1. Praktikum Kimia Dasar 2012
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
KONSEP ANALISIS KUANTITATIF
DAN PENGUKURAN pH
Oleh:
Nama
: Devi Ramadhani
NRP
: 123020315
Kelompok
:K
Meja
: 14 (Empat Belas)
Tanggal Percobaan : 01 Desember 2012
Asisten
: Vanidya Afsarah Permadi
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012
2. Praktikum Kimia Dasar 2012
KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH
Devi Ramadhani
123020315
Asisten : Vanidya Afsarah Permadi
Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui normalitas, molaritas dan persen suatu
zat dalam larutan. Mengetahui jenis larutan baku dan mengetahui cara membuat
larutan baku. Menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik, yaitu:
asidimetri dan alkalimetri. Mengetahui jenis indikator.
Prinsip Percobaan: Berdasarkan Teori Asam Basa Arrhenius yaitu asam adalah
zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan, sedangkan basa adalah zat
yang menghasilkan ion hodroksida. Berdasarkan Teori Asam Basa Bronsted
Lowry yaitu asam adalah sebagai donor proton (ion hidrogen) sedangkan basa
adalah sebagai akseptor proton (ion hidrogen). Berdasarkan Teori Asam Basa
Lewis yaitu asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas,
sedangkan basa adalah senyawa yang dapat memberi pasangan elektron bebas.
Metode Percobaan:
1. Asidimetri
Percobaan ke-1
“Duplo”
NNaOH...?
HCl XN 50 ml
25 ml H2C2O4 0.1 M + 2 tetes PP
Gambar 1. Metode Konsep Analisis Kuantitatif dan pengukran pH
3. Praktikum Kimia Dasar 2012
Percobaan ke-2
Percobaan ke-3
“Duplo”
NHCl...?
NaOH XN 50 ml
NaOH XN 50 ml
25 ml CH COOH (B) XN + 2 tetes PP
25 ml HCl XN + 2 tetes PP
3
2. Alkalimetri
Percobaan ke-1
Percobaan ke-2
“Duplo”
“Duplo”
NHCl...?
NNaOH...?
HCl XN 50 ml
HCl XN 50 ml
25 ml Na2B4O7 0.05 M + 2 tetes PP
25 ml NaOH XN + 2 tetes PP
Percobaan ke-3
“Duplo”
% Cuka ...?
NaOH XN 50 ml
25 ml CH3COOH (A)+ 2 tetes PP
Gambar 2. Metode Konsep Analisis Kuantitatif dan pengukran pH
4. Praktikum Kimia Dasar 2012
3. Pengukuran pH
Larutan A (Teh)
amati perubahan
warna setiap kertas
lakmus dan pH
Larutan B
(Natrium Benzoat)
amati perubahan
warna setiap kertas
lakmus dan pH
Larutan C
(Sabun Life Buoy)
amati perubahan
warna setiap kertas
lakmus dan pH
Larutan D
(Jus Mangga)
amati perubahan
warna setiap kertas
lakmus dan pH
Gambar 3. Metode Konsep Analisis Kuantitatif dan pengukran pH
5. Praktikum Kimia Dasar 2012
Hasil Pengamatan :
Berikut hasil pengamatan Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran
pH:
Tabel Hasil Pengamatan Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
No
Metode
1
Asidimetri
Hasil Pengamatan
Percobaan ke-1 NaOH + H2C2O4
menghasilkan NNaOH = 0.096 N.
Percobaan ke-2 NaOH + HCl
menghasilkan NHCl = 0.075 N.
Percobaan ke-3 NaOH + CH3COOH
menghasilkan % Cuka = 9.77 %.
2
Alkalimetri
Percobaan ke-1 HCl + Na2B4O7
menghasilkan NHCl = 0.128 N.
Percobaan ke-2 HCl + NaOH
menghasilkan NNaOH = 0.15 N.
Percobaan ke-3 NaOH + CH3COOH
menghasilkan % Cuka = 21.24%.
