SlideShare a Scribd company logo
1 of 173
Oleh: Diyah Perwitosari
Saya lebih menitikberatkan pada teori – teori yang berkaitan
dengan value, dan akan berkembang sesuai dengan definisi
yang ditemukan.

Pertanyaan mendasar diadakannya penyusunan ini
adalah:

What do youth and mom, both in urban and rural areas, spend (in
terms of money and time) most on?
3 (tiga) kata kunci mengenai sistem nilai budaya berdasarkan
uraian Koentjaraningrat dan Heddy Shri Ahimsa-Putra:

   Ada dalam alam pikiran masyarakat
   Masyarakat itu lah yang melakukan penilaian
   Berpedoman pada norma-norma, hukum dan aturan
Berdasarkan pada pertanyaan mendasar maka definisi
value yang lebih tepat terdapat dalam tulisan Graeber
dalam bukunya Toward an Anthropological Theory of
Value – The False Coin of Our Own Dreams. Yaitu:

Value in the economic sense: “The degree to which
objects are desired, particularly, as measured by how
much others are willing to give up to get them” (hal. 1)
atau dalam kata lain “… value simply the measure of
individual desire … “ (hal. 46) sehingga Value as the
importance of actions (hal. 49)
Desire diungkapkan oleh D‟Andrade dalam salah satu
tulisannya pada buku Human Motives and Cultural Models
(D‟Andrade and Strauss, 1992: 23) dalam penjelasannya
mengenai motivation.

“Motivation is experienced as a desire or wish followed by a
feeling of satisfaction if the desire is fulfilled or a sense of
frustration if it is not.”

Pada halaman sebelumnya D‟Andrade mengungkapkan:
“It is important to investigate the types of experiences that
lead people to feel (often without thinking much about it)
that a certain course of actions is their only reasonable
alternative. “ (Hal. 13)
Definisi nilai dalam penyusunan ini mengacu pada definisi
value in the economic sense, yang dilatarbelakangi oleh
experiences, yang menghasilkan motivasi atau tujuan yang
menjadi dasar dalam proses decision making dan diakhiri
dengan sebuah tindakan (actions). Perlu dicatat bahwa Motivasi
berhubungan erat dengan perasaan (emotion).

Types of Experiences     Value in the economic sense        Mo-

tivations (goals)       Decision making           Actions
Pandangan Sosiolog UGM: Prof. Dr. Tadjuddin Noer Effendi
(Kedaulatan Rakyat, 28 Juli 2012)

Fakta yang terjadi adalah: Barang yang sehari-hari tidak dibeli, tapi
saat bulan puasa di beli

-   Setelah menahan lapar dan dahaga menjadi alasan untuk
    mengonsumsi makanan yang istimewa
-   Peningkatan konsumsi karena (1) adanya pengaruh iklan, (2)
    tawaran barang dengan harga murah merangsang orang menjadi
    konsumtif, (3) sejak liberalisasi ekonomi masuk dalam tata ekonomi
    Indonesia, masyarakat didorong untuk menjadi konsumtif. Budaya
    konsumtif sengaja didorong oleh pasar lewat iklan dsb.
-   Masyarakat belum paham betul apa makna puasa (puasa sebagai
    ritual semata)
    Peningkatan konsumsi ini dinilai juga sebagai peningkatan
     konsumtif positif

1.    Dilakukannya buka bersama
2.    Dilakukannya sedekah yang menandakan sangat bagusnya
      ekonomi dan terjadinya transfer material dari yang kaya
      kepada yang miskin
   Pemerintah menggerakkan kader kesehatan dan anggota
    forum kesehatan desa untuk mensosialisakan pentingnya
    garam ber-iodium untuk menanggulangi tingginya kasus
    kematian bayi pada saat dilahirkan pada 20 – 25 tahun silam.
    „Kelas Ibu‟ ini disebut sebagai tempat menimba ilmu yang
    disebut dengan „wadah ngangsu kawruh‟.
Berdasarkan pengalaman para masyarakat di desa-desa
perbatasan RI – Timor Leste dimana mereka tidak kunjung
sembuh setelah mereka harus membayar mahal untuk biaya
dokter dan obat, masyarakat di desa-desa tersebut memilih
untuk membeli jamu lokal dan minyak urut yang lebih murah
dan memberikan kesembuhan bagi mereka.

Note: Pendekatan formalis digunakan dalam artikel.
Pendekatan formalis mendefinisikan ekonomi sebagai suatu
tindakan memilih antara tujuan-tujuan yang tidak terbatas
dengan sarana-sarana yang terbatas.
Tesis Puji Lestari, 2003, Antropologi UGM
Setting: Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten
Sleman, Propinsi DIY

Peran didefinisikan sebagai perilaku yang terpola.

Wanita pekerja dan penjual jasa berperan sebagai decision
maker dalam pemanfaatan WC.
Wanita pedagang dan petani sebagai pihak yang mengusulkan
dan suami sebagai pihak yang menyetujui dalam pemanfaatan
WC.

Wanita dalam perannya dalam kawasan domestik
merupakan decision maker.
Tesis Silverio R. L. Aji Sampurno, 2003, Antropologi UGM
Setting: Masyarakat Bantaran Kali Gajah Wong

Wanita berada dalam subordinasi laki-laki (hal 70-71)

“ … keutamaan seorang wanita adalah manak, macak, masak,
mapak dan manut.” (Hal. 67)

“Wanita Jawa dianggap sebagai konco wingking (teman di
belakang) atau wanita iku swargo nunut neraka katut (wanita itu
surga ikut neraka juga ikut).” (Hal. 67)

“… wanita rela mengganti namanya dengan nama suaminya
setelah menikah. “ (Hal 70-71)
   Pengambil keputusan di Dharma Wanita, Dharma Pertiwi dan
    PKK dilakukan oleh istri para lelaku yang menjabat sebagai
    kepala di tempat kerjanya karena sudah menjadi tugas para
    wanita itu untuk juga mengepalai semua wanita (istri
    karyawan dan bujangan)

YET

   Konco wingking juga dipahami sebagai pemberian
    wewenang penuh kepada wanita dalam hal pengaturan
    urusan domestik.
Unit Pengkajian dan Pengembangan Wilayah, Fakultas
Ekonomi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 1986

- Semakin luas tanah yang dimiliki suatu rumah tangga
  semakin besar pula proporsi yang digunakan untuk
  kebutuhan lain di luar makan Namun Meskipun suatu rumah
  tangga tidak punya tanah bukan berarti dia tidak punya
  pendapatan, justru sebaliknya, pengeluaran untuk makan
  pada rumah tangga yang tidak memiliki tanah lebih besar
  daripada mereka yang memiliki tanah sebesar 0.01 – 0.24
  ha.
- Pengeluaran untuk makan secara absolut masih lebih besar
- PENDAPATAN TIDAK MEMILIKI PERAN BESAR DALAM
  MENENTUKAN BESARNYA PENGELUARAN KONSUMSI
Setting: Jakarta, Semarang, Surabaya
Makmuri Sukarno, 1998, Disertasi

-   Proses stratifikasi dalam pendidikan menunjukkan tendensi
    akan adanya reproduksi kultural. “Parents‟ education was the
    most powerful predictor of children‟s educational attainment.”

Secara sosiologis:
- Jumlah saudara kandung dalam suatu keluarga menunjukkan
  status sosial-ekonomi dan orientasi keluarga tersebut. Jika
  orang tua memilih untuk memiliki jumlah anak yang banyak,
  hal ini mengimplikasikan bahwa orang tua lebih memilih
  kuantitas dibandingkan kualitas. (Hal. 75)
Secara sosiologis (contd.)
- Jumlah anggota keluarga tersebut menunjukkan distribusi
  dukungan yang diterima masing – masing anak
- Alokasi sumber daya dilakukan berdasarkan pada urutan
  kelahiran

Anak laki-laki Jawa, lajang dan lahir di daerah perkotaan, dari
orang tua laki – laki dengan latar belakang pendidikan tinggi
dan pekerjaan yang layak sebagian besar meraih pendidikan
tinggi sehingga mendapatkan keuntungan lebih dari latar
belakang pendidikannya tersebut.
Studi kasus di Desa Sriharjo, Yogyakarta. Tesis Sukamtiningsih, 2001,
Antropologi UGM.

“ … anak bagi orang tua dapat dijadikan sebagai tumpuan hidup
   nantinya di hari tua … mempertahankan salah satu anaknya
   supaya dapat tetap tinggal dalam rumah (tabon) … umunya adalah
   anak yang dianggap dapat dijadikan tumpuan hidupnya.” (Hal. 141)

Usaha yang dilakukan orang tua:
- Memberi tabon/tanah garapan ataupun ternaknya
- Pemberian bantuan dari anak yang tinggal serumah berupa
  kebutuhan sehari-hari
- Ikut terlibat meringankan pekerjaan dalam rumah tangga anak
- Memberi bantuan keuangan untuk yang tidak terencana
Nitish Jha – American Ethnologist, Vol. 31, No. 4 (Nov., 2004)
pp. 552 – 572
-   “… women have long played and continue to play an active part in
    agriculture by engaging in a wide variety of tasks related to
    cultivation.” (Hal. 552)
-   In Bali,
-   …. Women are considered complementary yet subordinate to men
    in religious and popular discourse, but social writ does not explicitly
    bar them from decision making in any setting.
-   They are (women), by custom, allowed to own and manage land
    and houseyards … Under these circumstances, a woman acts like
    a man (meawak muani, lit. "has a man's body"); her husband
    marries into her lineage and, in the process, loses many of his
    prerogatives. Such a woman can make all of the important
    managerial decisions inside the household
Ideologi yang ada di Bali mendukung hirarki gender yang
memberikan alokasi peran manajemen dalam masyarakat,
terutama domain dari pertanian, kepada pria dan mencegah
partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan pertanian
di luar tumah tangga. (Hal. 566)

Di dalam rumah tangga, wanita berpartisipasi dalam
memutuskan tanaman yang akan dipilih, kegiatan budidaya,
pengelolaan dana, dan sebagainya.
Sri Hastuti dan Lina Sudarwati – Sosiolog FISIP USU
Pandangan soiolog atas gaya hidup remaja pedesaan.
Remaja pada saat ini berpenampilan dan bertingkahlaku
layaknya selebritis yang mereka kagumi, meniru gaya hidup dan
jalan hidup mereka.
Dipengaruhi media dan interaksi dengan remaja kota
Gaya hidup, “titik pertemuan antara kebutuhan ekspresi diri dan
harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak”
Konsumsi (Weber): Gambaran gaya hidup tertentu dari kelompok
status tertentu
Menjadikan mereka (remaja) sebagai pelaku, atau masalah
mereka sebagai fokus, dengan sendirinya akan
menggampangkan pemasaran suatu produk kebudayaan populer.
Koning, Nolten, Rodenburg, and Saptari; Studies in Asian Topic
Series, No. 27, 2000

   Tidak ada perempuan kampung yang melihat dirinya ataupun
    tetangganya (perempuan) sebagai seorang „pembantu‟
    berparas ayu yang berbudaya ataupun seorang warga
    negara yang potensial dari Republik ini, Di daerah
    perkampungan, dia melihat dirinya dan perempuan lain
    pertama-tama sebagai seorang tetangga, kedua sebagai
    seorang ibu dan yang terakhir adalah sebagai seorang istri.
    (Hal. 15)
Di Sumatera Barat konsep rumah tangga: centrality of mothers
and children … Fathers seem to be presumed to be absent from
the household, playing the role of wage earner. (Hal. 52)

Tingginya angka perceraian pada kaum muslim Indonesia,
menunjukkan rapuhnya pernikahan. (Hal. 52)

“Pernikahan tidak selalu memberikan ketenangan dan keamanan bagi
kami (perempuan). Kami tidak dapat menjamin bahwa kami akan
menemukan seorang pria yang dapat membahagiakan kami dan
memenuhi rasa percaya kami. Atas alasan ini, jangan jadikan
pernikahan sebagai tujuan utama, utamakan meraih tujuan yang lain
seperti mencari ilmu, mempelajari kerajinan, dll., namun jangan
pernah berpangku tangan dan tidak melakukan apa – apa” (Hal. 52)
Caroline Sweetman, Oxfam
Hasil survey atas 223 perempuan di Banjaran, Jawa Barat,
1999 – 2000
Pada tahun 1996 – 1997 sebelum krisis
Perempuan pekerja pabrik
1. Rata – rata menkontribusikan 38% pendapatannya kepada ibunya
   atau keluarga
2. 16% menkontribusikan 80% pendapatannya
3. 11% menkontribusikan 100% pendapatannya
4. 19% tidak menkontribusikan pendapatannya


Sisa dari yang tidak dikontribusikan digunakan untuk membeli kopi
instan, makanan bungkus, transpor dan terkadang baju, make-up dan
untuk hiburan.
Setelah krisis (1999 – 2000)

Perempuan pekerja pabrik
1. Rata – rata menkontribusikan 53% pendapatannya kepada
   ibunya atau keluarga
2. 33% menkontribusikan 80% pendapatannya
3. 30% menkontribusikan 100% pendapatannya
4. 5,5% tidak menkontribusikan pendapatannya
Dr. Sri Mulyani Martaniah, Fak. Psikologi UGM, Gadjah Mada
University Press, 1984

1. Merupakan penelitian perbandingan yang bertujuan untuk
   mencari perbedaan sehingga beberapa faktor dikontrol dan
   menggunakan analisis kovarions
2. Subyek: Remaja di Kotamadya, Kota Kabupaten dan Desa
 Motif berprestasi remaja Jawa di Kotamadya dan kota
  kabupaten tinggi, sedangkan remaja yang tinggal di desa
  rendah. (Hal. 110)
 Motif berafiliasi remaja kotamadya dan desa di atas rata –
  rata, sedangkan remaja di kota kabupaten di bawah rata –
  rata.
 Motif berkuasa remaja Jawa di kotamadya dan di kota
  kabupaten di bawah rata-rata, sedangkan motif berkuasa
  remaja desa sedikit di atas rata – rata
Para Siswi SMA Santa Ursula I dan Tim Redaksi Majalah
SERVIAM, 1983

Permadi, ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen:

Konsumerisme: Suatu pola hidup yang konsumtif yang
dipaksakan oleh negara – negara maju untuk diikuti oleh
masyarakat negara berkembang, agar barang – barang
produksi negara – negara maju menjadi bertambah laku. (Hal.
13)

Konsumerisme berarti pola hidup dengan keinginan untuk
memberli barang – barang yang kurang / tidak diperlukan. (Hal.
14)
Idy Subandy Ibrahim, 2011

“ … kekuatan media massa telah menjelma menjadi bagaikan
“agama” dan “tuhan” sekuler, dalam artian perilaku orang tidak
lagi ditentukan oleh agama – agama tradisional tetapi tanpa kita
sadari telah diatur oleh media massa, seperti program televisi.”
Di kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul, DIY
Pidato Dies Natalis XXIV Universitas Atma Jaya Yogyakarta
1989 Andreas Sukamto, S.E

a.  Untuk kegiatan produksi dikeluarkan 14.2% dari pendapatan
b.  Untuk kegiatan konsumsi
    - bahan makanan                      56,5%
    - bahan pakaian                       5,9%
    - alat – alat rumah tangga            2,6%
    - pemeliharaan rumah                  5,8%
    - pendidikan                          6,6%
c. Untuk kegiatan sosial                   4,9%
d. Untuk kesehatan                         3,5%
Setting: Potorono
Editor: Drs. Salamun, 1992 – 1993, Depdikbud

Yang menjadi ukuran kondisi ekonomi masyarakat adalah
kepemilikan barang dalam hal ini pemilikan media komunikasi.
Definisi Antropologis mengenai Konsumsi oleh Mary Douglas
dan Baron Isherwood dalam Tesis Christian Budiman, 1999 :
11)
“Pemakaian atas milik – milik material, segala jenis tindakan
penggunaan benda – benda”

“Konsumsi merupakan sebuah seni atau “cara berbuat”,
sebagai “seni berbuat” ini dan itu, meliputi “cara-cara
mengekspresikan” atau melakukan sesuatu”
Christian Budiman, Tesis, 1999

Hal. 76
“Bagaimana melakukan sesuatu dengan televisi (praktik
konsumsi)”
(1) “Menonton televisi adalah tindakan menjalin dan/atau
    memutuskan ikatan interpersonal”

Hal. 77
(2) “Dengan hadirnya background noise, menonton televisi
     adalah sekaligus menjadikannya sebagai “teman yang setia””
(3) “Menonton televisi adalah mendapatkan pengalaman, bersantai,
     belajar, bermain, mengasuh, dan lain lain”
(4) “Adanya tindakan mengelola kekuasaan (monopoli remote control,
     konflik selera)”
Dalam Konteks Spasio-Temporal

1. “Menonton televisi sebagai praktek pengemasan atau
   pengorganisasian waktu dan ruang (adanya jadwal, ruang
   dibuat secomfortable mungkin)”
2. “Menonton televisi adalah sebuah proses sosial yang aktif”
Dimensi Simbolik (Hal. 78 – 79)
“Televisi merupakan obyek konsumsi karena peran yang
dimainkannya dalam sistem simbolik.”
- Obyek simbolik qua (unsur – unsur penataan rumah)
- Wealth signifier


Dimensi Material
“Commodity candidacy”
Benda yang dibuat dengan maksud untuk dipertukarkan
Dipilihnya tulisan ini mengacu pada pertanyaan
mendasar diadakannya penyusunan ini :

What do youth and mom, both in urban and rural areas,
spend (in terms of money and time) most on?


Ekna Satriyati, Tesis, 2000 (Studi Kasus Desa Banjararum,
Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta)

“Alokasi waktu mempunyai nilai kontrol orang dewasa
terhadap anak – anak” (Orang tua memiliki posisi superior dan
anak – anak dalam posisi subordinat)
Waktu dibagi menjadi 2 (dua):
1. Time of: tahapan periodisasi kehidupan seseorang untuk
   memeriksa konstruksi sosial dalam memandang proses umur
   yang dijalani seseorang
2. Time in: Waktu yang digunakan anak-anak dalam menjalani masa
   kanak-kanaknya. Digunakan untuk melihat bagaimana anak –
   anak secara efektif dapat memanfaatkan waktunya untuk
   memproduksi, mengontrol, mengatur perintah atau pesan nilai –
   nilai budaya pada kehidupan sehari – hari
Pola pengaturan waktu dalam aktivitas sehari-hari menerapkan
konsep keselarasan, dengan mengacu pada prinsip orang Jawa
adalah untuk mencapai keselarasan, sehingga selalu bertindak di
bawah pertimbangan – pertimbangan masyarakatnya.
(1) Kesediaan spontan untuk membantu sesama manusia
(2) Rasa saling percaya pada sesamanya
(3) Filosofi: sepi ing pamrih, rame ing gawe
“Bagi orang tua, alokasi waktu (yang diterapkan pada anak –
anak disertai) dengan menaruh harapan moril dan beban
pekerjaan (yang diberikan pada anak) (adalah) sebagai bekal
awal mendidik anak.”

“Bagi anak, alokasi waktu yang diterapkan pada mereka
merupakan perintah yang menghabiskan seluruh waktunya.”
-   Kegiatan domestik rumah tangga sebagian besar dikerjakan
    anak sebagai hasil proses alokasi waktu dan kegiatan yang
    memerlukan waktu lama
-   Jenis pekerjaan untuk (anak) laki-laki sehubungan dengan
    kemampuan fisiknya serta yang sesuai dengan perempuan
    berkaitan dengan kodratnya
-   Kegiatan sehari-hari masyarakat pedesaan Jawa: pekerjaan
    domestik
-   Bantuan anak memiliki nilai ekonomis dalam
    produktivitas keluarga
-   Keharmonisan ditanamkan dengan menegakkan konsep
    wedi, isin, sungkan, rame ing gawe dan sepi ing pamrih
    sedini mungkin
Terkait dengan kesediaan untuk membantu sesama seperti
diungkapkan dalam penelitian di atas (Alokasi Waktu
bagi Anak – Anak di Desa Jawa), berikut ini adalah sistem gotong
royong dalam masyarakat pedesaan daerah Bali (menurut judul
bukunya), namun bagi saya lebih pada jenis – jenis kegiatan
dalam upaya menunjukkan kesediaan untuk membantu sesama.

1. Mesilih-bahu
   Silih berarti pinjam dan bahu dapat berarti bahu atau ternak. Di Bali
   mesilih-bahu berarti saling pinjam atau saling memberikan ternak

2. Meslisi
   Meslisi berarti berganti-ganti membantu. Biasanya dilakukan oleh
   kelompok-kelompok sosial yang memiliki anggota dengan pekerjaan
   sejenis (petani, perajin, dsb)
3. Ngrombo
   Ngrombo berarti membantu yang dikerjakan oleh suatu
   kelompok atau sejumlah kelompok untuk membantu suatu
   kelompok tertentu

4. Metulung
   Berarti membantu seseorang yang sedang berada dalam
   keadaan bencana, malapetaka atau kecelakaan

5. Ngedeng
   Ngedeng berarti menarik bantuan tenaga maupun materi

6. Ngajakang
   Berarti menggotongroyongkan
7. Ngoopin
   Berarti membantu atau menolong dalam seluruh bidang kehidupan

8. Meurunan
   Berarti turut mengeluarkan sumbangan untuk suatu kegiatan di
   dalam suatu kelompok sosial

9. Ngulah semal
   Ngulah (mengusir), semal (bajing atau tupai). Pesertanya adalah
   pemilik pohon kelapa dan bertujuan untuk menaikkan hasil produksi
   tanaman.

10. Metelik
    Berarti memata-matai atau menyelidik (menjaga air agar tidak ada
   pencurian air di lahan sawah)
11. Ngempel
   Merupakan kegiatan bersama para petani untuk
  mengempang air dan sekaligus memperbaiki bendungan
  atau empang yang rusak

12. Kerja Bakti
    Proyek bermanfaat bagi kepentingan umum atau
    kepentingan pemerintah (kebersihan umum, memperbaiki
    selokan atau jalan, membersihkan jalan karena ada pejabat
    yang akan datang, dsb)

13. Ngarap
    Berarti membantu orang yang punya kerja (gawe)
14. Ngedeh maling
    Usaha untuk menangkap pencuri yang ketahuan

Gotong Royong
Hakekat dari hubungan manusia dengan sesama, alam
sekitarnya untuk keselarasan
Diambil dari buku “Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan
dalam Hubungannya dengan Pemeliharaan Lingkungan Hidup
DIY”

“sedaya ingkang kumelip wonten ing alam punika, ingkang
menunjang kangge panggesanganipun makhluk hidup”

Dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan mengacu
pada filosofi

“ngenehi anak putu ben komanan”

Setting: Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo, DIY
Mujinem, Tesis, 2003
Keterlibatan istri dalam pekerjaan ringan: kerik, mepe, dan mulung
1.   Industri rumah tangga genteng merupakan jenis pekerjaan kasar dan
     lebih banyak membutuhkan tenaga fisik daripada pikiran dan lebih
     banyak membutuhkan tenaga laki – laki
2.   Masih ada kepercayaan atas hari naas dalam membakar genteng dan
     adanya yang menunggu (baureksa), sehingga harus permisi (amit-amit)
3.   Isteri mempunyai akses dan kontrol lebih dominan terhadap
     pengelolaan uang baik uang modal usaha maupun untuk
     kebutuhan rumah tangga
4.   Isteri mempunyai kekuasaan mengambil keputusan untuk membeli
     tanah liat, kayu bakar, minyak bacin, memberi upah pekerja,
     menentukan harga jual genteng, dan membeli keperluan rumah
     tangga setiap hari.
5.   Akses dan kontrol isteri dalam hal menerima pekerja lebih
     dominan
6.   Akses dan kontrol suami pada penggunaan dan perawatan mesin pres
     lebih dikontrol dan diakses suami.
Suatu studi di desa Jimbung, Kecamatan Kalikates,
Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, Tesis, Sri
Wahyuningsih, 2003

Kerja menurut wanita Jimbung:
- Suatu kegiatan yang menghasilkan arti tertentu dan
  dapat berguna untuk menghidupi keluarga
- Sesuatu yang dapat memberikan semangat hidup


Motivasi:
- Uang / upah (Ekonomi)
- Menjalin hubungan dengan orang lain (Sosial)
Bagi wanita Jimbung:
- Bekerja berarti mengerjakan pekerjaan tumah tangga
- Mencari nafkah adalah bekerja di tobong gamping

WANITA JIMBUNG MEMILIKI OTONOMI DALAM
KEHIDUPAN KELUARGANYA
Suatu tinjauan berwawasan “gender” oleh Tuty Gandarsih MRS
dan lebih menitikberatkan pada besarnya partisipasi ibu dalam
usaha tersebut
             Kegiatan              Besarnya Partisipasi Ibu terhadap
                                          Partisipasi Bapak
Perolehan jenis bibit bunga,
penanaman bibit bunga, perawatan              lebih kecil
tanaman, panen
Pemasaran bunga                               lebih besar
Akses terhadap bibit bunga,
penyuluhan dan sumber daya                    lebih kecil

Kontrol terhadap penentuan jenis
bibit dan pengolahan lahan                    lebih kecil
Tulisan oleh Dr. Masri Singarimbun dan Dr. D. H. Penny
(penelitian tahun 1976)

Distribusi pendapatan menurut pekerjaan (data 1959)
Pekerjaan                     Pengeluaran untuk Makanan
1. Petani (buruh)                             75%
2. Petani (penyakap)                          68%
3. Lain-lain                                  65%
4. Pedagang                                   64%
5. Petani (pemilik)                           64%
6. Buruh                                      64%
7. Industri rakyat (usaha sendiri)            63%
8. Penerima bantuan (pensiunan, dsb)          60%
9. Bekerja sendiri                            55%
10. Pegawai kantor                            54%
Oleh Tim Peneliti UAJY dengan Biro Bina Mental dan Spiritual
Setwilda, DIY; 1993

