SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  13
Kapitalisme Amerika terhadap Indonesia
  Studi Kasus PT. Freeport Indoensia




            Bernadette Aderi Puspaningrum

                      1006694315




   Mata Kuliah Teori Hubungan Internasional 1 kelas B
              Universitas Indonesia, Depok
          Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
                          2011




                           1
BAB I
                                         Pendahuluan


1.1 Latar Belakang


           Kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan pertambangan
    Amerika Setikat — Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc ("Freeport") — telah
    berlangsung sejak tahun 1967. Awalnya kerjasama ini dilakukan oleh pemerintahan Masa
    Orde Baru dengan tujuan mendapatkan infestasi dari pihak asing sehingga dapat
    mendorog pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kontrak karya yang awalnya disepakati
    untuk masa 30 tahun kerja terus diperpanjang hingga kini telah 44 perusahaan asing
    tersebut, mengeruk kekayaan alam Indonesia. Hingga kini diketahui luas lahan
    pertambangan juga terus mengalami perluasan dan terjadi peningkatan produksi tiap
    tahunnya. Dengan pengelolaan sumberdaya secara besar-besaran tersebut, sudah
    selayaknya kerjasama ini menghasilkan keuntungan yang besar kepada kedua belah
    pihak, baik rakyat Indonesia maupun pemerintah Amerika Serikat yang terus
    mendapatkan suplai emas dan tembaga yang juga disinyalir adanya kandungan uranium
    di wilayah pertambangan tersebut.
           Sayangnya, apa yang terjadi saat ini jauh dari ekspektasi yang diharapkan.
    Wilayah Irian Jaya yang kaya akan sumber mineral tersebut hingga saat ini masih
    menjadi wilayah terpinggirkan di Indonesia. Tidak adanya perubahan kondisi masyarakat
    Papua setelah 44 tahun kerjasama ini berlangsung tentunya menimbulkan pertanyaan
    besar mengenai hasil kerjasama dari proyek pertambangan yang disinyalir bernilai
    milyaran dolar pertahunnya tersebut.1 Bentrok antar suku dengan bersenjatakan panah
    dan tombak semakin menggambarkan ketimpangan ekonomi serta pendidikan di daerah
    timur Indonesia ini. Hal ini menjadi masalah yang sangat penting ketika ketimpangan
    yang terjadi kini telah memunculkan aksi-aksi sporadis hingga terjadi berbagai aksi
    kriminal di wilayah Papua.
           Oleh karena itu, makalah ini akan menganalisa alasan Indonesia untuk tetap
    mempertahankan kontrak kerja dengan perusahaan Amerika Serikata, Freeport, dalam
    pengelolaan Sumber Daya Alam di Papua dilihat dari sudut pandang struktualis. Penulis
    akan menganalisa posisi Amerika maupun Indonesia dalam krangka kerjasama PT

1
  Manfaat Ekonomi bagi Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/others/FAQ.asp pada tanggal 21
November 2011 pukul 21.22 WIB.

                                               2
Freeport Indonesia menggunakan World System Theory. Dalam analisanya penulis akan
    melihat hubungan antar kelas yang terjandi antara Indonesia (proletar) dan Amerika
    (borgeois) dalam PT Freeport Indonesia sendiri.


1.2 Rumusan Masalah
    Makalah ini akan berusaha menjawap rumusan masalah mengengai:
            “Apakah alasan Indonesia, untuk           tetap mempertahankan kerjasama dengan
    Freeport Amerika Serikata dalam pengelolaan Sumber Daya Alam di Papua ?”


1.3 Kerangka Teori
            Dalam makalah ini penulis akan menggunakan teori World System Theory untuk
    dapat menjawab pertanyaan masalah dalam makalah ini.


                                            World system
                                              Theory



                                                                        Periphery
                       Core                                             (proletar)
                                             Dependensi
                     (Borjuis)
                                              Eksploitasi



                                                                        Capitalis System



                World system theory diperkenalkan pertama kali oleh Wallerstain dengan
    melihat dependensi antara Amerika bagian Selatan dengan Amerika bagian Utara. Teori
    ini termasuk dalam pandangan strukturalisme yang menurut Wellerstain, berusaha
    menghadapi perubahan struktur kelas tersebut dengan menfokuskan pandangan terhadap
    aspek ekonomi yang dapat memberikan pengaruh terhadap bidang sosial, politik maupun
    keaman.2 Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan kapitalisme dalam sistem dunia
    yang menurut pendapatnya terbagi atas a core, a periphery, dan a semi- periphery.3
    Struktur kelas yang dikelompokan oleh Wellerstain tersebut didasarkan atas hubungan


2
  Immanuel Wallerstein, The Capitalist World Economy, (Cambridge, England: Cambridge University Press,
1979), hlm. 197-198.
3
  Viotti, P., & Kauppi, M. International Relation Theory, Fouth Ed. (New York:Pearson, 2010), hlm. 197.

                                                  3
antar kelas yang dominan dalam sistem ekonomi dunia. Ketiga struktur kelas ini
       kemudian lebih dikenal dengan sebutan negara Dunia Pertama - Negara Maju (Developed
       Countries), Dunia Kedua - Negara Industri Baru (New Industial Countries), dan Dunia
       Ketiga - Negara Berkembang (Developing Countries).
               Dalam makalah ini akan lebih menyoroti hubungan antara negara Core dengan
       negara periphery. Hubungan antara keduanya menurut Wellerstain, terjalin akibat adanya
       kepentingan masing-masing negara dalam sektor ekonomi yang menempatkan keduanya
       dalam sistem ekonomi dunia yang kapitalis.4 Kapitalisme menurut Wellerstain,
       memunculkan dependensi antar negara yang menimbulkan terjadinya class conflict akibat
       munculnya ketimpangan antara kelas pemilik modal dan kelas pekerja. 5 Sebagai pemilik
       modal dalam sistem kapitalis, negara core akan jenderung menggunakan power-nya yaitu
       untuk menekan faktor produksi yang dimiliki oleh negara periphery. Pada dasarnya,
       negara periphery juga tidak memiliki pilihan dalam menjalin kerjasama dengan negara
       core. Hal ini diakibatkan oleh ketidak mampuan dari negara periphery sendiri untuk
       memenuhi kebutuhan dalam negerinya.
               Sistem dunia yang kapitalis tersebut, pada akhirnya berdampak pada dependensi
       negara periphery atas kehadiran negara core untuk mendorong petumbuhan ekonomi
       negaranya. Hal tersebut tentunya menghadirkan keuntungan bagi negara core yang
       dengan power yang dimilikinya dapat melakukan eksploitasi terhadap negara periphery
       sebagai penyedia faktor-faktor produksi dengan harga yang rendah. Akibat keuntungan
       yang didapatkannya tersebut, negara core pada dasarnya tetap terus berusaha menjaga
       sistem dunia dengan mempertahankan posisinya maupun posisi negara periphery dalam
       sistem dunia. Hal ini banyak dilakukan dengan membatasi adanya transfer tegnologi dari
       negara core ke negara periphery serta penekanan gaji buruh agar negara core tetap
       memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dari biaya produksi yang minimum
       tersebut.




4
    Log.cit.,hlm. 197-198.
5
    Ibid.

                                               4
BAB II
                 Analisa World System Theory dalam Hubungan Kerjsama
                   Indonsia dan Amerika Serikat Di PT. Freeport Papua


       Dalam bab ini, penulis akan melakukan analisa terhadap kerjasama yang dilakukan
antara Amerika dengan Indonesia dengan menggunakan World system Theory sebagai
kerangka analisa dalam kasus PT Freeport Indonesia. Penulis akan membagi tulisan ini
kedalam tiga bagian utama. Pertama, penulis akan menganalisa posisi keduanya dalam world
system. Selanjutnya, dengan mengacu pada indiktor-indikator dependensi yang terjalin antara
Amerika dan Indonesia penulis berusaha menunjukan sifat kerjasama yang terjalin dalam PT
Freeport untuk melihat keuntungan yang mungkin di dapat oleh kedua negara. Dalam bagian
ketiga, penulis akan mencoba memperlihatkan bentuk-bentuk eksploitasi yang dilakukan oleh
negara core kepada negara periphery dilihat dalam kerangka kerjasama PT Freeport
Indonesia.


2.1 Posisi Indonesia - Amerika Serikat Dalam World system
             Wallerstein dalam tulisannya mengungkapkan bahwa posisi negara dalam world
    system     bergantung kepada      peranannya     dalam    kegiatan   pengolahan     industri.6
    Menurutnya, negara yang memiliki sumber produksi dengan kemampuan rendah untuk
    melakukan pengolahan sumber-sumber tersebut, berpotensi menjadi negara periphery.
    Di sisi lain, Negara core merupakan negara yang juga memiliki sumber produksi namun
    juga memiliki faktor-faktor produksi lainnya seperti teknologi dan modal untuk dapat
    mengelola sumber-sumber produksi. Akan tetapi menurutnya, negara core akan
    memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan pengolahan yang berlebihan terhadap
    sumber daya yang dimilikinya dan lebih memilih untuk banyak mengadakan kerjasama
    dengan negara periphery. Hal ini di dukung pula oleh pendapat Daniel Chirot and Thomas
    D. Hall, yang menilai kecenderungan tersebut sebagai nature dari state dalam system
    dunia yang capitalis sehingga state akan berusaha semaksimal mungkin untuk
    mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan mengeluarkan usaha yang
    seminimal mungkin.7

6
  Immanuel Wallerstein, The modern World System I: Capitalist Agriculture and the
Origins of the European World-Economy in the Sixteenth Century, (New York: Academic
Press, 1974), hlm. 347-350.
7
  Daniel Chirot and Thomas D. Hall, WORLD-SYSTEM THEORY, (Annual Reviews, 1982) diakses dari
 http://www.jstor.org/stable/2945989 , hlm. 85.