3
Lakmus
a. Larutan A = Asam
b. Laruan B = Netral
c. Larutan C = Basa
d. Larutan D = Asam
4
pH Universal
a. Larutan A = 5
b. Laruan B = 7
c. Laruan C = 10
d. Laruan D = 4
5
pH Meter
a. Laruan A = 5.33
b. Laruan B = 7.45
c. Laruan C = 9.93
d. Laruan D = 3.61
(Sumber: Devi Ramadhani, Meja 14. 2012)
Keterangan : Larutan A= Teh
Larutan B = Natrium Benzoat (C6H5COONa)
Larutan C = Sabun Lifebouy
Larutan D = Ekstrak Jus Mangga
Pembahasan :
Pada percobaan pengukuran pH dilakukan 3 cara dengan kertas lakmus
(warna biru dan merah), pH universal dan pH meter. Percobaan ini digunakan 4
sampel larutan yaitu: larutan teh, larutan natrium benzoat (C6H5COONa), sabun
lifebouy dan Ekstrak Jus Mangga. Mengukur pH Larutan Teh dengan
menggunakan kertas lakmus bewarna biru berubah menjadi merah dan lakmus
bewarna merah tetap merah, hal ini dapat disimpulkan bahwa larutan teh itu pH-
6. Praktikum Kimia Dasar 2012
nya asam. Dengan menggunakan pH universal pada larutan teh terdapat pH-nya 5
(asam) dan menggunakan pH meter terdapat pH-nya 5.33 (asam). Pada larutan
Natrium Benzoat (C6H5COONa) menggunakan kertas lakmus bewarna biru tetap
biru dan lakmus merah berubah jadi merah, dapat disimpulkan larutan ini pH-nya
Netral karena warna tidak berubah. Dengan menggunakan pH universal pada
larutan Natrium Benzoat (C6H5COONa) terdapat pH-nya 7 (netral) dan
menggunakan pH meter terdapat pH-nya 7.45 (netral). Pada larutan sabun
lifebouy menggunakan kertas lakmus bewarna biru tetap biru dan lakmus merah
berubah jadi biru, dapat disimpulkan larutan ini pH-nya basa. Dengan
menggunakan pH universal pada larutan sabun lifebouy terdapat pH-nya 10 (basa)
dan menggunakan pH meter terdapat pH-nya 9.93 (basa). Pada larutan ekstrak jus
mangga menggunakan kertas lakmus bewarna merah tetap merah dan lakmus biru
berubah jadi merah, dapat disimpulkan larutan ini pH-nya asam. Dengan
menggunakan pH universal pada larutan ekstrak jus mangga terdapat pH-nya
4(asam) dan menggunakan pH meter terdapat pH-nya 3.61 (asam).
Bagian-bagian dari pH Meter :
1. Body pH meter
2. Body elektroda
3. Layar
4. Kabel elektroda
5. Kabel sensor suhu
6. Tombol MEAS untuk pengukuran
7. Tombol MODE untuk
pemilihan mode pengukuran
8. Tombol Set untuk setting pengukuran
9. Tombol CAL untuk proses kalibrasi
10.Tombol CAL DATA untuk mereview
data kalibrasi yang telah dilaukan
11.Tombol ON/OFF
12.Tombol Data OUT untuk
mengeluarkan data yang sudah di input
13.Tombol ENTER
14.Elektroda gelas
15.Elektroda pembanding (reference)
Prinsip kerja pH Meter adalah didasarkan pada potensial elektro kimia
yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah
diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak
diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi
dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas
tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan
dengan potential of hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu
elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi
hanya mengukur tegangan. Skema elektroda pH meter akan mengukur potensial
listrik antara Merkuri Klorid (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium
7. Praktikum Kimia Dasar 2012
chloride (KCl) yang merupakan larutan di dalam gelas elektroda serta petensial
antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak
diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya. Oleh
karena itu, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang equivalen
yang lainnya untuk menetapkan nilai pH.
pH indikator universal adalah campuran beberapa indikator yang dapat
berubah pada setiap satuan harga pH, indikator universal ada yang berbentuk
larutan dan ada yang berbentuk stik dan dilengkapi dengan peta warna dan pHnya.
Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna
jika dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Ada dua macam kertas
lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas
lakmus tersebut sebagai berikut: dalam larutan asam lakmus merah tetap merah,
dalam larutan basa lakmus merah berubah warna menjadi biru dan dalam larutan
netral lakmus merah berubah warna menjadi merah. Sedangkan lakmus biru
dalam larutan asam berwarna merah, dalam larutan basa berwarna biru dan dalam
larutan netral berwarna biru.
