Dokumen tersebut membahas tentang metode-metode pemisahan campuran, termasuk filtrasi, dekantasi, evaporasi, sublimasi, kristalisasi, dan distilasi. Metode-metode tersebut digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan sifat fisik zat-zat penyusunnya seperti ukuran partikel, titik didih, dan kelarutan.
1. I.
Judul Percobaan
: Pemisahan Campuran
II.
Hari/Tanggal Percobaan
: Kamis/ 28 November 2013
III.
Selesai Percobaan
: Kamis/ 28 November 2013
IV.
Tujuan Percobaan
:
1. Memisahkan zat padat dari zat cair
2. Memisahkan zat padat dari zat padat
V.
Tinjauan Pustaka
Metode pemisahan merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan
atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai
susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium
maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat
murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk
mngetahui keberadaan suatu zat dalam (analisis laboratorium).
Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan
masih memiliki sifat – sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dan air,
terlihat ada batas diantara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan
alkohol batas antara keduanya tidak terlihat. Minyak dan air membentuk
campuran heterogen.
a. Campuran heterogen, yaitu campuran yang tidak serbasama, membentuk
dua fasa atau lebih, dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut.
b. Campuran homogen adalah campuran yang serba sama di seluruh
bagiannya dan membentuk satu fasa.
2. Contoh campuran heterogen :
Campuran tepung beras dengan air
Campuran kapur dengan pasir
Campuran serbuk besi dengan karbon.
Contoh campuran homogen :
Campuran gula atau garam dapur dengan air
Air teh yang sudah disaring
Campuran gas di udara.
Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran
homogen antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat
berwujud padat, cair, dan gas.
1.
Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada
paduan logam. Contohnya : Kuningan yang merupakan paduan seng dan
tembaga.
2.
Larutan berwujud cair. Contohnya : Larutan gula dalam pelarut air.
3.
Larutan dalam wujud gas. Contohnya : Udara yang terdiri atas bermacammacam gas, diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida.
DASAR PEMISAHAN CAMPURAN
Zat atau Materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran
tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran
atau dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai
berikut :
3. 1. Perbedaan Ukuran Partikel
Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang
tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan
(metode filtrasi). Untuk keperluan ini kita harus menggunakan penyaring
dengan ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan
disebut hasil
penyaringan dan
zat
pencampurnya
akan
terhalang
dan
disebut residu / ampas.
2. Perbedaan Titik didih
Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih,
kita dapat melakukannya dengan metode destilasi. Zat yang memiliki titik didih
lebih tinggi akan lebih dulu menguap. Jika yang kita inginkan adalah zat yang
memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya kita
mengembunkan uap dari zat tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya ke
wadah tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih
lebih rendah, maka kita cukup memanaskan campuran tersebut saja, sampai
suhu mencapai titik didih zat yang akan kita cari.
3. Perbedaan Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya
suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau
sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar
(pelarut yang memiliki kutub), seperti air, dan pelarut nonpolar (disebut juga
pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform,
dan eter. Dengan hal menggunakan perbedaan kelarutan, kita dapat memisahkan
campuran dengan pelarut tertentu.
4. 4. Perbedaan Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam
larutan yang berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada
pelarutnya akan mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung
satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, kita dapat
melakukan pemisahan campuran tersebut dengan metode sedimentasi atau
sentrifugsi atau pemusingan. Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat
yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang dikombinasi
dengan metode filtrasi.
5. Difusi (bergerak mengalir dan bercampur)
Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi
satu sama lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang
diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan
menarik partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode
pemisahan
campuran
dengan
menggunakan
bantuan
listrik
disebut
elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu
pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat
dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut
gel agarosa.
6. Adsorbsi (Penyerapan sampai permukaan)
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga
menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini
diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
Pada dasarnya campuran dapat dipisahkan. Metode pemisahan campuran
yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran bergantung pada sifat fisika
5. dari partikel-pertikel penyusun campuran tersebut. Sifat fisika yang dapat
dijadikan dasar pemisahan suatu campuran adalah ukuran partikel, titik didih
partikel, dan kelarutan.
Namun demikian, ada campuran yang tidak dapat dipisahkan secara
fisika. Biasanya campuran tersebut tergolong campuran homogen. Campuran
tersebut dapat dipisahkan secara kimia. Perbedaan pemisahan campuran secara
fisika dan kimia adalah sebagai berikut :
1. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan.
2. Pemisahan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat
lain sehingga terbentuk bagian yang dapat dipisahkan.
