Dokumen tersebut membahas tentang enzim, termasuk definisi, komponen, karakteristik, faktor yang mempengaruhinya, jenis penghambat, dan peran dalam proses metabolisme seperti glikolisis.
1. NAMA ANGGOTA :
1. ADELIA FEBBY PERMATA AFANDI (01)
2. FIRDA NUR JANNAH (15)
KELAS : XI-MIA.2
2. Enzim adalah biokatalisator, yaitu dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa
mengalami perubahan struktur kimia. Enzim terdiri atas bagian yang protein berupa
protein dan bagian lain yang bukan protein. Bagian yang berupa protein biasanya
bersifat termolabil atau tidak tahan panas yang disebut apoenzim. Bagian yang bukan
protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik , biasanya berupa
logam seperti besi, tembaga, seng , atau suatu bahan senyawa organik yang
mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang
disebut holoenzim. Ada pula enzim yang bagian apoenzim dan gugus prostetiknya tidak
bersatu. Bagian gugus prostetik yang lepas disebut koenzim, yang bersifat aktif seperti
halnya gugu prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian vitamin, misalnya
vitamin B1, B2, B3, niasin, dan biotin.
3. Dalam ilmu biologi, enzim-enzim tersebut
dikelompokkan ke dalam 3 golongan yakni :
1.Enzim karbohidrase
2.Enzim Protease
3.Enzim esterase
Ketiga golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis
enzim.
4. Golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim antara lain:
1. Enzim selulose yang berperan mengurai selulosa atau
polisakarida menjadi senyawa selabiosa atau disakarida
2. Enzim amylase yang berperan mengurai amilum atau
polisakarida menjadi senyawa maltosa, yakni senyawa
disakarida.
3. Enzim pektinase yang berfungsi mengurai petin menjadi
senyawa asam pektin.
4. Enzim maltosa yang berfungsi mengurai maltosa menjadi
senyawa glukosa.
5. Enzim sukrosa yakni enzim yang berperan mengubai sukrosa
menjadi senyawa glukosa dan juga fruktosa.
6. Enzim laktosa yakni enzim yang berperan mengubah senyawa
laktosa menjadi senyawa glukosa dan juga galaktosa.
5. Adapun macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan ini
antara lain:
1. Enzim pepsin yang berperan memecah senyawa protein
menjadi senyawa asam amino.
2. Enzim tripsin yakni enzim yang berperan mengurai pepton
menjadi senyawa asam amino.
3. Enzim entrokinase yakni enzim yang berperan mengurai
senyawa pepton menjadi senywa asam amino.
4. Enzim peptidase, enzim berperan dalam mengurai senyawa
peptide menjadi senyawa asam amino.
5. Enzim renin, berperan sebagai pengurai senyawa kasein dan
juga susu.
6. Enzim gelatinase, berperan dalam mengurai senyawa gelatin
6. Macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan yang satu
ini antara lain:
1. Enzim lipase, berperan dalam mengurai lemak menjadi
senyawa gliserol dan juga asam lemak.
2. Enzim fostatase, berperan dalam mengurai suatu ester dan
mendorong terjadinya pelepasan asam fosfor.
Macam-macam enzim ini bisa dijumpai di seluruh tubuh
manusia. Masing-masing enzim bekerja pada substrat tertentu
baik itu yang bersifat asam maupun basa. Dengan demikian, bisa
disimpulkan bahwa enzim ini memiliki sisi yang aktif dimana ia
mempunyai gugus R residu asam amino yang spesifik. Menurut
penelitian lanjutan, enzim ini berupa koloid yang terbentuk
dengan tujuan memperbesar aktifitasnya.