                                                5
Berdasarkan hal tersebut, posisi Indonesia dalam world system merupakan negara
     periphery dengan Amerika Serikat sebagai negara core-nya. Hal ini dapat dilihat dari
     kepemilikan bahan mentah sebagai sumber produksi di Papua yang kini telah dikelola
     oleh PT. Freeport. Sejak awal penemuannya oleh Jean-Jacques Dozy, Ertsberg di gunung
     gletser Jayawijaya telah mendapatkan perhatian dari pihak-pihak asing yang menjajah
     wilayah Indonesia sebelumnya.8 Lokasi yang kaya akan sumber-sumber mineral inilah
     yang disinyalir sebagai penyebab sulitnya Belanda mengakui wilayah Papua ini sebagai
     bagian dari wilayah Indonesia. Tidak hanya Belanda, berbagai pihak yang turut andil
     dalam upaya integrasi Irian Barat — Papua sebelum terintegrasi dengan Indoensia —
     masing-masing juga memiliki kepentingan akan melimpahnya sumber daya alam
     wilayah ini.
            Di masa Orde Baru, Indonesia sebagai negara dunia ketiga belum memiliki cukup
     teknologi untuk dapat mengelola sumber energi yang melimpah di Papua tersebut. Akan
     tetapi kebutuhan ekonomi ketika itu, mendesak pemerintah untuk segera melakukan
     pengelolaan terhadap sumber-sumber daya alamnya sebagai faktor produksi untuk
     mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ketika itu. Amerika Serikat, sebagai negara
     industri maju dengan teknologi dan modal yang dimilikinya tentunya melihat hal ini
     sebagai peluang ekonomi yang menjanjikan. Bekerjasama dengan negara dunia ketiga
     dalam pengelolaan sumber bahan mentah ini tentunya sangat menguntungkan karena
     pada dasarnya pemerintah dapat melakukan penekanan biaya produksi dibandingkan
     dengan melakukan pengolahan sumber daya alam mereka sendiri. Hal ini disebabkan
     karena standar hidup masyarakat dunia ketiga yang lebih rendah dari standar hidup
     Negara maju seperti Amerika Serikat pada umumnya.
            Akan tetapi, kondisi dalam negeri Indonesia sendiri tidak dapat memiliki peluang
     untuk melakukan penghitungan untung rugi terlebih dahulu dengan Amerika Serikat.
     Kebutuhan investasi yang mendesak sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi menjadi
     dasar dibukanya kerjasama dengan Amerika di Papua. Freeport-McMoRan Copper &
     Gold Inc ("Freeport") adalah perusahaan asing pertama yang mengadakan kerjasama
     dengan pemerintah Indonesia dalam sektor pengolahan sumberdaya alam. Terhitung
     sejak tahun 7 April 1967, kerjasama antara keduanya berjalan berdasarkan UU Nomor 1
     Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing sebagai landasan utama perjanjian kontrak


8
 PT Freeport Indonesia, Riwayat Proyek, diakses dari http://www.ptfi.com/about/history.asp, pada tanggal 20
November 2011 pukul 17.35 WIB.

                                                    6
karya antara pemerintah Indonesia dengan Freeport Amerika.9 Perjanjian kontrak karya
     tersebut pada umumnya mengatur hak-hak eksklusif yang diberikan kepada Freeport
     untuk mengelola 10x10 km atau seluas 100 km2 di sekitar Ertsberg.10 Di awal masa
     kerjasamanya produksi Freeport pada saat itu baru mencapai 8.000 ton bijih/hari,
     kemudian meningkat menjadi 18.000 ton bijih/hari.11
            Di lain pihak sebagai MNC dari Amerika Serikat, Freeport juga mengantongi
     perizinan dan kontrak kerja dengan pemerintah Amerika Serikat sendiri. Pemerintah
     Amerika Serikat sendiri juga memiliki kontrak kerja dengan MNC negaranya. Pada
     dasarnya kontrak MNC Amerika Serikat terhadap pemerintah negaranya mengatur
     tentang ketentuan-ketentuan akan kontribusi yang dilakukan oleh MNC tersebut
     terhadap Amrika Serikat sendiri. Dalam kasus ini, Freeport menjalankan kontrak dengan
     pemerintah sebagai MNC pemasok kebutuhan emas terbesar Amerika Serikat. Freeport
     sebagai MNC Amerika dalam produksinya juga di atur berdasarkan standart dan
     ketentuan pemerintah Amerika seturut dengan apa yang tertera dalam kontrak kerja
     antara induk perusahaan Freeport dengan pemerintah Amerika Serikat.
            Dengan demikian, Posisi Amerika Serikat sebagai negara core terlihat dari
     bagaimana pemerintah Amerika Serikat mengelola perusahaan-perusahaan di negara
     dengan mengikat perusahaan tersebut dalam ketentuan-ketentuan yang turut membawa
     kepentingan Amerika Serikat sebagai negara. Hal tersebut juga menunujukan
     superioritas negara dalam mengendalikan distribution of tehcnologi yang dilakukan oleh
     MNC negaranya ke negara lain. Dalam kenyataannya, ikatan kontrak antara MNC
     dengan pemerintah tersebut tidak hanya dilakukan terhadap MNC sebesar Freeport, yang
     menjadi pemasuk emas utama Amerika Serikat saja namun juga terhadap MNC lainnya
     seperti Mc. Donald, Coca cola dan lain-lain.12




9
       Pencaplokan      Tanah       Adat,      HAM,        dan      Orang  Amungme,        diakses    dari
http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/27/nas14.htm pada tanggal 21 November 2011 pukul 22.17 WIB.
10
   Ibid,.
11
   Ibid,.
12
   McDonald's Corporation Political Contributions Policy, diakses dari
http://www.politicalaccountability.net/index.php?ht=a/GetDocumentAction/i/5266, pada tanggal 29 Desember
2011 pukul 22.13 WIB.

                                                    7
2.2 Dependensi yang terjadi antara Indonesia terhadap Amerika Serikat
            Menurut Ronan Van Rossem, dependensi timbul sebagai konsekuensi dari world
     system.13 Dependensi tersebut memberikan perhatian terhadap negara periphery dalam
     hubungannya dengan negara core. Menurut James Petras dependensi menunjukan
     adanya katidaksetaraan antara negara core dan periphery dalam kerjasama kedua
     negara.14 Oleh karena itu, dependensi antara Indonesia dengan Amerika Serikat tersebut
     akan diperlihatkan dengan membandingkan keuntungan dan kerugian yang di dapatkan
     oleh kedua negara dari kerjasama Freeport yang telah berlangsung selama 44 tahun ini.
            PT. Freeport telah memberikan banyak keuntungan bagi Amerika Serikat.
     Freeport Papua merupakan eksportir emas utama bagi Amerika Serikat. Dari perusahaan
     Freeport yang tersebar di beberapa negara, Freeport Papua memproduksi 230.000 metrik
     ton perharinya.15 Sejak awal pembuatan kerjasamanya, angka tersebut terus mengalami
     pertambahan dari tahun ke tahun sebagai permintaan dari Amerika Serikat. Meskipun
     nilainya masih dapat disaingi oleh beberapa komoditas utama Amerika lainnya, namun
     emas sendiri memiliki value jangka panjang yang dapat menjadi penopang ekonomi
     Amerika akibat nilai emas yang cenderung stabil di pasar global.
            Bagi Indonesia sendiri kehadiran Freeport telah membuka lapangan kerja bagai
     masyarakat Indonesia. Tidak hanya bagi penduduk Papua namun juga penduduk
     Indonesia yang berdomisili di daerah lain juga memiliki kesempatan untuk dapat bekerja
     di perusahaan pertambangan tersebut. Hingga kini, Freeport telah memperkerjakan 8000
     pekerja asal Indonesia dengan 60% dari jumlah tersebut merupakan penduduk asli
     Papua.16 Disamping itu, Freeport juga telah menjadi sumber pemasukan utama daerah
     Papua yaitu sebesar 5 milyar dolar Amerika pertahunnya bagi pemerintah daerah.17
            Akan tetapi secara nyata kita dampak melihat masih terbelakangnya wilayah
     tersebut jika dilihat dari infrastruktur dan pendidikan masyarakat Papua sendiri. Di
     samping itu berdasarkan kontrak kesepakatan yang telah ada, Indoensia cenderung
     dirugiakan jika mengacu pada jumlah pajak yang dibayarkan oleh Perusahaan tersebut

13
   James Petras, Dependency and World System Theory: A Critique and New Directions, diakses dari
http://www.jstor.org/stable/2633477 , hlm. 148.
14
   James Petras, ibid., hlm 149.
15
   Freeport strikers accused of hurting investment in Indonesia , diakses dari
http://news.xinhuanet.com/english/world/2011-12/12/c_131301574.htm, pada tanggal 8 JAnuari 2012 pukul
19.17 WIB.
16
   Workers return to Freeport's Indonesia gold mine, diakses dari
http://www.msnbc.msn.com/id/45786395/ns/business/t/workers-return-freeports-indonesia-gold-mine/, pada
tanggal 7 Januari 2012 pukul 20.05 WIB.
17
   Manfaat ekonomi bagi Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/others/FAQ.asp, pada tanggal 7 Januari
2012 pukul 21.45 WIB.