METODE PEMISAHAN CAMPURAN :
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode
pemisahan kompleks.
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu
tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang
relatif sederhana.
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,
diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan
reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan
dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari
pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks.
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatikan
untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan
menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil.
6. 1.
Filtrasi / Penyaringan
Filtrasi adalah metode pemisahan zat yang memiliki ukuran partikel
yang berbeda dengan menggunakan alat berpori (penyaring/filter). Penyaring
akan menahan zat yang ukuran partikelnya lebih besar dari pori saringan dan
meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang
tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).
Metode penyaringan dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah
pada
pengolahan
air,
menjernihkan
preparat
kimia
di
laboratorium,
menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi,
dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di
laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner.
Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat
dilengkapi dengan alat penghisap.
2.
Dekantasi
Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran
dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk
memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang
tidak saling campur (suspensi). Contoh : pemisahan campuran air dan pasir
3.
Penguapan atau Evaporasi
Penguapan atau Evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan sponton menjadi gas (contohnya uap air).
Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umunya penguapan dapat dilihat
dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan
volume signifikan. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian
7. dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang
konnsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada Evaporasi biasanya
hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya
tidak, diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya. Dalam
evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan
uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.
4.
Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan
zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak
menyublim akan tertinggal. Bahan – bahan yang menggunakan metode ini
adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.
5.
Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan
dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu
kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.Contoh proses kristalisasi
dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mulamula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar
matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam
dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk
mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan
kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu
dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan
penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh,
8. dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga
diperoleh gula putih atau gula pasir.
6.
Distilasi
Distilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan
yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang
mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang
berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau
cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan
pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang
diinginkan
akan
menguap,
uap
dilewatkan
pada
tabung
pengembun
(kondensor).proses pendinginan terjadi karena air dialirkan ke dalam dinding
(bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair
Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini
disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.Contoh destilasi adalah proses
penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikanair
minum.
9. 7.
Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah
kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.
8. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu
bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat
sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode
ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme,
memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.
9. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini
adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan
volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah
kromatografi kertas untuk memisahkan tinta. Pada proses pemisahan suatu
campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada pula yang dikombinasi
lebih dari saru jenis metode.
14. VIII. Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat
Pada percobaan pertama yaitu dengan mencampurkan air dengan pasir
kedalam gelas kimia kemudian di aduk dan ditunggu beberapa saat sampai pasir
mengendap. Setelah itu larutan bagian atas kedalam gelas kimia yang kosong
sehingga didapat filtrat berupa air yang berwarna coklat (keruh) dan residu
berupa pasir.Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa
metode yang digunakan untuk memisahkan antara air dan pasir adalah
dekantasi.
Pada percobaan yang kedua yaitu dengan memasukkan bubuk kapur tulis
yang sudah dihaluskan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sampai
rata dan berubah warna menjadi putih keruh. Air yang telah tercampur tersebut
disaring menggunakan corong dan kertas saring, sehingga diperoleh filtrat
berupa air yang jernih dan residu berupa kapur tulis yang tertinggal pada kertas
saring. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa
metode yang digunakan untuk memisahkan antara bubuk kapur tulis dengan air
adalah filtrasi.
Pada percobaan yang ketiga yaitu dengan mencampurkan garam dapur
kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian diaduk sampai rata hingga air dan
garam menjadi larut setelah itu disaring menggunakan corong dan kertas saring,
larutan tetap homogen. Lalu larutan yang sudah disaring diuapkan kedalam
cawan penguap hingga air habis dan hanya tersisa garam.Dari hasil percobaan
yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan untuk
memisahkan antara garam dapur dengan air adalah kristalisasi.
Pada percobaan keempat yaitu dengan mencampurkan 1 gram garam
yang dilarutkan pada 10 ml air kemudian diuapkan dengan cawan
15. penguap sampai volumenya hampir habis kemudian didinginkan sehingga
terbetuk kristal. Sehingga, proses pemisahan campuran ini termasuk jenis
penguapan.
Pada percobaan kelima yaitu mencampurkan 1 sendok pasir dan 1
sendok garam dapur kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian dipanaskan
setelah itu dilakukan proses penyaringan dengan corong dan kertas saring. Zat
padat yang tertinggal pada kertas saring dicuci dengan air kurang lebih 5 ml
sebanyak 2 sampai 3 kali. Air hasil penyaringan dan air cucian di jadikan satu
kemudian diuapkan pada cawan penguap sampai air hampir habis kemudian
didinginkan dan dibiarkan menguap sendiri. Percobaan kelima ini melibatkan 2
proses pemisahan, yaitukristalisasibertingkat.