Pendapatan masyarakat pedesaan diperoleh dari usaha tani
dan kegiatan non-tani

Pengeluaran:
88,9% pengeluaran untuk konsumsi (konsumsi bahan
makanan sebesar 57,82% serta bahan pakaian sebesar 5,7%)

Sisanya digunakan untuk usaha tani, pendidikan dan kegiatan
kemasyarakatan.
Suatu studi di kabupaten Boyolali Jawa Tengah oleh
Sadyadharma, Sudarno dan Piet Rietveld SW, 1988

- “Mobilitas penduduk wanita lebih tinggi dibandingkan dengan
  mobilitas penduduk pria – wanita memegang peranan utama
  dalam kegiatan transaksi dengan daerah sekitarnya yaitu
  berupa kegiatan perdagangan khususnya komoditi pertanian”
- “Untuk kegiatan lainnya yang mendatangkan pendapatan, ...
  laki-laki lebih dominan”
“Wanita yang membawa sayur dan buah – buahan, dari
desanya sendiri atau desa tetangganya ke pasar terdekat, atas
dasar sambilan (part-time), adalah orang yang paling tidak
memiliki suatu spesialisasi di semua orang yang berhubungan
dengan pasaran” (Sosiologi Pedesaan Jilid 1, Sajogyo dan
Sajogyo, 1984: 100)
“Anak … mengetahui konsep tentang dirinya sendiri atau
akunya, berdasarkan khayalan sendiri apa yang difikirkan oleh
orang – orang lain tentang dia” – disebut juga proses looking-
glass self
Diambil dari: Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan, wiriatmadja,
1976: 29)
Kasus di beberapa desa di Indramayu (dalam buku Pemuda
dan Perubahan Sosial, Abdullah, 1974: 49-70)
1.   Orang yang paling menentukan tingkah laku pemuda adalah
     orang tua
2.   Pemuda desa merasa memerlukan pendidikan (demikian juga
     orangtua mereka)
3.   Pemuda desa lebih memilih pekerjaan selain bertani (demikian
     juga orangtua)
4.   Sebagian besar pemuda bepergian ke kota untuk rekreasi dan
     bekerja
5.   Bagi pemuda, kehidupan kota untuk dicontoh adalah dalam hal
     mlata pencaharian dan bersenang-senang
6.   Sebagian besar pemuda tidak pernah ikut dalam pertemuan desa,
     yang ikut hanya sebagai pendengar
7.   Pemuda lebih sering mengikuti penyuluhan desa
8.   Pemuda merasakan manfaat dalam ikut organisasi lebih pada
     bertambahnya kawan pada waktu senggang.
“ … para wanita tidak memberikan jawaban yang berlawanan
   dengan tanggapan yang diberikan oleh suaminya … ia hanya
   mengurus dapur dan anaknya, dan bahwa hal yang kami
   tanyakan adalah menjadi wewenang suaminya. Akan tetapi
   istri-istri para pemimpin desa mengetahui hampir segala hal
   yang berlangsung dalam rangka pengambilan keputusan”

Diambil dari “Proses Pengambilan keputusan di Empat Desa di
Jawa Barat” (Hofsteede, 1971)
   Pemuda pedesaan dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja
    siap pakai di dunia modern untuk menjawab kebutuhan
    perusahaan – perusahaan di pasar dunia.
        “Rural youth was prepared as „already modern‟ workers
        for the new world market factories”

   Dangdut merupakan jenis musik yang sangat populer di
    daerah pedesaan.
       “Dangdut … is very popular, especially in rural areas”
Pada tahun 1999, 70% total pengeluaran penduduk
pedesaan di Indonesia dibelanjakan untuk produk
makanan sedangkan pada tahun 2002, 67% pengeluaran
penduduk pedesaan dibelanjakan untuk produk makanan
(see Figure 2.4, halaman 5).
Pengeluaran untuk Konsumsi
 Penduduk Indonesia tahun 2010
(Sumber: Badan Pusat Statistik)
60

50

40

30                                   Makanan
                                     Bukan Makanan
20

10                   Bukan Makanan
 0
                   Makanan
     2009
            2010
14
                     Padi-padian
                     Umbi-umbian
12
                     Ikan
                     Daging
10
                     Telur dan Susu

8                    Sayur-sayuran
                     Kacang-kacangan

6                    Buah-buahan
                     Minyak dan lemak
4                    Bahan minuman
                     Bumbu-bumbuan
2                    Konsumsi lainnnya
                     Makanan dan minuman jadi
0                    Tembakau dan sirih

     Bahan Makanan
80
70                   Gula pasir
60                   Gula merah
50                   Tea
                     Kopi
40
                     Coklat instan
30
                     Coklat bubuk
20                   Sirup
10                   Lainnya
 0
     Bahan Minuman
90
80                      Mie instan
70                      Mie basah
60                      Bihun

50                      Makaroni
                        Kerupuk
40
                        Emping
30
                        Bahan agar-agar
20
                        Bubur bayi kemasan
10
                        Lainnya
 0
     Konsumsi Lainnya
90
80                              Makanan dalam
                                paket, makanan
70
                                restoran/warung
60
                                Minuman non alkohol
50                              (dalam pack)
40
30                              Minuman yang
20                              mengandung alkohol
10
 0
     Makanan dan Minuman Jadi
60

50
                          Rokok kretek filter
40                        Rokok kretek tanpa filter
                          Rokok putih
30
                          Tembakau
20                        Sirih/pinang
                          Lainnya
10

 0
     Tembakau dan Sirih
18                   Perumahan dan fasilitas
                     rumah tangga
16
                     Barang dan jasa
14
12
                     Pakaian, alas kaki dan
10                   tutup kepala
8                    Barang - barang yang
6                    tahan lama
                     Pajak dan asuransi
4
2
                     Keperluan pesta dan
0                    upacara
     Bukan Makanan
Perkiraan sewa rumah sendiri

45                                          Kontrak rumah
                                            Sewa rumah
40                                          Rumah dinas dan lainnya
                                            Ongkos pemeliharaan rumah
35
                                            Listrik

30                                          Air
                                            LPG
25                                          Gas kota
                                            Minyak tanah
20
                                            Generator

15                                          Arang, batu bara, briket
                                            Kayu bakar dan bahan bakar lain
10                                          Lainnya
                                            Telepon rumah
 5                                          Pulsa HP, perdana

0                                           Wartel
                                            Benda pos
     Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga   Internet
Sabun mandi, pasta gigi, dan sampo


30                           Barang kecantikan (parfum)

                             Perawatan kulit, muka, rambut, dsb

                             Sabun cuci
25
                             Bahan pemeliharaan pakaian

                             Surat kabar, majalah, buku-buku, dan alat tulis
20                           Barang lainnya

                             Kesehatan

15                           Biaya pelayanan pencegahan

                             Pemeliharaan kesehatan


10                           Biaya sekolah

                             Bahan bakar

                             Transportasi
 5
                             Hotel, penginapan, bioskop, sandiwara, olah raga, dan
                             rekreasi
                             Pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir
0                            Jasa lembaga keuangan

     Aneka Barang dan Jasa   Jasa lainnya
30                                          Pakaian jadi untuk laki - laki dewasa


25                                          Pakaian jadi untuk perempuan dewasa


20                                          Pakaian jadi untuk anak - anak


15
                                            Bahan pakaian

10
                                            Upah menjahit, memperbaiki
                                            pakaian, dan barang untuk keperluan
 5                                          menjahit
                                            Alas kaki (sepatu, sandal)
0
     Pakaian, Alas Kaki, dan Tutup Kepala
Meubelair
60
                         Peralatan rumah tangga

                         Perlengkapan perabot rumah tangga

50                       Perkakas rumah tangga

                         Alat - alat dapur makan

                         Barang -barang pajangan/hiasan
40
                         Perbaikan perabot, perlengkapan, dan
                         perkakas rumah tangga
                         telepon genggam/HP dan aksesorisnya

30                       Arloji, jam, kamera, kacamata, dan
                         perbaikannya
                         Payung, tas, koper, dan perbaikannya

                         Perhiasan mahal dan perbaikannya
20
                         Mainan anak dan perbaikannya, perhiasan
                         murah
                         Alat elektronik dan perbaikannya

10                       Alat olah raga dan perbaikannya

                         Kendaraan dan perbaikannya

                         Binatang, tanaman, dan pemeliharaannya
 0                       Barang tahan lama lainnya

     Barang Tahan Lama
70
                                     Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
60
                                     Pajak kendaraan bermotor (STNK)
50                                   dan tak bermotor
                                     Pungutan lainnya
40                                   (iuran, sumbangan)
                                     Asuransi kesehatan
30

20                                   Asuransi jiwa dan kerugian


10                                   Lainnya

 0
     Pajak, Pungutan, dan Asuransi
35                                 Perkawinan

30
                                   Khitanan dan ulang tahun
25
                                   Perayaan hari raya agama
20

15                                 Ongkos naik haji

10                                 Upacara agama/adat
 5                                 lainnya
                                   Pemakaman
0
     Keperluan Pesta dan Upacara
PENGELUARAN UNTUK MAKANAN

1. Pengeluaran untuk makanan lebih besar dari bukan
   makanan
2. Pengeluaran untuk makanan terutama untuk (a) produk
   padi-padian, (b) makanan dan minuman jadi, dan
   (c)tembakau dan sirih
3. Makanan dan minuman jadi terutama adalah (1) makanan
   dalam paket, makanan ringan, maupun makanan
   restoran/warung; (2) serta minuman dalam kemasan non
   alkohol
4. Tembakau dan sirih terutama (1) rokok kretek filter, (2) rokok
   kretek tanpa filter dan (3) rokok putih
PENGELUARAN UNTUK BUKAN MAKANAN

1.   Pengeluaran untuk bukan makanan terutama untuk (1) perumahan
     dan fasilitas rumah tangga, (2) barang dan jasa, serta (3) barang –
     barang yang tahan lama
2.   Pengeluaran untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga
     terutama untuk (a) perkiraan sewa rumah sendiri, (b) listrik, (3)
     kayu bakar dan bahan bakar, serta (d) pulsa HP dan nomor
     perdana
3.   Pengeluaran untuk barang dan jasa terutama untuk (a) bahan
     bakar, (b) biaya sekolah, (c) kesehatan dan (d) transportasi
4.   Pengeluaran untuk barang – barang yang tahan lama terutama
     untuk (a) kendaraan dan perbaikannya, (b) meubelair, (c) alat –
     alat dapur makan, serta (d) telepon genggam/HP dan
     aksesorisnya
Sumber: Sociocultural Anthropology and Survey Research
tulisan John W. Bennet dan Gustav Thaiss dalam buku “Survey
Research in the Social Sciences” diedit oleh Charles Y. Glock

“ …, the development economist Higgins, frustrated by the
difficulty of determining to what extent the results of community-
based studies of economic change in region of rural Java may
be generalized to refer to Indonesia as a whole, complains:
    If anthropologists are to be genuinely helpful to economists seeking to
    understand the relationship between culture and economic
    behavior, their scope and method must be substantially changed …
    They must find short cuts to generalization. … some training in
    statistical methods, and particularly in sampling techniques, might
    enable them to distinguish the strategic variables which correlate
    highly with everything else in the culture and thus characterize it” (hal.
    285-286)
Jika Antropolog benar – benar ingin membantu para Ekonom
dalam memahami hubungan antara budaya dan perilaku
ekonomi, ruang lingkup dan metode pada dasarnya harus
diubah … Mereka harus mencari jalan pintas dalam generalisasi
… Mengikuti beberapa pelatihan dalam metode statistik,
khususnya dalam tekhnik sampling, yang memungkinkan
mereka untuk membedakan variabel strategis yang berkorelasi
tinggi dengan segala sesuatu yang lain dalam budaya dan
kemudian menggolongkannya.
“… the “anthropologists” condemning “sociologists” and “behavioral
  scientists” for meaningless abstractions and excessive counting; the
  “sociologist” accusing the “anthropologists” of sloppy method and
  unwarranted generalization. … anthropologists in respectable
  numbers have abandoned the holistic-depictive approach, and
  consequently accept whatever methods are useful in pursuing
  the problem of interest. …; such interests require more
  analytic procedures than do the depictive studies. … the need
  for a variety of approaches and methods in social sciences is
  critical. The human reality must be apprehended by a variety of
  viewpoints, not by one alone, because this very reality is
  always in part a construct, always in part an image, and only
  by encouraging difference in perspective and approach can
  one obtain the needed richness of imagery, and
  consequently, theory” (Hal. 307)
Kenyataan mengenai kehidupan manusia musti dilihat dari
berbagai macam sudut pandang, tidak hanya satu saja, karena
kenyataan yang ada ini selalu merupakan bagian dari suatu
konstruksi, bagian dari suatu gambaran dan hanya dengan
menggunakan berbagai macam pandangan dan pendekatan,
seseorang dapat meraih banyak gambaran dan pada akhirnya
Menciptakan suatu teori
Sumber: Warta Konsumen Thn. IX No. 95 Februari 1982, hal 6-
7

A. Menurut umur (B. Paktin)
1. Yang berusia sampai 3 tahun
2. Yang berusia 3 sampai 6 tahun
3. Yang berusia 6 sampai 12 tahun
4. Yang berusia 12 sampai 17 tahun
5. Yang berusia 17 sampai 22 tahun
6. Yang berusia 22 sampai 45 tahun
7. Yang berusia 45 sampai 65 tahun
8. Yang berusia 65 sampai 70 tahun
9. Yang berusia 70 tahun ke atas
B. Menurut jenis kelamin
   Laki-laki dan wanita

C. Menurut mata pencaharian
   Misal; tenaga tata usaha, buruh bengkel

D. Menurut suku dan kebangsaan
   Arab, Cina, dll

E. Menurut agama
   Budha, Hindu, dll (haram atau tidak, kebutuhan untuk hari raya
   tertentu)

F. Menurut kekayaan
G. Menurut pendidikan
H. Menurut tempat tinggal
Sumber: Warta Konsumen tahun IX No. 97 April 1982 Hal. 10 –
11. Tulisan: Toto Castro

“… di Indonesia … ibu-ibu yang status pendidikan dan
  ekonominya tinggi justru menggantikan air susu ibu dengan
  susu botol. Alasan yang biasanya dikemukakan adalah takut
  “Sex simbolnya” (buah dada) tidak menarik lagi, malahan ada
  yang merasa bangga jika anaknya dibrikan susu botol dan
  menganggap merupakan suatu simbol kemewahan”
Lembaga Konsumen Masuk Desa, Sumber: Warta Konsumen
tahun IX No. 98 Mei 1982, Hal. 8 – 12

Terjadi penyapihan yang lebih dini dimana ibu – ibu di pedesaan
mengganti ASI dengan susu botol yang disebabkan oleh
promosi makanan bayi.
Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982
    Lama Pemberian ASI kepada Bayi (Lama Menyusui)



20

15
                                                  Jakarta
10                                                Jombang

 5

0
        Bulan
Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982
     Lama Pemberian ASI dan Susu Botol kepada Bayi

 0.6

 0.5

 0.4

 0.3                                                                                     Jakarta
                                                                                         Jombang
 0.2

 0.1

  0
       ASI Saja Selama 18   ASI Saja Selama 5 -   ASI dan Susu Botol   Susu Botol Saja
       Bulan di Jombang     7 Bulan di Jakarta                         Selama 24 Bulan
Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982
             Alasan Pemberian ASI kepada Bayi


  100%

  80%
                                                                     Jakarta
  60%
                                                                     Jombang
  40%

   20%

   0%
         Kesadaran   Ekonomis dan   Saran Petugas   Dorongan Suami
          Sendiri       Praktis      Kesehatan
Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982
         Alasan Pemberian Susu Botol kepada Bayi

40%
35%
30%
25%
20%                                                                                                 Jakarta
15%                                                                                                 Jombang
10%
 5%
 0%
      Praktis/Efisien    Sex Symbol     Ibu Bekerja   ASI Berkurang    Nasehat    Penyapihan, Ibu
                        Tidak Menarik                                  Petugas    Hamil Lagi, Ibu
                            Lagi                                      Kesehatan      Ikut KB
Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982
 Promosi Susu Formula dan Makanan Bayi yang Diterima Ibu


 16%
 14%
 12%
 10%
  8%                                                                        Jakarta
  6%                                                                        Jombang
  4%
  2%
  0%
       Pemberian Secara Cuma-   Pemberian Popok, Botol      Pembagian
               Cuma             Susu, Kalender di Rumah   Booklet/Leaflet
                                 Sakit / Rumah Bersalin
Lembaga Konsumen Masuk Desa, Sumber: Warta Konsumen
tahun IX No. 98 Mei 1982, Hal. 8 – 12

Pola konsumsi masyarakat pedesaan berada di luar
kemampuan atau mengikuti pola hidup masyarakat kota. Hal ini
didukung dengan banyaknya penjualan yang dilakukan secara
kredit terhadap barang – barang yang sebenarnya harganya
beberapa kali lipat dari harga sebenarnya, serta praktek –
praktek Bank Luar yang beroperasi disaat musim paceklik,
dengan mengambil bunga yang tinggi dan uang yang
dipinjamkan kepada masyarakat.
Sumber: Warta konsumen, Edisi 06/XXXVII/2011

-   Masyarakat miskin Indonesia mengalokasikan 12,4%
    pendapatannya untuk konsumsi rokok (rangking ke-2 setelah
    konsumsi beras dan padi – padian)
-   Pertumbuhan konsumsi rokok pada kalangan anak dan remaja di
    Indonesia menduduki rating tertinggi dan tercepat di dunia, yakni
    14%

Sumber: Warta konsumen, Edisi 07/XXXVII/2011
- Pada tahun 1995, 1 dari 2 laki-laki dewasa merokok maka pada
  2010 … menjadi 2 dari 3 laki-laki dewasa merokok.
- Untuk perempuan dewasa, prevalensi merokok pada tahun 1995
  sebesar 1,7% meningkat menjadi 4,2% (2010). Artinya dalam kurun
  waktu 15 tahun prevelansi merokok perempuan dewasa di
  Indonesia telah meningkat lebih dari 2 kali lipat.
Sumber: Warta konsumen, Edisi 07/XXXVII/2011

100%
 90%
 80%
 70%
 60%                                                                  Setiap Hari
 50%                                                                  Selang Sehari

 40%                                                                  Dua Kali Seminggu
                                                                      Tidak Memakai
 30%
 20%
 10%
  0%
       Sampo   Pembilas   Busa Mandi   Bath Oil   Pembersih   Sabun
                                                    Wajah     Mandi
Sumber: Warta konsumen, Edisi 07/XXXVII/2011

70%
60%
50%
40%                                                              Setiap Hari
30%                                                              Selang Sehari
                                                                 Dua Kali Seminggu
20%
10%
0%
        Baby    Baby Lotion Baby Cream   Baby Oil   Sabun Bayi
      Shampoo
Sumber: Warta konsumen, Edisi 07/XXXVII/2011

                                                            Responden

80%


60%


40%                                                                                                      Responden


20%


 0%   Kandungan Produk   Indikasi/Penggunaan   Peringatan    Efek Samping   Tanggal Produksi   Lainnya
A. Omzet laundry di Palmerah Jakarta dari Rp. 400.000/hari
   menjadi Rp. 1.500.000/hari (Sumber: Kontan [harian bisnis
   dan investasi], 24 Agustus 2012, hal. 13

Lihat juga artikel “Jasa Binatu Jadi Pilihan” yang dimuat di
Seputar Indonesia, 22 Agustus 2012, hal. 8 – akibat pembantu
mudik lebaran

B. Home appliances (lemari es, mesin cuci, dan pendingin
   ruangan) – Sumber: Kontan [harian bisnis dan investasi], 24
   Agustus 2012, hal. 15
C. Suku cadang motor (ban, aki, kampas rem) ) – Sumber:
   Kontan [harian bisnis dan investasi], 24 Agustus 2012, hal.
   15
Sumber: Jawa Pos, Halaman 5,

“Lebaran, Traffic SMS Dominan”

Konsentrasi peningkatan traffic: Semarang, Solo, Madiun

Peningkatan traffic layanan sms sebesar: 24%
Peningkatan traffic layanan data sebesar: 7%
Penurunan traffic panggilan sebesar:      3%
Penulis: Suharjono, dimuat di Seputar Indonesia 22 Agustus dan 23 Agustus
2012, Setting: Gunung Kidul

“Maraknya agenda syawalan bersama … menjadi salah satu pemicu lunturnya
budaya silaturahmi atau ujung … di antara warga“ (keterangan gambar)

Fakta:
A. Warga lebih menyukai kegiatan yang dipusatkan ke satu tempat untuk acara
    bersama. Imbasnya, banyak dari anggota yang sebenarnya masih satu
    keluarga besar tidak saling kenal.
B. Pengaruh teknologi menghapus kegiatan saling interaksi secara nyata …. Jadi
    bisa lewat ponsel dan internet saja untuk menyampaikan ucapan Idul Fitri
C. Kesibukan yang luar biasa , sehingga libur dimanfaatkan untuk berwisata
    bersama

Sosiolog UGM Arie Sujito:
“… proses perubahan sosial yang terjadi akibat konsumerisme masyarakat
sehingga mengalahkan kedalaman relasional. Jadi mulai terjadi pendangkalan
relasi sosial yang akibatnya terjadi penumpulan solidaritas di masyarakat”
Ditulis oleh Hendrati Hapsari, Seputar Indonesia, 12 Agustus
2012, Hal. 9
Setting: Semarang

- Pola pikir masyrakat sudah mulai terbuka dengan mau
  menerima anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
- Keluarga malu dengan keberadaan anggota keluarga
  gangguan jiwa dan memilij dirawat
- Keluarga membawa pasien pulang agar bisa berkumpul
  melakukan silaturahmi
Sumber: „Consumer Research – Introspective Essays on the
Study of Consumption‟, Morris B. Holbrook, Sage Publications,
1995
Hal. 87 - 88
Berdasarkan pada pemikiran bahwa:
1.  Penelitian konsumer menkaji customer behavior
2.  Penelitian konsumer terkait dengan konsumsi
3.  Konsumsi mencakup cara mendapatkan produk, penggunaan dan pengaturan
    (disposisi) produk
4.  Yang dimaksud dengan produk adalah barang-barang, jasa, ide, event, atau
    entitas lainnya yang dapat diperoleh, digunakan atau diatur sedemikan rupa
    sehingga menunjukkan value(nya)
5.  Value merupakan suatu bentuk pengalaman yang terjadi pada organisme yang
    hidup ketika suatu tujuan tercapai, kebutuhan terpenuhi, atau sebuah keinginan
    terpuaskan
6.  Pencapaian, pemenuhan dan kepuasan tersebut menciptakan kesempurnaan
    hidup
7.  Proses terciptanya kesempurnaan hidup merupakan subyek mendasar dalam
    penelitian konsumer
Bidang Studi     Value dalam               Perolehan            Penggunaan                Pengaturan
Makroekonomi                               Jumlah pengeluaran

Mikroekonomi                               Pembelian produk

Psikologi                                  Pemilihan merek

Sosiologi                                  Permainan peran;
                                           Kegiatan di waktu
                                           sengang

Antropologi                                Pengalaman belanja   Ritual, acara, tradisi,   Pemberian hadiah;
                                                                koleksi; simbolisme       garbology (garbology is
                                                                konsumsi, semiotik        the study of (mostly
                                                                                          modern) refuse
                                                                                          and trash)

Filsafat         Tindakan yang
                 beralasan; perilaku
                 (penyimpangan)
                 konsumer
Ilmu Humaniora   Estetika konsumen,        Hiburan dan seni;    Reaksi yang apresiatif;   Tahan lama: sebagai
                 cerita, analogi, citra,   kegiatan di masa     emosi, nilai intrinsik    koleksi dan nostalgia
                 metafora                  sengang
Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher
Education, 2002

“Consumer culture … an organized social and economic
arrangement in which markets govern the relationship between
meaningful ways of life and the symbolic and material
resources on which they depend … can also include the
pursuit of nonmaterialistic goals such as happiness and
quality of life” (hal. 12)

Budaya konsumen ... pengaturan sosial dan ekonomi yang diorganisir
sedemikian rupa di mana pasar mengatur hubungan antara makna makna
hidup serta sumber daya simbolik dan material dimana mereka
bergantung... Mencakup di dalamnya mengejar tujuan nonmaterialistic
seperti kebahagiaan dankualitas hidup
Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher
Education, 2002

“ …, the spread of Western-style consumer culture is encouraged
by the extension of media access via satellite transmission,
improvements in transportation, and an accelerated
movement of migrants to the developed world and back again.
…, the image of the “good life” in such countries is more and
more one of being a successful participant on a consumption-
oriented society. …, the spread of consumer culture … tends to
be limited by stagnant economic growth, unequal income
distribution, and sometimes conflicts with traditional consumption
values” (hal. 14-15)
Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher
Education, 2002

“… the distribution of consumer incomes … small segments of very
wealthy and large segments of very poor consumers or dual
income distribution … wealthy consumers … often aspire to Euro-
American consumption patterns. … Among the more numerous
poorer consumer segments, consumption choices are often faithful
to patterns that are perceived to be highly traditional … Another
distinctive type of consumption … is the tendency to devote
considerable amounts of disposable income to social investments
designed to contribute to social status and prestige (hal. 128) …
consumers … make important purchases of luxury goods of foreign
origin, especially consumer electronics and motorbikes, that may
symbolize a cosmopolitan orientation to them” (hal. 129)
Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher
Education, 2002

Berhubungan dengan self-concept yang menurut Mauss
merupakan produk dari faktor-faktor sosial dan menjadi sebuah
kategori yang tidak tepat, tidak substansial dan lemah. Hal tersebut
dikarenakan konsep diri beranekaragam antara kebudayaan satu
dengan kebudayaan yang lainnya.

Di Asia Timur dan Selatan definisi atas diri dipengaruhi atas relasi
yang terbentuk dengan orang lain dalam konteks tertentu.