Sampel yang digunakan dalam percobaan pengukuran pH adalah larutan
teh, larutan natrium benzoat (C6H5COONa), sabun lifebouy dan Ekstrak Jus
Mangga. Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang
dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang
dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal
dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan
teh putih. Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah,
rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip,
camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh
herbal. Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan
kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum
terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.
Natrium benzoat (C6H5COONa) dikenal juga dengan nama sodium
hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. NaOH terbentuk dari oksida basa
natrium oksida yang dilarutkan dalam air. NaOH adalah basa yang paling biasa
digunakan dalam percobaan kimia. NaOH murni berbentuk padatan putih, bersifat
lembab dan spontan menyerap CO2 dari udara bebas sangat larut dalam air, jika
dilarutkan maka akan menghasilkan panas. Massa molarnya adalah 39,9971
g/mol, titik leburnya berada pada titik 318 ᵒ sdangkan titik didihnya pada titik
C
1390 ᵒ Kelarutan NaOH dalam air sebesar 11 gr/100 ml pada suhu 20 ᵒ
C.
C.
NaOH mudah terionisasi membentuk ion natrium dan ion hidroksida. Tetapi
NaOH akan kuat jika dilartkan dalam air.
Sabun mandi merupakan garam logam alkali (Na) dengan asam lemak dan
minyak dari bahan alam yang disebut trigliserida. Lemak dan minyak mempunyai
dua jenis ikatan, yaitu ikatan jenuh dan ikatan tak jenuh dengan atom karbon 8-12
yang diberikatan ester dengan gliserin. Secara umum, reaksi antara kaustik dengan
8. Praktikum Kimia Dasar 2012
gliserol menghasilkan gliserol dan sabun yang disebut dengan saponifikasi. Setiap
minyak dan lemak mengandung asam-asam lemak yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut menyebabkan sabun yang terbentuk mempunyai sifat yang berbeda.
Minyak dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatan tak jenuh akan
menghasilkan sabun cair. Sedangkan rantai panjang dan jenuh mengahasilkan
sabun yang tak larut pada suhu kamar. Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan
yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur
bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik.
Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari
badan dan pakaian. Dalam Encyclopedia of Chemical Tehnology, Kirk-Othmer
menyebutkan bahwa minyak kelapa mengandung: caprylic (7%), capric (6%),
lauric (50%), myristic (18%), palmitic (8,5%), stearic (3%), oleic (6%), linoleic
(1%), linolenic (0,5%). Untuk kualitas sabun, salah satunya ditentukan oleh
pengotor yang terdapat pada lemak atau minyak yang dipakai. Pengotor itu antara
lain berupa hasil samping hidrilis minyak atau lemak, protein, partikulat, vitamin,
pigmen, senyawa fosfat dan sterol. Selain itu, hasil degradasi minyak selama
penyimpanan akan mempengaruhi bau dan warna sabun.
Mangifera indica, atau yang umum kita kenal sebagai buah mangga adalah
salah satu jenis buah tropis yang paling kaya manfaat. Mangga sangat kaya akan
vitamin C dan beta karoten, dua zat gizi esensial yang berfungsi sebagai
antioksidan alias penangkal radikal bebas. vitamin C juga berperan penting dalam
sistem kekebalan, pertumbuhan dan perbaikan jaringan dalam tubuh, sementara
beta karoten dicerna sekaligus diubah menjadi vitamin A yang kita butuhkan
untuk kesehatan mata, tulang, kulit dan gigi. Sama halnya dengan vitamin C,
vitamin A juga berperan penting dalam dalam sistem imunitas. jus mangga adalah
salah satu produk yang paling digemari. Tidak hanya memiliki kandungan gizi
dan serat seperti yang terdapat pada buahnya, minuman ekstrak buah mangga juga
dapat disajikan dengan rasa yang lebih variatif.