Pada percobaan keenam yaitu dengan mencampurkan 1 gram kapur
barusyang diberi pengotor kedalam cawan penguapan kemudian ditutup dengan
kaca arloji yang diberi air lalu dipanaskan sampai terdapat kristal berwana putih
yang menempel di bagian cekung kaca arloji yang menutupi gelas kimia. Proses
pemisahan ini termasuk jenis sublimasi.
Padapercobaanketujuhyaitudenganmelarutkangaramdapurdengan
Larutan
air.
air
dipanaskankemudianuapairnyamelewatikondensorhinggadidapatihasilnya,
yaitudistilatberupa air murni. Proses pemisahaninidinamakandestilasi.
IX.
Pembahasan
Percobaan pertama, yaitu pemisahan air dengan pasir. Pasir termasuk zat
padat yang tidak dapat larut dalam air, sehingga pemisahan air dengan pasir
dapat dilakukan dengan metode dekantasi, yaitu dengan mengendapkan pasir
16. yang tercampur dalam air. Semakin lama waktu yang digunakan untuk
mengendapkan pasir maka semakin jernih pula hasil yang diperoleh.
Percobaan kedua, yaitu pemisahan bubuk kapur tulis dengan air. Pada
proses pemisahan ini menggunakan metode filtrasi yaitu pemisahan zat padat
pada suatu larutan berdasakan ukuran partikel yang berbeda dengan
menggunakan kertas saring. Bubuk kapur tulis akan tersaring di atas kertas
saring karena partikel kapur tulis tidak dapat menembus pori-pori kertas saring,
sedangkan air dapat melewati kertas saring karena partikel air lebih kecil dari
pada pori-pori kertas saring.
Pada percobaan ketiga, dilakukan proses kristalisasi, yaitu proses
pemisahan yang dilakukan dengan memisahkan zat padat berbentuk kristal
berupa garam dapur dari air. Dari percobaan yang ketiga dihasilkan kristal
garam dengan warna yang lebih putih daripada warna garam yang sebelum
diuapkan. Hal ini terjadi karena proses penguapan pada air dan molekulmolekul garam akan menggumpal sehingga akan terbentuk kristal-kristal garam
yang lebih murni. Hal ini terjadi karena pada proses penguapan air yang akan
menguap, dan molekul-molekul garam akan menggumpal sehingga akan
terbentuk kristal-kristal garam yang lebih murni, karena komponen larutan
lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
Percobaan keempat, yaitu proses pemisahan garam
berwana biru dengan 10 ml air dan menghasilkan kristal
yang
berwarna biru
kehijauan. Hal itu dikarenakan sewaktu proses penguapan kandungan air dalam
tidak semuanya menguap sehingga kristal
kehijauan.
masih berwarna biru
17. Percobaan kelima, yaitu pemisahan campuran pada garam dapur, pasir
dan air. Proses pemisahan ini disebutkristalisasibertingkat. Proses pertama
diawali dengan pemanasan larutan garam, pasir, dan air. Proses ini bertujuan
agar garam dan air menjadi semakin homogen. Selanjutnya dilakukan proses
penyaringan dengan menggunakan corong dan kertas saring sehingga pasir
terpisah dan diperoleh larutan garam. Kemudian residu yang terdapat pada
kertas saring ditambahi air yang kemudian di campur dengan larutan garam
hasil penyaringan. Proses selanjutnya yakni larutan garam dipanaskan hingga air
habis, dan hanya tersisa kristal garam yang berwarna putih.
Percobaan keenam, yaitu proses pemisahan antara kapur barus dengan
pengotornya, yaitu berupa pasir. Proses ini disebut sebagai proses sublimasi
yaitu pemisahan zat murni yang didasarkan pada perbedaan titik sublim yakni
pemisahan komponen yang dapat menyublim dari campuran yang tidak dapat
menyublim.Yang dihasilkan pada proses penyubliman tersebut adalah kristal
kapur barus yang tak berwarna. Hal ini terjadi karena pada proses sublimasi
kapur barus menguap akibat pengaruh dari pemanasan, kemudian uap-uap
tersebut mengkristal dan menempel pada bagian cekung kaca arloji yang
digunakan sebagai penutup gelas kimia sebagai akibat dari air yang diletakkan
pada bagian atas kaca arloji.