Asia juga dianggap serupa dengan Afrika dimana kesuksesan
seseorang berhubungan erat dengan kesuksesan orang lain dan
bukannya murni inisiatif individu.
Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher
Education, 2002

-   Cultural values are a good example of what we have called a
    template of cultural blueprint for action

-   Values include: (1) instrumental values – shared belief about how
    people should behave [competence, compassion, sociality, integrity,
    ambition], and (2) terminal values – desirable life goals [attain a
    comfortable life]

-   Cultural values are shared broadly …. They are learned, reinforced,
    and modified within subcultures, ethnic groups, social classes and
    families. Values are organized into systems that differ in their
    importance to consumers.

Halaman 146
Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher
Education, 2002

Hal. 273

Lifestyle menggambarkan bagaimana konsumer hidup dimana
termasuk di dalamnya kegiatan mereka, ketertarikan mereka, apa
yang mereka sukai dan tidak sukai, sikap mereka, pola konsumsi,
dan harapan.
Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher
Education, 2002
Hal. 281 – 282
Psychographics merupakan teknik operasional untuk mengukur
lifestyle. Dianggap lebih komprehensif daripada ukuran
berdasarkan demografi, tingkah laku (behavioral), dan
sosioekonomi.
Berdasarkan pada pemikiran bahwa proses kognitif atau properti,
termasuk di dalamnya values, aptitudes (potensi), beliefs, dan opini
mempengaruhi kelompok dalam pengambilan keputusan atas sebuah
produk, orang, atau ideologi, dalam memilih tingkah laku, atau dalam
menggunakan media komunikasi seperti TV atau internet ,
psychographics menghubungkan faktor psikologis seseorang dengan pola
karakter tingkahlaku konsumer untuk menentukan segmen pasarnya.
Sumber: Radar Jogja, Kamis 16 Agustus 2012, Hal. 3, oleh
Hendra Darmawan (Dosen FKIP UAD dan Alumni La
TrobeUniversity), „Puasa dan Pesan Kemanusiaan‟

-   Terpenuhinya keinginan kadang menjadi ukuran kesuksesan

-   Ukuran kesuksesan seseorang di zaman ini selalu
    diidentikkan dengan materi yang melekat dan hal tersebut
    sejalan dengan teori motivasi dan modernisasi
Sumber: Radar Jogja, Kamis 9 Agustus 2012, Hal. 3
„Mudik Lebaran, Bali Desa Bangun Desa‟ oleh Sukardi, Dekan
Fakultas Ekonomi UAD Jogjakarta

-   Rata-rata orang yang meninggalkan kampung halaman untuk
    mengadu nasib dengan merantau, mereka bisa hidup sukses
    di rantauan.

-   Mudik merupakan suatu proses migrasi dimana terjadi
    penyebaran idealism urbanisasi, yaitu kekaguman orang-
    orang desa atas kesuksesan para perantau dan muncul
    keinginan warga masyarakat pedesaan dan anak-anak muda
    desa secara perlahan-lahan berkeinginan akan merantau
Sumber: Radar Jogja, Minggu, 28 Agustus 2012 Hal. 3
“Barang Enggak Penting Pun Ikut Kebeli”
Survey terhadap anak – anak SMA di Yogyakarta
Liburan yang paling ditunggu:
Lebaran                                        92.11%
Tahun Baru                                     7.89%
Yang paling ditunggu saat lebaran:
Kumpul rame – rame ama saudara                 45.72%
Dapat duit dari saudara - saudara              43.91%
Bisa ngerasakan liburan                        10.37%
Pergi kemana setelah dapat angpao lebaran:
Mal                                            31.76%
Ditabung                                       17.38%
Lain-lain                                      89.63%
Barang yang dibeli yang disebutkan oleh salah satu responden: Baju, HP
Sumber: Radar Jogja, Senin 6 Agustus 2012, Hal. 6
Setting Lokasi: Pasar Argosari, Wonosari

-   Konsumen: remaja, anak-anak hingga para ibu dengan balitanya

-   Hari libur, banyak remaja yang menyempatkan diri jalan – jalan,
    sekadar ngabuburit menunggu waktu buka puasa tiba

Sumber: Bernas Jogja, Senin Wage, 13 Agustus 2012, Hal. 5
Setting Lokasi: Pasar Argosari, Wonosari

-   Keramaian pembeli masih terkonsentrasi di area pakaian dan
    barang kebutuhan pokok lebaran, termasuk sembako. Toko emas,
    mebel dan barang elektronik juga dikunjungi banyak pembeli.

-   Paling ramai pengunjung adalah pedagang pakaian anak – anak.
„PERANTAU YANG MEMBIUS (KONSUMSI BERPAKAIAN REMAJA
GUNUNG SURAT AKIBAT PERANTAU) oleh Elvina Handayani
Setting Lokasi: Dusun Gunung Surat, Desa Botosari, Kec. Paninggaran,
Kab. Pekalongan

“Masyarakat desa yang memaksa diri mereka, agar seperti apa yang
ditayangkan televisi”

“Keinginan merantau pada rema-remaja di dusun ini sebagian besar
beralasan,bahwa ingin mempunyai pekerjaan dan mencari kehidupan
lebih bagus”

“Yang menjadi daya tarik adalah perantau tersebut berbeda sekali
sebelum mereka merantau ke Jakarta. Perbedaan yang paling
menonjol adalah penampilan”
Sumber: Radar Jogja, Sabtu 4 Agustus 2012, Hal. 6
Setting Lokasi: Pasar Wates, Kulon Progo

-   Busana yang ramai diburu pembeli: jilbab, gamis, baju atasan
    muslim wanita, sarung dan baju musim untuk laki-laki

-   Jilbab atau kerudung yang banyak digemari adalah jilbab
    yang sering dikenakan para artis: model jilbab Manohara,
    Syahrini dan Saskia Mecca
Sumber: Radar Jogja, Sabtu 18 Agustus 2012, Hal. 6
Setting Lokasi: Toko Mas Semar Wonosari

-   Warga Gunung Kidul memburu perhiasan emas

-   Dari foto yang dipasang dalam artikel ini, terlihat sebagian besar
    pembeli adalah perempuan

-   Seorang laki – laki yang diwawancarai hanya mengantar istrinya

-   Emas akan dipergunakan perempuan saat lebaran tiba

-   Perhiasan emas hanya akan bertahan hingga sebelum musim
    masuk sekolah

-   Pembelian emas juga untuk nyelengi
„Perhiasan Emas Banyak Dicari Masyarakat‟, Radar Jogja,
Rabu 15 Agustus 2012, Hal. 10
Setting lokasi: Toko Mas Kranggan Grup

-   Saat mendekati hari raya masyarakat lebih banyak mencari
    emas dalam bentuk perhiasan

-   Emas perhiasan, fluktuasinya sedikit

-   Emas batangan tergantung pada harga global
Sumber: Radar Jogja, Kamis 16 Agustus 2012, Hal. 10
„Kemeja ala Jokowi Diminati‟, Setting Lokasi: Pasar Beringharjo
-  Produk yang paling dicari: gamis untuk wanita terutama gamis ala Syahrini dan
   Ashanti
-   Busana pria: kemeja ala Jokowi
Sumber: Radar Jogja, Senin, 13 Agustus 2012, Hal. 9
„Baju Syahrini Masih Jadi Tren‟, Setting lokasi: Purworejo
-  “Pokoknya yang berbau artis itu yang paling laku,” ujarnya (Anissa – pemilik
   toko busana muslim)
-   “Umumnya barang yang paling laku adalah mukena, sarung dan jilbab kita
    pasok lebih dini,” jelasnya (Fahruri – pemilik toko)
-   Menurut Fahruri, daya beli masyarakat di Purworejo masih lebih tertarik dengan
    badrol harga yang terjangkau
-   Bagi kaum hawa, memilih baju untuk lebaran terkesan lebih njelimet.
    Perpaduan pas antara baju dan jilbab sehingga terlihat mempesona saat
    dipakai. (menurut pembeli bernama Dina, 28 tahun)
Sumber: Suara Merdeka, Sabtu 4 Agustus 2012, Hal. 28
„Perempuan Pilih Simpel dengan Berturban‟
Setting Lokasi: Toko Alex Kerudung, Jl. Pemuda, Semarang

-   Turban – Gaya ikat kepala ala Afrika atau penutup kepala
    yang biasa dipakai oleh pria Timur Tengah itu kini tengah
    menjadi tren tahun 2012. Sejumlah perempuan berjilbab
    menjatuhkan pilihan dengan memakai turban untuk menutup
    aurat, karena dinilai lebih simpel dan praktis.

-   Peminat: gadis – gadis remaja
Sumber: KR, Kamis Wage 23 Agustus 2012, Hal. 13
„2 Desa* Kampunglaut Sudah Berlistrik – Warga Memborong Kulkas dan TV
Besar‟
Setting Lokasi: Dermaga Sleko Cilacap
*Desa Klaces dan Desa Ujungalang
Barang yang mereka beli di Cilacap Kota:
-  Kulkas
-  Pesawat TV (21 inci ke atas)
-  Dispenser
-  DVD Player

“…, dengan adanya listrik, masyarakat Kampunglaut yang sebagian besar
berprofesi sebagai nelayan, tidak lagi hanya mengandalkan pendapatan ikan,
udang, dan kepiting dari kawasan Segara Anakan. “Mereka diharapkan bisa
mengolahnya lebih duu untuk mendapatkan produk yang bernilai jual lebih tinggi.
Lebih penting lagi keberadaan lstrik tersebut dapat digunakan sebagai
pendukung usaha ekonomi produktif masyarakat, “tegasnya**”

**Bupati Cilacap
Sumber: Suara Merdeka, Rabu 29 Agustus 2012, Hal. 28
Setting Lokasi: Pusat Perbelanjaan Khasanah Muslim Al Fath
(Kompleks Ruko Mal Ciputra)

„Warna-warni Ihram Jadi Tren Jamaah Haji‟

-   Perlengkapan haji: pakaian ihram, kerudung, gamis, mukena, sarung
    tangan, sandal, ikat pinggang, pelembab dan krim

-   Pilihan bahan kain baju ihram wanita saat Mekah dan Madinah
    bercuaca panas: bahan sifon, katun, hicon dan sutra

-   Pilihan warna baju ihram wanita: hijau, pink, salem

“PAKAIAN IHRAM ITU SEKARANG SUDAH MASUK PADA TREN
FASHION …”
Sumber: Bernas Jogja, Selasa Wage 28 Agustus 2012, Hal. 5
Setting Lokasi: Wonosari

„Pemudik Belanjakan Rp 30 Miliar‟

-   Rp 30 miliar uang pemudik dibelanjakan di Gunungkidul

-   Apa yang dibelanjakan: (1) pakaian, (2) alat elektronik, (3) alat
    rumah tangga, (4) meubel, (5) makanan (rumah makan)
Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher
Education, 2002

“… the globalization of consumer culture seems to be producing
a variety of creolized culture forms expressed through consumer
goods and behaviors. One might even say that some
consumers are consuming culture” (halaman 169)

Creolization: combination of elements of local and foreign
consumption traditions. (halaman 167)
Sumber: Suara Merdeka, Selasa 21 Agustus 2012, Hal. 19
„Prepegan, Tradisi Berbelanja Jelang Lebaran Tetap Diminati‟
Setting Lokasi: Pasar Induk Brebes

-   Berbelanja satu hari sebelum lebaran merupakan tradisi yang telah
    berjalan beberapa puluh tahun

-   Pihak yang diuntungkan: pedagang, tukang parkir, tukang becak, buruh
    panggul

-   Pasar yang memenuhi semua kebutuhan untuk menjelang lebaran
    termasuk bunga untuk nyekar dan janur untuk ketupat yang tidak
    terdapat di supermarket

-   Melalui prepegan warga bisa bertemu dan berkomunikasi dengan
    warga di kampung halamannya
-   Relasi sosial melalui pasar tradisional yang dipertahankan
    melalui prepegan

-   Pasar Induk yang dapat menyaingi supermarket dalam hal
    kelengkapan

-   Rutinitas ujung yang dapat disubtitusi dengan pertemuan
    secara langsung di Pasar Induk

-   Creolization of culture
Sumber: Majalah Refleksi No. 04/XVI/Des./1993, Hal. 20-21
„Kaum Perempuan Pedesaan dan Perkotaan di Indonesia‟
Oleh: Yuni Satia Rahayu (anggota Forum Perempuan Tjoet
Njak Dien dan mahasiswa sejarah UGM Yogyakarta)

“… perempuan menghabiskan waktu 8-10 jam per harinya untuk
  kedua pekerjaan tersebut (mencari nafkah dan melakukan
  pekerjaan rumah tangga) dibandingkan dengan kaum laki-laki yang
  hanya 6-8 jam per harinya. (Sajogyo, 1983).”

“Masuknya teknologi pertanian ke desa, membuat kaum perempuan
tergeser … terpaksa sering melakukan pekerjaan yang tidak
membutuhkan keahlian, dan sering kali dengan upah yang tidak
memadai. Kaum perempuan pedesaan mencoba mencari pemecahan
masalah dengan pergi ke kota, mereka menjadi buruh bangunan,
penyapu jalanan, pembantu rumah tangga, dan buruh industri”
Sumber: Schiffman, Leon G. et al, Consumer Behavior Tenth Edition, Prentice Hall,
 2010
 Hal. 392-396
A.   Generation Y Market
Americans born between the years 1977 and 1994 or between 1982 and 2000
- 97% own a computer
- 97% have downloaded music and other media using peer-to-peer file sharing
- 97% own a cell phone
- 76% use instant messaging and social networking sites
- 75% have a Facebook profile and most check it daily
- 60% own some type of portable music and/or video device, such as an iPod
- 34% use Web sites as their primary source of news
- 28% author a blog and 44% read blogs
- They are showing savvy and pragmatic purchasing behaviors
- They have got computer in every home
- Their value orientation is weighing price-quality relationships
- They are brand embracing
- They are rebel against hype
Sumber: Schiffman, Leon G. et al, Consumer Behavior Tenth Edition, Prentice Hall, 2010

Hal. 393 – 396

B. Generation X Market

Born between 1965 – 1979
-  They do not like labels
-  They are cynical
-  They do not want to be singled out and marketed to
-  62% are married
-  29.7 millions are married
-  51% of children under 18 living at home are in households headed by a Gen Xer
-  31% of Gen Xers have earned a college degree
-  81% of Gen Xers are employed full-time or part-time
-  37% of Gen Xers‟ mothers worked outside the home when they (as kids) were growing up
-  They are materialistic in purchasing
-  They have got microwave in every home
-  They are price oriented in which they are concerned about the cost of individual items
-  They are against branding
-  They are rebel against hype
Sumber: Schiffman, Leon G. et al, Consumer Behavior Tenth Edition, Prentice
Hall, 2010

Halaman 395-396

C. Baby Boomers
Born between 1946 and 1964
- They are trying hard to look and feel „young‟ by purchasing vitamin and health
   supplements and subscribe themselves in health club
- They want to be seen lively and attractive
- They have money and they want to spend it on what they feel advances the
   quality of their lives
- They are consumption oriented (enjoy buying for themselves, for their homes
   or apartments, and for others)
- They are narcissistic
- They have got TV in every home
- They are conspicuous in consumption: buying for indulgence
- They are brand loyal
- They are responsive to hype image-building type
Sumber: UNISIA, Majalah Ilmiah Triwulan UII Yogyakarta, Nomor 2 Tahun X Triwulan II
Tahun 1988, Halaman 87 - 92

-   Tuduhan kepada masyarakat desa sebagai tidak mau maju, tidak rasional dan
    bersikap hidup statis mempunyai sejarah ketika seorang ekonom yang juga birokrat
    Belanda di Indonesia yang bernama Boeke mengungkapkan tesisnya tentang orang
    Jawa-Miskin. Dalam penelitiannya dia menemukan keterbelakangan masyarakat
    miskin Jawa disebabkan oleh karena sikapnya yang statis dalam kehidupan sehari-
    harinya. Dari pengalamannya di Jawa itulah Boeke menjadi penemu teori baru yang
    menjadi topik pembicaraan bagi ekonom di negara-negara sedang berkembang.
    Teori baru ini disebut sebagai teori Dualisme, yang membagi masyarakat ekonomi
    menjadi dua: masyarakat maju dan masyarakat tradisional.

-   Masyarakat ekonomi maju terdiri dari orang – orang yang bergaya barat yang
    menggunakan sikap rasional menghadapi masalah – masalah ekonominya, yang
    menggunakan ekonomi uang dalam kehidupan sehari-harinya. Karena itu Boeke
    menyebutnya sebagai perekonomian modern dan pelakunya cukup dinamis.
-   Di lain pihak dalam perekonomian yang sama ada kelompok masyarakat
    yang mempunyai sistem ekonomi tersendiri yang masih bersifat tradisional,
    menggunakan sistem barter, tidak menggunakan sikap rasional dalam
    melakukan aktifitas ekonomi. Dalam perekonomian tradisional ini pelaku
    ekonominya mempunyai tingkat kehidupan yang rendah, yang kata Boeke,
    disebabkan oleh sikap yang statis. Mereka itulah masyarakat miskin,
    terutama di pedesaan.

-   Clifford Geertz; mereka menjadi statis karena kemiskinannya yang sudah
    lama ditanggungnya, yang hal itu disebabkan oleh penjajahan Belanda.

-   Masyarakat desa miskin; James C. Scott – Mereka bagaikan sedang
    berdiri di dalam air, dimana ketinggian air sampai leher. Dia tidak beranjak,
    karena begitu beranjak, akan timbulah gelombang air yang akan
    menengelamkan dirinya.
Sumber: KR, Selasa Pon 23 Agustus 2012, Hal. 11
Keterangan: Merupakan berita dalam bentuk foto

“Sejumlah remaja (dalam foto yang menari adalah remaja putri
dan yang memainkan alat musik adalah remaja laki – laki)
Kampung Sayidan, Gondomanan, Yogyakarta berlatih gerakan –
gerakan Tari „lare-Lare Sayidan‟ (Minggu (21/8)). Tarian ini
menggambarkan semangat ibadah kaum muda serta sabar
menjalani kehidupan. „Lare-Lare Sayidan‟ akan disajikan kolosal
pada malam takbiran Idul Fitri mendatang. Selain sebagai
momentum religius, malam takbir telah menjadi ruang dan waktu
untuk mengekspresikan berbagai potensi seni warga. “
Sumber: KR, Selasa 23 Agustus 2011, Swara Kampus, Hal. D
Setting Lokasi: Kota Yogyakarta
Judul Berita: Cewek Kian Gandrung “Behel”
-   Alasan yang diberikan responden: gigi ginsul alias tidak rata
-   Menurut responden, kawat gigi bukan lagi sekedar alat terapi gigi
    melainkan juga bisa masuk kategori fashion. Dengan menggunakan
    kawat gigi orang akan memiliki kesan peduli terhadap penampilan.
-   Kawat gigi untuk tujuan fashion bersifat sementara
-   Behel fashion sangat praktis. Ketika ingin memakai tinggal pasang dan
    dapat dilepas sewaktu – waktu dengan mudah.
-   Banyak yang pakai behel fashion karena ingin tampil keren
-   Harga behel fashion: Rp 200.000 – Rp. 500.000
-   Pemakai: mahasiswi
Sumber: KR, Minggu Pon, 28 Agustus 2011, Hal. 5
Judul Artikel: Yang Diinginkan Orangtua Ketika Lebaran Tiba…..
Oleh: Dwi Astuti

-   Kehadiran anak, cucu dan menantu membuat orangtua merasa
    senang bila disungkemi

-   Mereka merasa dihargai, dihormati dan diwongke

-   Kebutuhan orangtua untuk dihargai dan diuwongke lebih tinggi juga
    merasa hidup ini masih ada artinya

-   Orangtua berhasil mendidik apabila putra-putrinya tahu bagaimana
    caranya menghormati orang tua, bukan hanya sukses secara materi.

-   Sowan dan menghormati orangtua merupakan budaya Jawa
Sumber: KR, Minggu Pon 28 Agustus 2011, Hal. 20 – Gaya Hidup
Judul Artikel: Omus, Oblong Muslim pada Jiwa Remaja
-   Dituliskan menjadi pilihan fashion yang tepat bagi remaja yang merasa
    muslim muda, aktif dan dinamis
-   Omus hampir sama seperti oblong pada umumnya, hanya ada
    beberapa detail yang berfungi untuk menutupi bagian tubuh tertentu.
-   Diwujudkan dengan mempertimbangkan tingkat kenyamanan saat
    aktif beraktivitas, seperti saat silaturahmi berkumpul bersama keluarga
    besar.
-   Tampilan simple, kasual dan sporty membuat busana ini bisa
    dikenakan untuk kegiatan lain.
-   Memiliki desain yang membawa pesan untuk berbagi (desain red
    card), berani mengambil keputusan (desain choose the right)
-   Segmen konsumen: muslim muda
Sumber: KR, Selasa Pahing 2 Agustus 2011, Hal. 1
Judul Berita: Pasar Sore Ramadan Kian Menjamur – Aneka Kuliner
Mulai Harga Rp 1.000
-   Dapat ditemukan di sepanjang jalan – jalan di Yogyakarta
-   Hampir semuanya adiserbu pembeli
-   Semula hanya ada di Kampung Kauman, sejak 7 tahun lalu muncul juga di
    Kampoeng Ramadan (jl. Jogokariyan Mantrijeron) dan sejak 2 tahun lalu juga
    muncul di Jalurgaza (jl. Nitikan Umbulharjo)
-   Jalurgaza diresmikan oleh Walikota Yogyakarta – Jalurgaza (Jajanan Lauk Satur
    Bubug Asar Zerba Ada)
-   Jalurgaza tidak hanya menjual makanan namun juga busana muslim, aneka
    kerajinan dan suvenir
-   Terdapat gubug – gubug kecil tempat pedagang berjualan
-   Buka jam 3 sore dan dagangan telah habis bahkan sebelum waktu berbuka
Sumber: KR, Kamis Wage 4 Agustus 2011, Hal. 22
Judul Berita: Tarling, Jalin Komunikasi Lebih Baik
Setting Lokasi: Magelang

-   Merupakan Tarling Muspida perdana

-   Dianggap menjadi wahana bersilaturahmi dalam rangka
    sosialisasi program – program pemerintah dan menciptakan
    interaksi dengan masyarakat

-   Dilaksanakan di setiap kelurahan di wilayah kota Magelang (di
    20 desa di 20 kecamatan)
Sumber: KR, Rabu Pon 3 Agustus 2011, Hal. 9 – Lingkar Yogya
Merupakan sebuah berita dalam bentuk foto

Sherly, pedagang di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, sibuk melayani
pembeli kolang-kaling yang menjadi bahan minuman favorit
pembuka puasa di bulan Ramadan. Biasanya, dalam sehari Sherly
hanya menjual kolang-kaling yang didatangkan dari Tasikmalaya,
Jawa Barat, sebanyak 2 kuintal dengan harga Rp 5.000/kg, kini
bisa 2 ton dan dijual Rp 7.000/kg
Sumber: KR, Rabu Pon 3 Agustus 2011 Hal. 13
Judul: „Home Recording‟, Eksplorasi Kreativitas

-   Mulai muncul sekitar tahun 1997

-   Awalnya berkaitan dengan harga perangkatnya yang mulai murah dan
    beberapa personel band tidak puas dengan hasil sound recording
    yang ada

-   Musik hasil recording orang lain terkadang melenceng dari
    arransemen awal dan keinginan player

-   Karena keterbatasan dana, para personel band mencoba bermusik
    lebih dalam dengan alternatif home recording

-   Home recording tidak memerlukan tempat yang luas. Bisa dilakukan di
    rumah atau kos.
-   Perangkat yang digunakan seperti soundcard, komputer,
    aplikasi rekam, dsb

-   Mempertajam persaingan masing – masing individu untuk
    saling belajar
Sumber: „Merantau sebagai Refleksi Ideologi Gender pada
Masyarakat Motean, Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut,
Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
Ditulis oleh: Almira Rianty, Tesis S2, UGM, 2004

-   “Secara garis besar, alasan yang diberikan oleh perantau ketika
    ditanya mengapa mereka merantau adalah karena di Motean
    tidak ada pekerjaan” (hal. 123)

-   “Selama anak menempuh pendidikan sekolah, biasanya anak
    tidak dibebani pekerjaan baik sifatnya membantu ayah mencari
    ikan atau membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga”
    (hal. 124)
-   “Tidak banyak yang dilakukan oleh remaja putus sekolah di Motean
    selain adakalanya membantu orang tua, berkumpul dan bercanda
    dengan teman-teman, serta pergi jalan-jalan ke luar Motean, seperti ke
    Kota Cilacap, Pangandaran, atau ke Nusakambangan” (hal. 124)
-   Remaja putus sekolah perempuan             menyapu
    rumah, membantu masak, dan mencuci pakaian                  tidur
    siang, bekerja menjaga warung orang lain (hal 125 – 126)
-   Pembagian kerja bagi anak – anak remaja dalam rumahtangga di
    Motean
    Perempuan: membantu ibunya memilah dan memilih ikan hasil
    tangkapan ayajnya, menyiapkan masakan untuk keluarga, dan
    mememberihkan rumah
    Anak laki-laki: mengambil air atau membantu ayahnya mencari ikan
    Mencuci baju tanggungjawab masing-masing anak dan diminta
    membantu mengasuh adik-adik mereka tidak dibedakan berdasarkan
    jenis kelamin
-   “… selama anak belum berumahtangga, mereka masih menjadi
    tanggung jawab orang tua” (hal. 127)
-   Tidak ada istilah remaja pengangguran … Remaja merantau lebih
    karena pada motivasi untuk (1) membantu orang tua (perantau
    perempuan), (2) rasa „penasaran‟ terhadap apa yang diceritakan
    teman-teman mereka sepulang dari merantau (perantau laki-laki), (3)
    membangun rumah
-   Perantau perempuan sebagian sebagai pembantu rumah tangga –
    “perempuan diposisikan untuk tidak bersinggungan langsung dengan
    alam” (hal. 131)
-   Perantau laki-laki bekerja di pengelasan tongkang dan bekerja di laut
    lepas
-   Dalam pemilihan jenis pekerjaan, berdasarkan pertimbangan
    berdasarkan ideologi gender (hal. 132)
-   Harapan akan kehidupan yang lebih baik, harapan akan terwujudnya
    berbagai keinginan