Cara pengukuran pH dilakukan 3 cara dengan kertas lakmus (warna biru
dan merah), pH indikator universal dan pH meter. Prinsip kerja kertas lakmus
yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus yang bewarna merah dan biru kedalam
larutan sampel yang akan diuji secara bergantian. Lalu amati perubahan warna
terjadi pada lakmus tersebut. Jika lakmus merah berubah warna menjadi biru
maka tandanya basa dan lakmus biru berubah warna menjadi merah maka
tandanya asam. Akan tetapi pada kedua lakmus itu tetap saja tidak ada perubahan
warna maka laruta itu netral. pH indikator universal menggunakan berbentuk stik
dan dilengkapi dengan peta warna dan pH-nya. Prinsip kerjanya sama dengan
prinsip kerja lakmus, tetapi perbedaanya yaitu jika pH indikator universal berubah
warna maka samakan perubahan warna itu ke peta warna dan pH-nya. pH
universal diukur pada peta yang mempunyai nilai 0 sampai 14. Prinsip kerja pada
pH meter yaitu dengan memasukkan batang elektroda yang sudah dicuci dengan
air dan di keringkan kedalam larutan sampel yang akan diuji. Lalu tekan tombol
power pada badan elektroda, lalu liat pada layar untk mengetahui harga pH yang
tertera di layar. Tunggu angka pada layar tidak berubah lagi dn catatlah hasilnya.
9. Praktikum Kimia Dasar 2012
Jika pH meter sudah tidak sensitif lagi maka segeralah diregenerasi dengan
cara kalibrasi menggunakan buffer pH. Urutan kerja kalibrasi pH meter adalah :
1. Siapkan buffer pH 7 dan buffer pH 4.
2. Buka penutup plastic elektroda.
3. Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan keringkan dengan
menggunakan kertas tisu.
4. Nyalakan pH meter dengan menekan tombol ON/OFF.
5. Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 7.
6. Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny.
7. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di disply tidak berubah.
8. Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada disply berhenti
berkedip.
9. Angkat elektroda dari larutan buffer pH 7, kemudian bilas dengan air DI
beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu.
10.Masukan elektroda kedalam larutan buffer pH 4.
11.Tekan tombol CAL dua kali, putar elektroda agar larutan buffer homogeny.
12.Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di dispaly tidak berubah.
13.Tekan tombol CAL satu kali lagi, dan biarkan tulisan CAL pada dispaly
berhenti berkedip.
14.Angkat elektroda dari larutan buffer pH 4, kemudian bilas dengan air DI
beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu.
15.Pada layar bagian bawah akan muncul angka 7 dan angka 4 yang menunjukan
pH meter tersebut telah dikalibrasi dengan buffer pH 7 dan buffer pH 4.
16.pH meter telah siap digunakan.
Setelah pH meter dikalibrasi maka pH meter tersebut sudah siap digunakan,
biasanya kalibrasi disarankan dilakukan setiap 1 kali sehari sebelum digunakan.
Hasil titrasi bisa diliat dari hasil pengamatan asidimetri dan alkalimetri.
Pada Asidimetri percobaan ke-1 NaOH + H2C2O4 menghasilkan NNaOH = 0.096
N, percobaan ke-2 NaOH + HCl menghasilkan NHCl = 0.075 N dan percobaan ke3 NaOH + CH3COOH menghasilkan % Cuka = 9.77 %. Sedangkan pada
alkalimetri percobaan ke-1 HCl + Na2B4O7 menghasilkan NHCl = 0.128 N,
percobaan ke-2 HCl + NaOH menghasilkan NNaOH = 0.15 N dan percobaan ke-3
NaOH + CH3COOH menghasilkan % Cuka = 21.24%.
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dg menggunakan larutan
baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan
menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai
titrasi asam-basa. Contoh larutan yang dilakukan pada proses titrasi asidimetri
adalah NaOH – H2C2O4, NaOH – HCl, NaOH – CH3COOH dan ion bikabornat
pada air sadah. Sedangkan larutan yang dilakukan pada proses titrasi alkalimetri
adalah HCl – Na2B4O7 , HCl – NaOH dan NaOH – CH3COOH.
Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret
yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi
reaksi sempurna. Tahapan pertama pasangkan buret pada statif menggunakan
klem, letakkan buret dengan benar. Lalu masukkan zat titran kedalam buret, jika
10. Praktikum Kimia Dasar 2012
tidak mengentuk buret ambillah kursi dan naiklah ke kursi itu lalu tuangkan zat
titran sampai volume nol (0) ml pada buret. Sedangkan zat titrat dimasukkan
kedalam gelas labu erlenmeyer. Lalu tambahkan indikator pada zat titrat.