7. Enzim adalah senyawa protein yang bertindak sebagai biokatalisator, artinya
senyawa tersebut mampu mempercepat reaksi kimia, tetapi zat itu sendiri tidak
ikut bereaksi. Pada umumya enzim tersusun atas dua bagian yaitu: apoenzim
yang mengandung protein, dan koenzim yang tidak mengandung protein. Enzim
juga memiliki cirri-ciri lain seperti berikut:
1. Enzim bekerja spesifik, artinya enzim tidak dapat bekerja pada semua
substrat, tetapi hanya bekerjaa pada substrattertentu saja.
2. Enzim berupa koloid, artinya dalam larutan enzim membentuk suatu
koloid sehingga aktivitasnya lebih besar.
3. Enzim dapat bereaksi dengan substrat asam maupun basa. Dengan arti, sisi
aktif enzim mempunyai gugus R residu asam amino spesifik.
4. Termolabil, artinya aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah,
kerja enzim akan lambat. Semakin tinggi suhu, reaksi kimia yang
dipengaruhi enzim semakin cepat. Namun, jika suhu terlalu tinggi, enzim
akan mengalami denaturasi.
5. Kerja enzim bersifat bolak-balik (reversibel), artinya enzim tidak dapat
menentukan arah reksi, tetapi hanya mempercepat laju reaksi hingga
mencapai keseimbangan.
8. Banyak enzim yang dapat bekerja bolak-balik. Enzim dapat mengubah
substrak menjadi hasil akhir. Sebaliknya, enzim juga dapat
mengembalikan hasil akhir menjadi substrak jika lingkungannya
berubah. Contohnya enzim lipase dapat berfungsi sebagai katalisator
dalam perubahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Enzim
lipase juga dapat mengubah kembali gliserol dan asam lemak menjadi
lemak (lipid).
Enzim bekerja spesifik, artinya enzim mempunyai fungsi yang khusus.
Untuk perubahan zat tertentu, diperlukan enzim tertentu. Jika
enzimnya berbeda, maka hasil akhirnya berbeda pula. Contohnya pada
pemecahan rafinosa(suatu trisakarida) yang dilakukan oleh enzim
sukrase, akan terurai menjadi melibiosa dan frutkosa. Akan tetapi,
rafinosa akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa.
Cara kerja enzim ada dua macam :
a) Model kunci gembok (lock and key)
b) Induksi pas (induced fit)
9. Pada teori gembok dan
kunci menyatakan bahwa
enzim dan substrat akan
bergabung bersama
membentuk kompleks,
seperti kunci yang masuk
ke dalam gembok. Di
dalam kompleks, substrat
dapat bereaksi dengan
energi aktivasi yang
rendah. Setelah bereaksi,
kompleks lepas dan
melepaskan produk serta
membebaskan enzim.
10. Sisi aktif enzim bersifat
fleksibel sehingga dapat
berubah bentuk
menyesuaikan bentuk
substrat. Ketika substrat
memasuki sisi aktif enzim,
bentuk sisiaktif termodifikasi
melingkupinya membentuk
kompleks. Ketika produk
sudah terlepas dari kompleks,
enzim kembali tidak aktif
menjadi bentuk yang lepas,
hingga substrat yang lain
dapat bereaksi dengan enzim
tersebut.
11. 1. Temperatur
2. pH
3. Konsentrasi enzim dan Substrak
4. Inhibitor enzim
a. Inhibitor komperatif
b. Inhibitor nonkompetitif
12. Setiap enzim dapat bekerja dengan
efektif pada suhu tertentu dan
aktivitasnya akan berkurang jika
berada pada kondisi di bawah atau
di atas titik tersebut. Kondisi yang
menyebabkan kerja enzim menjadi
efektif ini disebut kondisi optimal.
Sebagian besar enzim pada manusia
mempunyai suhu optimal yang
mendekati suhu tubuh (35 oC - 40
oC). Pada suhu tinggi (>50 oC),
enzim dapat rusak dan pada suhu
rendah (0 oC), enzim menjadi tidak
aktif. Suhu yang tidak sesuai
tersebut akan menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk sisi
aktif enzim. Sifat enzim yang tidak
tahan panas atau dapat berubah
karena pengaruh suhu ini disebut
termolabil.