-   Impian terhadap apa yang akan diraih selama merantau tidak
    selamanya dapat diperoleh - harapan untuk membawa sejumlah uang
    (perantau laki-laki) – rasa terpaksa harus keluar dari pekerjaannya dan
    kembali ke Motean karena alasan keluarga (perantau perempuan)

-   Rumah-rumah yang dianggap rumah bagus di Motean adalah
    rumah yang berdinding dan berlantai keramin, biasanya lebih luas
    daripada rumah di sana pada umumnya (hal. 142)

-   “Perantau yang berhasil itu kalau sudah mempunyai rumah” (hal. 144)
-   Perubahan warna kulit

-   Perubahan cara berpakaian – pemilihan model (mirip dengan
    remaja-remaja di sinetron-sinetron yang ditayangkan di TV
    swasta - perantau perempuan), pemilihan merek (perantau laki-
    laki)

-   Perubahan cara berbicara, tampak pada perantau perempuan
    dari Jakarta
-   Laki-laki nelayan menghabiskan hasil tangkapan untuk menkonsumsi
    minuman keras sebagai penghangat tubuh dan mabuk-mabukkan, serta
    judi

-   Minuman keras dikonsumsi oleh generasi muda (laki-laki) untuk
    sekedar mabuk-mabukkan

-   „Buka botol‟ – untuk menjamu teman-teman di daerah asal (biasanya
    dilakukan oleh perantau ABK dan yang dari Batam)

-   Perantau (pemuda laki-laki) yang bekerja di darat menghabiskan uang
    gajiannya untuk penginapan, makan, rokok dan minum minuman keras

-   Perantau perempuan menjamu teman dengan makanan kecil yang
    dibawa dari rantau atau mentraktir makan temannya di warung
-   “Posisi minuman keras … disejajarkan dengan rokok. Dalam
    arti sebagai media untuk pergaulan dan bersosialisasi dalam
    kelompok masyarakat tertentu khususnya laki-laki” (hal. 154)

-   “… merantau menjadi salah satu bagian dari rencana hidup
    generasi muda …” (hal. 156)

-   Sebagian besar perantau perempuan belum
    menikah, sementara perantau laki-laki sebagian sudah menikah
    dan sebagian belum

-   Merantau – aktivitas pegi ke luar Cilacap untuk bekerja
    (perubahan ekologi Segara Anakan dari perairan menjadi
    daratan telah membuat masyarakat Motean gelisah. Hasil
    tangkapan mereka semakin hari semakin menurun).
Sumber: KR, 3 September 2012, Hal. 14
Judul: Di Balik „Booming‟ Teknologi K-Pop
Oleh: Andi Megawati, Mahasiswi Universitas Teknologi Yogyakarta

-   Budaya K-pop menaikkan penggunaan handphone merek Korea

-   Samsung (HP Korea) menduduki peringkat tiga besar penjualan HP di
    Indonesia

-   Marketing Samsung mengemas prodil mereka melalui kemasan
    budaya seperti film dan atau drama Korea

-   Drama Korea mendapat simpati dan pujian dari kalangan perempuan

-   Gaya hidup dan kebudayaan artis Korea ditiru – cara berpakaian,
    berbicara, berpenampilan, gaya bahasa hingga penggunaan HP merek
    Samsung
Sumber: KR, 7 Mei 2012, Hal 21
Judul: K-Pop dan Krisis Nasionalisme
Oleh: Iip Wijayanto, Dai dan Pemerhati Remaja
-   Demi mendapatkan tiket konser SUJU mereka yang masih berada
    dalam margin usia pelajar SD-SMA (1) rela bermalam di lokasi-lokasi
    ticket box (2) melupakan sekolah (membolos) (3) tidak mempedulikan
    persiapan untuk menghadapi ujian nasional
-   Para pelajar di negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia,
    Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Myanmar yang relatif memiliki
    karakteristik budaya yang sama tidak ikut-ikutan latah
-   Pelajar kita saat ini mengalami krisis identitas – identitas seorang
    pelajar tentunya adalah nasionalisme yang diimplementasikan dalam
    bentuk cinta dan bangga kepada budaya nasional
-   Ketika di Jepang demam gaya busana harajuku, kitapun segera ikut-
    ikutan
Sumber: KR, 8 Juli 2012, Hal. 16
Judul: Penyanyi Instan Ala „Talent Box‟ – Peminatnya Sebagian
Besar Ibu-Ibu

-   Maraknya acara-acara menyanyi mencari bakat diiringi dengan
    munculnya studio rekaman instan.

-   Talent box berdiri sejak tahun 2003, … telah berkembang di 5
    kota, yakni Bandung, Depok, Serang, Yogyakarta dan Jakarta

-   “Talent box juga berkembang seiring dengan maraknya sekolah tarik
    suara (sekolah vocal) yang menjamur di seluruh Indonesia”

-   Didirikan oleh duo marketer jebolan Hewlett Packard dan Advan
    Komputer, Ir Goenardjoadi Goenawan MM dan Ir Teddy Tjan yang
    bernaung di bawah bendera TG Marketing Brand, Channel, Franchise
    consultant.
-   Talent menarik biaya Rp 60ribu untuk tiga lagu pada setiap
    orang yang berminat merekam suaranya. Waktu yang
    diperlukan untuk rekaman Cuma 20-30 menit

-   Pelanggan tinggal menunggu 5-10 menit, lalu bisa pulang
    membawa sekeping VCD dengan suara sendiri

-   Rekaman profesional, satu lagu butuh waktu 6 jam

-   Dikembangkan untuk mengakomodasi minat dalam berkaraoke
    dan peluang pasarnya menjanjikan karena pemainnya jarang

-   Pelanggan berasal dari berbagai usia dan strata sosial, yang
    terbanyak adalah ibu-ibu
Sumber: KR, 20 Mei 2012, Hal. 11
Judul: Digemari Perempuan Biasa Sampai Artis – Pilates Buat
Tubuh Langsing dan Fresh

-   “Kini, senam pilates banyak digemari mulai kalangan artis, ibu-
    ibu dan remaja”

-   Pilates telah menjadi sebuah life style

-   Gerakan pilates banyak fokus pada otot dan pernafasan
    sehingga tak hanya memperbaiki postur tubuh tapi
    jugamelancarkan peredaran darah

-   Senam pilates diciptakan karena gaya hidup modern, postur
    tubuh yang sering membungkuk disertai pernafasan yang tidak
    efisien menjadi akar munculnya masalah kesehatan
-   Fokus gerakan senam pilates: (1) melatih otot-otot core atau
    batang tubuh yang menjaga tubuh seimbang, berpostur indah
    dan memberikan sokongan yang memadai untuk tulang
    punggung (2) melatih pernafasan (3) penjajaran tulang
    belakang (4) penguatan otot-otot tubuh bagian dalam

-   Efek lain: memberi dampak pada kesehatan emosional

-   Mulai dikembangkan pilates untuk ibu hamil
Sumber: KR, 2 Maret 2012, Hal. 19
Judul: Komunitas Unik – Youth Forum, dari, oleh, untuk Remaja
Oleh: Gan Michelle Amadeus

-   Youth Forum memposisikan diri sebagai seorang sahabat untuk
    mendengarkan curahan isi hati
-   Keinginan untuk mempelajari lebih dalam tentang dunia remaja, serta
    kesadaran bahwa remaja butuh informasi yang tepat terkati dengan
    dunianya menjadi dasar adanya Youth Forum
-   Youth Forum tidak hanya bertaraf lokal, YF juga hadir di kota-kota di
    Indonesia, bahkan dunia. Di Yogyakarta, YF berdiri tahun 2007.
-   Beberapa kegiatannya: trauma healing, riset, bedah film, audiensi,
    touring, hingga pengajuan petisi yang berkaitan dengan hak remaja
-   Topik yang dibahas: pacaran sehat, kesehatan reproduksi (kespro), dll
Sumber: KR, 21 Agustus 2011, Hal. 11
Judul: Makin Eksis – Komunitas Animasi di Yogya
Oleh: Anik Puspitosari
-   Pada tahun 1955 di Indonesia sudah ada film animasi berjudul Si Doel
    Memilih (karya Dukut Hendronoto) – membuktikan lahirnya tonggak
    sejarah animasi modern
-   Wayang kulit, dalam artikel ini, dimaknai sebagai salah satu bentuk animasi
    – memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog
    dan ilustrasi musik yang dimainkan dalang
-   Berawal dari tekad untuk membangun Yogya dengan animasi, pada
    tanggal 17 Juli 2010 berdiri Komunitas Animasi Yogya – Jogjanimation –
    dengan 1.500 anggota (300 aktif)
-   Di Yogya ada 20 studio animasi dan 10 sekolah yang memiliki jurusan
    animasi.
-   Banyak anak-anak remaja yang membuat video animasi tidak ada tempat
    untuk menyalurkan ekspresinya
Sumber: http://krjogja.com/read/123530/kosongkan-lemari-
sambil-beramal.kr
Judul: Kosongkan Lemari Sambil Beramal

-   “Komunitas ini menggelar garage sale yang menggabungkan barang
    bekas dengan barang baru. Menggandeng delapan online shop”
-   “Sistem penjualan langsung ini menjadi trend. Dengan 'membuang'
    barang-barang yang berdebu dan penuh sesak mampu menghasilkan
    uang. Akhirnya, pendapatan membukit, bahkan ada kalanya koleksi
    baju yang terkadang 'jadul' itu dibeli dan didonasikan bagi meraka
    yang kurang beruntung. Hal ini yang dilakukan oleh Komunitas
    Jendela.”
-   Sebagian besar barang yang dijual adalah baju perempuan
-   Ketika masyarakat tidak punya uang untuk donasi, mereka bisa
    memberikan baju yang layak jual untuk diuangkan. Ini juga salah satu
    cara agar bagi pembeli yang ingin beramal
Sumber:
http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/4%20Putri%20Ekasari.pdf

Judul: „Dampak Sosial-Ekonomi Masuknya Pengaruh Internet
dalam Kehidupan Remaja di Pedesaan‟
Oleh: Putri Ekasari dan Arya Hadi Dharmawan, Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, IPB

Setting Lokasi:
Desa Cibatok I dan Desa Pangradin, Kabupaten Bogor

Responden: 15 laki-laki dan 15 perempuan
-   Rata-rata remaja laki-laki di Desa Cibatok I dan Desa Pangradin
    sering membuka situs hiburan, seperti Youtube, 4shared, Game
    Online, dan lain-lain karena hobby yang mereka miliki

-   Rata-rata tujuan remaja perempuan di Desa Cibatok I dan Desa
    Pangradin membuka situs internet adalah untuk menjalin
    pertemanan di dunia maya yang dapat dilakukan melalui situs
    jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, Hello, dan lain-lain

-   Tingkat pendidikan mempengaruhi ragam situs yang dibuka.
    Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka semakin
    banyak situs yang pernah dibuka. Sebaliknya, semakin rendah
    tingkat pendidikan responden maka situs yang dibuka tidak
    beragam (hanya pernah membuka satu situs saja)
-   Frekuensi atau lamanya waktu yang dihabiskan oleh responden
    dalam sehari di kedua desa berada dalam kategori rendah, yaitu
    kurang dari lima jam

-   Setengah dari remaja di Desa Cibatok lebih banyak
    menghabiskan waktu di luar rumah, sedangkan lebih dari
    separuh remaja di Desa Pangradin lebih banyak menghabiskan
    waktu di rumah (Mereka jarang bepergian karena akses menuju
    kota sangat jauh dan sulitnya sarana transportasi)

-   Rata-rata remaja di Desa Cibatok I merasa lebih nyaman
    berinteraksi melalui chatroom dengan teman di dunia maya
    yang disediakan oleh situs jejaring sosial dibandingkan dengan
    teman yang ada di sekitar atau di sebelahnya
-   Remaja di kedua desa memanfaatkan internet untuk menambah
    teman atau relasi melalui situs jejaring sosial seperti Facebook.
    Melalui Facebook, mereka dapat menjalin pertemanan dengan banyak
    orang yang tidak terbatas oleh geografis

-   Internet bagi remaja di kedua desa dijadikan sebagai sarana hiburan.
    Bagi remaja laki-laki, mereka sering bermain game online untuk
    menghilangkan kejenuhan setelah beraktivitas

-   Pada saat ini, remaja di kedua desa juga telah memanfaatkan internet
    sebagai sarana bisnis untuk menjual suatu produk mereka secara
    online atau mempromosikan band agar dikenal oleh masyarakat dunia
    maya lainnya

-   Pengaruh internet telah menyebabkan sebagian remaja di kedua desa
    sering melupakan tugas sekolah dan waktu beribadah
30%


25%


20%

                                                                                                                 Cibatok I
15%
                                                                                                                 Pangradin

10%


5%


0%
      Pendidikan Internet Rumah
                              Warung Internet   PonselTransportasi ke (belanja, bermain dan lain-lain)
                                                            Hiburan sekolah
                                                                Deposit (menabung, diberikan ke orang tua bagi yang bekerja)
Sumber: http://eprints.ums.ac.id/1575/1/15-24.pdf

Judul: Peningkatan Keterampilan Pencegahan Perilaku
Penyalahgunaan Narkoba bagi Remaja di Desa Gonilan,
Sukoharjo

Oleh: Arif Widodo, Prodi Keperawatan – Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Surakarta

-   75 % penyalahguna narkoba adalah remaja Indonesia berumur
    15-25 tahun

-   Jenis narkoba yang sering disalahgunakan (dikonsumsi): (1)
    ganja (2) Amphetamine (Ecstasy dan Shabushabu) (3) Opiat
    (morphine, heroin/putaw) (4) Kokain (5) Alkohol (6) Sedatif /
    Hipnotika
Faktor yang menyebabkan remaja menggunakan narkoba yaitu
keinginan untuk bersenang, lari dari kebosanan, rasa ingin tahu
yang tinggi, ajakan teman.

Pencegahan narkoba yakni:
a. Lingkungan pergaulan yang sehat
b. Memperkuat keimanan
c. Komunikasi baik
d. Hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok
Sumber: http://krjogja.com/read/136645/mukena-tidy-jadi-tren-
bagi-anak-muda.kr

Judul: Mukena Tidy Jadi Tren Bagi Anak Muda

-   Tren salah satu perlengkapan muslim terutama mukena di DIY selama bulan
    Ramadan 2012 kali ini yaitu mukena tidy atau mukena jumputan. Mukena tidy
    dengan corak yang simple dan menawarkan aneka warna yang menarik ini
    banyak diminati anak muda dan remaja sehingga penjualannya cukup tinggi.

-   Selain mukena model jumputan, kali ini mukena dengan bahan parasut pun
    sedang banyak diminati ... "Mukena parasut ini sebenarnya dulu sudah
    keluar, tapi kemudian hilang, sekarang keluar lagi dan penggemarnya pun
    banyak," tambahnya.

-   … mukena dengan bahan sutra dan sulama asli dari Padang yang dibandrol
    dengan harga Rp2.5 juta ini, menjadi favorit bagi kalangan atas.
Sumber: KR, 24 Juli 2012, Hal. 14
Judul: Saat Buka Puasa – Kolang-Kaling Laris Manis
Lokasi Pasar Gedhe Solo
-   Makanan berbahan baku dari buah aren – rasanya kenyal, manis dan
    dicampur gula
-   Merupakan santapan idola anak-anak dan kalangan remaja yang
    berpuasa
-   Hari biasa – dua kuintal per hari, Bulan Puasa – satu ton per hari
-   Biasa dibuat kolak atau campuran es buah
-   Harga menjadi naik dua kali lipat akibat permintaan yang meningkat
-   “Kebanyakan yang beli ibu-ibu, biasanya untuk persiapan berbuka
    puasa. Ada juga yang dijual lagi dalam bentuk es cendol” (Ny. Sumiati
    – Penjual Kolang-kaling)
Sumber: KR, 23 Juli 2012, Hal. 11
Judul: „Kerudung Obama-Ibu Aladdin‟ Jadi Favorit
Setting Lokasi: Temanggung

-   Model kerudung yang diminati – (1) kerudung yang dikenakan
    artis dalam serial sinetron, (2) model Obama dan Ibu Aladdin

-   Peminat: kaum ibu dan remaja putri

-   Penjualan: 20 potong per hari

-   Laris karena pesona artis pemakainya, serta kesesuaian saat
    berperan di sinetron
-   Artis yang cantik, berperan feminin, baik hati dan nsabar, serta yang
    jadi lakon, kerudung yang dikenakan pasti dicari di pasar

-   Untuk mendukung penampilan di bulan Ramadan agar lebih terlihat
    muslimah

-   Warga mencari harga yang standar

-   Seorang pembeli mencari kerudung model yang dipakai ibunya
    Aladdin k(banyak dipakai ibu – ibu muda) arena ingin tampil cantik
    dan menarik – dinilai pas dengan wajah dan sedang banyak
    penggemarnya

-   Pembeli yang lain menyukai model kerudung Obama karena lebih
    modis dan mudah dikenakan – cocok bagi remaja dan tidak ribet saat
    dipakai atau ketika memakainya
Sumber: KR, 25 Juli 2012, Hal. 8
Judul: Heboh „Love is You‟ Cherrybelle

-   Penampilan Cherrybelle (Chibi) pada Malam Keakraban dan
    Kesenian with Cherrybelle: Arisan Pendidikan Budi Utama
    (ARMA) Yogyakarta „Kaleidoskope, Harmonis dalam
    Keanekaragaman‟ di Grand Pacific Hall, Yogyakarta

-   ARMA beranggotakan orangtua siswa dan pengurus Yayasan
    Pendidikan Budi Utama

-   Kegiatan dirangkai dengan pemberian beasiswa dan atraksi
    kesenian oleh siswa Budi Utama
-   Anak – anak yang hadir pada acara gathering tersebut
    langsung berhamburan mengejar para personel Chibi, saat
    mereka ketahuan memasuki ruangan

-   Anak – anak yang berada di dekat panggung berusaha
    mengabadikan penampilan Chibi (foto, video), dan mencoba
    berjabat tangan.

-   Seorang anak harus digendong di bahu orangtuanya agar
    bisa melihat dengan jelas penampilan Chibi
Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 5
Judul „Degan‟ Lereng Merapi, Diburu
Setting Lokasi: Sleman
-   Memasuki minggu pertama Ramadan, permintaan degan (kelapa
    muda) dari kawasan lereng Merapi meningkat tajam
-   Banyak tengkulak luar DIY menyerbu degan dari Desa Wukirsari dan
    Umbulharjo Cangkringan – tekstur daging buah dan airnya lebih segar
    dan berkualitas
-   Kelapa muda lereng Merapi banyak disuplai untuk memenuhi
    permintaan pasar di wilayah Delanggu, Klaten dan sekitarnya
-   Penjualan degan naik tiga kali lipat dibanding hari-hari biasa
-   Naiknya harga kelapa muda, bagi warga Wukirsari, merupakan berkah
    Ramadan
Sumber: KR, 29 Juli 2012, Hal. 20
Judul: Pengembaraan Imajinasi Komunitas „Cahaya‟
Setting Lokasi; Kota Yogyakarta

-   Komunitas Sanggar Menulis Cahaya (Membaca dan
    Menghasilkan Karya), diasuh Perpustakaan Kota Yogyakarta
    dan Forum Lingkar Pena (FLN)

-   Terdiri dari anak-anak SD dan SMP yang menggeluti dunia
    membaca dan menulis

-   Komunitas ini juga bisa main tetater, menyanyi dan bermain
    musik

-   Dalam komunitas ini anak-anak diajak untuk „mengembara‟ di
    belantara imajinasi
Sumber: KR, 27 Februari 2012, Hal. 13
Judul: Menambah Kreativitas Anak – Musik Bukan Lagi
Kebutuhan Tersier
Setting Lokasi: Yogyakarta
-   Belajar musik … sudah menjadi kebutuhan sekunder, bahkan
    primer. Sebab, dengan bermain musik bisa menambah
    kreativitas anak dalam pertumbuhan (Chasam Muhammad –
    Direktur Utama Jogja Music School)
-   Musik – menambah kepercayaan diri anak, melatih tingkat
    intelegensi anak, anak yang belajar musik lebih kreatif
-   Dengan banyaknya ajang mencari bakat di televisi memang
    mempengaruhi minat belajar musik bagi anak. Karena anak
    termotivasi ingin terkenal dengan bakat yang dimiliki, salah satunya
    dengan musik – terkadang anak-anak timbul niat belajar setelah
    melihat audisi
Sumber: KR, 31 Juli 2012, Hal. 8
Judul: Peserta Jadi Model „Pesantren Cantik‟ – Berjilbab Tetap
Tampil Dinamis dan Modis

-   Ragam kreasi kerudung dapat mempercantik penampilan
    muslimah namun tetap dalam bingkai syar‟i sesuai tuntunan
    agama

-   Kerudung yang tengah up to date: kreasi jilbab dengan topi
    dalaman maroko cempol dipadukand engan pashmina –
    didemonstrasikan oleh Tim Sanggar Kreasi Jilbab (SKJ)

-   Lebih dari seratus peserta baik remaja putri maupun ibu-ibu
    hadir untuk menambah ilmu tentang cara berhijab
-   Kreasi jilbab dengan pashmina: pashmina
    polkadot, pashmina viola bahan shifon, pashmina gradasi, dll

-   Topi dalaman cempol untuk mensiasati yang berambut
    pendek

-   Kegiatan pesantren cantk – menambah cantik dan biar tidak
    membosankan
Sumber: KR, 16 Februari 2012, Hal. 11
Judul: Sisa Belanja untuk Lunasi PBB
Setting Lokasi: Desa Pucungroto, Kedungubah, dan Kaligono –
Kaligesing, Purworejo

-   Para ibu rumah tangga menabung uang receh untuk
    melunasi PBB

-   Ibu rumah tangga setempat aktif membuat tabungan sejak
    dekade 1980-an; Menyisihkan uang sisa belanja dan tidak
    akan menggunakan untuk kebutuhan lain karena takut
    kesulitan membayar pajak ketika jatuh tempo
-   Ibu rumah tangga setor ke desa, langsung dimasukkan ke
    kas daerah

-   Wajib pajak serentak melakukan pelunasan PBB dengan
    memecah tabungan di balai desa setempat

-   Masyarakat tidak pernah keberatan ketika akan membayar
    pajak karena selain sudah disiapkan, mereka menilai uang
    yang disetor akan dikembalikan kepada desa dalam bentuk
    pembangunan – “jika bayar pajaknya lancar, pembangunan
    di desa juga tambah maju”
Sumber: KR, 16 Februari 2012, Hal. 9
Judul: PNS Wajib Beli Tempe
Setting Lokasi: Pekalongan

-   Terbit Surat Edaran (SE) untuk mengajurkan PNS membeli tempe;
    SE No 510.I/0334 Walikota Pekalongan kpada semua PNS Kodya
    Pekalongan

-   (1) SE untuk menumbuhkan usaha perajin di kampung tempe, (2)
    meyakinkan jajaran PNS jika tempe itu higienis dan patut
    dikonsumsi

-   Setiap 2 (dua) minggu SPKD (Satuan Perangkat Kerja Daerah) di
    seluruh Pemkot Pekalongan diwajibkan membeli lima potong tempe
    ukuran 3,s ons
Sumber: KR, 13 Februari 2012, Hal. 14
Judul: Dalam Aktivitas Online Berisiko – Lebih Banyak Dewasa
Muda yang Terlibat

-   Internet telah menjadi sebuah kebutuhan (tidak hanya
    untuk orang dewasa tapi juga anak-anak)

-   1 dari 3 anak berkata bahwa mereka tidak dapat hidup
    tanpa internet (riset Synovate)

More Related Content

Viewers also liked

Draft 2 location, costume, actors and props pdf
Draft 2 location, costume, actors and props pdfDraft 2 location, costume, actors and props pdf
Draft 2 location, costume, actors and props pdfpamelayounes
 
4 Location, costume, actors and props
4 Location, costume, actors and props4 Location, costume, actors and props
4 Location, costume, actors and propspamelayounes
 
Assignment24 locationplanningpdf
Assignment24 locationplanningpdfAssignment24 locationplanningpdf
Assignment24 locationplanningpdfpamelayounes
 
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi straussSeklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi straussDiyah Perwitosari
 
Draft 1 ancillary location etc
Draft 1 ancillary location etcDraft 1 ancillary location etc
Draft 1 ancillary location etcpamelayounes
 
Draft 3 feedback using a questionnaire
Draft 3 feedback using a questionnaireDraft 3 feedback using a questionnaire
Draft 3 feedback using a questionnairepamelayounes
 
Ancillary planning draft 4
Ancillary planning draft 4Ancillary planning draft 4
Ancillary planning draft 4pamelayounes
 
CustomerLink Painted Picture
CustomerLink Painted PictureCustomerLink Painted Picture
CustomerLink Painted PictureCustomerLink
 
Fianl draft ancillary location etc
Fianl draft ancillary location etcFianl draft ancillary location etc
Fianl draft ancillary location etcpamelayounes
 
Draft 2 ancillary location etc
Draft 2 ancillary location etc Draft 2 ancillary location etc
Draft 2 ancillary location etc pamelayounes
 
Fotografía
FotografíaFotografía
Fotografíaromimoli
 
Assignment 29: real life ancillary analysis
Assignment 29: real life ancillary analysisAssignment 29: real life ancillary analysis
Assignment 29: real life ancillary analysispamelayounes
 

Viewers also liked (20)

Draft 2 location, costume, actors and props pdf
Draft 2 location, costume, actors and props pdfDraft 2 location, costume, actors and props pdf
Draft 2 location, costume, actors and props pdf
 
4 Location, costume, actors and props
4 Location, costume, actors and props4 Location, costume, actors and props
4 Location, costume, actors and props
 
Assignment24 locationplanningpdf
Assignment24 locationplanningpdfAssignment24 locationplanningpdf
Assignment24 locationplanningpdf
 
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi straussSeklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
Seklumit pehamahaman terhadap efektifitas simbol levi strauss
 
Sound analysis
Sound analysisSound analysis
Sound analysis
 
Draft 1 ancillary location etc
Draft 1 ancillary location etcDraft 1 ancillary location etc
Draft 1 ancillary location etc
 
Draft 3 feedback using a questionnaire
Draft 3 feedback using a questionnaireDraft 3 feedback using a questionnaire
Draft 3 feedback using a questionnaire
 
Ancillary planning draft 4
Ancillary planning draft 4Ancillary planning draft 4
Ancillary planning draft 4
 
Assignment 6
Assignment 6Assignment 6
Assignment 6
 
1516 draft 2
1516 draft 21516 draft 2
1516 draft 2
 
CustomerLink Painted Picture
CustomerLink Painted PictureCustomerLink Painted Picture
CustomerLink Painted Picture
 
Fianl draft ancillary location etc
Fianl draft ancillary location etcFianl draft ancillary location etc
Fianl draft ancillary location etc
 
Assignment 13
Assignment 13Assignment 13
Assignment 13
 
Draft 2 ancillary location etc
Draft 2 ancillary location etc Draft 2 ancillary location etc
Draft 2 ancillary location etc
 
Assignment 4
Assignment 4Assignment 4
Assignment 4
 
Assignment 34 pp
Assignment 34   ppAssignment 34   pp
Assignment 34 pp
 
Fotografía
FotografíaFotografía
Fotografía
 
Truth about hell
Truth about hellTruth about hell
Truth about hell
 
Assignment 29: real life ancillary analysis
Assignment 29: real life ancillary analysisAssignment 29: real life ancillary analysis
Assignment 29: real life ancillary analysis
 
Assignment 8
Assignment 8Assignment 8
Assignment 8
 

Similar to Alokasi Waktu dan Uang

Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdfFilofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdfppgsofianovita91130
 
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...Akang Juve
 
PPT KELOMPOK 2 ISBD PERSALINAN.pptx
PPT KELOMPOK 2 ISBD PERSALINAN.pptxPPT KELOMPOK 2 ISBD PERSALINAN.pptx
PPT KELOMPOK 2 ISBD PERSALINAN.pptxRohanaSaputri1
 
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.pptppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.pptAmaliaJuaddy
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraYulia Fauzi
 
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnikBab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnikDhani Ahmad
 
PERTEMUAN 1 PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA 8 PA 2.pptx
PERTEMUAN 1 PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA 8 PA 2.pptxPERTEMUAN 1 PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA 8 PA 2.pptx
PERTEMUAN 1 PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA 8 PA 2.pptxandinita3
 
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUN...
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM  PEMBANGUN...HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM  PEMBANGUN...
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUN...harmiati
 
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...AstriYuliaSariLubis1
 
individu, keluarga , dan masyarakat .M3
individu, keluarga , dan masyarakat .M3individu, keluarga , dan masyarakat .M3
individu, keluarga , dan masyarakat .M3LaniMarpaung
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarDo Dy
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarDo Dy
 
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum MasyarakatMasalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakatsuher lambang
 
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxFaisalAkbar680461
 
Kearifan masyarakat agraris dalam ketahanan pangan di pedesaan lereng lawu ka...
Kearifan masyarakat agraris dalam ketahanan pangan di pedesaan lereng lawu ka...Kearifan masyarakat agraris dalam ketahanan pangan di pedesaan lereng lawu ka...
Kearifan masyarakat agraris dalam ketahanan pangan di pedesaan lereng lawu ka...Sebelas Maret University
 
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxRisma94
 
Sosilogi pendidikan
Sosilogi pendidikanSosilogi pendidikan
Sosilogi pendidikanNarendra
 

Similar to Alokasi Waktu dan Uang (20)

Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdfFilofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
Filofosi Pendidikan_topik 2 _ruang kolaborasi.pdf
 
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
Peran dan fungsi lembaga keluarga, agama, ekonomi, pendidikan, budaya dan lem...
 