                                                    8
kepada pemerintah. Pajak normal yang seharusnya didapatkan oleh pemerintah adalah
     sebesar 6% dari total hasil produksi namun dalam kenyataanny pemerintah hanya
     memperoleh 1 % perdari hasil produksi bahan tambang dari total milyaran dollar
     Amerika yang mampu dihasilkan tiap tahun produksinya.18
            Ketimpangan dalam kontrak kerjasama tersebut juga dapat dilihat dari pendapatan
     buruh dan karyawan Freeport Indonesia jika di bandingkan dengan karyawan Freeport di
     negara lain. Di beberapa perusahaan Freeport yang terdapat di negara lain, sewajarnya
     buruh pertambangan tersebut mampu mendapatkan 10-70 doalr per jamnya sedangkan
     bagi buruh Freeport di Indonesia mereka hanya mendapatkan0,98-2 dolar Amerika per
     jamnya.19 Jika dilihat dari angkanya, jumlah pendapatan tersebut pada dasarnya jauh
     lebih banyak dari rata-rata pendapatan masyarakat di Indonesia. Namun kesetaraan
     terhadap pegawai Freeport di negara lain adalah masalah utama yang semakin
     meningkatkan dependensi yang menimbulkan konflik kelas dalam perusahaan ini. Di
     samping itu, jika menggunakan standar hidup masyarakat Indonesia pada umumnya,
     perbedaan pendapatan yang sangat timpang antar sesame buruh Freeport yang berbeda
     negara juga tidak dapat dibenarkan. Hal ini dikarenakan, standar hidup di Papua untuk
     kawasan sekitar Freeport saja sudah jauh lebih tinggi dari standar hidup orang Indonesia
     kebanyakan dilihat dari harga bahan pokok yang di jual 5-10 % lebih tinggi dari bahan
     pokok yang di jual di wilayah Jawa dan Sumatra.20


2.3 Kapitalisme yang terjadi dalam PT. Freeport Indonesia
            Keengganan pemerintah untuk meninjau ulang kontrak kerjasama Indonesia
     dengan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc ("Freeport") menurut pendapat penulis
     dipengaruhi oleh adanya sistem kapitalis bentukan Amerika Serikat tersebut. Hal ini juga
     dibuktikan dengan menggunakan asumsi-asumsi dasar strukturalis dalam melihat
     struktur dunia yang kapitalis serta pemikiran Wellerstrain melihat aktor-aktor dalam
     hubungan internasional berdasarkan fungsinya dalam sistem kapitalis dunia.
            Viotti dan Kauppi dalan International Relation memaparkan empat asumsi realis
     yang menurut penulis dapat memperlihatkan bentuk kapitalisme Amerika Serikat di

18
   Politikus PAN: Harusnya Royalti Freeport 6 %, diakses dari http://nasional.vivanews.com/news/read/267665-
politikus-pan--harusnya-royalti-freeport-6-, pada tanggal 7 Januari 2012 pukul 19.28 WIB.
19
   Esther Samboh, Labor dispute at Freeport „may end soon‟, diakses dari
http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/17/labor-dispute-freeport-may-end-soon.html, pada tanggal 7
januari 2012 pukul 21.11 WIB.
20
   Harga bahan pokok papua, diakses dari http://beritadaerah.com/berita/papua/50222, pada tanggal 7 Januari
2012 pukul 22.12 WIB.

                                                     9
Indonesial. Asumsi pertama strukturalis menekankan pada adanya level analisa dalam
     pendekatan ini. Menururtnya, dengan menggunakan struktur global sebagai level analisa
     pendekatan ini, diharapkan pendekatan ini dapat melihat permasalahan di dunia dari
     berbagai sudut pandanga. Menurut Asumsi ini, struktur global bersifat eksploitatif dan
     memiliki hierarki berdasarkan kepemilikan modal.21
             Jika dilihat dari masalah Freeport, struktur kapitalisme yang menurut Wallerstrein
     bersifat eksploitatif hingga akhirnya pemihak modal mendapatkan keuntungan sebesar-
     besaranya dari biaya produksi yang minim. Hal ini dilakukan oleh Freeport Indonesia di
     tanah Papua, di mana eksploitasi berlebihan terlihat dari terus meningkatnya hasil
     produksi pertambangan tiap tahunnya. Perusahaan Freeport Amerika tidak hanya
     mengadakan peningkatan produksi tersebut secara terus menerus, namun juga
     melakukan perluasan lahan pertambangan di wilayah Papua. Eksploitasi ini secara jelas
     tela berdampak pada kondisi alam Papua yang rusak akibat limbah produksi dan
     pengerukan yang dilakukan terus-menerus.
            Di sisi lain, penekanan faktor produksi dilakukan melalui penekanan upah
     karyawan perjamnya. Terdapat beberapa perbedaan antara karyawan Freeport dinegara
     lain dengan Indonesia jelas menunjukan upaya penekanan faktor produksi yang
     dilakukan oleh pihak perusahaan. Ketipangan juga terlihat jika dilakukan perbandingan
     terhadap upah pegawai dalam negeri. Dalam hal ini tentunya besar upah yang didapatkan
     oleh buruh kerja pada umumnya berbeda dengan para petinggi Freeport itu sendiri.
     Namun yang menjadi perhatian adalah adanya “gap” yang besar antar karyawan Freeport
     itu sendiri.22 Hal ini lah yang kemudian dapat memunculkan adanya hierarki akibat
     kepemilikan modal dalam masalah
            Asumsi kedua dari pemikiran strukturalis adalah Historical background. Seperti
     yang telah coba diangkat oleh penulis pada sub-bab sebelumnya, Kapitalisme dalam
     Freeport Indonesia dapat dilihat berdarkan perubahan politik yang terjadi dalam
     pemerintahan Indonesia. Sejak tahun 1967, Indonesia telah mengalami lima jenis
     pemerintahan dengan tujuan utama pemerintahan yang berbeda-beda. Akan tetapi dari
     semua masa pemerintahan tersebut, belum ada pemerintahan yang berusaha meninjau
     ulang kerjasama dengan Perusahaan Amerika Serikat ini. Padahal tanpa munculnya
     konflik sporadis seperti apa yang terjadi sekarang ini, berbagai pelanggaran telah


21
  Viotti, P., & Kauppi, M. International Relation Theory, Fouth Ed. (New York:Pearson, 2010), hlm. 201.
22
   Freeport-McMoRan Gaji diakses dari http://www.glassdoor.com/Salary/Freeport-McMoRan-Salaries-
E266.htm, pada tanggal 28 November 2011 pukul 15.23 WIB.

                                                  10
dilakukan oleh pihak Freeport. Menurut laporan lembaga HAM pelanggaran HAM telah
     sering terjadi di tanah Papua. Hal ini dilihat dari upaya penyelesaian bentrokan
     masyarakat menggunakan kekuatan militer TNI yang sesungguhnya merupakan
     wewenang dari aparat kepolisian setemapat saja. Akibatnya dalam penyelesaian masalah
     tersebut, kepentingan politik lebih banyak terlihat dibandingkan kepentingan untuk
     menciptakan stabilitas ekonomi.
            Selanjutnya pendekatan strukturalis berasumsi akan adanya mekanisme dominasi
     dalam sistem kapitalis dunai.       Mekanisme ini pada dasarnya ingin memperlihatkan
     pihak-pihak mana yang mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan pihak mana yang
     lebih dirugikan. Dalam website resminya, PT Freeport Indonesia memperlihatkan list
     panjang keuntungan yang didapatkan oleh Indonesia sebagai hasil dari kerjasama.23
     Namun sekali lagi daftar keuntunan tersebut semata-mata merupakan suatu bentuk
     pembelaan dari perusahaan akan berbagai pelanggaran yang telah dilakukannya.
     Pendapat penulis tersebut secara kasat mata dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi
     maupun sosial dalam masyarakat Papua sendiri setelah 44 tahun berlangsungnya
     kerjasama antara Perusahaan Amerika Serikat Tersebut dengan pemerintahan Indonesia.
            Amerika Serikat sebagai pihak yang memiliki alat produksi seturut dengan
     berbagai kebijakan yang telah dijalankan di tanah papua merupakan pihak yang
     mengeksploitasi kekayaan alam di papua. Sayangnya eksploitasi tersebut juga dilakukan
     Freeport melalui kebijakan pemberian upah yang masih dibawah standar dari perusahaan
     internasional. Dengan demikian kita meilihat bagaimana keryawan dalam hal ini buruh
     rendah merupakan kelompok yang termajinalisasikan dalam sistem kapitalis Freeport ini.
            Pemikiran strukturalis dalam asumsinya yang terakhir kembali memberikan
     tekanan pada sektor ekonomi sebagai supra struktur dalam kondisi sistem kapitalis dunia
     ini. Dengan demikian semua aktor yang terlibat dalam sistem ini memiliki motif yang
     sama yaitu motif ekonomi. Semua aktor yang terlibat akan berupaya mendapatkan
     keuntungan sebesar-besarnya. Oleh karena itu, mereka yang memiliki power untuk
     membuat ataupun mempengaruhi berbagai pembuatan kebijakan akan berusaha
     mengarahkan dan membentuk berbagai kebijakan yang pro-liberalism. Kebijakan
     Amrika Srikat sendiri semakin terlihat ketika dimasa konflik Papua ini, Amerika Serikat
     mengeluarkan rencananya untuk menempatkan Tentara Amerika di Daerah Darwin
     Australia.