Kemudian letakkan gelas labu erlenmeyer dibawah buret dengan menggunakan
alas kertas putih. Kertas putih ini berfungsi agar lebih teliti saat terjadi perubahan
warna. Selanjutnya tangan kiri memegang dioswater untuk membuka buret dan
tangan kanan memegang leher erlenmeyer sambil mengaduk saat tetes demi tetes
larutan keluar dari buret dengan volume tertentu. Jika terjadi perubahan warna
pada labu erlenmeyer langsung tutup pada dioswaternya. Liatlah volume pada
buret ketika warna berubah menjadi pink dan catatlah hasilnya.
Macam-macam indiktor terdiri dari indikator asam-basa dan indikator
universal. Indikator asam-basa adalah suatu zat yang mempunyai zat warna
bergantung pada pH larutan. Misalnya: Fenoftalein, metil merah, metil jingga dan
bromtimol biru. Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering
digunakan, dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain. Metil
merah adalah merupakan zat warna indikator yang berubah merah dalam larutan
asam. Ini adalah zat warna azo, dan merupakan bubuk kristal berwarna merah tua.
Metil jingga adalah alah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. Pada
larutan yang bersifat basa, metil jingga berwarna kuning. Bromtimol biru akan
bewarna kuning pada laruan aasam dan akan bewarna biru pada larutan basa.
Syarat-syaratnya : metil jingga , pH-nya adalah 2,9-4,0 = merah-kuning.
Bromtimol biru, pH-nya 6,0-7,6= kuning-biru. Fenolftalein(pp), pH-nya adalah
8,3-10 = tidak bewarna- merah muda. Metil merah, pH-nya adalah 4,2-6,3 =
merah-kuning.
Titik akhir titrasi (TAT)meruapakan keadaan di mana penambahan satu
tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator,
sedangkan Titik ekivalen titrasi (TET) adalah saat yang menunjukkan bahwa
ekivalen perekasi-pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar
diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri.
Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga
titik akhir titrasi dapat diketahui.
Duplo adalah percobaan yang dilakukan dua kali pada proses titrasi. Pada
titrasi harus menggunakan duplo, agar suatu proses titrasi lebih akurat dan teliti
saat terjadinya titik akhir titrasi. Selain dengan duplo bisa dilakukan dengan cara
triplo, empat kali, lima kali dan seterusnya sampai berkali-kali agar percobaannya
lebih akurat.
Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya
sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga
ditempatkan buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan
baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur
volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer.
Jenis larutan baku ada dua yaitu: Larutan baku primer dan larutan sekunder.
Larutan baku primer adalah Larutan yang mengandung zat padat murni yang
konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri
11. Praktikum Kimia Dasar 2012
(perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain
yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana,
setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan
dalam volume tertentu. Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam
benzoat. Larutan sekunder adalah Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak
dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni.
Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku
primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2.
Proses mendapatkan persen (%) cuka , tahap pertama harus menghitung
volume rata-rata cuka, normalitas NaOH , menghitung faktor keenceran (FP) dari
volume labu dibagi volume pipet. Setelah selesai menghitung maka masukkan
kedalam rumus persen (%) cuka :
maka dapatlah persen dari cuka.
Proses pembakuan lartan adalah proses pembuatan larutan standar yang
telah diketahui konsentrasinya. Cara pembuatannya yaitu dengan mencari massa
relatif (Mr) dari larutan yang akan di pembakuan, setelah dapat Mr-nya lalu dibagi
2 ini untuk mencari BE (berat ekivalen). Kemudian mencari gram dengan
menggunakan rumus :
Setelah dapat gramnya lalu timbanglah bubuk larutan itu dengan ketentuan gram
yang dicari. Larutkan bubuk larutan dengan aquades secukupnya sampai mencair
dan tuangkan kedalam gelas ukur, lalu kocokkan gelas labu yang diletakkan
lengan tangan. Selesailah larutan pembakuan itu.
Faktor kesalahan saat melakukan percobaan adalah ketika mengambil
vulome larutan pada volumetrik, penggunaan buret, pengadukan gelas erlenmeyer
saat TAT, kesalhan menggunakan pH meter yang tidak dicuci terlebih dahulu dan
mencocokkan trayek pH pada peta warna dari indikator universal.