PPT KELOMPOK 2 ISBD PERSALINAN.pptx
PPT KELOMPOK 2 ISBD PERSALINAN.pptxPPT KELOMPOK 2 ISBD PERSALINAN.pptx
PPT KELOMPOK 2 ISBD PERSALINAN.pptx
 
Prosiding ibu dwi
Prosiding ibu dwiProsiding ibu dwi
Prosiding ibu dwi
 
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.pptppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial Humaniora
 
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnikBab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
 
PERTEMUAN 1 PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA 8 PA 2.pptx
PERTEMUAN 1 PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA 8 PA 2.pptxPERTEMUAN 1 PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA 8 PA 2.pptx
PERTEMUAN 1 PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA 8 PA 2.pptx
 
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUN...
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM  PEMBANGUN...HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM  PEMBANGUN...
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUN...
 
Hubungan Etnik
Hubungan EtnikHubungan Etnik
Hubungan Etnik
 
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
 
individu, keluarga , dan masyarakat .M3
individu, keluarga , dan masyarakat .M3individu, keluarga , dan masyarakat .M3
individu, keluarga , dan masyarakat .M3
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
09 Gender
09 Gender09 Gender
09 Gender
 
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum MasyarakatMasalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
Masalah Adat Istiadat, Norma, dan Hukum Masyarakat
 
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
 
Kearifan masyarakat agraris dalam ketahanan pangan di pedesaan lereng lawu ka...
Kearifan masyarakat agraris dalam ketahanan pangan di pedesaan lereng lawu ka...Kearifan masyarakat agraris dalam ketahanan pangan di pedesaan lereng lawu ka...
Kearifan masyarakat agraris dalam ketahanan pangan di pedesaan lereng lawu ka...
 
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
 
Sosilogi pendidikan
Sosilogi pendidikanSosilogi pendidikan
Sosilogi pendidikan
 

More from Diyah Perwitosari

Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)Diyah Perwitosari
 
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...Diyah Perwitosari
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Diyah Perwitosari
 
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...Diyah Perwitosari
 
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'Diyah Perwitosari
 

More from Diyah Perwitosari (13)

Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
Stratifikasi Sosial di Sumba (Hoskins dan Twikromo)
 
Siapa yang sesat
Siapa yang sesatSiapa yang sesat
Siapa yang sesat
 
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
'Konco Wingking' - Wanita dalam Subordinasi Laki-Laki vs. Wanita sebagai Deci...
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
 
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
Seklumit pemahaman terhadap 'Pahlawan Pahlawan Belia' yang ditulis oleh Saya ...
 
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
Seklumit pemahaman terhadap 'The Nuer'
 
Ramadhan puasa lebaran
Ramadhan puasa lebaranRamadhan puasa lebaran
Ramadhan puasa lebaran
 
Perempuan
PerempuanPerempuan
Perempuan
 
Pasar
PasarPasar
Pasar
 
Komunitas
KomunitasKomunitas
Komunitas
 
Reog dan Jathilan
Reog dan JathilanReog dan Jathilan
Reog dan Jathilan
 
Ritual dan Tradisi
Ritual dan TradisiRitual dan Tradisi
Ritual dan Tradisi
 
Syawalan dan Halal Bihalal
Syawalan dan Halal BihalalSyawalan dan Halal Bihalal
Syawalan dan Halal Bihalal
 

Recently uploaded

Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptpebipebriyantimdpl
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianHALIABUTRA1
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 

Recently uploaded (18)

MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 

Alokasi Waktu dan Uang

  • 2. Saya lebih menitikberatkan pada teori – teori yang berkaitan dengan value, dan akan berkembang sesuai dengan definisi yang ditemukan. Pertanyaan mendasar diadakannya penyusunan ini adalah: What do youth and mom, both in urban and rural areas, spend (in terms of money and time) most on?
  • 3. 3 (tiga) kata kunci mengenai sistem nilai budaya berdasarkan uraian Koentjaraningrat dan Heddy Shri Ahimsa-Putra:  Ada dalam alam pikiran masyarakat  Masyarakat itu lah yang melakukan penilaian  Berpedoman pada norma-norma, hukum dan aturan
  • 4. Berdasarkan pada pertanyaan mendasar maka definisi value yang lebih tepat terdapat dalam tulisan Graeber dalam bukunya Toward an Anthropological Theory of Value – The False Coin of Our Own Dreams. Yaitu: Value in the economic sense: “The degree to which objects are desired, particularly, as measured by how much others are willing to give up to get them” (hal. 1) atau dalam kata lain “… value simply the measure of individual desire … “ (hal. 46) sehingga Value as the importance of actions (hal. 49)
  • 5. Desire diungkapkan oleh D‟Andrade dalam salah satu tulisannya pada buku Human Motives and Cultural Models (D‟Andrade and Strauss, 1992: 23) dalam penjelasannya mengenai motivation. “Motivation is experienced as a desire or wish followed by a feeling of satisfaction if the desire is fulfilled or a sense of frustration if it is not.” Pada halaman sebelumnya D‟Andrade mengungkapkan: “It is important to investigate the types of experiences that lead people to feel (often without thinking much about it) that a certain course of actions is their only reasonable alternative. “ (Hal. 13)
  • 6. Definisi nilai dalam penyusunan ini mengacu pada definisi value in the economic sense, yang dilatarbelakangi oleh experiences, yang menghasilkan motivasi atau tujuan yang menjadi dasar dalam proses decision making dan diakhiri dengan sebuah tindakan (actions). Perlu dicatat bahwa Motivasi berhubungan erat dengan perasaan (emotion). Types of Experiences Value in the economic sense Mo- tivations (goals) Decision making Actions
  • 7. Pandangan Sosiolog UGM: Prof. Dr. Tadjuddin Noer Effendi (Kedaulatan Rakyat, 28 Juli 2012) Fakta yang terjadi adalah: Barang yang sehari-hari tidak dibeli, tapi saat bulan puasa di beli - Setelah menahan lapar dan dahaga menjadi alasan untuk mengonsumsi makanan yang istimewa - Peningkatan konsumsi karena (1) adanya pengaruh iklan, (2) tawaran barang dengan harga murah merangsang orang menjadi konsumtif, (3) sejak liberalisasi ekonomi masuk dalam tata ekonomi Indonesia, masyarakat didorong untuk menjadi konsumtif. Budaya konsumtif sengaja didorong oleh pasar lewat iklan dsb. - Masyarakat belum paham betul apa makna puasa (puasa sebagai ritual semata)
  • 8. Peningkatan konsumsi ini dinilai juga sebagai peningkatan konsumtif positif 1. Dilakukannya buka bersama 2. Dilakukannya sedekah yang menandakan sangat bagusnya ekonomi dan terjadinya transfer material dari yang kaya kepada yang miskin
  • 9. Pemerintah menggerakkan kader kesehatan dan anggota forum kesehatan desa untuk mensosialisakan pentingnya garam ber-iodium untuk menanggulangi tingginya kasus kematian bayi pada saat dilahirkan pada 20 – 25 tahun silam. „Kelas Ibu‟ ini disebut sebagai tempat menimba ilmu yang disebut dengan „wadah ngangsu kawruh‟.
  • 10. Berdasarkan pengalaman para masyarakat di desa-desa perbatasan RI – Timor Leste dimana mereka tidak kunjung sembuh setelah mereka harus membayar mahal untuk biaya dokter dan obat, masyarakat di desa-desa tersebut memilih untuk membeli jamu lokal dan minyak urut yang lebih murah dan memberikan kesembuhan bagi mereka. Note: Pendekatan formalis digunakan dalam artikel. Pendekatan formalis mendefinisikan ekonomi sebagai suatu tindakan memilih antara tujuan-tujuan yang tidak terbatas dengan sarana-sarana yang terbatas.
  • 11. Tesis Puji Lestari, 2003, Antropologi UGM Setting: Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY Peran didefinisikan sebagai perilaku yang terpola. Wanita pekerja dan penjual jasa berperan sebagai decision maker dalam pemanfaatan WC. Wanita pedagang dan petani sebagai pihak yang mengusulkan dan suami sebagai pihak yang menyetujui dalam pemanfaatan WC. Wanita dalam perannya dalam kawasan domestik merupakan decision maker.
  • 12. Tesis Silverio R. L. Aji Sampurno, 2003, Antropologi UGM Setting: Masyarakat Bantaran Kali Gajah Wong Wanita berada dalam subordinasi laki-laki (hal 70-71) “ … keutamaan seorang wanita adalah manak, macak, masak, mapak dan manut.” (Hal. 67) “Wanita Jawa dianggap sebagai konco wingking (teman di belakang) atau wanita iku swargo nunut neraka katut (wanita itu surga ikut neraka juga ikut).” (Hal. 67) “… wanita rela mengganti namanya dengan nama suaminya setelah menikah. “ (Hal 70-71)
  • 13. Pengambil keputusan di Dharma Wanita, Dharma Pertiwi dan PKK dilakukan oleh istri para lelaku yang menjabat sebagai kepala di tempat kerjanya karena sudah menjadi tugas para wanita itu untuk juga mengepalai semua wanita (istri karyawan dan bujangan) YET  Konco wingking juga dipahami sebagai pemberian wewenang penuh kepada wanita dalam hal pengaturan urusan domestik.
  • 14. Unit Pengkajian dan Pengembangan Wilayah, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 1986 - Semakin luas tanah yang dimiliki suatu rumah tangga semakin besar pula proporsi yang digunakan untuk kebutuhan lain di luar makan Namun Meskipun suatu rumah tangga tidak punya tanah bukan berarti dia tidak punya pendapatan, justru sebaliknya, pengeluaran untuk makan pada rumah tangga yang tidak memiliki tanah lebih besar daripada mereka yang memiliki tanah sebesar 0.01 – 0.24 ha. - Pengeluaran untuk makan secara absolut masih lebih besar - PENDAPATAN TIDAK MEMILIKI PERAN BESAR DALAM MENENTUKAN BESARNYA PENGELUARAN KONSUMSI
  • 15. Setting: Jakarta, Semarang, Surabaya Makmuri Sukarno, 1998, Disertasi - Proses stratifikasi dalam pendidikan menunjukkan tendensi akan adanya reproduksi kultural. “Parents‟ education was the most powerful predictor of children‟s educational attainment.” Secara sosiologis: - Jumlah saudara kandung dalam suatu keluarga menunjukkan status sosial-ekonomi dan orientasi keluarga tersebut. Jika orang tua memilih untuk memiliki jumlah anak yang banyak, hal ini mengimplikasikan bahwa orang tua lebih memilih kuantitas dibandingkan kualitas. (Hal. 75)
  • 16. Secara sosiologis (contd.) - Jumlah anggota keluarga tersebut menunjukkan distribusi dukungan yang diterima masing – masing anak - Alokasi sumber daya dilakukan berdasarkan pada urutan kelahiran Anak laki-laki Jawa, lajang dan lahir di daerah perkotaan, dari orang tua laki – laki dengan latar belakang pendidikan tinggi dan pekerjaan yang layak sebagian besar meraih pendidikan tinggi sehingga mendapatkan keuntungan lebih dari latar belakang pendidikannya tersebut.
  • 17. Studi kasus di Desa Sriharjo, Yogyakarta. Tesis Sukamtiningsih, 2001, Antropologi UGM. “ … anak bagi orang tua dapat dijadikan sebagai tumpuan hidup nantinya di hari tua … mempertahankan salah satu anaknya supaya dapat tetap tinggal dalam rumah (tabon) … umunya adalah anak yang dianggap dapat dijadikan tumpuan hidupnya.” (Hal. 141) Usaha yang dilakukan orang tua: - Memberi tabon/tanah garapan ataupun ternaknya - Pemberian bantuan dari anak yang tinggal serumah berupa kebutuhan sehari-hari - Ikut terlibat meringankan pekerjaan dalam rumah tangga anak - Memberi bantuan keuangan untuk yang tidak terencana
  • 18. Nitish Jha – American Ethnologist, Vol. 31, No. 4 (Nov., 2004) pp. 552 – 572 - “… women have long played and continue to play an active part in agriculture by engaging in a wide variety of tasks related to cultivation.” (Hal. 552) - In Bali, - …. Women are considered complementary yet subordinate to men in religious and popular discourse, but social writ does not explicitly bar them from decision making in any setting. - They are (women), by custom, allowed to own and manage land and houseyards … Under these circumstances, a woman acts like a man (meawak muani, lit. "has a man's body"); her husband marries into her lineage and, in the process, loses many of his prerogatives. Such a woman can make all of the important managerial decisions inside the household
  • 19. Ideologi yang ada di Bali mendukung hirarki gender yang memberikan alokasi peran manajemen dalam masyarakat, terutama domain dari pertanian, kepada pria dan mencegah partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan pertanian di luar tumah tangga. (Hal. 566) Di dalam rumah tangga, wanita berpartisipasi dalam memutuskan tanaman yang akan dipilih, kegiatan budidaya, pengelolaan dana, dan sebagainya.
  • 20. Sri Hastuti dan Lina Sudarwati – Sosiolog FISIP USU Pandangan soiolog atas gaya hidup remaja pedesaan. Remaja pada saat ini berpenampilan dan bertingkahlaku layaknya selebritis yang mereka kagumi, meniru gaya hidup dan jalan hidup mereka. Dipengaruhi media dan interaksi dengan remaja kota Gaya hidup, “titik pertemuan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak” Konsumsi (Weber): Gambaran gaya hidup tertentu dari kelompok status tertentu Menjadikan mereka (remaja) sebagai pelaku, atau masalah mereka sebagai fokus, dengan sendirinya akan menggampangkan pemasaran suatu produk kebudayaan populer.
  • 21. Koning, Nolten, Rodenburg, and Saptari; Studies in Asian Topic Series, No. 27, 2000  Tidak ada perempuan kampung yang melihat dirinya ataupun tetangganya (perempuan) sebagai seorang „pembantu‟ berparas ayu yang berbudaya ataupun seorang warga negara yang potensial dari Republik ini, Di daerah perkampungan, dia melihat dirinya dan perempuan lain pertama-tama sebagai seorang tetangga, kedua sebagai seorang ibu dan yang terakhir adalah sebagai seorang istri. (Hal. 15)
  • 22. Di Sumatera Barat konsep rumah tangga: centrality of mothers and children … Fathers seem to be presumed to be absent from the household, playing the role of wage earner. (Hal. 52) Tingginya angka perceraian pada kaum muslim Indonesia, menunjukkan rapuhnya pernikahan. (Hal. 52) “Pernikahan tidak selalu memberikan ketenangan dan keamanan bagi kami (perempuan). Kami tidak dapat menjamin bahwa kami akan menemukan seorang pria yang dapat membahagiakan kami dan memenuhi rasa percaya kami. Atas alasan ini, jangan jadikan pernikahan sebagai tujuan utama, utamakan meraih tujuan yang lain seperti mencari ilmu, mempelajari kerajinan, dll., namun jangan pernah berpangku tangan dan tidak melakukan apa – apa” (Hal. 52)
  • 23. Caroline Sweetman, Oxfam Hasil survey atas 223 perempuan di Banjaran, Jawa Barat, 1999 – 2000 Pada tahun 1996 – 1997 sebelum krisis Perempuan pekerja pabrik 1. Rata – rata menkontribusikan 38% pendapatannya kepada ibunya atau keluarga 2. 16% menkontribusikan 80% pendapatannya 3. 11% menkontribusikan 100% pendapatannya 4. 19% tidak menkontribusikan pendapatannya Sisa dari yang tidak dikontribusikan digunakan untuk membeli kopi instan, makanan bungkus, transpor dan terkadang baju, make-up dan untuk hiburan.
  • 24. Setelah krisis (1999 – 2000) Perempuan pekerja pabrik 1. Rata – rata menkontribusikan 53% pendapatannya kepada ibunya atau keluarga 2. 33% menkontribusikan 80% pendapatannya 3. 30% menkontribusikan 100% pendapatannya 4. 5,5% tidak menkontribusikan pendapatannya
  • 25. Dr. Sri Mulyani Martaniah, Fak. Psikologi UGM, Gadjah Mada University Press, 1984 1. Merupakan penelitian perbandingan yang bertujuan untuk mencari perbedaan sehingga beberapa faktor dikontrol dan menggunakan analisis kovarions 2. Subyek: Remaja di Kotamadya, Kota Kabupaten dan Desa
  • 26.  Motif berprestasi remaja Jawa di Kotamadya dan kota kabupaten tinggi, sedangkan remaja yang tinggal di desa rendah. (Hal. 110)  Motif berafiliasi remaja kotamadya dan desa di atas rata – rata, sedangkan remaja di kota kabupaten di bawah rata – rata.  Motif berkuasa remaja Jawa di kotamadya dan di kota kabupaten di bawah rata-rata, sedangkan motif berkuasa remaja desa sedikit di atas rata – rata
  • 27. Para Siswi SMA Santa Ursula I dan Tim Redaksi Majalah SERVIAM, 1983 Permadi, ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen: Konsumerisme: Suatu pola hidup yang konsumtif yang dipaksakan oleh negara – negara maju untuk diikuti oleh masyarakat negara berkembang, agar barang – barang produksi negara – negara maju menjadi bertambah laku. (Hal. 13) Konsumerisme berarti pola hidup dengan keinginan untuk memberli barang – barang yang kurang / tidak diperlukan. (Hal. 14)
  • 28. Idy Subandy Ibrahim, 2011 “ … kekuatan media massa telah menjelma menjadi bagaikan “agama” dan “tuhan” sekuler, dalam artian perilaku orang tidak lagi ditentukan oleh agama – agama tradisional tetapi tanpa kita sadari telah diatur oleh media massa, seperti program televisi.”
  • 29. Di kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul, DIY Pidato Dies Natalis XXIV Universitas Atma Jaya Yogyakarta 1989 Andreas Sukamto, S.E a. Untuk kegiatan produksi dikeluarkan 14.2% dari pendapatan b. Untuk kegiatan konsumsi - bahan makanan 56,5% - bahan pakaian 5,9% - alat – alat rumah tangga 2,6% - pemeliharaan rumah 5,8% - pendidikan 6,6% c. Untuk kegiatan sosial 4,9% d. Untuk kesehatan 3,5%
  • 30. Setting: Potorono Editor: Drs. Salamun, 1992 – 1993, Depdikbud Yang menjadi ukuran kondisi ekonomi masyarakat adalah kepemilikan barang dalam hal ini pemilikan media komunikasi.
  • 31. Definisi Antropologis mengenai Konsumsi oleh Mary Douglas dan Baron Isherwood dalam Tesis Christian Budiman, 1999 : 11) “Pemakaian atas milik – milik material, segala jenis tindakan penggunaan benda – benda” “Konsumsi merupakan sebuah seni atau “cara berbuat”, sebagai “seni berbuat” ini dan itu, meliputi “cara-cara mengekspresikan” atau melakukan sesuatu”
  • 32. Christian Budiman, Tesis, 1999 Hal. 76 “Bagaimana melakukan sesuatu dengan televisi (praktik konsumsi)” (1) “Menonton televisi adalah tindakan menjalin dan/atau memutuskan ikatan interpersonal” Hal. 77 (2) “Dengan hadirnya background noise, menonton televisi adalah sekaligus menjadikannya sebagai “teman yang setia”” (3) “Menonton televisi adalah mendapatkan pengalaman, bersantai, belajar, bermain, mengasuh, dan lain lain” (4) “Adanya tindakan mengelola kekuasaan (monopoli remote control, konflik selera)”
  • 33. Dalam Konteks Spasio-Temporal 1. “Menonton televisi sebagai praktek pengemasan atau pengorganisasian waktu dan ruang (adanya jadwal, ruang dibuat secomfortable mungkin)” 2. “Menonton televisi adalah sebuah proses sosial yang aktif”
  • 34. Dimensi Simbolik (Hal. 78 – 79) “Televisi merupakan obyek konsumsi karena peran yang dimainkannya dalam sistem simbolik.” - Obyek simbolik qua (unsur – unsur penataan rumah) - Wealth signifier Dimensi Material “Commodity candidacy” Benda yang dibuat dengan maksud untuk dipertukarkan
  • 35. Dipilihnya tulisan ini mengacu pada pertanyaan mendasar diadakannya penyusunan ini : What do youth and mom, both in urban and rural areas, spend (in terms of money and time) most on? Ekna Satriyati, Tesis, 2000 (Studi Kasus Desa Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta) “Alokasi waktu mempunyai nilai kontrol orang dewasa terhadap anak – anak” (Orang tua memiliki posisi superior dan anak – anak dalam posisi subordinat)
  • 36. Waktu dibagi menjadi 2 (dua): 1. Time of: tahapan periodisasi kehidupan seseorang untuk memeriksa konstruksi sosial dalam memandang proses umur yang dijalani seseorang 2. Time in: Waktu yang digunakan anak-anak dalam menjalani masa kanak-kanaknya. Digunakan untuk melihat bagaimana anak – anak secara efektif dapat memanfaatkan waktunya untuk memproduksi, mengontrol, mengatur perintah atau pesan nilai – nilai budaya pada kehidupan sehari – hari Pola pengaturan waktu dalam aktivitas sehari-hari menerapkan konsep keselarasan, dengan mengacu pada prinsip orang Jawa adalah untuk mencapai keselarasan, sehingga selalu bertindak di bawah pertimbangan – pertimbangan masyarakatnya. (1) Kesediaan spontan untuk membantu sesama manusia (2) Rasa saling percaya pada sesamanya (3) Filosofi: sepi ing pamrih, rame ing gawe
  • 37. “Bagi orang tua, alokasi waktu (yang diterapkan pada anak – anak disertai) dengan menaruh harapan moril dan beban pekerjaan (yang diberikan pada anak) (adalah) sebagai bekal awal mendidik anak.” “Bagi anak, alokasi waktu yang diterapkan pada mereka merupakan perintah yang menghabiskan seluruh waktunya.”
  • 38. - Kegiatan domestik rumah tangga sebagian besar dikerjakan anak sebagai hasil proses alokasi waktu dan kegiatan yang memerlukan waktu lama - Jenis pekerjaan untuk (anak) laki-laki sehubungan dengan kemampuan fisiknya serta yang sesuai dengan perempuan berkaitan dengan kodratnya - Kegiatan sehari-hari masyarakat pedesaan Jawa: pekerjaan domestik - Bantuan anak memiliki nilai ekonomis dalam produktivitas keluarga - Keharmonisan ditanamkan dengan menegakkan konsep wedi, isin, sungkan, rame ing gawe dan sepi ing pamrih sedini mungkin
  • 39. Terkait dengan kesediaan untuk membantu sesama seperti diungkapkan dalam penelitian di atas (Alokasi Waktu bagi Anak – Anak di Desa Jawa), berikut ini adalah sistem gotong royong dalam masyarakat pedesaan daerah Bali (menurut judul bukunya), namun bagi saya lebih pada jenis – jenis kegiatan dalam upaya menunjukkan kesediaan untuk membantu sesama. 1. Mesilih-bahu Silih berarti pinjam dan bahu dapat berarti bahu atau ternak. Di Bali mesilih-bahu berarti saling pinjam atau saling memberikan ternak 2. Meslisi Meslisi berarti berganti-ganti membantu. Biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok sosial yang memiliki anggota dengan pekerjaan sejenis (petani, perajin, dsb)
  • 40. 3. Ngrombo Ngrombo berarti membantu yang dikerjakan oleh suatu kelompok atau sejumlah kelompok untuk membantu suatu kelompok tertentu 4. Metulung Berarti membantu seseorang yang sedang berada dalam keadaan bencana, malapetaka atau kecelakaan 5. Ngedeng Ngedeng berarti menarik bantuan tenaga maupun materi 6. Ngajakang Berarti menggotongroyongkan
  • 41. 7. Ngoopin Berarti membantu atau menolong dalam seluruh bidang kehidupan 8. Meurunan Berarti turut mengeluarkan sumbangan untuk suatu kegiatan di dalam suatu kelompok sosial 9. Ngulah semal Ngulah (mengusir), semal (bajing atau tupai). Pesertanya adalah pemilik pohon kelapa dan bertujuan untuk menaikkan hasil produksi tanaman. 10. Metelik Berarti memata-matai atau menyelidik (menjaga air agar tidak ada pencurian air di lahan sawah)
  • 42. 11. Ngempel Merupakan kegiatan bersama para petani untuk mengempang air dan sekaligus memperbaiki bendungan atau empang yang rusak 12. Kerja Bakti Proyek bermanfaat bagi kepentingan umum atau kepentingan pemerintah (kebersihan umum, memperbaiki selokan atau jalan, membersihkan jalan karena ada pejabat yang akan datang, dsb) 13. Ngarap Berarti membantu orang yang punya kerja (gawe)
  • 43. 14. Ngedeh maling Usaha untuk menangkap pencuri yang ketahuan Gotong Royong Hakekat dari hubungan manusia dengan sesama, alam sekitarnya untuk keselarasan
  • 44. Diambil dari buku “Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan dalam Hubungannya dengan Pemeliharaan Lingkungan Hidup DIY” “sedaya ingkang kumelip wonten ing alam punika, ingkang menunjang kangge panggesanganipun makhluk hidup” Dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan mengacu pada filosofi “ngenehi anak putu ben komanan” Setting: Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo, DIY
  • 45. Mujinem, Tesis, 2003 Keterlibatan istri dalam pekerjaan ringan: kerik, mepe, dan mulung 1. Industri rumah tangga genteng merupakan jenis pekerjaan kasar dan lebih banyak membutuhkan tenaga fisik daripada pikiran dan lebih banyak membutuhkan tenaga laki – laki 2. Masih ada kepercayaan atas hari naas dalam membakar genteng dan adanya yang menunggu (baureksa), sehingga harus permisi (amit-amit) 3. Isteri mempunyai akses dan kontrol lebih dominan terhadap pengelolaan uang baik uang modal usaha maupun untuk kebutuhan rumah tangga 4. Isteri mempunyai kekuasaan mengambil keputusan untuk membeli tanah liat, kayu bakar, minyak bacin, memberi upah pekerja, menentukan harga jual genteng, dan membeli keperluan rumah tangga setiap hari. 5. Akses dan kontrol isteri dalam hal menerima pekerja lebih dominan 6. Akses dan kontrol suami pada penggunaan dan perawatan mesin pres lebih dikontrol dan diakses suami.
  • 46. Suatu studi di desa Jimbung, Kecamatan Kalikates, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, Tesis, Sri Wahyuningsih, 2003 Kerja menurut wanita Jimbung: - Suatu kegiatan yang menghasilkan arti tertentu dan dapat berguna untuk menghidupi keluarga - Sesuatu yang dapat memberikan semangat hidup Motivasi: - Uang / upah (Ekonomi) - Menjalin hubungan dengan orang lain (Sosial)
  • 47. Bagi wanita Jimbung: - Bekerja berarti mengerjakan pekerjaan tumah tangga - Mencari nafkah adalah bekerja di tobong gamping WANITA JIMBUNG MEMILIKI OTONOMI DALAM KEHIDUPAN KELUARGANYA
  • 48. Suatu tinjauan berwawasan “gender” oleh Tuty Gandarsih MRS dan lebih menitikberatkan pada besarnya partisipasi ibu dalam usaha tersebut Kegiatan Besarnya Partisipasi Ibu terhadap Partisipasi Bapak Perolehan jenis bibit bunga, penanaman bibit bunga, perawatan lebih kecil tanaman, panen Pemasaran bunga lebih besar Akses terhadap bibit bunga, penyuluhan dan sumber daya lebih kecil Kontrol terhadap penentuan jenis bibit dan pengolahan lahan lebih kecil
  • 49. Tulisan oleh Dr. Masri Singarimbun dan Dr. D. H. Penny (penelitian tahun 1976) Distribusi pendapatan menurut pekerjaan (data 1959) Pekerjaan Pengeluaran untuk Makanan 1. Petani (buruh) 75% 2. Petani (penyakap) 68% 3. Lain-lain 65% 4. Pedagang 64% 5. Petani (pemilik) 64% 6. Buruh 64% 7. Industri rakyat (usaha sendiri) 63% 8. Penerima bantuan (pensiunan, dsb) 60% 9. Bekerja sendiri 55% 10. Pegawai kantor 54%
  • 50. Oleh Tim Peneliti UAJY dengan Biro Bina Mental dan Spiritual Setwilda, DIY; 1993 Pendapatan masyarakat pedesaan diperoleh dari usaha tani dan kegiatan non-tani Pengeluaran: 88,9% pengeluaran untuk konsumsi (konsumsi bahan makanan sebesar 57,82% serta bahan pakaian sebesar 5,7%) Sisanya digunakan untuk usaha tani, pendidikan dan kegiatan kemasyarakatan.
  • 51. Suatu studi di kabupaten Boyolali Jawa Tengah oleh Sadyadharma, Sudarno dan Piet Rietveld SW, 1988 - “Mobilitas penduduk wanita lebih tinggi dibandingkan dengan mobilitas penduduk pria – wanita memegang peranan utama dalam kegiatan transaksi dengan daerah sekitarnya yaitu berupa kegiatan perdagangan khususnya komoditi pertanian” - “Untuk kegiatan lainnya yang mendatangkan pendapatan, ... laki-laki lebih dominan”
  • 52. “Wanita yang membawa sayur dan buah – buahan, dari desanya sendiri atau desa tetangganya ke pasar terdekat, atas dasar sambilan (part-time), adalah orang yang paling tidak memiliki suatu spesialisasi di semua orang yang berhubungan dengan pasaran” (Sosiologi Pedesaan Jilid 1, Sajogyo dan Sajogyo, 1984: 100)
  • 53. “Anak … mengetahui konsep tentang dirinya sendiri atau akunya, berdasarkan khayalan sendiri apa yang difikirkan oleh orang – orang lain tentang dia” – disebut juga proses looking- glass self Diambil dari: Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan, wiriatmadja, 1976: 29)
  • 54. Kasus di beberapa desa di Indramayu (dalam buku Pemuda dan Perubahan Sosial, Abdullah, 1974: 49-70) 1. Orang yang paling menentukan tingkah laku pemuda adalah orang tua 2. Pemuda desa merasa memerlukan pendidikan (demikian juga orangtua mereka) 3. Pemuda desa lebih memilih pekerjaan selain bertani (demikian juga orangtua) 4. Sebagian besar pemuda bepergian ke kota untuk rekreasi dan bekerja 5. Bagi pemuda, kehidupan kota untuk dicontoh adalah dalam hal mlata pencaharian dan bersenang-senang 6. Sebagian besar pemuda tidak pernah ikut dalam pertemuan desa, yang ikut hanya sebagai pendengar 7. Pemuda lebih sering mengikuti penyuluhan desa 8. Pemuda merasakan manfaat dalam ikut organisasi lebih pada bertambahnya kawan pada waktu senggang.
  • 55. “ … para wanita tidak memberikan jawaban yang berlawanan dengan tanggapan yang diberikan oleh suaminya … ia hanya mengurus dapur dan anaknya, dan bahwa hal yang kami tanyakan adalah menjadi wewenang suaminya. Akan tetapi istri-istri para pemimpin desa mengetahui hampir segala hal yang berlangsung dalam rangka pengambilan keputusan” Diambil dari “Proses Pengambilan keputusan di Empat Desa di Jawa Barat” (Hofsteede, 1971)
  • 56. Pemuda pedesaan dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja siap pakai di dunia modern untuk menjawab kebutuhan perusahaan – perusahaan di pasar dunia. “Rural youth was prepared as „already modern‟ workers for the new world market factories”  Dangdut merupakan jenis musik yang sangat populer di daerah pedesaan. “Dangdut … is very popular, especially in rural areas”
  • 57. Pada tahun 1999, 70% total pengeluaran penduduk pedesaan di Indonesia dibelanjakan untuk produk makanan sedangkan pada tahun 2002, 67% pengeluaran penduduk pedesaan dibelanjakan untuk produk makanan (see Figure 2.4, halaman 5).
  • 58. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia tahun 2010 (Sumber: Badan Pusat Statistik)
  • 59. 60 50 40 30 Makanan Bukan Makanan 20 10 Bukan Makanan 0 Makanan 2009 2010
  • 60. 14 Padi-padian Umbi-umbian 12 Ikan Daging 10 Telur dan Susu 8 Sayur-sayuran Kacang-kacangan 6 Buah-buahan Minyak dan lemak 4 Bahan minuman Bumbu-bumbuan 2 Konsumsi lainnnya Makanan dan minuman jadi 0 Tembakau dan sirih Bahan Makanan
  • 61. 80 70 Gula pasir 60 Gula merah 50 Tea Kopi 40 Coklat instan 30 Coklat bubuk 20 Sirup 10 Lainnya 0 Bahan Minuman
  • 62. 90 80 Mie instan 70 Mie basah 60 Bihun 50 Makaroni Kerupuk 40 Emping 30 Bahan agar-agar 20 Bubur bayi kemasan 10 Lainnya 0 Konsumsi Lainnya
  • 63. 90 80 Makanan dalam paket, makanan 70 restoran/warung 60 Minuman non alkohol 50 (dalam pack) 40 30 Minuman yang 20 mengandung alkohol 10 0 Makanan dan Minuman Jadi
  • 64. 60 50 Rokok kretek filter 40 Rokok kretek tanpa filter Rokok putih 30 Tembakau 20 Sirih/pinang Lainnya 10 0 Tembakau dan Sirih
  • 65. 18 Perumahan dan fasilitas rumah tangga 16 Barang dan jasa 14 12 Pakaian, alas kaki dan 10 tutup kepala 8 Barang - barang yang 6 tahan lama Pajak dan asuransi 4 2 Keperluan pesta dan 0 upacara Bukan Makanan
  • 66. Perkiraan sewa rumah sendiri 45 Kontrak rumah Sewa rumah 40 Rumah dinas dan lainnya Ongkos pemeliharaan rumah 35 Listrik 30 Air LPG 25 Gas kota Minyak tanah 20 Generator 15 Arang, batu bara, briket Kayu bakar dan bahan bakar lain 10 Lainnya Telepon rumah 5 Pulsa HP, perdana 0 Wartel Benda pos Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga Internet
  • 67. Sabun mandi, pasta gigi, dan sampo 30 Barang kecantikan (parfum) Perawatan kulit, muka, rambut, dsb Sabun cuci 25 Bahan pemeliharaan pakaian Surat kabar, majalah, buku-buku, dan alat tulis 20 Barang lainnya Kesehatan 15 Biaya pelayanan pencegahan Pemeliharaan kesehatan 10 Biaya sekolah Bahan bakar Transportasi 5 Hotel, penginapan, bioskop, sandiwara, olah raga, dan rekreasi Pembantu rumah tangga, satpam, tukang kebun, supir 0 Jasa lembaga keuangan Aneka Barang dan Jasa Jasa lainnya
  • 68. 30 Pakaian jadi untuk laki - laki dewasa 25 Pakaian jadi untuk perempuan dewasa 20 Pakaian jadi untuk anak - anak 15 Bahan pakaian 10 Upah menjahit, memperbaiki pakaian, dan barang untuk keperluan 5 menjahit Alas kaki (sepatu, sandal) 0 Pakaian, Alas Kaki, dan Tutup Kepala
  • 69. Meubelair 60 Peralatan rumah tangga Perlengkapan perabot rumah tangga 50 Perkakas rumah tangga Alat - alat dapur makan Barang -barang pajangan/hiasan 40 Perbaikan perabot, perlengkapan, dan perkakas rumah tangga telepon genggam/HP dan aksesorisnya 30 Arloji, jam, kamera, kacamata, dan perbaikannya Payung, tas, koper, dan perbaikannya Perhiasan mahal dan perbaikannya 20 Mainan anak dan perbaikannya, perhiasan murah Alat elektronik dan perbaikannya 10 Alat olah raga dan perbaikannya Kendaraan dan perbaikannya Binatang, tanaman, dan pemeliharaannya 0 Barang tahan lama lainnya Barang Tahan Lama
