Dokumen tersebut membahas pengelolaan Hutan Kota Babakan Siliwangi agar tetap menjadi ruang publik dan tidak dikomersialkan. Saat ini, hutan tersebut dikelola bersama antara dinas pertamanan dengan pihak swasta, namun luasnya terus berkurang akibat pembangunan fasilitas. Dokumen tersebut memberikan alternatif solusi untuk mempertahankan fungsi hutan sebagai ruang terbuka hijau.
1. ENGELOLAAN HUTAN
OTA DUNIA BABAKAN
ILIWANGI
AR TETAP MENJADI RUANG PUBLIK
EH :
MALA DEWI AINUN
03488
PGSD
2. A. RASIONAL
Pembangunan infrastruktur yang semakin pesat dan
berkembang harus diseimbangi dengan pembangunan
lingkungan hidup untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Keberadaan hutan di tengah-tengah kota dapat menjadi solusi
yang baik bagi lingkungan kita saat ini yang semakin padat dan
sesak oleh polusi. Hutan Kota Babakan Siliwangi merupakan
hutan kota yang telah diakui oleh PBB sebagai hutan kota
dunia dan menjadi hutan kota dunia pertama di Indonesia.
Namun, bagaimanakah pengelolaannya agar Hutan kota
tersebut tetap menjadi ruang publik dan tidak ada pihak yang
dikomersialisasikan?
3. Tujuan
Tujuan observasi lingkungan ini sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengelolaan Hutan Kota Babakan
Siliwangi agar tetap menjadi Ruang Terbuka Hijau.
2. Mengetahui manfaat Hutan Kota Babakan Siliwangi
bagi lingkungan di kota bandung dan sekitarnya.
3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam
pengelolaan Hutan Kota Babakan Siliwangi.
4. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat observasi
lingkungan ini mengambil tempat Hutan
Kota Babakan Siliwangi, Jalan Taman Sari
No. 75, Kelurahan Lebak Atas,
Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
Pada hari Jum’at, 8 Juni 2012 jam 14.06
sampai 15.40 WIB.
5. OBSERVER
Observer dalam kegiatan observasi ini
adalah Komala Dewi Ainun (1003488),
Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI,
dibantu oleh Hanifah Nur Azizah.
6. HASIL OBSERVASI
Hasil observasi lingkungan ini sebagai berikut:
1. Hutan Kota Babakan Siliwangi dikelola oleh Dinas Pertamanan
dan Pemakaman Kota Bandung dan pihak swasta ( PT EGI).
2. Di dalam Hutan Kota Babakan Siliwangi akan dibangun hotel,
apartement, dan restoran atas permintaan PT EGI.
3. Luas hutan yang dulu seluas 14 ha kini menjadi 3,6 ha.
4. Pemupukan dan perawatan tanaman jarang dilakukan.
5. Dua hari sekali diadakan bersih-bersih di kawasan Hutan Kota
Babakan Siliwangi yang dilakukan oleh warga sekitar.
6. Sampah organik (daun) yang terkumpul akan dijadikan kompos
7. Masyarakat lebih memilih berkunjung ke mall dibanding ke hutan.
7. ALTERNATIF SOLUSI
Alternatif solusi yang bisa diambil sebagai berikut:
1. Lebih baik Hutan Kota Babakan Siliwangi hanya dikelola oleh Dinas Pertamanan dan
Pemakaman Kota Bandung.
2. Pembangunan tempat makan lebih baik tidak perlu karena kawasan Hutan Kota Babakan
Siliwangi berada di area dekat tempat hiburan dan tempat-tempat ramai lainnya.
3. Jangan sampai luas Hutan Kota Babakan Siliwangi yang tinggal 3,6 ha terus berkurang seiring
perkembangan zaman.
4. Ketika dibentuk “Gerakan Menanam 1000 Pohon” seharusnya ada tindak lanjutnya, yaitu
“Gerakan Merawat 1000 Pohon”
5. Jika perlu, kegiatan bersih – bersih tersebut dilakukan setiap hari di sore hari dan tidak hanya
oleh warga sekitar, tetapi oleh komunitas – komunitas pecinta lingkungan secara bergantian
6. Untuk sampah organik sudah bagus pengelolaannya karena akan dijadikan kompos. Tetapi
untuk sampah anorganik lebih baik dipilih lagi, mana yang bisa di daur ulang, mana yang tidak.
Yang bisa di daur ulang lebih baik di daur ulang.
7. Pengelola membuat arena belajar seni di alam terbuka yang bekerja sama dengan komunitas
seni dan mahasiswa dari FSRD ITB dan masyarakat.