Aplikasi dalam bidang pangan : untuk menentukan pH larutan, untuk
mengetahui konsentrasi zat dalam bidang pangan, untuk mengawetkan produk
makanan, dapat mengetahui % boraks pada makanan.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa titrasi dapat
dilihat dari proses asidimetri dan alkalimetri. Agar mengetahui normalitas,
molaritas dan suatu persen dari asam cuka. Dapat dengan mudah mencari nilai pH
dengan cara lakmus, indikator universal dan pH meter pada larutan sampel yang
akan diuji. Dari tingkat ketelitian nilai pH yang tinggi ke rendah adalah pH meterindikator universal-lakmus. pH meter memiliki tingkat ketelitian dua angka
12. Praktikum Kimia Dasar 2012
dibelakang koma, sedangkan indikator universal hanya bergantung dari nilai pH
0-14. Pada lakmus hanya mengetahui suatu larutan itu bersifat asam, basa dan
netral diliat dari perubahan warnanya.
DAFTAR PUSTAKA
Putrimyra.2010.pH meter.
http://putrimyra.blogspot.com/2010/05/normal-0-false-false-false-in-xnone-ar.html
Anonim.2010.pengertian teh.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teh. Diakses: 02 Desember 2012
Brady, James E. 1994.Kimia Universitas Edisi Kelima.
Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Raharjo, Sentot Budi.2008.Kimia Berbasis Eksperimen 1.
Penerbit Platinum: Solo.
Sutrisno Ela,Turmala Dra,M,S dkk.2010.Penuntun Praktikum Kimia
Dasar.Universitas Pasundan : Bandung
14. Praktikum Kimia Dasar 2012
Percobaan ke-3 NaOH + CH3COOH
V CH3COOH(cuka) = 10.6 ml
FP = 1000 = 40
25
% Cuka = FP x VCuka . NNaOH x Mr Cuka x 100%
25 x 1000
= 40 x 10.6. 0.096 x 60 x 100%
25000
= 40 x 1.0176 x 60 x 100%
25000
= 2442.24
x 100%
25000
= 0.0976896 x 100%
= 9.76896% ~ 9.77%
Perhitungan Alkalimetri
Pada percobaan ke-1 HCl + Na2B4O7
Vawal = 9.6 ml
Vakhir = 9.9 ml
V2 = Vawal + Vakhir
2
= 9.6 + 9.9
2
= 19,5
2
= 9.75 ml
V1 . N1 = V2 . N2
25 x 0.05= 9.75 . N2
1.25
= 9.75 . N2
N2
= 1.25 / 9.75 = 0.128 N
Percobaan ke-2 HCl + NaOH
Vawal = 21 ml
Vakhir = 21.2 ml
V2 = Vawal + Vakhir
2
= 21 + 21.2
NHCl
15. Praktikum Kimia Dasar 2012
2
= 42.2
2
= 21.1 ml
V1 . N1 = V2 . N2
25x0.128= 21.1 . N2
3.2
= 21.1 . N2
N2
= 3.2 / 21.1 = 0.15 N
NNaOH
Percobaan ke-3 NaOH + CH3COOH
V CH3COOH(cuka) = 14.6 + 14.90 = 14.75 ml
2
FP = 1000 = 40
25
% Cuka = FP x VCuka . NNaOH x Mr Cuka
x 100%
25 x 1000
= 40 x 14.75. 0.15 x 60
x 100%
25000
= 40 x 2.2125 x 60
x 100%
25000
= 5310
25000 x 100%
= 0.2124 x 100%
= 21.24%
Perhitungan Larutan Pembekuan
1. Asidimetri
Oksalat = C2H2O4 . 2H2O
Mr C2H2O4 . 2H2O C = 12 x 2 = 24
H=1x2=2
O = 16 x 4 = 64
H=1x4=4
O = 16 x 2 = 32 +
Mr =126
BE = 126 / 2 = 63
N = gram x 1000
BE
V
0.1= gram x 1000
63
250
0.1= gram x 4
63
6.3gram = 4
gram = 6.3 / 4 = 1.575 gr
16. Praktikum Kimia Dasar 2012
2. Alkalimetri
Boraks = Na2B4O7
Mr Na2B4O7
Na = 23 x 2 = 46
B = 10 x 4 = 40
O = 16 x 7 = 112 +
Mr =198
BE = 198 / 2 = 99
N = gram x 1000
BE
V
0.1= gram x 1000
63
250
0.1= gram x 4
63
6.3 gram = 4
gram = 6.3 / 4 = 1.575 gr