  • 70. 70 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 60 Pajak kendaraan bermotor (STNK) 50 dan tak bermotor Pungutan lainnya 40 (iuran, sumbangan) Asuransi kesehatan 30 20 Asuransi jiwa dan kerugian 10 Lainnya 0 Pajak, Pungutan, dan Asuransi
  • 71. 35 Perkawinan 30 Khitanan dan ulang tahun 25 Perayaan hari raya agama 20 15 Ongkos naik haji 10 Upacara agama/adat 5 lainnya Pemakaman 0 Keperluan Pesta dan Upacara
  • 72. PENGELUARAN UNTUK MAKANAN 1. Pengeluaran untuk makanan lebih besar dari bukan makanan 2. Pengeluaran untuk makanan terutama untuk (a) produk padi-padian, (b) makanan dan minuman jadi, dan (c)tembakau dan sirih 3. Makanan dan minuman jadi terutama adalah (1) makanan dalam paket, makanan ringan, maupun makanan restoran/warung; (2) serta minuman dalam kemasan non alkohol 4. Tembakau dan sirih terutama (1) rokok kretek filter, (2) rokok kretek tanpa filter dan (3) rokok putih
  • 73. PENGELUARAN UNTUK BUKAN MAKANAN 1. Pengeluaran untuk bukan makanan terutama untuk (1) perumahan dan fasilitas rumah tangga, (2) barang dan jasa, serta (3) barang – barang yang tahan lama 2. Pengeluaran untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga terutama untuk (a) perkiraan sewa rumah sendiri, (b) listrik, (3) kayu bakar dan bahan bakar, serta (d) pulsa HP dan nomor perdana 3. Pengeluaran untuk barang dan jasa terutama untuk (a) bahan bakar, (b) biaya sekolah, (c) kesehatan dan (d) transportasi 4. Pengeluaran untuk barang – barang yang tahan lama terutama untuk (a) kendaraan dan perbaikannya, (b) meubelair, (c) alat – alat dapur makan, serta (d) telepon genggam/HP dan aksesorisnya
  • 74. Sumber: Sociocultural Anthropology and Survey Research tulisan John W. Bennet dan Gustav Thaiss dalam buku “Survey Research in the Social Sciences” diedit oleh Charles Y. Glock “ …, the development economist Higgins, frustrated by the difficulty of determining to what extent the results of community- based studies of economic change in region of rural Java may be generalized to refer to Indonesia as a whole, complains: If anthropologists are to be genuinely helpful to economists seeking to understand the relationship between culture and economic behavior, their scope and method must be substantially changed … They must find short cuts to generalization. … some training in statistical methods, and particularly in sampling techniques, might enable them to distinguish the strategic variables which correlate highly with everything else in the culture and thus characterize it” (hal. 285-286)
  • 75. Jika Antropolog benar – benar ingin membantu para Ekonom dalam memahami hubungan antara budaya dan perilaku ekonomi, ruang lingkup dan metode pada dasarnya harus diubah … Mereka harus mencari jalan pintas dalam generalisasi … Mengikuti beberapa pelatihan dalam metode statistik, khususnya dalam tekhnik sampling, yang memungkinkan mereka untuk membedakan variabel strategis yang berkorelasi tinggi dengan segala sesuatu yang lain dalam budaya dan kemudian menggolongkannya.
  • 76. “… the “anthropologists” condemning “sociologists” and “behavioral scientists” for meaningless abstractions and excessive counting; the “sociologist” accusing the “anthropologists” of sloppy method and unwarranted generalization. … anthropologists in respectable numbers have abandoned the holistic-depictive approach, and consequently accept whatever methods are useful in pursuing the problem of interest. …; such interests require more analytic procedures than do the depictive studies. … the need for a variety of approaches and methods in social sciences is critical. The human reality must be apprehended by a variety of viewpoints, not by one alone, because this very reality is always in part a construct, always in part an image, and only by encouraging difference in perspective and approach can one obtain the needed richness of imagery, and consequently, theory” (Hal. 307)
  • 77. Kenyataan mengenai kehidupan manusia musti dilihat dari berbagai macam sudut pandang, tidak hanya satu saja, karena kenyataan yang ada ini selalu merupakan bagian dari suatu konstruksi, bagian dari suatu gambaran dan hanya dengan menggunakan berbagai macam pandangan dan pendekatan, seseorang dapat meraih banyak gambaran dan pada akhirnya Menciptakan suatu teori
  • 78. Sumber: Warta Konsumen Thn. IX No. 95 Februari 1982, hal 6- 7 A. Menurut umur (B. Paktin) 1. Yang berusia sampai 3 tahun 2. Yang berusia 3 sampai 6 tahun 3. Yang berusia 6 sampai 12 tahun 4. Yang berusia 12 sampai 17 tahun 5. Yang berusia 17 sampai 22 tahun 6. Yang berusia 22 sampai 45 tahun 7. Yang berusia 45 sampai 65 tahun 8. Yang berusia 65 sampai 70 tahun 9. Yang berusia 70 tahun ke atas
  • 79. B. Menurut jenis kelamin Laki-laki dan wanita C. Menurut mata pencaharian Misal; tenaga tata usaha, buruh bengkel D. Menurut suku dan kebangsaan Arab, Cina, dll E. Menurut agama Budha, Hindu, dll (haram atau tidak, kebutuhan untuk hari raya tertentu) F. Menurut kekayaan G. Menurut pendidikan H. Menurut tempat tinggal
  • 80. Sumber: Warta Konsumen tahun IX No. 97 April 1982 Hal. 10 – 11. Tulisan: Toto Castro “… di Indonesia … ibu-ibu yang status pendidikan dan ekonominya tinggi justru menggantikan air susu ibu dengan susu botol. Alasan yang biasanya dikemukakan adalah takut “Sex simbolnya” (buah dada) tidak menarik lagi, malahan ada yang merasa bangga jika anaknya dibrikan susu botol dan menganggap merupakan suatu simbol kemewahan”
  • 81. Lembaga Konsumen Masuk Desa, Sumber: Warta Konsumen tahun IX No. 98 Mei 1982, Hal. 8 – 12 Terjadi penyapihan yang lebih dini dimana ibu – ibu di pedesaan mengganti ASI dengan susu botol yang disebabkan oleh promosi makanan bayi.
  • 82. Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982 Lama Pemberian ASI kepada Bayi (Lama Menyusui) 20 15 Jakarta 10 Jombang 5 0 Bulan
  • 83. Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982 Lama Pemberian ASI dan Susu Botol kepada Bayi 0.6 0.5 0.4 0.3 Jakarta Jombang 0.2 0.1 0 ASI Saja Selama 18 ASI Saja Selama 5 - ASI dan Susu Botol Susu Botol Saja Bulan di Jombang 7 Bulan di Jakarta Selama 24 Bulan
  • 84. Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982 Alasan Pemberian ASI kepada Bayi 100% 80% Jakarta 60% Jombang 40% 20% 0% Kesadaran Ekonomis dan Saran Petugas Dorongan Suami Sendiri Praktis Kesehatan
  • 85. Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982 Alasan Pemberian Susu Botol kepada Bayi 40% 35% 30% 25% 20% Jakarta 15% Jombang 10% 5% 0% Praktis/Efisien Sex Symbol Ibu Bekerja ASI Berkurang Nasehat Penyapihan, Ibu Tidak Menarik Petugas Hamil Lagi, Ibu Lagi Kesehatan Ikut KB
  • 86. Sumber: Warta Konsumen Tahun IX No. 101 Agustus 1982 Promosi Susu Formula dan Makanan Bayi yang Diterima Ibu 16% 14% 12% 10% 8% Jakarta 6% Jombang 4% 2% 0% Pemberian Secara Cuma- Pemberian Popok, Botol Pembagian Cuma Susu, Kalender di Rumah Booklet/Leaflet Sakit / Rumah Bersalin
  • 87. Lembaga Konsumen Masuk Desa, Sumber: Warta Konsumen tahun IX No. 98 Mei 1982, Hal. 8 – 12 Pola konsumsi masyarakat pedesaan berada di luar kemampuan atau mengikuti pola hidup masyarakat kota. Hal ini didukung dengan banyaknya penjualan yang dilakukan secara kredit terhadap barang – barang yang sebenarnya harganya beberapa kali lipat dari harga sebenarnya, serta praktek – praktek Bank Luar yang beroperasi disaat musim paceklik, dengan mengambil bunga yang tinggi dan uang yang dipinjamkan kepada masyarakat.
  • 88. Sumber: Warta konsumen, Edisi 06/XXXVII/2011 - Masyarakat miskin Indonesia mengalokasikan 12,4% pendapatannya untuk konsumsi rokok (rangking ke-2 setelah konsumsi beras dan padi – padian) - Pertumbuhan konsumsi rokok pada kalangan anak dan remaja di Indonesia menduduki rating tertinggi dan tercepat di dunia, yakni 14% Sumber: Warta konsumen, Edisi 07/XXXVII/2011 - Pada tahun 1995, 1 dari 2 laki-laki dewasa merokok maka pada 2010 … menjadi 2 dari 3 laki-laki dewasa merokok. - Untuk perempuan dewasa, prevalensi merokok pada tahun 1995 sebesar 1,7% meningkat menjadi 4,2% (2010). Artinya dalam kurun waktu 15 tahun prevelansi merokok perempuan dewasa di Indonesia telah meningkat lebih dari 2 kali lipat.
  • 89. Sumber: Warta konsumen, Edisi 07/XXXVII/2011 100% 90% 80% 70% 60% Setiap Hari 50% Selang Sehari 40% Dua Kali Seminggu Tidak Memakai 30% 20% 10% 0% Sampo Pembilas Busa Mandi Bath Oil Pembersih Sabun Wajah Mandi
  • 90. Sumber: Warta konsumen, Edisi 07/XXXVII/2011 70% 60% 50% 40% Setiap Hari 30% Selang Sehari Dua Kali Seminggu 20% 10% 0% Baby Baby Lotion Baby Cream Baby Oil Sabun Bayi Shampoo
  • 91. Sumber: Warta konsumen, Edisi 07/XXXVII/2011 Responden 80% 60% 40% Responden 20% 0% Kandungan Produk Indikasi/Penggunaan Peringatan Efek Samping Tanggal Produksi Lainnya
  • 92. A. Omzet laundry di Palmerah Jakarta dari Rp. 400.000/hari menjadi Rp. 1.500.000/hari (Sumber: Kontan [harian bisnis dan investasi], 24 Agustus 2012, hal. 13 Lihat juga artikel “Jasa Binatu Jadi Pilihan” yang dimuat di Seputar Indonesia, 22 Agustus 2012, hal. 8 – akibat pembantu mudik lebaran B. Home appliances (lemari es, mesin cuci, dan pendingin ruangan) – Sumber: Kontan [harian bisnis dan investasi], 24 Agustus 2012, hal. 15 C. Suku cadang motor (ban, aki, kampas rem) ) – Sumber: Kontan [harian bisnis dan investasi], 24 Agustus 2012, hal. 15
  • 93. Sumber: Jawa Pos, Halaman 5, “Lebaran, Traffic SMS Dominan” Konsentrasi peningkatan traffic: Semarang, Solo, Madiun Peningkatan traffic layanan sms sebesar: 24% Peningkatan traffic layanan data sebesar: 7% Penurunan traffic panggilan sebesar: 3%
  • 94. Penulis: Suharjono, dimuat di Seputar Indonesia 22 Agustus dan 23 Agustus 2012, Setting: Gunung Kidul “Maraknya agenda syawalan bersama … menjadi salah satu pemicu lunturnya budaya silaturahmi atau ujung … di antara warga“ (keterangan gambar) Fakta: A. Warga lebih menyukai kegiatan yang dipusatkan ke satu tempat untuk acara bersama. Imbasnya, banyak dari anggota yang sebenarnya masih satu keluarga besar tidak saling kenal. B. Pengaruh teknologi menghapus kegiatan saling interaksi secara nyata …. Jadi bisa lewat ponsel dan internet saja untuk menyampaikan ucapan Idul Fitri C. Kesibukan yang luar biasa , sehingga libur dimanfaatkan untuk berwisata bersama Sosiolog UGM Arie Sujito: “… proses perubahan sosial yang terjadi akibat konsumerisme masyarakat sehingga mengalahkan kedalaman relasional. Jadi mulai terjadi pendangkalan relasi sosial yang akibatnya terjadi penumpulan solidaritas di masyarakat”
  • 95. Ditulis oleh Hendrati Hapsari, Seputar Indonesia, 12 Agustus 2012, Hal. 9 Setting: Semarang - Pola pikir masyrakat sudah mulai terbuka dengan mau menerima anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa - Keluarga malu dengan keberadaan anggota keluarga gangguan jiwa dan memilij dirawat - Keluarga membawa pasien pulang agar bisa berkumpul melakukan silaturahmi
  • 96. Sumber: „Consumer Research – Introspective Essays on the Study of Consumption‟, Morris B. Holbrook, Sage Publications, 1995 Hal. 87 - 88 Berdasarkan pada pemikiran bahwa: 1. Penelitian konsumer menkaji customer behavior 2. Penelitian konsumer terkait dengan konsumsi 3. Konsumsi mencakup cara mendapatkan produk, penggunaan dan pengaturan (disposisi) produk 4. Yang dimaksud dengan produk adalah barang-barang, jasa, ide, event, atau entitas lainnya yang dapat diperoleh, digunakan atau diatur sedemikan rupa sehingga menunjukkan value(nya) 5. Value merupakan suatu bentuk pengalaman yang terjadi pada organisme yang hidup ketika suatu tujuan tercapai, kebutuhan terpenuhi, atau sebuah keinginan terpuaskan 6. Pencapaian, pemenuhan dan kepuasan tersebut menciptakan kesempurnaan hidup 7. Proses terciptanya kesempurnaan hidup merupakan subyek mendasar dalam penelitian konsumer
  • 97. Bidang Studi Value dalam Perolehan Penggunaan Pengaturan Makroekonomi Jumlah pengeluaran Mikroekonomi Pembelian produk Psikologi Pemilihan merek Sosiologi Permainan peran; Kegiatan di waktu sengang Antropologi Pengalaman belanja Ritual, acara, tradisi, Pemberian hadiah; koleksi; simbolisme garbology (garbology is konsumsi, semiotik the study of (mostly modern) refuse and trash) Filsafat Tindakan yang beralasan; perilaku (penyimpangan) konsumer Ilmu Humaniora Estetika konsumen, Hiburan dan seni; Reaksi yang apresiatif; Tahan lama: sebagai cerita, analogi, citra, kegiatan di masa emosi, nilai intrinsik koleksi dan nostalgia metafora sengang
  • 98. Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher Education, 2002 “Consumer culture … an organized social and economic arrangement in which markets govern the relationship between meaningful ways of life and the symbolic and material resources on which they depend … can also include the pursuit of nonmaterialistic goals such as happiness and quality of life” (hal. 12) Budaya konsumen ... pengaturan sosial dan ekonomi yang diorganisir sedemikian rupa di mana pasar mengatur hubungan antara makna makna hidup serta sumber daya simbolik dan material dimana mereka bergantung... Mencakup di dalamnya mengejar tujuan nonmaterialistic seperti kebahagiaan dankualitas hidup
  • 99. Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher Education, 2002 “ …, the spread of Western-style consumer culture is encouraged by the extension of media access via satellite transmission, improvements in transportation, and an accelerated movement of migrants to the developed world and back again. …, the image of the “good life” in such countries is more and more one of being a successful participant on a consumption- oriented society. …, the spread of consumer culture … tends to be limited by stagnant economic growth, unequal income distribution, and sometimes conflicts with traditional consumption values” (hal. 14-15)
  • 100. Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher Education, 2002 “… the distribution of consumer incomes … small segments of very wealthy and large segments of very poor consumers or dual income distribution … wealthy consumers … often aspire to Euro- American consumption patterns. … Among the more numerous poorer consumer segments, consumption choices are often faithful to patterns that are perceived to be highly traditional … Another distinctive type of consumption … is the tendency to devote considerable amounts of disposable income to social investments designed to contribute to social status and prestige (hal. 128) … consumers … make important purchases of luxury goods of foreign origin, especially consumer electronics and motorbikes, that may symbolize a cosmopolitan orientation to them” (hal. 129)
  • 101. Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher Education, 2002 Berhubungan dengan self-concept yang menurut Mauss merupakan produk dari faktor-faktor sosial dan menjadi sebuah kategori yang tidak tepat, tidak substansial dan lemah. Hal tersebut dikarenakan konsep diri beranekaragam antara kebudayaan satu dengan kebudayaan yang lainnya. Di Asia Timur dan Selatan definisi atas diri dipengaruhi atas relasi yang terbentuk dengan orang lain dalam konteks tertentu. Asia juga dianggap serupa dengan Afrika dimana kesuksesan seseorang berhubungan erat dengan kesuksesan orang lain dan bukannya murni inisiatif individu.
  • 102. Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher Education, 2002 - Cultural values are a good example of what we have called a template of cultural blueprint for action - Values include: (1) instrumental values – shared belief about how people should behave [competence, compassion, sociality, integrity, ambition], and (2) terminal values – desirable life goals [attain a comfortable life] - Cultural values are shared broadly …. They are learned, reinforced, and modified within subcultures, ethnic groups, social classes and families. Values are organized into systems that differ in their importance to consumers. Halaman 146
  • 103. Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher Education, 2002 Hal. 273 Lifestyle menggambarkan bagaimana konsumer hidup dimana termasuk di dalamnya kegiatan mereka, ketertarikan mereka, apa yang mereka sukai dan tidak sukai, sikap mereka, pola konsumsi, dan harapan.
  • 104. Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher Education, 2002 Hal. 281 – 282 Psychographics merupakan teknik operasional untuk mengukur lifestyle. Dianggap lebih komprehensif daripada ukuran berdasarkan demografi, tingkah laku (behavioral), dan sosioekonomi. Berdasarkan pada pemikiran bahwa proses kognitif atau properti, termasuk di dalamnya values, aptitudes (potensi), beliefs, dan opini mempengaruhi kelompok dalam pengambilan keputusan atas sebuah produk, orang, atau ideologi, dalam memilih tingkah laku, atau dalam menggunakan media komunikasi seperti TV atau internet , psychographics menghubungkan faktor psikologis seseorang dengan pola karakter tingkahlaku konsumer untuk menentukan segmen pasarnya.
  • 105. Sumber: Radar Jogja, Kamis 16 Agustus 2012, Hal. 3, oleh Hendra Darmawan (Dosen FKIP UAD dan Alumni La TrobeUniversity), „Puasa dan Pesan Kemanusiaan‟ - Terpenuhinya keinginan kadang menjadi ukuran kesuksesan - Ukuran kesuksesan seseorang di zaman ini selalu diidentikkan dengan materi yang melekat dan hal tersebut sejalan dengan teori motivasi dan modernisasi
  • 106. Sumber: Radar Jogja, Kamis 9 Agustus 2012, Hal. 3 „Mudik Lebaran, Bali Desa Bangun Desa‟ oleh Sukardi, Dekan Fakultas Ekonomi UAD Jogjakarta - Rata-rata orang yang meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib dengan merantau, mereka bisa hidup sukses di rantauan. - Mudik merupakan suatu proses migrasi dimana terjadi penyebaran idealism urbanisasi, yaitu kekaguman orang- orang desa atas kesuksesan para perantau dan muncul keinginan warga masyarakat pedesaan dan anak-anak muda desa secara perlahan-lahan berkeinginan akan merantau
  • 107. Sumber: Radar Jogja, Minggu, 28 Agustus 2012 Hal. 3 “Barang Enggak Penting Pun Ikut Kebeli” Survey terhadap anak – anak SMA di Yogyakarta Liburan yang paling ditunggu: Lebaran 92.11% Tahun Baru 7.89% Yang paling ditunggu saat lebaran: Kumpul rame – rame ama saudara 45.72% Dapat duit dari saudara - saudara 43.91% Bisa ngerasakan liburan 10.37% Pergi kemana setelah dapat angpao lebaran: Mal 31.76% Ditabung 17.38% Lain-lain 89.63% Barang yang dibeli yang disebutkan oleh salah satu responden: Baju, HP
  • 108. Sumber: Radar Jogja, Senin 6 Agustus 2012, Hal. 6 Setting Lokasi: Pasar Argosari, Wonosari - Konsumen: remaja, anak-anak hingga para ibu dengan balitanya - Hari libur, banyak remaja yang menyempatkan diri jalan – jalan, sekadar ngabuburit menunggu waktu buka puasa tiba Sumber: Bernas Jogja, Senin Wage, 13 Agustus 2012, Hal. 5 Setting Lokasi: Pasar Argosari, Wonosari - Keramaian pembeli masih terkonsentrasi di area pakaian dan barang kebutuhan pokok lebaran, termasuk sembako. Toko emas, mebel dan barang elektronik juga dikunjungi banyak pembeli. - Paling ramai pengunjung adalah pedagang pakaian anak – anak.
  • 109. „PERANTAU YANG MEMBIUS (KONSUMSI BERPAKAIAN REMAJA GUNUNG SURAT AKIBAT PERANTAU) oleh Elvina Handayani Setting Lokasi: Dusun Gunung Surat, Desa Botosari, Kec. Paninggaran, Kab. Pekalongan “Masyarakat desa yang memaksa diri mereka, agar seperti apa yang ditayangkan televisi” “Keinginan merantau pada rema-remaja di dusun ini sebagian besar beralasan,bahwa ingin mempunyai pekerjaan dan mencari kehidupan lebih bagus” “Yang menjadi daya tarik adalah perantau tersebut berbeda sekali sebelum mereka merantau ke Jakarta. Perbedaan yang paling menonjol adalah penampilan”
  • 110. Sumber: Radar Jogja, Sabtu 4 Agustus 2012, Hal. 6 Setting Lokasi: Pasar Wates, Kulon Progo - Busana yang ramai diburu pembeli: jilbab, gamis, baju atasan muslim wanita, sarung dan baju musim untuk laki-laki - Jilbab atau kerudung yang banyak digemari adalah jilbab yang sering dikenakan para artis: model jilbab Manohara, Syahrini dan Saskia Mecca
  • 111. Sumber: Radar Jogja, Sabtu 18 Agustus 2012, Hal. 6 Setting Lokasi: Toko Mas Semar Wonosari - Warga Gunung Kidul memburu perhiasan emas - Dari foto yang dipasang dalam artikel ini, terlihat sebagian besar pembeli adalah perempuan - Seorang laki – laki yang diwawancarai hanya mengantar istrinya - Emas akan dipergunakan perempuan saat lebaran tiba - Perhiasan emas hanya akan bertahan hingga sebelum musim masuk sekolah - Pembelian emas juga untuk nyelengi
  • 112. „Perhiasan Emas Banyak Dicari Masyarakat‟, Radar Jogja, Rabu 15 Agustus 2012, Hal. 10 Setting lokasi: Toko Mas Kranggan Grup - Saat mendekati hari raya masyarakat lebih banyak mencari emas dalam bentuk perhiasan - Emas perhiasan, fluktuasinya sedikit - Emas batangan tergantung pada harga global
  • 113. Sumber: Radar Jogja, Kamis 16 Agustus 2012, Hal. 10 „Kemeja ala Jokowi Diminati‟, Setting Lokasi: Pasar Beringharjo - Produk yang paling dicari: gamis untuk wanita terutama gamis ala Syahrini dan Ashanti - Busana pria: kemeja ala Jokowi Sumber: Radar Jogja, Senin, 13 Agustus 2012, Hal. 9 „Baju Syahrini Masih Jadi Tren‟, Setting lokasi: Purworejo - “Pokoknya yang berbau artis itu yang paling laku,” ujarnya (Anissa – pemilik toko busana muslim) - “Umumnya barang yang paling laku adalah mukena, sarung dan jilbab kita pasok lebih dini,” jelasnya (Fahruri – pemilik toko) - Menurut Fahruri, daya beli masyarakat di Purworejo masih lebih tertarik dengan badrol harga yang terjangkau - Bagi kaum hawa, memilih baju untuk lebaran terkesan lebih njelimet. Perpaduan pas antara baju dan jilbab sehingga terlihat mempesona saat dipakai. (menurut pembeli bernama Dina, 28 tahun)
  • 114. Sumber: Suara Merdeka, Sabtu 4 Agustus 2012, Hal. 28 „Perempuan Pilih Simpel dengan Berturban‟ Setting Lokasi: Toko Alex Kerudung, Jl. Pemuda, Semarang - Turban – Gaya ikat kepala ala Afrika atau penutup kepala yang biasa dipakai oleh pria Timur Tengah itu kini tengah menjadi tren tahun 2012. Sejumlah perempuan berjilbab menjatuhkan pilihan dengan memakai turban untuk menutup aurat, karena dinilai lebih simpel dan praktis. - Peminat: gadis – gadis remaja
  • 115. Sumber: KR, Kamis Wage 23 Agustus 2012, Hal. 13 „2 Desa* Kampunglaut Sudah Berlistrik – Warga Memborong Kulkas dan TV Besar‟ Setting Lokasi: Dermaga Sleko Cilacap *Desa Klaces dan Desa Ujungalang Barang yang mereka beli di Cilacap Kota: - Kulkas - Pesawat TV (21 inci ke atas) - Dispenser - DVD Player “…, dengan adanya listrik, masyarakat Kampunglaut yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, tidak lagi hanya mengandalkan pendapatan ikan, udang, dan kepiting dari kawasan Segara Anakan. “Mereka diharapkan bisa mengolahnya lebih duu untuk mendapatkan produk yang bernilai jual lebih tinggi. Lebih penting lagi keberadaan lstrik tersebut dapat digunakan sebagai pendukung usaha ekonomi produktif masyarakat, “tegasnya**” **Bupati Cilacap
  • 116. Sumber: Suara Merdeka, Rabu 29 Agustus 2012, Hal. 28 Setting Lokasi: Pusat Perbelanjaan Khasanah Muslim Al Fath (Kompleks Ruko Mal Ciputra) „Warna-warni Ihram Jadi Tren Jamaah Haji‟ - Perlengkapan haji: pakaian ihram, kerudung, gamis, mukena, sarung tangan, sandal, ikat pinggang, pelembab dan krim - Pilihan bahan kain baju ihram wanita saat Mekah dan Madinah bercuaca panas: bahan sifon, katun, hicon dan sutra - Pilihan warna baju ihram wanita: hijau, pink, salem “PAKAIAN IHRAM ITU SEKARANG SUDAH MASUK PADA TREN FASHION …”
  • 117. Sumber: Bernas Jogja, Selasa Wage 28 Agustus 2012, Hal. 5 Setting Lokasi: Wonosari „Pemudik Belanjakan Rp 30 Miliar‟ - Rp 30 miliar uang pemudik dibelanjakan di Gunungkidul - Apa yang dibelanjakan: (1) pakaian, (2) alat elektronik, (3) alat rumah tangga, (4) meubel, (5) makanan (rumah makan)
  • 118. Sumber: Arnould, E. et al, Consumers, Mc-Graw-Hill Higher Education, 2002 “… the globalization of consumer culture seems to be producing a variety of creolized culture forms expressed through consumer goods and behaviors. One might even say that some consumers are consuming culture” (halaman 169) Creolization: combination of elements of local and foreign consumption traditions. (halaman 167)
  • 119. Sumber: Suara Merdeka, Selasa 21 Agustus 2012, Hal. 19 „Prepegan, Tradisi Berbelanja Jelang Lebaran Tetap Diminati‟ Setting Lokasi: Pasar Induk Brebes - Berbelanja satu hari sebelum lebaran merupakan tradisi yang telah berjalan beberapa puluh tahun - Pihak yang diuntungkan: pedagang, tukang parkir, tukang becak, buruh panggul - Pasar yang memenuhi semua kebutuhan untuk menjelang lebaran termasuk bunga untuk nyekar dan janur untuk ketupat yang tidak terdapat di supermarket - Melalui prepegan warga bisa bertemu dan berkomunikasi dengan warga di kampung halamannya
  • 120. - Relasi sosial melalui pasar tradisional yang dipertahankan melalui prepegan - Pasar Induk yang dapat menyaingi supermarket dalam hal kelengkapan - Rutinitas ujung yang dapat disubtitusi dengan pertemuan secara langsung di Pasar Induk - Creolization of culture
  • 121. Sumber: Majalah Refleksi No. 04/XVI/Des./1993, Hal. 20-21 „Kaum Perempuan Pedesaan dan Perkotaan di Indonesia‟ Oleh: Yuni Satia Rahayu (anggota Forum Perempuan Tjoet Njak Dien dan mahasiswa sejarah UGM Yogyakarta) “… perempuan menghabiskan waktu 8-10 jam per harinya untuk kedua pekerjaan tersebut (mencari nafkah dan melakukan pekerjaan rumah tangga) dibandingkan dengan kaum laki-laki yang hanya 6-8 jam per harinya. (Sajogyo, 1983).” “Masuknya teknologi pertanian ke desa, membuat kaum perempuan tergeser … terpaksa sering melakukan pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian, dan sering kali dengan upah yang tidak memadai. Kaum perempuan pedesaan mencoba mencari pemecahan masalah dengan pergi ke kota, mereka menjadi buruh bangunan, penyapu jalanan, pembantu rumah tangga, dan buruh industri”
  • 122. Sumber: Schiffman, Leon G. et al, Consumer Behavior Tenth Edition, Prentice Hall, 2010 Hal. 392-396 A. Generation Y Market Americans born between the years 1977 and 1994 or between 1982 and 2000 - 97% own a computer - 97% have downloaded music and other media using peer-to-peer file sharing - 97% own a cell phone - 76% use instant messaging and social networking sites - 75% have a Facebook profile and most check it daily - 60% own some type of portable music and/or video device, such as an iPod - 34% use Web sites as their primary source of news - 28% author a blog and 44% read blogs - They are showing savvy and pragmatic purchasing behaviors - They have got computer in every home - Their value orientation is weighing price-quality relationships - They are brand embracing - They are rebel against hype
  • 123. Sumber: Schiffman, Leon G. et al, Consumer Behavior Tenth Edition, Prentice Hall, 2010 Hal. 393 – 396 B. Generation X Market Born between 1965 – 1979 - They do not like labels - They are cynical - They do not want to be singled out and marketed to - 62% are married - 29.7 millions are married - 51% of children under 18 living at home are in households headed by a Gen Xer - 31% of Gen Xers have earned a college degree - 81% of Gen Xers are employed full-time or part-time - 37% of Gen Xers‟ mothers worked outside the home when they (as kids) were growing up - They are materialistic in purchasing - They have got microwave in every home - They are price oriented in which they are concerned about the cost of individual items - They are against branding - They are rebel against hype
  • 124. Sumber: Schiffman, Leon G. et al, Consumer Behavior Tenth Edition, Prentice Hall, 2010 Halaman 395-396 C. Baby Boomers Born between 1946 and 1964 - They are trying hard to look and feel „young‟ by purchasing vitamin and health supplements and subscribe themselves in health club - They want to be seen lively and attractive - They have money and they want to spend it on what they feel advances the quality of their lives - They are consumption oriented (enjoy buying for themselves, for their homes or apartments, and for others) - They are narcissistic - They have got TV in every home - They are conspicuous in consumption: buying for indulgence - They are brand loyal - They are responsive to hype image-building type