23
  Manfaat ekonomi PT. Freeport Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/manfaat_ekonomi.asp , pada
tanggal 7 Januari 2012 pukul 20.34 WIB.

                                                 11
BAB III
                                       Kesimpulan


       Berdasarkan analisa kasus PT Freeport di Papua menggunakan beberapa konsep
Hubungan internasional tersebut, dapat disimpulkan bahwa kapitalisme Amerika Serikat
sungguh terjadi di wilayah Indonesia dengan adanya Perusahaan Pertambangan Amerika di
wilayah Papua. Hal ini dapat dilihat dari berbagai eksploitasi yang telah dilakukan
Perusahaan tersebut tidak hanya pada sumber daya alam Indonesia namun juga pada
masyarakat Indonesia pada umumnya. Meskipun keuntungan yang didapat terasa timpang
dan bahkan tidak memberikan banyak perubahan terhadap wilayah Papua pada umumnya,
kerjasama ini tetap memberikan kentungan bagi pihak-pihak tertentu sperti TNI dan
Pemerintah Daerah yang banyak mendapatkan sogokan atau “tambahan dana” dari pihak
Freeport. Hal ini berakibat pada adanya keengganan pihak-pihak tertentu untuk melakukan
peninjauan ulang kontrak kerjasama Indonesia dengan Amerika Serikat.
       Pada dasarnya masalah yang paling mendasar dalam kasus ini adalah tingkat
dependensi Indonesia yang tinggi terhadap Amerika Serikat. Patut disadari, Freeport
merupakan perusahaan terbesar yang paling banyak menyerap tenaga kerja di wilayah Papua.
Oleh karena itu, selama peranan pemerintah dalam melakukan pembangunan ekonomi yang
merata di Papua, masalah yang terjadi di Papua sekarang ini tidak akan selesai karena adanya
berbagai kepentingan pihak-pihak yang mendapat keuntungan dari adanya Freeport tersebut.
Pihak-pihak yang memiliki akses yang sangat kuat dalam penentuan kebijakan terutama di
wilayah Papua tersebut dalam struktur kapitalis juga akan mempertahankan keuntungan
dengan tetap mempertahankan sistem yang ada sekarang. Untuk memperbaiki kondisi ini,
penulis melihat perlu adanya penataan ulang sistem pemerintahan di Papua, dengan menarik
sistem otonomi daerah yang diserahkan kepada Papua sampai adanya perubahan dalam
sistem pemerintahan yang baru. Papua sebagai wilayah Indonesia yang masih mengalami
ketertinggalan dari wilayah Indonesia lainnya, seharusnya tidak di berikan otonomi khusus
yang hanya akan membentuk dependensi baru antara Papua dengan pihak lain yang dianggap
mampu memenuhi kebutuhan di wilayah Papua, dalam hal ini Amerika Serikat.




                                            12
DAFTAR PUSTAKA


Daftar Buku

Viotti, P., & Kauppi, M. (2010). International Relation Theory, Fouth Ed. New York:Pearson.

Wallerstein, Immanuel. (1974). The modern World System I: Capitalist Agriculture and the Origins of the
European World-Economy in the Sixteenth Century. New York: Academic Press.

Wallerstein, Immanuel. (1979). The Capitalist World Economy. Cambridge, England: Cambridge University
Press.


Daftar jurnal
Daniel Chirot and Thomas D. Hall, WORLD-SYSTEM THEORY, (Annual Reviews, 1982) diakses dari
http://www.jstor.org/stable/2945989.

James Petras, Dependency and World System Theory: A Critique and New Directions, diakses dari
http://www.jstor.org/stable/2633477.


Daftar website
Manfaat Ekonomi bagi Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/others/FAQ.asp.

PT Freeport Indonesia, Riwayat Proyek, diakses dari http://www.ptfi.com/about/history.asp.

Pencaplokan      Tanah      Adat,      HAM,        dan         Orang        Amungme,          diakses     dari
http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/27/nas14.htm

McDonald's          Corporation          Political     Contributions      Policy,            diakses      dari
http://www.politicalaccountability.net/index.php?ht=a/GetDocumentAction/i/5266.

Freeport     strikers   accused    of     hurting   investment    in       Indonesia     ,      diakses   dari
http://news.xinhuanet.com/english/world/2011-12/12/c_131301574.htm.

Workers       return    to       Freeport's      Indonesia       gold        mine,       diakses          dari
http://www.msnbc.msn.com/id/45786395/ns/business/t/workers-return-freeports-indonesia-gold-mine/.

Manfaat ekonomi bagi Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/others/FAQ.asp.

Politikus PAN: Harusnya Royalti Freeport 6 %, diakses dari http://nasional.vivanews.com/news/read/267665-
politikus-pan--harusnya-royalti-freeport-6-.

Esther    Samboh,      Labor     dispute    at    Freeport      „may     end    soon‟,          diakses   dari
http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/17/labor-dispute-freeport-may-end-soon.html.

Harga bahan pokok papua, diakses dari http://beritadaerah.com/berita/papua/50222.

Freeport-McMoRan Gaji diakses dari http://www.glassdoor.com/Salary/Freeport-McMoRan-Salaries-E266.htm.

Manfaat ekonomi PT. Freeport Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/manfaat_ekonomi.asp.




                                                     13

Contenu connexe

En vedette

Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahanKritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahanKafi Hidonis
 
Mebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual okMebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual okKafi Hidonis
 
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannyaKekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannyaKafi Hidonis
 
Pedoman Ta Ui Sk Rektor 2008
Pedoman Ta Ui  Sk Rektor 2008Pedoman Ta Ui  Sk Rektor 2008
Pedoman Ta Ui Sk Rektor 2008versi virgontoro
 
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafahTata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafahKafi Hidonis
 
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesiaPostur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesiaKafi Hidonis
 
Salah paham thd ht
Salah paham thd htSalah paham thd ht
Salah paham thd htKafi Hidonis
 
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakanModel Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakanKafi Hidonis
 
Kuliah psdp s2. Kuliah 3 daya dukung terbuka(danau unsur p)
Kuliah psdp s2. Kuliah 3 daya dukung terbuka(danau unsur p)Kuliah psdp s2. Kuliah 3 daya dukung terbuka(danau unsur p)
Kuliah psdp s2. Kuliah 3 daya dukung terbuka(danau unsur p)Kafi Hidonis
 
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)Kafi Hidonis
 
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamPerbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamMiftah Iqtishoduna
 
Pesentasi pancasila(sila ke 5)
Pesentasi pancasila(sila ke 5)Pesentasi pancasila(sila ke 5)
Pesentasi pancasila(sila ke 5)Sapto Pandugo
 
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoMeraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoKafi Hidonis
 
Ekonomi kapitalis,sosialis,islam
Ekonomi kapitalis,sosialis,islamEkonomi kapitalis,sosialis,islam
Ekonomi kapitalis,sosialis,islamdyan pratiwi
 

En vedette (14)

Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahanKritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
 
Mebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual okMebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual ok
 
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannyaKekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
 
Pedoman Ta Ui Sk Rektor 2008
Pedoman Ta Ui  Sk Rektor 2008Pedoman Ta Ui  Sk Rektor 2008
Pedoman Ta Ui Sk Rektor 2008
 
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafahTata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
 
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesiaPostur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
 
Salah paham thd ht
Salah paham thd htSalah paham thd ht
Salah paham thd ht
 
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakanModel Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
 
Kuliah psdp s2. Kuliah 3 daya dukung terbuka(danau unsur p)
Kuliah psdp s2. Kuliah 3 daya dukung terbuka(danau unsur p)Kuliah psdp s2. Kuliah 3 daya dukung terbuka(danau unsur p)
Kuliah psdp s2. Kuliah 3 daya dukung terbuka(danau unsur p)
 