Padapercobaanketujuh,
yaitupemisahan
dengangaramdidalamlarutangaram.
Proses
inidisebutsebagai
air
proses
destilasiyaitu proses pemisahan bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara
titik
didih
bahan
daripercobaansebesar
yang
diinginkan.
Suhuuntukmencapaititikuap
air
Pelarut bahan yang diinginkandalamhaliniadalah air
darilarutangaramakan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun
18. (kondensor).
Uap
yang
mencair
ditampung
dalam
wadah.
Setelahmendapatkanhasildaridestilat,
kemudiandibandingkandenganlarutangaramdapurdenganmasingmasingditetesi
yang
sebanyak 6 tetes hingga terjadiperubahanwarna. Warna
diperolehdarilarutanNaClberupawarnakeruh.
Sedangkanwarna
yang
diperolehdaridestilatberupawarnabening. Hal inikarenadestilatmerupakan air
murni
yang tidakakanterjadiperubahanwarnabiladitetesi
, sedangkan
adalah indikator penanda adanya garam dalam larutan.Guna pendingin
adalah untuk membantu proses terjadinya kondensasi (pengembunan) uap air
yang terpisahkan dari larutan garam.Campuran air dan garam bisa dipisahkan
dengan distilasi karena antara air dan garam terdapat perbedaan titik didih. Titik
didih garamsangattinggiyaitu
sedangkan titik didik air
pada
tekanan 1 atm. Titik didih garam lebih tinggi daripada air, sehingga air akan
menguap
lebih
hasildestilatsetelahditetesi
dahulu.Padapercobaanini,
berwarnakeruhdaninidikategorikandestilasigag
alpenyebabnyasuhularutangaram
yang
dipanaskantidakmeratadenganbaikpadapermukaanlabudestilasi.
X.
Kesimpulan
Dari percobaan-percobaan yang telah kami lakukan kita dapat memisahkan
zat padat dari zat padat, dan zat-zat padat dari zat cair baik yang larut dalam air
maupun yang tidak dapat larut dalam air dengan cara :
1)
Dekantasi
2)
Filtrasi
3)
Kristalisasi
19. 4)
Penguapan
5)
Kristalisasibertingkat
6)
Sublimasi
7)
Destilasi
Setiap zat memiliki ciri-ciri tertentu dalam hal pemisahan tergantung
pada wujud zat dan proses pembentukannya. Untuk mendapatkan hasil
campuran yang baik antara pelarut dan zat terlarutnya sebaiknya kita melihat
struktur penyusunnya.
XI.
JawabanPertanyaan
Apasebabnyaaliran
di
dalampendingindibuatberlawananarahdenganalirandistilat?
Gerakan
air
masuklebihbanyakdari
daribawahkeatasdenganbantuantekanandari
air
keluar.
berlawanandenganalirandistilat,
Dengangerak
maka
sebagaipendingindapatlebihefektifkarenapenyerapankalordariuap
air
yang
air
air
lebihbesarsehingga proses kondensasilebihmudah
Mengapalarutangarampadapercobaanketigaterlebihdahuludisaringsebelumdiu
apkan?
Agar
pengotordidalamlarutangaramtersaringsempurnasehingga
dikristalkanberupakristalgaramsepenuhnya
Apafungsipencucianresidupadapercobaankelima?
Didalamresidumasihadakandungangaramdalamlarutan,
karenaukuranpasirlebihbesardibandingkandenganporiporikertassaringmakagaramdapatlolosdarikertassaring
yang
20.
21. XII.
Daftar Pustaka
Tim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Pratikum KIMIA DASAR 1. Surabaya:
Unipress.
http://www.pemisahancampuran/forum-kimia-pemisahan-campuran.html(19
Oktober 2012)
http://www.pemisahancampuran/PROSESPEMBUATANGARAMDAPURMen
getahuiProsesPembuatanGaramDapur.html(19 Oktober 2012)
http://www.pemisahancampuran/pemisahan-campuran.html(19 Oktober 2012)
Surabaya,.……..……………….
Mengetahui,
Praktikan,
Dosen/Asisten Pembimbing
(……………………………….……)
(……………………………….……)
22. LAMPIRAN
Percobaanpertama, pemisahandekantasilarutanpasir. Dari kirikekanan :pasir,
larutanpasir yang sudahdilarutkandandicampurkan, hasildekantasi
Percobaankedua, filtrasilarutankapurtulis. Dari kirikekanan
:Larutankapursebelumdifiltrasi, proses filtrasi, hasilfiltrasilarutankapur, residu