13. Selain suhu, faktor lingkungan yang
mempengaruhi kerja enzim adalah
derajat keasaman (pH).
Sebagaimana faktor suhu, enzim
juga mempunyai pH tertentu agar
dapat bekerja secara efektif. Enzim
dapat bekerja optimal pada pH
netral (pH = 7), pH basa (>7) atau
pH asam (<7) tergantung pada jenis
enzim masing-masing. Enzim
pencerna protein misalnya,
mempunyai pH paling optimal 1-2,
sedangkan enzim pencernaan yang
lain mempunyai pH optimal 8. Pada
pH tertentu, enzim dapat
mengubah substrat menjadi
hasil akhir. Kemudian, apabila pH
tersebut diubah, enzim dapat
mengubah kembali hasil akhir
menjadi substrat.
14. Konsentrasi enzim yang tinggi akan
mempengaruhi kecepatan reaksi secara linear
(kecepatan bertambah secara konstan). Dapat
dikatakan bahwa hubungan antara konsentrasi
enzim dengan kecepatan reaksi enzimatis
berbanding lurus. Kecepatan reaksi suatu enzim
satu dengan yang lain berbeda-beda meskipun
mempunyai konsentrasi enzim yang sama.
Konsentrasi enzim yang sangat tinggi dalam
suatu sistem yang kompleks akan berpengaruh
terhadap kecepatan reaksi
Pada konsentrasi substrat yang rendah, kenaikan
substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi
enzimatis hampir secara linear. Jika konsentrasi
substrat tinggi, maka peningkatan kecepatan
reaksi enzimatis akan semakin menurun sejalan
dengan peningkatan jumlah
substratnya. Kecepatan maksimum (Vmax) reaksi
enzimatis ditunjukkan dengan garis mendatar
yang menggambarkan peningkatan
kecepatan reaksi yang rendah seiring penambahan
konsentrasi substrat.
15. Seringkali kerja enzim dihambat oleh suatu zat yang
disebut inhibitor. Jika inhibitor ditambahkan ke dalam
campuran enzim dan substrak, kecepatan reaksi akan
turun. Cara kerja inhibior ini adalah berikatan dengan
enzim membentuk kompleks enzim-inhibitor yang
masih mampu atau tidak mampu berikatan dengan
substrak.
16. Pada penghambatan ini,
zat-zat penghambat
mempunyai struktur yang
mirip dengan struktur
substrak. Dengan
demikian, baik substrak
maupun zat penghambat
berkompetisi atau bersaing
untuk bergabung dengan
sisi aktif enzim. Jika zat
penghambat lebih dulu
berikatan dengan sisi aktif
enzim, maka substrak
tidak dapat lagi berikatan
dengan sisi aktif enzim
17. Pada penghambatan ini,
substrak sudah tidak
dapat berikatan dengan
kompleks enzim-
inhibitor, karena sisi
aktif enzim berubah.
18. Nama suatu enzim lazimnya dibentuk dengan menambahkan akhiran ase
kepada nama substrat yang diubah oleh enzim tersebut. Misalnya substrat
maltose yang diubah oleh enzim maltase menjadi gula glukosa. Enzim-enzim
yang mengubah protein merupakan kelompok protease, enzim-enzim yang
mengubah karbohidrat merupakan kelompok karbohidrase, sedang enzim
pengubah lemak (lipida) disebut lipase.
Berdasarkan apa yang terjadi dalam reaksi, maka enzim-enzim dapat dibagi atas
dua golongan saja.
1. golongan hidrolase, yang terdiri atas enzim-enzim yang menyebabkan
hidrolisis, bila dibantu oleh air. Kebanyakan enzim pencernaan seperti
karbohidrase, protease dan lipase itu termasuk golongan hidrolase.