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
 
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamPerbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
 
Pesentasi pancasila(sila ke 5)
Pesentasi pancasila(sila ke 5)Pesentasi pancasila(sila ke 5)
Pesentasi pancasila(sila ke 5)
 
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoMeraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
 
Ekonomi kapitalis,sosialis,islam
Ekonomi kapitalis,sosialis,islamEkonomi kapitalis,sosialis,islam
Ekonomi kapitalis,sosialis,islam
 

Similaire à B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus pt. freeport indonesia

masalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomimasalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomirahmatia61
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaGilang Jupriono
 
Pengertian sistem secara umum dan menurut para ahli
Pengertian sistem secara umum dan menurut para ahliPengertian sistem secara umum dan menurut para ahli
Pengertian sistem secara umum dan menurut para ahlialdun1
 
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkunganYuana Tri Utomo
 
Presentation3.pptx sistem ekonomi indonesia
Presentation3.pptx sistem ekonomi indonesiaPresentation3.pptx sistem ekonomi indonesia
Presentation3.pptx sistem ekonomi indonesiaiswah yuni
 
Falsifikasi Teori Realisme Menggunakan Teori Liberalisme dan Pluralisme
Falsifikasi Teori Realisme Menggunakan Teori Liberalisme dan PluralismeFalsifikasi Teori Realisme Menggunakan Teori Liberalisme dan Pluralisme
Falsifikasi Teori Realisme Menggunakan Teori Liberalisme dan PluralismeLuqman Praditio
 
pengantar ekonomi&bisnis
pengantar ekonomi&bisnispengantar ekonomi&bisnis
pengantar ekonomi&bisnisZilvana Tembem
 
Ilmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunanIlmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunanDesva Ariasanti
 
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptxTEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptxAndhitaRiskoFaristia1
 
Konsep ketahanan regional
Konsep ketahanan regionalKonsep ketahanan regional
Konsep ketahanan regionalAsri Wulandari
 
ekologi pemerintahan
ekologi pemerintahanekologi pemerintahan
ekologi pemerintahanhrmndo
 

Similaire à B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus pt. freeport indonesia (20)

masalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomimasalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomi
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
 
Bacaan i ikhtisar bacaan
Bacaan i ikhtisar bacaanBacaan i ikhtisar bacaan
Bacaan i ikhtisar bacaan
 
Pengertian sistem secara umum dan menurut para ahli
Pengertian sistem secara umum dan menurut para ahliPengertian sistem secara umum dan menurut para ahli
Pengertian sistem secara umum dan menurut para ahli
 
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
 
Pertemuan i perekonomian ind
Pertemuan i perekonomian indPertemuan i perekonomian ind
Pertemuan i perekonomian ind
 
Konsep dasar Makro
Konsep dasar MakroKonsep dasar Makro
Konsep dasar Makro
 
Makalah greenpeace nuklir
Makalah greenpeace nuklirMakalah greenpeace nuklir
Makalah greenpeace nuklir
 
Presentation3.pptx sistem ekonomi indonesia
Presentation3.pptx sistem ekonomi indonesiaPresentation3.pptx sistem ekonomi indonesia
Presentation3.pptx sistem ekonomi indonesia
 
Falsifikasi Teori Realisme Menggunakan Teori Liberalisme dan Pluralisme
Falsifikasi Teori Realisme Menggunakan Teori Liberalisme dan PluralismeFalsifikasi Teori Realisme Menggunakan Teori Liberalisme dan Pluralisme
Falsifikasi Teori Realisme Menggunakan Teori Liberalisme dan Pluralisme
 
pengantar ekonomi&bisnis
pengantar ekonomi&bisnispengantar ekonomi&bisnis
pengantar ekonomi&bisnis
 
Ilmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunanIlmu ekonomi dan pembangunan
Ilmu ekonomi dan pembangunan
 
Sistem ekonomi
Sistem ekonomiSistem ekonomi
Sistem ekonomi
 
Palm oil case
Palm oil casePalm oil case
Palm oil case
 
Masalah Ekonomi
Masalah EkonomiMasalah Ekonomi
Masalah Ekonomi
 
Masalah Ekonomi
Masalah EkonomiMasalah Ekonomi
Masalah Ekonomi
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptxTEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
 
Konsep ketahanan regional
Konsep ketahanan regionalKonsep ketahanan regional
Konsep ketahanan regional
 
ekologi pemerintahan
ekologi pemerintahanekologi pemerintahan
ekologi pemerintahan
 