  • 125. Sumber: UNISIA, Majalah Ilmiah Triwulan UII Yogyakarta, Nomor 2 Tahun X Triwulan II Tahun 1988, Halaman 87 - 92 - Tuduhan kepada masyarakat desa sebagai tidak mau maju, tidak rasional dan bersikap hidup statis mempunyai sejarah ketika seorang ekonom yang juga birokrat Belanda di Indonesia yang bernama Boeke mengungkapkan tesisnya tentang orang Jawa-Miskin. Dalam penelitiannya dia menemukan keterbelakangan masyarakat miskin Jawa disebabkan oleh karena sikapnya yang statis dalam kehidupan sehari- harinya. Dari pengalamannya di Jawa itulah Boeke menjadi penemu teori baru yang menjadi topik pembicaraan bagi ekonom di negara-negara sedang berkembang. Teori baru ini disebut sebagai teori Dualisme, yang membagi masyarakat ekonomi menjadi dua: masyarakat maju dan masyarakat tradisional. - Masyarakat ekonomi maju terdiri dari orang – orang yang bergaya barat yang menggunakan sikap rasional menghadapi masalah – masalah ekonominya, yang menggunakan ekonomi uang dalam kehidupan sehari-harinya. Karena itu Boeke menyebutnya sebagai perekonomian modern dan pelakunya cukup dinamis.
  • 126. - Di lain pihak dalam perekonomian yang sama ada kelompok masyarakat yang mempunyai sistem ekonomi tersendiri yang masih bersifat tradisional, menggunakan sistem barter, tidak menggunakan sikap rasional dalam melakukan aktifitas ekonomi. Dalam perekonomian tradisional ini pelaku ekonominya mempunyai tingkat kehidupan yang rendah, yang kata Boeke, disebabkan oleh sikap yang statis. Mereka itulah masyarakat miskin, terutama di pedesaan. - Clifford Geertz; mereka menjadi statis karena kemiskinannya yang sudah lama ditanggungnya, yang hal itu disebabkan oleh penjajahan Belanda. - Masyarakat desa miskin; James C. Scott – Mereka bagaikan sedang berdiri di dalam air, dimana ketinggian air sampai leher. Dia tidak beranjak, karena begitu beranjak, akan timbulah gelombang air yang akan menengelamkan dirinya.
  • 127. Sumber: KR, Selasa Pon 23 Agustus 2012, Hal. 11 Keterangan: Merupakan berita dalam bentuk foto “Sejumlah remaja (dalam foto yang menari adalah remaja putri dan yang memainkan alat musik adalah remaja laki – laki) Kampung Sayidan, Gondomanan, Yogyakarta berlatih gerakan – gerakan Tari „lare-Lare Sayidan‟ (Minggu (21/8)). Tarian ini menggambarkan semangat ibadah kaum muda serta sabar menjalani kehidupan. „Lare-Lare Sayidan‟ akan disajikan kolosal pada malam takbiran Idul Fitri mendatang. Selain sebagai momentum religius, malam takbir telah menjadi ruang dan waktu untuk mengekspresikan berbagai potensi seni warga. “
  • 128. Sumber: KR, Selasa 23 Agustus 2011, Swara Kampus, Hal. D Setting Lokasi: Kota Yogyakarta Judul Berita: Cewek Kian Gandrung “Behel” - Alasan yang diberikan responden: gigi ginsul alias tidak rata - Menurut responden, kawat gigi bukan lagi sekedar alat terapi gigi melainkan juga bisa masuk kategori fashion. Dengan menggunakan kawat gigi orang akan memiliki kesan peduli terhadap penampilan. - Kawat gigi untuk tujuan fashion bersifat sementara - Behel fashion sangat praktis. Ketika ingin memakai tinggal pasang dan dapat dilepas sewaktu – waktu dengan mudah. - Banyak yang pakai behel fashion karena ingin tampil keren - Harga behel fashion: Rp 200.000 – Rp. 500.000 - Pemakai: mahasiswi
  • 129. Sumber: KR, Minggu Pon, 28 Agustus 2011, Hal. 5 Judul Artikel: Yang Diinginkan Orangtua Ketika Lebaran Tiba….. Oleh: Dwi Astuti - Kehadiran anak, cucu dan menantu membuat orangtua merasa senang bila disungkemi - Mereka merasa dihargai, dihormati dan diwongke - Kebutuhan orangtua untuk dihargai dan diuwongke lebih tinggi juga merasa hidup ini masih ada artinya - Orangtua berhasil mendidik apabila putra-putrinya tahu bagaimana caranya menghormati orang tua, bukan hanya sukses secara materi. - Sowan dan menghormati orangtua merupakan budaya Jawa
  • 130. Sumber: KR, Minggu Pon 28 Agustus 2011, Hal. 20 – Gaya Hidup Judul Artikel: Omus, Oblong Muslim pada Jiwa Remaja - Dituliskan menjadi pilihan fashion yang tepat bagi remaja yang merasa muslim muda, aktif dan dinamis - Omus hampir sama seperti oblong pada umumnya, hanya ada beberapa detail yang berfungi untuk menutupi bagian tubuh tertentu. - Diwujudkan dengan mempertimbangkan tingkat kenyamanan saat aktif beraktivitas, seperti saat silaturahmi berkumpul bersama keluarga besar. - Tampilan simple, kasual dan sporty membuat busana ini bisa dikenakan untuk kegiatan lain. - Memiliki desain yang membawa pesan untuk berbagi (desain red card), berani mengambil keputusan (desain choose the right) - Segmen konsumen: muslim muda
  • 131. Sumber: KR, Selasa Pahing 2 Agustus 2011, Hal. 1 Judul Berita: Pasar Sore Ramadan Kian Menjamur – Aneka Kuliner Mulai Harga Rp 1.000 - Dapat ditemukan di sepanjang jalan – jalan di Yogyakarta - Hampir semuanya adiserbu pembeli - Semula hanya ada di Kampung Kauman, sejak 7 tahun lalu muncul juga di Kampoeng Ramadan (jl. Jogokariyan Mantrijeron) dan sejak 2 tahun lalu juga muncul di Jalurgaza (jl. Nitikan Umbulharjo) - Jalurgaza diresmikan oleh Walikota Yogyakarta – Jalurgaza (Jajanan Lauk Satur Bubug Asar Zerba Ada) - Jalurgaza tidak hanya menjual makanan namun juga busana muslim, aneka kerajinan dan suvenir - Terdapat gubug – gubug kecil tempat pedagang berjualan - Buka jam 3 sore dan dagangan telah habis bahkan sebelum waktu berbuka
  • 132. Sumber: KR, Kamis Wage 4 Agustus 2011, Hal. 22 Judul Berita: Tarling, Jalin Komunikasi Lebih Baik Setting Lokasi: Magelang - Merupakan Tarling Muspida perdana - Dianggap menjadi wahana bersilaturahmi dalam rangka sosialisasi program – program pemerintah dan menciptakan interaksi dengan masyarakat - Dilaksanakan di setiap kelurahan di wilayah kota Magelang (di 20 desa di 20 kecamatan)
  • 133. Sumber: KR, Rabu Pon 3 Agustus 2011, Hal. 9 – Lingkar Yogya Merupakan sebuah berita dalam bentuk foto Sherly, pedagang di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, sibuk melayani pembeli kolang-kaling yang menjadi bahan minuman favorit pembuka puasa di bulan Ramadan. Biasanya, dalam sehari Sherly hanya menjual kolang-kaling yang didatangkan dari Tasikmalaya, Jawa Barat, sebanyak 2 kuintal dengan harga Rp 5.000/kg, kini bisa 2 ton dan dijual Rp 7.000/kg
  • 134. Sumber: KR, Rabu Pon 3 Agustus 2011 Hal. 13 Judul: „Home Recording‟, Eksplorasi Kreativitas - Mulai muncul sekitar tahun 1997 - Awalnya berkaitan dengan harga perangkatnya yang mulai murah dan beberapa personel band tidak puas dengan hasil sound recording yang ada - Musik hasil recording orang lain terkadang melenceng dari arransemen awal dan keinginan player - Karena keterbatasan dana, para personel band mencoba bermusik lebih dalam dengan alternatif home recording - Home recording tidak memerlukan tempat yang luas. Bisa dilakukan di rumah atau kos.
  • 135. - Perangkat yang digunakan seperti soundcard, komputer, aplikasi rekam, dsb - Mempertajam persaingan masing – masing individu untuk saling belajar
  • 136. Sumber: „Merantau sebagai Refleksi Ideologi Gender pada Masyarakat Motean, Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah Ditulis oleh: Almira Rianty, Tesis S2, UGM, 2004 - “Secara garis besar, alasan yang diberikan oleh perantau ketika ditanya mengapa mereka merantau adalah karena di Motean tidak ada pekerjaan” (hal. 123) - “Selama anak menempuh pendidikan sekolah, biasanya anak tidak dibebani pekerjaan baik sifatnya membantu ayah mencari ikan atau membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga” (hal. 124)
  • 137. - “Tidak banyak yang dilakukan oleh remaja putus sekolah di Motean selain adakalanya membantu orang tua, berkumpul dan bercanda dengan teman-teman, serta pergi jalan-jalan ke luar Motean, seperti ke Kota Cilacap, Pangandaran, atau ke Nusakambangan” (hal. 124) - Remaja putus sekolah perempuan menyapu rumah, membantu masak, dan mencuci pakaian tidur siang, bekerja menjaga warung orang lain (hal 125 – 126) - Pembagian kerja bagi anak – anak remaja dalam rumahtangga di Motean Perempuan: membantu ibunya memilah dan memilih ikan hasil tangkapan ayajnya, menyiapkan masakan untuk keluarga, dan mememberihkan rumah Anak laki-laki: mengambil air atau membantu ayahnya mencari ikan Mencuci baju tanggungjawab masing-masing anak dan diminta membantu mengasuh adik-adik mereka tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin
  • 138. - “… selama anak belum berumahtangga, mereka masih menjadi tanggung jawab orang tua” (hal. 127) - Tidak ada istilah remaja pengangguran … Remaja merantau lebih karena pada motivasi untuk (1) membantu orang tua (perantau perempuan), (2) rasa „penasaran‟ terhadap apa yang diceritakan teman-teman mereka sepulang dari merantau (perantau laki-laki), (3) membangun rumah - Perantau perempuan sebagian sebagai pembantu rumah tangga – “perempuan diposisikan untuk tidak bersinggungan langsung dengan alam” (hal. 131) - Perantau laki-laki bekerja di pengelasan tongkang dan bekerja di laut lepas - Dalam pemilihan jenis pekerjaan, berdasarkan pertimbangan berdasarkan ideologi gender (hal. 132)
  • 139. - Harapan akan kehidupan yang lebih baik, harapan akan terwujudnya berbagai keinginan - Impian terhadap apa yang akan diraih selama merantau tidak selamanya dapat diperoleh - harapan untuk membawa sejumlah uang (perantau laki-laki) – rasa terpaksa harus keluar dari pekerjaannya dan kembali ke Motean karena alasan keluarga (perantau perempuan) - Rumah-rumah yang dianggap rumah bagus di Motean adalah rumah yang berdinding dan berlantai keramin, biasanya lebih luas daripada rumah di sana pada umumnya (hal. 142) - “Perantau yang berhasil itu kalau sudah mempunyai rumah” (hal. 144)
  • 140. - Perubahan warna kulit - Perubahan cara berpakaian – pemilihan model (mirip dengan remaja-remaja di sinetron-sinetron yang ditayangkan di TV swasta - perantau perempuan), pemilihan merek (perantau laki- laki) - Perubahan cara berbicara, tampak pada perantau perempuan dari Jakarta
  • 141. - Laki-laki nelayan menghabiskan hasil tangkapan untuk menkonsumsi minuman keras sebagai penghangat tubuh dan mabuk-mabukkan, serta judi - Minuman keras dikonsumsi oleh generasi muda (laki-laki) untuk sekedar mabuk-mabukkan - „Buka botol‟ – untuk menjamu teman-teman di daerah asal (biasanya dilakukan oleh perantau ABK dan yang dari Batam) - Perantau (pemuda laki-laki) yang bekerja di darat menghabiskan uang gajiannya untuk penginapan, makan, rokok dan minum minuman keras - Perantau perempuan menjamu teman dengan makanan kecil yang dibawa dari rantau atau mentraktir makan temannya di warung
  • 142. - “Posisi minuman keras … disejajarkan dengan rokok. Dalam arti sebagai media untuk pergaulan dan bersosialisasi dalam kelompok masyarakat tertentu khususnya laki-laki” (hal. 154) - “… merantau menjadi salah satu bagian dari rencana hidup generasi muda …” (hal. 156) - Sebagian besar perantau perempuan belum menikah, sementara perantau laki-laki sebagian sudah menikah dan sebagian belum - Merantau – aktivitas pegi ke luar Cilacap untuk bekerja (perubahan ekologi Segara Anakan dari perairan menjadi daratan telah membuat masyarakat Motean gelisah. Hasil tangkapan mereka semakin hari semakin menurun).
  • 143. Sumber: KR, 3 September 2012, Hal. 14 Judul: Di Balik „Booming‟ Teknologi K-Pop Oleh: Andi Megawati, Mahasiswi Universitas Teknologi Yogyakarta - Budaya K-pop menaikkan penggunaan handphone merek Korea - Samsung (HP Korea) menduduki peringkat tiga besar penjualan HP di Indonesia - Marketing Samsung mengemas prodil mereka melalui kemasan budaya seperti film dan atau drama Korea - Drama Korea mendapat simpati dan pujian dari kalangan perempuan - Gaya hidup dan kebudayaan artis Korea ditiru – cara berpakaian, berbicara, berpenampilan, gaya bahasa hingga penggunaan HP merek Samsung
  • 144. Sumber: KR, 7 Mei 2012, Hal 21 Judul: K-Pop dan Krisis Nasionalisme Oleh: Iip Wijayanto, Dai dan Pemerhati Remaja - Demi mendapatkan tiket konser SUJU mereka yang masih berada dalam margin usia pelajar SD-SMA (1) rela bermalam di lokasi-lokasi ticket box (2) melupakan sekolah (membolos) (3) tidak mempedulikan persiapan untuk menghadapi ujian nasional - Para pelajar di negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Myanmar yang relatif memiliki karakteristik budaya yang sama tidak ikut-ikutan latah - Pelajar kita saat ini mengalami krisis identitas – identitas seorang pelajar tentunya adalah nasionalisme yang diimplementasikan dalam bentuk cinta dan bangga kepada budaya nasional - Ketika di Jepang demam gaya busana harajuku, kitapun segera ikut- ikutan
  • 145. Sumber: KR, 8 Juli 2012, Hal. 16 Judul: Penyanyi Instan Ala „Talent Box‟ – Peminatnya Sebagian Besar Ibu-Ibu - Maraknya acara-acara menyanyi mencari bakat diiringi dengan munculnya studio rekaman instan. - Talent box berdiri sejak tahun 2003, … telah berkembang di 5 kota, yakni Bandung, Depok, Serang, Yogyakarta dan Jakarta - “Talent box juga berkembang seiring dengan maraknya sekolah tarik suara (sekolah vocal) yang menjamur di seluruh Indonesia” - Didirikan oleh duo marketer jebolan Hewlett Packard dan Advan Komputer, Ir Goenardjoadi Goenawan MM dan Ir Teddy Tjan yang bernaung di bawah bendera TG Marketing Brand, Channel, Franchise consultant.
  • 146. - Talent menarik biaya Rp 60ribu untuk tiga lagu pada setiap orang yang berminat merekam suaranya. Waktu yang diperlukan untuk rekaman Cuma 20-30 menit - Pelanggan tinggal menunggu 5-10 menit, lalu bisa pulang membawa sekeping VCD dengan suara sendiri - Rekaman profesional, satu lagu butuh waktu 6 jam - Dikembangkan untuk mengakomodasi minat dalam berkaraoke dan peluang pasarnya menjanjikan karena pemainnya jarang - Pelanggan berasal dari berbagai usia dan strata sosial, yang terbanyak adalah ibu-ibu
  • 147. Sumber: KR, 20 Mei 2012, Hal. 11 Judul: Digemari Perempuan Biasa Sampai Artis – Pilates Buat Tubuh Langsing dan Fresh - “Kini, senam pilates banyak digemari mulai kalangan artis, ibu- ibu dan remaja” - Pilates telah menjadi sebuah life style - Gerakan pilates banyak fokus pada otot dan pernafasan sehingga tak hanya memperbaiki postur tubuh tapi jugamelancarkan peredaran darah - Senam pilates diciptakan karena gaya hidup modern, postur tubuh yang sering membungkuk disertai pernafasan yang tidak efisien menjadi akar munculnya masalah kesehatan
  • 148. - Fokus gerakan senam pilates: (1) melatih otot-otot core atau batang tubuh yang menjaga tubuh seimbang, berpostur indah dan memberikan sokongan yang memadai untuk tulang punggung (2) melatih pernafasan (3) penjajaran tulang belakang (4) penguatan otot-otot tubuh bagian dalam - Efek lain: memberi dampak pada kesehatan emosional - Mulai dikembangkan pilates untuk ibu hamil
  • 149. Sumber: KR, 2 Maret 2012, Hal. 19 Judul: Komunitas Unik – Youth Forum, dari, oleh, untuk Remaja Oleh: Gan Michelle Amadeus - Youth Forum memposisikan diri sebagai seorang sahabat untuk mendengarkan curahan isi hati - Keinginan untuk mempelajari lebih dalam tentang dunia remaja, serta kesadaran bahwa remaja butuh informasi yang tepat terkati dengan dunianya menjadi dasar adanya Youth Forum - Youth Forum tidak hanya bertaraf lokal, YF juga hadir di kota-kota di Indonesia, bahkan dunia. Di Yogyakarta, YF berdiri tahun 2007. - Beberapa kegiatannya: trauma healing, riset, bedah film, audiensi, touring, hingga pengajuan petisi yang berkaitan dengan hak remaja - Topik yang dibahas: pacaran sehat, kesehatan reproduksi (kespro), dll
  • 150. Sumber: KR, 21 Agustus 2011, Hal. 11 Judul: Makin Eksis – Komunitas Animasi di Yogya Oleh: Anik Puspitosari - Pada tahun 1955 di Indonesia sudah ada film animasi berjudul Si Doel Memilih (karya Dukut Hendronoto) – membuktikan lahirnya tonggak sejarah animasi modern - Wayang kulit, dalam artikel ini, dimaknai sebagai salah satu bentuk animasi – memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik yang dimainkan dalang - Berawal dari tekad untuk membangun Yogya dengan animasi, pada tanggal 17 Juli 2010 berdiri Komunitas Animasi Yogya – Jogjanimation – dengan 1.500 anggota (300 aktif) - Di Yogya ada 20 studio animasi dan 10 sekolah yang memiliki jurusan animasi. - Banyak anak-anak remaja yang membuat video animasi tidak ada tempat untuk menyalurkan ekspresinya
  • 151. Sumber: http://krjogja.com/read/123530/kosongkan-lemari- sambil-beramal.kr Judul: Kosongkan Lemari Sambil Beramal - “Komunitas ini menggelar garage sale yang menggabungkan barang bekas dengan barang baru. Menggandeng delapan online shop” - “Sistem penjualan langsung ini menjadi trend. Dengan 'membuang' barang-barang yang berdebu dan penuh sesak mampu menghasilkan uang. Akhirnya, pendapatan membukit, bahkan ada kalanya koleksi baju yang terkadang 'jadul' itu dibeli dan didonasikan bagi meraka yang kurang beruntung. Hal ini yang dilakukan oleh Komunitas Jendela.” - Sebagian besar barang yang dijual adalah baju perempuan - Ketika masyarakat tidak punya uang untuk donasi, mereka bisa memberikan baju yang layak jual untuk diuangkan. Ini juga salah satu cara agar bagi pembeli yang ingin beramal
  • 152. Sumber: http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/4%20Putri%20Ekasari.pdf Judul: „Dampak Sosial-Ekonomi Masuknya Pengaruh Internet dalam Kehidupan Remaja di Pedesaan‟ Oleh: Putri Ekasari dan Arya Hadi Dharmawan, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB Setting Lokasi: Desa Cibatok I dan Desa Pangradin, Kabupaten Bogor Responden: 15 laki-laki dan 15 perempuan
  • 153. - Rata-rata remaja laki-laki di Desa Cibatok I dan Desa Pangradin sering membuka situs hiburan, seperti Youtube, 4shared, Game Online, dan lain-lain karena hobby yang mereka miliki - Rata-rata tujuan remaja perempuan di Desa Cibatok I dan Desa Pangradin membuka situs internet adalah untuk menjalin pertemanan di dunia maya yang dapat dilakukan melalui situs jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, Hello, dan lain-lain - Tingkat pendidikan mempengaruhi ragam situs yang dibuka. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka semakin banyak situs yang pernah dibuka. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan responden maka situs yang dibuka tidak beragam (hanya pernah membuka satu situs saja)
  • 154. - Frekuensi atau lamanya waktu yang dihabiskan oleh responden dalam sehari di kedua desa berada dalam kategori rendah, yaitu kurang dari lima jam - Setengah dari remaja di Desa Cibatok lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, sedangkan lebih dari separuh remaja di Desa Pangradin lebih banyak menghabiskan waktu di rumah (Mereka jarang bepergian karena akses menuju kota sangat jauh dan sulitnya sarana transportasi) - Rata-rata remaja di Desa Cibatok I merasa lebih nyaman berinteraksi melalui chatroom dengan teman di dunia maya yang disediakan oleh situs jejaring sosial dibandingkan dengan teman yang ada di sekitar atau di sebelahnya
  • 155. - Remaja di kedua desa memanfaatkan internet untuk menambah teman atau relasi melalui situs jejaring sosial seperti Facebook. Melalui Facebook, mereka dapat menjalin pertemanan dengan banyak orang yang tidak terbatas oleh geografis - Internet bagi remaja di kedua desa dijadikan sebagai sarana hiburan. Bagi remaja laki-laki, mereka sering bermain game online untuk menghilangkan kejenuhan setelah beraktivitas - Pada saat ini, remaja di kedua desa juga telah memanfaatkan internet sebagai sarana bisnis untuk menjual suatu produk mereka secara online atau mempromosikan band agar dikenal oleh masyarakat dunia maya lainnya - Pengaruh internet telah menyebabkan sebagian remaja di kedua desa sering melupakan tugas sekolah dan waktu beribadah
  • 156. 30% 25% 20% Cibatok I 15% Pangradin 10% 5% 0% Pendidikan Internet Rumah Warung Internet PonselTransportasi ke (belanja, bermain dan lain-lain) Hiburan sekolah Deposit (menabung, diberikan ke orang tua bagi yang bekerja)
  • 157. Sumber: http://eprints.ums.ac.id/1575/1/15-24.pdf Judul: Peningkatan Keterampilan Pencegahan Perilaku Penyalahgunaan Narkoba bagi Remaja di Desa Gonilan, Sukoharjo Oleh: Arif Widodo, Prodi Keperawatan – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Surakarta - 75 % penyalahguna narkoba adalah remaja Indonesia berumur 15-25 tahun - Jenis narkoba yang sering disalahgunakan (dikonsumsi): (1) ganja (2) Amphetamine (Ecstasy dan Shabushabu) (3) Opiat (morphine, heroin/putaw) (4) Kokain (5) Alkohol (6) Sedatif / Hipnotika
  • 158. Faktor yang menyebabkan remaja menggunakan narkoba yaitu keinginan untuk bersenang, lari dari kebosanan, rasa ingin tahu yang tinggi, ajakan teman. Pencegahan narkoba yakni: a. Lingkungan pergaulan yang sehat b. Memperkuat keimanan c. Komunikasi baik d. Hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok
  • 159. Sumber: http://krjogja.com/read/136645/mukena-tidy-jadi-tren- bagi-anak-muda.kr Judul: Mukena Tidy Jadi Tren Bagi Anak Muda - Tren salah satu perlengkapan muslim terutama mukena di DIY selama bulan Ramadan 2012 kali ini yaitu mukena tidy atau mukena jumputan. Mukena tidy dengan corak yang simple dan menawarkan aneka warna yang menarik ini banyak diminati anak muda dan remaja sehingga penjualannya cukup tinggi. - Selain mukena model jumputan, kali ini mukena dengan bahan parasut pun sedang banyak diminati ... "Mukena parasut ini sebenarnya dulu sudah keluar, tapi kemudian hilang, sekarang keluar lagi dan penggemarnya pun banyak," tambahnya. - … mukena dengan bahan sutra dan sulama asli dari Padang yang dibandrol dengan harga Rp2.5 juta ini, menjadi favorit bagi kalangan atas.
  • 160. Sumber: KR, 24 Juli 2012, Hal. 14 Judul: Saat Buka Puasa – Kolang-Kaling Laris Manis Lokasi Pasar Gedhe Solo - Makanan berbahan baku dari buah aren – rasanya kenyal, manis dan dicampur gula - Merupakan santapan idola anak-anak dan kalangan remaja yang berpuasa - Hari biasa – dua kuintal per hari, Bulan Puasa – satu ton per hari - Biasa dibuat kolak atau campuran es buah - Harga menjadi naik dua kali lipat akibat permintaan yang meningkat - “Kebanyakan yang beli ibu-ibu, biasanya untuk persiapan berbuka puasa. Ada juga yang dijual lagi dalam bentuk es cendol” (Ny. Sumiati – Penjual Kolang-kaling)
  • 161. Sumber: KR, 23 Juli 2012, Hal. 11 Judul: „Kerudung Obama-Ibu Aladdin‟ Jadi Favorit Setting Lokasi: Temanggung - Model kerudung yang diminati – (1) kerudung yang dikenakan artis dalam serial sinetron, (2) model Obama dan Ibu Aladdin - Peminat: kaum ibu dan remaja putri - Penjualan: 20 potong per hari - Laris karena pesona artis pemakainya, serta kesesuaian saat berperan di sinetron
  • 162. - Artis yang cantik, berperan feminin, baik hati dan nsabar, serta yang jadi lakon, kerudung yang dikenakan pasti dicari di pasar - Untuk mendukung penampilan di bulan Ramadan agar lebih terlihat muslimah - Warga mencari harga yang standar - Seorang pembeli mencari kerudung model yang dipakai ibunya Aladdin k(banyak dipakai ibu – ibu muda) arena ingin tampil cantik dan menarik – dinilai pas dengan wajah dan sedang banyak penggemarnya - Pembeli yang lain menyukai model kerudung Obama karena lebih modis dan mudah dikenakan – cocok bagi remaja dan tidak ribet saat dipakai atau ketika memakainya
  • 163. Sumber: KR, 25 Juli 2012, Hal. 8 Judul: Heboh „Love is You‟ Cherrybelle - Penampilan Cherrybelle (Chibi) pada Malam Keakraban dan Kesenian with Cherrybelle: Arisan Pendidikan Budi Utama (ARMA) Yogyakarta „Kaleidoskope, Harmonis dalam Keanekaragaman‟ di Grand Pacific Hall, Yogyakarta - ARMA beranggotakan orangtua siswa dan pengurus Yayasan Pendidikan Budi Utama - Kegiatan dirangkai dengan pemberian beasiswa dan atraksi kesenian oleh siswa Budi Utama
  • 164. - Anak – anak yang hadir pada acara gathering tersebut langsung berhamburan mengejar para personel Chibi, saat mereka ketahuan memasuki ruangan - Anak – anak yang berada di dekat panggung berusaha mengabadikan penampilan Chibi (foto, video), dan mencoba berjabat tangan. - Seorang anak harus digendong di bahu orangtuanya agar bisa melihat dengan jelas penampilan Chibi
  • 165. Sumber: KR, 26 Juli 2012, Hal. 5 Judul „Degan‟ Lereng Merapi, Diburu Setting Lokasi: Sleman - Memasuki minggu pertama Ramadan, permintaan degan (kelapa muda) dari kawasan lereng Merapi meningkat tajam - Banyak tengkulak luar DIY menyerbu degan dari Desa Wukirsari dan Umbulharjo Cangkringan – tekstur daging buah dan airnya lebih segar dan berkualitas - Kelapa muda lereng Merapi banyak disuplai untuk memenuhi permintaan pasar di wilayah Delanggu, Klaten dan sekitarnya - Penjualan degan naik tiga kali lipat dibanding hari-hari biasa - Naiknya harga kelapa muda, bagi warga Wukirsari, merupakan berkah Ramadan
  • 166. Sumber: KR, 29 Juli 2012, Hal. 20 Judul: Pengembaraan Imajinasi Komunitas „Cahaya‟ Setting Lokasi; Kota Yogyakarta - Komunitas Sanggar Menulis Cahaya (Membaca dan Menghasilkan Karya), diasuh Perpustakaan Kota Yogyakarta dan Forum Lingkar Pena (FLN) - Terdiri dari anak-anak SD dan SMP yang menggeluti dunia membaca dan menulis - Komunitas ini juga bisa main tetater, menyanyi dan bermain musik - Dalam komunitas ini anak-anak diajak untuk „mengembara‟ di belantara imajinasi
  • 167. Sumber: KR, 27 Februari 2012, Hal. 13 Judul: Menambah Kreativitas Anak – Musik Bukan Lagi Kebutuhan Tersier Setting Lokasi: Yogyakarta - Belajar musik … sudah menjadi kebutuhan sekunder, bahkan primer. Sebab, dengan bermain musik bisa menambah kreativitas anak dalam pertumbuhan (Chasam Muhammad – Direktur Utama Jogja Music School) - Musik – menambah kepercayaan diri anak, melatih tingkat intelegensi anak, anak yang belajar musik lebih kreatif - Dengan banyaknya ajang mencari bakat di televisi memang mempengaruhi minat belajar musik bagi anak. Karena anak termotivasi ingin terkenal dengan bakat yang dimiliki, salah satunya dengan musik – terkadang anak-anak timbul niat belajar setelah melihat audisi
  • 168. Sumber: KR, 31 Juli 2012, Hal. 8 Judul: Peserta Jadi Model „Pesantren Cantik‟ – Berjilbab Tetap Tampil Dinamis dan Modis - Ragam kreasi kerudung dapat mempercantik penampilan muslimah namun tetap dalam bingkai syar‟i sesuai tuntunan agama - Kerudung yang tengah up to date: kreasi jilbab dengan topi dalaman maroko cempol dipadukand engan pashmina – didemonstrasikan oleh Tim Sanggar Kreasi Jilbab (SKJ) - Lebih dari seratus peserta baik remaja putri maupun ibu-ibu hadir untuk menambah ilmu tentang cara berhijab
  • 169. - Kreasi jilbab dengan pashmina: pashmina polkadot, pashmina viola bahan shifon, pashmina gradasi, dll - Topi dalaman cempol untuk mensiasati yang berambut pendek - Kegiatan pesantren cantk – menambah cantik dan biar tidak membosankan
  • 170. Sumber: KR, 16 Februari 2012, Hal. 11 Judul: Sisa Belanja untuk Lunasi PBB Setting Lokasi: Desa Pucungroto, Kedungubah, dan Kaligono – Kaligesing, Purworejo - Para ibu rumah tangga menabung uang receh untuk melunasi PBB - Ibu rumah tangga setempat aktif membuat tabungan sejak dekade 1980-an; Menyisihkan uang sisa belanja dan tidak akan menggunakan untuk kebutuhan lain karena takut kesulitan membayar pajak ketika jatuh tempo
  • 171. - Ibu rumah tangga setor ke desa, langsung dimasukkan ke kas daerah - Wajib pajak serentak melakukan pelunasan PBB dengan memecah tabungan di balai desa setempat - Masyarakat tidak pernah keberatan ketika akan membayar pajak karena selain sudah disiapkan, mereka menilai uang yang disetor akan dikembalikan kepada desa dalam bentuk pembangunan – “jika bayar pajaknya lancar, pembangunan di desa juga tambah maju”
  • 172. Sumber: KR, 16 Februari 2012, Hal. 9 Judul: PNS Wajib Beli Tempe Setting Lokasi: Pekalongan - Terbit Surat Edaran (SE) untuk mengajurkan PNS membeli tempe; SE No 510.I/0334 Walikota Pekalongan kpada semua PNS Kodya Pekalongan - (1) SE untuk menumbuhkan usaha perajin di kampung tempe, (2) meyakinkan jajaran PNS jika tempe itu higienis dan patut dikonsumsi - Setiap 2 (dua) minggu SPKD (Satuan Perangkat Kerja Daerah) di seluruh Pemkot Pekalongan diwajibkan membeli lima potong tempe ukuran 3,s ons
  • 173. Sumber: KR, 13 Februari 2012, Hal. 14 Judul: Dalam Aktivitas Online Berisiko – Lebih Banyak Dewasa Muda yang Terlibat - Internet telah menjadi sebuah kebutuhan (tidak hanya untuk orang dewasa tapi juga anak-anak) - 1 dari 3 anak berkata bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa internet (riset Synovate)