2. Kedua ialah golongan desmolase, yaitu enzim-enzim oksidase, reduktase
dan enzim yang memisah hubungan C-C, C-N. enzim pernapasan termasuk
golongan desmolase ini. beberapa contoh desmolase ialah; dehidrogenase,
katalase, peroksidase, karboksilase, transaminase.
19. Proses katabolisme yang akan dibahas adalah
katabolisme karbohidrat di dalam sel hidup, yaitu
respirasi sel. Respirasi sel menyangkut proses
enzimatis di dalam sel, dimana molekul karbohidrat,
asam lemak, dan asam amino diuraikan menjadi
karbon dioksida dan air dengan konversi energi
biologis yang sangat bermanfaat
Di dalam proses respirasi sel, yang menjadi bahan
bakar adalah gula heksosa. Pembakaran tersebut
memerlukan oksigen bebas, sehingga reaksi
keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O = 675 kkal
20. Pengubahan glukosa menjadi CO2 dan H2O dapat
dibagi menjadi empat tahap :
1. Glikolisis
2. Reaksi Antara/Oksidasi Piruvat
3. Siklus Krebs
4. Transpor Elektron
21. Glikolisis adalah rangkaian
reaksi pengubahan molekul
glukosa menjadi asam piruvat
dengan menghasikan NADH
dab ATP.
Sifat-sifat glikolisis:
1. Dapat berlangsung secara
aerob maupun anaerob
2. Dalam glikolisis terdapat
kegiatan enzimatis, ATP
(adenosin trifosfat), dan
ADP(adenosin difosfat)
3. ADP dan ATP berperan dalam
pemindahan fosfat dari
molekul satu ke molekul yang
lain.
22. Reaksi :
2NAD⁺ 2NADH + 2H⁺
2C3H4O3 + 2KoA 2C3H3O – KoA + 2CO2
2 pruvat + 2 KoA 2 asetil – KoA + karbondioksida
Reaksi ini menghasilkan molekul NADH yang akan digunakan
untuk menghaliskan ATP. Hal yang lebih penting dari
pengurangan NAD⁺ menjadi NADH adlah dihasilkannya asetil-
KoA. pengubahan tersebut merupakan persimpangan jalan untuk
menuju berbagai biosintesis yang lain. Asetil-KoA yang terbentuk
kemudian memasuki siklus Krebs,
23. Siklus Krebs berlangsung
di matriks mitokondria.
Fragmen berkarbon dua
asetil-KoA memasuki
siklus, dan 2 molekul
CO2 serta 8 elektron
dilepaskan dalam siklus
tersebut. Siklus Krebs
terdiri dari rangkaian
reaksi.
24.
25.
26. Respirasi aerob adalah suatu proses pernapasan yang
membutuhkan oksigen dari udara. Jika konsentrasi
oksigen di dalam, udara menyimpang sedikit dari 25%,
pengaruhnya terhadap respirasi tidak tampak.
C6H12O6 6CO2 + 6H2O + 675 Kal + 38 ATP
Respirasi anaerob disebut pula fermentasi atau
respirasi intramolekul. Energi yang dihasilkan jauh
lebih sedikit daripada respirasi aerob.
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 +21 Kal + 2 ATP
27. Dalam respirasi aerob dihasilkan CO2 dan H2O serta
energi yang lebih banyak (yaitu 38 ATP) daripada jika
oksidasi terjadi secara anaerob.
28. Asam piruvat dalam
respirasi anaerob dapat
mengalami perubahan
menjadi etanol ataupun
asam susu (asam laktat)
29. Fermentasi alkohol dan
asam cuka memiliki
persamaan dan perbedaan.
Persamaan :
1. Terjadi pada
mikroorganisme
2. Bertujuan untuk
mendapatkan energi
3. Menghasilkan energi
yang lebih sedikit
daripada respirasi aerob.