B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus pt. freeport indonesia

  • 1. Kapitalisme Amerika terhadap Indonesia Studi Kasus PT. Freeport Indoensia Bernadette Aderi Puspaningrum 1006694315 Mata Kuliah Teori Hubungan Internasional 1 kelas B Universitas Indonesia, Depok Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2011 1
  • 2. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan pertambangan Amerika Setikat — Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc ("Freeport") — telah berlangsung sejak tahun 1967. Awalnya kerjasama ini dilakukan oleh pemerintahan Masa Orde Baru dengan tujuan mendapatkan infestasi dari pihak asing sehingga dapat mendorog pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kontrak karya yang awalnya disepakati untuk masa 30 tahun kerja terus diperpanjang hingga kini telah 44 perusahaan asing tersebut, mengeruk kekayaan alam Indonesia. Hingga kini diketahui luas lahan pertambangan juga terus mengalami perluasan dan terjadi peningkatan produksi tiap tahunnya. Dengan pengelolaan sumberdaya secara besar-besaran tersebut, sudah selayaknya kerjasama ini menghasilkan keuntungan yang besar kepada kedua belah pihak, baik rakyat Indonesia maupun pemerintah Amerika Serikat yang terus mendapatkan suplai emas dan tembaga yang juga disinyalir adanya kandungan uranium di wilayah pertambangan tersebut. Sayangnya, apa yang terjadi saat ini jauh dari ekspektasi yang diharapkan. Wilayah Irian Jaya yang kaya akan sumber mineral tersebut hingga saat ini masih menjadi wilayah terpinggirkan di Indonesia. Tidak adanya perubahan kondisi masyarakat Papua setelah 44 tahun kerjasama ini berlangsung tentunya menimbulkan pertanyaan besar mengenai hasil kerjasama dari proyek pertambangan yang disinyalir bernilai milyaran dolar pertahunnya tersebut.1 Bentrok antar suku dengan bersenjatakan panah dan tombak semakin menggambarkan ketimpangan ekonomi serta pendidikan di daerah timur Indonesia ini. Hal ini menjadi masalah yang sangat penting ketika ketimpangan yang terjadi kini telah memunculkan aksi-aksi sporadis hingga terjadi berbagai aksi kriminal di wilayah Papua. Oleh karena itu, makalah ini akan menganalisa alasan Indonesia untuk tetap mempertahankan kontrak kerja dengan perusahaan Amerika Serikata, Freeport, dalam pengelolaan Sumber Daya Alam di Papua dilihat dari sudut pandang struktualis. Penulis akan menganalisa posisi Amerika maupun Indonesia dalam krangka kerjasama PT 1 Manfaat Ekonomi bagi Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/others/FAQ.asp pada tanggal 21 November 2011 pukul 21.22 WIB. 2
  • 3. Freeport Indonesia menggunakan World System Theory. Dalam analisanya penulis akan melihat hubungan antar kelas yang terjandi antara Indonesia (proletar) dan Amerika (borgeois) dalam PT Freeport Indonesia sendiri. 1.2 Rumusan Masalah Makalah ini akan berusaha menjawap rumusan masalah mengengai: “Apakah alasan Indonesia, untuk tetap mempertahankan kerjasama dengan Freeport Amerika Serikata dalam pengelolaan Sumber Daya Alam di Papua ?” 1.3 Kerangka Teori Dalam makalah ini penulis akan menggunakan teori World System Theory untuk dapat menjawab pertanyaan masalah dalam makalah ini. World system Theory Periphery Core (proletar) Dependensi (Borjuis) Eksploitasi Capitalis System World system theory diperkenalkan pertama kali oleh Wallerstain dengan melihat dependensi antara Amerika bagian Selatan dengan Amerika bagian Utara. Teori ini termasuk dalam pandangan strukturalisme yang menurut Wellerstain, berusaha menghadapi perubahan struktur kelas tersebut dengan menfokuskan pandangan terhadap aspek ekonomi yang dapat memberikan pengaruh terhadap bidang sosial, politik maupun keaman.2 Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan kapitalisme dalam sistem dunia yang menurut pendapatnya terbagi atas a core, a periphery, dan a semi- periphery.3 Struktur kelas yang dikelompokan oleh Wellerstain tersebut didasarkan atas hubungan 2 Immanuel Wallerstein, The Capitalist World Economy, (Cambridge, England: Cambridge University Press, 1979), hlm. 197-198. 3 Viotti, P., & Kauppi, M. International Relation Theory, Fouth Ed. (New York:Pearson, 2010), hlm. 197. 3
  • 4. antar kelas yang dominan dalam sistem ekonomi dunia. Ketiga struktur kelas ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan negara Dunia Pertama - Negara Maju (Developed Countries), Dunia Kedua - Negara Industri Baru (New Industial Countries), dan Dunia Ketiga - Negara Berkembang (Developing Countries). Dalam makalah ini akan lebih menyoroti hubungan antara negara Core dengan negara periphery. Hubungan antara keduanya menurut Wellerstain, terjalin akibat adanya kepentingan masing-masing negara dalam sektor ekonomi yang menempatkan keduanya dalam sistem ekonomi dunia yang kapitalis.4 Kapitalisme menurut Wellerstain, memunculkan dependensi antar negara yang menimbulkan terjadinya class conflict akibat munculnya ketimpangan antara kelas pemilik modal dan kelas pekerja. 5 Sebagai pemilik modal dalam sistem kapitalis, negara core akan jenderung menggunakan power-nya yaitu untuk menekan faktor produksi yang dimiliki oleh negara periphery. Pada dasarnya, negara periphery juga tidak memiliki pilihan dalam menjalin kerjasama dengan negara core. Hal ini diakibatkan oleh ketidak mampuan dari negara periphery sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Sistem dunia yang kapitalis tersebut, pada akhirnya berdampak pada dependensi negara periphery atas kehadiran negara core untuk mendorong petumbuhan ekonomi negaranya. Hal tersebut tentunya menghadirkan keuntungan bagi negara core yang dengan power yang dimilikinya dapat melakukan eksploitasi terhadap negara periphery sebagai penyedia faktor-faktor produksi dengan harga yang rendah. Akibat keuntungan yang didapatkannya tersebut, negara core pada dasarnya tetap terus berusaha menjaga sistem dunia dengan mempertahankan posisinya maupun posisi negara periphery dalam sistem dunia. Hal ini banyak dilakukan dengan membatasi adanya transfer tegnologi dari negara core ke negara periphery serta penekanan gaji buruh agar negara core tetap memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dari biaya produksi yang minimum tersebut. 4 Log.cit.,hlm. 197-198. 5 Ibid. 4
  • 5. BAB II Analisa World System Theory dalam Hubungan Kerjsama Indonsia dan Amerika Serikat Di PT. Freeport Papua Dalam bab ini, penulis akan melakukan analisa terhadap kerjasama yang dilakukan antara Amerika dengan Indonesia dengan menggunakan World system Theory sebagai kerangka analisa dalam kasus PT Freeport Indonesia. Penulis akan membagi tulisan ini kedalam tiga bagian utama. Pertama, penulis akan menganalisa posisi keduanya dalam world system. Selanjutnya, dengan mengacu pada indiktor-indikator dependensi yang terjalin antara Amerika dan Indonesia penulis berusaha menunjukan sifat kerjasama yang terjalin dalam PT Freeport untuk melihat keuntungan yang mungkin di dapat oleh kedua negara. Dalam bagian ketiga, penulis akan mencoba memperlihatkan bentuk-bentuk eksploitasi yang dilakukan oleh negara core kepada negara periphery dilihat dalam kerangka kerjasama PT Freeport Indonesia. 2.1 Posisi Indonesia - Amerika Serikat Dalam World system Wallerstein dalam tulisannya mengungkapkan bahwa posisi negara dalam world system bergantung kepada peranannya dalam kegiatan pengolahan industri.6 Menurutnya, negara yang memiliki sumber produksi dengan kemampuan rendah untuk melakukan pengolahan sumber-sumber tersebut, berpotensi menjadi negara periphery. Di sisi lain, Negara core merupakan negara yang juga memiliki sumber produksi namun juga memiliki faktor-faktor produksi lainnya seperti teknologi dan modal untuk dapat mengelola sumber-sumber produksi. Akan tetapi menurutnya, negara core akan memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan pengolahan yang berlebihan terhadap sumber daya yang dimilikinya dan lebih memilih untuk banyak mengadakan kerjasama dengan negara periphery. Hal ini di dukung pula oleh pendapat Daniel Chirot and Thomas D. Hall, yang menilai kecenderungan tersebut sebagai nature dari state dalam system dunia yang capitalis sehingga state akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan mengeluarkan usaha yang seminimal mungkin.7 6 Immanuel Wallerstein, The modern World System I: Capitalist Agriculture and the Origins of the European World-Economy in the Sixteenth Century, (New York: Academic Press, 1974), hlm. 347-350. 7 Daniel Chirot and Thomas D. Hall, WORLD-SYSTEM THEORY, (Annual Reviews, 1982) diakses dari http://www.jstor.org/stable/2945989 , hlm. 85. 5
