MATERI
WAWASAN WIYATA MANDALA
A. TUJUAN
Setelah selesai mengikuti materi ini siswa diharapkan :
a. Dapat mengerti hakekat, makna dan prinsip-prinsip Wawasan Wiyata Mandala
b. Dapat mengetrapkan Wawasan Wiyata Mandala dalam proses pendidikan di
Sekolah
B. PENGERTIAN WAWASAN WIYATA MANDALA
1. Wawasan Wiyata Mandala pada hakekatnya merupakan:
a. Suatu sikap pandang dan kesadaran serta tanggung jawab terhadap lingkungan
pendidikan yang fungsinya sebagai tempat kegiatan proses belajar mengajar
dan tidak untuk kegiatan lain yang tidak mendukung kegiatan pendidikan.
b. Suatu sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah
sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan, teknologi, ketrampilan dan
pembentukan pribadi, memberikan peran kepada semua pengelola pendidikan
agar mampu mewujudkan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
2. Sekolah sebagai Wawasan Wiyata Mandala adalah suatu lingkungan tempat
pendidikan yang mempunyai makna :
a. Sekolah harus benar-benar menjadi tempat diselenggarakannya proses belajar
mengajar, dimana tempat ditanamkan nilai-nilai pandang hidup dan
kepribadian, agama, berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi serta
ketrampilan.
b. Sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar harus
diamankan dan dilindungi dari segala macam pengaruh yang bersifat negatif
yang dapat mengganggu pelaksanaan proses belajar mengajar.
c. Sekolah sebagai masyarakat belajar, tempat diselenggarakannya proses belajar
mengajar, yaitu interaksi antar siswa, guru dan lingkungan sekolah. Dalam
kehidupan sekolah terdapat peran sebagai unsur utama, yaitu : Kepala
Sekolah, Guru, Orang Tua, siswa serta fungsi lembaga sekolah itu sendiri,
lingkungan kehidupan masyarakat dimana sekolah itu berada.
3. Wawasan Wiyata Mandala mengandung prinsip-prinsip yang terdiri dari:
a. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan tidak boleh digunakan untuk
tujuan diluar bidang pendidikan
b. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggungjawab penuh atas
penyelenggaraan pendidikan di sekolah
c. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama
yang erat untuk mengembang tugas pendidikan
d. Para warga sekolah didalam maupun diluar lingkungan sekolah harus
senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Guru Pembina memberi penjelasan tentang Wawasan Wiyata Mandala (kurang
lebih 10 menit)
2. Peserta MOS dibentuk dalam kelompok kecil lalu dipilih ketua kelompok untuk
memimpin diskusi
3. Guru Pembina memberi kesempatan pada kelompok diskusi untuk mendiskusikan
pengertian Wawasan Wiyata Mandala dan menceritakan ulang dengan bahasanya
sendiri (ditulis dalam selembar kertas), kemudian memberikan contoh secara
tertulis tentang kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan disekolah. (kegiatan
ini diberi waktu 15 menit)
4. Kelompok diskusi membuat ringkasan hasil diskusinya dalam lembaran kertas
(ditulis sebaik mungkin)
5. Setiap kelompok diberi kesempatan menjelaskan hasil ringkasannya
(menceritakan ulang) keseluruhan peserta melalui ketua kelompoknya (kegiatan
ini diberi waktu 5 menit untuk setiap kelompok)
6. Guru Pembina atau OSIS memberikan tanggapan/kesimpulan
7. Guru Pembina memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mendapatkan
peringkat terbaik sebagai prestasi dalam mengikuti kegiatan ini.
MATERI
TATA KRAMA
A. Tujuan
Setelah selesai mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan dapat mengetrapkan tata
krama berbicara, tata krama pergaulan dan tata krama penampilan yang baik.
B. Pengertian
Tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan
pergaulan dimana manusia setempat dan berlaku dalam kurun waktu tertentu. Secara
tata krama terdiri dari dua kata yaitu tata berarti adat, aturan dan lain-lain, sedangkan
krama berarti sopan santun, kelakuan atau perbuatan. Selain itu ada sebutan untuk tata
krama yaitu etika telah menjadi bagian dalam hidup kita.
