Tarbiyah
Islamiyah berarti proses mempersiapkan orang
dengan persiapan yang menyenuh seluruh aspek
kehidupan meliputi jasmani, ruhani, dan akal pikiran.
5. secara ringkas tarbiyah islamiyah adalah
proses penyiapan manusia yang
saleh, yakni agar tercipta suatu
keseimbangan dalam
potensi, tujuan, ucapan, dan
tindakannya secara keseluruhan.
6. umum
membentuk manusia yang hanya
beribadah kepada Allah SWT dan
memakmurkan bumi hanya dengan
aturan-aturan Allah baik yang berupa
wahyu atau pun sunatullah, sehingga
lahir suasana kehidupan yang islami di
bumi ini.
7. tujuan khusus dari tarbiyah islamiyah, yaitu:
1. Terbentuknya Tashawur (persepsi) Islami
yang jelas.
2. Membentuk Syakhsiyah Islamiyah
(pribadi yang Islami).
8. Muwashofat Tarbiyah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah)
Ibadah yang benar (shahihul ibadah)
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq)
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi)
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri)
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi)
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi)
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi)
Memiliki kemampuan usaha sendiri (qodirun alal
kasbi)
Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi)
9. Membentuk generasi yang Islami
Merupakan kebutuhan manusia
Tarbiyah Islamiyah adalah suatu
kewajiban agama
11. dalam tarbiah dengan system halaqoh ini
didapatkan kearifan, kejelian, dan
langsung di bawah asuhan seorang
murabbi. Sehingga setiap kecenderungan
dan perubahan yang terjadi segera bisa
dipantau dan diarahkan oleh murabbi.
Sedang programnya bersumber dari
Kitabullah dan sunnah rasul, dengan jadwal
yang sudah diatur.
12. tarbiah melalui halaqoh merupakan „tujuan
yang terkandung dalam perangkat.‟
Demikian itu karena penyiapan seorang
individu secara islami, pematangan
mentalitas, pemikiran, aqidah, dan perilaku
merupakan aktivitas yang memerlukan
kesinambungan dan kontinuitas, sekaligus
menjadi tujuan abadi. Kendati sarana ini
termasuk perangkat, namun karena
kuatnya keterkaitan dengan
tujuan, mengharuskan system ini memiliki
kontinyuitas.
13. hanya sistem halaqoh yang mampu
memantapkan proses penyiapan
individu islami secara integral. Oleh
karenanya system ini harus tetap
berlanjut, meski daulah islam telah
berdiri karena ia yang akan menjadi
penyuplai kebutuhan pemerintahan
akan sumber daya manusia dengan
proses yang baik.
14. taruhlah pemerintah dapat menguasai
system pengajaran dan informasi,
namun keduanya tidak akan mampu
mentarbiyah. Meskipun tarbiah yang
integral, yang menanamkan dalam jiwa
sifat keutamaan, kesungguhan, dan
kepekaan terhadap tanggung jawab
memang berhubungan erat dengan
proses pengajaran dan informasi.
15. “Kamu adalah sebaik-baik ummah yang
dikeluarkan untuk manusia. Kamu
menyuruh berbuat kebaikan, melarang
berbuat kemungkaran dan kamu
beriman kepada Allah.” (Ali „Imran: 110)