  • 6. Berdasarkan hal tersebut, posisi Indonesia dalam world system merupakan negara periphery dengan Amerika Serikat sebagai negara core-nya. Hal ini dapat dilihat dari kepemilikan bahan mentah sebagai sumber produksi di Papua yang kini telah dikelola oleh PT. Freeport. Sejak awal penemuannya oleh Jean-Jacques Dozy, Ertsberg di gunung gletser Jayawijaya telah mendapatkan perhatian dari pihak-pihak asing yang menjajah wilayah Indonesia sebelumnya.8 Lokasi yang kaya akan sumber-sumber mineral inilah yang disinyalir sebagai penyebab sulitnya Belanda mengakui wilayah Papua ini sebagai bagian dari wilayah Indonesia. Tidak hanya Belanda, berbagai pihak yang turut andil dalam upaya integrasi Irian Barat — Papua sebelum terintegrasi dengan Indoensia — masing-masing juga memiliki kepentingan akan melimpahnya sumber daya alam wilayah ini. Di masa Orde Baru, Indonesia sebagai negara dunia ketiga belum memiliki cukup teknologi untuk dapat mengelola sumber energi yang melimpah di Papua tersebut. Akan tetapi kebutuhan ekonomi ketika itu, mendesak pemerintah untuk segera melakukan pengelolaan terhadap sumber-sumber daya alamnya sebagai faktor produksi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ketika itu. Amerika Serikat, sebagai negara industri maju dengan teknologi dan modal yang dimilikinya tentunya melihat hal ini sebagai peluang ekonomi yang menjanjikan. Bekerjasama dengan negara dunia ketiga dalam pengelolaan sumber bahan mentah ini tentunya sangat menguntungkan karena pada dasarnya pemerintah dapat melakukan penekanan biaya produksi dibandingkan dengan melakukan pengolahan sumber daya alam mereka sendiri. Hal ini disebabkan karena standar hidup masyarakat dunia ketiga yang lebih rendah dari standar hidup Negara maju seperti Amerika Serikat pada umumnya. Akan tetapi, kondisi dalam negeri Indonesia sendiri tidak dapat memiliki peluang untuk melakukan penghitungan untung rugi terlebih dahulu dengan Amerika Serikat. Kebutuhan investasi yang mendesak sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi menjadi dasar dibukanya kerjasama dengan Amerika di Papua. Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc ("Freeport") adalah perusahaan asing pertama yang mengadakan kerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam sektor pengolahan sumberdaya alam. Terhitung sejak tahun 7 April 1967, kerjasama antara keduanya berjalan berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing sebagai landasan utama perjanjian kontrak 8 PT Freeport Indonesia, Riwayat Proyek, diakses dari http://www.ptfi.com/about/history.asp, pada tanggal 20 November 2011 pukul 17.35 WIB. 6
  • 7. karya antara pemerintah Indonesia dengan Freeport Amerika.9 Perjanjian kontrak karya tersebut pada umumnya mengatur hak-hak eksklusif yang diberikan kepada Freeport untuk mengelola 10x10 km atau seluas 100 km2 di sekitar Ertsberg.10 Di awal masa kerjasamanya produksi Freeport pada saat itu baru mencapai 8.000 ton bijih/hari, kemudian meningkat menjadi 18.000 ton bijih/hari.11 Di lain pihak sebagai MNC dari Amerika Serikat, Freeport juga mengantongi perizinan dan kontrak kerja dengan pemerintah Amerika Serikat sendiri. Pemerintah Amerika Serikat sendiri juga memiliki kontrak kerja dengan MNC negaranya. Pada dasarnya kontrak MNC Amerika Serikat terhadap pemerintah negaranya mengatur tentang ketentuan-ketentuan akan kontribusi yang dilakukan oleh MNC tersebut terhadap Amrika Serikat sendiri. Dalam kasus ini, Freeport menjalankan kontrak dengan pemerintah sebagai MNC pemasok kebutuhan emas terbesar Amerika Serikat. Freeport sebagai MNC Amerika dalam produksinya juga di atur berdasarkan standart dan ketentuan pemerintah Amerika seturut dengan apa yang tertera dalam kontrak kerja antara induk perusahaan Freeport dengan pemerintah Amerika Serikat. Dengan demikian, Posisi Amerika Serikat sebagai negara core terlihat dari bagaimana pemerintah Amerika Serikat mengelola perusahaan-perusahaan di negara dengan mengikat perusahaan tersebut dalam ketentuan-ketentuan yang turut membawa kepentingan Amerika Serikat sebagai negara. Hal tersebut juga menunujukan superioritas negara dalam mengendalikan distribution of tehcnologi yang dilakukan oleh MNC negaranya ke negara lain. Dalam kenyataannya, ikatan kontrak antara MNC dengan pemerintah tersebut tidak hanya dilakukan terhadap MNC sebesar Freeport, yang menjadi pemasuk emas utama Amerika Serikat saja namun juga terhadap MNC lainnya seperti Mc. Donald, Coca cola dan lain-lain.12 9 Pencaplokan Tanah Adat, HAM, dan Orang Amungme, diakses dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/27/nas14.htm pada tanggal 21 November 2011 pukul 22.17 WIB. 10 Ibid,. 11 Ibid,. 12 McDonald's Corporation Political Contributions Policy, diakses dari http://www.politicalaccountability.net/index.php?ht=a/GetDocumentAction/i/5266, pada tanggal 29 Desember 2011 pukul 22.13 WIB. 7
  • 8. 2.2 Dependensi yang terjadi antara Indonesia terhadap Amerika Serikat Menurut Ronan Van Rossem, dependensi timbul sebagai konsekuensi dari world system.13 Dependensi tersebut memberikan perhatian terhadap negara periphery dalam hubungannya dengan negara core. Menurut James Petras dependensi menunjukan adanya katidaksetaraan antara negara core dan periphery dalam kerjasama kedua negara.14 Oleh karena itu, dependensi antara Indonesia dengan Amerika Serikat tersebut akan diperlihatkan dengan membandingkan keuntungan dan kerugian yang di dapatkan oleh kedua negara dari kerjasama Freeport yang telah berlangsung selama 44 tahun ini. PT. Freeport telah memberikan banyak keuntungan bagi Amerika Serikat. Freeport Papua merupakan eksportir emas utama bagi Amerika Serikat. Dari perusahaan Freeport yang tersebar di beberapa negara, Freeport Papua memproduksi 230.000 metrik ton perharinya.15 Sejak awal pembuatan kerjasamanya, angka tersebut terus mengalami pertambahan dari tahun ke tahun sebagai permintaan dari Amerika Serikat. Meskipun nilainya masih dapat disaingi oleh beberapa komoditas utama Amerika lainnya, namun emas sendiri memiliki value jangka panjang yang dapat menjadi penopang ekonomi Amerika akibat nilai emas yang cenderung stabil di pasar global. Bagi Indonesia sendiri kehadiran Freeport telah membuka lapangan kerja bagai masyarakat Indonesia. Tidak hanya bagi penduduk Papua namun juga penduduk Indonesia yang berdomisili di daerah lain juga memiliki kesempatan untuk dapat bekerja di perusahaan pertambangan tersebut. Hingga kini, Freeport telah memperkerjakan 8000 pekerja asal Indonesia dengan 60% dari jumlah tersebut merupakan penduduk asli Papua.16 Disamping itu, Freeport juga telah menjadi sumber pemasukan utama daerah Papua yaitu sebesar 5 milyar dolar Amerika pertahunnya bagi pemerintah daerah.17 Akan tetapi secara nyata kita dampak melihat masih terbelakangnya wilayah tersebut jika dilihat dari infrastruktur dan pendidikan masyarakat Papua sendiri. Di samping itu berdasarkan kontrak kesepakatan yang telah ada, Indoensia cenderung dirugiakan jika mengacu pada jumlah pajak yang dibayarkan oleh Perusahaan tersebut 13 James Petras, Dependency and World System Theory: A Critique and New Directions, diakses dari http://www.jstor.org/stable/2633477 , hlm. 148. 14 James Petras, ibid., hlm 149. 15 Freeport strikers accused of hurting investment in Indonesia , diakses dari http://news.xinhuanet.com/english/world/2011-12/12/c_131301574.htm, pada tanggal 8 JAnuari 2012 pukul 19.17 WIB. 16 Workers return to Freeport's Indonesia gold mine, diakses dari http://www.msnbc.msn.com/id/45786395/ns/business/t/workers-return-freeports-indonesia-gold-mine/, pada tanggal 7 Januari 2012 pukul 20.05 WIB. 17 Manfaat ekonomi bagi Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/others/FAQ.asp, pada tanggal 7 Januari 2012 pukul 21.45 WIB. 8
  • 9. kepada pemerintah. Pajak normal yang seharusnya didapatkan oleh pemerintah adalah sebesar 6% dari total hasil produksi namun dalam kenyataanny pemerintah hanya memperoleh 1 % perdari hasil produksi bahan tambang dari total milyaran dollar Amerika yang mampu dihasilkan tiap tahun produksinya.18 Ketimpangan dalam kontrak kerjasama tersebut juga dapat dilihat dari pendapatan buruh dan karyawan Freeport Indonesia jika di bandingkan dengan karyawan Freeport di negara lain. Di beberapa perusahaan Freeport yang terdapat di negara lain, sewajarnya buruh pertambangan tersebut mampu mendapatkan 10-70 doalr per jamnya sedangkan bagi buruh Freeport di Indonesia mereka hanya mendapatkan0,98-2 dolar Amerika per jamnya.19 Jika dilihat dari angkanya, jumlah pendapatan tersebut pada dasarnya jauh lebih banyak dari rata-rata pendapatan masyarakat di Indonesia. Namun kesetaraan terhadap pegawai Freeport di negara lain adalah masalah utama yang semakin meningkatkan dependensi yang menimbulkan konflik kelas dalam perusahaan ini. Di samping itu, jika menggunakan standar hidup masyarakat Indonesia pada umumnya, perbedaan pendapatan yang sangat timpang antar sesame buruh Freeport yang berbeda negara juga tidak dapat dibenarkan. Hal ini dikarenakan, standar hidup di Papua untuk kawasan sekitar Freeport saja sudah jauh lebih tinggi dari standar hidup orang Indonesia kebanyakan dilihat dari harga bahan pokok yang di jual 5-10 % lebih tinggi dari bahan pokok yang di jual di wilayah Jawa dan Sumatra.20 2.3 Kapitalisme yang terjadi dalam PT. Freeport Indonesia Keengganan pemerintah untuk meninjau ulang kontrak kerjasama Indonesia dengan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc ("Freeport") menurut pendapat penulis dipengaruhi oleh adanya sistem kapitalis bentukan Amerika Serikat tersebut. Hal ini juga dibuktikan dengan menggunakan asumsi-asumsi dasar strukturalis dalam melihat struktur dunia yang kapitalis serta pemikiran Wellerstrain melihat aktor-aktor dalam hubungan internasional berdasarkan fungsinya dalam sistem kapitalis dunia. Viotti dan Kauppi dalan International Relation memaparkan empat asumsi realis yang menurut penulis dapat memperlihatkan bentuk kapitalisme Amerika Serikat di 18 Politikus PAN: Harusnya Royalti Freeport 6 %, diakses dari http://nasional.vivanews.com/news/read/267665- politikus-pan--harusnya-royalti-freeport-6-, pada tanggal 7 Januari 2012 pukul 19.28 WIB. 19 Esther Samboh, Labor dispute at Freeport „may end soon‟, diakses dari http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/17/labor-dispute-freeport-may-end-soon.html, pada tanggal 7 januari 2012 pukul 21.11 WIB. 20 Harga bahan pokok papua, diakses dari http://beritadaerah.com/berita/papua/50222, pada tanggal 7 Januari 2012 pukul 22.12 WIB. 9