C. Jenis-jenis Tata Krama
Secara garis besar ada beberapa jenis tata krama yang erat kaitannya dengan
kehidupan manusia sehari-hari yaitu:
1. Tata krama berbicara
2. Tata krama pergaulan
3. Tata krama penampilan
1. Tata Krama Berbicara
Sopan santun dalam berbicara, erat kaitannya dengan :
a. Siapa yang diajak berbicara
b. Kalimat yang dipergunakan
c. Dimana pembicaraan dilakukan
d. Tata cara berbicara
Secara umum perlu diingat dalam berbicara dengan seseorang perlu menghindari
sikap berikut :
a. Memotong pembicaraan orang
b. Memborong pembicaraan orang
c. Berbicara tanpa memandang orang yang diajak berbicara
d. Berbicara kepanjangan tanpa arah
e. Acuh tak acuh terhadap pembicaraan teman bicara
2. Tata Krama Pergaulan
Orang yang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan adalah orang yang dapat
menyesuaikan diri dengan tata krama yang berlaku. Dalam etika pergaulan antar
manusia, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Siapa yang dihadapi
b. Dimana pergaulan itu berlangsung
c. Bagaimana cara bersikap.
3. Tata Krama Penampilan
Kesan pertama bila kita berjumpa dengan seseorang ialah melihat penampilan.
Penampilan memberi kesan langsung dalam penglihatan orang lain. Karena itu
penampilan sedapat mungkin diselaraskan dengan tata krama yang berlaku. Dalam
etika penampilan ada beberapa yang perlu mendapat perhatian antara lain:
a. Kesadaran, rapi, pantas dan bersahaja
b. Cara berpakaian yang disesuaikan dengan waktu dan tempat
D. Penerapan Tata Krama di Berbagai Lingkungan Kehidupan
a. Penerapan tata krama di lingkungan rumah
b. Penerapan tata krama di lingkungan sekolah
c. Penerapan tata krama di lingkungan masyarakat
E. Pentingnya Tata Krama dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Hubungan antar manusia dilandasi oleh rasa saling menghormati, saling
menghargai dan tenggang rasa
b. Manusia adalah makhluk sosial yang dalam mempertahankan kelangsungan hidup
harus berhubungan dengan manusia lain
c. Untuk menciptakan hubungan yang selaras, serasi dan seimbang diperlukan tata
cara berhubungan dengan yang diatur tata krama pergaulan
d. Tata krama merupakan perwujudan manusia yang mempunyai martabat dan
derajat yang tinggi
Akhirnya diharapkan dengan kita semua dapat mengembangkan lebih lanjut apa yang
sudah diperoleh dengan mempelajari tata krama yang berlaku di lingkungan
kehidupan kita.
F. Fragmen
Dialog Siswa – Guru
Nabil : Halo.... Selamat Pagi Pak Hery
Pak Hery : Selamat pagi ............. (dilanjutkan dengan jabat tangan)
Bagaimana kabarmu sekarang Bil ?
Nabil : ooo.... baik-baik, terima kasih Pak Hery
Pak Hery, saya kemarin bertemu Bapak di PTC, berbelanja ya Pak Hery?
Pak Hery : Ya... sedikit mencari perlengkapan
Ooo... ya, jangan lupa nanti hari Senin waktu upacara jangan lupa
menggunakan seragam putih-putih lengkap dengan atributnya Bil.
Nabil : Yes...okey...Pak !
G. Langkah Kegiatan
a. Prosedur
1. Setiap gugus dibagi dalam sub gugus (kelompok kecil) oleh pendamping OSIS
dan dipilih ketua kelompoknya
2. Setiap sub gugus terdiri atas 6 atau 8 anak
3. Guru pendamping gugus memberi penjelasan tentang tata krama (kegiatan
diberi waktu 10 menit)
4. Pendamping OSIS mengajak/memberi kesempatan pada kelompok kecil/sub
gugus untuk menanggapi masalah fragmen “dialog siswa-guru” dan
menuliskan pendapatnya diatas kertas tentang sikap siswa pada fragmen
tersebut. Hasilnya diserahkan pada pendamping OSIS (kegiatan ini diberi
waktu 10 menit)
5. Kelompok kecil/sub gugus membuat ringkasan hasil penjelasan guru tentang
tata krama dalam lembaran kertas (ditulis sebaik mungkin) dan hasilnya
dievaluasi guru pembimbing
6. Setiap kelompok diberi kesempatan menjelaskan hasil ringkasannya melalui
ketua kelompoknya (kegiatan ini diberi waktu 5 menit untuk setiap kelompok
kecil)
7. Guru pendamping atau pendamping OSIS memberikan tanggapan/kesimpulan
8. Pendamping OSIS menyebutkan hasil penilaiannya terhadap setiap kelompok
kecil/sub gugus dan menyebutkan peringkatnya
9. Guru atau pendamping OSIS memberikan penghargaan terhadap kelompok
yang terbaik sebagai presentasi dalam mengikuti kegiatan ini