  • 10. Indonesial. Asumsi pertama strukturalis menekankan pada adanya level analisa dalam pendekatan ini. Menururtnya, dengan menggunakan struktur global sebagai level analisa pendekatan ini, diharapkan pendekatan ini dapat melihat permasalahan di dunia dari berbagai sudut pandanga. Menurut Asumsi ini, struktur global bersifat eksploitatif dan memiliki hierarki berdasarkan kepemilikan modal.21 Jika dilihat dari masalah Freeport, struktur kapitalisme yang menurut Wallerstrein bersifat eksploitatif hingga akhirnya pemihak modal mendapatkan keuntungan sebesar- besaranya dari biaya produksi yang minim. Hal ini dilakukan oleh Freeport Indonesia di tanah Papua, di mana eksploitasi berlebihan terlihat dari terus meningkatnya hasil produksi pertambangan tiap tahunnya. Perusahaan Freeport Amerika tidak hanya mengadakan peningkatan produksi tersebut secara terus menerus, namun juga melakukan perluasan lahan pertambangan di wilayah Papua. Eksploitasi ini secara jelas tela berdampak pada kondisi alam Papua yang rusak akibat limbah produksi dan pengerukan yang dilakukan terus-menerus. Di sisi lain, penekanan faktor produksi dilakukan melalui penekanan upah karyawan perjamnya. Terdapat beberapa perbedaan antara karyawan Freeport dinegara lain dengan Indonesia jelas menunjukan upaya penekanan faktor produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Ketipangan juga terlihat jika dilakukan perbandingan terhadap upah pegawai dalam negeri. Dalam hal ini tentunya besar upah yang didapatkan oleh buruh kerja pada umumnya berbeda dengan para petinggi Freeport itu sendiri. Namun yang menjadi perhatian adalah adanya “gap” yang besar antar karyawan Freeport itu sendiri.22 Hal ini lah yang kemudian dapat memunculkan adanya hierarki akibat kepemilikan modal dalam masalah Asumsi kedua dari pemikiran strukturalis adalah Historical background. Seperti yang telah coba diangkat oleh penulis pada sub-bab sebelumnya, Kapitalisme dalam Freeport Indonesia dapat dilihat berdarkan perubahan politik yang terjadi dalam pemerintahan Indonesia. Sejak tahun 1967, Indonesia telah mengalami lima jenis pemerintahan dengan tujuan utama pemerintahan yang berbeda-beda. Akan tetapi dari semua masa pemerintahan tersebut, belum ada pemerintahan yang berusaha meninjau ulang kerjasama dengan Perusahaan Amerika Serikat ini. Padahal tanpa munculnya konflik sporadis seperti apa yang terjadi sekarang ini, berbagai pelanggaran telah 21 Viotti, P., & Kauppi, M. International Relation Theory, Fouth Ed. (New York:Pearson, 2010), hlm. 201. 22 Freeport-McMoRan Gaji diakses dari http://www.glassdoor.com/Salary/Freeport-McMoRan-Salaries- E266.htm, pada tanggal 28 November 2011 pukul 15.23 WIB. 10
  • 11. dilakukan oleh pihak Freeport. Menurut laporan lembaga HAM pelanggaran HAM telah sering terjadi di tanah Papua. Hal ini dilihat dari upaya penyelesaian bentrokan masyarakat menggunakan kekuatan militer TNI yang sesungguhnya merupakan wewenang dari aparat kepolisian setemapat saja. Akibatnya dalam penyelesaian masalah tersebut, kepentingan politik lebih banyak terlihat dibandingkan kepentingan untuk menciptakan stabilitas ekonomi. Selanjutnya pendekatan strukturalis berasumsi akan adanya mekanisme dominasi dalam sistem kapitalis dunai. Mekanisme ini pada dasarnya ingin memperlihatkan pihak-pihak mana yang mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan pihak mana yang lebih dirugikan. Dalam website resminya, PT Freeport Indonesia memperlihatkan list panjang keuntungan yang didapatkan oleh Indonesia sebagai hasil dari kerjasama.23 Namun sekali lagi daftar keuntunan tersebut semata-mata merupakan suatu bentuk pembelaan dari perusahaan akan berbagai pelanggaran yang telah dilakukannya. Pendapat penulis tersebut secara kasat mata dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi maupun sosial dalam masyarakat Papua sendiri setelah 44 tahun berlangsungnya kerjasama antara Perusahaan Amerika Serikat Tersebut dengan pemerintahan Indonesia. Amerika Serikat sebagai pihak yang memiliki alat produksi seturut dengan berbagai kebijakan yang telah dijalankan di tanah papua merupakan pihak yang mengeksploitasi kekayaan alam di papua. Sayangnya eksploitasi tersebut juga dilakukan Freeport melalui kebijakan pemberian upah yang masih dibawah standar dari perusahaan internasional. Dengan demikian kita meilihat bagaimana keryawan dalam hal ini buruh rendah merupakan kelompok yang termajinalisasikan dalam sistem kapitalis Freeport ini. Pemikiran strukturalis dalam asumsinya yang terakhir kembali memberikan tekanan pada sektor ekonomi sebagai supra struktur dalam kondisi sistem kapitalis dunia ini. Dengan demikian semua aktor yang terlibat dalam sistem ini memiliki motif yang sama yaitu motif ekonomi. Semua aktor yang terlibat akan berupaya mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Oleh karena itu, mereka yang memiliki power untuk membuat ataupun mempengaruhi berbagai pembuatan kebijakan akan berusaha mengarahkan dan membentuk berbagai kebijakan yang pro-liberalism. Kebijakan Amrika Srikat sendiri semakin terlihat ketika dimasa konflik Papua ini, Amerika Serikat mengeluarkan rencananya untuk menempatkan Tentara Amerika di Daerah Darwin Australia. 23 Manfaat ekonomi PT. Freeport Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/manfaat_ekonomi.asp , pada tanggal 7 Januari 2012 pukul 20.34 WIB. 11
  • 12. BAB III Kesimpulan Berdasarkan analisa kasus PT Freeport di Papua menggunakan beberapa konsep Hubungan internasional tersebut, dapat disimpulkan bahwa kapitalisme Amerika Serikat sungguh terjadi di wilayah Indonesia dengan adanya Perusahaan Pertambangan Amerika di wilayah Papua. Hal ini dapat dilihat dari berbagai eksploitasi yang telah dilakukan Perusahaan tersebut tidak hanya pada sumber daya alam Indonesia namun juga pada masyarakat Indonesia pada umumnya. Meskipun keuntungan yang didapat terasa timpang dan bahkan tidak memberikan banyak perubahan terhadap wilayah Papua pada umumnya, kerjasama ini tetap memberikan kentungan bagi pihak-pihak tertentu sperti TNI dan Pemerintah Daerah yang banyak mendapatkan sogokan atau “tambahan dana” dari pihak Freeport. Hal ini berakibat pada adanya keengganan pihak-pihak tertentu untuk melakukan peninjauan ulang kontrak kerjasama Indonesia dengan Amerika Serikat. Pada dasarnya masalah yang paling mendasar dalam kasus ini adalah tingkat dependensi Indonesia yang tinggi terhadap Amerika Serikat. Patut disadari, Freeport merupakan perusahaan terbesar yang paling banyak menyerap tenaga kerja di wilayah Papua. Oleh karena itu, selama peranan pemerintah dalam melakukan pembangunan ekonomi yang merata di Papua, masalah yang terjadi di Papua sekarang ini tidak akan selesai karena adanya berbagai kepentingan pihak-pihak yang mendapat keuntungan dari adanya Freeport tersebut. Pihak-pihak yang memiliki akses yang sangat kuat dalam penentuan kebijakan terutama di wilayah Papua tersebut dalam struktur kapitalis juga akan mempertahankan keuntungan dengan tetap mempertahankan sistem yang ada sekarang. Untuk memperbaiki kondisi ini, penulis melihat perlu adanya penataan ulang sistem pemerintahan di Papua, dengan menarik sistem otonomi daerah yang diserahkan kepada Papua sampai adanya perubahan dalam sistem pemerintahan yang baru. Papua sebagai wilayah Indonesia yang masih mengalami ketertinggalan dari wilayah Indonesia lainnya, seharusnya tidak di berikan otonomi khusus yang hanya akan membentuk dependensi baru antara Papua dengan pihak lain yang dianggap mampu memenuhi kebutuhan di wilayah Papua, dalam hal ini Amerika Serikat. 12
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Daftar Buku Viotti, P., & Kauppi, M. (2010). International Relation Theory, Fouth Ed. New York:Pearson. Wallerstein, Immanuel. (1974). The modern World System I: Capitalist Agriculture and the Origins of the European World-Economy in the Sixteenth Century. New York: Academic Press. Wallerstein, Immanuel. (1979). The Capitalist World Economy. Cambridge, England: Cambridge University Press. Daftar jurnal Daniel Chirot and Thomas D. Hall, WORLD-SYSTEM THEORY, (Annual Reviews, 1982) diakses dari http://www.jstor.org/stable/2945989. James Petras, Dependency and World System Theory: A Critique and New Directions, diakses dari http://www.jstor.org/stable/2633477. Daftar website Manfaat Ekonomi bagi Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/others/FAQ.asp. PT Freeport Indonesia, Riwayat Proyek, diakses dari http://www.ptfi.com/about/history.asp. Pencaplokan Tanah Adat, HAM, dan Orang Amungme, diakses dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/27/nas14.htm McDonald's Corporation Political Contributions Policy, diakses dari http://www.politicalaccountability.net/index.php?ht=a/GetDocumentAction/i/5266. Freeport strikers accused of hurting investment in Indonesia , diakses dari http://news.xinhuanet.com/english/world/2011-12/12/c_131301574.htm. Workers return to Freeport's Indonesia gold mine, diakses dari http://www.msnbc.msn.com/id/45786395/ns/business/t/workers-return-freeports-indonesia-gold-mine/. Manfaat ekonomi bagi Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/others/FAQ.asp. Politikus PAN: Harusnya Royalti Freeport 6 %, diakses dari http://nasional.vivanews.com/news/read/267665- politikus-pan--harusnya-royalti-freeport-6-. Esther Samboh, Labor dispute at Freeport „may end soon‟, diakses dari http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/17/labor-dispute-freeport-may-end-soon.html. Harga bahan pokok papua, diakses dari http://beritadaerah.com/berita/papua/50222. Freeport-McMoRan Gaji diakses dari http://www.glassdoor.com/Salary/Freeport-McMoRan-Salaries-E266.htm. Manfaat ekonomi PT. Freeport Indonesia, diakses dari http://www.ptfi.com/manfaat_ekonomi.asp. 13